Professional Documents
Culture Documents
Ujian
Ujian
Sementasi ssc:
Glass ionomer, zinc phosphate and polycarboxylate cements are all recommended by manufactures for cementing
SSC restorations.=There was no significant difference in leakage between polycarboxylate and glass ionomer
cements and both showed less microleakage scores than zincphosphate .
Other studies have also revealed polycarboxylate and glass ionomer cements to result in substantially less
microleakage [4, 9].
The polycarboxylate cements establish a chemical bond between tooth structure and cement by virtue of its chemical
structure (frequently repeating carboxyl groups) the polyacrylic acid chemically binds or chelates with certain
cations, thus calcium or phosphorus in tooth structure chemically unites with the setting cement. A binding seems to
occur between carboxylate cements and stainless steel [10] so carboxylate is highly suggestive cement for use with
steel crowns.
Glass ionomer cement also provides a bond with tooth structure. Fluoride release from the glass ionomer luting
agent is a beneficial characteristics not inherent to other luting agents. Other studies have shown that the amount of
fluoride release from glass ionomer materials is sufficient for altering bacterial growth
Dalam masalah kebocoran, tidak ada perbedaan signifikan antara polikarboksilat dan gic, dimana kebocoran mikro
pada gic dan polikarboksilat lebih sedikit daripada semen seng fosfat.
Semen polikarboksilat membentuk ikatan kimia antara struktur gigi dan semen berdasarkan struktur kimianya, asam
poliakrilat
Kaca ionomer, seng fosfat dan semen polikarboksilat semuanya direkomendasikan oleh
manufaktur untuk penyemenan restorasi SSC. = Tidak ada perbedaan signifikan dalam
kebocoran antara polikarboksilat dan semen ionomer kaca dan keduanya menunjukkan skor
microleakage kurang dari zincphosphate. Penelitian lain juga mengungkapkan polikarboksilat
dan semen ionomer kaca untuk menghasilkan microleakage yang jauh lebih sedikit [4, 9].
Semen polikarboksilat membentuk ikatan kimia antara struktur gigi dan semen berdasarkan
struktur kimianya (sering mengulang gugus karboksil) asam poliakrilat yang mengikat secara
kimia atau chelata dengan kation tertentu, sehingga kalsium atau fosfor dalam struktur gigi
secara kimia menyatu dengan semen penahan. Pengikatan tampaknya terjadi antara semen
karboksilat dan stainless steel [10] sehingga karboksilat adalah semen yang sangat sugestif untuk
digunakan dengan mahkota baja. Semen ionomer kaca juga memberikan ikatan dengan struktur
gigi. Pelepasan fluorida dari agen luting ionomer kaca adalah karakteristik bermanfaat yang tidak
melekat pada agen luting lainnya. Penelitian lain menunjukkan bahwa jumlah pelepasan fluoride
dari bahan ionomer kaca cukup untuk mengubah pertumbuhan bakteri. Semen ionomer kaca
lebih kuat dan kurang rapuh daripada semen sengfosfat [4]. Akhirnya Berg et al. [12]
menemukan bahwa tidak ada perbedaan dalam kebocoran marjinal mahkota stainless steel
berdasarkan pada semen yang digunakan. Mereka menganalisis kebocoran mikro dengan
mengukur jumlah 45Ca melalui margin mahkota dengan teknik permeabilitas radio.
The Microleakage of Polycarboxylate, Glass Ionomer and Zinc Phosphate
Cements for Stainless Steel Crowns of Pulpotomized Primary Molars
Polip pulpa biasanya asimtomatik dan terlihat sebagai benjolan jaringan ikat yang
berwarna merah mengisi kavitas gigi di permukaan oklusal. Polip pulpa disertai tanda
klinis seperti nyeri spontan dan nyeri yang menetap terhadap stimulus termal. Pada
beberapa kasus, rasa nyeri yang ringan juga terjadi ketika pengunyahan
Pulpitis hiperplastik kronis atau polip pulpa adalah suatu inflamasi pulpa
produktif yang disebabkan oleh suatu pembukaan karies luas pada pulpa muda.
Pada pemeriksaan klinis terlihat adanya pertumbuhan jaringan granulasi
dalam kavitas yang besar. Gangguan ini ditandai oleh perkembangan jaringan
granulasi, kadang-kadang tertutup oleh epithelium dan disebabkan karena iritasi
tingkat rendah yang berlangsung lama.
Terbukanya pulpa karena karies yang lambat dan progresif merupakan penyebanya.
Untuk pengembangan pulpitis hiperplastik diperlukan suatu kavitas besar yang
terbuka, pulpa muda yang resisten, dan stimulus tingkat rendah yang kronis misalnya
tekanan dari pengunyahan.
Pada pulpitis hiperplastik kronis tidak mempunyai gejala, kecuali selama mastikasi
bila tekanan bolus makanan menyebabkan rasa yang tidak menyenangkan.
Pada polip ini dapat ditemukan melalui pemeriksaan klinik tetapi perlu dipastikan
melalui pemeriksaan radiologi untuk melihat tangkai dari polip, berasal dari ruang
pulpa,perforasi bifurkasi atau gingiva.
Seringkali polip pulpa dibedakan dengan polip gingiva. Pada kondisi polip gingiva terjadi
dikarenakan iritasi akibat gesekan dengan tepi permukaan gigi yang tajam dan dengan
ketinggian hampir sama atau dibawah crest gingiva, sehingga memungkinkan
terbentukmya polip gingiva.
Polip gingiva sendiri memiliki karakteristik mudah berdarah namun tidak sakit jika
ditekan. Perbedaan pulpa polip dan ginggival polip adalah pulpa polip berwarnalebih
terang dibanding jaringan sekitar karena banyak mengandung kapiler darah.
Permukaan tidak rata. Terjadi pada gigi vital, berasal dari jaringan pukpa, kavitas
selalu kelas I. sedangkan ginggival polip yaitu warna sama dengan jaringan sekitar,
permukaan nya rata, biasanya pada gigi vital (proksimal) atau non vital (furkasi),
berasal dari ginggival, dan kavitas dapat kelas I atau II.