Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 2

PENANGANANCUTANEUS LARVA

MIGRANS
No. Dokumen : /SOP/UKP-
VII/PKM-BK/ /2018
SOP No. Revisi : 00
Tgl Terbit :
Halaman : 1/2

UPT PUSKESMAS dr.Rosmawati, M.Kes


BATANG KUIS NIP. 196802232006042011

Pengertian Cutaneus Larva Migrans (Creeping Eruption) merupakan kelainan kulit berupa
peradangan berbentuk linear atau berkelok-kelok, menimbul dan progresif, yang
disebabkan oleh invasi larva cacing tambang yang berasal dari anjing dan kucing.
Penularan melalui kontak langsung dengan larva.
Tujuan Sebagai acuan dalam penatalaksanaan cutaneus larva migran dan mencegah
komplikasi untuk semua pasien yang menderita cutaneus larva migran yang datang
di Puskesmas Batang Kuis
Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. /SK/UKP-VII/PKM-BK/ /2018 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis
Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 37 Tahun 2012 Tentang
Penyelenggaraan Laboratorium Puskesmas.
Prosedur

Langkah-Langkah 1. Melakukan anamnesa


a. Sapa pasien dengan ramah
b. Tanyakan keluhan: Gatal dan panas pada tempat infeksi. Pada awal
infeksi, lesi berbentuk papul yang kemudian diikuti dengan lesi
berbentuk linear atau berkelok kelok yang terus menjalar memanjang.
Keluhan dirasakan muncul sekitar empat hari setelah terpajan..
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik Patognomonis: Lesi awal berupa papul eritema yang
menjalar dan tersusun linear atau berkelok kelok meyerupai benang dengan
kecepatan 2 cm per hari. Predileksi penyakit ini terutama pada daerah telapak
kaki, bokong, genital dan tangan.
3. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang khusus tidak ada.
4. Penatalaksanaan
a. Memodifikasi gaya hidup dengan menggunakan alas kaki dan sarung
tangan pada saat melakukan aktifitas yang berkontak dengan tanah,
seperti berkebun dan lain-lain.
b. Terapi farmakologi dengan: Tiabendazol 50mg/kgBB/hari, 2x sehari,
selama 2 hari; atau Albendazol 400 mg sekali sehari, selama 3 hari.
c. Untuk mengurangi gejala pada penderita dapat dilakukan penyemprotan
Etil Klorida pada lokasi lesi, namun hal ini tidak membunuh larva.
d. Bila terjadi infeksi sekunder, dapat diterapi sesuai dengan tatalaksana
pioderma.
5. Konseling dan edukasi
Edukasi pasien dan keluarga untuk pencegahan penyakit dengan menjaga
kebersihan diri.
6. Kriteria rujukan
Pasien dirujuk apabila dalam waktu 8 minggu tidak membaik dengan terapi
Bagan Alir

Hal-hal yang perlu


diperhatikan
Unit terkait 1. Ruang Pemeriksaan Umum,
2. Ruang Pelayanan Anak dan Balita,
3. Ruang Farmasi
4. Laboratorium
PENANGANANCUTANEUS LARVA
MIGRANS
No. Dokumen : /SOP/UKP-VII/
UPT PUSKESMAS dr.Rosmawati, M.Kes
PKM-BK/ /2018
BATANG KUIS NIP. 196802232006042011
SOP No. Revisi : 00
Tgl Terbit :
Halaman : 2/2

Dokumen terkait 1. Laporan Kegiatan


2. Rekam Medis

Rekaman Historis Perubahan

No Yang diubah Isi perubahan Tanggal diberlakukan

You might also like