Professional Documents
Culture Documents
Saham". Penulis Membuat Paper Ini Mudah-Mudahan Dapat Menjadi Pedoman Bagi para
Saham". Penulis Membuat Paper Ini Mudah-Mudahan Dapat Menjadi Pedoman Bagi para
“Om Swastyastu”
Puji dan syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena atas rahmat-Nya lah
paper ini dapat diselesaikan dalam rangka memenuhi tugas yang diberikan oleh Ibu Ni Wayan
Yuniasih, S.E., M.Si., Ak selaku dosen mata kuliah Pengantar Pasar Modal, Fakultas
Ekonomi, Universitas Hindu Indonesia, Denpasar.
Penulis membuat paper ini berjudul “Perkembangan Pasar Modal Indonesia dan
Saham”. Penulis membuat paper ini mudah-mudahan dapat menjadi pedoman bagi para
pembaca.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah membantu dalam penyelesaian paper ini, tidak lupa pula Ibu Ni Wayan Yuniasih,
S.E., M.Si., Ak selaku dosen yang telah mendidik dan mengajar penulis. Dan juga kepada
teman-teman yang telah membantu lancarnya dalam pembuatan paper ini.
Namun demikian penulis menyadari kekurangan dalam paper ini. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca guna menyempurnakan paper ini
untuk sebagai pedoman dalam penulisan dan penyusunan paper selanjutnya. Sebagai akhir
kata dengan harapan semoga paper ini ada manfaatnya bagi kita semua.
Penulis
i
DAFTAR ISI
2.8 Saham......................................................................................................................... 12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Belanda dan afiliasinya yang tergabung dengan Dutch East Indies Trading Agencies.
Pasar-pasar modal ini beroperasi sampai kedatangan Jepang di Indonesia tahun 1942.
2. Periode Kedua (1952 – 1960) : Periode Orde Lama
Setelah Jepang meninggalkan Indonesia, pada tanggal 1 September 1951
dikeluarkan Undang-Undang Darurat No 12 yang kemudian dijadikan Undang –
Undang No 15/1952 tentang pasar modal. Juga melalui keputusan menteri keuangan
No. 289737/U.U. tanggal 1 November 1951, Bursa Efek Jakarta (BEJ) akhirnya
dibuka kembali pada tanggal 3 Juni 1992.
Tujuan dibukanya kembali bursa ini untuk menampung obligasi pemerintah
yang sudah dikeluarkan pada tahun-tahun sebelumnya. Tujuan yang lain adalah untuk
mencegah saham-saham perusahaan Belanda yang dulunya diperdagangkan di pasar
modal di Jakarta lari ke luar negeri.
Kepengurusan bursa efek ini kemudian diserahkan ke Perserikatan
Perdagangan Uang dan Efek –efek (P.P.U.E) yang terdiri dari 3 bank dengan Bank
Indonesia sebagai anggota kehormatan. Bursa efek ini berkembang dengan cukup baik
walaupun surat berharga yang diperdagangkan umumnya adalah obligasi oleh
perusahaan Belanda dan obligasi pemerintah Indonesia lewat Bank Pembangunan
Indonesia.
3. Periode Ketiga (1977 – 1988) : Periode Orde Baru
Bursa Efek Jakarta dikatkan lahir kembali pada tahun 1977 dalam periode orde
baru sebagai hasil dari Keputusan Presden No. 52 tahun 1976. Presiden Suharto
meresmikan kembali Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada tanggal 10 Agustus 1977. PT
Semen Cibinong merupakan perusahaan pertama yang tercatat di BEJ. Penerbitan
saham perdana disetujui pada tanggal 6 Juni 1977.
Periode ini disebut juga dengan periode tidur yang panjang, karena sampai
dengan tahun 1988 hanya sedikit sekali perusahaan yang tercatat di BEJ, yaitu hanya
24 perusahaan saja (selama 4 tahun, 1985 sampai dengan 1988 tidak ada perusahaan
yang go public).
4. Periode Keempat (1988 – Mei 1995) : Periode Bangun Dari Tidur Yang Panjang
Sejak diaktifkan pada tahun 1977 sampai tahun 1988 BEJ dikatakan dalam
keadaaan tidur yang panjang selama 11 tahun. Sebelum tahun 1988 hanya terdapat 24
perusahaan yang terdaftar di BEJ. Setelah tahun 1988, selama 3 tahun saja, yaitu
sampai tahun 1990, jumlah perusahaan yang terdaftar di BEJ meningkat sampai
dengan 128.
4
Pada tahun 1991, BEJ diswastakan dan sebagai konsekuensinya, BAPEPAM
bukan lagi pelaksana pasar modal, tetapi lebih ke pengawas pelaksana pasar modal,
sehingga BAPEPAM dari Badan Pelaksana Pasar Modal menjadi Badan Pengawas
Pasar Modal. Peningkatan di pasar modal ini disebabkan oleh beberapa hal sebagai
berikut :
1) Permintaan dari investor asing
Investor asing melihat bahwa pasar modal di Indonesia telah maju dengan pesat
pada periode ini dan mempunyai prospek yang baik. Investor asing tertarik
dengan pasar Indonesia karena dianggap sebagai pasar yang menguntungkan
untuk diversifikasi secara internasional.
2) Pakto 88
Pakto 88 merupakan reformasi tanggal 27 Oktober 1988 yang dikeluarkan untuk
merangsang ekspor non migas, meningkatkan efisiensi dari bank komersial,
membuat kebijaksanaan moneter lebih efektif; meningkatkan simpanan domestic
dan meningkatkan pasar modal. Salah satu hasil dari reformasi Pakto 88 adalah
mengurangi reserve requirement dari bank-bank deposito.
3) Perubahan Generasi
Perubahan kultur bisnis tejadi pada periode ini, yaitu dari kultur bisnis keluarga
tertutup ke kultur bisnis professional yang terbuka yang memungkinkan
professional dari luar keluarga untuk duduk di kursi kepemimpinan perusahaan.
Periode ini juga dicatat sebagai periode kebangkitan dari Bursa Efek Surabaya
(BES). Bursa Efek Surabaya atau dengan nama asingnya Surabaya Stock Exchange
(SSX) dilahirkan kembali pada tanggal 16 Juni 1989.
6
8. Periode Kedelapan (Mulai Oktober 1998 Desember 2002) : Penyembuhan
Setelah mengalami penurunan drastis sampai akhir bulan September 1998
sampai menembus di bawah 300 poin, IHSG di bulan Oktober 1998 mulai mengalami
peningkatan menembus kembali di atas 300 poin. Pada tanggal 5 oktober 1998 IHSG
bernilai 311.96 poin.
Periode penyembuhan ini ditandai dengan naik turunnya IHSG berkisar 400
poin sampai dengan 700 poin. IHSG mencapai nilai tertinggi sejak Oktober 1998 pada
tanggal 14 Juni 1999 dengan nilai 707,88 poin. Seperti halnya proses penyembuhan
dari penyakit yang berat, IHSG juga mengalami masa-masa mendebarkan. Kembali
pada tanggal 16 April 2001 IHSG turun sampai 365,82 poin dan setelah mengalami
naik dan turun kembali akhirnya pada akhir tahun sebelum Natal tanggal 23 Desember
2002 IHSG bemilai 420,90.
2.3 BAPEPAM-LK
Untuk melindungi investor dari praktek-praktek tidak sehat di pasar saham, pasar ini perlu
diregulasi untuk kepentingan publik. Pada tahun 1976, melalui Keputusan Presiden,
departemen keuangan Indonesia mendirikan BAdan PElaksana PAsar Modal (BAPEPAM).
Peranan BAPEPAM pada saat itu adalah untuk melaksanakan jalannya kegiatan pasar modal
dan juga meregulasinya.
7
2.4 Prosedur Pendaftaran Sekuritas Di BEI
Sebuah perusahaan yang akan going public dapat mengikuti prosedur yang terdiri dari tiga
tahapan utama. Yang pertama adalah persiapan diri. Yang kedua adalah memperoleh ijin
registrasi dari BAPEPAM-LK. Yang ketiga adalah melakukan penawaran perdana ke public
(initial public offering) dan memasuki pasar sekunder dengan mencatatkan efeknya di bursa.
1. Persiapan Untuk Going Public
2. Registrasi di BAPEPAM
3. Pencatatan di Bursa
4. Pelaporan yang diwajibkan
Notasi :
IHSG = indeks harga saham gabungan hari ke-t.
Nilai Pasar = rata-rata tertimbang nilai pasar (jumlah lembar tercatat di bursa dikalikan
dengan harga pasar perlembarnya) dari saham umum dan saham preferen pada hari ke-
t.
Nilai Dasar = sama dengan nilai pasar tetapi dimulai dari tanggal 10 Agustus 1982.
Dengan demikian IHSG untuk tanggal 10 Agustus 1982 adalah bernilai 100
(nilai ini merupakan indeks dasar). Nilai dasar dari IHSG selalu disesuaikan untuk
kejadian seperti IPO, right issues, partial/company listing, konversi dari warrant dan
convertible bond dan delisting (mengundurkan diri dari pencatatan misalnya karena
kebangkrutan). Untuk kejadian-kejadian seperti pemecahan lembar saham (stock
splits), dividen berupa saham (stock dividends), bonus issue, nilai dasar dari IHSG
tidak berubah, karena peristiwa-peristiwa ini tidak merubah nilai pasar total. Rumus
untuk menyesuaikan nilai dasar adalah sebagai berikut :
𝑁𝑃𝐿+𝑁𝑃𝑇𝑆
NDB = x NDL
𝑁𝑃𝐿
Notasi:
NDB = nilai dasar baru yang disesuaikan
NPL = nilai pasar lama.
NPTS = nilai pasar tambahan saham
NDL = nilai dasar lama.
9
Contoh 1
Misalnya nilai pasar seluruh saham yang beredar di pasar modal saat ini adalah
sebesar Rp100 milyar. Nilai dasar pada saat ini adalah sebesar Rp25 milyar, maka
indeks harga saham gabungannya adalah sebesar:
Rp 100 milyar
IHSG = x 100 = 400
Rp 25 milyar
Contoh 2
Perusahaan X melakukan penawaran perdana sebanyak 1 juta lembar saham dengan
harga Rp1.000,- per lembarnya. Nilai pasar tambahan saham (NPTS) ini adalah
sebesar 1.000.000 x Rpl.000,- = Rp 1 milyar. Nilai pasar lama dan nilai dasar lama
(lihat contoh 3.1) adalah berturut-turut sebesar NPL = Rp100 dan NDL = Rp25
milyar. Nilai dasar baru yang disesuaikan adalah sebesar:
Rp 100 milyar + Rp 1 milyar
NBD = x Rp25 milyar = Rp 25,25 milyar.
Rp 100 milyar
RP 101 milyar
IHSG = x 100 = 400.
Rp25,25 milyar
Contoh 3
Misalnya hanya harga saham X yang berubah dari Rp1.000,- menjadi Rp2.000,- per
lembarnya, sehingga terjadi kenaikan nilai pasar sebesar (Rp2.000,- -- Rpl.000,-) x
1.000.000 = Rp l milyar. Nilai pasar keseluruhan yang baru menjadi Rp 101 milyar +
Rp 1 milyar = Rp102 milyar. Indeks harga saham gabungan yang baru menjadi
sebesar:
Rp 102 milyar
IHSG = Rp25,25 milyar x 100 = 404
10
100. Indeks ini dibentuk hanya dari 45 saham-saham yang paling aktip
diperdagangkan.
3. Jakarta Islamic Index (JII)
Selain IHSG dan ILQ-45, sekarang ini telah dibuat beberapa indeks yang lain,
diantaranya adalah Jakarta Islamic Index (JII). JII dibuat oleh BEI berkerjasama
dengan PT Danareksa Invesment Management. JII menggunakan basis tanggal Januari
1995 dengan nilai awal sebesar 100. JII diperbarui tiap 6 bulan sekali, yaitu pada awal
bulan Januari dan Juli.
PT Kliring Deposit Efek Indonesia (KDEI) didirikan pada tahun 1992 oleh tujuh bank
BUMN (PT Bank Bumi Daya, PT Bank Dagang Negara, PT Bank Ekspor Impor Indonesia ,
PT Bank Negara Indonesia, PT Bank Pembangunan Indonesia , PT Bank Rakyat Indonesia
dan PT Bank Tabungan Negara) dan dua bursa efek (BEI dan BES). Tujuan dari PT KDEI
adalah untuk merancang dan mengembangkan sistem kliring yang efisien dan efektip.
Target utama lainnya dari PT Kliring Pinjaman Efek Indonesia (KPEI) adalah
mengembangkan dan menerapkan sistem penyelesaian transaksi tanpa seritifikat. Dengan
sistem ini pemindahan-tanganan suatu sekuritas tidak harus selalu dibuatkan sertifikatnya,
akan tetapi cukup dicatat dan dilakukan pemindah-bukuan posisi kepemilikan secara
elektronik. Sistem ini disebut sebagai Sistem Pemindahbukuan (scripless system)
2.8 Saham
Saham merupakan salah satu jenis surat berharga yang diperdagangkan di bursa efek.
Saham diartikan sebagai bukti penyertaan modal di suatu perseroan, atau merupakan bukti
kepemilikan atas suatu perusahaan. Siapa saja yang memiliki saham berarti dia ikut
menyertakan modal atau memiliki perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut.
Suatu perusahaan dapat menjual hak kepemilikannya dalam bentuk saham (stock).Jika
perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham saja, saham ini disebut dengan saham biasa
(common stock). Untuk menarik investor potensial lainnya, suatu perusahaan mungkin juga
mengeluarkan kelas lain dari saham, yaitu yang disebut dengan saham preferen (preferred
stock). Saham preferen mempunyai hak-hak prioritas lebih dari saham biasa.Hak-hak prioritas
dari saham preferen yaitu hak atas dividen yang tetap dan hak terhadap aktiva jika terjadi
likuidasi.Akan tetapi, saham preferen umumnya tidak mempunyai hak veto seperti yang
dimiliki oleh saham biasa. Saham preferen akan dibahas teriebih dahulu diikuti oleh saham
biasa.
12
Saham preferen merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan antara
obligasi dan saham biasa. Beberapa karakteristik dari saham preferen adalah sebagai
berikut ini.
1) Preferen terhadap Dividen
a. Hak preferen terhadap dividen merupakan hak untuk menerima
dividen terlebih dahulu dibandingkan dengan pemegang saham
biasa.
b. Hak dividen kumulatip merupakan hak kepada pemegang saham
preferen untuk menerima dividen tahun-tahun sebelumnya yang
belum dibayarkan sebelum pemegang saham biasa menerima
dividennya. Dividen-dividen periode lalu yang belum dibagikan
dan akan dibagikan nanti dalam bentuk dividen kumulatip disebut
dengan dividens in arrears.
2) Hak preferen pada waktu likuidasi merupakan hak saham preferen untuk
mendapatkan terlebih dahulu aktiva perusahaan dibandingkan dengan
saham biasa pada saat terjadi likuidasi.
13
Amerika Serikat dengan menggunakan patokan harga yang mengacu pada
harga yang terjadi pada tingkat suku bunga dan harga perdagangan T-bill.
Saham preferen jenis ini merupakan saham inovasi baru di Amerika Serikat
yang dikenalkan pada tahun 1982.
2. Saham Biasa
Jika perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham saja, saham ini biasanya
dalam bentuk saham biasa (common stock). Pemegang saham adalah pemilik dari
perusahaan yang mewakilkan kepada manajemen untuk menjalankan operasi
perusahaan. Sebagai pemilik perusahaan, pemegang saham biasa mempunyai beberapa
hak. Beberapa hak yang dimiliki oleh pemegang saham biasa adalah hak kontrol, hak
menerima pembagian keuntungan, hak preemptive dan hak klaim sisa.
1) Hak Kontrol merupakan hak pemegang saham biasa untuk memilih pimpinan
perusahaan. Ini berarti bahwa pemegang saham mempunyai hak untuk mengontrol
siapa yang akan memimpin perusahaannya.
2) Hak Menerima Pembagian Keuntungan merupakan hak pemegang saham biasa
untuk mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan. Tidak semua laba
dibagikan, sebagian laba akan ditanamkan kembali ke dalam perusahaan. Laba
yang ditahan ini (retained earnings) merupakan sumber dana intern perusahaan.
Laba yang tidak ditahan dibagikan dalam bentuk dividen.
3) Hak Preemptive (preemptive right) merupakan hak untuk mendapatkan persentasi
pemilikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham. Jika
perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham, maka jumlah saham yang
beredar akan lebih banyak dan akibatnya persentase kepemilikan pemegang saham
yang lama akan turun. Hak preemptive memberi prioritas kepada pemegang saham
lama untuk membeli tambahan saham yang baru, sehingga persentase
pemilikannya tidak berubah.
3. Saham Treasuri
Saham treasuri (treasury stock) adalah saham milik perusahaan yang sudah
pernah dikeluarkan dan beredar yang kemudian dibeli kembali oleh perusahaan untuk
tidak dipensiunkan tetapi disimpan sebagai treasuri. Perusahaan emiten membeli
kembali saham beredar sebagai saham treasuri dengan alasan-alasan sebagai berikut
ini :
1) Akan digunakan dan diberikan kepada manajer-manajer atau karyawan-karyawan
di dalam perusahaan sebagai bonus dan kompensasi dalam bentuk saham
14
2) Meningkatkan volume perdagangan di pasar modal dengan harapan meningkatkan
nilai pasarnya
3) Menambahkan jumlah lembar saham yang tersedia untuk digunakan menguasai
perusahaan lain
4) Mengurangi jumlah lembar saham yang beredar untuk menaikan laba
perlembarnya
5) Alasan khusus lainnya yaitu dengan mengurangi jumlah saham yang beredar
sehingga dapat mengurangi kemungkinan perusahaan lain untuk menguasai jumlah
saham secara mayoritas dalam rangka pengambilan alih tidak bersahabat (hostile
takeover).
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari Paparan atau penjelasan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa
1. Pasar modal adalah instrumen keuangan yang memperjual belikan surat-surat berharga
berupa obligasi dan equitas atau saham untuk jangka panjang yang diterbitkan oleh
pemerintah maupun perusahaan swasta, dan kegiatannya dilaksanakan di bursa dimana
tempat bertemunya para pialang yang mewakili investor.
2. Era pasar modal di Indonesia dapat dibagi menjadi enam periode. Periode pertama adalah
periode jaman Belanda mulai tahun 1912 yang merupakan tahun didirikannya pasar modal
yang pertama. Periode kedua adalah periode orde lama yang dimulai pada tahun 1952.
Periode ketiga adalah periode orde baru dengan diaktifkannya kembali pasar modal pada
tahun 1977. Periode keempat dimulai tahun 1988 adalah periode bangunnya pasar modal
dari tidur yang panjang. Periode kelima adalah periode otomatisasi pasar modal mulai
tahun 1995. Periode keenam adalah periode krisis moneter mulai bulan Agustus 1997.
3. Untuk melindungi investor dari praktek-praktek tidak sehat di pasar saham, pasar ini perlu
diregulasi untuk kepentingan publik, melalui Keputusan Presiden, departemen keuangan
Indonesia mendirikan BAdan PElaksana PAsar Modal (BAPEPAM).
4. Prosedur Pendaftaran Sekuritas Di BEI
1) Persiapan Untuk Going Public
2) Registrasi di BAPEPAM
3) Pencatatan di Bursa
4) Pelaporan yang diwajibkan
5. Transaksi perdagangan di BEI menggunakan order- driven market system dan sistem
lelang kontinyu (continous auction system).
6. Indeks Pasar Modal adalah suatu indeks yang diperlukan sebagai sebuah indicator untuk
mengamati pergerakan harga dari sekuritas-sekuritas.
7. Setelah transaksi perdagangan terjadi di lantai bursa, pekerjaan yang panjang di belakang
bursa masih menunggu setelahnya. Pekerjaan ini merupakan pekerjaan administrasi,
pembayaran dan penerbitan sertifikat kepemilikan.
8. Suatu perusahaan dapat menerbitkan 2 jenis saham, yaitu saham biasa dan saham
preferen. Dimana saham preferen merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan
antara obligasi dan saham biasa. Disamping itu ada saham treasuri (treasury stock) yang
16
artinya saham milik perusahaan yang sudah pernah dikeluarkan dan beredar yang
kemudian dibeli kembali oleh perusahaan untuk tidak dipensiunkan tetapi disimpan
sebagai treasuri.
17