Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 20

Sistem Informasi Manajemen

Baziedy Aditya Darmawan, SE., MM.


Universitas Islam Indonesia
 Apa yang dimaksud dengan sistem ERP?
 Bagaimana anda menggambarkan organisasi
dengan kondisi Silo?
 Apa peran sistem ERP dalam memperbaiki
kondisi Silo dalam organisasi?
• Untuk mengakomodir kebutuhan berbagai unit/departemen di
perusahaan dalam menjalankan proses bisnisnya, maka sistem ERP
dirancang secara modular (modul sesuai dengan fungsi bisnis
unit/departemen)
• Secara modular, software ERP biasanya terbagi atas 3 modul utama
yakni :
– Modul Operasi
• General Logistics, Sales and Distribution, Materials Management,
Logistics Execution, Quality Management, Plant Maintenance, Customer
Service, Production Planning and Control, Project System, Environment
Management
– Modul Finansial dan Akuntansi
• General Accounting, Financial Accounting, Controlling, Investment
Management, Treasury, Enterprise Controlling
– Modul Sumber Daya Manusia
• Personnel Management, Personnel Time Management, Payroll, Training
and Event Management, Organizational Management, Travel
Management
OPERASI SD Sales & Distribution
MM Materials Management MRP
PP Production Planning MRPII (with others)
QM Quality Management
PM Plant Maintenance
SDM HR Human Resources
FINANCIAL FI Financial Accounting
CO Controlling
AM Asset Management
PS Project System
R/3 INTERNAL WF Workflow : prompt actions
IS Industry solutions : best practices
SAP Oracle PeopleSoft JDEdwards
SD Marketing, Sales Supply chain Order management
MM Procurement Supplier relationship Inventory, procurement
PP Manufacturing Manufacturing mgmt
QM Enterprise perform Technical foundation
PM Service Enterprise service
HR Human Resources Human capital mgmt Workforce management
FI Financials Financial mgmt sol. Financial management
CO Time & Expense mgmt
AM Asset Management Enterprise asset mgmt
PS Projects Project management
WF Order Management
Contracts Subcontract, real estate
Module Use reported - US Use reported – Sweden
Financial & Accounting 91.5% 87.3%
Materials Management 89.2% 91.8%
Production Planning 88.5% 90.5%
Order Entry 87.7% 92.4%
Purchasing 86.9% 93.0%
Financial Control 81.5% 82.3%
Distribution/Logistics 75.4% 84.8%
Asset Management 57.7% 63.3%
Quality Management 44.6% 47.5%
Personnel/HR 44.6% 57.6%
Maintenance 40.8% 44.3%
R&D Management 30.8% 34.2%
• Mabert et al. (2000) melakukan penelitian terhadap
perusahaan manufaktur yang mengadopsi ERP
– Beberapa modul bisnis di dalam ERP tidak banyak
digunakan di dalam perusahaan (di bawah 50%
ditunjukkan pada tulisan berwarna merah)
– Modul Financial & Accounting menjadi yang paling populer
dipakai oleh perusahaan:
• Kebutuhan yang universal terhadap fungsi keuangan
dan pencatatan
• Lebih terstruktur kebutuhannya, sehingga mudah untuk
diimplementasikan
Tier I ERP, yakni vendor ERP yang menjual produk ERP secara
komprehensif dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan pasar
perusahaan besar (pendapatan tahunan lebih dari $1 miliyar) untuk
mengelola beberapa perusahaan dan beberapa pabrik di beberapa
negara. Kepemilikan / lisensi produk-produk ERP Tier I mahal.
 SAP, Oracle
Tier II ERP, yakni vendor yang menjual produk ERP yang didesain untuk
pasar perusahaan skala menengah (dengan kompleksitas menegah) yang
biasanya memiliki ukuran pendapatan antara $50 juta hinga $1 miliyar
per tahun.
 Sage, Epicor, Cincom, Microsoft Dynamics, Fujitsu, Ramco, dsb.
Tier III ERP, yakni vendor yang menjual produk ERP yang didesain untuk
perusahaan skala kecil ukuran pendapatan antara $10 juta to $50 juta.
Perusahaan tidak membutuhkan proses yang kompleks lokasinya
terbatas.
 Consona, NetSuite, Smarter Manager, Syspro, etc.
• INTACS • AGRESSO
• Acumatica • BOSERP
• Dynamics AX • EuClid System
• Mincom Ellipse
• Compiere • Axapta
• Averill AllStock • SPIN - Datadigi Indonesia
• ORACLE • WD ERP-SYS
• JDE • IES
• BAAN • Orlansoft
• MFGPro • Sisinusa
• Protean • Colibris Indonesia
• Magic
• OpenERP
• BizBoss
• RUN System • Microsoft Dynamics NAV
• SAP • Cyber Cycle
• Onesoft • QAD
• IFS
Konsep Best-of-Breed
Efisiensi Biaya
(best product for it’s type)
• Biaya lebih murah apabila • Mabert et al. menemukan
perusahaan hanya mengadopsi bahwa hanya 40% perusahaan
sebagian modul bisnis ERP yang memasang sistem ERP sesuai
diperlukan rancangan vendor
• Bertentangan dengan konsep • 50% menggunakan paket tunggal
integrasi sistem perusahaan, ERP; 4% menggunakan best-of-
karena implementasinya tidak breed
menyeluruh • Masing-masing vendor memiliki
keunggulan tersendiri di dalam
produk ERP-nya
• Bertentangan dengan konsep
integrasi sistem perusahaan,
karena implementasinya tidak
menyeluruh
 Vendor tunggal – Vanilla ERP
Menerima definisi vendor tentang best practice dan
mengimplementasikan ERP sesuai default rancangan produk tersebut
 Kustomisasi produk ERP dari vendor tunggal
80/20 rules – Melakukan kustomisasi atau modifikasi terhadap produk
ERP untuk disesuaikan dengan proses bisnis yang dimiliki perusahaan
 Best of breed software (memadukan produk beberapa vendor)
Memadukan berbagai modul bisnis dari berbagai vendor – Memilih
modul yang paling sesuai untuk setiap kebutuhan fungsi bisnis
meskipun menggunakan produk dari vendor yang berbeda
 Penyedia Jasa Aplikasi (outsourcing)
Menggunakan jasa vendor sebagai mitra perusahaan untuk mengelola
ERP
 Menulis ulang kode program secara internal (kodifikasi)
 Menggunakan sistem yang ada dengan modifikasi
antarmuka (interfaces)
 Keduanya menambah waktu dan biaya untuk
implementasi ERP
 Semakin banyak modifikasi yang dilakukan maka kinerja
sistem akan semakin berkurang dari kemampuan optimal
sesuai awal rancangannya
• Aplikasi (software) yang dapat membantu menghubungkan
komponen perangkat lunak atau antar aplikasi yang
digunakan oleh perusahaan. Middleware dikembangkan
dengan tujuan :
– Mengintegrasikan aplikasi perangkat lunak dari beberapa
vendor atau aplikasi pelengkap yang dikembangkan oleh
perusahaan sendiri
– Dapat digunakan ketika perusahaan menerapkan konsep
best-of-breed dalam pengembangan ERP
– Biasanya digunakan untuk mendukung implementasi
“bolt-ons” (software khusus seperti customer relationship
management, supply chain integration, dll.)
Keusangan (obsolence)
• Sistem informasi yang telah dipakai dalam jangka waktu lama akan semakin tua
dan usang serta tidak mampu mengimbangi teknologi atau sistem informasi yang
lebih canggih dan modern.
Tingginya biaya operasional
• Semakin tua suatu sistem informasi, maka biaya operasional yang dikeluarkan
untuk pemeliharaan dan modifikasi (custom code) yang diperlukan semakin tinggi
untuk menjaga sistem tersebut tetap berguna.
Minimnya dukungan vendor
• Pengembang software (vendor) dari sistem informasi yang lama bisa saja sudah
tidak beroperasi lagi, atau tidak lagi memutakhirkan/mengembangkan produk
software versi yang lama.
Peraturan bisnis yang semakin ketat
• Perkembangan bisnis modern selalu sejalan dengan perkembangan berbagai
regulasi bisnis dan aturan pemerintah terkait dengan penyediaan produk dan jasa.
Sistem informasi perlu menyesuaikan kebutuhan perusahaan untuk memenuhi
persyaratan tersebut.
Perubahan model bisnis dan kebutuhan terhadap fungsi sistem
yang berbeda dan lebih canggih
• Software yang dibeli beberapa tahun yang lalu mungkin sudah tidak sesuai untuk
memenuhi kebutuhan fungsi bisnis yang dijalankan dan dikembangkan saat ini.

Kurangnya skalabilitas sistem


• Perusahaan dapat menghadapi pertumbuhan yang tidak terduga atau memang
merencanakan perluasan bisnis. Sistem informasi yang lama belum tentu siap
mengantisipasi pertumbuhan bisnis tersebut.

Banyaknya masalah bisnis dan permasalahan yang tidak


terpecahkan
• Semakin ketatnya persaingan bisnis memicu tingkat permintaan konsumen yang
semakin tinggi dan semakin beragam, serta tuntutan terhadap kualitas pelayanan
bisnis yang unggul. Dunia bisnis terus mengalami dinamika permintaan konsumen
yang terus berubah dari waktu ke waktu.
Kelayakan Ekonomi (menilai cost-benefit)
• Mempertimbangkan biaya pengembangan sistem dan biaya
pemeliharaan/operasional sesudahnya

Kelayakan Organisasi & Budaya Kerja


• Setiap organisasi memiliki budaya organisasi yang berbeda yang dapat
menimbulkan potensi konflik dengan adanya rencana implementasi sistem baru

Kelayakan Teknologi
• Teknologi dan keahlian yang dimiliki (in-house, customization, outsource)

Kelayakan Ketersediaan Waktu (Jadwal)


• Alokasi waktu yang dimiliki untuk pengembangan sistem dengan tuntutan
manajemen

Kelayakan Sumber Daya


• Kapasitas dan kapabilitas sumber daya yang dimiliki perusahaan
• Menurut Bradford (2010), ada empat tahapan yang harus
dilaksanakan di dalam implementasi ERP pada suatu
perusahaan :

Package
Planning selection Implementation Maintenance
(perencanaan) (pemilihan paket (implementasi) (pemeliharaan)
sistem)

You might also like