Peranan Polisi Kehutanan Terhadap Perlindungan Hutan (Studi Kasus Kebakaran Hutan Di Kabupaten Pelalawan

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

FISIPOL-UIR Jurnal Siasat.

, Volume 10 (2), hal 176-187 (2016)

PERANAN POLISI KEHUTANAN TERHADAP PERLINDUNGAN


HUTAN (STUDI KASUS KEBAKARAN HUTAN DI KABUPATEN
PELALAWAN )
Syaprianto
a
Ilmu
b
Pemerintahan,, Fakultas Ilmu Sosial & Politik, Universitas Islam Riau
Jalan Kharuddin Nasution No 113, Pekanbaru, 28284, Riau, Indonesia
Email:

Abstract
Pelalawan Forestry Police Represents the spearheading in forest protection, especially protection forests
from damage such as forest fires. This study aims to determine how the role of the Forestry Police in the
protection of forests against damage such as forest fires and to know the constraints experienced police
forestry in the protection of forests, this study was conducted using survey research methods, the level of their
explanations descriptive and using qualitative data analysis using purposive sampling. The results of this
study indicate that the Pelalawan Forestry Police has made various efforts to protect forests from destruction
just as counseling and education to the community as a campaign about the importance of maintaining and
protecting the forest so that people will be directly involved in forest protection, patrolled regularly, Conduct
training forest damage control, Implement regular monitoring and situational on all matters relating to their
forest damage information obtained through the media or information from the public society.
Keywords : Role, Police forestry, forest protection.

Abstrak

Polisi Kehutanan Kabupaten Pelalawan merupakan ujung ombak dalam melakukan perlindungan hutan
terutama perlindungan hutan dari kerusakan seperti kebakaran hutan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimanakah Peranan Polisi Kehutanan dalam upaya perlindungan hutan terhadap kerusakan
seperti kebakaran hutan serta mengetahui hambatan yang dialami Polisi kehutanan dalam upaya perlindungan
hutan, Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode penelitian survey, tingkat eksplanasinya
deskriptif serta menggunakan analisis data kualitatif menggunakan teknik purposive sampling. Hasil
penelitian ini, menunjukkan bahwa Polisi Kehutanan Kabupaten Pelalawan telah melakukan berbagai upaya
perlindungan hutan dari kerusakan seperti Penyuluhan dan pendidikan kepada masyarakat seperti kampanye
tentang pentingnya menjaga dan melindungi hutan sehingga masyarakat akan terlibat secara langsung dalam
melakukan perlindungan hutan, Melakukan patroli secara rutin, Melakukan pelatihan pengendalian kerusakan
hutan, Melaksanakan pengawasan secara rutin dan situasional terhadap segala hal yang berkaitan adanya
informasi kerusakan hutan yang didapatkan melalui media ataupun informasi yang berasal dari masyarakat.
Kata kunci : Peranan, Polisi kehutanan, Perlindungan hutan.

176
SYAPRIANTO

PENDAHULUAN
Undang- Undang Dasar 1945 pasal 33 ayat sendiri, tetapi lebih jauh akan mengakibatkan
(3) menyatakan bahwa bumi,air dan kekayaan terganggunya proses pembangunan.
alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh
negara dan dipergunakan sebesar- besarnya untuk Sementara ini kebakaran hutan masih
kemakmuran rakyat. Oleh karena itu hutan harus dianggap sebagai suatu musibah/bencana alam
dikelola dan dipelihara secara berkesinambungan seperti halnya gempa bumi dan angin topan,
untuk kesejahteraan masyarakat. padahal kebakaran Hutan berbeda dengan
kejadian-kejadian bencana alam tersebut.
Terkait dengan hal tersebut Undang-undang Kebakaran Hutan dapat dicegah/dikendalikan,
Nomor 41 Tahun 1999 tentang kehutanan yang karena kita telah mengetahui bahwa apabila
dalam penjelasan umum disebutkan hutan sebagai musim kemarau atau daerah rawan kebakaran
karunia dan manah Tuhan Yang Maha Esa yang tidak diadakan pencegahan sudah dapat dipastikan
dianugerahkan kepada bangsa indonesia, akan terjadi kebakaran hutan/lahan. Berdasarkan
merupakan kekayaan yang dikuasai negara, hal tersebut di atas, sudah saatnya pengendalian
memberikan manfaat serbaguna bagi umat kebakaran Hutan ditangani secara terencana,
manusia, karenanya wajib disyukuri, diurus dan menyeluruh, terpadu dan berkelanjutan. Dengan
dimanfaatkan secara optimal, serta dijaga kata lain, bahwa pengendalian kebakaran hutan
kelestariannya untuk sebesar-besarnya tidak hanya tertuju pada pemadaman saat
kemakmuran rakyat, bagi generasi sekarang kebakaran hutan musim kemarau, tetapi hal-hal
maupun generasi mendatang. lain yang bersifat pencegahan harus direncanakan
dan dilakukan berkelanjutan baik pada musim
Hutan merupakan sumber daya alam yang kemarau maupun pada musim penghujan.
tidak ternilai karena didalamnya terkandung
keanekaragaman hayati sebagai sumber plasma Adapun dampak kebakaran hutan antara lain :
nutfah, sumber hasil hutan kayu dan non-kayu,
pengatur tata air, pencegah banjir dan erosi serta DAMPAK TERHADAP BIO-FISIK
kesuburan tanah, perlindungan alam hayati untuk
kepentingan ilmu pengetahuan, kebudayaan, Dampak buruk dari kebakaran hutan
rekreasi, pariwisata dan sebagainya. sangat banyak. Kerusakan dapat berkisar
dari gangguan luka-luka bakar pada
Kegiatan pengelolaan hutan yang dilakukan pangkal batang pohon/tanaman sampai
oleh oknum- oknum yang tidak bertanggung dengan hancurnya pepohonan/tanaman
jawab mempunyai dampak yang negatif bagi secara keseluruhan berikut vegetasi
lingkungan dan kehidupan bangsa diantaranya lainnya. Dengan hancurnya vegetasi,
penebangan liar, pencurian kayu, penyelundupan yang paling dikhawatirkan adalah
kayu, perambahan hutan, penebangan hutan, hilangnya plasma nutfah (sumber daya
pembakaran hutan merupakan ancaman dan genetik pembawa sifat keturunan) seiring
gangguan sehingga menghambat upaya-upaya dengan hancurnya vegetasi tersebut.
pelestariannya. Salah satu bentuk ancaman dan Selain itu kebakaran dapat melemahkan
gangguan tersebut adalah kebakaran hutan. daya tahan tegakan terhadap serangan
hama dan penyakit. Batang pohon yang
Kebakaran hutan mempunyai dampak buruk menderita luka bakar meskipun tidak
terhadap tumbuhan/tanaman, sosial ekonomi dan mati, seringkali pada akhirnya terkena
lingkungan hidup, sehingga kebakaran hutan serangan penyakit/pembusukan atau
bukan saja berakibat buruk terhadap Hutannya menjadi merana.

Kebakaran hutan juga dapat


mengurangi kepadatan tegakan dan
merusak hijauan yang bermanfaat bagi

177
PERANAN POLISI KEHUTANAN TERHADAP PERLINDUNGAN HUTAN..

hewan serta mengganggu habitat satwa DAMPAK TERHADAP LINGKUNGAN


liar. Rusaknya suatu generasi tegakan Di samping dapat menimbulkan
hutan oleh kebakaran, berarti hilangnya kerugian material, kebakaran hutan juga
pengorbanan dan waktu yang diperlukan menimbulkan akumulasi asap yang besar.
untuk mencapai taraf pembentukan Kebakaran Hutan yang terjadi setiap
tegakan tersebut.Kebakaran hutan dapat tahunnya telah menarik perhatian dunia,
merusak sifat fisik tanah akibat karena adanya suatu kondisi cuaca tertentu
hilangnya humus dan bahan-bahan yaitu asap dari kebakaran Hutan
organik tanah, dan pada gilirannya tanah terperangkap di bawah suatu lapisan udara
menjadi terbuka terhadap pengaruh dingin atmosfir di atas wilayah Indonesia
panas matahari dan aliran air permukaan. dan negara tetangga, menyebabkan
Tanah menjadi mudah tererosi, perkolasi penurunan visibilitas (daya tembus
dan tingkat air tanah menurun. pandang) sehingga mengganggu
Kebakaran yang berulang-ulang di kelancaran transportasi darat, laut dan
kawasan yang sama dapat menghabiskan udara.
lapisan tanah dan mematikan
mikroorganisme yang sangat berguna Sehubungan dengan banyaknya terjadi
bagi kesuburan tanah. kerusakan hutan salah satu diantaranya adalah
pembakaan Hutan, maka pemerintah
Dampak lainnya dari kebakaran hutan mengeluarkan Peraturan Pemerintah Republik
adalah rusaknya permukaan tanah dan indonesia Nomor 45 tahun 2004 Tentang
meningkatnya erosi. Kawasan yang Perlindungan Hutan. Tujuan dari dikeluarkannya
terbakar di lereng-lereng di daerah hulu Peraturan Pemerintah tersebut adalah dalam
DAS cenderung menurunkan kapasitas rangka melaksanakan Undang- undang republik
penyimpanan air di daerah-daerah di indonesia Nomor 41 tahun 1999 tentang
bawahnya. Dari hasil pengamatan kehutanan yang bertujuan untuk menjaga hutan,
menunjukkan bahwa penurunan mutu hasil hutan, kawasan hutan dan lingkungannya
kawasan karena kebakaran yang agar fungsi lindung, fungsi konservasi dan fungsi
berulang-ulang menyebabkan erosi tanah produksi tercapai secara optimal dan lestari serta
dan banjir, yang menimbulkan dampak untuk mencega dan membatasi kerusakan hutan
lanjutan berupa pendangkalan terhadap yang disebabkan oleh perbuatan manusia.
saluran air, sungai, danau dan
bendungan. Dalam penjelasan pasal 32 dari Peraturan
Pemerintah Nomor 45 tahun 2004 Tentang
DAMPAK TERHADAP SOSIAL EKONOMI Perlindungan Hutan bahwa untuk menjamin
terselenggaranya perlindungan hutan maka ada
Perubahan bio-fisik terhadap sumber pejabat terkait, pejabat tersebut tentunya yang
daya alam dan lingkungan akibat berhubungan dengan hutan yaitu pejabat
kebakaran Hutan, mengakibatkan kehutanan fungsional antara lain pejabat instansi
penurunan daya dukung dan kehutanan baik dipusat maupun ditingkat daerah
produktivitas Hutan. Pada keadaan yang dibebani tugas dan kewenangan secara
serupa ini akan menurunkan pendapatan fungsional. Pejabat yang dimaksud ini disebut
masyarakat dan negara dari sektor Polisi Kehutanan, sementara instansi kehutanan
kehutanan, pertanian, perindustrian, didaerah meliputi dinas kehutanan. yang
perdagangan, jasa wisata dan lainnya dimaksud dengan pejabat kehutanan struktural
yang terkait dengan pemanfaatan sumber tertentu meliputi pejabat instansi kehutanan baik
daya alam dan lingkungannya. ditingkat pusat maupun ditingkat daerah yang
menurut uraian tugas pokoknya diserahi tugas
dan tanggung jawab mengenai urusan
perlindungan hutan.

178
SYAPRIANTO

Sampai saat ini keberadaan hutan dan mampu menunjukan komitmen dan tanggung
kawasan hutan semakin memprihatinkan berupa jawab terhadap tugas dan kewenangan yang
Pembakaran Hutan yang selalu terjadi setiap diembannya. Polisi Kehutanan dalam
tahunnya. Upaya Pengamanan harus terus melaksanakan tugas sering berhadapan dengan
dilakukan baik secara preventif maupun refresif. tindak pidana kehutanan yang sangat rentan
Upaya refresif dilakukan dengan melakukan terhadap upaya penyuapan dan pemerasan, untuk
operasi pengamanan yang dilaksanakan oleh itu kinerja polisi kehutanan sangat berperan
Polisi Kehutanan. Keberadaan Polisi Kehutanan penting untuk melaksanakan tugas dan fungsinya
sangat penting dalam upaya pengamanan hutan. yakni perlindungan dan pengamanan hutan serta
pengawasan hutan secara lebih efektif dan efisien.
Degradasi hutan yang terjadi saat ini telah
menjadi perhatian banyak pihak, baik secara Tugas Pokok Polisi Kehutanan Berdasarkan
nasional maupun internasional yang mengajukan Undang- Undang Nomo 41 Tahun1999 Tentang
peningkatan kualitas maupun intensitasnya. Kehutanan Sebagai Berikut :
Kerusakan hutan dengan cara membakarHutan 1. Mencegah dan membatasi kerusakan hutan,
tersebut telah mengakibatkan bencana alam yang kawasan hutan,dan hasil hutan yang
berulang ulang seperti asap, banjir di musim disebabakan oleh perbuatan manusia, ternak,
hujan, tanah longsor dan kekeringan di musim kebakaran, daya-daya alam, hama, saerta
kemarau. Bencana tersebut telah menimbulkan penyakit; dan.
kerugian besar berupa kerusakan infrastruktur, 2. Mempertahankan dan menjaga hak-hak
berbagai aset pembangunan serta terganggunya negara, masyarakat, dan perorangan atas
tatanan kehudupan masyarakat. Untuk hutan, kawasan hutan, hasiln hutan, investasi
menanggulangi hal tersebut perlu dilakukan serta perangkat yang berhubungan dengan
Perlindungan, Pengawasan Lahan dan Hutan. penhgelolaan hutan.
Laju kerusakan hutan akibat kebakaran dari waktu
ke waktu semakin meningkat. SedangkanFungsiPolisiKehutananBerdasarkan
Undang- undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang
Aparatur Kehutanan yang bertugas kehutanan Memiliki fungsi sebagai berikut :
dilapangan yang merupakan ujung tombak dalam 1. Menjaga Keutuhan batas kawasan hutan
Mengatasi Kebakaran Hutan adalah Polisi 2. mencegah dan melarang penduduk dan
Kehutanan. Makin meningkatnya kegiatan pengerjakan hutan tanpa izin.
membakar Hutan menimbulkan anggapan 3. Mencegah dan melarang pengelolaan tanah
masyarakat bahwa kinerja Polisi Kehutanan hutan negara yang dapat menumbulkan
belum optimal, Hal ini dapat kita lihat pada tabel kerusakan tanah dan tegakan.
dibawah ini jumlah kasus kebakaran hutan 4. Mencegah dan Melarang Penebangan hutan
dikabupaten Pelalawan. tanpa izin.
5. Mencegah dan melarang pemungutan hasil
Tabel 1: Jumlah Kasus Kebakaran Hutan di Kabupaten hutan dan pemburuan satwa liar tanpa izin.
Pelalawan selama Januari- Juli Tahun 2014 : 6. Mencegah dan memadamkan kebakaran
Nama Kecamatan Jumlah Titik hutan serta melarang pembakaran hutan
Api tanpa kewenangan yang sah.
1 2
Kecamatan Langgam 32 Titik Api 7. Melarang pengangkutan Hasil hutan dan
Kecamatan Pangkalan Kuras 24 Titik Api satwa liar tanpa izin.
Kecamatan Kuala Kampar 19 Titik Api 8. Melarang Pengembalaan ternak,
pengembilan rumput dan makanan ternak
Jumlah 75 Titik Api lainnya serta serasah dari dalam hutan
Sumber : BLH Kabupaten Pelalawan, Tahun 2014
kecuali ditempat- tempat yang disediakan
unutuk keperluan tersebut.
Dari tabel diatas terlihat jelas bahwa Jumlah 9. Mencegah dan menanggulangi kerusakan
kebakaran hutan di kabupaten pelalawan cukup hutan dan hasil hutan yang disebabkan
tinggi maka Polisi Kehutanan dituntut harus daya- daya alam, hama dan penyakit.

179
PERANAN POLISI KEHUTANAN TERHADAP PERLINDUNGAN HUTAN..

10. Melarang membawa alat- alat yang lazim menyangkut hutan, kawasan hutan dan
digunakan untuk memotong dan membelah hasil hutan.
pohon dikawasan hutan. 5. Dalah hal tertangkap tangan, wajib
11. Mencegah terjadinya kerusakan sumber menangkap tersangka untuk diserahkan
daya alam hayati dan lingkungannya. kepada yang berwenang.
12. Mencegah terjadinya kerusakan hutan 6. Membuat laporan dan menandatangani
terhadap bangunan- bangunan dalam laporan tentang terjadinya tindak pidana
rangka upaya konservasi tanah dan air. yang menyangkut hutan, kawasan hutan,
13. Menerima laporan tentang terjadinya dan hasil hutan.
tindak pidana yang menyangkut bidang 7. Atas perintah pimpinan, melakukan
hutan dan kehutananan. penyidikan, dalam rangka mencari dan
14. Mencari keterangan dan barang bukti menangkap tersangka.
tindak pidana yang terjadi dibidang hutan
dan kehutanan. Dari sekian banyak Tugas dan Fungsi Polisi
15. Dalam hal tangkap tangan, diwajibkan Kehutanan, ada dua tugas dan fungsi yang
menangkap tersangka untuk diserahkan menarik bagi penulis untuk melakukan Penelitian
kepada PPNS Kehutanan dan diteruskan guna melihat sejauh mana Peranan Polisi
kepada Kepolisian Negara Republik Kehutanan Terhadap perlindungan Hutan di
Indonesia. Kabupaten Pelalawan yaitu:
16. Mengadakan patroli / perondaan didalam 1. Mencegah dan membatasi kerusakan hutan,
dan sekitar kawasan hutan dan daerah- kawasan hutan,dan hasil hutan yang
daerah lain dalam kawasan hutan dan disebabakan oleh perbuatan manusia,
sekitar kawasan hutan dan daerah- daerah ternak, dan kebakaran.
lain yang oleh Pemerintah Daerah 2. Mencegah dan memadamkan kebakaran
ditentukan sebagai wilayah kewenangan hutan.
pejabat tersebut untuk memeriksa hasil
Dari tugas dan fungsi diatas Kinerja Polisi
hutan.
Kehutanan akan sangat berpengaruh terhadap
17. Mengambil tindakan pengamanan di
perlindungan dan pengamanan hutan sehingga
daerah wewenangnya yang bersifat
dipandang perlu terus dilakukan pemberdayaan
pencegahan dan pemberantasan.
bagi Polisi Kehutanan akan adanya peranan yang
18. Membuat dan menandatangani berita
baik dalam upaya perlindungan pengamanaan
acara / laporan adanya tindak pidana
hutan dari Kerusakan orang-orang yang tidak
dibidang hutan dan kehutanan dan segera
bertanggung jawab di Kabupaten Pelalawan.
menyerahkan kepada penyidik Kepolisian
Pengrusakan yang diakibatkan oleh aktifitas
Negara RI dan Pejabat atasannya.
pembakaran hutan Dengan cara membakar
menjadi masalah serius disamping itu kinerja
Dan Wewenang Polisi Kehutanan sebagai
Polisi Kehutanan juga harus dapat lebih optimal
berikut :
pada penanganan perlindungan pengamanan
1. Mengadakan patroli/ perondaan didalam hutan.
kawasan hutan atau wilayah hukumnya.
2. Memeriksa surat- surat dan dokumen RUMUSAN MASALAH
yang berkaitan dengan pengangkutan
Berdasarkan uraian diatas, maka
hasil hutan didalam kawasan hutan atau
permasalahan yang dibahas dalam penelitian
wilayah hukumnya.
secara umum adalah
3. Menerima laporan tentang terjadinya
1. Bagaimana Peranan Polisi Kehutanan
tindak pidan ayang menyangkut hutan,
terhadap Perlindungan Hutan (Studi kasus
kawasan hutan, dan hasil hutan.
dari Kebakaran di Kabupaten Pelalawan) ?
4. Mencari keterangan dan barang bukti
2. Faktor- faktor yang menghambat Polisi
terjadinya tindak pidana yang
Kehutanan dalam Perlindungan Hutan dari

180
SYAPRIANTO

kerusakan seperti Kebakaran Hutan di Keseluruhan populasi masyarakat di Kabupaten


Kabupaten Pelalawan? Pelalawan di Kecamatan Langgam.

METODE PENELITIAN Sampel dalam penelitian kualitatif, juga


bukan dinamakan responden, tetapi sebagai
Penelitian ini menggunakan Metode
narasumber, atau partisipan, informan, teman dan
Penelitian Kualitatif. Penelitian Kualitatif
guru dalam penelitian. Sehubungan itu, dengan
dilakukan dengan menghimpun data dalam
pertimbangan sebagian sifat dan ciri dari situasi
keadaan sewajarnya, mempergunakan cara kerja
sosial (social situation) maka peneliti
yang sistematis, terarah dan dapat
menggunakan informan kunci (key informant),
dipertanggungjawabkan sehingga tidak
sebagai berikut :
kehilangan sifat keilmiahannya. Pada analisis data
kualitatif, kita membangun kata-kata dari hasil Tabel 2: Key Informan :
wawancara atau pengamatan tehadap data yang Jabatan Satuan Perangkat Populasi
dibutuhkan untuk dideskripsikan dan rangkuman. Kerja
1 2
Kepala Bidang Rehabilitasi 1
Dalam penelitian kualitatif dapat dipahami
Lahan, dan Perlindungan
bahwa peneliti merupakan instrumen utama bagi
Hutan
pengumpulan data dan analisis data yang
dijadikan bahan untuk menyusun deskripsi yang Kepala Seksi Pengamanan dan
mengutamakan proses dari pada produk. Proses 1
Perlindungan Hutan
dalam penelitian kualitatif merupakan poses
induktif yang membangun abtraksi, Kepala Seksi Rehabilitasi
1
konsep,hipotesis dan teori dari hal-hal yang detail Hutan
dilapangan. Untuk lebih menekankan pada
penemuan makna maka peneliti harus benar- Polisi Kehutanan Kabupaten 1
benar terjun kelokasi penelitian. Pelalawan
Jumlah 4 Orang
Sumber : BLH Kabupaten Pelalawan, Tahun 2014
Kehadiran peneliti dilapangan sangat
dipelukan untuk memperoleh data dan informasi
penelitian yang akurat dan mendalam. Dalam Penelitian ini bertujuan ingin melihat sejauh
penelitian ini peneliti menggunakan pedoman mana peranan polisi kehutanan Kabupaten
wawancara yang digunakan agar wawancara Pelalawan dalam upaya perlindungan hutan
yang dilakukan tidak menyimpang dari tujuan seperti yang dikatakan oleh Soekanto bahwa kata
penelitian. Pedoman ini disusun tidak hanya peranan memiliki tiga pengertian :
berdasarkan tujuan penelitian tapi juga
berdasarkan teori yang berkaitan dengan masalah 1. Peranan meliputi norma- norma yang
yangh diteliti. Pedoman ini digunakan untuk dihubungkan dengan posisi atau tempat
mendapatkan informasi dari Key Informan yang seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam
sudah penulis pilih. arti ini merupakan rangkaian peraturan-
peraturan yang membimbing seseorang
Dalam penelitian kualitatif tidak dalam kehidupan masyarakat.
menggunakan istilah populasi , tetapi oleh 2. Peranan adalah suatu konsep tentang apa
Spradley dinamakan “social situation” atau yang dilakukan oleh individu dalam
situasi socialyang terdiri atastiga elemen yaitu : masyarakat sebagai organisasi.
tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas 3. Peranan dapat juga dikatakan sebagai
(activity) yang berinteraksi secara sinergis. 1 perilaku individu yang penting bagi
instruktur sosial kemasyarakatan

181
PERANAN POLISI KEHUTANAN TERHADAP PERLINDUNGAN HUTAN..

Dan di dalam Peraturan Perundang- hutan seperti kebakaran hutan dikabupaten


Undangan Nomo 41 Tahun 1999 Tentang pelalawan.
Kehutanan disebutkan bahwa polisi Kehutanan Berikut pembahasan dan hasil
memiliki salah satu Tupoksi: penelitian yang akan diuraikan dalam penelitian
ini :
1. Mencegah dan membatasi kerusakan hutan,
kawasan hutan, yang disebabakan oleh MENCEGAH KERUSAKAN HUTAN
perbuatan manusia, kebakaran.
2. Mencegah dan memadamkan kebakaran Hutan di Kabupaten Pelalawan adalah
hutan kategori hutan hujan tropis, hutan ini mempunyai
mekanisme “siklus hara tertutup”. Penampilan
Pada penelitian kualitatif, peneliti memasuki hutan hujan tropis yang begitu megah sebenarnya
situasi sosial “social situation” tertentu, hanya tampakan luarnya saja, namun tanah-tanah
melakukan observasi dan wawancara kepada di daerah ini adalah miskin hara. Sebagian besar
orang-orang yang dipandang tahu tentang situasi unsur hara terkandung di dalam vegetasi yaitu
sosial (social situation) tersebut.Penentuan pohon-pohon yang hidup di areal tersebut. Lebih
sumber data pada orang yang diwawancarai dari 70 % unsur hara itu berada di dalam tegakan
dilakukan secara purposive,yaitu dipilih dengan hutan sedangkan hanya kira-kira 30 % yang
pertimbangan dan tujuan tertentu. Hasil penelitian berada di dalam tanah. Hal ini terjadi karena
tidak akan digeneralisasikan ke populasi karena, daerah tropis mempunyai curah hujan yang tinggi,
pengambilan sampel tidak diambil secara random. sehingga proses “leaching” atau pencucian unsur
Hasil penelitian dengan metode kualitatif hanya hara berjalan dengan cepat. Selain itu jenis
berlaku untuk kasus situasi sosial (social tanahnya sebagian besar tersusun dari partikel
situation) tersebut. Hasil penelitian tersebut dapat lempung kaolinite dan illite dengan kapasitas
ditransferkan atau diterapkan ke situasi sosial tukar kation yang rendah. Bila terjadi
(tempat lain) lain, apabila situasi sosial (social penebangan, perambahan dan pembukaan lahan
situation) lain tersebut memiliki kemiripan atau hutan, vegetasi diatasnya akan hilang sehingga
kesamaan dengan situasi sosial (social situation) tidak bisa menjamin kesuburan areal tersebut.
yang diteliti. Walaupun hutan termasuk sumberdaya alam yang
dapat diperbaharui, namun sampai batas tertentu
ANALISIS DAN PEMBAHASAN melebihi “daya lenting” hutan akan sulit
memperbaharui diri, perlu waktu ratusan tahun
Untuk mengetahui hasil penelitian
untuk kembali kepada kondisi semula. Kegiatan
Peranan Polisi Kehutanan Terhadap Perlindungan
penebangan hutan dengan intensitas yang tinggi
Hutan (Studi Kasus Kebakaran Hutan di
akan merusak hutan dan menghilangkan
Kabupaten Pelalawan) yang fokus penelitian ini
biodiversitas didalamnya. Beragam flora dan
adalah bagaimana peranan polisi kehutanan
fauna akan punah karena habitatnya dirusak dan
terhadap upaya perlindungan hutan seperti dalam
dimanfaatkan untuk kepentingan lain.
mencegah kerusakan hutan, membatasi
kerusakan, mencegah kebakaran hutan dan
Selain dari kondisi alam yang
memadamkan kebakaran hutan di Kabupaten
menyebabkan rentannya hutan terhadap
Pelalawan dan berlokus pada Dinas Kehutanan
kerusakan, Indonesia tergolong dalam negara
dan Perkebunan Kabupaten pelalawan dan Polisi
berkembang yang mempunyai angka kemiskinan
Kehutanan Kabupaten Pelalawan. Penelitian ini
yang cukup besar.Banyak masyarakat miskin
menguraikan tentang upaya Mencegah kebakaran
yang selalu menggantungkan hidupnya kepada
hutan, Upaya membatasi kerusakan, Upaya
alam terutama masyarakat miskin yang hidup di
mencegah kebakaran hutan, Upaya memadamkan
daerah sekitar hutan. Hutan menjadi sasaran
kebakaran hutan yang dilakukan oleh polisi
eksploitasi masyarakat untuk pemenuhan
kehutananserta hambatan polisi kehutanan dalam
kebutuhan hidup. Mereka terpaksa merambah
melakukan perlindungan hutan dari kerusakan
hutan untuk mencari makanan dan meningkatkan
pendapatannya. Selain hal-hal yang disebutkan di

182
SYAPRIANTO

atas, ada beberapa faktor-faktor yang dianggap menyebabkan penggunaan api sebagai senjata
sebagai penyebab kerusakan hutan. dalam konflik-konflik kepemilikan lahan. Api
juga digunakan oleh para pemilik lahan kecil
Berdasarkan hasil penelitian bahwa untuk membersihkan lahan untuk menanam
polisi kehutanan kabupaten pelalawan telah tanaman pangan dan industri, oleh para
melakukan beberapa upaya dalam mencegah transmigran, oleh para peladang berpindah dan
kerusakan hutan oleh para pemburu dan nelayan. Deforestasi dan
diantaranya : degradasi hutan alam menyediakan sisa-sisa kayu
1. Penyuluhan kepada masyarakat, seperti yang mudah terbakar dan menciptakan bentang-
darat yang lebih rentan api.
perbaikan pengairan, bantuan ternak,
bantuan bibit pohon, sarana ibadah,
Berdasarkan hasil penelitian bahwa polisi
tumpang sari dan sebagainya
kehutanan kabupaten Pelalawan didalam
2. Kampanye dan penyuluhan melalui
membatasi kerusakan hutan telah melakukan
berbagai Apel Siaga pengendalian
beberapa upaya dalam hal membatasi kerusakan
kerusakan hutan
hutan diantaranya:
3. Patroli berlanjut, rutin dan selektif
4. Penjagaan di tempat-tempat yang telah 1. penyuluhan dengan cara meningkatkan
ditentukan kesadaran masyarakat untuk memelihara
5. Melakukan pelatihan pengendalian hutan dan tidak melakukan kerusakan
kerusakan hutan hutan dan mengetahui dampak yang
ditimbulkan akibat kerusakan hutan
MEMBATASI KERUSAKAN HUTAN 2. Mengikutsertakan peran serta masyarakat
terutama peningkatan pelestarian Melalui
Luas hutan alam asli Kabupaten penyuluhan dan pendidikan.
Pelalawan menyusut dengan kecepatan yang 3. Melakukan patroli keliling hutan secara
sangat mengkhawatirkan. Perusakan hutan rutin untuk mengatasi kemungkinan
Kabupaten Pelalawan yang tidak terkendali kebakaran.
selama puluhan tahun menyebabkan terjadinya 4. Menyediakan sistem transportasi mobil
penyusutan hutan tropis. Laju kerusakan hutan pemadam kebakaran yang siap digunakan.
kabupaten pelalawan sudah sangta 5. Melaksanakan pengawasan dan
memprihatinkan. Ini menjadikan Kabupaten pengendalian secara rutin dan situasional
Pelalawan merupakan salah satu Kabupaten terhadap segala hal yang berkaitan adanya
dengan tingkat kerusakan hutan tertinggi di Riau. informasi kerusakan hutan yang didapatkan
Sementara di Indonesia berdasarkan melalui media massa cetak maupun
hasil penafsiran citra landsat tahun 2013 terdapat elektronik ataupun informasi yang berasal
101,73 juta hektar Hutan rusak, diantaranya dari masyarakat sendiri.
seluas 59,62 juta hektar berada dalam kawasan 6. Melakukannya secara kontinyu dan terus -
hutan. Dengan semakin berkurangnya tutupan menerus sehingga kalaupun ada kerusakan
hutan Indonesia, maka sebagian besar kawasan hutan yang dilakukan oleh oknum tertentu.
Indonesia telah menjadi kawasan yang rentan
terhadap bencana, baik bencana kekeringan, MENCEGAH KEBAKARAN HUTAN
banjir maupun tanah longsor. Sejak tahun 1998
hingga pertengahan 2013, tercatat telah terjadi
Kebakaran hutan merupakan salah satu
647 kejadian bencana di Indonesia dengan 2022
penyebab kerusakan hutan yang memiliki dampak
korban jiwa dan kerugian milyaran rupiah,
negatif. Kebakaran hutan, kebakaran vegetasi,
dimana 85 persen dari bencana tersebut
atau kebakaran semak, adalah sebuah kebakaran
merupakan bencana banjir dan longsor yang
yang terjadi di alam liar, tetapi juga dapat
diakibatkan kerusakan hutan.
memusnahkan rumah-rumah dan lahan pertanian
Kekurangan peraturan formal yang
disekitarnya. Selain itu, kebakaran hutan dapat
mengatur hak-hak pemilikan umum dan swasta
didefinisikan sebagai pembakaran yang tidak

183
PERANAN POLISI KEHUTANAN TERHADAP PERLINDUNGAN HUTAN..

tertahan dan menyebar secara bebas dan HTI, pertanian lahan kering, sonor dan
mengonsumsi bahan bakar yang tersedia di mencari ikan. pembukaan lahan yang
hutan,antara lain terdiri dari serasah, rumput, paling berbahaya adalah di daerah
cabang kayu yang sudah mati, dan lain-lain. rawa/gambut,
Istilah Kebakaran hutan di dalam Ensiklopedia 2. Penggunaan lahan yang menjadikan
Kehutanan Indonesia disebut juga Api Hutan. lahan rawan kebakaran, misalnya di
Selanjutnya dijelaskan bahwa Kebakaran Hutan lahan bekas HPH dan di daerah yang
atau Api Hutan adalah Api Liar yang terjadi di beralang-alang,
dalam hutan, yang membakar sebagian atau 3. Konflik antara pihak pemerintah,
seluruh komponen hutan. Dikenal ada 3 macam perusahaan dan masyarakat karena status
kebakaran hutan, Jenis-jenis kebakaran hutan lahan sengketa Perusahaan-perusahaan
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: kelapa sawit kemudian menyewa tenaga
kerja dari luar untuk bekerja dan
1. Api Permukaan atau Kebakaran
membakar lahan masyarakat lokal yang
Permukaan yaitu kebakaran yang terjadi
lahannya ingin diambil alih oleh
pada lantai hutan dan membakar seresah,
perusahaan, untuk mengusir masyarakat,
kayu-kayu kering dan tanaman bawah.
4. Kebakaran mengurangi nilai lahan
Sifat api permukaan cepat merambat,
dengan cara membuat lahan menjadi
nyalanya besar dan panas, namun cepat
terdegradasi, dan dengan demikian
padam. Dalam kenyataannya semua tipe
perusahaan akan lebih mudah dapat
kebakaran berasal dari api permukaan.
mengambil alih lahan dengan melakukan
2. Api Tajuk atau Kebakaran Tajuk yaitu
pembayaran ganti rugi yang murah bagi
kebakaran yang membakar seluruh tajuk
penduduk asli,
tanaman pokok terutama pada jenis-jenis
5. Dalam beberapa kasus, penduduk lokal
hutan yang daunnya mudah terbakar.
juga melakukan pembakaran untuk
Apabila tajuk hutan cukup rapat, maka
memprotes pengambil-alihan lahan
api yang terjadi cepat merambat dari satu
mereka oleh perusahaan kelapa sawit,
tajuk ke tajuk yang lain. Hal ini tidak
6. Tingkat pendapatan masyarakat yang
terjadi apabila tajuk-tajuk pohon
relatif rendah, sehingga terpaksa memilih
penyusun tidak saling bersentuhan.
alternatif yang mudah, murah dan cepat
3. Api Tanah adalah api yang membakar
untuk pembukaan lahan,
lapisan organik yang dibawah lantai
7. Kurangnya penegakan hukum terhadap
hutan. Oleh karena sedikit udara dan
perusahaan yang melanggar peraturan
bahan organik ini, kebakaran yang
pembukaan lahan,
terjadi tidak ditandai dengan adanya
nyala api. Penyebaran api juga sangat Hutan merupakan sumbernya kebersihan
lambat, bahan api tertahan dalam waktu udara, dari sanalah terciptanya udara bersih yang
yang lama pada suatu tempat. bisa kita manfaatkan. Selain itu hutan juga
memiliki berbagai fungsi, salah satunya pencegah
terjadinya banjir dan mencegah terjadinya
Ada beberapa faktor utama dari
kelongsoran serta bencana alam lainya. Secara
kebakaran hutan adalah yang meliputi:
keseluruhan bencana yang menimpa kita itu
1. Pembakaran lahan yang tidak terkendali hanya merupakan hasil dari apa yang dulu pernah
sehingga merembet ke lahan lain kita lakukan. Seperti halnya kebakaran hutan.
Pembukaan lahan tersebut dilaksanakan
baik oleh masyarakat maupun Dengan hutan yang gundul maka tempat
perusahaan. Namun bila pembukaan tersebut akan sangat panas dan menimbulkan
lahan dilaksanakan dengan pembakaran terjadinya kebakaran hutan, setelah kebakaran
dalam skala besar, kebakaran tersebut hutan usai maka akan terjadi hujan lebat
sulit terkendali. Pembukaan lahan dikarenakan asap kebakaran hutan tadi menguap
dilaksanakan untuk usaha perkebunan, dan telah menjadi awan hitam yang kemudian

184
SYAPRIANTO

diteruskan menjadi hujan. Karena hutan telah Pemadaman awal dilakukan dalam
hilang maka tanah takkan sanggup lagi menahan rangka mencegah terjadinya kebakaran yang lebih
derasnya siraman hujan yang tentu ini akan besar saat ditemukan titik api (kejadian
mengakibatkan banjir besar terjadi. kebakaran) oleh regu patroli yang bertugas dan
atau yang ditugaskan melakukan pengecekan
Kebakaran hutan merupakan salah satu lapangan terhadap titik panas melalui pemadaman
penyebab kerusakan hutan yang paling besar dan seketika tanpa menunggu perintah dari posko
bersifat sangat merugikan.Perbaikan kerusakan daerah operasi (Daops) setempat.
hutan akibat kebakaran memerlukan waktu yang Pemadaman lanjutan dilakukan dalam
cukup lama, terlebih lagi untuk rangka menindaklanjuti upaya pemadaman yang
mengembalikannya menjadi hutan tidak dapat dipadamkan pada saat pemadaman
kembali.Membutuhkan pekerjaan besar untuk awal, dengan memobilisasi regu pemadaman
mengembalikan hutan yang telah terbakar dan kebakaran pada daops setempat dan atau regu dari
menumbuhkannya seperti semula.Maka secara Daops lain dan atau instansi lain yang terkait.
nyata bahwa hampir kebanyakan kerusakan yang Pemadaman mandiri dilakukan dalam rangka
terjadi di lingkungan kita ini adalah disebabkan pemadaman kebakaran yang dilaksanakan secara
oleh kita sendiri yang melakukan itu. mandiri dengan menggunakan personil, sarana
Bedasakan hasil penelitian dilapangan prasarana dan dukungan logistik yang berada
bahwa polisi kehutanan kabupaten Pelalawan pada wilayah kerja Daops setempat.
didalam mencegah kebakaran hutan telah Pemadaman gabungan dilakukan dalam
melakukan berbagai upaya dalam melakukan rangka pemadaman kebakaran yang dilaksanakan
perlindungan hutan dari kerusakan seperti dengan menggunakan personil, sarana prasarana
kebakaran hutan dengan cara diantaranya : dan dukungan logistik yang berada pada daops
1. Penyuluhan dan Pendidikan setempat dan atau regu dari Daops lain dan atau
2. Melibatkan masyarakat secara langsung instansi lain yang terkait.
untuk mencegah kebakaran hutan Pemadaman dari udara dilakukan dalam
3. Menjelaskan sanksi pidana bagi rangka pemadaman kebakaran baik pada
pembakar hutan berdasarkan undang- pemadaman awal maupun pemadaman lanjutan
undang yang berlaku dan atau pemadaman dengan menerapkan
4. Penegakan Hukum teknologi modifikasi cuaca oleh tim operasi yang
menggunakan pesawat terbang.
MEMADAMKAN KEBAKARAN HUTAN Sementara itu, ada bebrapa upaya yang telah
dilakukan polisi kehutanan di dalam
Pemadamankebakaran hutan adalah semua memadamkan kebakaran hutan diantaranya :
usaha, tindakan atau kegiatan yang dilakukan
1. Memadamkan secara langsung dilakukan
untuk menghilangkan atau mematikan api yang
secara langsung pada tepi api di areal
membakar hutan, berikut ini catatan saya
kebakaran. Bahan bakar yang terbakar
mengenai kegiatan pemadaman kebakaran hutan
dipadamkan atau dipisahkan dari bahan
di Indonesia berdasarkan Permenhut No.:
bakar yang belum terbakar.
12/Menhut-II/2009 Tentang Pengendalian
2. Memadamkan secara tidak langsung yaitu
Kebakaran Hutan)
Tindakan pemadaman dilakukan pada bahan
Pelaksanaan kegiatan pemadaman kebakaran
bakar yang tidak terbakar yang letaknya di
hutan pada masing masing wilayah dilakukan
luar tepi api kebakaran
melalui tahapan kegiatan :
3. Menggunakan bom air cara terakhir yang
1. Pemadaman awal; paling efektif adalah dengan menggunakan
2. Pemadaman lanjutan; bom air
3. Pemadaman mandiri;
4. Pemadaman gabungan; dan
5. Pemadaman dari udara.

185
PERANAN POLISI KEHUTANAN TERHADAP PERLINDUNGAN HUTAN..

terhadap segala hal yang berkaitan adanya


HAMBATAN POLISI KEHUTANAN DALAM informasi kerusakan hutan yang didapatkan
MELAKUKAN UPAYA PERLINDUNGAN HUTAN DI melalui media massa cetak maupun elektronik
KABUPATEN PELALAWAN.
ataupun informasi yang berasal dari masyarakat
sendiri, Melakukan pelatihan pengendalian
Dalam Melakukan Perlindungan Hutan kerusakan hutan.
Melalui Upaya Mencegah Kerusakan Hutan,
Selanjutnya di dalam melakukan
Upaya Membatasi Kerusakan Hutan,Upaya
perlindungan hutan polisi kehutanan menemui
Mencegah Kebakaran Hutan Dan Upaya
beberapa hambatan di lapangan seperti Minimnya
Memadamkan Kebakaran Hutan Masih Ditemui
sarana dan prasarana dalam mendukung upaya
Kendala Atau Hambatan Yaitu Sebagai Berikut :
perlindungan hutan, terbatasnya jumlah anggota
1. Kurangnya Sarana Dan Prasarana Yang polisi kehutanan sehingga kesulitan di dalam
Memadai Dalam Melakukan Perlindungan melindungi hutan seperti kerusakan hutan dari
Hutan Di Kabupaten Pelalawan Seperti Alat kebakaran hutan dan sulitnya polisi kehutanan
Pemadam Kebakaran Hutan Demikian Juga dalam melaksanakan tugas dan fungsinya apabila
Infrastruktur Yang Mendukung Sehinga kerusakan hutan seperti kebakaran hutan tersebut
Polisi Kehutanan Kesulitan Menjangkau melibatkan oknum pejabat tertentu selain itu
Wilayah Yang Terjadi Kebakaran Hutan lemahnya penegakan hukum terhadap oknum
Sehingga Sulit Untuk Dipadamkan. pelaku kebakaran hutan sehingga tidak ada efek
jera bagi pelaku kebakaran hutan.
2. Terbatasnya Jumlah Anggota Polisi
Kehutanan Di Dalam Melakukan
Perlindungan Hutan Dikabupaten Pelalawan
SARAN
Sehingga Segala Upaya Yang Dilakukan
Dinilai Masih Belum Maksimal Untuk 1. Pemerintah daerah diminta untuk menangani
Melindungi Hutan Dari Kerusakan Hutan secara serius mengenai kasus kebakaran hutan
Seperti Kebakaran Hutan. yang terjadi setiap tahunnya dengan cara
melengkapi semua sarana dan prasarana di
3. Polisi Kehutanan Kesulitan Melakukan
dalam memadamkan kebakaran hutan,
Tugas Dan Fungsinya Apabila Kerusakan
sehingga polisi kehutanan dapat melaksanakan
Hutan Seperti Kebakaran Hutan Dilakukan
tugas dan fungsinya secara maksimal.
Oleh Oknum Pejabat Karena Polisi
Diharapkan Polisi Kehutanan Kabupaten
Kehutanan Tersebut Berstatus Pegawai
Pelalawan dapat meningkatkan koordinasi
Negeri Sipil (PNS) Di Kabupaten
dengan pihak yang terkait dalam menjalankan
Pelalawan.
fungsinya.

KESIMPULAN
2. Polisi Kehutanan diharapkan untuk bekerja
secara profesioanal di dalam menjalankan
Adapun kesimpulan dari penelitian ini tugas dan fungsinya sehingga tidak terjadi
adalah bahwa Polisi Kehutanan Kabupaten tebang pilih hal ini juga harus didukung oleh
Pelalawan telah melakukan berbagai upaya pemerintah daerah Kabupaten Pelalawan.
perlindungan hutan dari kerusakan seperti
kebakaran hutan diantaranya : Penyuluhan dan
pendidikan kepada masyarakat seperti kampanye
tentang pentingnya menjaga dan melindungi
kelestarian hutan sehingga dengan cara ini
masyarakat akanterlibat secara langsung dalam
melakukan perlindungan hutan, Melakukan
patroli secara rutin, Melaksanakan pengawasan
dan pengendalian secara rutin dan situasional

186
SYAPRIANTO

DAFTAR PUSTAKA

Muis Yusuf, Abdul.2011. Hukum Buku Panduan Polisi Kehutanan


Kehutanan di Indonesia. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004 Tentang
Rineka Cipta, Jakarta. Perlindungan Hutan
Nawawi, Zaidan, 2013. Manajemen Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Pemerintahan. PT. Raja Grafindo Undang- Undang Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan
Persada, Jakarta. Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan
Patilima, Hamid, 2007. Metode Penelitian Daerah.
Kualitatif. Alfabeta, Bandung.
Saifudin, Ahmad Fedyani, 2005. Antropologi
Kontemporer Suatu Pengantar
Kritis Mengenai Paradigma, Kencana
Prenada Media Group, Jakarta
Salim,2002.Dasar-Dasar Hukum
Kehutanan.Sinar Gafika,Jakarta.
Saukani dkk, 2009, Otonomi Daerah, Pustaka
Pelajar,Yogyakarta.
Soekanto, Soejono, 2012, Sosiologi Suatu
Pengantar. PT. RajaGrafindo Persada,
Jakarta.
Sumaryadi, dan Widyastuti, 2007. Dasar- Dasar
Perlindungan Hutan. Gadjah
Mada University Press, Yogyakarta.
Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R & D. Alfabeta,
Bandung.
Syafiie, Inu Kencana, 2007. Ilmu Pemerintahan
( Edisi Revisi ). Mandar Maju,
Bandung.
Syafiie, Inu Kencana, 2013. Ilmu Pemerintahan.
PT. Bumi Aksara, Jakarta,
Syafiie,Inu Kencana, 2011. Ekologi
Pemerintahan. Pustaka Reka Cipta,
Bandung.
Winarno, Budi, 2012. Kebijakan Publik ( Teori,
Proses, dan Kasus ).PT. Buku Seru,
Jakarta.

187

You might also like