Peran Dinas Sosial Dalam Penanggulangan Anak Jalanan Di Kota Banjarmasin

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 6, Nomor 11, Mei 2016

PERAN DINAS SOSIAL DALAM PENANGGULANGAN ANAK


JALANAN DI KOTA BANJARMASIN

M. Ramadhani, Sarbaini, Harpani Matnuh


Program Studi PPKn FKIP Universitas Lambung Mangkurat

ABSTRACT

The method used in this study is a qualitative method. Data collected by observation, interview, and
literature. In analyzing the data used qualitative analysis that includes data collection, data reduction, and
data presentation. Testing the validity of the data is done by triangulation and using reference materials.
The results of this study indicate that: (1) control program in the form of handling street children in terms of
education: knowledge; skills; knowledge attitude that emphasizes the education of mental discipline. (2)
Implementation of the program in the prevention of street children conducted with the data collected by the
municipal police raids or Trantib and others and from the data subsequently used as input in
penanggulanngan street children. (3) Constraints faced in tackling street children are street children who
have to get back to the current coaching environment tend to live in the street and generate economic
activity.

How to overcome the obstacles in tackling street children among them to disseminate to the public,
especially those of the motorists who move in the way that they do not give money to children who move up
the road.

Based on these results, it can be suggested: (1) Social Service should be able to make a new model
in the management and supervision of street children in addition to provide knowledge about the dangers of
drugs because street children are particularly vulnerable to the dangers of drugs. (2) The prevention of
street children program implementation is maximized not only for street children netted municipal police but
involving the community around. (3) In dealing with street children after getting coaching tends to return to
live on the street and generate economic activity in the street should provide coaching skills that can be
used by children when it will no longer be on the streets so that they can empower themselves.

Keywords: Treatment, Prevention, Street Children, Social Service

A. Pendahuluan Adapun waktu yang dihabiskan di jalan lebih


dari 4 jam dalam satu hari. Pada dasarnya anak
Menurut Kementerian Sosial RI jalanan menghabiskan waktunya di jalan demi
(2001:20), anak jalanan adalah anak yang mencari nafkah, baik dengan kerelaan hati
menghabiskan sebagian waktunya untuk maupun dengan paksaan orang tuanya.
mencari nafkah atau berkeliaran di jalanan atau Anak jalanan atau biasa disingkat anjal
tempat-tempat umum lainnya.Usia mereka adalah potret kehidupan anak-anak
berkisar dari 6 tahun sampai 18 tahun. Selain yangkesehariannya berada di jalan dan dapat
itu, Direktorat Kesejahteran Anak, Keluarga dan dengan mudah kita jumpai keberadaannya
Lanjut Usia, Departemen Sosial (2001: 30) disetiap penjuru kota, seperti di Kota
memaparkan bahwa anak jalanan adalah anak Banjarmasin. Usia mereka yang relatif masih
yang sebagian besar waktunya dihabiskan muda dan seharusnya masih dalam tahap
untuk mencari nafkah atau berkeliaran di belajar serta merasakan sebuah pendidikan
jalanan atau tempat-tempat umum lainnya, usia selayaknya tidak hidup sebagai anak jalanan.
mereka berkisar dari 6 tahun sampain 18 tahun.

947
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 6, Nomor 11, Mei 2016

Beberapa anak jalanan di sekitar Kota terdapat dalam UUD 1945 yang berkaitan
Banjarmasin menggantungkan hidupnya dalam bidang sosial ekonomi. Prinsip
dengan membersihkan kaca mobil Negara kesejahteraan tersebut berada
menggunakan kemoceng saat lampu lalu lintas dalam UUD 1945 khususnya pada Pasal 33
berwarna merah. Ada juga yang berprofesi dan 34, dimana isinya mengandung tentang
sebagai penjual kue keliling, merapikan letak ekonomi-sosial. “Dengan masuknya perihal
sepatu di mesjid, maupun pengemis yang kesejahteraan dalam UUDNRI Tahun 1945,
selalu mengharapkan belas kasihanan dari menurut Jimly Asshidiqie Konstitusi
setiap orang yang ia temui baik di jalan raya, Indonesia dapat disebut sebagai konstitusi
mesjid-mesjid, pasar,tempat hiburan, restoran ekonomi (economic constitution) dan bahkan
dan tempat-tempat keramaian lainnya. konstitusi sosial (social constitution)
Jumlah anak jalanan di Kota Banjarmasin sebagaimana juga terlihat dalam konstitusi
pada tahun 2012 sebanyak 22 orang, dan Negara Rusia, Bulgaria, Cekoslowakia,
semuanya (100%) terbina. Pada tahun 2013, Albania, Italia, Belarusia, Iran, Suriah dan
jumlah anak jalanan meningkat menjadi 79 Hongaria” (Asshiddiqie, 2005:124).
orang, dan jumlah anak yang terbina hanya 48 2. Perlindungan dan Hak Anak
orang (60,76%). Cukup mengkhawatirkan di Perlindungan anak adalah segala usaha
tahun 2014, jumlah anak jalanan meningkat lagi yang dilakukan untuk menciptakan kondisi
menjadi 89 orang sedangkan jumlah anak yang agar anak dapat melaksanakan hak dan
terbina tidak ada peningkatan yaitu hanya 48 kewajibannya demi perkembangan dan
orang (53,93%). Penyebabnya berbagai pertumbuhan anak secara wajar baik fisik,
macam, salah satu diantaranya adalah mental, dan sosial.Perlindungan anak
kemiskinan.Berbagai upaya telah banyak merupakan perwujudan adanya keadilan
dilakukan pemerintah dalam menangani upaya dalam suatu masyarakat, dengan demikian
permasalahan tentang anak jalanan.Namun perlindungan anak diusahakan dalam
seiring dengan kemajuan zaman dan berbagai bidang bernegara dan
perekonomian di Indonesia saat ini dengan bermasyarakat (Gultom, 2010:33).
naiknya harga kebutuhan barang-barang 3. Anak Jalanan
pokok, kasus anak jalanan juga semakin Menurut Departemen Sosial RI, Anak
besar.Kondisi dan permasalahan mereka juga jalanan adalah anak yangmenghabiskan
beragam mulai dari keterbatasan dalam sebagian besar waktunya untuk melakukan
pemenuhan kebutuhan dasar, kesehatan yang kegiatan hidup sehari-haridi jalanan, baik
buruk, partisipasi pendidikan rendah serta untuk mencari nafkah atau berkeliaran di
kondisi sosial. jalan dan tempat-tempatumum lainnya. Anak
Fenomena anak jalanan merupakan jalanan mempunyai ciri-ciri, berusia antara 5
gambaran nyata bahwa pemenuhan terhadap sampai dengan 18 tahun, melakukan
hak-hak anak masih jauh dari harapan.Kondisi kegiatan atau berkeliaran di jalanan,
anak jalanan yang harus bekerja di jalan secara penampilannya kebanyakan kusam dan
tidak langsung menghilangkan hak-hak yang pakaian tidak terurus, mobilitasnya
seharusnya diperoleh anak.Anak jalanan justru tinggi(Departemen Sosial Republik
harus berada di jalanan ketika seharusnya Indonesia, 2004).
bersekolah, mendapat pendidikan, bermain Secara umum terdapat dua tujuan
dengan teman-teman seusianya dan dalam penanganan anak jalanan yaitu yang
melakukan hal-hal lain yang dapat menunjang pertama, adalah penanganan rehabilitatif
pertumbuhannya sebagai manusia.Keadaan yakni mengarahkan anak jalanan untuk
seperti itu maka peneliti tertarik untuk meneliti dikembalikan kepada keluarga asli, keluarga
secara lebih dalam tentang Peran Dinas Sosial pengganti, ataupun panti.Kedua, yakni
dalam penanggulanganAnak Jalanan di Kota pembinaan anak dengan memberikan
Banjarmasin. alternatif pekerjaan dan keterampilan
(Novrizal 2009:21).
Menurut Undang-undang Republik
B. Tinjauan Pustaka Indonesia Nomor 20 Tahun 2003,
1. Negara Kesejahteraan pendidikan adalah usaha sadar dan
Negara Indonesia merupakan penganut terencana untuk mewujudkan suasana
Negara Kesejahteraan. Hal ini terlihat ada belajar dan proses pembelajaran agar
prinsip dari Negara Kesejahteraan yang

948
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 6, Nomor 11, Mei 2016

peserta didik secara aktif mengembangkan C. Metode Penelitian


potensi dirinya untuk memiliki kekuatan 1. Alasan Menggunakan Metode Kualitatif.
spiritual, keagamaan, pengendalian diri, Alasan peneliti menggunakan metode
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta penelitian kualitatif dikarenakan untuk
keterampilan yang diperlukan dirinya, memahami makna dibalik fakta atau data
masyarakat bangsa, dan negara (Hasbullah yang tampak, terutama dalam hal
2008:4). penanggulangan anak yang di jalan.Dengan
4. Penyuluhan menggunakan metode penelitian kualitatif,
Penyuluhan sebagai proses perubahan makna-makna yang tersirat mengenai peran
perilaku tidak mudah. Titik berat penyuluhan Dinas Sosial dalam penanggulangan anak
sebagai proses perubahan perilaku adalah jalananKota Banjarmasin dapat diungkapkan
penyuluhan yang berkelanjutan. Dalam dengan jelas. Data yang diperoleh juga
proses perubahan perilaku dituntut agar lebih lengkap, lebih mendalam, kredibel, dan
sasaran berubah tidak semata-mata karena bermakna sehingga tujuan penelitian untuk
penambahan pengetahuan saja namun, memperoleh gambaran penelitian tentang
diharapkan juga adanya perubahan pada peran Dinas Sosial dalam penanggulangan
keterampilan sekaligus sikap mantap yang anak jalananKota Banjarmasin secara luas,
menjurus kepada tindakan atau kerja yang menyeluruh, holistik (utuh) dan mendalam
lebih baik, produktif, dan menguntungkan dapat tercapai.
(Ghalia dan Lucie Setiana, 2005:31). 2. Tempat Penelitian
5. Dinas Sosial Penelitian ini dilakukan di Kota
Dinas sosial merupakan instansi Banjarmasin, tepatnya di Jalan Piere
pemerintah yang diperlukan untuk Tendean, Jalan Pangeran Antasari dan
melakukan tugas-tugas pemerintah dalam Taman Kamboja.Adapun pemilihan tempat
usaha kesejahteraan sosial. Menurut Pasal penelitian berdasarkan pertimbangan karena
26 Peraturan Daerah Kota Banjarmasin di lokasi tersebut dapat dengan mudah
Nomor 28 Tahun 2011 Tentang dijumpai anak jalanan, usia mereka yang
Pembentukan Organisasi Dan Tata Kerja relatif masih muda dan seharusnya masih
Perangkat Daerah Kota Banjarmasin: dalam tahap belajar serta merasakan
Dinas Sosial dan Tenaga Kerja sebuah pendidikan selayaknya tidak hidup
mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagai anak jalanan baik di jalan raya,
urusan rumah tangga daerah dan tugas mesjid-mesjid, pasar, tempat hiburan,
pembantuan dalam bidang pembinaan restoran dan tempat-tempat keramaian
kesejahteraan sosial, rehabilitasi sosial, lainnya.
pembinaan kesejahteraan sosial dan 3. Sumber Data
pembinaan tenaga kerja. Data yang dikumpulkan pada penelitian
Pelaksanaan tugas-tugas, Dinas sosial ini adalah mengenai peran Dinas Sosial
dibantu oleh pekerja sosial. Pekerja sosial dalam penanggulangan anak jalanan Kota
adalah Petugas Khusus dari Departemen Banjarmasin.Sumber data dipilih secara
Sosial yang mempunyai keterampilan purposive sampling.Menurut Sugiyono
khusus dan jiwa pengabdian di bidang (2014:54) purposive sampling adalah teknik
usaha kesejahteraan sosial. Pekerja Sosial pengambilan sampel sumber data dengan
adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang pertimbangan tertentu. Pertimbangan
diberi tugas melaksanakan kegiatan Usaha tertentu ini, misalnya orang tersebut yang
Kesejahteraan Sosial secara penuh oleh dianggap paling tahu tentang apa yang
pejabat yang berwenang pada lingkungan harapkan, atau mungkin dia sebagai
Departemen Sosial dan Unit Pelayanan penguasa sehingga akan memudahkan
Kesejahteraan Sosial pada Instansi lainnya peneliti menjelajahi objek atau situasi sosial
(pasal 1 Keputusan Menteri Sosial No. 4 yang diteliti.
tahun 1988). 4. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini adalah
peneliti sendiri. Adapun maksud dari peneliti
sebagai instrumen penelitian adalah mulai
dari menetapkan judul penelitian, fokus
penelitian, memilih informan sebagai sumber

949
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 6, Nomor 11, Mei 2016

data, melakukan pengumpulan data, menilai disimpulkan bahwa Program Dinas Sosial
kualitas data, menafsir data dan membuat Kota Banjarmasin dalam penanggulangan
kesimpulan atas temuan data dilakukan anak jalananpenanggulangan anak jalanan
sendiri oleh peneliti. Peneliti juga yaitu penanganan pendidikan dalam hal
menggunakan beberapa peralatan untuk pengetahuan, keterampilan dan dalam hal
mendukung pengumpulan data yang pengetahuan sikap dilaksanakan diawali
diperlukan, seperti kamera, alat tulis dan dengan mengawasi jumlah anak jalanan,
buku catatan dalam melakukan penelitian. dimana tempat berkumpulnya, titik-titik
5. Teknik Pengumpulan Data keberadaan ataupun kawasan mangkal anak
Data primer adalah data yang akan jalanan; Menerima hasil razia oleh Satpol
dikumpulkan sendiri oleh peneliti dan PP; memiliki program pembinaan khusus
langsung dari sumbernya. Sedangkan data anak jalanan yang pemberdayaannya di
Sekunder merupakan data primer yang telah kirim keluar daerah yaitu tempatnya di Bantu
diolah lebih lanjut dan telah disajikan oleh Apus Jakarta Timur-SDC (Social
pihak lain, misalnya dalam bentuk tabel- Development Centre).
tabel atau diagram-diagram (Hariwijaya dan 2. Pelaksanaan Program Dinas Sosial dalam
Triton, 2005:58). Teknik pengumpulan data Penanggulangan Anak Jalanandi Kota
pada penelitian ini adalah dengan cara Banjarmasin
sebagai berikut: Pelaksanaan program merupakan
1. Wawancara penerapan segala keputusan dan peraturan-
2. Observasi peraturan dengan melakukan kegiatan-
3. Dokumen kegiatan untuk terealisirnya tujuan dari
6. Teknik Analisis Data program tersebut, antara lain pencegahan:
Analisis data dilakukan dengan dilakukan dengan cara sosialisasi kepada
mengorganisasikan data, menjabarkan ke anak jalanan melalui kerjasama dengan
dalam unit-unit, melakukan sintesa, Satpol PP untuk melakukan kegiatan razia
menyusun kedalam pola, memilih mana anak jalanan. Rehabilitasi: anak jalanan
yang penting dan yang akan dipelajari, dan yang hasil razia didata dan ditampung di
membuat kesimpulan yang dapat diceritakan rumah singgah yaitu tempat yang memang
kepada orang lain. Aktivitas analisis data disediakan untuk membina anak-anak
dalam penelitian ini meliputi: jalanan yang terjaring dalam razia.
Menggunakan Bahan Referensi Pemberdayaan: pemberdayaan ini
Penggunaan bahan referensi yaitu dimaksudkan agar nantinya anak-anak
adanya pendukung untuk membuktikan data jalanan tersebut dapat memiliki keterampilan
yang telah ditemukan oleh peneliti, misalnya tertentu yang nantinya dapat mereka jadikan
wawancara yang dilakukan didukung bekal dalam bekerja, hal inilah yang
dengan adanya foto-foto, sehingga diharapkan secara perlahan dapat membuat
penelitian yang dilakukan dapat lebih mereka berhenti menjadi anak jalanan.
dipercaya. Dalam penelitian ini, untuk Pemberdayaan ini dimulai dari tahapan
mendapatkan data yang bisa dipercaya, identifikasi atau pendataan anak jalan.
maka hasil wawancara dengan informan 3. Kendala yang Dihadapi Dinas Sosial
akan dilengkapi dengan foto-foto saat dalam Penanggulangan Anak Jalanandi
melakukan wawancara dan serta foto-foto Kota Banjarmasin
pada saat melakukan observasi. Kendala yang dihadapi Dinas Sosial
Kota Banjarmasin dalam penanggulangan
anak jalanan yaitu sulitnya pendekatan
D. Temuan Penelitian terhadap anak jalanan ketika akan di data
1. Program Dinas Sosial dalam dan dibina. Selain itu kurangnya sosialisasi
Penanggulangan Anak Jalanan di Kota tentang bahaya anak berada di jalan
Banjarmasin menyebabkan keluarga yang tidak melarang
Anak jalanan adalah salah satu masalah anaknya menjadi anak jalanan.Disamping itu
sosial yang kompleks dan bertalian dengan kehidupan anak yang bertahun-tahun di
masalah sosial lain, terutama kemiskinan. jalanan tidak seimbang dengan pembinaan
Penanggulangan anak jalanan tidaklah yang dilaksanakan hanya berkisar tiga hari.
sederhana. Dari temuan penelitian dapat Sedangkan hambatan lainnya yaitu anak

950
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 6, Nomor 11, Mei 2016

jalanan yang telah mendapatkan tugas-tugas lain yang belum diatur terkait
pembinaan saat kembali kepada dengan penanganan anak jalanan.
lingkungannya cenderung kembali hidup di Dari temuan penelitian dapat
jalan dan melakukan aktivitas ekonomi. Dan disimpulkan bahwa Program Dinas Sosial
faktor keluarga, terdapat orangtua yang Kota Banjarmasin dalam penanggulangan
membiarkan anaknya melakukan aktifitas anak jalananseperti mengawasi jumlah
ekonomi di jalan seperti mengamen dan anak jalanan, dimana tempat berkumpulnya,
menyapu kendaraan.Cara mengatasi titik-titik keberadaan ataupun kawasan
kendala dalam penanggulangan anak mangkal anak jalanan; Menerima hasil razia
jalanan diantaranya melakukan sosialisasi oleh Satpol PP; memiliki program
kepada masyarakat, terkhusus kepada pembinaan khusus anak jalanan yang
pengendara kendaraan yang beraktivitas di pemberdayaannya di kirim keluar daerah
jalan agar mereka tidak memberikan uang yaitu tempatnya di Bantu Apus Jakarta
kepada anak yang beraktivitas di jalan. Timur-SDC (Social Development Centre).
Bentuk program berupa pembinaan
kepribadian sikap, mental dan pelatihan.
E. Pembahasan 2. Pelaksanaan Program Dinas Sosial dalam
1. Program Dinas Sosial dalam Penanggulangan Anak Jalanandi Kota
Penanggulangan Anak Jalanan di Kota Banjarmasin
Banjarmasin Program Dinas Sosial dalam
Program atau kegiatan penanganan penanggulangan anak jalanan bertujuan
anak jalanan di Kota Banjarmasin adalah memberikan perlindungan terhadap anak
penanganan pendidikan dalam hal yang memerlukan perlindungan khusus, dan
pengetahuan, keterampilan dan dalam hal mengalami masalah sosial dan atau yang
pengetahuan sikap dalam bentuk bimbingan rentan mengalami masalah sosial.Melalui
sosial, mental spiritual, dan pelatihan program tersebut diharapkan masalah anak
keterampilan. Program diawali dengan jalanan dapat dituntaskan. Pelaksanaan
mengawasi jumlah anak jalanan, dimana program penanggulangan anak jalanan ini
tempat berkumpulnya, titik-titik keberadaan adalah sebuah pelaksanaan program yang
ataupun kawasan mangkal anak jalanan ditujukan kepada anak jalanan yang
yang dilakukan oleh Satpol PP atau Trantib tergabung dalam program Penyandang
dan lain-lain.Hasil razia dikirim ke rumah Kesejahteraan Sosial Anak dimana dalam
singgah Sosial Dinas Sosial di Lingkar pelaksanaan tersebut memerlukan
Basirih.Anak jalanan tersebut memperoleh manajemen yang baik sebagai upaya
program pembinaan selama beberapa pemenuhan tujuan yang ditetapkan dan
hari.Selama di rumah singgah mereka sebagai ketepatan sasaran. Didalam
mendapatkan layanan kebutuhan dasar pelaksanaan tersebut memerlukan langkah-
dalam bentuk bimbingan sosial, mental langkah yang perlu ditempuh agar semua
spiritual, dan pelatihan yang ditetapkan dapat tercapai dan
keterampilan.Sasaran program diarahkan penerapannya dilapangan dapat berjalan
dalam rangka upaya perlindungan dan dengan baik.Berdasarkan buku Draf
pelayanan sosial terhadap anak jalanan Pedoman Operasional Penyandang
yang melaksanakan kegiatannya di lampu Kesejahteraan Sosial Anak.
merah dan tempat-tempat umum lainnya. Sedangkan menurut Juita, dkk,
Ruang lingkup penjangkauan dialogis (2009:121), penanganan yang bersifat non-
meliputi upaya pertama preventif yuridis yaitu (1) Melakukan pendataan
(pencegahan) agar anak jalanan tidak sekaligus pemetaaan secara
kembali melaksanakan kegiatannya di berkala/periodik terhadap jumlah dan
jalanan dan atau tempat-tempat umum keberadaan anak jalanan; (2) Memberikan
lainnya.Kedua rehabilitatif (melaksanakan penyuluhan tentang urgensi dan eksistensi
rujukan) agar anak jalanan dapat norma-norma yang harus diikuti oleh setiap
direhabilitasi di rumah singgah. Ketiga upaya manusia sebagai anggota masyarakat; (3)
promotif, mensosialisasikan kepada Memberikan berbagai macam latihan
masyarakat tentang program Dinas Sosial. keterampilan guna membekali skill kepada
Keempat upaya penunjang, smelaksanakan anak jalanan; dan (4) Memberikan modal

951
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 6, Nomor 11, Mei 2016

untuk berwiraswasta kepada anak jalanan kehidupan anak yang bertahun-tahun di


yang benar-benar menginginkan untuk jalanan tidak seimbang dengan pembinaan
melakukan suatu kegiatan usaha sebagai yang dilaksanakan hanya berkisar tiga hari.
kerja. Seperti berternak ayam, jualan koran Sedangkan hambatan lainnya yaitu anak
dan lain sebagainya. jalanan yang telah mendapatkan
3. Kendala yang Dihadapi Dinas Sosial pembinaan saat kembali kepada
dalam Penanggulangan Anak Jalanandi lingkungannya cenderung kembali hidup di
Kota Banjarmasin jalan dan melakukan aktivitas ekonomi. Dan
Dalam proses perencanaan suatu faktor keluarga, terdapat orangtua yang
program kerja tidak semuanya 100% membiarkan anaknya melakukan aktifitas
berhasil atau mencapai tujuan yang ekonomi di jalan seperti mengamen dan
diinginkan. Sedangkan perencanaan menyapu kendaraan.Cara mengatasi
program kerja dinas sosial pada kendala dalam penanggulangan anak
penanganan anak jalanan dalam jalanan diantaranya melakukan sosialisasi
penanggulangan anak jalanan di Kota kepada masyarakat, terkhusus kepada
Banjarmasin tidak lepas dari faktor-faktor pengendara kendaraan yang beraktivitas di
yang menghambat dalam proses jalan agar mereka tidak memberikan uang
perencanaan program kerja penanganan kepada anak yang beraktivitas di jalan.
anak jalanan di Kota Banjarmasin oleh Dinas
Sosial. Keterbatasan dana, faktor anak
jalanan maupun tempat pusat pembinaan F. Penutup
khusus untuk menampung anak jalanan 1. Kesimpulan
yang akan diberi sebuah bimbingan, a. Program Dinas Sosial dalam
pendidikan dan pelatihan yang akan penanggulangan anak jalananKota
bermanfaat bagi anak jalanan. Dengan Banjarmasin berupa (a) penanganan
adanya tempat pembinaan akan lebih efektif pendidikan dalam hal pengetahuan
dalam melakukan pemberdayaan atau seperti pendidikan pengetahuan perilaku
rehabilitas pada anak jalanan dengan hasil hidup bersih sehat yang diberikan
yang maksimal sehingga anak jalanan selama tiga hari agar anak jalanan
benar-benar menekuni dalam pemberian menjaga kebersihan dirinya. Seperti
pembinaan, bimbingan, arahan serta mandi dua kali sehari secara rutin.
pendidikan pelatihan keterampilan bahkan Melalui penanganan pendidikan dalam
untuk mengawasi atau memantau anak hal pengetahuan, anak jalanan yang
jalanan semangkin maksimal. tadinya tidak tahu, tidak mau tahu,
Cara mengatasi kendala yang dihadapi menjadi mengerti dan paham akan
Dinas Sosial dengan memberikan manfaat yang mereka rasakan dari
pembinaan kepribadian, disiplin, pengetahuan yang diberikan. (b)
pengetahuan pendidikan, pelatihan Penanganan pendidikan dalam hal
keterampilan agar anak jalanan mampu keterampilan berupa pendidikan
menangkap apa yang program Dinas Sosial keterampilan yang mengarah kepada
berikan. Partisipasi masyarakat luas dalam keterampilan yang berkaitan dengan
pelaksanaan berbagai program memang bidang pekerjaan tertentu seperti bidang
sangat dibutuhkan, karena tanpa dukungan pekerjaan perbengkelan. Pelatihan
dari masyarakat maka program-program keterampilan ini diadakan sesuai
Dinas Sosial tidak akan memberikan hasil dengan rencana program anggaran
yang memuaskan. Dinas Sosial bidang Penyandang
Hasil wawancara menyimpulkan Masalah dan Kesejahteraan Sosial.
kendala yang dihadapi Dinas Sosial Kota Pada penanganan keterampilan
Banjarmasin dalam penanggulangan anak diselenggarakan untuk anak jalanan di
jalanan yaitu sulitnya pendekatan terhadap Kota Banjarmasin sesuai hasil
anak jalanan ketika akan di data dan dibina. pendataan. (c) Penanganan pendidikan
Selain itu kurangnya sosialisasi tentang dalam hal pengetahuan sikap
bahaya anak berada di jalan menyebabkan yangmenekankan kepada pendidikan
keluarga yang tidak melarang anaknya mental disiplin. Pendidikan mental
menjadi anak jalanan.Disamping itu disiplin dilakukan agar anak jalanan

952
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 6, Nomor 11, Mei 2016

memiliki sikap yang lebih terkontrol, DAFTAR PUSTAKA


disiplin dan tidak anarki.
b. Pelaksanaan program Dinas Sosial Abu Ahmadi dan Nur Unbiyat. 1991. Ilmu
dalam penanggulangan anak jalanan Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Kota Banjarmasin dilaksanakan dengan
pengumpulan data yangdilakukan oleh Abu Laka. http://www.suarakarya-
razia Satpol PP atau Trantib dan lain- online.com/news.html?id=307326/diakses: 22 April
lain dan dari data tersebut selanjutnya 2015.
dijadikan sebagai masukan dalam Aminudin. 1990. Penelitian Kualitatif. Malang:
penanggulanngan anak jalanan. Yayasan Asih Asuh Malang.
c. Kendala yang dihadapi Dinas Sosial
dalam penanggulangan anak jalanan Andi, Online.http://andikajack.blogspot. com/teori-
Kota Banjarmasinyaitu anak jalanan negara-kesejahteraan.html/ diakses 22 April 2015.
yang telah mendapatkan pembinaan
saat kembali kepada lingkungannya Asshiddiqie, Jimly.2005. Hukum Tata Negara dan
cenderung kembali hidup di jalan dan Pilar-Pilar Demokrasi. Jakarta: Konstitusi Press,
melakukan aktivitas ekonomi. Cara
mengatasi kendala dalam Black, James A. dan Dean J. Champion. 1992.
penanggulangan anak jalanan Metode dan Masalah Penelitian Sosial. PT
diantaranya melakukan sosialisasi ERESCO.
kepada masyarakat, terkhusus kepada
Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif
pengendara kendaraan yang
Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu
beraktivitas di jalan agar mereka tidak
Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media
memberikan uang kepada anak yang
Group.
beraktivitas di jalan.
2. Saran Departemen Sosial RI. 2001. Intervensi Psikososial.
a. Dinas Sosial harus bisa membuat suatu Jakarta: Departemen Sosial.
model baru dalam penanganan dan
pengawasan anak jalanan serta Departemen Sosial Republik Indonesia. 2004.
pendataan anak jalanan yang lebih Standard Pelayanan Anak Jalanan Melalui Rumah
efektif dalam pengelolaanya, sehingga Singgah.Jakarta, Departemen Sosial Republik
angka dari anak jalanan dapat Indonesia.
berkurang dengan sendirinya selain itu
agar lebih mengembangkan program Ghalia dan Lucie Setiana, 2005.Teknik Penyuluhan
penanggulangan anak jalanandengan dan Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: Pustaka
memberikan pengetahuan tentang Pelajar.
bahayanya narkoba karena anak
jalanan sangat rentan terhadap bahaya Hariwijaya dan Triton, 2005.Pedoman Penulisan
narkoba. Ilmiah Skripsi dan Tesis.Yogyakarta: Tugu
Publisher.
b. Pelaksanaan program Dinas Sosial
Kota Banjarmasin dalam Hasbullah. 2008. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan Edisi
penanggulangan anak jalanan Revisi 6. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
pelaksanaannya dimaksimalkan lagi
tidak hanya untuk anak jalanan terjaring Idrus, Muhammad, 2009. Metode Penelitian Ilmu
razia Satpol PP tetapi melibatkan Sosial Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif.
masyarakat di sekitar. Jakarta: Erlangga.

Juita, S. Ratna; Astanti, Dhian Inda, dan Riana,


Rati.2009. Delinkuensi Anak Jalanan dan
Penanganannya di Kota Semarang. Dalam
Dinamika Sosbud. No. 2.Hal.116-126.
http://journal.usm.ac.id./diakses 21 Agustus 2013).

Marimbi, Hanum. 2009. Sosiologi dan Anthropologi


Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.

953
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 6, Nomor 11, Mei 2016

Margono, S. 2003. Metodologi Penelitian Satori, Djam’an dan Aan Komariah, 2013.Metode
Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABETA.

Maidin Gultom. 2010. Perlindungan Hukum Siswanto, Victorianus Aries, 2012. Strategi dan
Terhadap Anak Dalam Sistem Peradilan Anak Di Langkah-langkah Penelitian. Yogyakarta: Graha
Indonesia. Bandung: Refika Aditama. Ilmu.

Notosoedirdjo, Moeljono dan Latipun. 2005. Sugiyono, 2014.Memahami Penelitian Kualitatif.


Kesehatan Mental Konsep dan Penerapan Edisi Bandung: Alfabeta.
keempat. Malang: UPT. Penerbitan Universitas
Muhammadiyah Malang (UMM Press). Suhardi, Agung Suprojo, Nanang Bagus H.2013.
Peran Dan Fungsi Dinas Sosial Dalam
Novrizal, Muhammad. 2009. Peranan Rumah Perlindungan Dan Pembinaan Anak Jalanan (Jurnal
Perlindungan Sosial Anak (RPSA) dalam Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Vol. 7 No. 1 Tahun
Penanganan Anak Jalanan di Kota Semarang‟. 2013. Tidak diterbitkan (www. publikasi.untri.ac.id/
Skripsi. Semarang: Fakultas Ilmu Sosial Universitas diakses: 22 April 2015).
Negeri Semarang. Tidak diterbitkan.
(http://lib.unnes.ac.id/18508/1/3301409091.pdf/diak Suhardjo.2003. Perencanaan Pangan dan Gizi.
ses 22 April 2015). Jakarta: Bumi Aksara.

Peraturan Daerah Kota Banjarmasin Nomor 9 Supartono. 2004. Bacaan Dasar Pendamping Anak
Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Kebersihan, Jalanan. Semarang: Yayasan Setara
Keindahan, Ketertiban dan Ketentraman.
Tim Penyusun, 2009. Pedoman Penulisan Karya
Peraturan Daerah Kota Banjarmasin Nomor 3 Ilmiah Program Studi Pendidikan Sosiologi dan
Tahun 2010 tentang Penanganan Gelandangan dan PPKN Program Sarjana (S1). Banjarmasin:
Pengemis serta Tuna Susila. Program Studi Pendidikan Sosiologi dan PPKN
Universitas Lambung Mangkurat.
Peraturan Daerah Kota Banjarmasin Nomor 28
Tahun 2011 Tentang Pembentukan Organisasi Dan Tommy.
Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Banjarmasin. http://sdc.depsos.go.id/modules.php?name=News&f
ile=article&sid/ diakses: 22 April 2015.
Peraturan Daerah Kota Banjarmasin Nomor 12
Tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23
Daerah Kota banjarmasin Nomor 3 Tahun 2010 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
tentang tentang Penanganan Gelandangan dan
Pengemis serta Tuna Susila. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11
Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial.
Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan
Nomor 13 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Wahyu.2012. Metodologi Penelitian Pendidikan
Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif. Banjarmasin:
Perlindungan Anak.
Universitas Lambung Mangkurat Fakultas Keguruan
Penjelasan Atas Undang-Undang Republik dan Ilmu Pendidikan.
Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 Tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun Wahyu, dkk. 2012. Pedoman Penulisan
KaryaIlmiah. Banjarmasin: Laboratorium Pendidikan
2002 Tentang Perlindungan Anak.
Pancasila dan Kewarganegaraan Program Studi
Puji Endah Wahyu Ningsih. 2013. Penanganan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Anak Jalanan di Rumah Perlindungan Sosial Anak fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Pelangi oleh Dinas Sosial, Pemuda dan Olahraga Lambung Mangkurat.
Kota Semarang Tidak diterbitkan.
(publikasi.unitri.ac.id/index. php/fisip/article/ Wikipedia.2015.http://id.wikipedia.org/wiki/Anak
download/diakses: 22 April 2015). jalanan.diakses pada tanggal tanggal 22 April 2015
(Online).
Shalahuddin, Odi. 2004. Dibawah Bayang-bayang
Ancaman.Semarang: Yayasan Setara.

954

You might also like