Professional Documents
Culture Documents
Analisis Pengaruh Aspek Moneter Dan Fiskal Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Analisis Pengaruh Aspek Moneter Dan Fiskal Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Angandrowa Gulo
ABSTRACT
This research based on the level of influence of monetary and fiscal aspect,
that is governmental expenditure (routine and development), money supply and
previous year of tax to economic growth of Indonesia. This research has a purpose
to analyse the monetary and fiscal aspect influence (governmental expenditure,
money supply and tax) and also economics condition to economic growth of
Indonesia The analysis uses Ordinary Least Square (OLS) method. For this
analysis aim, use a secondary database in time series form, 1988 – 2007, that is
data of governmental expenditure (routine and development), money supply,
acceptance of tax and PDB of Indonesia. The Data obtained from Treasury
Department, Central Bureau of Statistics, and other sources that is research result
and journals. Result of research indicate that the monetary and fiscal aspect had a
significantly effect to economic growth of Indonesia, with a determination
coefficient value (R2), in the amount of 99,54 percents. Partially, this analysis
result showed that the governmental expenditure (routine or development) had a
non significant and positively effect to economic growth of Indonesia, while money
supply and acceptance of year tax previously had a significantly and positive
effect to economic growth of Indonesia each at =1 % and 10 %. This means that
economic growth of Indonesia will progressively with increasing the governmental
expenditure, money supply, and tax acceptance of year previously. Pursuant to
result estimation model known that the economics condition hereafter economic
crisis had a significantly and negativ effect to economic growth of Indonesia. This
means that economic growth of Indonesia had an ugly progressively after
economic crisis in 1997.
-------------
Key words: economic growth, governmental expenditure, money supply, tax..
1. PENDAHULUAN
Pemerataan pembangunan ekonomi bagi bangsa Indonesia sudah lama
dinantikan serta diinginkan oleh rakyat Indonesia. Harapan dan cita-cita yang ingin
dijadikan kenyataan tersebut dapat diimplementasikan melalui pembangunan
ekonomi untuk dapat meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat.
Oleh karena itu dalam Pembangunan Nasional intinya adalah untuk kesejahteraan
dan kemakmuran yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia. Sampai sekarang
pembangunan ekonomi belum banyak tersentuh dalam pembangunan, sehingga
perlu untuk ditingkatkan.
Pembangunan nasional yang sedang dilaksanakan bertujuan untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. Pertumbuhan ekonomi Indonesia
tahun 2007 diperkirakan mencapai atau setidaknya mendekati target yang
ditetapkan pemerintah di dalam APBN 2007. Momentum percepatan pertumbuhan
83
_____________
ISSN 0853 - 0203
1
VISI (2008) 16 (3) 595 - 611
84
_____________
ISSN 0853 - 0203
VISI (2008) 16 (3) 595 - 611
2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan kajian tentang kebijakan pemerintah khususnya
aspek fiskal dan moneter dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi
Indonesia selama kurun waktu 1988 – 2007. Adapun kebijakan aspek fiskal dan
moneter yang dianalisis adalah pengeluaran pemerintah untuk dana rutin (GR),
pengeluaran pemerintah untuk pembangunan (GP), jumlah uang beredar (M2) dan
penerimaan pajak tahun sebelumnya (Tt-1) serta pengaruhnya terhadap
pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diproxy dengan PDB.
Jenis data yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah data kuantitatif,
yaitu data sekunder yang diperoleh dari berbagai instansi yang terkait yaitu
Departemen Keuangan, BPS dan sumber-sumber lainnya yaitu jurnal-jurnal dan
hasil penelitian.
85
_____________
ISSN 0853 - 0203
VISI (2008) 16 (3) 595 - 611
86
_____________
ISSN 0853 - 0203
VISI (2008) 16 (3) 595 - 611
88
_____________
ISSN 0853 - 0203
VISI (2008) 16 (3) 595 - 611
Untuk menjaga kestabilan nilai mata uang, Bank Indonesia sebagai otoritas
moneter diberikan beberapa wewenang dalam melakukan tugasnya. Dengan
merumuskan dan melaksanakan kebijakan moneter untuk mengendalikan uang
beredar dan suku bunga dalam perekonomian agar dapat mendukung pencapaian
tujuan kestabilan nilai uang tidak boleh dilakukan secara fleksibel. Hal ini akan
mempersulit dan menyebabkan aktivitas ekonomi menjadi terkendala dan lesu jika
Bank Indonesia terlalu intervensi dalam hal pengendalian jumlah uang beredar.
Sebaliknya, pengendalian uang beredar dan suku bunga tidak boleh terlalu longgar
karena akan menyebabkan tidak terpeliharanya kestabilan nilai uang, yang akan
mendorong merosotnya kepercayaan masyarakat dan mempersulit perencanaan
bisnis para pengusaha. Hasil analisa dan pemantauan yang dilakukan oleh bank
sentral kemudian akan digunakan dalam melaksanakan kebijakan moneternya baik
melalui pengendalian jumlah uang beredar dan suku bunga.
Jumlah uang beredar, suku bunga dan pertumbuhan ekonomi Indonesia
tahun 1970 – 2002, menemukan bahwa jumlah uang beredar (M2) memiliki
hubungan dengan tingkat bunga (i) dan pertumbuhan ekonomi (PDB) memiliki
hubungan dengan jumlah uang beredar (M2) secara signifikan.
Terdapat hubungan jangka panjang yang stabil antara kebijakan
pemerintah dan pertumbuhan ekonomi. Dalam jangka pendek, jumlah uang
beredar dan kredit sebagai variabel moneter memiliki hubungan jangka pendek
dengan pertumbuhan ekonomi. Hal ini berarti dalam periode yang sama, jumlah
uang beredar akan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi.
PDB berkorelasi erat dengan peubah moneter antara lain nilai tukar rupiah,
jumlah uang beredar terutama uang kartal, dan besarnya KLBI yang dikeluarkan
oleh pemerintah, posisi kredit sektoral dan suku bunga kredit. Hubungan korelasi
ini menunjukkan angka positif, yang memberi pengertian bahwa perkembangan
indikator moneter secara parsial searah dengan perkembangan PDB.
d. Penerimaan Pajak Tahun Sebelumnya
Hasil estimasi menunjukkan bahwa penerimaan pajak tahun sebelumnya
berhubungan positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini berarti
bahwa semakin meningkat penerimaan pajak tahun sebelumnya, maka
pertumbuhan ekonomi Indonesia akan semakin meningkat. Nilai koefisien regresi
penerimaan pajak tahun sebelumnya sebesar 0,05 berarti bahwa setiap peningkatan
penerimaan pajak tahun sebelumnya sebesar 1 persen, maka menyebabkan
pertumbuhan ekonomi Indonesia meningkat 0,05 persen, ceteris paribus.
Penerimaan pajak tahun sebelumnya bersifat inelastis terhadap pertumbuhan
ekonomi. Dari hasil pengujian terhadap nilai t-statistik diperoleh nilai 2,052 yang lebih
besar dibandingkan t-tabel ( 10 % = 1,761). Hal ini berarti bahwa variabel
penerimaan pajak tahun sebelumnya berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi Indonesia.
Dari hasil estimasi diketahui bahwa penerimaan pajak tahun sebelumnya
berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Sehubungan
dengan kondisi tersebut, bahwa ekstensifikasi pajak dan retribusi di daerah-daerah
cukup menghambat aktivitas perekonomian, dari sisi meningkatnya biaya
92
_____________
ISSN 0853 - 0203
VISI (2008) 16 (3) 595 - 611
besar dari nilai koefisien regresi model 1, maka dapat disimpulkan bahwa pada
model tersebut tidak ditemukan masalah multikolinieritas.
b. Autokorelasi
Untuk mendeteksi adanya autokorelasi dalam model penelitian ini dilakukan
melalui uji Lagrange Multiplier Test (LM Test).
Tabel 4. Hasil Estimasi Uji Autokorelasi dengan LM Test
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
F-statistic 0.119130 Probability 0.888822
Obs*R-squared 0.402814 Probability 0.817579
4.2. Saran
1. Jumlah uang beredar memberikan pengaruh yang paling dominan terhadap
pertumbuhan ekonomi Indonesia, oleh karena itu disarankan kepada otoritas
moneter untuk mengendalikan jumlah uang beredar hingga tingkat yang tidak
memberikan pengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Sesuai dengan hasil penelitian ini, bahwa jumlah uang beredar masih dapat
ditingkatkan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
2. Pengeluaran pemerintah (rutin dan pembangunan) memberikan pengaruh yang
tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, karena pengeluaran rutin
tidak secara langsung berhubungan dengan aktivitas perekonomian, demikian
juga pengeluaran pembangunan yang pada umumnya untuk pembangunan
94
_____________
ISSN 0853 - 0203
VISI (2008) 16 (3) 595 - 611
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Z., 2003. Alokasi Investasi Sektor Publik dan Pengaruhnya Terhadap
Konvergensi Ekonomi Regional di Indonesia. Media Ekonomi 13 (20): 59-
71.
Hutabarat, Budiman, A. Husni Malian, Adimesra Djulin, Tri Bastuti Purwantini dan
Sumedi, 2001. Analisis Kebijaksanaan Moneter Mendukung Sektor
Pertanian Andalan. Buletin AgroEkonomi, Volume 1, Nomor 3, Mei.
Kadin, 2008. Catatan Akhir Tahun Kadin Indonesia, Kadin – Indonesia, Jakarta,
http://id.inti.or.id.
Naury, Sanny, 2005, Analisis Jumlah Uang Beredar, Suku Bunga dan
Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Tahun 1970 – 2002, Tesis Magister
Sains, Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Medan.
Nasution, Armin Rahmansyah, 2005. Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah
Daerah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Propinsi-propinsi di Indonesia.
Tesis. Magister Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara,
Medan.
Nurlina, 2004, Analisis Pengaruh Pengeluaran Rutin Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Tesis. Magister
Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara, Medan.
Seftarita, Chenny, 2005, Kebijakan Fiskal, Kebijakan Moneter dan Pertumbuhan
Ekonomi di Indonesia, Tesis Magister Sains, Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara, Medan.
Wijaya, M. Faried, 2000. Ekonomikamakro: Seri Pengantar Ekonomika. BPFE,
Yogyakarta.
95
_____________
ISSN 0853 - 0203
VISI (2008) 16 (3) 595 - 611
96
_____________
ISSN 0853 - 0203
VISI (2008) 16 (3) 595 - 611
97
_____________
ISSN 0853 - 0203
VISI (2008) 16 (3) 595 - 611
98
_____________
ISSN 0853 - 0203
VISI (2008) 16 (3) 595 - 611
99
_____________
ISSN 0853 - 0203