Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 4

1.

Indikasi ssc, sementasi ssc, mekanisme ikatan logam dengan gic


2. Indikasi pencabutan pada gigi sulung
3. MK dan penatalaksanaan gingival polip, pulpa polip, yg mana yg lebih mengarah ke nekrosis
4. Indikasi pulpotomi
5. Bahan obturasi
6. Prognosa dan cara menentukan diagnose
Tarigan, Rasinta. 2002. Perawatan Pulpa Gigi (Endodonti). Jakarta: EGC.
Louis I. Grosssman, dkk. 1995. Ilmu Endodontik Dalam Praktek. Jakarta: EGC

7. Cara menentukan keberhasilan prognosa

1. - Restorasi setelah perawatan saluran akar pada gigi sulung posterior


- Indikasi lain dari SSC adalah perawatan gigi di bawah anestesi umum. Dalam rehabilitasi gigi
dengan anestesi umum, pendekatannya adalah mengembalikan gigi lebih banyak dengan
SSC dan lebih sedikit dengan bahan gigi lainnya (4). Anak-anak dengan hipofosfatemia, yang
mengalami abses gigi spontan, juga berada di antara kasus yang membutuhkan SSC (6).
Indikasi lain termasuk cacat gigi heritable, seperti imperfekta amelogenesis,
ketidaksempurnaan dentinogenesis, dan defek yang disebabkan lingkungan seperti
hipoplasia enamel.
- Stainless Steel Crowns in Pediatric Restorative Dentistry:
Applications and Advantages. Iran J Pediatr. 2017 June; 27(3):e9272.

Sementasi ssc:

Glass ionomer, zinc phosphate and polycarboxylate cements are all recommended by manufactures for cementing
SSC restorations.=There was no significant difference in leakage between polycarboxylate and glass ionomer
cements and both showed less microleakage scores than zincphosphate .
Other studies have also revealed polycarboxylate and glass ionomer cements to result in substantially less
microleakage [4, 9].
The polycarboxylate cements establish a chemical bond between tooth structure and cement by virtue of its chemical
structure (frequently repeating carboxyl groups) the polyacrylic acid chemically binds or chelates with certain
cations, thus calcium or phosphorus in tooth structure chemically unites with the setting cement. A binding seems to
occur between carboxylate cements and stainless steel [10] so carboxylate is highly suggestive cement for use with
steel crowns.
Glass ionomer cement also provides a bond with tooth structure. Fluoride release from the glass ionomer luting
agent is a beneficial characteristics not inherent to other luting agents. Other studies have shown that the amount of
fluoride release from glass ionomer materials is sufficient for altering bacterial growth

Dalam masalah kebocoran, tidak ada perbedaan signifikan antara polikarboksilat dan gic, dimana kebocoran mikro
pada gic dan polikarboksilat lebih sedikit daripada semen seng fosfat.
Semen polikarboksilat membentuk ikatan kimia antara struktur gigi dan semen berdasarkan struktur kimianya, asam
poliakrilat
Kaca ionomer, seng fosfat dan semen polikarboksilat semuanya direkomendasikan oleh
manufaktur untuk penyemenan restorasi SSC. = Tidak ada perbedaan signifikan dalam
kebocoran antara polikarboksilat dan semen ionomer kaca dan keduanya menunjukkan skor
microleakage kurang dari zincphosphate. Penelitian lain juga mengungkapkan polikarboksilat
dan semen ionomer kaca untuk menghasilkan microleakage yang jauh lebih sedikit [4, 9].
Semen polikarboksilat membentuk ikatan kimia antara struktur gigi dan semen berdasarkan
struktur kimianya (sering mengulang gugus karboksil) asam poliakrilat yang mengikat secara
kimia atau chelata dengan kation tertentu, sehingga kalsium atau fosfor dalam struktur gigi
secara kimia menyatu dengan semen penahan. Pengikatan tampaknya terjadi antara semen
karboksilat dan stainless steel [10] sehingga karboksilat adalah semen yang sangat sugestif untuk
digunakan dengan mahkota baja. Semen ionomer kaca juga memberikan ikatan dengan struktur
gigi. Pelepasan fluorida dari agen luting ionomer kaca adalah karakteristik bermanfaat yang tidak
melekat pada agen luting lainnya. Penelitian lain menunjukkan bahwa jumlah pelepasan fluoride
dari bahan ionomer kaca cukup untuk mengubah pertumbuhan bakteri. Semen ionomer kaca
lebih kuat dan kurang rapuh daripada semen sengfosfat [4]. Akhirnya Berg et al. [12]
menemukan bahwa tidak ada perbedaan dalam kebocoran marjinal mahkota stainless steel
berdasarkan pada semen yang digunakan. Mereka menganalisis kebocoran mikro dengan
mengukur jumlah 45Ca melalui margin mahkota dengan teknik permeabilitas radio.
The Microleakage of Polycarboxylate, Glass Ionomer and Zinc Phosphate
Cements for Stainless Steel Crowns of Pulpotomized Primary Molars

2. Natal tooth/neonatal tooth


Natal tooth : gigi erupsi sebelum lahir
Neonatal tooth : gigi erupsi setelah 1 bulan lahir dan biasanya gigi:
_ Mobiliti
_ Dapat mengiritasi : menyebabkan ulserasi pada lidah
_ Mengganggu untuk menyusui
- Gigi dengan karies luas, karies mencapai bifurkasi dan tidak dapat
direstorasi sebaiknya dilakukan pencabutan. Kemudian dibuatkan space
maintainer.
- Infeksi di periapikal atau di interradikular dan tidak dapat disembuhkan
kecuali dengan pencabutan.
- Gigi yang sudah waktunya tanggal dengan catatan bahwa penggantinya
sudah mau erupsi.
- Gigi sulung yang persistensi
- Gigi sulung yang mengalami impacted, karena dapat menghalangi pertumbuhan gigi tetap.
- Gigi yang mengalami ulkus dekubitus
- Untuk perawatan ortodonsi
- Supernumerary tooth.
- Gigi penyebab abses dentoalveolar.

3. Pulpitis Hiperplastik (polip pulpa) adalah bentuk pulpitis irreversibel akibat


bertumbuhnya pulpa muda yang teinflamasi secara kronik hingga ke permukaan
oklusal.

Polip pulpa biasanya asimtomatik dan terlihat sebagai benjolan jaringan ikat yang
berwarna merah mengisi kavitas gigi di permukaan oklusal. Polip pulpa disertai tanda
klinis seperti nyeri spontan dan nyeri yang menetap terhadap stimulus termal. Pada
beberapa kasus, rasa nyeri yang ringan juga terjadi ketika pengunyahan
Pulpitis hiperplastik kronis atau polip pulpa adalah suatu inflamasi pulpa
produktif yang disebabkan oleh suatu pembukaan karies luas pada pulpa muda.
Pada pemeriksaan klinis terlihat adanya pertumbuhan jaringan granulasi
dalam kavitas yang besar. Gangguan ini ditandai oleh perkembangan jaringan
granulasi, kadang-kadang tertutup oleh epithelium dan disebabkan karena iritasi
tingkat rendah yang berlangsung lama.
Terbukanya pulpa karena karies yang lambat dan progresif merupakan penyebanya.
Untuk pengembangan pulpitis hiperplastik diperlukan suatu kavitas besar yang
terbuka, pulpa muda yang resisten, dan stimulus tingkat rendah yang kronis misalnya
tekanan dari pengunyahan.
Pada pulpitis hiperplastik kronis tidak mempunyai gejala, kecuali selama mastikasi
bila tekanan bolus makanan menyebabkan rasa yang tidak menyenangkan.
Pada polip ini dapat ditemukan melalui pemeriksaan klinik tetapi perlu dipastikan
melalui pemeriksaan radiologi untuk melihat tangkai dari polip, berasal dari ruang
pulpa,perforasi bifurkasi atau gingiva.
Seringkali polip pulpa dibedakan dengan polip gingiva. Pada kondisi polip gingiva terjadi
dikarenakan iritasi akibat gesekan dengan tepi permukaan gigi yang tajam dan dengan
ketinggian hampir sama atau dibawah crest gingiva, sehingga memungkinkan
terbentukmya polip gingiva.
Polip gingiva sendiri memiliki karakteristik mudah berdarah namun tidak sakit jika
ditekan. Perbedaan pulpa polip dan ginggival polip adalah pulpa polip berwarnalebih
terang dibanding jaringan sekitar karena banyak mengandung kapiler darah.
Permukaan tidak rata. Terjadi pada gigi vital, berasal dari jaringan pukpa, kavitas
selalu kelas I. sedangkan ginggival polip yaitu warna sama dengan jaringan sekitar,
permukaan nya rata, biasanya pada gigi vital (proksimal) atau non vital (furkasi),
berasal dari ginggival, dan kavitas dapat kelas I atau II.

Usaha perawatan harus ditunjukkan pada pembuangan jaringan polipoid diikuti


oleh eksterpasi pulpa, jika masa pulpa hiperplastik telah diambil dengan kuret
periodontal atau eksavator sendok, perdarahan biasanya banyak dan dapat
dikendalikan dengan tekanan. Kemudian jaringan yang terdapat pada kamar pulpa
diambil seluruhnya, dan atau dressing formonukresol ditempatkan berkontak dengan
jaringan pulpa radikular. Hal terbaik yang dapat dilakukan setelah pulpa polip terambil
adalah dengan pulpectomy yaitu prosedur pengambilan jaringan pulpa secara
menyeluruh dalam satu kali kunjungan (one visit).
Harapan bagi pulpa tidak baik, tetapi prognosis gigi baik setelah perawatan
endodontik dan restorasi yang memadai.
Penatalaksanaan polip pulpa adalah dengan cara melakukan perawatan saluran
akar seperti halnya pada diagnosis pulpitis, hanya saja didahului dengan
pengangkatan jaringan polip. Pengangkatan jaringan polip dilakukan dengan cara:
1. Anastesi jaringan polip
2. Oleskan larutan povidone iodine diatas permukaan polip
3. Angkat polip menggunakan eskavator yg tajam mulai dari tepi polip hingga
seluruh polip terangkat seluruhnya (pada saat polip terangkat akan terjadi
perdarahan dari dalam saluran akar)
4. Irigasi saluran akar dengan larutan NaOCl 2,5% untuk membersihkan sisasisa
jaringan polip serta jaringan darah
5. Segera lakukan ekstirpasi (pembersihan jaringan pulpa) dengan menggunakan
panjang kerja estimasi terlebih dahulu
6. Ketika perdarahan sudah dapat terkontrol, lanjutkan dengan pemeriksaan
panjang kerja sebenarnya, kemudian tahapan sama dengan perawatan pulpitis
Berbeda dengan penatalaksanaan polip pulpa, polip gingiva dapat melibatkan
gigi vital tanpa harus dilakukan perawatan saluran akar pada gigi di dekat polip
gingiva tersebut.

1. Lous I Grosmann, et al. 2008. ILMU ENDODONTIK DALAM PRAKTEK.


Edisi kesebelas. EGC. Jakarta
2. Goodell GG, Tordik PA, Moss HD. Pulpal and periradicular diagnosis. Nav
Dent School J; 2009: 27(9): 15-8.
3. Grossman LI. 2008. Endodontic Practice. 8th ed. Philadelphia, London: Lea
and Febiger.
4. Walton and Torabinajed. 2009. Prinsip dan Praktik Endodonsi. Edisi ke-2.
JakarTA : EGC

Keberhasilan perawatan endodontik


tergantung dari reduksi atau eliminasi bakteri
pada saluran akar dan dapat ditingkatkan dengan
penggunaan bahan pengisi saluran akar yang bersifat
antimikroba.5
adapun tanda-tanda berhasilnya suatu perawatan:
7. 1. No pain
2. No percussion sensitivity
3. No swelling and/or fistula
4. No pathologic tooth mobility Radiographic criteria for successful pulp therapy are:
No translucency in furcation area
No internal or external root resorption
widening of periodontal space
VITAL PULPOTOMY IN PRIMARY TEETH WITH
MINERAL TRIOXIDE AGGREGATE (MTA). Journal of IMAB - Annual
Proceeding (Scientific Papers) 2009, book 2

5. - zinc oxide eugenol


- kalsium hidroksida
- endofloss

You might also like