Professional Documents
Culture Documents
Pengaruh Pengerjaan Dingin (Cold Working) Pada Baja Tahan Karat Jenis Austenitik (Austenitic Stainless Steel) Type 304
Pengaruh Pengerjaan Dingin (Cold Working) Pada Baja Tahan Karat Jenis Austenitik (Austenitic Stainless Steel) Type 304
Pengaruh Pengerjaan Dingin (Cold Working) Pada Baja Tahan Karat Jenis Austenitik (Austenitic Stainless Steel) Type 304
Teknik
Jurnal keilmuan dan Terapan Teknik Hal 65 - 86
ABSTRACT
65
Volume 01, Nomor 01, Juni 2012
66 Teknik
Jurnal keilmuan dan Terapan Teknik
Pengaruh Pengerjaan Dingin (Cold Working) Pada Baja Tahan Karat Jenis
Austenitik (Austenitic Stainless Steel) Type 304
Teknik 67
Jurnal keilmuan dan Terapan Teknik
Volume 01, Nomor 01, Juni 2012
68 Teknik
Jurnal keilmuan dan Terapan Teknik
Pengaruh Pengerjaan Dingin (Cold Working) Pada Baja Tahan Karat Jenis
Austenitik (Austenitic Stainless Steel) Type 304
Teknik 69
Jurnal keilmuan dan Terapan Teknik
Volume 01, Nomor 01, Juni 2012
Baja tahan karat ini mempunyai 1.1.3. Baja tahan karat Austenit
fasa ferit dengan struktur kristal BCC (Austenitic Stainless Steel)
(Body Centered Cubic = Kubus berpusat Kelompok ini adalah baja chrom
badan), adapun sifat dari baja ini tidak dengan ada penambahan unsur pembentuk
dapat dikeraskan dengan laku panas austenit, misalnya Ni (Nickel, min 8 %)
(non hardenable), dapat menjadi keras dan Mn (Mangan). Atau bisa disebut baja
dengan cold work (work hardens), besifat Chrom - Nickel (untuk seri 3xx) dan baja
magnetik, dapat di cold work maupun hot chrom-nickel-mangan (seri 2xx). Jumlah
work. Keuletan dan sifat tahan korosi yang kadar chrom dan nickel tidak kurang
paling tinggi akan dicapai pada kondisi dari 23%. Berstruktur austenitik dengan
annealed. Dalam kondisi ini kekuatannya struktur kristal FCC (Face Centered Cubic
kira-kira 50% lebih tinggi dari baja karbon, = Kubus berpusat muka), besifat Non
dibanding dengan martensitik, baja ini Magnetik, Non hardenable, mempunyai
lebih unggul dalam sifat tahan korosi, sifat mampu bentuk (formability) dan
khususnya Stress Corrosion Cracking mampu las (Weldability) yang baik.
(SCC), ketahanan oksidasi yang baik dan Mudah dihot-work, tetapi agak sulit
machinability. Paduan stainless steel super dicold work karena dapat mengalami
ferritic (30% Cr, 4% Mo) mempunyai work-hardening cukup hebat. Cold
ketahanan yang baik terhadap pitting, working dapat memberikan sifat mekanik
crevice dan general corrosion. Karena yang sangat bervariasi, tergantung pada
mudah dibentuk banyak digunakan untuk tingkat deformasi yang dialami.
barang-barang yang dibuat dengan deep
drawing, seperti alat industri kimia dan
makanan, benda arsitektural dan beberapa
hiasan pada bagian mobil dll.
Satu satunya proses laku panas
yang dapat dilakukan terhadap baja
tahan karat ferritik adalah annealing,
yang biasanya dimaksudkan untuk
menghilangkan tegangan akibat Gb. 2.7. Face Centered Cubic
pengelasan atau cold work.
Suatu bentuk penggetasan yang Kelompok baja ini mempunyai
dapat terjadi baja tahan karat ferritik, sifat shock resistant yang tinggi, dan
bila berada pada temperatur 400 - 500 juga sulit dimachining, kecuali yang
°
C dalam jangka yang cukup lama, atau mengandung sulfur (303) atau selenium
bila didinginkan lambat melalui daerah (303Se). sifat tahan korosinya paling baik
temperatur itu, Impact strengthnya akan diantara ketiga jenis baja tahan karat,
turun. Hal ini makin terasa pada kadar juga kekuatan pada temperatur tinggi dan
chrom yang makin tinggi. Karena itu resistant to scaling-nya sangat baik.
pendinginan pada proses annealing harus Paduan dasar dari baja tahan
dikontrol dengan baik untuk mencegah karat austenitik adalah type 302, Type
terjadinya penggetasan. Standard ini adalah baja tahan karat 18-8 yang
pengujian dari baja tahan karat ini adalah pertama, mengandung 18% Cr, 8% Ni
ASTM A763 - Practice for Detecting dengan kadar karbon maksimum 0,15%.
Susceptibility to Intergranular Attack in Dengan menurunkan batas maksimum
Ferritic Stainless Steels. kadar karbon menjadi 0,08% tercipta
70 Teknik
Jurnal keilmuan dan Terapan Teknik
Pengaruh Pengerjaan Dingin (Cold Working) Pada Baja Tahan Karat Jenis
Austenitik (Austenitic Stainless Steel) Type 304
Teknik 71
Jurnal keilmuan dan Terapan Teknik
Volume 01, Nomor 01, Juni 2012
72 Teknik
Jurnal keilmuan dan Terapan Teknik
Pengaruh Pengerjaan Dingin (Cold Working) Pada Baja Tahan Karat Jenis
Austenitik (Austenitic Stainless Steel) Type 304
Teknik 73
Jurnal keilmuan dan Terapan Teknik
Volume 01, Nomor 01, Juni 2012
74 Teknik
Jurnal keilmuan dan Terapan Teknik
Pengaruh Pengerjaan Dingin (Cold Working) Pada Baja Tahan Karat Jenis
Austenitik (Austenitic Stainless Steel) Type 304
suatu electrolit, cairan yang mengandung besarnya electrode potensial suatu logam
ion-ion. dilakukan pengukuran besarnya elecrode
Reaksi ini berlangsung dengan potensial antara logam itu dengan suatu
adanya air/uap air. Reaksi semacam inilah electrode standar biasanya hydrogen
yang paling banyak terjadi pada reaksi dalam suatu elektrolit tertentu.
korosi.
Electroda
Bila sepotong logam dicelupkan Metal Reaction Potensial Note
Eo (V)
ke dalam larutan electrolit, maka beberapa
atom logam akan larut ke dalam elektrolit Au -- Au3+ + 3 e- + 1.50
2 H2O-- O2 + 4 H+ + 4 e- + 1.23
dengan melepaskan sejumlah elektron : Pt -- Pt4+ + 4 e- + 1.20
Katodik
Ag -- Ag+ + e- + 0.80
(mulia)
Fe2+ -- Fe3+ + e- + 0.77
M ←→Mn+ + ne 4(OH)- -- O2 + 2 H2O + 4e- + 0.40
Cu -- Cu2 + 2e- + 0.34
Teknik 75
Jurnal keilmuan dan Terapan Teknik
Volume 01, Nomor 01, Juni 2012
Katoda ini dapat berupa logam lain yang katoda, yang berhubungan satu sama lain,
dihubungkan dengan potongan logam dinamakan galvanic cell. Galvanic cell
anoda, atau bagian lain dari potongan terjadi karena perbedaan potensial antara
logam yang di celupkan ke dalam electrolit dua bagian itu.
tadi (gambar 2.15)
Ada tiga jenis galvanic cell yaitu :
1. Composition cell
76 Teknik
Jurnal keilmuan dan Terapan Teknik
Pengaruh Pengerjaan Dingin (Cold Working) Pada Baja Tahan Karat Jenis
Austenitik (Austenitic Stainless Steel) Type 304
Teknik 77
Jurnal keilmuan dan Terapan Teknik
Volume 01, Nomor 01, Juni 2012
specimen untuk struktur mikro, korosi, merk TORSEE tipe RL-30-S kapasitas
komposisi, tarik dan kekerasan. 30.000 kgf, milik Laboratorium Pengujian
f) Melakukan evaluasi hasil uji Mekanik PT.Petrokimia Gresik.
g) Melakukan perhitungan terhadap Pengerjaan dingin (bending) yang
perbedaan struktur kristal antara dilakukan ada 4 tahapan dengan sudu
Austenit (Struktur kristal FCC = Face yang berbeda yaitu mulai 30º , 60º , 90º
Centerd Cubic) dengan Martensit dan 180º.
(Struktur kristal BCT = Base Centered
Tetragonal) 4.1.1. Percobaan 1 (sudut 30º)
h) Pengambilan kesimpulan
78 Teknik
Jurnal keilmuan dan Terapan Teknik
Pengaruh Pengerjaan Dingin (Cold Working) Pada Baja Tahan Karat Jenis
Austenitik (Austenitic Stainless Steel) Type 304
C Mn P S Si Cr Ni
(%) (%) (%) (%) (%) (%) (%)
Gambar 4.5 Kondisi awal untuk
percobaan 4 NM1 0.078 1.76 0.035 0.024 0.66 18.53 8.93
Gambar 4.6. Material dibending hingga Rata2 0.075 1.78 0.036 0.028 0.68 18.56 8.43
Type 304 NM M M M M
Type 304L NM NM NM NM NM
Type 316 NM NM NM NM NM
Type 316L NM NM NM NM NM
Teknik 79
Jurnal keilmuan dan Terapan Teknik
Volume 01, Nomor 01, Juni 2012
M1 108.5
M2 107.4 107.8
M3 107.5
80 Teknik
Jurnal keilmuan dan Terapan Teknik
Pengaruh Pengerjaan Dingin (Cold Working) Pada Baja Tahan Karat Jenis
Austenitik (Austenitic Stainless Steel) Type 304
No Kode K1 K2 K3 K4 K5 K6
specimen 1 hari (gr/ 2 hari (gr/ 3 hari (gr/ 4 hari (gr/ 5 hari (gr/ 6 hari (gr/
mm2) mm2) mm2) mm2) mm2) mm2)
Teknik 81
Jurnal keilmuan dan Terapan Teknik
Volume 01, Nomor 01, Juni 2012
Dimana :
a = panjang sisi kristal
c = panjang sisi kristal
C = persen berat dari komposisi
Carbon
Perhitungan :
a = 2.867 – 0.013C
a = 2.867 – (0.013 x 0.075)
a = 2.866025 AO
c = 2.867 + 0.116C
c = 2.867 + (0.116 x 0.075)
c = 2.8757 AO
Gambar 4.15. Model susunan atom pada
transformasi FCC ke BCT Dimana :
kadar C = 0.075 % (hasil uji komposisi),
4.3.1. Penentuan jarak antar bidang (d) dengan mengetahui indeks Miller dan
Pada perhitungan ini sumber sel satuan maka jarak antar bidang dari
radiasi yang dipakai adalah sumber yang sel satuan dapat dihitung.
paling sering dipakai yaitu CuKa dengan
panjang gelombang ( λ ) 1.5405 Aº Rumus untuk FCC (Face Centered Cubic) :
1/d2 = h2+k2+l2/a2
Untuk mendapatkan jarak antar
bidang d (hkl) diperlukan data panjang
Hasil Perhitungan :
sisi kristal a untuk BCC, a & c untuk
BCT. Dari literature “ Element of X- Ray H k L d
Diffaction” diperoleh rumusan a dan c. 1 1 0 2.5161
2 0 0 1.7792
Rumus untuk FCC (Austenit) 2 1 1 1.4527
a = 3.555 + 0.044 C . 2 2 0 1.2581
3 1 0 1.1252
Dimana : 2 2 2 1.0272
a = panjang sisi kristal
3 2 1 0.9510
C = persen berat dari komposisi
Carbon 4 0 0 0.8896
4 1 1 0.8387
Perhitungan (dari persamaan 11) : 3 3 0 0.8387
a = 3.555 + (0.044 x 0.076) 4 2 0 0.7957
a = 3.558344 Aº Tabel 4.8. Dhkl untuk FCC (Austenit)
Rumus untuk BCT (Body Centered
Dimana : Tetragonal)
kadar C = 0.076 % (hasil uji komposisi)
l/d2 = (h2+k2)/a2+l2/c2
Rumus untuk BCT (Martensit)
a = 2.867 – 0.013C .
c = 2.867 + 0.116C
82 Teknik
Jurnal keilmuan dan Terapan Teknik
Pengaruh Pengerjaan Dingin (Cold Working) Pada Baja Tahan Karat Jenis
Austenitik (Austenitic Stainless Steel) Type 304
E % 40 42.44 38.00
Teknik 83
Jurnal keilmuan dan Terapan Teknik
Volume 01, Nomor 01, Juni 2012
5.2. Saran
84 Teknik
Jurnal keilmuan dan Terapan Teknik
Pengaruh Pengerjaan Dingin (Cold Working) Pada Baja Tahan Karat Jenis
Austenitik (Austenitic Stainless Steel) Type 304
DAFTAR PUSTAKA
American Society for metal, METAL HANDBOOK ninth edition (Vol. 9 Metallography
and microstructur dan Vol. 10 X-Ray Diffraction), Ohio, 1978.
ANNUAL BOOK OF ASTM STANDARTS, Philadelphia, USA, 1992
Asosiasi Korosi Indonesia INDOCOR, PELATIHAN AHLI KOROSI MADYA, Jakarta,
1999.
B.D. Cullity, ELEMENTS OF X-RAY DIFFRACTION, Indiana USA, 1977.
Charles Barret and T.B Massalski, STRUCTURE OF METALS, 3rd revised edition,
New York USA, 1980.
Denny A. Jones, PRINCPLES AND PREVENTION OF CORROSION, New York
USA, 1991.
Frank N Speller, D.Sc., CORROSION CAUSES AND PREVENTION, New York and
London, 1951.
Kenneth R. Trethewey, BSc., Ph.D, Cchem., MRSC, MICorr. ST, CORROSION, U.K.
1988.
Tata Surdia Prof. Ir. MS. Met E. dan Shinroku saito, Prof. DR., PENGETAHUAN
BAHAN TEKNIK, Jakarta , 1985.
THE AMERICAN SOCIETY OF MECHANICAL ENGINERS (ASTM), Section II dan
IX, New Yoork, USA, 1982.
Van Vlack, Prof., Sriati Djaprie, ILMU DAN TEKNOLOGI BAHAN, Jakarta, 1983.
Wahid Suherman, Ir., ILMU LOGAM, Surabaya, 1987.
Wahid Suherman, Ir., PENGETAHUAN BAHAN, Surabaya, 1987.
Teknik 85
Jurnal keilmuan dan Terapan Teknik