Professional Documents
Culture Documents
Bismillah Fixxxxxxxxxx
Bismillah Fixxxxxxxxxx
(SKRIPSI)
Oleh
Umi Choirunnisa
Oleh
Umi Choirunnisa
By
Umi Choirunnisa
This study aims to test the act of real earnings management before and after the
implementation of international financial reporting standards by financial distress
companies. The research sample consisted of 60 manufacturing companies in
Indonesia Stock Exchange which experienced financial distress in 2009-2015.
Financial distress companies were measured by the Altman Z-score modification
method (1995). Real earnings management was measured using the
Roychowdhury model (2006). The Analysis was using independent sample t-test.
The results of this study indicate that there is no significant difference in real
earnings management before and after the implementation of international
financial reporting standards.
Oleh
Umi Choirunnisa
Skripsi
Pada
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
MENYETUJUI
1. Komisi Pembimbing
Dr. Farichah, SE., Msi., Akt. Ninuk Dewi K, SE., M.Sc., CA., Ak.
NIP 19620612 199010 2 001 NIP 19820220 200812 2 003
1. Tim Penguji
Penguji Utama : Dr. Tri Joko Prasetyo, SE., M.Si, Akt. ............
NPM : 1411031129
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Tindakan
(Studi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia)” adalah benar hasil
karya saya sendiri. Dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian
tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam
bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat
atau pemikiran dari penulis lain, yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya,
selain itu atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan
saya ini tidak benar, maka saya siap menerima sanksi sesuai dengan peraturan
yang berlaku.
penulis terdaftar sebagai brigadir muda BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) FEB
Unila pada awal perkuliahan, selain itu penulis terdaftar sebagai anggota aktif
masyarakat di KSPM (Kelompok Studi Pasar Modal) FEB Unila pada periode
2015/2016.
Selain itu, penulis juga aktif dalam organisasi eksternal Komunitas Jago
pada periode 2016/2017 dan kepala biro komunikasi pada periode 2017/2018.
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbilalamin
Puji syukur kepada Allah SWT atas segala karunia, berkah dan rahmat yang
Terimakasih yang tak terhingga kepada kedua orangtuaku yang memberikan doa
yang tak pernah terputus, nasihat yang bermanfaat, usaha yang tiada henti, kasih
sayang yang tak terhitung dan segala dukungan yang telah diberikan untuk
mewujudkan cita-citaku. Semoga Allah SWT senantiasa melindungi ayah dan ibu
Ahmad Nur Shodiq. Terimakasih atas segala do’a, keceriaan, canda tawa, kasih
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah
selesai (dari satu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain.
bersabarlah.”
(Umi Choirunnisa)
(Subarkah)
SANWACANA
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
1. Bapak Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas
menjadi mahasiswa.
7. Seluruh Bapak/Ibu Dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
yang telah memberikan kasih sayang yang paling tulus, doa yang tiada
untuk segala hal yang telah diberikan dan untuk kerja keras yang
Ahmad Nur Shodiq. Terimakasih untuk segala kasih sayang, doa, canda
dan tawa yang diberikan selama ini. Semoga Allah memberikan kesehatan
diberikan.
12. Keluarga keduaku, Bapak Suryono, Ibu Puji Rahayu, Agro Niago Utomo,
dukungan, doa, canda dan tawa yang selama ini telah diberikan.
Terimakasih untuk selalu di sisiku dan menjadi yang pertama dalam setiap
Dhiyaa Ronaa dan Zahrati. Terimakasih untuk semua waktu dan kenangan
yang telah tercipta. Terimakasih telah mengajarkan banyak hal dan selalu
doa yang kalian berikan. Semoga semua diantara kita selalu diberi
selalu banyak membantu dan berkorban satu sama lain. Semoga Allah
Pratama, Oftika Sari, Dani Aulia dan Muhammad Yasin. Terimakasih telah
Bella, Chatia, Dani, Dhana, Dila, Dina, Intan, Iroh, Icha, Niken, Ocha,
Beka, Reka, Riska, Rume, Yandi, Yuda, Zelda, Ismatul, Ninda, Clara, Fitri,
Akuntansi 2014 lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Terimakasih atas kebersamaan dan canda tawa selama masa kuliah. Sukses
selalu kawan.
20. Keluarga KKN Desa Sri Budaya, Vinka, Tije, Desta, Bang Jo, Bang Dodi,
Tomo dan Koko. Terimakasih untuk kerja sama dan pengalaman hidup
Azhar, Kak Ria, Kak Fegy, Kak Wido, Kak Fatma, Kak Indun, Kak Cepe,
Dewi, Kak Tum, Kak Lala, Kak Filo, Kak Galuh, Agnes, Resti, Putri,
Annisa, Kak Ruri, Kak Arif dan lainnya yang tidak dapat disebutkan satu
terlupakan.
22. Keluarga Besar UKMF KSPM Unila, Kanda-kanda dan Yunda-yunda serta
Kak Robi, Kak Sigit, Kak Rifka, Kak Arum, Kak Nina, Kak Adit, Chatia,
Oftika,Rindang, Yanto, Aji dan Ikhsan. Terimakasih atas segala warna dan
Gilang, Faqih, Desty, Tisel, Rona, Jaya, Ganis, Shaula, Rima dan semua
yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terimakasih atas canda tawa dan
Maurin, Mba Verly, Ishmah, Rani, Indah dan Eva. Terimakasih atas segala
kuliah ini. Terimakasih telah menjadi keluarga yang saling peduli dan
Penulis,
Umi Choirunnisa
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ...........................................................................................................i
DAFTAR TABEL..................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..............................................................................1
1.2 Pertanyaan Penelitian ....................................................................6
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................6
1.4 Manfaat Penelitian..........................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................iv
LAMPIRAN............................................................................................................x
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
BAB I
PENDAHULUAN
Pada tanggal 1 Januari 2012 Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) resmi menerapkan
dibutuhkan pula standar yang tepat dan berbasis internasional dalam penyusunan
laporan keuangan. Menurut Iatridis (2010), tujuan utama IFRS adalah seperangkat
standar akuntansi global yang berkualitas tinggi, mudah dipahami, transparan, dan
laporan keuangan yang sebanding untuk membantu pengguna di pasar modal dan
pengguna lainnya dalam pembuatan keputusan ekonomi. Saat ini dunia usaha
memindahkan sumber daya tertentu dari negara satu ke negara yang lain dengan
sangat cepat. Hal ini terjadi karena semakin pesatnya perkembangan teknologi dan
informasi yang membuat investor mudah untuk memasuki lantai pasar modal di
Menurut Arum (2013), manfaat adopsi IFRS dapat dilihat dari dua aspek: dalam
hal biaya dan dalam hal biaya modal. Dalam hal efisiensi biaya, perusahaan
investor di dalam negeri dan luar negeri. Beralih ke IFRS tidak hanya merubah
angka-angka pada laporan keuangan saja, tetapi juga merubah pola pikir dan cara
profesional yang kuat dengan pengungkapan yang jelas dan transparan mengenai
memiliki daya saing yang lebih besar. Penerapan standar yang sama di seluruh
pelaporan keuangan yang dapat memberikan informasi lebih bermanfaat bagi para
pernyataan tersebut, maka dapat dilihat salah satu manfaat yang diperoleh dari
adanya penerapan IFRS ini adalah untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan
(earnings management).
Perspektif pertama dalam kualitas akuntansi yaitu penerapan manajemen laba. Hal
mereka melihat bahwa kinerja perusahaan lebih baik dari perusahaan yang lain
melakukan praktik manajemen laba untuk selalu memberikan sinyal baik kepada
2009: Iatridis, 2010: Chen, et al., 2010 dan Chua, et al., 2012). Informasi
pengakuan kerugian tepat waktu. Penelitian yang dilakukan oleh Arum (2013)
manajemen laba. Penelitian lain juga telah dilakukan oleh Komalasari (2017)
manajemen laba akrual dan manajemen laba riil setelah penerapan IFRS.
menemukan bahwa suatu manajer sudah bergeser dari manajemen laba akrual ke
keputusan yang riil, seperti yang dikaitkan dengan penetapan harga dan produksi.
Kedua, jika mengandalkan manipulasi akrual saja membawa risiko. Graham, et al.
laba riil. Hal ini dikarenakan aktivitas manajemen laba riil sulit untuk dibedakan
dengan keputusan bisnis yang optimal dan lebih sulit juga untuk dideteksi
manajemen laba akrual dan manajemen laba riil yang memperoleh hasil bahwa
setelah adanya IFRS perusahaan tidak lagi terlibat dalam manajemen laba akrual
IFRS sudah dilakukan oleh beberapa peneliti. Namun, belum terdapat hasil yang
konsisten dalam penelitian yang dilakukan. Hal yang menjadi pertimbangan lain
tindakan manajemen laba dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh beberapa
tetap berlanjut setelah diterapkannya IFRS. Selain itu, dalam penelitian ini alat
ukur yang digunakan untuk menilai manajemen laba adalah dengan melihat
tindakan manajemen laba riil yang dilakukan oleh perusahaan dalam kondisi
manajemen laba akrual sudah jarang dilakukan dan beralih pada manajemen laba
riil.
Hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada
selain itu perusahaan yang mengalami financial distress dianggap lebih terindikasi
sektor lain. Selain itu, ukuran untuk meneliti manajemen laba riil juga
penelitian adalah perusahaan manufaktur. Oleh karena itu, judul dalam penelitian
adalah:
1. Apakah perusahaan yang mengalami financial distress melakukan tindakan
penerapan IFRS?
2. Apakah terdapat perbedaan tindakan real earnings management sebelum dan
investasi.
2. Bagi Perusahaan
7
Penelitian ini dapat digunakan sebagai analisa dalam mendeteksi adanya earnings
perusahaan.
3. Bagi Akademisi
Penelitian ini dapat digunakan untuk menguji bagaimana perilaku manajemen
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
berfokus pada dua pihak yaitu principal (pemilik) dan pengelola atau agent yang
keuntungan dengan informasi yang telah dimiliki. Namun agent memiliki lebih
masalah keagenan (agency cost) yang dipicu dari adanya pemisahan peran atau
menjelaskan bahwa teori agensi menggunakan tiga asumsi sifat manusia yaitu
mementingkan diri sendiri (self interest), daya pikir terbatas mengenai persepsi
salah satu kebijakan akuntansi dari prinsip yang berlaku umum, maka wajar saja
tujuannya.
9
sengaja dalam proses penentuan laba, biasanya untuk memenuhi tujuan pribadi”.
dari manajer untuk memperbaiki kinerja dari perusahaan, baik manajer dan
motivasi earnings management, yaitu: hipotesis program bonus (the bonus plan
hypotesis), hipotesis perjanjian hutang (the debt covenant hypotesis) dan hipotesis
a. Taking a bath
Pola manajemen laba yang melaporkan laba pada periode berjalan dengan nilai
b. Income minimization
Pola manajemen ini seperti taking a bath tapi tidak seekstrim pola taking a bath.
Menjadikan laba di periode berjalan lebih rendah dari pada laba sesungguhnya.
c. Income maximization
d. Income smoothing
Pola manajemen laba yang paling menarik yaitu dengan cara melaporkan
tertentu. Semua pola tersebut dilakukan oleh manajemen karena adanya peluang
Praktik manajemen laba baik melalui akrual diskresioner dan aktivitas riil akan
sebelumnya. Selain itu, manipulasi ini dapat terdeteksi oleh auditor, investor
ataupun badan pemerintah sehingga dapat berdampak pada harga saham bahkan
menyebabkan kebangkrutan atau kasus hukum. Oleh karena itu, terdapat cara lain
yang sering dilakukan oleh manajer untuk mengatur laba yaitu dengan
sepanjang periode akuntansi dengan tujuan spesifik yaitu memenuhi target laba
teknik dan prosedur akuntansi yang tepat agar menghasilkan angka akuntansi
(Farichah, 2017).
tujuan pelaporan keuangan tertentu telah dicapai melalui aktivitas operasi normal
secara signifikan dari manajemen laba akrual karena berdampak langsung pada
arus kas. Graham, et al. (2005) berdasarkan survei menemukan bahwa manajemen
dalam melakukan manajemen laba. Hal ini sejalan dengan Zang (2007)
akrual, akan tetapi manajer tetap mempertahankan kedua teknik tersebut untuk
mencapai target laba yang di inginkan. Hal ini memungkinkan perusahaan dapat
melakukan teknik manajemen laba akrual dan manipulasi aktivitas riil secara
melalui aktivitas riil lebih sulit untuk dideteksi karena tidak dapat dibedakan dari
Manajemen laba akrual dibatasi oleh prinsip akuntansi yang berlaku umum
dapat dilakukan dengan manajemen laba akrual murni dan manajemen laba riil.
Manajemen laba akrual dilakukan pada akhir periode ketika manajer mengetahui
laba sebelum direkayasa sehingga dapat mengetahui berapa besar manipulasi yang
diperlukan agar target laba tercapai. Manajemen laba riil merupakan manipulasi
periode akuntansi. Kegiatan manajemen laba riil dimulai dari praktek operasional
perusahaan.
Manajemen laba riil dapat terjadi sepanjang periode akuntansi berjalan melalui
akan mudah untuk mencapai target laba yang diinginkan. Teknik yang dapat
Manajemen laba riil merupakan kegiatan yang sering dilakukan oleh manajemen
perusahaan karena aktivitas ini tidak menjadi sorotan regulator oleh para investor.
Maka sudah semestinya regulator memperhatikan pada isu manajemen laba riil
aliran kas operasi perusahaan dan pengeluaran diskresioner abnormal negatif pada
(Ferdawati, 2009).
Abnormal production cost adalah manajemen laba riil yang dilakukan melalui
yang lebih tinggi daripada level normal. Estimasi nilai residu itu diambil dari
biaya produksi yang merupakan nilai abnormal produksi. Pada penelitian yang
akan dilakukan, alat ukur untuk menentukan tindakan manajemen laba riil adalah
barang yang terjual dan perubahan persediaan selama tahun periode yang berjalan.
biaya yang dikeluarkan untuk membuat suatu produk mulai dari bahan baku
menjadi barang jadi dan dihitung harga pokok produksinya sehingga diketahui
lima tingkat (1) full adoption, (2) adapted, (3) piecemeal, (4) referenced
(convergence), dan (5) not adopted at al. Berdasarkan roadmap yang telah
14
tahapan yaitu tahap adopsi (2008-2010), tahap persiapan akhir (2011), dan tahap
PSAK agar secara material sesuai dengan IFRS versi 1 Januari 2009 yang berlaku
Menurut Iatridis (2010), tujuan utama IFRS adalah seperangkat standar akuntansi
global yang berkualitas tinggi, mudah dipahami, transparan, dan laporan keuangan
yang sebanding untuk membantu pengguna di pasar modal dan pengguna lainnya
maksimal ini didapat dari komunitas internasional yang sudah lama menganut
standar ini. Jurang pemisah terdalam PSAK dengan IFRS telah teratasi yaitu
Menurut Arum (2013), manfaat adopsi IFRS dapat dilihat dari dua aspek: dalam
hal biaya dan dalam hal biaya modal. Dalam hal efisiensi biaya, perusahaan
investor di dalam negeri dan luar negeri. Komalasari (2017) menyatakan bahwa
Ball (2006) menyatakan bahwa adopsi IFRS akan memberikan kegunaan bagi
investor yaitu:
15
Financial distress dapat digambarkan dari dua titik eksterm yaitu kesulitan
yang telah jatuh tempo (Beaver, et aI., 2010). Menurut Toto (2011) kebangkrutan
keuangan perusahaan sangat erat terkait dengan kondisi makro ekonomi (Graham,
ditemukan oleh banyak peneliti, salah satunya yaitu menggunakan nilai Z-Score.
sebagai salah satu pengukuran kinerja kebangkrutan dan resiko obligasi tidak
stagnan atau tetap, melainkan berkembang dari waktu ke waktu, seiring dari
kondisi perusahaan dan kondisi dimana metode tersebut diterapkan. Hadi (2008)
Menurut PSAK No. 1 (2017), laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur
dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan
dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar pengguna sumber daya
aturan yang dibuat oleh badan profesi (dewan pembuat standar) dan pemerintah.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2017) laporan keuangan yang lengkap terdiri
dari:
keuangannya.
tersebut akan segera tidak dapat memenuhi kewajibannya (Birgham dan Daves,
2003). Plat dan Plat (2006) mendefinisikan financial distress sebagai suatu
tersebut. Tindakan yang dapat diambil oleh badan usaha dapat berupa penghentian
lainnya. Cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan dalam melakukan manajemen
perusahaan pada periode saat ini sehingga pada jangka panjang real earnings
manajemen laba riil untuk mencapai target laba mereka relatif menampilkan
gagal mencapai target laba yang telah ditentukan. Selanjutnya, manajemen laba
apakah kebijakan bisnis yang dibuat oleh perusahaan tersebut optimal atau kurang
optimal. Melalui praktik manajemen laba riil, manajer lebih sulit untuk dideteksi
investor terkait strategi manajemen laba yang digunakan (Graham, et al., 2005).
Penerapan IFRS sebagai standar global akan berdampak pada semakin sedikitnya
disebabkan karena penerapan IFRS menggunakan fair value dan full disclosure
menemukan bahwa ada peningkatan manajemen laba dari tahun sebelum 2005
yang dilakukan oleh perusahaan (Arum, 2013). Ho, et al. (2015) menyatakan
bahwa setelah adanya IFRS perusahaan tidak lagi terlibat dalam manajemen laba
Ha: Real earnings management oleh perusahaan dalam kondisi financial distress
sebelum penerapan IFRS lebih besar jika dibandingkan dengan sesudah penerapan
IFRS.
21
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
yang banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor yang sifatnya tidak tetap, akan tetapi
kuantitatif ini memerlukan adanya hipotesis beserta pengujian teknik analisis dan
komparatif adalah sejenis penelitian deskriptif yang ingin mencari jawaban secara
22
mendasar tentang sebab dan akibat, serta penelitian yang bersifat membandingkan
keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda atau
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun buku 2009-2011 dan 2013-2015.
Menurut Sugiyono (2017), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
dalam penelitian ini yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
bahwa sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. Dalam penelitian ini, sampel yang diteliti adalah perusahaan yang
mengalami financial distress pada tahun 2009-2011 dan tahun 2013-2015 yang
asset) karena rasio ini sangat bervariatif pada industri dengan ukuran aset yang
Keterangan:
Z = financial distress index
X1 = working capital/total asset
X2 = retained earnings/total asset
X3 = earnings before interest and tax/total asset
X4 = book value of equity/book value of total liabilities
Klasifikasi perusahaan yang sehat dan bangkrut didasarkan pada nilai Z-score
a. Jika nilai Z < 1,1 maka termasuk perusahaan yang mengalami financial
distress.
b. Jika nilai 1,1 < Z < 2,6 maka termasuk grey area (tidak dapat ditentukan
distress.
Menurut Subramanyam dan Wild (2010), modal kerja (working capital) adalah
mengalami kesulitan keuangan, modal kerja turun lebih cepat daripada total
ditahan dari total aktiva perusahaan. Bila perusahaan mulai merugi, maka nilai
dari total laba ditahan juga akan mulai menurun (Sinarwati, 2012). Nilai laba
EBIT merupakan laba yang diperoleh perusahaan sebelum dikurangi pajak dan
bunga. Rasio ini merupakan ukuran produktivitas dari aktiva perusahan yang
bunga dan pajak dari aktiva yang digunakan sehingga probabilitas perusahaan
Menurut Sihombing (2008) Book Value (BV) atau Nilai Buku suatu
modal diperoleh dari modal saham yang ada di perusahaan. Sedangkan, nilai
buku modal terhadap nilai buku hutang dengan kondisi financial distress
adalah negatif. Semakin rendah rasio nilai buku modal terhadap nilai buku
Semakin kecil nilai rasio ini, maka semakin tinggi resiko kebangkrutan yang
Jenis data dalam penelitian ini adalah data dokumenter, yaitu data laporan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2009-2011
sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung. Sumber data dalam
penelitian ini diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia: www.idx.co.id berupa
laporan keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan pada tahun 2009-2011 dan
2013-2015.
yang listed di BEI dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2015. Data diperoleh
melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) dan web-web terkait
Variabel dalam penelitian ini adalah manajemen laba riil yang diukur dengan
melaporkan harga pokok penjualan (COGS) yang lebih rendah dan mencapai
26
Biaya
produksi adalah jumlah dari harga pokok penjualan (COGS) dan perubahan dalam
Δpersediaan
b. Mentabulasi penjualan tahun sekarang dengan tahun sebelumnya untuk
mencari nilai St, dan mencari ΔSt dengan mencari selisih penjualan tahun
Jika nilai residual tinggi maka manajemen laba riil tinggi, hal tersebut
penjualan (Δsales) terhadap PROD. Jika nilai residual mendekati nol, maka
27
Teknik analisis data pada penelitian ini adalah uji beda dua rata-rata yang
digunakan untuk melihat apakah berbeda atau sama pada tingkat signifikansi ∝ =
0,05. Uji beda t-test dilakukan dengan cara membandingkan perbedaan antara dua
nilai rata-rata dengan standar error dari perbedaan rata-rata dua sampel
Adapun data yang menjadi kriteria dalam menjawab hipotesis dalam penelitian ini
penelitian
b. Ha ditolak apabila thitung < ttabel, maka tidak terdapat perbedaan pada data
penelitian
2. Berdasarkan nilai probabilitas (∝=0.05):
a. Jika probabilitas < ∝ maka Ha diterima, maka terdapat perbedaan pada
data penelitian
b. Jika probabilitas > ∝ maka Ha ditolak, tidak terdapat perbedaan pada
data penelitian
28
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
perusahaan yang tidak mengalami financial distress pada tahun 2009-2011 dan
2013-2015. Penulis memperoleh 208 data dalam penelitian ini. Adapun rincian
perusahaan yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1.
Rincian Objek Penelitian
(St), Perubahan penjualan tahun t ( St), perubahan penjualan tahun t-1 ( St-1)
dan aset pada tahun t (At), setiap komponen dibobot dengan aset t-1 (At-1). Hal
ini dilakukan karena dalam menghitung aset suatu perusahaan, seorang akuntan
dapat memilih metode yang sesuai dengan kondisi perusahaan dan dapat
Oleh karena itu, setiap komponen harus dibobot dengan nilai aset t-1 untuk
menyeimbangkan komponen lainnya dan juga aset merupakan bentuk dari suatu
kinerja perusahaan. Semakin besar nilai aset perusahaan, maka semakin besar pula
akan diperoleh nilai residual. Nilai residual menjadi indikator bahwa objek
untuk mencari nilai estimasi residu yang diambil dari nilai errornya adalah
sebagai berikut:
β2(ΔSt/At-1) + β3(ΔSt-1/At-1)+εt;
30
dibatasi oleh interval -0.075 s/d 0.075, semakin mendekati 0 maka tindakan real
nilai residual yang didapat ≤ -0.075 dan ≥ 0.075 maka perusahaan terindikasi
diskresioner dengan tujuan untuk meningkatkan laba. Setelah nilai real earnings
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi data dari 208 perusahaan
yang terdiri dari 102 perusahaan sebelum penerapan IFRS dan 106 perusahaan
sesudah penerapan IFRS. Sampel melalui nilai rata-rata (mean), standar deviasi,
Tabel 4.2
Hasil Statistik Deskriptif
Std.
N Minimum Maximum Mean Deviation
Tidak FD Sebelum IFRS 76 -1.2533 2.7330 .0055 .4732
Tidak FD Sesudah IFRS 72 -1.1511 4.0000 -.0038 .6749
FD Sebelum IFRS 26 -.1976 .1522 0.0030 .0884
FD Sesudah IFRS 34 -.5705 .3935 -0.0054 .2018
Sumber: Output SPSS 22 for windows data olahan (2018)
perusahaan tidak mengalami financial distress. Dari tabel 4.2 di atas dapat terlihat
0.1522 dengan rata-rata (mean) sebesar 0.0030 dan standar deviasi 0.0884. Nilai
minimum terdapat pada PT. Merck Sharp Dohme Pharma Tbk dan untuk nilai
maksimum terdapat pada PT. Sat Nusa Persada Tbk. Perusahaan yang tidak
mengalami financial distress memiliki nilai antara -1.2533 dan 2.7330 dengan
rata-rata 0.0055 dan standar deviasi sebesar 0.4732. Nilai minimum terdapat pada
PT. Unilever Tbk dan nilai maksimum terdapat pada PT. Krakatau Steel Tbk.
financial distress. Nilai real earnings management untuk sesudah penerapan IFRS
adalah antara -0.5705 sampai 0.3935 dengan rata-rata -0.0054 dan standar deviasi
0.2018. Nilai minimum terdapat pada PT. Multi Bintang Indonesia Tbk dan nilai
nilai real earnings management pada perusahaan yang tidak mengalami financial
distress antara -1.1511 sampai dengan 4.0000 dengan rata-rata -0.0038 dan
Farma Tbk. Nilai minimum dan maximum pada tabel 4.2 menandakan bahwa nilai
real earnings management yang bernilai positif dan negatif menunjukkan terdapat
tindakan real earnings management melalui biaya produksi karena angka tersebut
berada diluar interval -0.075 s/d 0.075, yang berarti semakin nilai real earnings
kecil.
manipulasi aktivitas riil memperlihatkan biaya produksi yang luar biasa tinggi
yaitu dengan nilai rata-rata biaya produksi diatas nilai 0 dan nilai mean abnormal
biaya produksi tidak sama dengan 0 (mean ≠ 0). Berdasarkan hasil statistik
deskriptif dapat dilihat bahwa nilai real earnings management melalui biaya
produksi semakin tinggi setelah adanya penerapan IFRS karena nilai maksimum
Uji normalitas dalam penelitian ini digunakan untuk menguji apakah variabel real
earnings management memiliki distribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data statistik dengan menggunakan
1) Jika nilai Asymp.Sig. (2-tailed) kurang dari 0,05 atau 5% berarti data residual
2) Jika nilai Asymp.Sig. (2-tailed) lebih dari 0,05 atau 5% berarti data residual
terdistribusi normal.
Dalam penelitian ini, hasil uji normalitas dengan uji statistik Kolmogorov-
Smirnov Test yang menunjukkan hasil data terdistribusi normal dengan hasil
Tabel 4.3.
Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov
Asymp.Sig. (2 tailed) yaitu untuk nilai real earnings management yang mengalami
financial distress dan tidak mengalami financial distress sebelum IFRS 0,174,
mengalami financial distress sesudah IFRS 0,087 dan real earnings management
yang mengalami financial distress sebelum dan sesudah IFRS 0,749. Artinya, nilai
Asymp.Sig. (2-tailed) lebih besar dari 0,05 atau 5% berarti data terdistribusi
normal.
Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan Independent Samples t-Test untuk
menguji apakah terdapat perbedaan rata-rata dua sampel yang tidak berhubungan
1. Jika nilai Signifikansi atau Sig. (2-tailed) > 0.05, maka tidak ada
Tabel 4.4.
Hasil Uji Beda Rata-Rata Sebelum dan Sesudah Penerapan IFRS
berarti bahwa tidak ada perbedaan tindakan real earnings management pada
perusahaan sebelum dan sesudah penerapan IFRS oleh perusahaan dalam kondisi
IFRS lebih besar jika dibandingkan dengan sesudah penerapan IFRS tidak
terdukung.
35
tindakan real earnings management sesudah penerapan IFRS lebih jauh dari
angka 0 jika dibandingkan dengan sebelum penerapan IFRS, hal ini berarti bahwa
penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Doukakis (2014),
Jeanjean (2008), Grey, et al. (2015), Capkun, et al. (2016) dan Oh (2013) yaitu
tidak ada perbedaan tindakan manajemen laba riil sebelum dan sesudah penerapan
IFRS. Hal ini dikarenakan perusahaan akan tetap melakukan manajemen laba agar
meningkat setelah diberlakukannya IFRS, hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Roychowdhury (2006), Zang (2012), serta Graham, et al. (2005)
yang menemukan bahwa suatu manajer sudah bergeser dari manajemen laba
akrual ke manajemen laba riil. Hasil penelitian ini belum mendukung tujuan atas
penelitian yang dilakukan oleh Arum (2013), Cornier, et al. (2009), Iatridis
(2010), Chen, et al. (2010) dan Chua, et al. (2012) yang memperoleh hasil
management.
distress sebelum dan sesudah IFRS, penulis juga melakukan analisis untuk
hanya perusahaan yang mengalami financial distress saja atau perusahaan yang
perusahaan yang tidak mengalami kondisi financial distress dan dalam kondisi
financial distress.
dua sampel yang tidak berhubungan (bebas). Independent Sample t-Test dapat
uji Independent Samples t-Test menurut Ghozali (2016) adalah sebagai berikut:
1. Jika nilai Signifikansi atau Sig. (2-tailed) > 0.05, maka tidak ada
Tabel 4.5.
Hasil Uji Beda Perusahaan Financial Distress dan Non-Financial Distress
Sebelum dan Sesudah IFRS
37
Tabel 4.5 menunjukkan hasil uji Independent Sample T-test antara perusahaan
yang mengalami financial distress dan tidak mengalami financial distress sebelum
penerapan IFRS dan sesudah penerapan IFRS, hasil analisis dan pembahasan
earnings management melalui biaya produksi. Menurut hasil analisis yang telah
management lebih jauh dari angka 0 jika dibandingkan dengan perusahaan dalam
kondisi financial distress melakukan real earnings management lebih rendah. Hal
ini menunjukkan bahwa kondisi financial distress yang dialami oleh perusahaan
perusahaan.
bahwa tidak terdapat perbedaan dalam data penelitian. Hal ini menunjukkan
bahwa tidak ada perbedaan tindakan real earnings management pada perusahaan
bahwa penerapan IFRS dan meningkatnya kondisi financial distress yang dialami
management yang dilakukan oleh perusahaan. Hal ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Gray, et al. (2015) yang menyatakan bahwa tindakan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji apakah terdapat perbedaan tindakan
financial distress.
5.3. Saran
disarankan untuk:
41
dibandingkan;
2. Menggunakan sektor lain selain perusahaan manufaktur agar dapat
tindakan real earnings management pada setiap sektor yang ada dalam
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Riska dan Nurmala Ahmar. 2014. Real Earnings Management dengan
Pendekatan Biaya Produksi Analisis Berdasarkan Sektor Industri pada
Perusahaan Manufaktur. Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Humanika. 3 (2):
1172-1192
Brigham, E.F., dan Daves, P.R. 2003. Intermediate Financial Management with
Thomson One. United States of America: Cengage South-Western.
Capkun, Vedran, dan Collins, Thomas Jeanjean. 2016. The Effect of IAS/IFRS
Adoption on Earnings Management (Smoothing): A Closer Look at
Competing Explanations. Journal of Accounting and Public Policy. Vol. 35 (
4): 352-394
Chen, Huifa, Q. Tang, Y. Jiang & Z. Lin. 2010. The Role of International
Financial Reporting Standards in Accounting Quality: Evidence from The
European Union. Journal of International Financial Management and
Accounting. Vol. 21 (3): 220 – 278.
44
Chua, Yi Lin, C. S. Cheong & G. Gould. 2012. The Impact of Mandatory IFRS
Adoption on Accounting Quality: Evidence from Australia. Journal of
International Accounting Research. Vol. 11 (1): 119 – 146.
Cornier, D., S., Demaria, P.L. Antunes&R. Teller. 2009. First-Time Adoption of
IFRS, Managerial Inventives, and Value Relevance:Some French Evidence.
Journal of Accounting Research. Vol. 8 (20): 1-22
Doukakis, L.C. 2014. The Effect of Mandatory IFRS Adoption on Real and
Accrual-Based Earnings Management Activities. HEC Lausanne,
University of Lausanne, Switzerland. Journal of Accounting and Public
Policy. Vol 33 (6): 551 -572.
Gamayuni, Rindu Rika 2011, Analisis Ketepatan Model Altman Sebagai Alat
untuk Memprediksi Kebangkrutan (Studi Empiris pada Perusahaan
Manufaktur di BEI). Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 16 (2): 176-190.
Graham, J. R., Hazarika S., dan Narasimhan K. 2011. "Financial Distress in the
Great Depression". The Journal Financial Management. Vol. 40 (4): 821-
844.
45
Gray, Sidney J., Tony Kang, Zhiwei Lin dan Qingliang Tang. 2015. Earnings
Management in Europe Post IFRS: Do Cultural Influences Persist?.
Management International Review. Vol. 55 (6): 827-856.
Hadi, Syamsul dan Atika Anggraeni. 2008. Pemilihan Prediktor Delisting Terbaik
(Perbandingan antara The Zmijewski, The Altman Model dan Springate
Model). Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia. Vol. 12 (2): 1-9.
Ho, Jennifer Li-Chin, Qunfeng Liao, Martin Taylor. 2015. Real and Accrual-
Based Earnings Management in the Pre- and Post-IFRS Periods: Evidence
in China. Journal of International Financial Management and Accounting.
Vol. 26 (3): 294-335.
Hsiao, Hsiao-Fen, Szu-Hsien Lin, dan Ai-Chu Hsu. 2010. Earnings Management,
Corporate Governance, and Auditor’s Opinions: a Financial Distress
Prediction Model. Investment Management and Financial Innovations. Vol
7 (3): 29-40.
Lang, M., J. S. Raedy, dan M. H. Yetman. 2003. “How Representative are Firms
that are Cross-listed in The United States? An Analysis of Accounting
Quality.” Journal of Accounting Research. Vol. 41 (2): 363-383
Oh, Hyun Taek. 2013. The Effect of the Mandatory K-IFRS Adoption on Earnings
Management- The Evidence from Korea. Internationl Journal of Digital
Content Technology and its Applications. Vol. 7 (11): 236-241.
46
Plat, H.O dan Platt, M.B. 2006. Understanding Diferences Between Financial
Distress and Bankcrupty. Review of Applied Economics. Vol. 2 (2): 141-157.
Purnomo, Budi S dan Pratiwi, Puji. 2009. Pengaruh Earning Power terhadap
Praktek Earning management (Earning management). Jurnal Media
Ekonomi. Vol. 14 (1): 1-12
Ramadhani, Ayu Suci dan Niki Lukviarman. 2009. Perbandingan Analisis Prediksi
Kebangkrutan Menggunakan Model Altman Pertama, Altman Revisi, dan
Altman Modifikasi dengan Ukuran dan Umur Perusahaan sebagai Variabel
Penjelas (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Jurnal siasat bisnis. Vol. 13 (1): 15-28
Riyanto Moelyo Utomo dan Bachruddin. 2005. Analisis Manajemen Laba pada
Penawaran Saham Perdana di Bursa Efek Jakarta. Sinergi Kajian Bisnis
dan Manajemen.
Sari, Dewi Arum., Edyanus H.Halim, Ahmad Fauzan Fathoni. 2013. “Pengaruh
Mekanisme Good Corporate Governance dan Financial Distress Terhadap
Earnings Management (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”. Jurnal Online Mahasiswa (JOM)
Bidang Ilmu Ekonomi. Vol. 1 (1): 1-15.
Scott, William R. 2003. Financial Accounting Theory. New Jersey : Prentice Hall
Inc.
Scott, W.R. 2012. Financial Accounting Theory. Canada: Prentice Hall Canada
Inc.
Sihombing, Gregorius. 2008. Kaya dan Pinter Jadi Trader & Investor Saham.
Yogyakarta: Penerbit Indonesia Cerdas.
47
SPSS, Indonesia. 2018. Cara Uji Independent Sample T-Test dan Interpretasi
dengan SPSS. www.spssindonesia.com. Diakses pada 15 Februari 2018.
Sulistyanto, Sri H. 2008. Manajemen Laba : Teori dan Model Empiris. Grasindo :
Jakarta.
Sunyoto, D. 2013. Analisis Laporan Keuangan untuk Bisnis (Teori dan Kasus).
Yogyakarta: CAPS
Toto, P. (2011). Analisis Laporan Keuangan Teori dan Aplikasi, PPM. Jakarta.
Widiyawati, Anita Tri., Supri Wahyudi Utomo dan Nik Amah. 2015. Analisis
Rasio Altman Modifikasi pada Prediksi Kebangrutan Perusahaan Property
dan Real Estate yang Terdaftar Di BEI. Jurnal Akuntansi dan Pendidikan.
Vol. 14 (2): 99-111.
Rata-Rata EM sebelum
No Kode Perusahaan 2009 2010 2011 IFRS
1 AKKU 0.04314 0.02619 -0.03074 0.012863333
2 BIMA -0.18484 -0.19201 -0.10204 -0.15963
3 ERTX -0.14634 0.18567 0.3593 0.132876667
4 ESTI 0.10163 0.10163
5 ETWA 0.10171 -0.11332 -0.005805
6 GDST 0.00947 0.00947
7 HDTX -0.04834 -0.09669 -0.072515
8 JECC 0.05744 0.01598 0.03671
9 JKSW -0.0821 -0.08016 0.00753 -0.051576667
10 KBLM -0.19196 0.23061 0.019325
11 KBRI 0.02148 0.05096 0.02824 0.03356
12 MASA -0.02778 -0.05022 0.01963 -0.019456667
13 MLIA -0.05901 -0.0777 -0.10986 -0.08219
14 MYTX 0.0557 0.0372 0.09072 0.061206667
15 NIPS -0.04279 -0.15451 -0.09865
16 PICO -0.04482 -0.04482
17 POLY 0.02823 0.04826 0.21374 0.096743333
18 PRAS 0.03618 0.03618
19 PSDN 0.23035 -0.00346 0.113445
20 PTSN 0.19705 0.17946 0.08018 0.15223
21 SCCO 0.00912 0.00912
22 SCPI -0.19755 -0.19755
23 SIMA 0.19556 0.04626 0.03363 0.091816667
24 SULI 0.02055 0.05579 0.0406 0.03898
25 TIRT -0.10952 -0.10952
26 INCI -0.02846 -0.02661 -0.027535
Rata-Rata EM sebelum
No Kode Perusahaan 2009 2010 2011 IFRS
1 ADES -0.3427 -0.2341 -0.0706 -0.215796667
2 AISA -0.0327 0.23012 -0.0709 0.042173333
3 AKPI -0.3581 0.17769 0.08786 -0.030836667
4 ALDO 0.08334 0.08334
5 ALKA 0.3215 0.56456 0.86843 0.58483
6 ALMI -0.0463 0.11005 0.37917 0.14764
7 AMFG -0.0216 -0.0084 0.001 -0.00967
8 APLI 0.08595 0.14538 0.02368 0.085003333
9 ARNA -0.2056 -0.02 0.20986 -0.005223333
10 ASII 0.72512 0.11569 0.02229 0.2877
11 AUTO 0.25959 0.41822 0.1841 0.287303333
12 BAJA 0.26865 0.26865
13 BATA -0.5863 -0.3174 0.30017 -0.201193333
14 BRAM 0.01445 0.34237 0.04432 0.133713333
15 BRNA -0.1097 -0.4657 -0.098 -0.224466667
16 BTON 0.60994 0.0062 0.04378 0.219973333
17 BUDI -0.0948 0.24142 0.3188 0.155136667
18 CEKA 1.20994 0.75921 -0.0143 0.65163
19 CPIN 0.14868 -0.2143 0.65583 0.19675
20 DPNS -0.0661 0.07115 -0.0365 -0.010506667
21 DVLA -0.9229 -0.4347 -0.4316 -0.596393333
22 EKAD -0.1464 -0.0826 -0.0157 -0.08154
23 FASW -0.1021 0.12549 0.11195 0.04513
24 GGRM -0.1593 0.12361 0.21897 0.0611
25 GJTL -0.1351 0.09807 0.30452 0.08915
26 HMSP -0.5354 -0.2595 -0.2869 -0.36062
27 ICBP 0.24906 -0.2541 0.18121 0.058726667
28 IGAR -0.3149 0.02415 0.11641 -0.058103333
29 IKBI 0.00804 0.21073 0.109385
30 IMAS 0.44989 0.20385 0.23151 0.295083333
31 INAF -0.0782 -0.0819 -0.6439 -0.267993333
32 INAI 0.13965 0.23105 0.1531 0.1746
33 INDF -0.0899 -0.0023 -0.0696 -0.05391
34 INDS 0.33367 0.06586 0.10344 0.167656667
35 INTP -0.3364 -0.1319 -0.2023 -0.223543333
36 IPOL -0.0709 0.02904 0.06462 0.007583333
37 JPFA 0.10377 -0.0389 0.15219 0.07237
38 JPRS 0.89206 0.20016 0.10047 0.397563333
39 KAEF -0.4653 -0.2271 -0.1646 -0.285666667
40 KBLI 0.06782 0.913 0.32942 0.436746667
41 KDSI 0.09384 0.16157 0.19791 0.151106667
42 KIAS -0.0538 0.14536 0.07054 0.05405
43 KICI 0.30229 0.14504 0.08159 0.176306667
44 KLBF -1.0978 -0.4475 -0.4394 -0.66158
45 KRAS 7.75502 0.28417 0.1598 2.732996667
46 LION -0.1712 -0.0633 -0.109 -0.114486667
47 LMPI -0.2187 0.09987 0.0541 -0.02159
48 LMSH 0.96189 0.28515 0.17777 0.474936667
49 LPIN -2.2419 0.00144 -0.1026 -0.78102
50 MAIN 0.20027 -0.0324 0.16389 0.110573333
51 MBTO -0.7938 -0.7328 -0.6955 -0.74072
52 MERK -0.9511 -0.5469 -0.6998 -0.732613333
53 MLBI -0.7293 -0.6729 -0.6702 -0.690766667
54 MRAT 0.11679 -0.2524 -0.2891 -0.14158
55 MYOR -0.196 -0.1589 0.21549 -0.046473333
56 NIKL 0.13806 0.4815 0.30978
57 PBRX 0.04257 0.26724 -0.507 -0.06572
58 RMBA -0.7302 -0.0354 0.15143 -0.204716667
59 PYFA -0.6443 -0.6957 -0.6593 -0.66644
60 ROTI -0.483 -0.5065 -0.3711 -0.453546667
61 SIAP 0.14237 -0.0232 0.09641 0.071853333
62 SIPD 0.78253 0.29498 1.85942 0.978976667
63 SKLT 0.10159 -0.0101 -0.0452 0.015423333
64 SMCB -0.2516 -0.0068 -0.0834 -0.113913333
65 SMGR -0.5348 -0.1865 -0.6788 -0.466723333
66 SMSM -0.1698 0 -0.0717 -0.080506667
67 SPMA -0.059 0.13302 0.0606 0.04489
68 SRSN -0.2303 0.1064 -0.1239 -0.0826
69 STTP 0.18466 0.06135 0.123005
70 TCID -0.4646 -0.2193 -0.0527 -0.245526667
71 TOTO -0.0799 -0.0175 -0.0491 -0.048826667
72 TRST -0.0537 0.13106 0.13835 0.071893333
73 UNTJ -0.2718 -0.0613 -0.0707 -0.134586667
74 UNVR -1.0679 -0.8634 -1.8286 -1.253263333
75 VOKS 0.58473 0.17317 0.49702 0.418306667
76 YPAS -0.1264 0.00409 0.1073 -0.005013333
LAMPIRAN 4. NILAI REAL EARNINGS MANAGEMENT SESUDAH IFRS
Lampiran 4.1. Nilai real earnings management sesudah IFRS perusahaan dalam
kondisi financial distress
Rata-Rata EM sesudah
No. Kode Perusahaan 2013 2014 2015 IFRS
1 AKKU 0.1217 0.12194 0.12182
2 ALKA 0.29131 0.29131
3 ALMI 0.92845 0.26061 -0.03218 0.385626667
4 BAJA 0.30344 0.1734 0.11393 0.196923333
5 BIMA 1.11861 -0.33158 0.393515
6 BRNA 0.04374 -0.06111 0.02028 0.00097
7 BUDI -0.54195 -0.01132 0.06191 -0.163786667
8 ETWA -0.0253 -0.0253
9 FASW 0.07324 0.07324
10 HDTX -0.11528 0.06598 0.10761 0.019436667
11 IMAS -0.04559 -0.04559
12 INAI 0.07257 0.03866 0.055615
13 JECC 0.90638 -0.11648 0.01319 0.267696667
14 JKSW -0.39511 0.18309 0.14597 -0.022016667
15 KBRI -0.8385 0.04445 0.1278 -0.222083333
16 KDSI 0.15347 0.15347
17 LMPI -0.0786 -0.08883 -0.083715
18 LPIN -0.09109 -0.09109
19 MLBI -0.57045 -0.57045
20 MLIA -0.39554 -0.07856 0.0007 -0.1578
21 MYTX 0.14229 0.10099 0.14202 0.128433333
22 NIPS -0.00243 -0.00243
23 PRAS -0.35903 0.05341 0.08175 -0.074623333
24 PSDN 0.00669 0.00669
25 SIAP 0.42161 -0.31807 -0.02552 0.026006667
26 SIMA -0.54499 0.01697 0.09226 -0.145253333
27 SPMA -0.23799 -0.00355 0.03952 -0.06734
28 SULI -0.66517 0.11244 -0.276365
29 TIRT -0.06608 -0.01641 -0.041245
30 YPAS 0.1981 -0.01808 -0.03127 0.049583333
31 KIAS 0.05144 0.05144
32 MAIN 0.07681 0.07681
33 MRAT -0.46364 -0.46364
34 SIPD 0.0676 -0.12698 -0.02969
Lampiran 4.2. Nilai real earnings management sesudah IFRS perusahaan tidak
mengalami financial distress
Rata-Rata EM sesudah
No. Kode Perusahaan 2013 2014 2015 IFRS
1 ADES -0.53511 -0.6856 0.14414 -0.358856667
2 AISA 0.40984 -0.05055 0.2368 0.198696667
3 AKPI 0.23502 5.13459 0.24974 1.873116667
4 ALDO -0.41571 -0.48084 -0.28289 -0.393146667
5 ALTO 0.23313 -0.08759 0.17105 0.10553
6 AMFG 0.15836 -0.04225 0.14803 0.088046667
7 APLI -0.0614 -0.15556 -0.25647 -0.15781
8 ARNA 0.37963 -0.15746 0.10671 0.109626667
9 ASII 0.2755 0.20192 0.23276 0.236726667
10 AUTO 0.26975 0.35741 0.6228 0.416653333
11 BATA -0.28258 0.38741 0.1761 0.093643333
12 BOLT 0.29803 0.29803
13 BTON -0.68922 -0.43742 -0.43677 -0.521136667
14 CEKA 0.52062 -0.468 0.02055 0.02439
15 CINT -0.05055 -0.22002 -0.135285
16 CPIN 0.25743 0.23766 0.21465 0.23658
17 DAJK -1.36193 0.14056 -0.610685
18 DPNS -0.53029 -0.29721 -0.28994 -0.37248
19 DVLA -0.21913 -0.11171 -0.27203 -0.200956667
20 EKAD 0.05812 -0.68878 -0.43583 -0.355496667
21 GGRM 0.55706 0.31769 0.51758 0.46411
22 GJTL 0.30737 0.15114 0.21903 0.225846667
23 HMSP -1.13002 0.34868 -0.18345 -0.321596667
24 ICBP 0.22779 -0.20672 0.01832 0.01313
25 IGAR 0.19608 -0.12906 -0.24515 -0.059376667
26 IMPC 0.20428 0.2418 0.22304
27 INAF 0.07794 0.22591 0.11332 0.139056667
28 INCI -0.95051 -0.95226 -0.84713 -0.916633333
29 INDF 0.22849 0.0644 0.16262 0.151836667
30 INDS 0.31622 0.2985 0.35653 0.32375
31 INTP 0.09975 -0.05655 0.36198 0.13506
32 ISSP 0.31723 0.47978 0.14923 0.315413333
33 JPFA 0.34442 0.199 0.34177 0.295063333
34 JPRS -0.09524 -0.83509 0.01385 -0.305493333
35 KAEF -0.09411 0.32219 -0.03 0.066026667
36 KBLI 0.29673 0.81017 0.17693 0.427943333
37 KBLM 0.08979 0.37061 0.13667 0.199023333
38 KICI -1.41137 -0.90177 -1.11764 -1.143593333
39 KINO -0.44637 -0.44637
40 KLBF -0.89512 -0.90327 -0.30034 -0.699576667
41 KRAH -0.40396 0.2976 -0.02734 -0.044566667
42 LION -0.14256 -0.36462 -0.11663 -0.207936667
43 LMSH 1.57358 1.40563 0.57075 1.18332
44 MBTO -0.76503 -0.78763 -0.85165 -0.801436667
45 MERK -1.28779 0.04114 -0.71674 -0.654463333
46 MYOR -0.81281 -1.1967 -1.02137 -1.010293333
47 PICO 0.0392 0.45233 0.17156 0.22103
48 PSDN -0.01441 0.27294 0.09782 0.118783333
49 RMBA -1.19325 -1.2037 -1.05624 -1.151063333
50 PYFA 3.93989 3.86231 4.19786 4.00002
51 ROTI -0.10761 -0.48564 -0.21903 -0.27076
52 SCCO 0.3178 0.82103 0.17982 0.43955
53 SCPI -0.15676 -1.71542 0.35384 -0.506113333
54 SIDO 0.4118 0.31139 0.0239 0.24903
55 SKBM -0.00797 0.91668 -0.22215 0.228853333
56 SKLT -0.45579 -0.16301 -0.35943 -0.326076667
57 SMBR 0.29626 0.20882 0.34697 0.284016667
58 SMCB 0.26822 0.02416 0.16826 0.153546667
59 SMGR 0.08545 -0.00963 0.05227 0.042696667
60 SMSM -0.10243 -0.26307 -0.18295 -0.182816667
61 SQBB -0.60386 -0.77861 -0.56201 -0.64816
62 SRSN -0.63255 -0.34768 -0.18286 -0.387696667
63 STTP 0.22202 -0.31219 0.01032 -0.026616667
64 TALF -0.00815 -0.79879 -0.11192 -0.306286667
65 TCID -0.1576 -0.88564 -0.54117 -0.528136667
66 TOTO 0.09562 -0.2656 0.11929 -0.016896667
67 TRST 0.31329 -0.15008 0.28016 0.14779
68 UNTJ 0.20301 0.11293 -0.0864 0.076513333
69 UNVR 0.01214 -0.71616 -0.85262 -0.51888
70 VOKS 0.35029 0.43069 0.14855 0.309843333
71 WIIM -0.10489 0.45859 -0.09096 0.08758
72 WTON 0.2824 -0.22323 0.27261 0.110593333
LAMPIRAN 5. UJI NORMALITAS
Financial Distress N
tidak FD 76
Total 102
Test Statisticsa
Real Earnings
Management
Positive .250
Negative -.251
Kolmogorov-Smirnov Z 1.105
Financial Distress N
tidak FD 76
Total 102
Test Statisticsa
Real Earnings
Management
Positive .250
Negative -.251
Kolmogorov-Smirnov Z 1.105
Frequencies
IFRS N
Sesudah 34
Total 60
Test Statisticsa
Real Earnings
Management
Positive .136
Negative -.176
Kolmogorov-Smirnov Z .677
Asymp. Sig. (2-tailed) .749
Descriptive Statistics
Group Statistics
Std.
Std. Error
IFRS N Mean Deviation Mean
Real Earnings Sebelum . .
26 .002958
Management 0884168 0173400
Sesudah . .
34 -.005407
2017664 0346027
Equal
variances -.115750
not -.044 88.327 .965 -.0025073 .0569868 .1107361
6
assumed
Group Statistics
Std.
Std. Error
Financial Distress N Mean Deviation Mean
Real Earnings FD
34 -.0054 .20177 .03460
Management
Tidak FD
72 -.0038 .67485 .07953
Independent Samples Test
Financial Distress sebelum dan Financial distress dan Non- Financial distress dan Non-
sesudah IFRS Financial distress Sebelum IFRS Financial distress Sesudah IFRS