Professional Documents
Culture Documents
KLM
KLM
JURNAL
Oleh:
KAROLUS BOROMEUS RETA
(2008510007)
1
Tempurung kelapa merupakan lapisan yang keras 7 2
dengan ketebalan antara 3 mm sampai 5 mm. 1.099.18 4.011.18
Sifat kerasnya disebabkan oleh banyaknya 2006 36,49
4 2
kandungan silika (SiO2) yang terdapat pada 1.153.49 4.252.18
tempurung tersebut. Dari berat total buah kelapa, 2007 36,86
6 2
antara 15% sampai 19% merupakan berat 1.235.93 5.053.10
tempurungnya. Selain itu tempurung juga banyak 2008 40,88
3 7
mengandung lignin. Pada umumnya, nilai kalor 1.295.07 5.266.72
yang terkandung dalam tempurung kelapa adalah 2009 40,67
0 0
berkisar antara 18200 KJ/Kg hingga 19338,05
1.257.72 5.587.31
KJ/Kg (Palukun, 1999 dalam Draha, 2009). 2010 44,42
1 8
(BPS, 2011)
Tabel 2.1 Komposisi Kimia Tempurung Kelapa
Umumnya tongkol jagung dipergunakan
Komponen Jumlah (%) sebagai pakan ternak sapi, ataupun di daerah
Air 8.00 pedesaan tongkol jagung ini dapat dimanfaatkan
Abu 0.60 sebagai obat diare (Suprapto dan Rasyid, 2002
dalam Soeprijanto., dkk, 2008). Komposisi
Pentosan 27.0
tongkol jagung dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Lignin 29.4 Tabel 2.3. Komposisi Kimia Tongkol Jagung
Sellulosa 26.6 Komponen Jumlah (%)
Uronat anhidrad 3.50 Air 9.6
Solvent Ekstratif 4.20 Abu 1.5
Nitrogen 0.11 Hemiselulosa 36.0
(Suhardiyono, 1995 dalam Draha, 2009) Selulosa 41.0
Lignin 6.0
Tongkol Jagung
Jagung merupakan komoditas palawija Pektin 3.0
utama di Indonesia ditinjau dari aspek Pati 0.014
pengusahaan dan penggunaan hasilnya, yaitu (Lorenz dan Kulp, 1991 dalam IPB, 2007)
sebagai bahan baku pangan dan pakan.
Kebutuhan jagung terus meningkat seiring Bambu
dengan terus meningkatnya permintaan bahan Tanaman bambu mempunyai banyak
baku pakan. Komposisi bahan baku pakan ternak manfaat. Akar bambu berfungsi sebagai penahan
unggas membutuhkan jagung sekitar 50% dari erosi atau mencegah bahaya banjir. Berlian dan
total bahan yang diperlukan (Sarasutha, 2002). Rahayu (1995), batang bambu dapat
Jumlah produksi tanaman jagung dari tahun 2005 dimanfaatkan sebagai bahan bangunan seperti
– 2010 di Jawa Timur dapat dilihat pada Tabel dinding, rangka kuda-kuda, tiang, kaso,
2.1 di bawah ini. lantai,pintu, kusen jendala dan atap. Pengolahan
Tabel 2.2. Jumlah Produksi Tanaman Jagung batang bambu dapat dibentuk menjadi peralatan
Tahun 2005 – 2010 di Jawa Timur rumahtangga seperti kerai, tirai, tikar, taplak alas
Luas Produktivita makan, kap lampu, keranjang, tempat nasi, dll.
Tahu Produksi
Panen s Selain itu, batang bambu dijadikan barang
n (Ton)
(Ha) (Ku/Ha) kerajinan serta anyaman, kursi, meja, lemari, rak,
2005 1.206.17 36,47 4.398.50 dan tempat tidur. Secara tradisional, masyarakat
2
dibeberapa daerah di Indonesia, telah membuat umum didefinisikan sebagai fast pyrolysis
peralatan musik, olah raga, rekreasi, (Peacocke dan Yusuf, 2009 dalam Brunn, 2011).
pembungkus, sayuran, obat obatan dari bambu Slow pyrolysis dapat dikategorikan
malahan senjata sewaktu perjuangan melawan sebagai low-tech dan teknologi yang kuat yang
penjajah. Dimasa kini, industri telah telah dioptimalkan untuk produksi bio-arang.
mengembangkan bambu menjadi pulp dan kertas, Sejarahnya, slow pyrolysis menggunakan
bambu lapis (ply bambu), dan bagian dari biomassa kayu dalam tungku tradisional, telah
composite board. Komposisi bambu dapat dilihat menjadi teknologi yang umum untuk
pada Tabel 2.4. memproduksi arang (Antal dan Gronli, 2003
Tabel 2.4. Komposisi KimiaBambu dalam Brunn, 2011). Produk cairan dan gas
Komponen Jumlah (%) dalam beberapa desain proses keluar sebagai asap
yang dapat menimbulkan polusi udara.
Ekstrak larut air dingin 3.70
Dibandingkan dengan fast pyrolysis, slow
Ekstrak larut air panas 6.23 pyrolysis menggunakan tingkat pemanasan yang
Ekstrak larut alkohol Bz 3.74 lebih lambat (berkisar antara 0,01 oC/s sampai 10
o
α-Selulosa 44.22 C/det, Peacocke dan Yusuf 2009 dalam Brunn,
2011), waktu tinggal padatan dan gas relatif lama
Holo-Selulosa 75.57 (beberapa menit sampai beberapa jam), dan
Lignin 27.17 biasanya temperaturnya lebih rendah. Kisaran
(Berlian dan Rahayu, 1995 dalam Draha, yang umum untuk variabel-variabel pada proses
2009) utama dan yield produk pada proses slow
pyrolysis dan fast pyrolysis dibandingkan dengan
Proses Slow Pyrolysis yield produk PCR ditunjukkan pada Tabel 2.1.
Proses pirolisis kadang-kadang diartikan Slow Pyrolysis yang modern juga dapat diproses
sama dengan proses karbonisasi (R. Menedez dan dalam reaktor kontinu, seperti: drum pirolisis,
R. Alvarez 1989; Kave dkk, 2004 dalam tungku rotari, atau screw pyrolysis (Brown, 2009
Fachrizal 2008; dan Husada, 2008 dalam Oniber dalam Brunn, 2011). Pabrik ini, selain arang, bio-
dan Rhizky, 2010). Namun, proses karbonisasi oil dan syngas yang dihasilkan, juga jauh lebih
sebenarnya memiliki perbedaan dengan proses efisien dalam penggunaan energi, jika
pirolisis, proses karbonisasi akan tetap terjadi dibandingkan dengan tungku tradisional. Dalam
walaupun ada sedikit oksigen di saat reaksi slow pyrolysis modern, syngas hasil dari proses
berlangsung. Menurut Singh dan Mirsa (2008) biasanya digunakan se-bagai suplai energi untuk
dalam Oniber dan Rhizky (2010), karbonisasi menjaga reaksi terus berlangsung, karena hal ini
merupakan suatu proses untuk mengkonversi secara teknis cukup sederhana dan cocok untuk
bahan organik menjadi arang. waktu retensi yang lama (Brunn, 2011).
Secara umum proses pirolisis selalu sama,
yaitu dekomposisi termal biomassa tanpa adanya Asap Cair
oksigen. Namun, terdapat perbedaan metodologi, Asap cair pada proses ini diperoleh dengan cara
dan pirolisis dapat dibagi menjadi tiga kondensasi asap yang dihasilkan melalui
subkategori dasar: slow pyrolysis, fast pyrolysis, cerobong slow pirolisis. Proses kondensasi asap
dan gasifikasi. Pirolisis yang sangat cepat menjadi asap cair sangat bermanfaat bagi
kadang-kadang dinamakan “flash pyrolysis” perlindungan pencemaran udara yang
(Demirbas dan Arin, 2002 dalam Brunn, 2011), ditimbulkan oleh proses tersebut. Di samping itu,
dan pada awalnya perbedaan ini penting, tapi asap cair yang mengandung sejumlah senyawa
sekarang sebagian besar telah menghilang. Saat kimia berpotensi sebagai bahan baku zat
ini, istilah “flash” telah digantikan dan secara pengawet, antioksidan, desinfektan ataupun
3
sebagai biopestisida (Nurhayati, 2000 dalam METODE PENELITIAN
Abdul., dkk, 2007). Karakteristik dan
pemanfaatan asap cair berdasarkan Grade 3, Pelaksanaan penelitian akan dilakukan
Grade 2 dan grade 1 adalah: pada bulan Januari sampai bulan Maret 2013
1. Asap cair grade 3 bertempat di Laboratorium Bio-Energi
Asap cair grade 3 tidak dapat digunakan Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang.
untuk pengawet makanan, karena masih banyak Massa sampel yang digunakan dalam
mengandung tar yang karsinogenik. Asap cair penelitian yaitu 25 Kg dengan suhu pirolisis 300
grade 3 tidak digunakan sebagai pengawet bahan °C. sedangkan lama proses pemanasan:
pangan, tetapi digunakan pada pengolahan karet, tempurung kelapa = 8 jam, tongkol jagung = 5,5
penghilang bau, dan pengawet kayu biar tahan jam dan bambu = 5,5 jam. Alat yang digunakan
terhadap rayap. pada penelitin ini yaiyu Slow Pirolisis
Cara penggunaan asap cair grade 3 untuk
pengawet kayu agar tahan rayap dan karet tidak Proses Pirolisis
bau adalah: 1 cc asap cair grade 3 dilarutkan - Menyiapkan bahan baku (tempurung kelapa,
dalam 300 ml air, kemudian semprotkan atau tongkol jagung dan bambu).
rendam kayu kedalam larutan. - Proses pembersihan bahan baku dan
2. Asap cair grade 2 kemudian di jemur sampai kering.
Asap cair digunakan untuk pengawet - Bahan baku tersebut dicacah (dengan ukuran 5
makanan sebagai pengganti formalin dengan taste cm – 10 cm).
Asap (daging Asap, Ikan Asap/bandeng Asap) - Masing – masing bahan baku ditimbang
berwarna kecoklatan transparan, rasa asam dengan berat 25 kg.
sedang, aroma asap lemah - Sampel dimasukkan ke dalam alat slow
Cara penggunaan asap cair grade 2 untuk pirolisis yang digunakan dan ditutup rapat.
pengawet pengganti formalin pada ikan - Tahap proses pirolisis dibakar pada suhu
adalah:celupkan ikan yang telah dibersihkan ke 300°C (tempurung kelapa 8 jam, tongkol
dalam 50% asap cair, tambahkan garam, biasanya jagung 5,5 jam dan bambu 5,5 jam)
ikan yang diawetkan pakai asap cair grade 2 - Produk yang keluar dari alat slow pirolisis
tahan selama 3 hari. berupa asap cair grade 3.
3. Asap cair grade 1 - Analisa dengan menggunakan GC-MS antara
Asap cair grade 1 digunakan sebagai lain: Senyawa fenol, senyawa karbonil dan
pengawet makanan seperti bakso, mie, tahu, senyawa asam.
bumbu-bumbu barbaque, berwarna bening, rasa
sedikit asam, aroma netral, merupakan asap cair
yang paling bagus kualitasnya dan tidak
mengandung senyawa yang berbahaya lagi untuk
diaplikasikan untuk produk makanan.
Cara penggunaan asap cair grade 1 untuk
pengawet bakso adalah dengan cara: 15 cc asap
cair dilarutkan dalam 1 liter air, kemudian
campurkan larutan tersebut kedalam 1 kg adonan
bakso, mie atau tahu dan disaat perebusan juga
digunakan larutan asap cair dengan kadar yang
sama dilarutkan kedalam adonan makanan.
Biasanya bakso yang memakai pengawet asap
cair grade 1 tahan penyimpanan selama 6 hari.
4
3.6. Alat Utama
2 1
8 5
9
5
HASIL DAN PEMBAHASAN penampungan asap cair grade 3. Asap cair grade
3 yang dihasilkan dari proses pirolisis tersebut
Pirolisis merupakan suatu reaksi dengan kemudian diukur volumenya menggunakan gelas
tiga tahap penting, yaitu tahap memulai, tahap ukur, kemudian dimasukkan ke dalam botol
perambatan dan tahap penghentian. Pada tahap bahan yang ditutup rapat dan disimpan pada
memulai akan terjadi pemutusan rantai ikatan temperatur kamar.
yang lemah karena adanya kenaikan suhu. Hasil dari penelitian asap cair grade 3
Radikal bebas yang telah terbentuk pada tahap dengan proses slow Pirolisis Suhu 300 °C dapat
perambatan akan tepecah lagi membentuk radikal dilihat pada gambar berikut ini:
bebas baru yang lebih kecil, atau senyawa stabil
(Sabarodin & Dewanto, 1998 dalam Tri
Anggono, dkk, 2009).
Sebelum proses pirolisis dilakukan, mula-
mula dilakukan pengumpulan sampel yang
berupa limbah pertanian tempurung kelapa,
tongkol jagung dan bambu. Setelah limbah
pertanian tersebut terkumpul, kemudian
dilakukan penjemuran agar diperoleh berat kering
dari sampel dan pembersihan masing-masing
jenis sampel yang akan digunakan. Sampel- Gambar 4.1 (a) Gambar 4.1 (b) Gambar 4.1 (c)
sampel tersebut dipotong kecil-kecil dengan Gambar 4.1 Asap cair grade 3 dari tempurung
ukuran 5 – 10 cm yang bertujuan untuk Kelapa (a), Asap cair grade 3 dari bambu (b),
memperkecil luas permukaan dari sampel agar dan Asap cair grade 3 dari tongkol jagung (c).
lebih mudah dalam proses penimbangan,
pemasukkan ke dalam alat slow pirolisis dan Asap cair grade 3 yang di hasilkan pada proses
proses pembakaran. Kemudian sampel ditimbang slow pirolisis dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut:
dengan berat masing-masing sampel 25 kg. Tabel 4.1 Karakteristik asap cair grade 3 dari
Setelah itu api dinnyalakan lalu blower Tempurung kelapa, tongkol jagung dan bambu.
dihidupkan sampai api membesar dan penutup
slow pirolisis ditutup rapat hingga tidak ada Asap Cair
celah untuk asap dari proses pembakaran keluar, Jenis Suhu Rendaman Warna
hingga mencapai temperatur 300oC. Sampel Pirolisis (% b/b)
Pada temperatur ini sampel dapat terbakar (oC)
habis dan menghasilkan asap cair grade 3. Asap Tempurun 300 40 % Merah
cair yang dihasilkan antara lain: tempurung g Kelapa kecoklatan
kelapa 1000 ml pada proses pembakaran selama Tongkol 300 48 % Kuning
8 jam, tongkol jagung 1200 ml dengan proses Jagung
pembakaran selama 5,5 jam dan bambu 900 ml Bambu 300 36 % Kuning
dengan proses pembakaran selama 5,5 jam. kecoklatan
Dalam slow pirolisis tidak ada yang tersisah Total _ 124 _
(terbakar seluruhnya).
Pada temperatur 300 oC, asap dari reaktor Analisis Dengan GC-MS
pirolisis mulai keluar melewati kondensor (sistem
pendingin), menuju ke siklon dan tangki filter, Asap cair grade 3 yang dihasilkan dari
kemudian asap mulai keluar melewati selang proses pirolisis tersebut, masing-masing
berupa asap cair grade 3 dan asap menuju tempat dimasukkan ke dalam botol dan ditutup rapat
6
No Wakt Nama Konsen
mor u Senyawa trasi
untuk dilakukan analisis menggunakan GC-MS Pea Reten (%)
untuk diketahui komponen kimia penyusunnya. k ensi
Pada penelitian ini preparasi dan analisis sampel (meni
dilakukan di Laboratorium Kimia Organik t)
1 2.244 Acetic Acid 81.00
FMIPA Universitas Brawijaya Malang. Adapun Ethylic acid
kromatogram dari ketiga sampel dapat terlihat Vinegar acid
dibawah ini : Glacial
acetic acid
Tabel 4.2 Kandungan kimia asap cair yang
2 2.391 Propanoic 4.91
teridentifikasi dengan teknik GC-MS pada bahan Acid
baku tempurung kelapa. Propionic
acid
Prozoin
Dari hasil GC-MS dapat diketahui bahwa Luprosil
kandungan phenol konsentrasi 5.47% dengan 3 3.089 Metacetonic 5.64
waktu retensi 4.507 menit lebih rendah dari acid
senyawa lain dalam asap cair yang masih besar Ethylformic
yaitu Acetic Acid, Ethylic acid, Vinegar acid, acid
Ethanoic acid, Glacial acetic acid dan
4 3.233 2- 2.98
Methanecarboxylic acid. Hal ini di karenakan furancarboxa
pada suhu 300oC, struktur biomasa ldehyde
terdekomposisi dengan melepaskan uap. Uap furfural
yang terlepas terdiri dari gas-gas yang 2-
terdekomposisi seperti CO, H2, metana, dan gas Furaldehyde
Fural
CO2, serta uap yang terdekomposisi seperti air, Furole
asam asetat, methanol, aseton dan tar. Furale
Furfurole
. 2-Furfura
Furaldehyde
2-propanone
1-
(acetyloxy)
Acetol
acetate
Acetylacetol
Acetoxyprop
anone
1-
Acetoxyacet
one
9
DAFTAR PUSTAKA Laporan Hasil Penelitian Program Studi
Teknik Kimia Universitas Tribhuwana
Abdul G. Haji., dkk. 2007. Karakterisasi asap Tunggadewi Malang 2010.
cair hasil pirolisis sampah organik padat
(characterization of liquid smoke pyrolyzed M. Wijaya., dkk.2008. Karakterisasi
from solid organic waste). Komponen Kimia Asap Cair dan
(http://www.repository.ipb.ac.id/, [online] Pemanfaatannya Sebagai Biopestisida.
diakses 18 Juni 2012). Laporan Hasil Penelitian Program studi
Kimia FMIPA UNM Makassar 2008.
Bruun. 2011. Application of Fast
Pyrolysis Biochar to a Loamy soil. Masramdhani, A. 2010. Dekomposisi Senyawa
(http://www.risoe.dtu.dk/rispubl/.../ris- – Senyawa Penyusun Pada Proses
phd-78.pdf, [online] diakses 10 Juli Pirolisis.
2012) (http://adimasramdhani.wordpress.com/2010
/04/05/pirolisis/, [online] Diakses 26 mei
Djatmiko, B., S. Ketaren, dan S. Tetyahartini. 2010).
1985. Pengolahan Arang dan Kegunaan-
nya. Bogor: Agro Industri Press. S. A. Novita, 2011. Kinerja Dan Analisis
Tekno-Ekonomi Alat Penghasil Asap Cair
Draha, Nodali. 2009. Uji Komposisi Bahan Dengan Bahan Baku Limbah Pertanian.
Pembuat Briket Bioarang Tempurung Laporan Hasil Penelitian Program Studi
Kelapa dan Serbuk Kayu terhadap Mutu Teknologi Pertanian Universitas Andalas
yang Dihasilkan. Padang 2011.
Laporan Hasil Penelitian Program Studi
Teknologi Petanian Universitas Sumatera Solichin, M dan A. Anwar, 2006. Deorub K
Utara 2009. Pembeku Lateks dan Pencegah Timbulnya
Bau Busuk Karet.
Cardinal, Mireille. 2001.Relation of smoking (Http://www.litbang.deptan.go.id/swish/swis
parameters to the yield, colour and h.cgi?query=karet;start=40, [online] diakses
sensory quality of smoked Atlantic salmon 11 Julii 2012)
(salmo salar)
(http://archimer.ifremer.fr/doc/.../publication Sutin. 2008. Pembuatan Asap CairDari
-656.pd..., [online] diakses 25 Juni 2012). Tempurung Dan Sabut Kelapa Secara
Pirolisis Serta Fraksinasinya Dengan
EPA. 2002. Toxicological Review Of Phenol. Ekstraksi.
(http://www.epa.gov/iris/toxreviews/0088tr.p Laporan Hasil Penelitian Program Studi
df,[online] diakses 27 Juni 2012). Teknologi Pertanian IPB Bogor 2008.
Fachrizal, N., dkk. 2008. Pembuatan Arang Tri Anggono, dkk, 2009. Pirolisis Sampah
Briket Ampas Jarak dan Biomassa. Plastik Untuk Mendapatkan Asap Cair
(http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/17082 dan Penentuan Komponen Kimia
436.pdf, [online] diakses 16 Maret 2012). Penyusunnya Serta Uji Kemampuannya
Laporan Akhir Program Riset Terapan, Sebagai Bahan Bakar Cair.
Program Intensif Riset KNRT, B2TE-BPPT. Laporan Staf Pengajar Program Studi Kimia
FMIPA Universitas Lambung Mangkurat,
Hauteas, O. S. dan Rhizki Syarifatur Banjarbaru 2009.
Rhosida.2010. Pengaruh Suhu
Karbonisaasi dan Kadar Amilum
terhadap Kualitas Briket Arang dari
Sekam Padi.