Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 94

ANALISIS TINDAKAN REAL EARNINGS MANAGEMENT SEBELUM

DAN SESUDAH PENERAPAN INTERNATIONAL FINANCIAL


REPORTING STANDARD OLEH PERUSAHAAN DALAM KONDISI
FINANCIAL DISTRESS
(STUDI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK
INDONESIA)

(SKRIPSI)

Oleh

Umi Choirunnisa

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
ABSTRAK

ANALISIS TINDAKAN REALEARNINGS MANAGEMENT SEBELUM


DAN SESUDAH PENERAPAN INTERNATIONAL FINANCIAL
REPORTING STANDARD OLEH PERUSAHAAN DALAM KONDISI
FINANCIAL DISTRESS
(Studi Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia)

Oleh

Umi Choirunnisa

Penelitian ini bertujuan untuk menguji tindakan real earnings management


sebelum dan sesudah penerapan international financial reporting standard oleh
perusahaan financial distress. Sampel penelitian terdiri dari 60 perusahaan
manufaktur di Bursa Efek Indonesia yang mengalami financial distress tahun
2009-2015. Perusahaan financial distress diukur dengan metode Altman Z-score
modifikasi (1995). Real earnings management diukur dengan menggunakan
model Roychowdhury (2006). Analisis menggunakan uji independent sample t-
test. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan
signifikan real earnings management sebelum dan sesudah penerapan
international financial reporting standard.

Kata kunci: Financial distress, real earnings management, international


financial reporting standard
ABSTRACT

ANALYSIS OF REALEARNINGS MANAGEMENT ACTION BEFORE AND


AFTER THE APPLICATION OF INTERNATIONAL FINANCIAL
REPORTING STANDARD BY THE COMPANY IN THE CONDITION OF
FINANCIAL DISTRESS
(Study on Manufacturing Companies in Indonesia Stock Exchange)

By

Umi Choirunnisa

This study aims to test the act of real earnings management before and after the
implementation of international financial reporting standards by financial distress
companies. The research sample consisted of 60 manufacturing companies in
Indonesia Stock Exchange which experienced financial distress in 2009-2015.
Financial distress companies were measured by the Altman Z-score modification
method (1995). Real earnings management was measured using the
Roychowdhury model (2006). The Analysis was using independent sample t-test.
The results of this study indicate that there is no significant difference in real
earnings management before and after the implementation of international
financial reporting standards.

Keywords: Financial distress, real earnings management, international financial


reporting standard
ANALISIS TINDAKAN REAL EARNINGS MANAGEMENT SEBELUM
DAN SESUDAH PENERAPAN INTERNATIONAL FINANCIAL
REPORTING STANDARD OLEH PERUSAHAAN DALAM KONDISI
FINANCIAL DISTRESS (STUDI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
DI BURSA EFEK INDONESIA)

Oleh

Umi Choirunnisa

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar


SARJANA EKONOMI

Pada

Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
Judul Skripsi : ANALISIS TINDAKAN REAL EARNINGS
MANAGEMENT SEBELUM DAN SESUDAH
PENERAPAN INTERNATIONAL
FINANCIAL REPORTING STANDARD
OLEH PERUSAHAAN DALAM KONDISI
FINANCIAL DISTRESS (STUDI PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA
EFEK INDONESIA)

Nama Mahasiswa : Umi Choirunnisa

Nomor Pokok Mahasiswa : 1411031129

Program Studi : Akuntansi

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Dr. Farichah, SE., Msi., Akt. Ninuk Dewi K, SE., M.Sc., CA., Ak.
NIP 19620612 199010 2 001 NIP 19820220 200812 2 003

2. Ketua Jurusan Akuntansi


Dr. Farichah, S.E., M.Si., Akt.
NIP 19620612 199010 2 001
MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Farichah, SE., M.Si., Akt ............

Sekretaris : Ninuk Dewi K, SE., M.Sc., CA., Ak. ............

Penguji Utama : Dr. Tri Joko Prasetyo, SE., M.Si, Akt. ............

2. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E., M.Si.


NIP 19610904 198703 1 011

Tanggal Lulus Ujian Skripsi : 24 Mei 2018


PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Umi Choirunnisa

NPM : 1411031129

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Tindakan

Real Earnings Management Sebelum dan Sesudah Penerapan International

Financial Reporting Standard oleh Perusahaan dalam Kondisi Financial Distress

(Studi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia)” adalah benar hasil

karya saya sendiri. Dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian

tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam

bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat

atau pemikiran dari penulis lain, yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya,

selain itu atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan

pengakuan penulis aslinya. Apabila dikemudian hari terbukti bahwa pernyataan

saya ini tidak benar, maka saya siap menerima sanksi sesuai dengan peraturan

yang berlaku.

Bandar Lampung, 25 Mei 2018


Umi Choirunnisa
RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Padang Rejo pada tanggal 25 Juli 1996

dengan nama lengkap Umi Choirunnisa dan merupakan anak

bungsu dari empat bersaudara pasangan Bapak Ngadenan dan

Ibu Rokhanah. Penulis menempuh pendidikan Sekolah Dasar

(SD) di SD Negeri 05 Patoman pada tahun 2002-2008, selanjutnya penulis

menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 1

Pagelaran pada tahun 2011, dan kemudian menyelesaikan pendidikan Sekolah

Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 1 Pringsewu pada tahun 2014.

Pada tahun 2014, penulis diterima sebagai mahasiswi S1 Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung melalui jalur SBMPTN

(Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Selama menjadi mahasiswi

penulis terdaftar sebagai brigadir muda BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) FEB

Unila pada awal perkuliahan, selain itu penulis terdaftar sebagai anggota aktif

HIMAKTA (Himpunan Mahasiswa Akuntansi) FEB Unila anggota bidang

keilmuan pada periode 2015/2016, dan merupakan koordinator biro hubungan

masyarakat di KSPM (Kelompok Studi Pasar Modal) FEB Unila pada periode

2015/2016.
Selain itu, penulis juga aktif dalam organisasi eksternal Komunitas Jago

Akuntansi Indonesia dan diamanahkan sebagai kepala seksi media komunikasi

pada periode 2016/2017 dan kepala biro komunikasi pada periode 2017/2018.
PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbilalamin

Puji syukur kepada Allah SWT atas segala karunia, berkah dan rahmat yang

begitu besar kepada penulis.

Kupersembahkan skripsi ini kepada :

Kedua orangtuaku tercinta, Ayahanda Ngadenan dan Ibunda Rokhanah.

Terimakasih yang tak terhingga kepada kedua orangtuaku yang memberikan doa

yang tak pernah terputus, nasihat yang bermanfaat, usaha yang tiada henti, kasih

sayang yang tak terhitung dan segala dukungan yang telah diberikan untuk

mewujudkan cita-citaku. Semoga Allah SWT senantiasa melindungi ayah dan ibu

di dunia maupun di akhirat.

Kakak-kakakku tercinta, Muhammad Syafrudin, Muslim Ansori, dan

Ahmad Nur Shodiq. Terimakasih atas segala do’a, keceriaan, canda tawa, kasih

sayang, pengertian dan dukungannya selama ini.

Seluruh keluarga, sahabat dan teman-temanku yang selalu memberikan

semangat, doa, dan dukungan tiada henti.


Almamaterku tercinta, Universitas Lampung.
MOTTO

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah

selesai (dari satu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain.

Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.”

(QS. Al-Insyirah: 6-8)

“Maka ingatlah kepada-Ku, Akupun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-

Ku dan janganla kamu ingkar kepada-Ku”

(QS: Al-Baqarah: 152)

“Allah menurunkan ketetapan-Nya di waktu yang tepat. Maka dari itu,

bersabarlah.”

(Umi Choirunnisa)

“Jangan ragu untuk melangkah meski didepan mata banyak rintangan.”

(Subarkah)
SANWACANA

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Analisis Tindakan Real Earnings Management Sebelum dan Sesudah Penerapan

International Financial Reporting Standard oleh Perusahaan dalam Kondisi

Financial Distress (Studi Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia)”

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak

yang telah memberikan bimbingan, dukungan, dan bantuan selama proses

penyusunan dan penyelesaian skripsi ini. Secara khusus, penulis mengucapkan

terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.


2. Ibu Dr. Farichah, S.E., M.Si., Akt. selaku Ketua Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung serta selaku Dosen

Pembimbing Utama yang selalu memberikan waktu, bimbingan, saran dan

nasihat yang bermanfaat selama proses penyelesaian skripsi ini.


3. Ibu Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si., Akt. selaku Sekretaris Jurusan

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.


4. Ibu Ninuk Dewi K, SE., M.Sc., CA., Ak. Selaku Dosen Pembimbing

Pendamping. Terimakasih untuk kesediaannya memberikan waktu,

bimbingan, arahan, masukan dengan penuh kesabaran selama proses

penyelesaian skripsi ini.


5. Bapak Dr. Tri Joko Prasetyo, S.E., M.Si., Akt. selaku Dosen Penguji

Utama yang telah memberikan saran-saran yang membangun mengenai

pengetahuan untuk penyempurnaan skripsi ini.


6. Bapak Dr. Nurdiono, SE., M.M., Akt. selaku Dosen Pembimbing

Akademik yang telah memberikan saran dan nasihat selama penulis

menjadi mahasiswa.
7. Seluruh Bapak/Ibu Dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Lampung yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya, serta

pembelajaran selama proses perkuliahan berlangsung.


8. Seluruh karyawan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

Terima kasih telah memberikan bantuan dan pelayanan terbaik selama

penulis menempuh pendidikan di Universitas Lampung.


9. Kedua orang tuaku tercinta, Ayahanda Ngadenan dan Ibunda Rokhanah

yang telah memberikan kasih sayang yang paling tulus, doa yang tiada

henti, dukungan serta nasihat dalam pencapaian cita-citaku. Terimakasih

untuk segala hal yang telah diberikan dan untuk kerja keras yang

dilakukan demi anakmu tercinta.


10. Kakak-kakakku tersayang, Muhammad Syafudin, Muslim Ansori dan

Ahmad Nur Shodiq. Terimakasih untuk segala kasih sayang, doa, canda

dan tawa yang diberikan selama ini. Semoga Allah memberikan kesehatan

dan kebahagiaan untuk kalian.


11. Seluruh keluarga besar, yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Terimakasih atas doa, dukungan, motivasi, dan nasihat yang telah

diberikan.
12. Keluarga keduaku, Bapak Suryono, Ibu Puji Rahayu, Agro Niago Utomo,

Miraj Wijaya dan Vitrin Wahyuningtyas. Terimakasih untuk segala

dukungan, doa, canda dan tawa yang selama ini telah diberikan.

Terimakasih telah menjadi penyemangat dan pengobat rasa lelahku selama

ini. Semoga senantiasa diberi kesehatan oleh Allah SWT.


13. Agro Niago Utomo, terimakasih telah menjadi teman terbaik, sahabat yang

tidak pernah meninggalkan dan selalu memberikan semangat serta

dukungan dari awal perkuliahan hingga akhir masa perkuliahan.

Terimakasih untuk selalu di sisiku dan menjadi yang pertama dalam setiap

hal yang terjadi, semoga Allah mengabulkan doa-doa kita.


14. Sahabat-sahabatku, Defitria Rian Sari, Mega Maulida, Diana Yunita dan

Tiara Rahma Maulida. Terimakasih untuk persahabatan yang telah dijalani

selama bertahun-tahun ini. Semoga silaturahmi tidak akan pernah terputus

dan selalu diberikan kelancaran dalam segala urusan.


15. Ukhti Sholehah, Amalia Pratiwi, Oftika Sari, Faila Suffah, Dewi Yulyana,

Dhiyaa Ronaa dan Zahrati. Terimakasih untuk semua waktu dan kenangan

yang telah tercipta. Terimakasih telah mengajarkan banyak hal dan selalu

berusaha memahami satu sama lain.


16. Future Accountant, Amalia Pratiwi, Oftika Sari, Faila Suffah, Dewi

Yulyana, Dhiyaa Ronaa, Zahrati, Amin Sobri, Ahmad Aminudin, Agro

Niago Utomo, Teguh Prasetyo, Ariyanto, Robert Trisnayandi dan Micho

Zyafutra. Terimakasih atas ribuan canda tawa, dukungan, motivasi, dan

doa yang kalian berikan. Semoga semua diantara kita selalu diberi

kelancaran dan kesehatan.


17. Calon Istri Sholehah, Amalia Pratiwi dan Oftika Sari. Terimakasih untuk

semua kenangan dan pengalaman-pengalaman yang berharga. Terimakasih

selalu banyak membantu dan berkorban satu sama lain. Semoga Allah

senantiasa memberikan kebahagiaan dan kesuksesan untuk kalian.


18. Tim lombaku, Melinda Deborah Tamara, Teguh Prasetyo, Tio Aldo

Pratama, Oftika Sari, Dani Aulia dan Muhammad Yasin. Terimakasih telah

menjadi tim terbaik yang memberikan banyak pengalaman berharga yang

tidak akan pernah terlupakan selama masa perkuliahan ini.


19. Seluruh teman terbaik yaitu Bipa, Ajeng, Anggit, Anisa, Arini, Atika,

Bella, Chatia, Dani, Dhana, Dila, Dina, Intan, Iroh, Icha, Niken, Ocha,

Beka, Reka, Riska, Rume, Yandi, Yuda, Zelda, Ismatul, Ninda, Clara, Fitri,

Indra, Dwiki, Nadhiyaa, serta seluruh teman-teman angkatanku, S1

Akuntansi 2014 lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Terimakasih atas kebersamaan dan canda tawa selama masa kuliah. Sukses

selalu kawan.
20. Keluarga KKN Desa Sri Budaya, Vinka, Tije, Desta, Bang Jo, Bang Dodi,

Tomo dan Koko. Terimakasih untuk kerja sama dan pengalaman hidup

selama 40 hari. Semoga jalan kalian dipermudah dalam menggapai

kesuksesan. Jangan saling melupakan ya.


21. Anggota Komunitas Jago Akuntansi Indonesia Chapter Lampung, Kak

Azhar, Kak Ria, Kak Fegy, Kak Wido, Kak Fatma, Kak Indun, Kak Cepe,

Dewi, Kak Tum, Kak Lala, Kak Filo, Kak Galuh, Agnes, Resti, Putri,

Annisa, Kak Ruri, Kak Arif dan lainnya yang tidak dapat disebutkan satu

per satu. Terimakasih atas kebersamaan, dan momen yang takkan

terlupakan.
22. Keluarga Besar UKMF KSPM Unila, Kanda-kanda dan Yunda-yunda serta

Kak Robi, Kak Sigit, Kak Rifka, Kak Arum, Kak Nina, Kak Adit, Chatia,
Oftika,Rindang, Yanto, Aji dan Ikhsan. Terimakasih atas segala warna dan

pembelajaran yang telah diberikan selama ini.


23. Adik-adik KSPM Terkasih, Nidya, Anin, Wuri, Ardita, Mayko, Rendy,

Gilang, Faqih, Desty, Tisel, Rona, Jaya, Ganis, Shaula, Rima dan semua

yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terimakasih atas canda tawa dan

kerjasamanya selama ini. Semangat dalam menggapai cita-cita ya.


24. Anak Kos Putri Jayanti, Mba Rifa, Mba Desi, Mba Novi, Mba Mey, Mba

Maurin, Mba Verly, Ishmah, Rani, Indah dan Eva. Terimakasih atas segala

canda tawa dan kenangan yang memberikan warna-warna indah selama

kuliah ini. Terimakasih telah menjadi keluarga yang saling peduli dan

saling menyayangi satu sama lain.


25. Teruntuk Ishmah Nur Hidayati. Terimakasih telah menyediakan bahu

untuk menjadi sandaran saat penulis menangis, telah menjadi pendengar

dan penasehat saat terjatuh dan selalu memberikan hiburan disetiap

harinya. Semoga sukses menggapai setiap target yang telah kamu

rencanakan ya, Pip.


26. Teruntuk Mba Mey Ariyanti, terimakasih telah menemani penulis dalam

mengerjakan skripsi ini dengan segala cerita-ceritamu. Semoga Allah

menurunkan hidayah-Nya untuk masa depan terbaikmu ya, Mba.

Atas bantuan dan dukungannya, penulis mengucapkan terimakasih,

semoga mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari masih

banyak kekurangan dalam proses penulisan skripsi ini, maka penulis

mengharapkan adanya kritik ataupun saran yang dapat membantu penulis

dalam menyempurnakan skripsi ini. Demikianlah, semoga skripsi ini dapat

memberikan manfaat bagi yang membacanya.


Bandar Lampung, 25 Mei 2018

Penulis,

Umi Choirunnisa
DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI ...........................................................................................................i

DAFTAR TABEL..................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..............................................................................1
1.2 Pertanyaan Penelitian ....................................................................6
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................6
1.4 Manfaat Penelitian..........................................................................7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Landasan Teori...............................................................................8
1. Teori Keagenan (Agency Theory)..............................................8
2. Manajemen Laba (Earnings Management)...............................9
3. Manajemen Laba Riil (Real Earnings Management)..............11
4. Kesulitan Keuangan (Financial Distress) ..............................14
5. Laporan Keuangan (Financial Stateent) ................................16
2.2 Penelitian Terdahulu ....................................................................17
2.3 Pengembangan Hipotesis.............................................................19

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Jenis Penelitian ............................................................................22
3.2 Objek Penelitian ..........................................................................22
3.3 Populasi dan Sampel ...................................................................23
3.4 Jenis dan Sumber Data ................................................................25
3.5 Teknik Pengumpulan Data...........................................................26
3.6 Definisi Operasional dan Pengukuran Kinerja.............................26
3.7 Teknik Analisi Data......................................................................27

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


4.1 Pemilihan Objek Penelitian..........................................................29
4.2 Analisis Data dan Pembahasan....................................................30
4.2.1 Statistik Deskriptif...........................................................31
4.2.2 Uji Normalitas..................................................................33
4.2.3 Uji Hipotesis.....................................................................34
4.3 Analisis Tindakan Real Earnings Management............................36
4.3.1 Independent Sample t-Test ................................................37
ii

4.3.2 Tindakan Real Earnings Management sebelum


Penerapan IFRS ...............................................................38
4.3.3 Tindakan Real Earnings Management sesudah
Penerapan IFRS ...............................................................38

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan..................................................................................40
5.2 Keterbatasan Penelitian................................................................41
5.3 Saran.............................................................................................41

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................iv

LAMPIRAN............................................................................................................x

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 4.1 Rincian Objek Penelitian........................................................................28


Tabel 4.2 Hasil Statistik Deskriptif........................................................................30
Tabel 4.3 Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov.....................................................33
Tabel 4.4 Hasil Uji Beda Rata-Rata Sebelum dan Sesudah IFRS..........................34
Tabel 4.5 Hasil Uji Beda Rata-Rata perusahaan Financial Distress dan non-
Financial Distress Sebelum dan Sesudah IFRS....................................36
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada tanggal 1 Januari 2012 Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) resmi menerapkan

International Financial Reporting Standards (IFRS) untuk menjadi pedoman

dalam menyusun laporan keuangan pada perusahaan-perusahaan yang ada di

Indonesia. IFRS merupakan standar akuntansi internasional yang dibentuk oleh

International Accounting Standard Board (IASB). Penerapan IFRS dilakukan

karena semakin berkembangnya perusahaan multinasional maka semakin

dibutuhkan pula standar yang tepat dan berbasis internasional dalam penyusunan

laporan keuangan. Menurut Iatridis (2010), tujuan utama IFRS adalah seperangkat

standar akuntansi global yang berkualitas tinggi, mudah dipahami, transparan, dan

laporan keuangan yang sebanding untuk membantu pengguna di pasar modal dan

pengguna lainnya dalam pembuatan keputusan ekonomi. Saat ini dunia usaha

dianggap tidak memiliki batas negara sehingga investor sangat mudah

memindahkan sumber daya tertentu dari negara satu ke negara yang lain dengan

sangat cepat. Hal ini terjadi karena semakin pesatnya perkembangan teknologi dan

informasi yang membuat investor mudah untuk memasuki lantai pasar modal di

seluruh bursa yang ada di dunia.


2

Menurut Arum (2013), manfaat adopsi IFRS dapat dilihat dari dua aspek: dalam

hal biaya dan dalam hal biaya modal. Dalam hal efisiensi biaya, perusahaan

multinasional tidak perlu membuat banyak pelaporan memenuhi kebutuhan

investor di dalam negeri dan luar negeri. Beralih ke IFRS tidak hanya merubah

angka-angka pada laporan keuangan saja, tetapi juga merubah pola pikir dan cara

semua elemen yang ada di perusahaan. International Financial Reporting

Standards (IFRS) merupakan standar tunggal pelaporan akuntansi berkualitas

tinggi dan kerangka akuntansi berbasiskan prinsip yang meliputi penilaian

profesional yang kuat dengan pengungkapan yang jelas dan transparan mengenai

substansi transaksi ekonomi, penjelasan hingga mencapai kesimpulan tertentu dan

akuntansi terkait transaksi tersebut. IFRS diharapkan dapat meningkatkan

komparabilitas dan kredibilitas pelaporan keuangan di berbagai negara. IFRS

diharapkan juga dapat meningkatkan kualitas informasi laporan keuangan

sehingga dapat diandalkan dan relevan digunakan sebagai dasar pengambilan

keputusan ekonomi (Arum, 2013).

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), Setelah menggunakan IFRS sebagai

pedoman dalam menyusun laporan keuangan perusahaan diharapkan akan

memiliki daya saing yang lebih besar. Penerapan standar yang sama di seluruh

dunia akan mengurangi permasalahan daya banding (comparability) dalam

pelaporan keuangan. Komalasari (2017) menyatakan bahwa tujuan kompilasi

IFRS adalah untuk meningkatkan komparabilitas pelaporan keuangan,

meningkatkan transparansi perusahaan dan untuk meningkatkan kualitas

pelaporan keuangan yang dapat memberikan informasi lebih bermanfaat bagi para

investor sekaligus untuk meningkatkan fungsi pasar keuangan. Berdasarkan


3

pernyataan tersebut, maka dapat dilihat salah satu manfaat yang diperoleh dari

adanya penerapan IFRS ini adalah untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan

salah satunya dengan mengurangi kesempatan untuk melakukan manajemen laba

(earnings management).

Lang (2003) menyatakan kualitas akuntansi dapat diukur melalui 3 perspektif.

Perspektif pertama dalam kualitas akuntansi yaitu penerapan manajemen laba. Hal

ini dikarenakan praktik-praktik kecurangan akuntansi yang umum dilakukan oleh

manajemen agar investor, kreditor maupun pembaca laporan keuangan perusahaan

mereka melihat bahwa kinerja perusahaan lebih baik dari perusahaan yang lain

salah satunya yaitu dengan melakukan manajemen laba. Transaksi discretionary

sering dilakukan dengan menerapkan manajemen laba. Dalam hal tertentu,

manajemen perusahaan sering menentukan kebijakan manajemen laba

(Farichah, 2017). Munculnya praktik manajemen laba disebabkan oleh

beberapa faktor. Contohnya adalah kondisi kesulitan keuangan, kesulitan

keuangan (financial distress) didefinisikan sebagai tahap penurunan kondisi

keuangan yang terjadi sebelum kebangkrutan ataupun likuidasi terjadi (Platt,

2002). Perusahaan yang mengalami kondisi kesulitan keuangan cenderung

melakukan praktik manajemen laba untuk selalu memberikan sinyal baik kepada

investor. Koch (2002) mengemukakan bahwa perilaku manajemen laba meningkat

seiring meningkatnya kondisi kesulitan keuangan yang dialami perusahaan.

Implementasi International Financial Reporting Standard (IFRS) secara empiris

menunjukkan perbaikan kualitas laporan informasi akuntansi (Cornier, et al.,

2009: Iatridis, 2010: Chen, et al., 2010 dan Chua, et al., 2012). Informasi

akuntansi yang dimaksud yaitu diantaranya dapat mengurangi tindakan earnings


4

management, meningkatkan relevansi nilai informasi akuntansi dan kenaikan

pengakuan kerugian tepat waktu. Penelitian yang dilakukan oleh Arum (2013)

menyatakan bahwa penerapan IFRS di Indonesia dapat mengurangi tindakan

manajemen laba. Penelitian lain juga telah dilakukan oleh Komalasari (2017)

tentang implementasi International Financial Reporting Standards yang

memoderasi hubungan antara corporate governance dengan earnings

management yang mendapatkan hasil bahwa implementasi IFRS memperkuat

hubungan antara proporsi komisaris independen dari dewan komisaris dengan

manajemen laba akrual. Menurut Doukakis (2014), tidak ada perbedaan

manajemen laba akrual dan manajemen laba riil setelah penerapan IFRS.

Berdasarkan penelitian di atas, maka penelitian yang dilakukan belum

memperoleh hasil yang konsisten.

Penelitian Roychowdhury (2006), Zang (2012), serta Graham, et al. (2005)

menemukan bahwa suatu manajer sudah bergeser dari manajemen laba akrual ke

manajemen laba riil. Pergeseran ini menurut Roychowdhury (2006) disebabkan

karena pertama, manipulasi akrual yang kemungkinan besar akan menarik

perhatian auditor atau regulatory scrutiny dibandingkan dengan keputusan –

keputusan yang riil, seperti yang dikaitkan dengan penetapan harga dan produksi.

Kedua, jika mengandalkan manipulasi akrual saja membawa risiko. Graham, et al.

(2005) mengutarakan bahwa manajer cenderung melakukan aktivitas manajemen

laba riil. Hal ini dikarenakan aktivitas manajemen laba riil sulit untuk dibedakan

dengan keputusan bisnis yang optimal dan lebih sulit juga untuk dideteksi

meskipun secara ekonomik signifikan bagi perusahaan. Ho, et al. (2015)

melakukan penelitian pada perusahaan yang ada di China tentang tindakan


5

manajemen laba akrual dan manajemen laba riil yang memperoleh hasil bahwa

setelah adanya IFRS perusahaan tidak lagi terlibat dalam manajemen laba akrual

melainkan telah berpaling ke aktivitas riil perusahaan dengan melakukan

manajemen laba riil (real earnings management).

Penelitian mengenai tindakan manajemen laba sebelum dan setelah penerapan

IFRS sudah dilakukan oleh beberapa peneliti. Namun, belum terdapat hasil yang

konsisten dalam penelitian yang dilakukan. Hal yang menjadi pertimbangan lain

yaitu masih bertolak belakang tujuan penerapan IFRS untuk meminimalisir

tindakan manajemen laba dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh beberapa

peneliti. Gray, et al. (2015) menyatakan bahwa tindakan earnings management

tetap berlanjut setelah diterapkannya IFRS. Selain itu, dalam penelitian ini alat

ukur yang digunakan untuk menilai manajemen laba adalah dengan melihat

tindakan manajemen laba riil yang dilakukan oleh perusahaan dalam kondisi

kesulitan keuangan (financial distress). Manajemen laba riil dipilih dalam

penelitian ini karena dalam beberapa penelitian mengungkapkan bahwa

manajemen laba akrual sudah jarang dilakukan dan beralih pada manajemen laba

riil.

Hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada

objek penelitiannya. Objek penelitian yang dipilih adalah perusahaan yang

mengalami kondisi kesulitan keuangan (financial distress), hal ini dilakukan

karena kondisi ekonomi Indonesia akhir-akhir ini sulit untuk diprediksikan

sehingga menyebabkan kondisi kesulitan keuangan pada beberapa perusahaan,

selain itu perusahaan yang mengalami financial distress dianggap lebih terindikasi

melakukan manajemen laba dibandingkan dengan perusahaan yang tidak


6

mengalami kondisi kesulitan keuangan. Pada penelitian ini, perusahaan

manufaktur dipilih menjadi sampel penelitian dikarenakan perusahaan manufaktur

merupakan perusahaan dengan proporsi paling banyak jika dibandingkan dengan

sektor lain. Selain itu, ukuran untuk meneliti manajemen laba riil juga

menggunakan biaya produksi sehingga perusahaan yang tepat sebagai objek

penelitian adalah perusahaan manufaktur. Oleh karena itu, judul dalam penelitian

ini adalah “Analisis Tindakan Earnings Management Sebelum dan Sesudah

Penerapan International Financial Reporting Standards oleh Perusahaan

dalam Kondisi Financial Distress”.

1.2. Pertanyaan Penelitian


Berdasarkan latar belakang di atas, pertanyaan penelitian yang dirumuskan

adalah:
1. Apakah perusahaan yang mengalami financial distress melakukan tindakan

real earnings management melalui biaya produksi sebelum dan sesudah

penerapan IFRS?
2. Apakah terdapat perbedaan tindakan real earnings management sebelum dan

sesudah penerapan IFRS pada perusahaan dalam kondisi financial distress?

1.3. Tujuan Penulisan


Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan

ini adalah untuk mengetahui perbedaan tindakan real earnings management

sebelum dan sesudah penerapan International Financial Reporting Standards oleh

perusahaan dalam kondisi financial distress.

1.4. Manfaat Penelitian


1. Bagi Calon Investor
Penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan

investasi.

2. Bagi Perusahaan
7

Penelitian ini dapat digunakan sebagai analisa dalam mendeteksi adanya earnings

management khususnya real earnings management yang dilakukan oleh

perusahaan.

3. Bagi Akademisi
Penelitian ini dapat digunakan untuk menguji bagaimana perilaku manajemen

dalam melakukan tindakan real earnings management sebelum dan sesudah

penerapan International Financial Reporting Standard (IFRS).

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori


1. Teori Keagenan (Agency Theory)
8

Konsep manajemen laba menggunakan pendekatan teori keagenan. Teori agensi

berfokus pada dua pihak yaitu principal (pemilik) dan pengelola atau agent yang

masing-masing pihak berusaha untuk memaksimalkan kepentingan dirinya

sendiri. Maksimalisasi kekayaan principal akan diserahkan kepada pihak-pihak

yang dianggap profesional untuk mengelola perusahaan. Pihak profesional

tersebut dalam perusahaan disebut sebagai manajemen, yang dalam teori

keagenan disebut sebagai agent.

Di dalam teori agensi, agent dan principal yang ingin memaksimalkan

keuntungan dengan informasi yang telah dimiliki. Namun agent memiliki lebih

banyak lagi informasi dibandingkan dengan principal, sehingga akan

menimbulkan asimetri informasi. Earnings management dapat menimbulkan

masalah keagenan (agency cost) yang dipicu dari adanya pemisahan peran atau

perbedaan kepentingan antara pemegang saham (principal) dengan

pengelola/manajemen perusahaan (agent). Asimetri informasi memungkinkan

manajemen perusahaan untuk melakukan manajemen laba. Eisenhardt (1989)

menjelaskan bahwa teori agensi menggunakan tiga asumsi sifat manusia yaitu

mementingkan diri sendiri (self interest), daya pikir terbatas mengenai persepsi

masa mendatang (bounded rationality) dan menghindari resiko (risk-averse).

Dalam teori keagenan ini, manajemen selalu berusaha untuk memaksimumkan

fungsi utilitasnya. Mengingat manajemen memiliki keleluasaan untuk memilih

salah satu kebijakan akuntansi dari prinsip yang berlaku umum, maka wajar saja

jika kemudian muncul pemikiran bahwa manajemen akan memilih metode

akuntansi yang secara spesifik akan membantu manajemen dalam meraih

tujuannya.
9

2. Manajemen Laba (Earnings Management)

Menurut Scott (2012), manajemen laba merupakan tindakan intensi yang

mencakup segala macam manipulasi, hal tersebut dapat mempengaruhi pelaporan

keuangan baik melalui jumlah keuntungan maupun item akuntan lainnya.

Earnings management dapat didefinisikan sebagai “intervensi manajemen dengan

sengaja dalam proses penentuan laba, biasanya untuk memenuhi tujuan pribadi”.

Schipper (1989) mengatakan bahwa earnings management merupakan tindakan

dari manajer untuk memperbaiki kinerja dari perusahaan, baik manajer dan

perusahaan akan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut.

Menurut Subramanyam dan Wild (2010), terdapat berbagai motivasi yang

mendorong dilakukannya earnings management antara lain meningkatkan

kompensasi, menghindari persyaratan utang, memenuhi ramalan analysis, dan

mempengaruhi harga saham. Menurut Scott (2009) yang menjadi motivasi

dilakukannya manajemen laba adalah motivasi bonus, motivasi kontrak, motivasi

politik, motivasi pajak, penggantian direktur dan mengkomunikasikan informasi

ke investor. Sedangkan, Watts dan Zimmerman (1990) mengeluarkan teori

akuntansi positif (positif accounting theory) yang mengusulkan tiga hipotesis

motivasi earnings management, yaitu: hipotesis program bonus (the bonus plan

hypotesis), hipotesis perjanjian hutang (the debt covenant hypotesis) dan hipotesis

biaya politik (the political cost hypotesis).

Dalam melakukan tindakan manajemen laba, terdapat beberapa bentuk pola

tindakan manajemen laba. Menurut Scott (2003) manajemen laba dilakukan

dengan pola sebagai berikut:


10

a. Taking a bath

Pola manajemen laba yang melaporkan laba pada periode berjalan dengan nilai

yang sangat rendah atau sangat tinggi.

b. Income minimization

Pola manajemen ini seperti taking a bath tapi tidak seekstrim pola taking a bath.

Menjadikan laba di periode berjalan lebih rendah dari pada laba sesungguhnya.

c. Income maximization

Pola manajemen laba ini berkebalikan dengan income minimization. Melaporkan

laba lebih tinggi daripada laba sesungguhnya.

d. Income smoothing

Pola manajemen laba yang paling menarik yaitu dengan cara melaporkan

tingkatan laba yang cenderung berfluktualisasi yang normal pada periode-periode

tertentu. Semua pola tersebut dilakukan oleh manajemen karena adanya peluang

dari manajer perusahaan guna memaksimalkan keuntungan pribadi (expected

utility) serta kontrak efisien untuk menguntungkan perusahaan.

Praktik manajemen laba baik melalui akrual diskresioner dan aktivitas riil akan

berpengaruh terhadap kinerja perusahaan di masa depan. Namun terdapat

kekurangan manajemen laba akrual dibandingkan manajemen laba riil, yaitu

manipulasi akrual dibatasi oleh GAAP dan manipulasi akrual di tahun-tahun

sebelumnya. Selain itu, manipulasi ini dapat terdeteksi oleh auditor, investor

ataupun badan pemerintah sehingga dapat berdampak pada harga saham bahkan

menyebabkan kebangkrutan atau kasus hukum. Oleh karena itu, terdapat cara lain

yang sering dilakukan oleh manajer untuk mengatur laba yaitu dengan

memanipulasi aktivitas riil (real activities manipulation). Manipulasi ini terjadi


11

sepanjang periode akuntansi dengan tujuan spesifik yaitu memenuhi target laba

tertentu dan menghindari kerugian. Manajer termotivasi untuk melakukan

manajemen laba dalam proses penyusunan laporan keuangan dengan memilih

teknik dan prosedur akuntansi yang tepat agar menghasilkan angka akuntansi

yang sering digunakan sebagai instrumen untuk mengevaluasi kinerja manajemen

(Farichah, 2017).

3. Manajemen Laba Riil (Real Earnings Management)

Manajemen laba melalui aktivitas riil didefinisikan sebagai penyimpangan dari

aktivitas operasi normal perusahaan yang dimotivasi oleh keinginan manajemen

untuk memberikan pemahaman yang salah kepada pemangku kepentingan bahwa

tujuan pelaporan keuangan tertentu telah dicapai melalui aktivitas operasi normal

perusahaan (Roychowdhury, 2006). Manajemen laba melalui aktivitas riil berbeda

secara signifikan dari manajemen laba akrual karena berdampak langsung pada

arus kas. Graham, et al. (2005) berdasarkan survei menemukan bahwa manajemen

lebih memilih mengelola laba melalui aktivitas riil. Misalnya, mengurangi

pengeluaran diskresioner atau investasi modal daripada melalui kebijakan akrual

dalam melakukan manajemen laba. Hal ini sejalan dengan Zang (2007)

menyatakan bahwa manajer lebih menyukai manipulasi aktivitas riil dibandingkan

akrual, akan tetapi manajer tetap mempertahankan kedua teknik tersebut untuk

mencapai target laba yang di inginkan. Hal ini memungkinkan perusahaan dapat

melakukan teknik manajemen laba akrual dan manipulasi aktivitas riil secara

bersama-sama baik dengan cara subtitusi maupun simultan. Manajemen laba

melalui aktivitas riil lebih sulit untuk dideteksi karena tidak dapat dibedakan dari

keputusan bisnis yang optimal.


12

Manajemen laba akrual dibatasi oleh prinsip akuntansi yang berlaku umum

sehingga manajemen terdorong untuk melakukan pengelolaan laba melalui

aktivitas riil. Dalam Roychowdhury (2006) dijelaskan bahwa manajemen laba

dapat dilakukan dengan manajemen laba akrual murni dan manajemen laba riil.

Manajemen laba akrual dilakukan pada akhir periode ketika manajer mengetahui

laba sebelum direkayasa sehingga dapat mengetahui berapa besar manipulasi yang

diperlukan agar target laba tercapai. Manajemen laba riil merupakan manipulasi

yang dilakukan oleh manajemen melalui aktivitas perusahaan sehari-hari selama

periode akuntansi. Kegiatan manajemen laba riil dimulai dari praktek operasional

normal, yang dimotivasi oleh manajer yang berkeinginan untuk mengelabui

bahkan menyesatkan stakeholder yang ingin mengetahui kinerja dan kondisi

perusahaan.

Manajemen laba riil dapat terjadi sepanjang periode akuntansi berjalan melalui

aktivitas perusahaan sehari-hari tanpa menunggu akhir periode, sehingga manajer

akan mudah untuk mencapai target laba yang diinginkan. Teknik yang dapat

dilakukan dalam manajemen laba riil antara lain manajemen penjualan,

overproduction, dan pengurangan biaya diskresioner (Roychowdhury, 2006).

Manajemen laba riil merupakan kegiatan yang sering dilakukan oleh manajemen

perusahaan karena aktivitas ini tidak menjadi sorotan regulator oleh para investor.

Maka sudah semestinya regulator memperhatikan pada isu manajemen laba riil

dengan mengeluarkan kebijakan atau peraturan yang mampu membatasi tindakan

nakal para manajer untuk memanipulasi aktivitas-aktivitas riil perusahan.

Perusahaan yang menerapkan manajemen laba riil akan mempunyai abnormal


13

aliran kas operasi perusahaan dan pengeluaran diskresioner abnormal negatif pada

periode tersebut dan mempunyai biaya produksi yang abnormal positif

(Ferdawati, 2009).

Abnormal production cost adalah manajemen laba riil yang dilakukan melalui

manipulasi biaya produksi, dimana perusahaan akan memiliki biaya produksi

yang lebih tinggi daripada level normal. Estimasi nilai residu itu diambil dari

biaya produksi yang merupakan nilai abnormal produksi. Pada penelitian yang

akan dilakukan, alat ukur untuk menentukan tindakan manajemen laba riil adalah

biaya produksi yang dilihat dari overproduction pada perusahaan. Menurut

Sulistiawan (2011), biaya produksi dapat didefinisikan sebagai jumlah biaya

barang yang terjual dan perubahan persediaan selama tahun periode yang berjalan.

Maka kesimpulan dari pernyataan tersebut adalah biaya produksi merupakan

biaya yang dikeluarkan untuk membuat suatu produk mulai dari bahan baku

menjadi barang jadi dan dihitung harga pokok produksinya sehingga diketahui

seluruh biaya produksi yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan dalam

memproduksi suatu barang.

2.1.4. International Financial Reporting Standard (IFRS)

International Financial Reporting Standard (IFRS) merupakan standar yang

dibuat oleh International Accounting Standards Boards (IASB) yang mempunyai

tujuan yaitu untuk memberikan keseragaman standar dalam penyusunan laporan

keuangan perusahaan di seluruh dunia. Menurut Dewan Standar Akuntansi

Keuangan (DSAK, 2013), tingkat pengadopsian IFRS dapat dibedakan menjadi

lima tingkat (1) full adoption, (2) adapted, (3) piecemeal, (4) referenced

(convergence), dan (5) not adopted at al. Berdasarkan roadmap yang telah
14

disusun IAI, program konvergensi IFRS di Indonesia dilakukan melalui tiga

tahapan yaitu tahap adopsi (2008-2010), tahap persiapan akhir (2011), dan tahap

implementasi (2012). Sasaran konvergensi IFRS tahun 2012 adalah merevisi

PSAK agar secara material sesuai dengan IFRS versi 1 Januari 2009 yang berlaku

efektif 1 Januari 2012. Untuk memperlancar proses adopsi IFRS keberhasilan

masa transisi adalah kunci utamanya.

Menurut Iatridis (2010), tujuan utama IFRS adalah seperangkat standar akuntansi

global yang berkualitas tinggi, mudah dipahami, transparan, dan laporan keuangan

yang sebanding untuk membantu pengguna di pasar modal dan pengguna lainnya

dalam pembuatan keputusan ekonomi. Konvergensi IFRS di Indonesia perlu

didukung agar Indonesia mendapatkan pengakuan maksimal. Pengakuan

maksimal ini didapat dari komunitas internasional yang sudah lama menganut

standar ini. Jurang pemisah terdalam PSAK dengan IFRS telah teratasi yaitu

dengan diperbolehkannya penggunaan nilai wajar (fair value) dalam PSAK.

Menurut Arum (2013), manfaat adopsi IFRS dapat dilihat dari dua aspek: dalam

hal biaya dan dalam hal biaya modal. Dalam hal efisiensi biaya, perusahaan

multinasional tidak perlu membuat banyak pelaporan memenuhi kebutuhan

investor di dalam negeri dan luar negeri. Komalasari (2017) menyatakan bahwa

tujuan kompilasi IFRS adalah untuk meningkatkan komparabilitas pelaporan

keuangan, meningkatkan transparansi perusahaan dan untuk meningkatkan

kualitas pelaporan keuangan yang dapat memberikan informasi lebih bermanfaat

bagi para investor sekaligus untuk meningkatkan fungsi pasar keuangan.

Ball (2006) menyatakan bahwa adopsi IFRS akan memberikan kegunaan bagi

investor yaitu:
15

1. IFRS akan memberikan informasi akuntansi yang lebih akurat, lebih

komprehensif dan lebih tepat waktu.


2. IFRS akan mengurangi biaya yang digunakan untuk mengolah informasi

akuntansi karena dapat diperbandingkan secara internasional.


3. Pasar akan menjadi lebih efiesien sebab biaya yang digunakan untuk

menganalisis laporan keuangan menjadi lebih rendah.


4. IFRS menghilangkan perbedaan standar akuntansi, yang secara langsung

membuka peluang untuk terjadinya transaksi ekuitas antar negara.

2.1.5. Kesulitan Keuangan (Financial Distress)

Financial distress dapat digambarkan dari dua titik eksterm yaitu kesulitan

likuiditas jangka pendek yaitu kesulitan likuiditas jangka pendek sampai

insolvabel (Mamduh, 2007). Financial distress juga bisa didefinisikan sebagai

ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajiban financial

yang telah jatuh tempo (Beaver, et aI., 2010). Menurut Toto (2011) kebangkrutan

merupakan kondisi dimana perusahaan tidak mampu lagi untuk melunasi

kewajibannya. Kebangkrutan suatu perusahaan ditandai dengan financial distress,

yaitu keadaan dimana perusahaan lemah dalam menghasilkan laba atau

perusahaan cenderung mengalami defisit. Dengan kata lain, kebangkrutan dapat

diartikan sebagai kegagalan perusahaan dalam menjalankan operasi perusahaan

untuk memperoleh laba. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan kesulitan

keuangan perusahaan sangat erat terkait dengan kondisi makro ekonomi (Graham,

et al., 2011). Indikator dalam menentukan kondisi financial distress telah

ditemukan oleh banyak peneliti, salah satunya yaitu menggunakan nilai Z-Score.

Altman (2002) mengembangkan metode kebangkrutan dengan tingkat keakuratan

yang dapat dipercaya dalam memprediksi kebangkrutan. Model Altman Z-score


16

sebagai salah satu pengukuran kinerja kebangkrutan dan resiko obligasi tidak

stagnan atau tetap, melainkan berkembang dari waktu ke waktu, seiring dari

kondisi perusahaan dan kondisi dimana metode tersebut diterapkan. Hadi (2008)

menemukan penelitian bahwa model Altman Z-Score merupakan prediktor terbaik

dalam memprediksi kondisi financial distress jika dibandingkan dengan model

Zmijewski dan springate model.

2.1.6. Laporan Keuangan (Financial Statement)

Menurut PSAK No. 1 (2017), laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur

dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan

adalah untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan,

dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar pengguna sumber daya

yang dipercayakan kepada mereka. Laporan keuangan merupakan media

komunikasi yang digunakan manajemen kepada pihak luar perusahaan. Kualitas

komunikasi ini bergantung kepada kualitas laporan keuangan yang disajikan.

Untuk mendukung tercapainya kualitas laporan keuangan yang baik, diperlukan

aturan yang dibuat oleh badan profesi (dewan pembuat standar) dan pemerintah.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2017) laporan keuangan yang lengkap terdiri

dari:

a) laporan posisi keuangan pada akhir periode,


b) laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain selama periode,
c) laporan perubahan ekuitas selama periode,
d) laporan arus kas selama periode,
e) catatan atas laporan keuangan yang berisi kebijakan akuntansi yang

signifikan dan informasi penjelasan yang lain,


f) informasi komparatif mengenai periode terdekat sebelumnya,
g) laporan posisi keuangan pada awal periode terdekat sebelumnya ketika

entitas sebelumnya ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi


17

secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan

keuangan, atau ketika entitas mereklasfikasikan pos-pos dalam laporan

keuangannya.

2.2. Penelitian Terdahulu

No. Penelitian Variabel Hasil penelitian


1. Doukakis (2014) Earnings Tidak ada perbedaan
Management, baik manajemen laba
Erratum to”The effect of International riil dan manajemen
mandatory IFRS adoption on Financial laba akrual sebelum
real and accrual-based earnings Reporting dan sesudah
management activities Standard penerapan IFRS.

2. Capkun, et al. (2016) Earnings Manajemen laba


management meningkat dari
The effect of IAS/IFRS adoption sebelum tahun 2005
on earnings management sampai sesudah
(smoothing: A closer look at tahun 2005 pada
competing explanations) perusahaan yang
menerapkan IFRS
maupun tidak. Dan
tidak ada perubahan
secara insentif.

3. Ho, et al. (2015) Earnings Manfaat adopsi IFRS


Management dalam
Real and Accrual-Based mengendalikan
Earnings Management in the manipulasi laba
Pre- and Post-IFRS Periods: berbasis akrual ke
Evidence in China. atas tidak merata di
seluruh perusahaan
dan manfaatnya
kurang terasa bagi
perusahaan
manufaktur daripada
rekan kerja non-
manufaktur mereka.

4. Arum (2013) Earnings Penerapan IFRS


management, berpengaruh
Implementation of International timely loss terhadap penurunan
Financial Reporting Standards recognition, value cakupan pendapatan
18

(IFRS) and the quality of relevance of manajemen dan


financial statement Information accounting meningkatkan
in Indonesia relevansi nilai
informasi akuntansi,
namun tidak
berpengaruh
terhadap kenaikan
pengakuan kerugian
tepat waktu

5. Komalasari (2017) International International


Financial Financial Reporting
Implementation the Reporting Standards
International Financial Standards, memperkuat
Reporting Standards as a corporate hubungan antara
Moderating Variable of the governance, komisaris
Relationship of Corporate earnings independen dengan
Governance with Earnings management accrual earnings
Management management

2.3. Pengembangan Hipotesis

Financial distress dimulai ketika perusahaan tidak dapat memenuhi jadwal

pembayaran atau ketika proyeksi arus kas mengindikasikan bahwa perusahaan

tersebut akan segera tidak dapat memenuhi kewajibannya (Birgham dan Daves,

2003). Plat dan Plat (2006) mendefinisikan financial distress sebagai suatu

kondisi perusahaan sedang mengalami penyimpangan dan tekanan yang secara

bertahap akan mengarah kepada kebangkrutan. Financial distress terjadi sebelum

perusahaan mengalami kebangkrutan. Pada umumnya, perusahaan yang

mengalami financial distress akan mengambil tindakan untuk merespon kondisi

tersebut. Tindakan yang dapat diambil oleh badan usaha dapat berupa penghentian

operasi, pabrik, atau divisi, pengurangan produksi, penundaan proyek tertentu,

tidak membayar dividen maupun pengurangan jumlah karyawan (Fachrudin,


19

2008). Namun, perusahaan juga dapat merespon kondisi kesulitan keuangan

dengan melakukan earnings management seperti menurunkan laba (income-

decreasing), meningkatkan laba (income-increasing) dan teknik-teknik yang

lainnya. Cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan dalam melakukan manajemen

laba salah satunya adalah tindakan real earnings management.

Koch (2002) berpendapat bahwa earnings management meningkat seiring

meningkatnya financial distress perusahaan. Cohen dan Zarowin (2010)

menemukan bahwa real earnings management menyamarkan kinerja keuangan

perusahaan pada periode saat ini sehingga pada jangka panjang real earnings

management tersebut akan membahayakan keunggulan kompetitif perusahaan.

Gunny (2010) menemukan bahwa perusahaan-perusahaan yang melakukan

manajemen laba riil untuk mencapai target laba mereka relatif menampilkan

kinerja perusahaan yang lebih baik dibandingkan perusahaan-perusahaan yang

gagal mencapai target laba yang telah ditentukan. Selanjutnya, manajemen laba

riil yang dilakukan oleh perusahaan membuat investor kesulitan membedakan

apakah kebijakan bisnis yang dibuat oleh perusahaan tersebut optimal atau kurang

optimal. Melalui praktik manajemen laba riil, manajer lebih sulit untuk dideteksi

investor terkait strategi manajemen laba yang digunakan (Graham, et al., 2005).

Penerapan IFRS sebagai standar global akan berdampak pada semakin sedikitnya

pilihan-pilihan metode akuntansi yang dapat diterapkan sehingga akan

meminimalisir praktik-praktik kecurangan akuntansi (Prihadi, 2010). Hal itu

disebabkan karena penerapan IFRS menggunakan fair value dan full disclosure

dalam menyusun laporan keuangan. Roychowdhury (2006) memaparkan bahwa


20

manajemen laba riil (real activities manipulation) digunakan oleh perusahaan

sebagai acuan dalam pelaporan keuangan untuk menghindari pelaporan kerugian

tahunan. Hasil dari penelitian tersebut menemukan bahwa para manajer

menyediakan tiga cara yaitu dengan melakukan diskon-diskon harga untuk

menaikkan penjualan sementara, produksi yang dilakukan secara besar-besaran

untuk menurunkan cost barang yang terjual dan mengurangi pengeluaran

diskrisioner untuk memperbaiki marjin yang akan dilaporkan. Capkun (2016)

menemukan bahwa ada peningkatan manajemen laba dari tahun sebelum 2005

untuk perusahaan di negara-negara yang mengizinkan adopsi IAS/IFRS sejak

awal. Penerapan IFRS di Indonesia dapat mengurangi tindakan manajemen laba

yang dilakukan oleh perusahaan (Arum, 2013). Ho, et al. (2015) menyatakan

bahwa setelah adanya IFRS perusahaan tidak lagi terlibat dalam manajemen laba

akrual melainkan telah berpaling ke aktivitas riil perusahaan dengan melakukan

manajemen laba riil (real earnings management).

Berdasarkan penjelasan di atas, maka hipotesis yang diajukan adalah:

Ha: Real earnings management oleh perusahaan dalam kondisi financial distress

sebelum penerapan IFRS lebih besar jika dibandingkan dengan sesudah penerapan

IFRS.
21

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian


Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Riset kuantitatif

merupakan penelitian yang mengambil masalah berkaitan dengan kenyataan sosial

yang banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor yang sifatnya tidak tetap, akan tetapi

selalu berubah sesuai dengan perkembangan zaman dan pengetahuan. Penelitian

kuantitatif ini memerlukan adanya hipotesis beserta pengujian teknik analisis dan

formula statistik untuk pengolahan data. Berdasarkan karakteristik masalah yang

ada dalam penelitian ini termasuk penelitian kausal komparatif. Penelitian

komparatif adalah sejenis penelitian deskriptif yang ingin mencari jawaban secara
22

mendasar tentang sebab dan akibat, serta penelitian yang bersifat membandingkan

keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda atau

lebih dari satu (Sugiyono, 2017).

3.2. Objek Penelitian

Dalam penelitian ini, objek penelitian adalah perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun buku 2009-2011 dan 2013-2015.

3.3. Populasi dan sampel

Menurut Sugiyono (2017), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi

dalam penelitian ini yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia pada tahun 2009-2011 dan 2013-2015. Sugiyono (2017) mengatakan

bahwa sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi. Dalam penelitian ini, sampel yang diteliti adalah perusahaan yang

mengalami financial distress pada tahun 2009-2011 dan tahun 2013-2015 yang

dihitung menggunakan analisis Altman Z-score modifikasi.

Dalam Z-score modifikasi ini Altman mengeliminasi variable X5 (sales to total

asset) karena rasio ini sangat bervariatif pada industri dengan ukuran aset yang

berbeda-beda. Berikut persamaan Z-Score yang dimodifikasi Altman (1995):

Z = 6,56 X1 + 3,26 X2 + 6,72 X3 + 1,05 X4


23

Keterangan:
Z = financial distress index
X1 = working capital/total asset
X2 = retained earnings/total asset
X3 = earnings before interest and tax/total asset
X4 = book value of equity/book value of total liabilities

Klasifikasi perusahaan yang sehat dan bangkrut didasarkan pada nilai Z-score

model Altman Modifikasi yaitu:

a. Jika nilai Z < 1,1 maka termasuk perusahaan yang mengalami financial

distress.
b. Jika nilai 1,1 < Z < 2,6 maka termasuk grey area (tidak dapat ditentukan

apakah perusahaan sehat ataupun mengalami financial distress).


c. Jika nilai Z > 2,6 maka termasuk perusahaan yang tidak mengalami financial

distress.

Analisis rasio pada perhitungan di atas adalah sebagai berikut:

a. Working Capital/Total Asset

Menurut Subramanyam dan Wild (2010), modal kerja (working capital) adalah

selisih aset lancar setelah dikurangi kewajiban lancar. Apabila perusahaan

mengalami kesulitan keuangan, modal kerja turun lebih cepat daripada total

aktiva dan menyebabkan rasio ini menurun.

b. Retained Earnings / Total Asset

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba

ditahan dari total aktiva perusahaan. Bila perusahaan mulai merugi, maka nilai

dari total laba ditahan juga akan mulai menurun (Sinarwati, 2012). Nilai laba

ditahan akan menurun jika perusahaan mengalami kerugian. Maka, semakin

kecil peranan laba ditahan terhadap total aktiva menunjukkan kemungkinan

financial distress perusahaan akan semakin tinggi.


24

c. Earnings Before Interest and Taxes/ Total Aset

EBIT merupakan laba yang diperoleh perusahaan sebelum dikurangi pajak dan

bunga. Rasio ini merupakan ukuran produktivitas dari aktiva perusahan yang

sesungguhnya terlepas dari pajak. Keadaan bangkrut terjadi saat total

kewajiban melebihi penilaian wajar perusahaan terhadap aset perusahaan

dengan nilai ditentukan oleh kemampuan aset menghasilkan laba (Gamayuni,

2011). Semakin rendah rasio EBIT terhadap total aktiva menunjukkan

semakin kecilnya kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba sebelum

bunga dan pajak dari aktiva yang digunakan sehingga probabilitas perusahaan

terhadap kondisi financial distress adalah semakin tinggi (Widiyawati, 2015).

d. Book Value of Equity/Book Value of Total Liabilities

Menurut Sihombing (2008) Book Value (BV) atau Nilai Buku suatu

perusahaan adalah modal pemegang saham (shareholder’s equity). Nilai buku

modal diperoleh dari modal saham yang ada di perusahaan. Sedangkan, nilai

buku hutang diperoleh dengan menjumlahkan hutang jangka panjang dan

hutang jangka pendek. Widiyawati (2015) menjelaskan hubungan rasio nilai

buku modal terhadap nilai buku hutang dengan kondisi financial distress

adalah negatif. Semakin rendah rasio nilai buku modal terhadap nilai buku

hutang menunjukkan semakin kecilnya kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajiban jangka panjangnya dari modal sendiri, sehingga

probabilitas perusahaan terhadap financial distress adalah semakin tinggi.

Semakin kecil nilai rasio ini, maka semakin tinggi resiko kebangkrutan yang

akan dialami perusahaan.


25

3.4. Jenis dan Sumber Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data dokumenter, yaitu data laporan

keuangan, catatan atas laporan keuangan, dan laporan tahunan perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2009-2011

sampai dengan tahun 2013-2015. Penelitian ini menggunakan sumber data

sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung. Sumber data dalam

penelitian ini diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia: www.idx.co.id berupa

laporan keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan pada tahun 2009-2011 dan

2013-2015.

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik

dokumentasi dengan melihat laporan keuangan perusahaan sampel. Dengan

teknik ini penulis mengumpulkan data laporan keuangan perusahaan manufaktur

yang listed di BEI dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2015. Data diperoleh

melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) dan web-web terkait

lainnya serta mempelajari literatur yang berkaitan dengan permasalahaan

penelitian baik media cetak maupun elektronik.

3.6. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel dalam penelitian ini adalah manajemen laba riil yang diukur dengan

pendekatan biaya produksi. Produksi besar-besaran (overproduction) dengan

memproduksi barang lebih besar daripada yang dibutuhkan, bertujuan untuk

melaporkan harga pokok penjualan (COGS) yang lebih rendah dan mencapai
26

permintaan yang diharapkan perusahaaan sehingga dapat meningkatkan laba.

Biaya

produksi adalah jumlah dari harga pokok penjualan (COGS) dan perubahan dalam

persediaan (ΔINV) sepanjang tahun. Pendeskripsian mengenai manajemen laba

riil dengan menggunakan pendekatan biaya produksi serta analisisnya berdasarkan

sektor industri manufaktur dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

a. Mentabulasi komponen Biaya Produksi yaitu total HPP dengan

Δpersediaan
b. Mentabulasi penjualan tahun sekarang dengan tahun sebelumnya untuk

mencari nilai St, dan mencari ΔSt dengan mencari selisih penjualan tahun

sebelumnya dengan penjualan tahun lalu


c. Mentabulasi nilai aset untuk membobot nilai penjualan dan biaya produksi
d. Melakukan perhitungan dengan menggunakan formula yang mereplikasi

dari Roychowdhury (2006) menggunakan model estimasi untuk biaya

produksi normal dengan rumus regresi sebagai berikut:

PRODt/At-1 = α0 + α1(1/At-1) + β1(St/At-1) + β2(ΔSt/At-1) + β3(ΔSt-1/At-1)+εt


Keterangan:
PRODt = Biaya produksi pada tahun t, dimana PRODt = COGSt +
ΔINVt
At-1 = Aset total perusahaan pada tahun t-1
St = Penjualan total perusahaan pada tahun t
ΔSt = Penjualan perusahaan i pada tahun t dikurangi penjualan
pada tahun t-1
ΔSt-1 = Perubahan penjualan pada tahun t-1
εt = Error term, dimana error term nilai residual dari hasil

Jika nilai residual tinggi maka manajemen laba riil tinggi, hal tersebut

dikarenakan tingkat kesalahan dari daya penjelas penjualan (sales), perubahan

penjualan (Δsales) terhadap PROD. Jika nilai residual mendekati nol, maka
27

perusahaan semakin tidak terindikasi melakukan manajemen laba riil dengan

pendekatan biaya produksi.

3.7. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data pada penelitian ini adalah uji beda dua rata-rata yang

digunakan untuk melihat apakah berbeda atau sama pada tingkat signifikansi ∝ =

0,05. Uji beda t-test dilakukan dengan cara membandingkan perbedaan antara dua

nilai rata-rata dengan standar error dari perbedaan rata-rata dua sampel

(Ghozali,2016). Uji beda t-test dalam penelitian ini menggunakan independent

sample t-test yang digunakan untuk menguji kemampuan generalisasi rata-rata

dua sampel yang tidak berkorelasi (Sugiyono, 2017).

Adapun data yang menjadi kriteria dalam menjawab hipotesis dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Berdasarkan perbandingan thitung dan ttabel:


a. Ha diterima apabila thitung > ttabel, maka terdapat perbedaan pada data

penelitian
b. Ha ditolak apabila thitung < ttabel, maka tidak terdapat perbedaan pada data

penelitian
2. Berdasarkan nilai probabilitas (∝=0.05):
a. Jika probabilitas < ∝ maka Ha diterima, maka terdapat perbedaan pada

data penelitian
b. Jika probabilitas > ∝ maka Ha ditolak, tidak terdapat perbedaan pada

data penelitian
28

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Pemilihan Objek Penelitian


Penelitian ini menggunakan perusahaan manufaktur sebagai objek penelitian yang

dibagi menjadi 2 klasifikasi yaitu perusahaan dalam kondisi financial distress

yang dihitung menggunakan rumus Altman Z-score modifikasi (1995) dan

perusahaan yang tidak mengalami financial distress pada tahun 2009-2011 dan

2013-2015. Penulis memperoleh 208 data dalam penelitian ini. Adapun rincian

perusahaan yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1.
Rincian Objek Penelitian

No Kriteria Sampel Jumlah

1 Perusahaan manufaktur mengalami kondisi 26


financial distress sebelum penerapan IFRS
2 Perusahaan manufaktur mengalami kondisi 34
financial distress sesudah penerapan IFRS
3 Perusahaan manufaktur tidak mengalami 76
kondisi financial distress sebelum IFRS
4 Perusahaan manufaktur tidak mengalami 72
kondisi financial distress sesudah IFRS
29

Jumlah Sampel 208

Sumber: Data yang diolah, 2018

4.2. Analisis Data dan Pembahasan

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi untuk

menentukan nilai real earnings management dengan pendekatan biaya produksi.

Komponen dalam menghitung biaya produksi (PROD) yaitu penjualan tahun t

(St), Perubahan penjualan tahun t ( St), perubahan penjualan tahun t-1 ( St-1)

dan aset pada tahun t (At), setiap komponen dibobot dengan aset t-1 (At-1). Hal

ini dilakukan karena dalam menghitung aset suatu perusahaan, seorang akuntan

dapat memilih metode yang sesuai dengan kondisi perusahaan dan dapat

mempengaruhi besarnya laba yang dihasilkan oleh perusahaan (Agustina, 2014).

Oleh karena itu, setiap komponen harus dibobot dengan nilai aset t-1 untuk

menyeimbangkan komponen lainnya dan juga aset merupakan bentuk dari suatu

kinerja perusahaan. Semakin besar nilai aset perusahaan, maka semakin besar pula

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Hasil dari pengujian tersebut

akan diperoleh nilai residual. Nilai residual menjadi indikator bahwa objek

penelitian melakukan real earnings management. Langkah yang harus dilakukan

untuk mencari nilai estimasi residu yang diambil dari nilai errornya adalah

sebagai berikut:

1. Melakukan perhitungan dengan menggunakan formula yang mereplikasi dari

Roychowdhury (2006) yaitu PRODt/At-1 = α0 + α1(1/At-1) + β1(St/At-1) +

β2(ΔSt/At-1) + β3(ΔSt-1/At-1)+εt;
30

2. Menghitung nilai residual untuk masing-masing objek penelitian. Nilai

residual merupakan selisih dari biaya produksi aktual perusahaan dengan

tingkat produksi normal perusahaan.

Roychowdhury (2006) menentukan perusahaan terindikasi melakukan real

earnings management dengan mengklasifikasikan besaran nilai real earnings

management. Klasifikasi perusahaan yang melakukan real earnings management

dibatasi oleh interval -0.075 s/d 0.075, semakin mendekati 0 maka tindakan real

earnings management yang dilakukan perusahaan semakin rendah sedangkan jika

nilai residual yang didapat ≤ -0.075 dan ≥ 0.075 maka perusahaan terindikasi

melakukan real earnings management. Menurut Ferdawati (2009), nilai real

earnings management yang bertanda negatif menunjukkan bahwa sampel yang

diteliti terindikasi melakukan real earnings management dalam bentuk manipulasi

penjualan, produksi besar-besaran dan pengurangan pengeluaran biaya

diskresioner dengan tujuan untuk meningkatkan laba. Setelah nilai real earnings

management melalui biaya produksi diperoleh, kemudian dilakukan analisis uji

independent sample t test untuk melihat perbedaan tindakan real earnings

management sebelum dan sesudah penerapan IFRS.

4.2.1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi data dari 208 perusahaan

yang terdiri dari 102 perusahaan sebelum penerapan IFRS dan 106 perusahaan

sesudah penerapan IFRS. Sampel melalui nilai rata-rata (mean), standar deviasi,

nilai maksimum, dan nilai minimum. Statistik deskriptif variabel adalah

sebagaimana terdapat pada Tabel 4.2:


31

Tabel 4.2
Hasil Statistik Deskriptif

Std.
N Minimum Maximum Mean Deviation
Tidak FD Sebelum IFRS 76 -1.2533 2.7330 .0055 .4732
Tidak FD Sesudah IFRS 72 -1.1511 4.0000 -.0038 .6749
FD Sebelum IFRS 26 -.1976 .1522 0.0030 .0884
FD Sesudah IFRS 34 -.5705 .3935 -0.0054 .2018
Sumber: Output SPSS 22 for windows data olahan (2018)

Hasil statistik deskriptif menunjukkan jumlah data untuk perusahaan dalam

kondisi financial distress sebelum IFRS sebanyak 26 perusahaan dan 76

perusahaan tidak mengalami financial distress. Dari tabel 4.2 di atas dapat terlihat

bahwa nilai real earnings management sebelum penerapan IFRS untuk

perusahaan yang mengalami financial distress adalah antara -0.1976 sampai

0.1522 dengan rata-rata (mean) sebesar 0.0030 dan standar deviasi 0.0884. Nilai

minimum terdapat pada PT. Merck Sharp Dohme Pharma Tbk dan untuk nilai

maksimum terdapat pada PT. Sat Nusa Persada Tbk. Perusahaan yang tidak

mengalami financial distress memiliki nilai antara -1.2533 dan 2.7330 dengan

rata-rata 0.0055 dan standar deviasi sebesar 0.4732. Nilai minimum terdapat pada

PT. Unilever Tbk dan nilai maksimum terdapat pada PT. Krakatau Steel Tbk.

Jumlah data untuk perusahaan sesudah penerapan IFRS adalah 34 perusahaan

dalam kondisi financial distress dan 72 perusahaan yang tidak mengalami

financial distress. Nilai real earnings management untuk sesudah penerapan IFRS

adalah antara -0.5705 sampai 0.3935 dengan rata-rata -0.0054 dan standar deviasi

0.2018. Nilai minimum terdapat pada PT. Multi Bintang Indonesia Tbk dan nilai

maksimum terdapat pada PT. Primarindo Asia Infrastructure Tbk. Sedangkan,


32

nilai real earnings management pada perusahaan yang tidak mengalami financial

distress antara -1.1511 sampai dengan 4.0000 dengan rata-rata -0.0038 dan

standar deviasi sebesar 0.6745. Nilai minimum terdapat pada PT Bentoel

International Investama Tbk dan nilai maksimum terdapat pada PT Pyridam

Farma Tbk. Nilai minimum dan maximum pada tabel 4.2 menandakan bahwa nilai

real earnings management yang bernilai positif dan negatif menunjukkan terdapat

tindakan real earnings management melalui biaya produksi karena angka tersebut

berada diluar interval -0.075 s/d 0.075, yang berarti semakin nilai real earnings

management mendekati nol maka tindakan real earnings management semakin

kecil.

Menurut Roychowdhury (2006), perusahaan yang terbukti melakukan tindakan

manipulasi aktivitas riil memperlihatkan biaya produksi yang luar biasa tinggi

yaitu dengan nilai rata-rata biaya produksi diatas nilai 0 dan nilai mean abnormal

biaya produksi tidak sama dengan 0 (mean ≠ 0). Berdasarkan hasil statistik

deskriptif dapat dilihat bahwa nilai real earnings management melalui biaya

produksi semakin tinggi setelah adanya penerapan IFRS karena nilai maksimum

dan minimum yang diperoleh semakin menjauhi angka 0.

4.2.2. Uji Normalitas

Uji normalitas dalam penelitian ini digunakan untuk menguji apakah variabel real

earnings management memiliki distribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang

digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data statistik dengan menggunakan

Kolmogorov-Smirnov Test. Dasar pengambilan keputusan untuk uji statistik

Kolmogorov-Smirnov Test menurut Ghozali (2016) adalah:


33

1) Jika nilai Asymp.Sig. (2-tailed) kurang dari 0,05 atau 5% berarti data residual

terdistribusi tidak normal.

2) Jika nilai Asymp.Sig. (2-tailed) lebih dari 0,05 atau 5% berarti data residual

terdistribusi normal.

Dalam penelitian ini, hasil uji normalitas dengan uji statistik Kolmogorov-

Smirnov Test yang menunjukkan hasil data terdistribusi normal dengan hasil

Asymp.Sig. (2-tailed) lebih dari 0,05.

Tabel 4.3.
Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov

Real Earnings Management


Non-FD dan Non-FD dan FD sebelum
FD sebelum FD sesudah dan Sesudah
IFRS IFRS IFRS
N 102 106 60
Asymp. Sig. (2-tailed) 0.174 0.087 0.749
Sumber: Output SPSS 22 for windows data olahan (2018)

Berdasarkan tabel 4.3. hasil uji statistik Kolmogorov-Smirnov Test menunjukkan

Asymp.Sig. (2 tailed) yaitu untuk nilai real earnings management yang mengalami

financial distress dan tidak mengalami financial distress sebelum IFRS 0,174,

real earnings management yang mengalami financial distress dan tidak

mengalami financial distress sesudah IFRS 0,087 dan real earnings management

yang mengalami financial distress sebelum dan sesudah IFRS 0,749. Artinya, nilai

Asymp.Sig. (2-tailed) lebih besar dari 0,05 atau 5% berarti data terdistribusi

normal.

4.2.3. Uji Hipotesis


34

Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan Independent Samples t-Test untuk

menguji apakah terdapat perbedaan rata-rata dua sampel yang tidak berhubungan

(bebas). Independent Sample t-Test dapat dilakukan setelah data terdistribusi

normal. Dasar pengambilan keputusan untuk uji Independent Samples t-Test

menurut Ghozali (2016) adalah sebagai berikut:

1. Jika nilai Signifikansi atau Sig. (2-tailed) > 0.05, maka tidak ada

perbedaan dalam data penelitian;


2. Jika nilai Signifikansi atau Sig. (2-tailed) <0.05, maka ada perbedaan

dalam data penelitian

Tabel 4.4.
Hasil Uji Beda Rata-Rata Sebelum dan Sesudah Penerapan IFRS

N Mean Sig. (2- t-hitung t-tabel


tailed)
Sebelum 26 0.002958
IFRS
0.830 0.216 1.70026
Sesudah 34 -0.005407
IFRS
Sumber: Output SPSS 22 for windows data olahan (2018)

Berdasarkan tabel di atas, pada signifikansi 5% (0.05), nilai Sig. (2-tailed)>alpha

dengan nilai sebesar 0.830>0.05 dan t-hitung<t-tabel yaitu 0.2171<1.70026 yang

berarti bahwa tidak ada perbedaan tindakan real earnings management pada

perusahaan sebelum dan sesudah penerapan IFRS oleh perusahaan dalam kondisi

financial distress sehingga hipotesi yang menyatakan bahwa real earnings

management oleh perusahaan dalam kondisi financial distress sebelum penerapan

IFRS lebih besar jika dibandingkan dengan sesudah penerapan IFRS tidak

terdukung.
35

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai maksimum dan minimum

tindakan real earnings management sesudah penerapan IFRS lebih jauh dari

angka 0 jika dibandingkan dengan sebelum penerapan IFRS, hal ini berarti bahwa

perusahaan dalam kondisi financial distress melakukan real earnings

management melalui biaya produksi sesudah IFRS lebih tinggi yang

menyebabkan adanya penerapan IFRS tidak memberikan pengaruh terhadap

tindakan real earnings management yang dilakukan oleh perusahaan. Hasil

penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Doukakis (2014),

Jeanjean (2008), Grey, et al. (2015), Capkun, et al. (2016) dan Oh (2013) yaitu

tidak ada perbedaan tindakan manajemen laba riil sebelum dan sesudah penerapan

IFRS. Hal ini dikarenakan perusahaan akan tetap melakukan manajemen laba agar

mampu mempertahankan investor dan meningkatkan nilai perusahaan. Dari hasil

penelitian juga dapat dilihat bahwa tindakan real earnings management

meningkat setelah diberlakukannya IFRS, hal ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Roychowdhury (2006), Zang (2012), serta Graham, et al. (2005)

yang menemukan bahwa suatu manajer sudah bergeser dari manajemen laba

akrual ke manajemen laba riil. Hasil penelitian ini belum mendukung tujuan atas

diberlakukannya IFRS yang menyatakan bahwa IFRS berguna dalam

meningkatkan kualitas pelaporan keuangan salah satunya yaitu dapat mengurangi

tindakan manajemen laba, sehingga hasil penelitian bertolak belakang dengan

penelitian yang dilakukan oleh Arum (2013), Cornier, et al. (2009), Iatridis

(2010), Chen, et al. (2010) dan Chua, et al. (2012) yang memperoleh hasil

penelitian yaitu implementasi IFRS dapat menunjukkan perbaikan kualitas


36

laporan informasi akuntansi diantaranya dapat mengurangi tindakan earnings

management.

4.3. Analisis Tindakan Real Earnings Management

Selain menguji perbedaan antara perusahaan yang mengalami kondisi financial

distress sebelum dan sesudah IFRS, penulis juga melakukan analisis untuk

melihat apakah perusahaan yang melakukan real earnings management adalah

hanya perusahaan yang mengalami financial distress saja atau perusahaan yang

tidak mengalami financial distress juga melakukan tindakan real earnings

management. Dalam menguji tindakan ini, penulis menggunakan uji independent

sample t-test dengan membandingkan tindakan real earnings management pada

perusahaan yang tidak mengalami kondisi financial distress dan dalam kondisi

financial distress.

4.3.1. Independent Sample t-Test

Independent Samples t-Test untuk menguji apakah terdapat perbedaan rata-rata

dua sampel yang tidak berhubungan (bebas). Independent Sample t-Test dapat

dilakukan setelah data terdistribusi normal. Dasar pengambilan keputusan untuk

uji Independent Samples t-Test menurut Ghozali (2016) adalah sebagai berikut:

1. Jika nilai Signifikansi atau Sig. (2-tailed) > 0.05, maka tidak ada

perbedaan dalam data penelitian;


2. Jika nilai Signifikansi atau Sig. (2-tailed) <0.05, maka ada perbedaan

dalam data penelitian


Berdasarkan data yang telah di uji, maka dapat diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.5.
Hasil Uji Beda Perusahaan Financial Distress dan Non-Financial Distress
Sebelum dan Sesudah IFRS
37

N Mean Sig. (2- t-hitung t-tabel


tailed)
Sebelum Financial 26 0.002958
IFRS Distress
Non- 76 0.007465 0.965 -0.044 1.68679
Financial
Distress
Sesudah Financial 34 -0.0054
IFRS Distress
Non- 72 -0.0038 -0.985 -0.019 1.67948
Financial
Distress
Sumber: Output SPSS 22 for windows data olahan (2018)

Tabel 4.5 menunjukkan hasil uji Independent Sample T-test antara perusahaan

yang mengalami financial distress dan tidak mengalami financial distress sebelum

penerapan IFRS dan sesudah penerapan IFRS, hasil analisis dan pembahasan

adalah sebagai berikut:

4.3.1. Tindakan Real Earnings Management sebelum penerapan IFRS

Nilai Sig. (2-tailed)>alpha dengan nilai sebesar 0.830>0.05 dan t-hitung<t-tabel

yaitu 0.0442<1.6868, artinya tidak terdapat perbedaan tindakan real earnings

management yang dilakukan oleh perusahaan dalam kondisi financial distress

maupun tidak mengalami financial distress sebelum diterapkannya IFRS sehingga

dapat disimpulkan bahwa baik perusahaan yang mengalami financial distress

maupun tidak mengalami financial distress tetap melakukan tindakan real

earnings management melalui biaya produksi. Menurut hasil analisis yang telah

dilakukan menunjukkan bahwa nilai maksimum dan minimum pada perusahaan

yang tidak mengalami financial distress melakukan tindakan real earnings

management lebih jauh dari angka 0 jika dibandingkan dengan perusahaan dalam

kondisi financial distress sehingga hasil ini menunjukkan perusahaan dalam


38

kondisi financial distress melakukan real earnings management lebih rendah. Hal

ini menunjukkan bahwa kondisi financial distress yang dialami oleh perusahaan

tidak mempengaruhi tindakan real earnings management yang dilakukan oleh

perusahaan.

4.3.2. Tindakan Real Earnings Management sesudah penerapan IFRS

Pada tingkat signifikansi 5% (0.05) diperoleh nilai Sig. (2-tailed)>alpha dengan

nilai sebesar 0.985>0.05 dan t-hitung<t-tabel yaitu 0.0185<1.67948 yang berarti

bahwa tidak terdapat perbedaan dalam data penelitian. Hal ini menunjukkan

bahwa tidak ada perbedaan tindakan real earnings management pada perusahaan

yang mengalami financial distress maupun tidak sesudah diterapkannya IFRS,

sehingga tindakan real earnings management dilakukan oleh perusahaan baik

yang mengalami financial distress maupun tidak. Analisis melalui statistif

deskriptif menunjukkan bahwa setelah diterapkannya IFRS nilai real earnings

management meningkat yang ditunjukkan melalui angka minimum dan

maksmimum yang semakin menjauhi angka 0. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa penerapan IFRS dan meningkatnya kondisi financial distress yang dialami

perusahaan tidak memberikan pengaruh terhadap tindakan real earnings

management yang dilakukan oleh perusahaan. Hal ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Gray, et al. (2015) yang menyatakan bahwa tindakan

earnings management tetap berlanjut setelah diterapkannya IFRS.


39

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji apakah terdapat perbedaan tindakan

real earnings management melalui biaya produksi sebelum dan sesudah

penerapan International Financial Reporting Standard (IFRS) pada perusahaan

manufaktur di Indonesia yang mengalami kondisi financial distress pada periode

2009-2011 dan 2013-2015. Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan

Independent Sampel t-Test dan uji t menunjukkan bahwa hipotesis tidak

terdukung. Adapun hasil analisis dalam penelitian ini adalah:

1. Berdasarkan hipotesis menunjukkan bahwa real earnings management

melalui biaya produksi yang dilakukan oleh perusahaan dalam kondisi

financial distress sebelum penerapan IFRS lebih besar jika dibandingkan

dengan tindakan real earnings management sesudah penerapan IFRS

tidak terdukung. Hal ini dikarenakan tindakan real earnings management

melalui biaya produksi mengalami peningkatan setelah penerapan IFRS


40

sehingga dengan adanya IFRS tidak mempengaruhi tindakan real

earnings management yang dilakukan oleh perusahaan dalam kondisi

financial distress.

2. Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan

tindakan real earnings management baik pada perusahaan dalam kondisi

financial distress maupun tidak sebelum dan sesudah penerapan IFRS.

Perusahaan yang mengalami kondisi financial distress melakukan real

earnings management lebih rendah jika dibandingkan dengan perusahaan

yang tidak mengalami financial distress. Hal ini menunjukkan bahwa

dengan diterapkannya IFRS tidak berpengaruh terhadap tindakan real

earnings management yang dilakukan oleh perusahaan.

5.2. Keterbatasan Penelitian

Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian yang dilakukan hanya menggunakan pendekatan biaya produksi

sebagai indikator dalam menilai tindakan real earnings management

sehingga tidak dapat dibandingkan dengan pendekatan lainnya seperti

pendekatan biaya diskresioner dan pendekatan arus kas operasi;


2. Penelitian ini hanya meneliti tindakan real earnings management pada

perusahaan manufaktur yang mengalami kondisi financial distress

sehingga tidak dapat dibandingkan dengan perusahaan pada sektor lainnya.

5.3. Saran

Berdasarkan keterbatasan penelitian di atas, maka penelitian selanjutnya

disarankan untuk:
41

1. Menggunakan pendekatan lain yaitu pendekatan biaya diskresioner dan

pendekatan arus kas sebagai indikator dalam menentukan nilai real

earnings management sehingga hasil dari penelitian tersebut dapat

dibandingkan;
2. Menggunakan sektor lain selain perusahaan manufaktur agar dapat

memperoleh hasil yang lebih luas dan dapat membandingkan bagaimana

tindakan real earnings management pada setiap sektor yang ada dalam

perusahaan go public di Indonesia.


43

DAFTAR PUSTAKA

Adam S, Koch. 2002. Financial Distress and The Credibility of Management


Earnings Forecast. The Lahore Journal of Economics. Vol. 1 (1): 81–92.

Agustina, Riska dan Nurmala Ahmar. 2014. Real Earnings Management dengan
Pendekatan Biaya Produksi Analisis Berdasarkan Sektor Industri pada
Perusahaan Manufaktur. Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Humanika. 3 (2):
1172-1192

Altman, Edward I. 1968. Financial Ratios: Discriminant Analysis


and The Prediction of Corporate Bankruptcy. Journal of
Finance Edition 123 September. Vol. 23 (4): 89-609.

Arum, Enggar Dwi Puspa. 2013. Implementation of International Financial


Reporting Standards (IFRS) and The Quality of Financial Statement
Information in Indonesia. Research Journal of Finance and Accounting. Vol
4 (19): 200-209.

Ball, R. 2006. International Finantial Reporting Standards for investors.


Accounting & Business Research. Vol. 36 (1): 5-27.

Beaver, W. H. 2010. "Financial Statement Anal~sis and the Prediction of


Financial Distress". Foundations and Trends in Accounting. Vol. 5 (2): 99-
173.

Brigham, E.F., dan Daves, P.R. 2003. Intermediate Financial Management with
Thomson One. United States of America: Cengage South-Western.

Bursa Efek Indonesia. 2017. Laporan Keuangan dan Tahunan. www.idx.co.id.


Diakses pada 11 Desember 2017.

Capkun, Vedran, dan Collins, Thomas Jeanjean. 2016. The Effect of IAS/IFRS
Adoption on Earnings Management (Smoothing): A Closer Look at
Competing Explanations. Journal of Accounting and Public Policy. Vol. 35 (
4): 352-394

Chen, Huifa, Q. Tang, Y. Jiang & Z. Lin. 2010. The Role of International
Financial Reporting Standards in Accounting Quality: Evidence from The
European Union. Journal of International Financial Management and
Accounting. Vol. 21 (3): 220 – 278.
44

Chua, Yi Lin, C. S. Cheong & G. Gould. 2012. The Impact of Mandatory IFRS
Adoption on Accounting Quality: Evidence from Australia. Journal of
International Accounting Research. Vol. 11 (1): 119 – 146.

Cohen and Zarowin. 2010. Accrual-Based and Real Earnings Management


Activities Around Seasoned Equity Offerings”. Journal of Accounting and
Economics. Vol. 50 (1): 2-19.

Cornier, D., S., Demaria, P.L. Antunes&R. Teller. 2009. First-Time Adoption of
IFRS, Managerial Inventives, and Value Relevance:Some French Evidence.
Journal of Accounting Research. Vol. 8 (20): 1-22

Doukakis, L.C. 2014. The Effect of Mandatory IFRS Adoption on Real and
Accrual-Based Earnings Management Activities. HEC Lausanne,
University of Lausanne, Switzerland. Journal of Accounting and Public
Policy. Vol 33 (6): 551 -572.

Eisenhardt, Kathlen M. (1989). Agency Theory: An Assesment and Review.


Academic and Management Review. Vol. 14 (1): 57-74.

Fachrudin, Khaira Amalia. 2008. Kesulitan Keuangan Perusahaan dan Personal.


Medan: USU Press.

Fahmi, I. 2013. Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Alfabeta

Farichah, F. 2017. Management Compensation and Auditor Reputation on


Earnings Management and on Share Returns. European Research Studies
Journal. Vol. 20 (3A): 196-208.

Ferdawati. 2009. Pengaruh Manajemen Laba Real terhadap Nilai Perusahaan.


Jurnal Akuntansi & Manajemen. Vol. 4 (1): 59-74.

Gamayuni, Rindu Rika 2011, Analisis Ketepatan Model Altman Sebagai Alat
untuk Memprediksi Kebangkrutan (Studi Empiris pada Perusahaan
Manufaktur di BEI). Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 16 (2): 176-190.

Ghozali,Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS


23. Semarang. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Graham, J. R., C. R. Harvey, dan S. Rajgopal. 2005. The Economic Implications


of Corporate Financial Reporting. Journal of Accounting and Economics.
Vol.40 (1-3): 3-73.

Graham, J. R., Hazarika S., dan Narasimhan K. 2011. "Financial Distress in the
Great Depression". The Journal Financial Management. Vol. 40 (4): 821-
844.
45

Gray, Sidney J., Tony Kang, Zhiwei Lin dan Qingliang Tang. 2015. Earnings
Management in Europe Post IFRS: Do Cultural Influences Persist?.
Management International Review. Vol. 55 (6): 827-856.

Hadi, Syamsul dan Atika Anggraeni. 2008. Pemilihan Prediktor Delisting Terbaik
(Perbandingan antara The Zmijewski, The Altman Model dan Springate
Model). Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia. Vol. 12 (2): 1-9.

Ho, Jennifer Li-Chin, Qunfeng Liao, Martin Taylor. 2015. Real and Accrual-
Based Earnings Management in the Pre- and Post-IFRS Periods: Evidence
in China. Journal of International Financial Management and Accounting.
Vol. 26 (3): 294-335.

Hsiao, Hsiao-Fen, Szu-Hsien Lin, dan Ai-Chu Hsu. 2010. Earnings Management,
Corporate Governance, and Auditor’s Opinions: a Financial Distress
Prediction Model. Investment Management and Financial Innovations. Vol
7 (3): 29-40.

Iatridis, George. 2010. International Financial Reporting Standards and The


Quality of Financial Statement Information. International Review of
Financial Analysis. Vol. 19 (3): 193–204.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2017. Standar Akuntansi Keuangan per 1 Januari


2017. Salemba Empat. Jakarta.

Jeanjean, Thomas dan Herve Stolowy. 2008. Do Accounting Standards Matter?


An Exploratory Analysis of Earnings Management Before and After IFRS
Adoption. Journal of Accounting and Public Policy. Vol. 27 (6): 480-494

Komalasari, Agrianti. 2017. Implementation the International Financial Reporting


Standards as a Moderating Variable of the Relationship of Corporate
Governance with Earnings Management. European Research Studies
Journal. Vol. 20 (3A): 259-277

Lang, M., J. S. Raedy, dan M. H. Yetman. 2003. “How Representative are Firms
that are Cross-listed in The United States? An Analysis of Accounting
Quality.” Journal of Accounting Research. Vol. 41 (2): 363-383

Mamduh M. Hanafi, Abdul Halim. 2007. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 3.


Yogyakarta : Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YPKN.

Muhardi, Werner R. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Surabaya. Salemba


Empat.

Oh, Hyun Taek. 2013. The Effect of the Mandatory K-IFRS Adoption on Earnings
Management- The Evidence from Korea. Internationl Journal of Digital
Content Technology and its Applications. Vol. 7 (11): 236-241.
46

Plat, H.O dan Platt, M.B. 2006. Understanding Diferences Between Financial
Distress and Bankcrupty. Review of Applied Economics. Vol. 2 (2): 141-157.

Platt, H. O. dan Platt, M.B. 2002. Predicting Corporate Financial Distress:


Reflections On Chice Based Sampel Bras. Journal of Economic and
Finance. Vol. 26 (2): 184-199.

Prihadi, T. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta. PPM Manajemen.

Purnomo, Budi S dan Pratiwi, Puji. 2009. Pengaruh Earning Power terhadap
Praktek Earning management (Earning management). Jurnal Media
Ekonomi. Vol. 14 (1): 1-12

Ramadhani, Ayu Suci dan Niki Lukviarman. 2009. Perbandingan Analisis Prediksi
Kebangkrutan Menggunakan Model Altman Pertama, Altman Revisi, dan
Altman Modifikasi dengan Ukuran dan Umur Perusahaan sebagai Variabel
Penjelas (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Jurnal siasat bisnis. Vol. 13 (1): 15-28

Riyanto Moelyo Utomo dan Bachruddin. 2005. Analisis Manajemen Laba pada
Penawaran Saham Perdana di Bursa Efek Jakarta. Sinergi Kajian Bisnis
dan Manajemen.

Roychowdhury, S. 2006. Earnings Management Through Real Activities


Manipulation. Journal of Accounting & Economic. Vol. 42: 335-370.

Sari, Dewi Arum., Edyanus H.Halim, Ahmad Fauzan Fathoni. 2013. “Pengaruh
Mekanisme Good Corporate Governance dan Financial Distress Terhadap
Earnings Management (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”. Jurnal Online Mahasiswa (JOM)
Bidang Ilmu Ekonomi. Vol. 1 (1): 1-15.

Schipper, K. 1989. Commentary on Earnings Managements. Accounting


Horizons. Vol. 3 (4): 91-102.

Scott, William R. 2003. Financial Accounting Theory. New Jersey : Prentice Hall
Inc.

Scott, W. R. 2009. Financial Accounting Theory 5nd. New Jersey: Prentice-Hall.

Scott, W.R. 2012. Financial Accounting Theory. Canada: Prentice Hall Canada
Inc.

Sinarwati, N.K. 2012. “Z Score untuk Memprediksi Kebangkrutan”. Jurnal Riset


Akuntansi. Vol. 2 (1): 1-25

Sihombing, Gregorius. 2008. Kaya dan Pinter Jadi Trader & Investor Saham.
Yogyakarta: Penerbit Indonesia Cerdas.
47

SPSS, Indonesia. 2018. Cara Uji Independent Sample T-Test dan Interpretasi
dengan SPSS. www.spssindonesia.com. Diakses pada 15 Februari 2018.

Subramanyam, KR dan John, J. Wild, 2010. Analisis Laporan Keuangan, Buku


Satu, Edisi Sepuluh. Salemba Empat. Jakarta.

Sugiyono. 2017. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung

Sulistiawan., Y. Januarsi dan L. Alvia 2011. Creative Accounting: Mengungkap


Manajemen Laba dan Skandal Akuntansi. Salemba Empat. Jakarta.

Sulistyanto, Sri H. 2008. Manajemen Laba : Teori dan Model Empiris. Grasindo :
Jakarta.

Sunyoto, D. 2013. Analisis Laporan Keuangan untuk Bisnis (Teori dan Kasus).
Yogyakarta: CAPS

Toto, P. (2011). Analisis Laporan Keuangan Teori dan Aplikasi, PPM. Jakarta.

Watts, R, L., and Zimmerman, J, L. 1990. Positive Accounting Theory: A Ten


Year Perspective. The Accounting Review, Vol. 60 (1): 31-156.

Whelan, Catherine. Ray McNamara. 2004. The Impact of Earnings Management


of The Value – Relevance of Financial Statement Information. USA.

Widiyawati, Anita Tri., Supri Wahyudi Utomo dan Nik Amah. 2015. Analisis
Rasio Altman Modifikasi pada Prediksi Kebangrutan Perusahaan Property
dan Real Estate yang Terdaftar Di BEI. Jurnal Akuntansi dan Pendidikan.
Vol. 14 (2): 99-111.

Zang, A. Z. 2012. Evidence on The Tradeoff between Real Activities


Manipulation and Accrual-Based Earnings Management. The Accounting
Review. Vol. 87 (2): 675-703.
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1. DATA SAMPEL PENELITIAN

No. Kode Perusahaan Nama Perusahaan


1 AKKU PT. Alam Karya Unggul Tbk
2 ALKA PT. Alakasa Industrindo Tbk
3 ALMI PT. Alumindo light metal industry Tbk
4 BAJA PT. saranacentral bajatama Tbk
5 BIMA PT. Primarindo Asia Infrastrukture Tbk
6 BRNA PT. Berlina Tbk
7 BUDI PT. Budi Starch & Sweetener Tbk
8 ERTX PT. eratex Djaja Tbk
9 ESTI PT. Ever Shine Tex Tbk
10 ETWA PT. Eterindo WahanatamaTbk
11 FASW PT. Fajar Surya Wisesa Tbk
12 GDST PT. Gunawan Dianjaya Steel Tbk
13 HDTX PT. Panasia Indo Resources Tbk
14 IMAS PT. Indomobil Sukses Internasional Tbk
15 INAI PT. Indal Alumunium Industri Tbk
16 JECC PT. Jembo Cable Company Tbk
17 JKSW PT. Jakarta Kyoei Steel Works Tbk
18 KBLM PT. Kabelindo Murni Tbk
19 KBRI PT. Kertas Basuki Rachmat Indonesi, Tbk
20 KDSI PT. Kedawung Setia Industrial Tbk
21 LMPI PT. Langgeng Makmur Industri Tbk
22 LPIN PT. Multi Prima Sejahtera Tbk
23 MASA PT. Multistrada Arah Sarana Tbk
24 MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk
25 MLIA PT. Mulia Industrindo Tbk
26 MYTX PT. Apac Citra Centertex Tbk
27 NIPS PT. Nipress Tbk
28 PICO PT. Pelangi Indah Canindo Tbk
29 POLY PT. Asia Pacific Fibers Tbk
30 PRAS PT. Prima Alloy Steel Universal Tbk
31 PSDN PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk
32 PTSN PT. Sat Nusa Persada Tbk
PT. Supreme Cable Manufacturing & Commerce
33 SCCO Tbk
34 SCPI PT. Merck Sharp Dohme Pharma Tbk
35 SIAP PT. Sekawan Inti Pratama Tbk
36 SIMA PT. Siwani Makmur Tbk
37 SPMA PT. Suparma Tbk
38 SULI PT. Sumalindo lestari jaya Tbk
39 TIRT PT. Tirta Mahakam Resources Tbk
40 YPAS PT. Yanaprima Hastapersada Tbk
41 INCI PT. Intanwijaya Internasional Tbk
42 KIAS PT. Keramika Indonesia Assosiasi Tbk
43 MAIN PT. Malindo Feedmill Tbk
44 MRAT PT. Mustika Ratu Tbk
45 SIPD PT. Sierad Produce Tbk
46 ADES PT Akasha Wira International Tbk
47 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
48 AKPI PT Arga Karya Prima Industry Tbk
49 ALDO PT Alkindo Naratama Tbk
50 ALTO PT Tri Banyan tirta Tbk
51 AMFG PT Asahimas Flat Glass Tbk
52 APLI PT AsiaPlast Industries Tbk
53 ARNA PT Arwana Citra Mulya Tbk
54 ASII PT Astra Internasional Tbk
55 AUTO PT Astra Otopart Tbk
56 BATA PT Sepatu Bata Tbk
57 BOLT PT Global Automotive Partner Tbk
58 BTON PT Betonjaya Manunggal Tbk
59 CEKA PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk
60 CINT PT Chitose International Tbk
61 CPIN PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk
62 DAJK PT Dwi Aneka Jaya Kemasindo Tbk
63 DPNS PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk
64 DVLA PT Darya-Varia Laboratoria Tbk
65 EKAD PT Ekadharma International Tbk
66 GGRM PT Gudang Garam Tbk
67 GJTL PT Gajah Tunggal Tbk
68 HMSP PT HM Sampoerna Tbk
69 ICBP PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
70 IGAR PT Champion Pacific Indonesia Tbk
71 IMPC PT Impack Pratama Industri Tbk
72 INAF PT Indofarma Tbk
73 INCI PT Intanwijaya Internasional Tbk
74 INDF PT Indofood Tbk
75 INDS PT Indospring Tbk
76 INTP PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
77 ISSP PT Spindo Tbk
78 JPFA PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk
79 JPRS PT Jaya Pari Steel Tbk
80 KAEF PT Kimia Farma Tbk
81 KBLI PT KMI Wire and Cable Tbk
82 KBLM PT Kabelindo Murni Tbk
83 KICI PT Kedaung Indah Can Tbk
84 KINO PT Kino Indonesia Tbk
85 KLBF PT Kalbe Farma Tbk
86 KRAH PT Grand Kartech Tbk
87 LION PT Lion Metal Works Tbk
88 LMSH PT Lionmesh Prima Tbk
89 MBTO PT Martino Berto Tbk
90 MERK PT Merck Tbk
91 MYOR PT Mayora Indah Tbk
92 PICO PT Pelangi Indah Canindo Tbk
93 PSDN PT Sat Nusa Persada Tbk
94 RMBA PT Bentoel Internasional Investama Tbk
95 PYFA PT Pyridam Farma Tbk
96 ROTI PT Nippon Indosari Corpindo Tbk
PT Supreme Cable Manufacturing & Commerce
97 SCCO Tbk
98 KRAS PT. Krakatau Steel Tbk
99 SIDO PT Sidomuncul Tbk
100 SKBM PT Sekar Bumi Tbk
101 SKLT PT Sekar Laut Tbk
102 SMBR PT Semen Baturaja Tbk
103 SMCB PT Holcim Indonesia Tbk
104 SMGR PT Semen Indonesia Tbk
105 SMSM PT Selamat Sempurna Tbk
106 SQBB PT Taisho Pharm Aceutical Indonesia Tbk
107 SRSN PT Indo Acitama Tbk
108 STTP PT Siantar Top Tbk
109 TALF PT Tunas Alfin Tbk
110 TCID PT Mandom Indonesia Tbk
111 TOTO PT Surya Toto Indonesia Tbk
112 TRST PT Trias Sentosa Tbk
PT Ultrajaya Milk Industry & trading company
113 UNTJ Tbk
114 UNVR PT Unilever Tbk
115 VOKS PT Voksel Electric Tbk
116 WIIM PT Wismilak Inti Makmur Tbk
117 WTON PT Wijaya Karya Beton Tbk
Lampiran 2. Perhitungan Nilai Z-Score

Nilai Z Per Tahun


NO. NAMA PERUSAHAAN
2009 2010 2011 2013 2014 2015
1 PT Akasha Wira International, Tbk 5.89344283 6.23881726 5.53248282 8.19005286 7.47551194 4.23033467
2 PT Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk 1.91798189 2.57578149 2.79935942 4.66973339 6.33402469 2.85147282
3 PT Alam Karya Unggul -0.6224183 -0.7225645 3.80774502 1.02987904 -3.9520863 19.1356287
4 Arga Karya Prima Industry 5.13342172 471.569239 356.662383 234.994475 189.147308 163.065474
5 PT Alkindo Naratama 5.47782863 5.41111788 5.46664249 4.90203945
6 PT Alakasa Industrindo 3.48816074 2.93944371 1.87704246 1.69737083 1.80699066 1.03566029
7 Alumindo light metal industry 3.40300531 3.39406841 3.61473851 0.73250857 0.55296503 -2.1982482
8 PT Tri Banyan tirta 2.97309405 2.90355829 2.51003027
9 PT Asahimas Flat Glass 3.99272912 8.21182242 6.31280904 7.91659278 8.98878952 6.87368812
10 PT AsiaPlast Industries 2.62570666 3.88398104 2.31315089 2.82746052 4.28523391 1.55964846
11 PT Arwana Citra Mulya 2.5598757 3.79711066 5.83790928 22.5176793 25.2393869 9.86462377
12 PT Astra Internasional 38.7189131 44.6494591 42.0989119 4.31963688 4.17794948 3.10393236
13 PT Astra Otopart 6.21520702 12.5081969 3.58619142 8.11325276 6.62408742 2.78202824
14 PT saranacentral bajatama 1.87092415 -0.9013241 -0.0625388 -0.6458189
15 PT sepatu Bata 11.4060419 9.53206934 6.88237387 2.44476241 2.82797884 4.02444443
16 Primarindo Asia Infrastrukture -0.6837186 -11.440253 -12.38581 -12.7012 -6.0758282 18.4501318
17 Global Automotive Partner 7.21685113
18 Indokorsa 5.99134892 7.36613365 4.86828135
19 PT Berlina 2.222377 2.35818617 1.5553373 -0.465142 0.76594756 0.38243646
20 PT Betonjaya Manunggal 16.8119706 9.5354796 8.40141836 9.53957526 295.977979 238.971397
21 PT Budi Starch & Sweetener 1.99839323 1.29652343 1.86469284 0.85657604 0.6345899 0.50097752
22 PT Wilmar Cahaya Indonesia 4.49897428 3.1377374 4.05035648 2.99273469 2.85895035 3.3323975
23 PT Chitose International, Tbk 4.90917191
24 PT Charoen Pokphand Indonesia 8.04972863 21.3195813 18.9368534 15.6697883 10.0673919 6.32319883
25 PT Dwi Aneka Jaya Kemasindo -0.5660334
26 PT Duta Pertiwi Nusantara 9.94406437 6.99254993 10.4258289 9.07089065 8.56436624 8.49887085
27 PT Darya-Varia Laboratoria 12.3208443 11.1995848 13.097221 11.261018 11.4365827 8.08431481
28 PT Ekadharma International 4.02222544 5.62462519 6.56380047 7.39663771 7.35448456 7.72091211
29 PT eratex Djaja -11.965904 -14.182293 -3.1335492
30 PT Ever Shine Tex 1.45406597 1.09357174 1.21845394
31 PT Eterindo Wahanatama 1.18409628 0.90211452 0.05230836 1.12750883 -1.716024
32 PT Fajar Surya Wisesa 4.11752395 4.47693811 5.04053433 2.51894264 1.71516177 1.09158111
33 PT Gunawan Dianjaya Steel -0.8594308 5.57046015 8.30443751 6.76833021 2.69778201 1.16382016
34 PT Gudang Garam 12.4443715 6.29646733 15.684393 10.8431702 10.4314167 7.33640153
35 PT Gajah Tunggal 2.63740228 3.30312144 3.19763744 1.94286762 1.72969465 1.39660036
36 PT Panasia Indo Resources 0.29384543 0.8959888 1.20182216 -1.8328407 0.0250367 -0.3561772
37 PT HM Sampoerna 30.890702 37.0885318 77.2497593 71.5022748 66.247614 225.679399
38 PT Indofood CBP Sukses Makmur 10.5504505 10.6163744 12.2052833 10.9529808 11.2046329
39 PT Champion Pacific Indonesia 7.92004482 10.3588304 13.0168928 7.47802702 8.75518992 9.67224198
40 PT Sumi Indo Kabel 12.6503955 7.88805962
41 PT Indomobil Sukses Internasional -0.0314692 0.61115115 1.80153143 1.29930299 1.11765418 0.43801095
42 PT Impack Pratama Industri 11.8624215
43 PT Indofarma 2.97580794 2.87042042 3.19864351 2.34833495 2.9115865 1.771403
44 PT Indal Alumunium Industri 4.06681103 12.5915872 11.7025005 1.39829859 0.92071805 1.09282738
45 PT Intanwijaya Internasional 66.9885461 13.2901465 7.20480292 9.81303052 9.49385172 9.39607859
46 PT Indofood 2.46856858 4.32214819 2.93646785 3.17523345 3.54299316 2.78671661
47 PT Indospring 1.97808819 3.602019 6.59313522 5.00459391 4.42238382 2.94174229
48 PT Indocement Tunggal Prakarsa 21.5684913 4.56292518 34.3991227 27.4672807 24.7632112 29.3857819
49 PT Indopoly Swakarsa Industry 375.855813 965.746387
50 PT Spindo 3.62479297 4.87338265 3.72826492
51 PT Jembo Cable Company 0.29130971 0.60471986 1.2104244 0.4842228 0.76990379 0.50247356
52 PT Jakarta Kyoei Steel Works -0.3239161 -1.2652653 -1.1301843 -2.3178992 -2.5759751 -3.9986364
53 PT Japfa Comfeed Indonesia 4.71964811 4.58014794 4.59272171 4.42826293 3.75241515 3.47552097
54 PT Jaya Pari Steel 7.35973337 9.42794017 9.5971681 16.7402572 14.4954875 8.46729393
55 PT Kimia Farma 4.58861413 5.82227409 8.34098929 14.711823 11.9426615 7.58827848
56 PT KMI Wire and Cable 1.10391687 2.02422081 4.21039793 4.94220499 4.96486781 4.37473757
57 PT Kabelindo Murni 1.25501951 0.7540882 0.51902882 1.24690706 1.31683645 1.27039749
58 PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia -4.1031217 -13.258596 -8.1754895 -5.2795162 -9.1145206 -6.3403469
59 PT Kedawung Setia Industrial 1.3337236 1.66580293 1.98971399 1.88520091 2.06448243 1.09781242
60 PT Keramika Indonesia Assosiasi 1.80773201 2.19071081 -3.3582603 12.3118124 11.336074 5.40736346
61 PT Kedaung Indah Can 3.32601804 4.70477173 4.46172068 6.1201029 5.31932048 3.5609303
62 PT Kino Indonesia 6.36921175
63 PT Kalbe Farma 6.22325709 10.420183 8.87396171 38.4865295 38.6672764 27.9792922
64 PT Grand Kartech 5.55553449 6.47640603 5.59358964
65 PT Krakatau Steel 5.07622595 2.78531647
66 PT Lion Metal Works 6.23352557 6.4086886 6.27999202 10.8116254 8.21330609 4.72438461
67 PT Langgeng Makmur Industri 3.58510878 3.28394595 1.75385196 1.38471791 1.09356612 0.74723852
68 PT Lionmesh Prima 3.32084054 5.16043526 5.18717095 6.21773031 6.42940444 4.2064737
69 PT Multi Prima Sejahtera 3.41900115 4.44379136 8.22363218 5.40305547 4.42705811 -0.804765
70 PT Malindo Feedmill 2.4107585 4.4318804 4.72240332 4.14624923 1.98947051 2.49476081
71 PT Multistrada Arah Sarana 650.684874 -705.49422 -1879.1899
72 PT Martino Berto 8.17898479 4.65043394 4.43373195 3.86593033
73 PT Merck 33.2202771 40.5785447 45.0703914 28.9440662 31.6430641 10.1960399
74 PT Multi Bintang Indonesia 6.48713433 12.5740318 15.2006362 4.48795361 1.63944331 0.86731908
75 PT Mulia Industrindo -10.23392 0.98290124 0.92069493 0.73176552 0.73584144 0.10628085
76 PT Mustika Ratu 12.0270072 10.9608698 8.48937834 6.4003028 17.2557658 4.60943045
77 PT Mayora Indah Tbk 5.518874 7.32208063 5.76911768 6.82401059 6.07636802 8.26115161
78 PT Apac Citra Centertex -2.2613313 -1.9709128 -1.9630401 -1.7165135 -2.8272887 -3.8945662
79 PT Latinusa 8.76750804 6.1547628
80 PT Nipress 0.04410073 0.57448685 1.59182467 1.45944777 2.96439743 1.00247185
81 PT Pan Brothers 0.81595347 1.91342367 2.13678833
82 PT Pelangi Indah Canindo -39.455304 106.878476 1.86861742 2.05837091 2.90513844 2.821597
83 PT Asia Pacific Fibers -15.166742 -15.736113 -14.812694
84 PT. Prima Alloy Steel Universal 1.88070472 1.40780685 0.75370124 0.86406597 0.84180223 0.46123475
85 PT Prasidha Aneka Niaga -2.6076215 -1.9611018 0.23875619 2.93157105 1.62039696 0.62976369
86 PT Sat Nusa Persada 0.47746927 1.03450733 0.9038887
87 PT Bentoel Internasional Investama 2.32837822 4.33037849 2.15513487 33.8050091 45.6366492 24.6767472
88 PT Pyridam Farma 6.0313871 7.34863815 7.02391982 2.38646269 2.54241603 3.00278223
89 PT Nippon Indosari Corpindo 28.9937801 19.4997006 3.33907857 2.74801204 5.76356739
90 PT Supreme Cable Manufacturing & Commerce 0.8052357 1.50411532 1.26707085 2.94090758 3.50145543 3.87188699
91 PT Merck Sharp Dohme Pharma 1.54698366 -0.0553166 3.80204994 2.71229142 4.43394355 2.2169108
92 PT Sekawan Inti Pratama 2.42071439 3.01470956 3.51574798 -1.378773 0.05156361 -1.4100581
93 PT Sidomuncul 37.2111888 58.916257 49.243728
94 PT Siwani Makmur -4.8023622 -6.31072 -6.2711846 -2.207518 -2.0178953 -0.5208469
95 PT Sierad Produce 3.15270463 3.08053947 1.6879081 1.09088382 1.29279806 4.63073577
96 PT Sekar Bumi 1.68321885 4.28265976 2.67627328
97 PT Sekar Laut 3.13703096 3.1638902 3.00113928 2.40919212 2.33066628 2.33219166
98 PT Semen Baturaja 21.8731813 22.547931 13.0534869
99 PT Holcim Indonesia 8.52033795 6.8502395 6.10927509 4.52043993 3.30733275 1.8847036
100 PT Semen Indonesia 87.1559733 74.4409286 59.5691659 39.5271305 39.6681153 28.4411076
101 PT Selamat Sempurna 5.79485336 6.9608377 8.86957831 13.6176809 15.2712181 13.0180992
102 PT Suparma 1.51926433 2.69290579 322.991732 1.74121029 3.28859591 0.81049412
103 PT Taisho Pharm Aceutical Indonesia 11.9218997 11.4192367 36.8567011 62.650993 47.5111943 41.5027179
104 PT Indo Acitama 5.78427127 6.34430337 7.8918628 6.55258309 3.6262802 2.37427203
105 PT Siantar Top 4.64630745 5.87076148 3.58113223 6.46198777 5.37716554 9.4752438
106 PT Sumalindo lestari jaya -2.1922518 -2.4283134 -5.1800803 -5.5596401 -0.6298704
107 PT Tunas Alfin 15.5699018 12.746469 12.6482086
108 PT Mandom Indonesia 18.2427022 20.7862363 18.8658718 15.0964229 8.99111349 13.026488
109 PT Tirta Mahakam Resources 2.14847513 0.86557886 1.79194656 -0.8821848 1.16216997 0.95853326
110 PT Toto 14.8311713 49.9721537 11.3553873 11.3884487 10.6007731 13.185665
111 PT Trias Sentosa 3.34390496 3.78795186 4.76780112 3.35731267 3.75316234 2.55151035
112 PT Ultrajaya Milk Industry & trading company 5.46590889 7.79821877 6.10465286 17.5525218 21.1961772 20.4088219
113 PT Unilever 34.1191072 37.3711854 29.4240703 36.6185979 34.1899641 32.4957486
114 PT Voksel Electric 1.41596792 1.79670843 2.83287295 1.75301281 1.24294252 2.20469316
115 PT Wismilak Inti Makmur 7.07639316 6.70176907 6.55449933
116 PT Wijaya Karya Beton 17.5893055 25.1515745 11.9185201
117 PT Yanaprima Hastapersada 2.98056426 3.19038117 2.86934767 0.92241181 0.73794534 1.08134184
LAMPIRAN 3. NILAI REAL EARNINGS MANAGEMENT SEBELUM IFRS

Lampiran 3.1. Nilai Real Earnings Management Sebelum Ifrs Perusahaan


Dalam Kondisi Financial Distress

Rata-Rata EM sebelum
No Kode Perusahaan 2009 2010 2011 IFRS
1 AKKU 0.04314 0.02619 -0.03074 0.012863333
2 BIMA -0.18484 -0.19201 -0.10204 -0.15963
3 ERTX -0.14634 0.18567 0.3593 0.132876667
4 ESTI 0.10163 0.10163
5 ETWA 0.10171 -0.11332 -0.005805
6 GDST 0.00947 0.00947
7 HDTX -0.04834 -0.09669 -0.072515
8 JECC 0.05744 0.01598 0.03671
9 JKSW -0.0821 -0.08016 0.00753 -0.051576667
10 KBLM -0.19196 0.23061 0.019325
11 KBRI 0.02148 0.05096 0.02824 0.03356
12 MASA -0.02778 -0.05022 0.01963 -0.019456667
13 MLIA -0.05901 -0.0777 -0.10986 -0.08219
14 MYTX 0.0557 0.0372 0.09072 0.061206667
15 NIPS -0.04279 -0.15451 -0.09865
16 PICO -0.04482 -0.04482
17 POLY 0.02823 0.04826 0.21374 0.096743333
18 PRAS 0.03618 0.03618
19 PSDN 0.23035 -0.00346 0.113445
20 PTSN 0.19705 0.17946 0.08018 0.15223
21 SCCO 0.00912 0.00912
22 SCPI -0.19755 -0.19755
23 SIMA 0.19556 0.04626 0.03363 0.091816667
24 SULI 0.02055 0.05579 0.0406 0.03898
25 TIRT -0.10952 -0.10952
26 INCI -0.02846 -0.02661 -0.027535

Lampiran 3.2. Nilai real earnings management sebelum IFRS pada


perusahaan tidak mengalami financial distress

Rata-Rata EM sebelum
No Kode Perusahaan 2009 2010 2011 IFRS
1 ADES -0.3427 -0.2341 -0.0706 -0.215796667
2 AISA -0.0327 0.23012 -0.0709 0.042173333
3 AKPI -0.3581 0.17769 0.08786 -0.030836667
4 ALDO 0.08334 0.08334
5 ALKA 0.3215 0.56456 0.86843 0.58483
6 ALMI -0.0463 0.11005 0.37917 0.14764
7 AMFG -0.0216 -0.0084 0.001 -0.00967
8 APLI 0.08595 0.14538 0.02368 0.085003333
9 ARNA -0.2056 -0.02 0.20986 -0.005223333
10 ASII 0.72512 0.11569 0.02229 0.2877
11 AUTO 0.25959 0.41822 0.1841 0.287303333
12 BAJA 0.26865 0.26865
13 BATA -0.5863 -0.3174 0.30017 -0.201193333
14 BRAM 0.01445 0.34237 0.04432 0.133713333
15 BRNA -0.1097 -0.4657 -0.098 -0.224466667
16 BTON 0.60994 0.0062 0.04378 0.219973333
17 BUDI -0.0948 0.24142 0.3188 0.155136667
18 CEKA 1.20994 0.75921 -0.0143 0.65163
19 CPIN 0.14868 -0.2143 0.65583 0.19675
20 DPNS -0.0661 0.07115 -0.0365 -0.010506667
21 DVLA -0.9229 -0.4347 -0.4316 -0.596393333
22 EKAD -0.1464 -0.0826 -0.0157 -0.08154
23 FASW -0.1021 0.12549 0.11195 0.04513
24 GGRM -0.1593 0.12361 0.21897 0.0611
25 GJTL -0.1351 0.09807 0.30452 0.08915
26 HMSP -0.5354 -0.2595 -0.2869 -0.36062
27 ICBP 0.24906 -0.2541 0.18121 0.058726667
28 IGAR -0.3149 0.02415 0.11641 -0.058103333
29 IKBI 0.00804 0.21073 0.109385
30 IMAS 0.44989 0.20385 0.23151 0.295083333
31 INAF -0.0782 -0.0819 -0.6439 -0.267993333
32 INAI 0.13965 0.23105 0.1531 0.1746
33 INDF -0.0899 -0.0023 -0.0696 -0.05391
34 INDS 0.33367 0.06586 0.10344 0.167656667
35 INTP -0.3364 -0.1319 -0.2023 -0.223543333
36 IPOL -0.0709 0.02904 0.06462 0.007583333
37 JPFA 0.10377 -0.0389 0.15219 0.07237
38 JPRS 0.89206 0.20016 0.10047 0.397563333
39 KAEF -0.4653 -0.2271 -0.1646 -0.285666667
40 KBLI 0.06782 0.913 0.32942 0.436746667
41 KDSI 0.09384 0.16157 0.19791 0.151106667
42 KIAS -0.0538 0.14536 0.07054 0.05405
43 KICI 0.30229 0.14504 0.08159 0.176306667
44 KLBF -1.0978 -0.4475 -0.4394 -0.66158
45 KRAS 7.75502 0.28417 0.1598 2.732996667
46 LION -0.1712 -0.0633 -0.109 -0.114486667
47 LMPI -0.2187 0.09987 0.0541 -0.02159
48 LMSH 0.96189 0.28515 0.17777 0.474936667
49 LPIN -2.2419 0.00144 -0.1026 -0.78102
50 MAIN 0.20027 -0.0324 0.16389 0.110573333
51 MBTO -0.7938 -0.7328 -0.6955 -0.74072
52 MERK -0.9511 -0.5469 -0.6998 -0.732613333
53 MLBI -0.7293 -0.6729 -0.6702 -0.690766667
54 MRAT 0.11679 -0.2524 -0.2891 -0.14158
55 MYOR -0.196 -0.1589 0.21549 -0.046473333
56 NIKL 0.13806 0.4815 0.30978
57 PBRX 0.04257 0.26724 -0.507 -0.06572
58 RMBA -0.7302 -0.0354 0.15143 -0.204716667
59 PYFA -0.6443 -0.6957 -0.6593 -0.66644
60 ROTI -0.483 -0.5065 -0.3711 -0.453546667
61 SIAP 0.14237 -0.0232 0.09641 0.071853333
62 SIPD 0.78253 0.29498 1.85942 0.978976667
63 SKLT 0.10159 -0.0101 -0.0452 0.015423333
64 SMCB -0.2516 -0.0068 -0.0834 -0.113913333
65 SMGR -0.5348 -0.1865 -0.6788 -0.466723333
66 SMSM -0.1698 0 -0.0717 -0.080506667
67 SPMA -0.059 0.13302 0.0606 0.04489
68 SRSN -0.2303 0.1064 -0.1239 -0.0826
69 STTP 0.18466 0.06135 0.123005
70 TCID -0.4646 -0.2193 -0.0527 -0.245526667
71 TOTO -0.0799 -0.0175 -0.0491 -0.048826667
72 TRST -0.0537 0.13106 0.13835 0.071893333
73 UNTJ -0.2718 -0.0613 -0.0707 -0.134586667
74 UNVR -1.0679 -0.8634 -1.8286 -1.253263333
75 VOKS 0.58473 0.17317 0.49702 0.418306667
76 YPAS -0.1264 0.00409 0.1073 -0.005013333
LAMPIRAN 4. NILAI REAL EARNINGS MANAGEMENT SESUDAH IFRS

Lampiran 4.1. Nilai real earnings management sesudah IFRS perusahaan dalam
kondisi financial distress

Rata-Rata EM sesudah
No. Kode Perusahaan 2013 2014 2015 IFRS
1 AKKU 0.1217 0.12194 0.12182
2 ALKA 0.29131 0.29131
3 ALMI 0.92845 0.26061 -0.03218 0.385626667
4 BAJA 0.30344 0.1734 0.11393 0.196923333
5 BIMA 1.11861 -0.33158 0.393515
6 BRNA 0.04374 -0.06111 0.02028 0.00097
7 BUDI -0.54195 -0.01132 0.06191 -0.163786667
8 ETWA -0.0253 -0.0253
9 FASW 0.07324 0.07324
10 HDTX -0.11528 0.06598 0.10761 0.019436667
11 IMAS -0.04559 -0.04559
12 INAI 0.07257 0.03866 0.055615
13 JECC 0.90638 -0.11648 0.01319 0.267696667
14 JKSW -0.39511 0.18309 0.14597 -0.022016667
15 KBRI -0.8385 0.04445 0.1278 -0.222083333
16 KDSI 0.15347 0.15347
17 LMPI -0.0786 -0.08883 -0.083715
18 LPIN -0.09109 -0.09109
19 MLBI -0.57045 -0.57045
20 MLIA -0.39554 -0.07856 0.0007 -0.1578
21 MYTX 0.14229 0.10099 0.14202 0.128433333
22 NIPS -0.00243 -0.00243
23 PRAS -0.35903 0.05341 0.08175 -0.074623333
24 PSDN 0.00669 0.00669
25 SIAP 0.42161 -0.31807 -0.02552 0.026006667
26 SIMA -0.54499 0.01697 0.09226 -0.145253333
27 SPMA -0.23799 -0.00355 0.03952 -0.06734
28 SULI -0.66517 0.11244 -0.276365
29 TIRT -0.06608 -0.01641 -0.041245
30 YPAS 0.1981 -0.01808 -0.03127 0.049583333
31 KIAS 0.05144 0.05144
32 MAIN 0.07681 0.07681
33 MRAT -0.46364 -0.46364
34 SIPD 0.0676 -0.12698 -0.02969

Lampiran 4.2. Nilai real earnings management sesudah IFRS perusahaan tidak
mengalami financial distress

Rata-Rata EM sesudah
No. Kode Perusahaan 2013 2014 2015 IFRS
1 ADES -0.53511 -0.6856 0.14414 -0.358856667
2 AISA 0.40984 -0.05055 0.2368 0.198696667
3 AKPI 0.23502 5.13459 0.24974 1.873116667
4 ALDO -0.41571 -0.48084 -0.28289 -0.393146667
5 ALTO 0.23313 -0.08759 0.17105 0.10553
6 AMFG 0.15836 -0.04225 0.14803 0.088046667
7 APLI -0.0614 -0.15556 -0.25647 -0.15781
8 ARNA 0.37963 -0.15746 0.10671 0.109626667
9 ASII 0.2755 0.20192 0.23276 0.236726667
10 AUTO 0.26975 0.35741 0.6228 0.416653333
11 BATA -0.28258 0.38741 0.1761 0.093643333
12 BOLT 0.29803 0.29803
13 BTON -0.68922 -0.43742 -0.43677 -0.521136667
14 CEKA 0.52062 -0.468 0.02055 0.02439
15 CINT -0.05055 -0.22002 -0.135285
16 CPIN 0.25743 0.23766 0.21465 0.23658
17 DAJK -1.36193 0.14056 -0.610685
18 DPNS -0.53029 -0.29721 -0.28994 -0.37248
19 DVLA -0.21913 -0.11171 -0.27203 -0.200956667
20 EKAD 0.05812 -0.68878 -0.43583 -0.355496667
21 GGRM 0.55706 0.31769 0.51758 0.46411
22 GJTL 0.30737 0.15114 0.21903 0.225846667
23 HMSP -1.13002 0.34868 -0.18345 -0.321596667
24 ICBP 0.22779 -0.20672 0.01832 0.01313
25 IGAR 0.19608 -0.12906 -0.24515 -0.059376667
26 IMPC 0.20428 0.2418 0.22304
27 INAF 0.07794 0.22591 0.11332 0.139056667
28 INCI -0.95051 -0.95226 -0.84713 -0.916633333
29 INDF 0.22849 0.0644 0.16262 0.151836667
30 INDS 0.31622 0.2985 0.35653 0.32375
31 INTP 0.09975 -0.05655 0.36198 0.13506
32 ISSP 0.31723 0.47978 0.14923 0.315413333
33 JPFA 0.34442 0.199 0.34177 0.295063333
34 JPRS -0.09524 -0.83509 0.01385 -0.305493333
35 KAEF -0.09411 0.32219 -0.03 0.066026667
36 KBLI 0.29673 0.81017 0.17693 0.427943333
37 KBLM 0.08979 0.37061 0.13667 0.199023333
38 KICI -1.41137 -0.90177 -1.11764 -1.143593333
39 KINO -0.44637 -0.44637
40 KLBF -0.89512 -0.90327 -0.30034 -0.699576667
41 KRAH -0.40396 0.2976 -0.02734 -0.044566667
42 LION -0.14256 -0.36462 -0.11663 -0.207936667
43 LMSH 1.57358 1.40563 0.57075 1.18332
44 MBTO -0.76503 -0.78763 -0.85165 -0.801436667
45 MERK -1.28779 0.04114 -0.71674 -0.654463333
46 MYOR -0.81281 -1.1967 -1.02137 -1.010293333
47 PICO 0.0392 0.45233 0.17156 0.22103
48 PSDN -0.01441 0.27294 0.09782 0.118783333
49 RMBA -1.19325 -1.2037 -1.05624 -1.151063333
50 PYFA 3.93989 3.86231 4.19786 4.00002
51 ROTI -0.10761 -0.48564 -0.21903 -0.27076
52 SCCO 0.3178 0.82103 0.17982 0.43955
53 SCPI -0.15676 -1.71542 0.35384 -0.506113333
54 SIDO 0.4118 0.31139 0.0239 0.24903
55 SKBM -0.00797 0.91668 -0.22215 0.228853333
56 SKLT -0.45579 -0.16301 -0.35943 -0.326076667
57 SMBR 0.29626 0.20882 0.34697 0.284016667
58 SMCB 0.26822 0.02416 0.16826 0.153546667
59 SMGR 0.08545 -0.00963 0.05227 0.042696667
60 SMSM -0.10243 -0.26307 -0.18295 -0.182816667
61 SQBB -0.60386 -0.77861 -0.56201 -0.64816
62 SRSN -0.63255 -0.34768 -0.18286 -0.387696667
63 STTP 0.22202 -0.31219 0.01032 -0.026616667
64 TALF -0.00815 -0.79879 -0.11192 -0.306286667
65 TCID -0.1576 -0.88564 -0.54117 -0.528136667
66 TOTO 0.09562 -0.2656 0.11929 -0.016896667
67 TRST 0.31329 -0.15008 0.28016 0.14779
68 UNTJ 0.20301 0.11293 -0.0864 0.076513333
69 UNVR 0.01214 -0.71616 -0.85262 -0.51888
70 VOKS 0.35029 0.43069 0.14855 0.309843333
71 WIIM -0.10489 0.45859 -0.09096 0.08758
72 WTON 0.2824 -0.22323 0.27261 0.110593333
LAMPIRAN 5. UJI NORMALITAS

Two-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Frequencies

Financial Distress N

Real Earnings Management FD 26

tidak FD 76

Total 102

Test Statisticsa

Real Earnings
Management

Most Extreme Differences Absolute .251

Positive .250

Negative -.251

Kolmogorov-Smirnov Z 1.105

Asymp. Sig. (2-tailed) .174

a. Grouping Variable: Financial Distress

Two-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Frequencies

Financial Distress N

Real Earnings Management FD 26

tidak FD 76

Total 102

Test Statisticsa

Real Earnings
Management

Most Extreme Differences Absolute .251

Positive .250
Negative -.251

Kolmogorov-Smirnov Z 1.105

Asymp. Sig. (2-tailed) .174

a. Grouping Variable: Financial Distress

Frequencies

IFRS N

Real Earnings Management Sebelum 26

Sesudah 34

Total 60

Test Statisticsa

Real Earnings
Management

Most Extreme Differences Absolute .176

Positive .136

Negative -.176
Kolmogorov-Smirnov Z .677
Asymp. Sig. (2-tailed) .749

a. Grouping Variable: IFRS


LAMPIRAN 6. STATISTIK DESKRIPTIF DAN UJI INDEPENDENT SAMPLE T-TEST

Lampiran 6.1. Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Tidak_FD_Sebelum_IFRS 76 -1.2533 2.7330 .005465 .4732420


Tidak_FD_Sesudah_IFRS 72 -1.1511 4.0000 -.003794 .6748539
FD_Sebelum_IFRS 26 -.1976 .1522 .002958 .0884168
FD_Sesudah_IFRS 34 -.5705 .3935 -.005407 .2017664
Valid N (listwise) 26
Lampiran 6.2. Hasil Uji Independent Sample t-Test
T-Test

Group Statistics
Std.
Std. Error
IFRS N Mean Deviation Mean
Real Earnings Sebelum . .
26 .002958
Management 0884168 0173400
Sesudah . .
34 -.005407
2017664 0346027

Independent Samples Test


Levene's Test for
Equality of Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence
Interval of the
Difference
Sig. (2- Mean Std. Error
F Sig. t df tailed) Difference Difference Lower Upper
Real Earnings Equal
-.076580
Management variances 5.893 .018 .197 58 .844 .0083648 .0424360 .0933098
1
assumed
Equal
variances -.069468
.216 47.685 .830 .0083648 .0387042 .0861982
not 5
assumed
Group Statistics
Std.
Std. Error
Financial Distress N Mean Deviation Mean
Real Earnings FD . .
26 .002958
Management 0884168 0173400
tidak FD . .
76 .005465
4732420 0542846

Independent Samples Test


Levene's Test for
Equality of Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence
Interval of the
Difference
Sig. (2- Mean Std. Error
F Sig. t df tailed) Difference Difference Lower Upper
Real Earnings Equal
Management variances -.188316
7.713 .007 -.027 100 .979 -.0025073 .0936553 .1833023
assumed 8

Equal
variances -.115750
not -.044 88.327 .965 -.0025073 .0569868 .1107361
6
assumed

Group Statistics
Std.
Std. Error
Financial Distress N Mean Deviation Mean
Real Earnings FD
34 -.0054 .20177 .03460
Management
Tidak FD
72 -.0038 .67485 .07953
Independent Samples Test

Levene's Test for


Equality of Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence
Interval of the
Difference
Sig. (2- Mean Std. Error
F Sig. t df tailed) Difference Difference Lower Upper
Real Earnings Equal
Management variances 7.645 .007 -.014 104 .989 -.00161 .11842 -.23644 .23321
assumed
Equal
variances
not -.019 93.236 .985 -.00161 .08673 -.17384 .17062
assumed

Lampiran 6.3. Perhitungan t-Tabel

Financial Distress sebelum dan Financial distress dan Non- Financial distress dan Non-
sesudah IFRS Financial distress Sebelum IFRS Financial distress Sesudah IFRS

n1=26, dk=25, t-tabel=1.70814 n1=26, dk=25, t-tabel=1.70814 n1=72, dk=71, t-tabel=1.66660


n2=34, dk=33, t-tabel=1,69236 n2=76, dk=75, t-tabel=1,66543 n2=34, dk=33, t-tabel=1,69236

= = 0.00789 = = 0.021355 = = 0.01288


t-tabel = 1.69236 + 0.00789 t-tabel = 1.66543 + 0.021355 t-tabel = 1.66660+ 0.01288
= 1.70026 = 1.68679 = 1.67948

You might also like