Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

EMBRYO VOL. 5 NO.

2 DESEMBER 2008 ISSN 0216-0188

MODEL PENGUATAN EKONOMI MASYARAKAT DI SEKITAR


BENDUNGAN NIPAH KABUPATEN SAMPANG-MADURA DENGAN
POLA GRAMEEN BANK

Andrie Kisroh Sunyigono1, Eni Sri Rahayuningsih2, Mutmainnah2.


1. Dosen Jurusan Agribisnis Fak. Pertanian Unijoyo
2. Dosen Jurusan Sosiologi Fak. FISIB Unijoyo

Abstract
The build of Nipah dam occupiying 357.073 hectar land area spreaded into 7 villages
surounding the dam has forced the people in the area to abandon their lands. As the people in this area
have low education background (level 3 of primary school in average) and low family income a
severe condition will be created. Therefore, the research related to some efforts in empowering the
people living in this area is needed in order to help the people to face the problems.
The methods apllied in this research included (a) social auditing (Examining Local Currency system),
(b) Economic auditing, (c) Community and resources mapping dan PRA (Participatory Rural
Appraisal ).
Result of this second-year research revealed that (1) the resource potential of both Montor and
Tebanah Village was agricultural sector especially in fodder and fruit production (mango and cashew);
(2) human resources was the main factor determining empowering efforts; (3) of the potential
bussiness that could be improved further was rice huller, furniture, and plated mat craft, and (4) the
local exchange activities were barter system, saving and borrowing, traditional social gathering, and
community self-help system.
It is suggested that (1) an integrated patnershif network from the regency to district and
village level was needed; (2) some factors influencing economic growth in the area had to be assessed;
(3) the competitive capasity in production had to be strengthened through the improvement a local
economy power; and (4) community self-help system need to be revitalized in order to improve the
role of this system and to increase number people being active in this group.

Key words: community, nipah dam, development.

PENDAHULUAN

kontribusinya terhadap masyarakat di sekitarnya


Latar Belakang
terutama desa-desa yang terkena genangan
Pembangunan Bendungan Nipah di
(daerah hulu).
Kabupaten Sampang yang dimulai tahun 1981,
Kondisi masyarakat di daerah genangan
diperkirakan akan mulai beroperasi pada tahun
Bendungan Nipah (Desa Nagasareh, Pelanggaran
2007. Tujuan dari pembangunan bendungan ini
Barat, Pelanggara Timur, Tapaan, Montor,
adalah untuk mengairi sawah di daerah hilir
Tebanah dan Tolang) sangat memprihatinkan.
(Desa Montor dan Tebanah). Untuk semakin
Hasil survey tim Amdal Bendungan Nipah pada
memperbesar dampak positif dari adanya
tahun 2004 menunjukkan bahwa 90% dari 1.871
Bendungan Nipah maka perlu diperhatikan pula
KK belum pindah dari daerah genangan dan

163
Model Penguatan Ekonomi … 163–175 (Andrie KS, Eni SR, Mutmainnah)

sebagian besar tidak mempunyai uang untuk (3) Menghasilkan skema layanan keuangan
pindah. Jika mereka sudah pindah, permasalahan mikro dengan pola grameen bank berbasis
berikutnya adalah sebagian besar dari mereka budaya lokal
(89% adalah petani) kehilangan pekerjaan karena
C. Tujuan Khusus
lahannya terkena genangan Bendungan Nipah
Pada Tahun I, penelitian ini bertujuan
(Sunyigono, 2005).
untuk:
Disamping itu tingkat pendidikan
(1) mengindentifikasi kondisi sosial, ekonomi
penduduk juga sangat rendah, hasil survey yang
dan budaya masyarakat,
dilakukan oleh Andrie (2005), menunjukkan
(2) Mengindentifikasi isu-isu strategis dalam
bahwa responden yang mempunyai tingkat
masyarakat,
pendidikan diatas SLTP hanya 3%, sedangkan
(3) Mengindentifikasi komponen ekonomi yang
sisanya 67% tidak sekolah, 14% tidak tamat SD
bekerja di tingkat lokal ,
dan 16% tamat SD. Implikasinya mereka sulit
(4) Mengindentifikasi keinginan sosial penduduk
untuk beralih ke jenis pekerjaan di luar sektor
untuk bekerja sama dan berdagang untuk
pertanian karena pengetahuan dan skill mereka
keuntungan bersama,
sangat rendah.
(5) Mengindentifikasi metode pertukaran
Permasalahan yang dihadapi
tradisional yang ada dan tingkat
masyarakat di sekitar Bendungan Nipah dalam
penggunaannya oleh masyarakat,
aktifitas usaha sehari-hari adalah (Anonim, 2005)
(6) Mengindentifikasi potensi asset yang ada
: kekurangan air, modal dan sarana produksi.
dalam masyarakat,
Semua bidang usaha (peternakan, pertanian,
(7) Mengkaji dan merumuskan sistem pertukaran
kehutanan dan industri) mengalami kekuarangan
lokal
modal. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya
perkuatan ekonomi bagi masyarakat khususnya METODE PENELITIAN
masyarakat miskin di sekitar Bendungan Nipah.

B. Tujuan Khusus A. Lokasi dan Waktu Peneiltian


Penelitian ini dilaksanakan di 7 desa di
Penelitian ini akan dilaksanakan secara bertahap
sekitar Bendungan Nipah yaitu Desa Nagasareh,
(multi tahun) dengan tujuan akhir:
Tapaan, Pelanggaran barat, Pelanggaran Timur,
(1) Mengindentifikasi kondisi dan potensi
Montor, Tebanah dan Tolang. Adapun waktu
ekonomi masyarakat dan sistem pertukaran
penelitiannya adalah Maret s/d September 2007.
lokal
Responden dalam penelitian ini 170 orang.
(2) Menghasilkan model kelembagaan keuangan
mikro sesuai dengan kondisi local
B.Metode Riset

164
EMBRYO VOL. 5 NO. 2 DESEMBER 2008 ISSN 0216-0188

Metode yang digunakan adalah riset kualitatif Untuk menjawab Tujuan Pertama dan
dan kuantitatif untuk membuat benchmark Kedua pengumpulan data primer sosial, ekonomi
dengan tehnik: (a) social auditing (Examining dan budaya masyarakat dilakukan dengan
Local Currency system), (b) Economic auditing, wawancara terstruktur menggunakan daftar
(c) Community and resources mapping dan pertanyaan. Disamping itu juga dilakukan teknik
Teknik PRA (Participatory Rural Appraisal ). PRA (Participatory Rural Appraisal ) untuk
memperjelas informasi yang diperoleh
.

Bagan 1. Alur Pikir Untuk menjawab tujuan keempat,


metode yang dilakukan adalah dengan tehnik
Social Auditing. Informasi yang digali dari
Untuk menjawab tujuan ketiga, metode
masyarakat adalah:
yang dilakukan adalah dengan tehnik Economic
a) Tingkat kesediaan masyarakat
Auditing. informasi yang digali dari responden
bekerjasama untuk keuntungan
masyarakat diantaranya adalah:
orang lain dan diri sendiri
a) Tingkat penghasilan dan pengeluaran
b) Indikator-indikator kesejahteraan:
lokal
disparitas ekonomi, pendidikan,
b) Jenis usaha dan aktifitas ekonomi
keamanan, kesehatan
c) Tingkat produksi dan permintaan
masyarakat

165
Model Penguatan Ekonomi … 163–175 (Andrie KS, Eni SR, Mutmainnah)

Untuk menjawab tujuan kelima,


keenam dan ketujuh, metode yang dilakukan A. Analisa Masalah, Potensi Dan Kebutuhan
adalah dengan tehnik Social Auditing. Economic Masyarakat
Auditing dan Communiy and resources auditing.
Informasi yang digali dari masyarakat adalah: Permasalahan Masyarakat Di Daerah

a) Tingkat kesediaan masyarakat Genangan

bekerjasama untuk keuntungan • Tingkat kesejahteraan hidup rendah


orang lain dan diri sendiri • Tingkat pendidikan dan keterampilan
b) Penggunaan berbagai bentuk rendah
pertukaran seperti gotong royong • Modal kerja masih minim
dan barter • Sarana dan prasarana umum terutama
c) Perayaan budaya dan ritual jalan raya belum layak pakai
tradisional • Aliran listrik belum merata
d) Informasi asset masyarakat • Sebagian besar warga yang tanahnya
e) Kajian system pertukaran social telah dibebaskan belum pindah dan
ditinjaua dari aspek ekonomi, sosial belum memiliki tanah pengganti padahal
dan budaya uang ganti rugi telah habis
• Sebagian lahan milik warga telah
dibebaskan namun belum mendapat
Penelitian ini akan berlangsung selama satu
ganti rugi
tahun (tahun pertama), dengan lokasi di
• Minimnya pengetahuan warga tentang
Desa-Desa Calon Genangan Bendungan
waduk
Nipah Yaitu Nagasareh, Tolang, Tapa’an,
• Sumber air bersih terletak di daerah
Pelanggaran Barat, Pelanggaran Timur,
genangan. Permasalahan air bersih akan
Tebanah, Montor dan Lar-Lar. Adapun
timbul selama masa penggenangan
responden diambil 10% dari KK satu dusun
untuk setiap desanya
Potensi Masyarakat Di Daerah Genangan

- Potensi di bidang pertanian


HASIL DAN PEMBAHASAN
• Jagung merupakan salah satu kebutuhan
pokok masyarakat dan selalu ditanam
pada setiap musim tanam karena
membutuhkan air dalam jumlah lebih
sedikit dibandingkan padi.
• Rumput gajah banyak ditanam di desa
Montor dan Tebanah, hingga kini daerah

166
EMBRYO VOL. 5 NO. 2 DESEMBER 2008 ISSN 0216-0188

pemasarannya telah menjangkau desa-


desa di kabupaten Sampang - Kebutuhan di bidang kerajinan
• Semangka kuning merupakan komoditi • Pelatihan pengembangan desain dan
andalan petani Montor dan telah terjual bentuk anyaman daun pandan
hingga ke Surabaya • Pelatihan manajemen usaha
- Potensi di bidang perkebunan • Perluasan pemasaran anyaman daun
• Jambu mete dan mangga di desa pandan, meubel dan genteng
Nagasareh dan Tapa’an selalu berlimpah
hasilnya namun belum tersentuh - Kebutuhan di bidang perdagangan
teknologi modern sehingga hanya dijual • Pelatihan manajemen usaha bagi UKM
mentah dan harganya pun murah • Bantuan modal
- Potensi di bidang kerajinan
• Anyaman tikar di desa Tapa’an Bisnis Bisnis Pertanian Di Pedesaan
berpotensi untuk dikembangkan Bisnis-bisnis pertanian di pedesaan
• Meubel dan genteng di desa Tolang sangat beragam. Jumlah di masing-masing
menjadi andalan penduduk setempat desapun juga berbeda. Dilihat dari jenis bisnisnya
terdapat dua kategori jenis bisnis. pertama adalah
Kebutuhan Masyarakat Di Daerah Genangan kategori wirausaha jasa dan perdagangan
- Kebutuhan di bidang pertanian dan sebanyak 13 jenis bisnis-bisnis pertanian dan
perkebunan yang kedua adalah kategori wirausaha kerajinan
• Pelatihan peningkatan produksi jagung, sebanyak 4 jenis bisnis pertanian. Berikut jenis-
jambu mete dan mangga jenis bisnis pertanian serta uraian penjelasannya :
• Pelatihan pengolahan jagung, jambu 1. Penjual rujak merupakan orang yang
mete dan mangga mengolah beberapa bahan makanan sehingga
• Perluasan pemasaran hasil olahan jagung, siap dihidangkan dan siap saji oleh
jambu mete dan mangga konsumen. Adapun karakteristik dari pada
• Pembentukan kelompok usaha multi produk tersebut adalah harganya Rp.
stake holder yang saling terkait 2.000,00 – 2.500,00, cepat basi, atau kadar

• Pelatihan manajemen usaha ketahanannya ± enam jam. Cara


- Kebutuhan di bidang perikanan penjualannya dilakukan dengan
• Pelatihan teknis budidaya perikanan menunggu/pesanan.
darat dan air tawar 2. Pertokoan/Toko/warung merupakan jenis

• Pembentukan kelompok usaha multi bisnis yang mempunyai beberapa multi

stake holder yang saling terkait produk, baik produk perusahaan ataupun

• Pelatihan manajemen usaha beberapa produk makanan dan minuman

167
Model Penguatan Ekonomi … 163–175 (Andrie KS, Eni SR, Mutmainnah)

seperti warung nasi dan es. Adapun mempromosikannya. Adapun harganya


karakteristik dari pada produk tersebut tergantung dari jenis ikan.
berbeda-beda. Umumnya pada produk yang 6. Penebang Kayu, pada jenis bisnis ini pebisnis
di dapat dari perusahaan kadar ketahananya bermodalkan mesin tebang berbahan baku
cukup lama sedangkan pada produk makanan solar. Jenis usaha ini termasuk wirausaha
dan minuman hasil olahan sendiri kadar jasa, dimana biaya jasanya tergantung dari
ketahannya ± enam jam. Cara penjualannya lama sewa/tebang.
dilakukan dengan menunggu. 7. Penjual pentol, pada bisnis ini pebisnis
3. Penjual camilan merupakan orang yang menjual produknya dengan cara keliling.
mengumpulkan beberapa jenis produk Adapun harganya berkisar antara Rp. 100,00,
makanan kecil. Produk tersebut merupakan 200,00, 500,00, dan 1.000,00.
produk perusahaan uang sudah dikemas dan 8. Pembuat cendol, pada jenis bisnis ini
olahan sendiri seperti kacang goreng, sagu, pebisnis meracik/mengolah bahan-bahan
dan lain-lain. Sehingga dapat dikatakan jenis minuman seperti “genyung campur tepung”
produknya bermacam-macam. Adapun santan, air, dan gula, yang kemudian dijual
karakteristik dari pada produk tersebut adalah ke rumah-rumah penduduk dengan cara
harganya murah dari Rp. 100,00 – 1.500,00, dipromosikan. Adapun harganya berkisar
kadar ketahanan produknya cukup lama dari Rp. 500,00 – 1.000,00/gelas.
karena sebagian besar dikemas dengan 9. Pembuat kerupuk, pada jenis bisnis ini
plastik. Cara penjualannya dilakukan dengan pebisnis membuat kerupuk yang kemudian
mencari acara-acara ramai seperti resepsian, dibungkus dengan menggunakan plastik.
imtihanan, dan lomba-lomba. Pemasarannya dengan cara didistribusikan ke
4. Perdagangan, pada jenis bisnis ini pebisnis warung-warung rujak, toko, dan sebagian
mengumpulkan hasil pertaniannya seperti dijual sendiri ke pasar. Adapun harganya ±
sejenis polowijo yang kemudian dijual ke Rp. 500,00/bungkus.
pasar/kepengumpul. Adapun karakteristik 10. Pembuat gorengan, pada jenis bienis ini
dari pada produk tersebut seperti pebisnis membuat gorengan/makanan kecil
karakteristik produk-produk pertanian pada siap hidang seperti halnya tempe, tahu,
umumnya, yaitu mudah rusak, musiman, dan pisang dan lain-lain. Penjualannya dilakukan
lain-lain. Harganya tergantung dari jenis dengan cara dipromosikan. Adapun harganya
komoditi biasanya dihitung perkiloan. Rp. 500.00.
5. Pedagang ikan, pada jenis bisnis ini pebisnis 11. Koperasi, pada bisnis ini pebisnis menerima
bertindak sebagai tengkulak ikan dipasar beberapa bahan-bahan pertanian atau dapat
yang kemudian diangkut dan dijual ke dikatakan sebagai tengkulak yang kemudian
rumah-rumah dengan cara didistribusikan ke gudang-gudang besar.

168
EMBRYO VOL. 5 NO. 2 DESEMBER 2008 ISSN 0216-0188

12. Penggilingan padi, pada jenis bisnis tersebut 4. Tukang kayu, pada jenis bisnis ini pebisnis
pebisnis bermodalkan mesin yang berbahan bekerja seperti halnya pebisnis meubel.
baku solar/bensin untuk menmgubah padi Perbedaanya pebisnis hanya menumpang
atau gabah ke beras. Jenis bisnis ini termasuk pada pebisnis meubel tetapi bisa juga
kategori wirausaha jasa dimana harga dari menerima pesanan langsung yang produksi
setiap jasanya tergantung dari berat padi yang dilakukan di rumahnya. Sistem penjualannya
mau digiling. didasarkan atas pesanan. Harga produknya
tergantung dari jenis produk itu sendiri.
Sementara pada kategori wirausaha kerajinan
terdapat empat jenis bisnis-bisnis pertanian yang Dari dua kategori wirausaha diatas dapat
ada antara lain; diketahui bahwa jumlah jenis bisnis pada
1. Meubel, pada jenis bisnis ini pebisnis kategori wirausaha jasa dan perdagangan lebih
membuat beberapa produk rumah tangga banyak atau selisih 9 jenis bisnis pertanian
seperti halnya meja, tempat tidur, dan lemari. dibandingkan dengan kategori jenis wirausaha
Tempat dan bahan bakunya sudah menjadi kerajinan. Begitu juga dengan pebisnisnya yaitu
miliknya. Harga dari produk tersebut terdapat 59 untuk wirausaha jasa dan
bermacam-macam, tergantung dari jenis perdagangan dan 20 wirausaha kerajinan. Hal ini
produknya. dikarenakan beberapa faktor antara lain :
2. Tikar, pada jenis bisnis ini pebisnis 1. Wirausaha jasa dan pedagangan
bermodalkan keahlian tangan. Adapun harga umumnya lebih mudah dilakukan karena
dari produk tersebut berkisar dari hanya cukup bermodalkan uang dan
Rp.25.000,00 - 30.000,00, hal ini tergantung sedikit pengetahuan.
dari ukuran dan warnanya. 2. Pasar dari pada produk jasa dan
3. Pengrajin sesek, pada jenis bisnis ini pedagangan lebih jelas dan hampir setiap
termasuk bisnis jasa. Pengrajin hanya waktu dibutuhkan.
bermodalkan keahlian dengan memanfaatkan 3. Wirausaha kerajianan membutuhkan
bambu dan kayu sebagai produknya. Mereka keahlian dan skill tertentu. Ketersediaan.
membuat dan mendesain beberapa alat-alat 4. Pasar produk wirausaha kerajinan lebih
rumah tangga, seperti halnya tempat tidur sulit dibandingkan dengan wirausaha jasa
dan lemari. Pebisnis juga menjual jasanya. dan pedagangan konsumennya lebih
Bentuk produk yang dapat dibuat seperti spesifik.
dinding non-permanen. Sistem pemasarannya
berdasarkan pesanan (order). Harganya Sistem Pertukaran Lokal
tergantung dari jenis bahan yang digunakan Sistem Barter
dan luas didinding yang dibutuhkan. Pulau Madura terdiri satu kultur yang
identik yakni budaya Madura. Meskipun

169
Model Penguatan Ekonomi … 163–175 (Andrie KS, Eni SR, Mutmainnah)

demikian pulau Madura menyimpan sejuta perlu untuk melakukannya. Ketiga, selain
kekhasan budaya dan obyek wisata daratan dan melakukan barter antar sesama saudara di satu
bahari. Budaya karapan sapi di empat kabupaten desa, kegiatan barter ini menyebar ke komunitas
adalah salah satu obyek wisata andalan sekaligus tetangga yang ada lokasi penelitian.
wisata budaya paling menarik. Setiap orang dapat Pemenuhan kebutuhan harian dapat
menyaksikan bagaimana ketangkasan para diperoleh melalui proses barter, baik di pasar-
tokang tongkok (joki) dalam upaya pasar lokal atau dijajakan dari rumah ke rumah.
mengendalikan sapi yang penuh dengan risiko Masyarakat disekitar Bendungan Nipah mulai
tinggi bahkan mengacam diri mereka sendiri. mengenal uang ketika barang-barang hasil
Untuk itu mereka biasanya melakukan upacara industri membanjir. Bahan pakaian, minyak
ritus sebelum turun ke lapangan. tanah, sabun dan gula pasir umpamanya;
Selain itu masyarakat pulau ini memiliki merupakan kebutuhan vital petani yang harus
sistem perekonomian khusus dalam bentuk dibeli dengan uang.
mekanisme pertukaran local. Tidak diketahui Selain itu, pembayaran fasilitas-fasilitas
secara pasti sejak kapan masyarakat Madura umum seperti: pendidikan, kesehatan dan
(sebagian besar masyarakat di lokasi penelitian transportasi pun harus menggunakan uang.
bersuku Madura) melakukan system tukar- Namun demikian untuk praktek pengobatan
menukar barang antar dua pihak (barter). Hasil tradisional masih menggunakan system barter,
diskusi bersama anggota komunitas di 7 desa dan yaitu pembayaran dengan mempergunakan hasil
satu kali diskusi terfokus mengungkapkan bahwa bumi. Bagi petani, uang dapat diperoleh melalui
system barter telah terjadi dan hidup sejak nenek penjualan hasil panen terutama tanaman umur
moyang mereka. panjang. Berupa: kelapa/kopra, kemiri, asam, dan
Dari keterangan responden terungkap jambu mente serta penjualan tanaman pangan:
tiga hal. Pertama, kegiatan barter ini merupakan jagung, ubi-ubian, kacang-kacangan serta
tradisi yang diwariskan nenek moyang mereka buahbuahan: pisang, pepaya, mangga, nenas,
dan karenanya sudah membudaya di bumi jeruk, nangka dan sebagainya.
Madura sekalipun kapan persisnya waktu dimulai Dalam proses barter terjadi kesepakatan
tidak diketahui secara pasti. Sementara nilai tukar antara kedua belah pihak. Pada
komunitas Madura baru mengenal 'uang' sekitar prinsipnya, barang-barang yang dipertukarkan
1920-an seiring dengan kehadiran penjajah adalah berdasarkan pada kebutuhan masing-
Belanda. Ekonomi uang itu pun hanya digunakan masing pihak. Biasanya barang-barang hasil
untuk membayar pajak bagi Belanda. Kedua, kebun ditukarkan dengan hasil laut. Nilai
barter tidak hanya terjadi di pasar dan, dalam tukarnya ditentukan berdasarkan kesepakatan
waktu khusus yang sudah disepakati; tapi juga antara kedua belah pihak yang saling
berjalan kapan dan di mana pun orang merasa menguntungkan. Misalnya ikan ditukarkan

170
EMBRYO VOL. 5 NO. 2 DESEMBER 2008 ISSN 0216-0188

dengan jagung berdasarkan jenis dan ukuran ikan yang mana telah terhitung untuk memenuhi biaya
tersebut. administrasi dan harus diyakinkan adanya
Proses barter tidak hanya pertukaran pemenuhan pertukaran keuangan internal.
barang dengan barang, tetapi juga barang dengan Dengan dasar ini dapat membuat biaya
jasa. Pertukaran barang antara kedua belah pihak administrasi menurun. Pemiliharaan status bebas
dapat terjadi meskipun kedua belah pihak tinggal minat ini disebut “Keseimbangan nol”.
di tempat berbeda berdasarkan perjanjian yang Sistemnya mulai dari nol, penjumlahan juga dari
telah disepakati. Memang proses barter, dimulai nol dan ditutup dengan jumlah nol. Harus
dengan penetapan janji untuk bertemu di suatu dikatahui bahwa sistemnya selalu seimbang.
tempat tertentu. Proses menemukan mitra untuk Biaya administrasi jangan sampai mengeluarkan
proses barter melalui beberapa cara, antara lain: uang terlalu banyak. Jumlah keisimbanagan
keseringan melakukan barter di pasar sehingga positif dikurangi jumlah negative sama dengan
saling menjanjikan untuk melakukan barter, jarak nol. Aturan main Sistem Saling Pinjam-
tempat tinggal yang berdekatan, hubungan Meminjam yang terpenting adalah: Sistem Saling
pernikahan, perantara sesama teman sekampung Pinjam-Meminjam menyediakan keanggotaan
yang terlebih dahulu melakukan barter. dengan pertukaran informasi yang mendukung
usaha perdagangan, mencatat transaksi dan
Sistem Saling Pinjam Meminjam penyimpanan pembukuan sebagai pemenuhan
Sistem pertukaran local lainnya yang anggota.
relative berkembang di lokasi penelitian adalah
system saling pinjam meminjam. Sistem Sistem Arisan Tradisional
pertukaran local ini adalah sebuah system yang Hasil analisis data primer kebanyakan
mana membiarkan pengguna pinjaman untuk masyarakat di sekitar Bendungan Nipah tidak
menyampaikan dan megelola keuangannya memahami dasar-dasar perdagangan untuk
sendiri, yang digunakan dengan cara mengadakan mampu memfasilitasi perdagangan barang dan
hubungan dengan para pedagang/penjual. jasa produksi lokal. Masalah ini sebenarnya bisa
Maksud dari system ini adalah untuk diatasi dengan memperkenalkan Sistem
menyediakan bahan pertukaran yang cukup Pertukaran Komunitas. Lebih lanjut, banyak
memadai, yang disebut “Pertukaran Keuangan masyarakat yang kekurangan modal untuk
Internal” yang mana dilakukan dengan cara memulai usaha, yang sebenarnya bisa dibantu
mengadakan hubungan dengan para penjual dengan Program Usaha Kecil. Tetapi, hal ini
lainnya. Peredaran uang yang digunakan dalam biasanya juga melibatkan pinjaman dana dari luar
system pinjam-meminjam yaitu adanya bebas untuk digunakan sebagai pinjaman dasar dan
minat atau melalui suatu kesepakatan harga biasanya dikenakan tingkat bunga yang tinggi.
(kemauan atas harga posetif yang seimbang), Salah satu solusinya adalah dengan implementasi

171
Model Penguatan Ekonomi … 163–175 (Andrie KS, Eni SR, Mutmainnah)

Asosiasi Simpan Pinjam Dana Bergulir atau memberikan jumlah pinjaman yang lebih
(Revolving Savings and Credit besar, tergantung pada situasi ekonomi lokal.
Association/ROSCA), yaitu sebuah sistem untuk Sistem arisan di Desa Nagasareh,
mengumpulkan simpanan dari para anggota dan Tapaan, Montor, Tebanah, Pelanggaran Barat,
mendistribusikan dana tersebut melalui metode Pelanggaran Timur dan Tolang secara umum
khusus. dikenal sebagai “undian berhadiah” bagi kaum
Sistem ROSCA ini berdasarkan pada wanita. Tiap minggu, biasanya sore hari,
sistem ekonomi kuno di banyak negara, sebagai sekelompok wanita berkumpul dan menyetorkan
contoh di India dan Cina dimana sudah masing-masing Rp. 1,000. Nama setiap anggota
diterapkan dengan baik selama ribuan tahun. Di ditulis pada selembar kertas yang kemudian
Indonesia, Arisan adalah sebuah sistem untuk digulung dan dimasukkan kedalam wadah botol.
mengumpulkan simpanan dan mendistribusikan Satu nama diambil setiap minggu hingga seluruh
pinjaman, mirip dengan sistem Cina kuno itu. anggota pernah menang, pada saat putaran
Meskipun sering dianggap hanya sekadar “undian berakhir akan diputuskan untuk dilanjutkan atau
berhadiah” untuk para wanita, dengan sedikit tidak. Tiap minggu, satu pemenang akan
modifikasi saja maka sistem ini dapat diubah membawa pulang uang sejumlah Rp. 20,000
menjadi ROSCA, dimana hanya mengumpulkan hingga Rp. 100,000. Tiap anggota harus
dana relatif kecil dan meminjamkannya pada menyetorkan dana Rp. 1,000 per minggu hingga
aktivitas usaha produktif di tingkat lokal. permainan selesai.
Sistem Arisan+ akan mengumpulkan Acara ini dilakukan bersamaan dengan
dana dari partisipan yang mengharapkan dapat pengajian/dibaan setiap minggu. Waktu itu
menerima pinjaman untuk memulai usaha kecil adalah kesempatan untuk berkumpul, berdoa
atau koperasi. Anggota dapat memohon pinjaman bersama serta membahas permasalahan lokal, dan
dengan mempresentasikan ide usaha mereka. salah satu dari mereka akan membawa pulang
Berdasarkan dari daftar anggota maka secara dana arisan tersebut sebagai pemenang. Tetapi,
bergiliran para anggota memperoleh pinjaman acara Arisan tipikal ini tidak bisa mengumpulkan
dan membayar kembali pinjaman dengan bunga dana yang memadai untuk modal membuka
tetap 15% dari jumlah pinjaman. Setiap anggota usaha kecil. Pemenang biasanya akan
bertanggungjawab untuk menjaga setiap usaha memakainya untuk hal-hal temporer seperti
yang dimulai dari dana pinjaman ini agar berjalan membeli makanan mahal atau membayar utang.
dengan sukses sehingga mampu membayar Dengan memodifikasi Arisan menjadi
kembali pinjaman tersebut. Setelah beberapa kali ROSCA, permainan yang sangat terkenal di
putaran maka dana pinjaman akan semakin besar Indonesia ini akan mampu menjadi alat
untuk menjangkau peminjam usaha kecil lain, pengumpul dana untuk usaha kecil yang sukses.
Dengan modifikasi ini maka tidak akan dianggap

172
EMBRYO VOL. 5 NO. 2 DESEMBER 2008 ISSN 0216-0188

sebagai program pengembangan ekonomi dari Di dalam penelitian di lapangan, sistem


luar atau juga bisa digunakan orang untuk tradisional saling berbagi tugas (gotong royong)
mengumpulkan dana swadaya daripada mencari melalui kerja bersama sekarang mengalami
dana bantuan luar negeri. Mereka mengerti penurunan. Dengan sistem ini, seseorang bisa
aturannya dan mengetahui bagaimana meminta bantuan dari temannya untuk
mengelolanya. penyempurnaan proyek, biasanya membuat
Adapun keuntungan dari system arisan rumah. Sebelumnya, setiap orang diharapkan
tradisional adalah: untuk memberikan 5 hari kerja terhadap proyek
o Para anggotanya mengumpulkan sendiri ini, yang mana hasilnya sama dengan apa yang
dana pinjaman, dengan bunga pinjaman mereka harapkan. Akan tetapi, sekarang ini
yang lebih rendah dari bank karena resiko orang-orang hanya mau untuk memberikan 2 hari
utamanya sangat kecil dan dana pinjaman kerja saja. Alasan utama mereka mengusulkan
tidak dikembalikan ke pemberi dana seperti itu karena orang-orang merasa telah
melainkan untuk memperbesar jumlah dana memberikan terlalu banyak, tetapi hasil yang
yang bisa dipinjam. didapatnya kurang memuaskan, atau karena
o Untuk bisa mengembalikan dana yang mereka tidak lagi membutuhkan pelayanan
dipinjam, setiap usaha kecil itu harus sukses mereka untuk waktu sekarang.
dan semua anggota harus ikut membantunya. Gotong Royong, sistem tradisonal
Setiap anggota berhak pula untuk Indonesia berbagi tugas, adalah struktur social
mengusulkan jenis usahanya. jaman dulu yang masih tersebar di desa-desa di
o Jadi anggota kelompok (masyarakat) itu seluruh Jawa dan di sebagian besar Indonesia. Ini
terlibat aktif dalam membicarakan ide-ide serupa dengan kegiatan “membuat gudang” di
jenis usaha dan mempertimbangkan komunitas pertanian, dimana semua masyarakat
kemungkinan jenis usaha tersebut bisa atau sebuah grup akan membantu sebuah
berhasil. keluarga untuk membangun sebuah rumah baru
o Sangat disarankan agar setiap individu atau gedung di tanah milik mereka. Ini juga dapat
maupun kelompok untuk bekerjasama digunakan untuk membantu penanaman,
membangun rantai usaha kecil lokal serta mengambil panen atau kegiatan tahunan yang
mendukung pertukaran di tingkat lokal lain. Itu semua yang datang diperlakukan dengan
melalui Sistem Perdagangan Komunitas biasa, mungkin juga dihibur. Di beberapa
sehingga sumberdaya lokal dapat memenuhi wilayah, Gotong Royong masih suatu kewajiban
kebutuhan lokal itu sendiri. sosial yang kuat. Akan tetapi, di beberapa area
yang lain, ini menjadi penurunan yang drastis,
Sistem Gotong Royong digantikan sematamata sebagai cara untuk

173
Model Penguatan Ekonomi … 163–175 (Andrie KS, Eni SR, Mutmainnah)

mengumpulkan orang dengan memberikan uang 1. Perlu adanya jaringan kemitraan yang holistik
agar dapat berkumpul bersama. dan terintegrasi dari tingkat kabupaten,
kecamatan dan desa
KESIMPULAN DAN SARAN 2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
Kesimpulan
rendah pertumbuhan ekonomi di lokasi
1. Potensi desa-desa di sekitar bendungan nipah
penelitian.
adalah disektor pertanian terutama tanaman
3. Perlu dilakukan upaya memperkuat daya saing
hijauan makanan ternak (HMT) di Desa
produk di suatu daerah melalui peningkatan
Montor dan Tebanah serta tanaman tahunan
ekonomi lokal.
(mangga dan mente) dan tanaman obat di
4. Sistem pertukaran lokal (gotong royong) harus
tujuh desa penelitian.
direvitalisasi sehingga dapat berperan lebih
2. Faktor utama yang sangat menentukan upaya
banyak dalam pemberdayaan masyarakat.
pemberdayaan yang dilaksanakan adalah
sumberdaya manusia. Dengan mayoritas
DAFTAR PUSTAKA
tingkat pendidikan pendudukan yang rendah
Anonim, 2005. Studi Pemberdayaan Masyarakat
dan keterampilan berusaha yang sangat
di Sekitar Bendungan Nipah. Irigasi
terbatas, maka salah satu langkah yang harus
Andalan Jawa Timur, Surabaya.
ditempuh adalah meningkatkan kemampuan
teknis dan praktis sesuai dengan bidang usaha
Chotim, E. E. dan Handayani, A. D. “LKM
yang ditekuni
dalam Catatan Sejarah”. Jurnal Analisis
3. Terdapat jenis bisnis pertanian di pedesaan
Sosial, Akatiga, Vol 6, No 3 Desember
dibagi menjadi dua kategori wirausaha.
2001.
Kategori wirausaha yang pertama adalah jasa
Gill sefyang, 1997, examining local currency
dan perdagangan, sedangkan kategori
systems: a social audit approach,
wirausaha yang kedua adalah kerajinan. Dari
international journal community currency
dua kategori diatas terdapat tiga jenis bisnis
research, vol 1 . 1997.
yang berpotensi antara lain; pengilingan padi,
IFAD, 2000. Mengembangkan Sistem Keuangan
meubel, dan kerajinan tikar.
Pedesaan Untuk Masyarakat Miskin:
4. Sistem pertukaran lokal yang dapat
Kerangka Perencanaan Untuk Tantangan,
dindentifikasi dilokasi penelitian adalah:
Kesempatan, Dan Pilihan
sistem barter, sistem saling pinjam meminjam,
www.Humanitarianinfo.Org/.../Livelihoo
sistem arisan tradisional dan sistem gotong
d/Docs/Doc/
royong
Ifadmicrofinancedevelopmentpolicydocu

Saran

174
EMBRYO VOL. 5 NO. 2 DESEMBER 2008 ISSN 0216-0188

ment-Bahasa-220306.Pdf. Last Up
Dated: 25/2/07
Manurung, V.T. 1998. Keragaan Kelembagaan
Perkreditan Usaha Penangkapan Ikan
Tuna Skala Kecil di Kawasan Indonesia
Timur. FAE Vol.16 No.2 Desember
1998. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi
Pertanian.
Matin, Imran, David Hulme and Stuart
Rutherford. “Financial Services for the
Poor and Poorest: Deepening
Understanding to Improve Provision”.
The University of Manchester. October
1999. Diakses 29 September 2004. www.
sed. manchester. ac.uk/ idpm/
publication/ arcieve/fd/fdw.pdf.

Mubyarto, 2003, Ekonomi Pancasila: Renungan


Satu Tahun PUSTEP-UGM, Aditya
Media, Yogyakarta.
Titus K Kurniadi, 2002. Keuangan Mikro sebagai
salah satu cara efektif untuk
mengentaskan kemiskinan dan
menggerakkan ekonomi rakyat, Jurnal
Ekonomi Rakyat. Th 1 No 5 Juli 2002.
www.ekonomirakyat.org
World Bank, Local Economic Development,
Urban Development Unit, Washington
D.C., August 2001.

175

You might also like