PENGANTAR DAN SEJARAH
PERKEMBANGAN ILMU
PENGETAHUAN DAN
PENELITIAN
Prof. Topo Harsono, dr., SpPA(K)
Pinandojo Djojosoewarno,, dr., Drs., AIF.
The Wise Man learns from the experience of others,
the Fool only from his own
(Anon.ymous)
Penalaran dan Pengetahuan
etiap mahlukciptaan Tuhan dilahirkan dengannaluri ingintahu (curiosity) sebagai
modal utama untuk melaksanakan fungsi biologisnya, yaitu mempertahankan
hidup dirinya dan jenisnya (species). Kepada manusia sebagai mahluk ciptaan-
Nya yang paling sempurna Tuhan menambahkan akal atau talar (ratio, reason). Dengan
penalaran dan ratio inilah maka manusia selalu berusaha untuk memperbaiki nasibnya.
Untuk mencapai tujuan ini, manusia akan menggunakan segala daya upaya yang dia
miliki. Tak dapat diingkari bahwa hal ini sejalan dengan perkembangan cara-cara
berfikir manusia maupun cara-cara (methods) yang digunakannya untuk mencapai
tujuan ini, Sejarah perkembangan umat telah membuktikan bahwa peningkatan ratio
manusia telah berhasil memberi berbagai kemudahan, kenikmatan dan kenyamanan
bagi kehidupan manusia, walaupun tidak jarang kerakusan (greed) dan kezaliman
(cruelty) menjadi sebab kemunduran dan kehancuran mahluk dan umat
METODOLOGI PENELITIAN BIOMEDIS | 1Di dalam upayanya untuk meningkatkan kemampuannya dan didorong oleh
keinginan tahu (curiosity), manusia selalu berusaha untuk menggunakan rationya
(inquisitive mind) untuk memahami dan mengendalikan berbagai proses dan fenomena
alami yang dihadapinya. Memahami cara-cara yang pernah digunakannya, berdasarkan
pengetahuan yang dikumpulkannya (collection of factsorknozledge), danmembandingkan
keberhasilan dan kegagalannya (comparison of successes and failures) sebenarnya sudah
merupakan dasar penelitian untuk mencapai hasil yang paling memuaskan. Pada saat
inilah dasar-dasar pengetahuan (knowledge), ilmu pengetahuan (science) dan penelitian
(research) diletakkan untuk dikembangkan lebih lanjut.
Pengalaman membuktikan bahwa segala bentuk upaya manusia untuk mencapai
kemajuan tidak selalu menghasilkan kebahagiaan., walaupun sasaran yang diinginkan
telah tercapai, Kemajuan dalam taraf kehidupan, apalagi kalau diperoleh secara cepat,
sering kali membuat orang egoistis dan materialistis, membuat dirinya rakus, sombong,
takabur dan “lupa daratan”. Sering kali dia lupa bahwa apa yang telah dicapainya
sebenarnya hanya mungkin dengan ridho Allah. Kesadaran inilah yang seharusnya
dimiliki setiap manusia karena hanya dengan kesadaran ini manusia akan mencapai
tahap perkembangan mental yang disebut ke-ARIF-an atau ke-BIJAK-an (Wisdom).
Apa yang dikatakan Margaret Stacey (there is no limit to human knowledge, that it
is most unlikely that anyone ever has the final answer and there is always more to
learn) mungkin benar dan hanya wisdom yang akan menentukan batasannya. It is only
Wisdom that can limit man’s ability to explore the unknowns.
Sejarah perkembangan nalar manusia membuktikan bahwa untuk mencapai
perkem-bangan seperti yang telah dicapai sekarang ini. manusia telah melampaui
berbagai tahapan. Sejarah mencatat bahwa cara berfikir atas dasar asumsi dapat
dianggap sebagai tahap paling awal perkembangan nalar manusia. Ketidaktahuan
manusia untuk menjelaskan suatu peristiwa atau fenomena menyebabkan timbulnya
bermacam perkiraan atau asumsi yang tidak ada dasarnya. Penyakit cacing, misalnya,
dianggap sebagai akibat anak memakan serabut kelapa atau makan daging. Dengan
datangnya magrib maka anak-anak tidak boleh main di luar lagi karena kemungkinan
akan diculik oleh “sandikala”. Anggapan atau asumsi ini diturunkan dari satu generasi
ke generasi berikutnya tanpa mempersoalkan kebenaran faktualnya.
2 | METODOLOGI PENELITIAN BIOMEDISPada tahap berikutnya cara berfikir yang bersumber pada kekuasaan gaib sangat
menguasai kehidupan manusia. Tahap ini sejalan dengan berkembangnya animisme
dan multiple deity (dewa-dewa). Setiap benda di lingkungannya dimiliki atau dikuasai
oleh suatu kekuatan gaib yang diberi nama ataupun tanpa nama, berwujud maupun
tidak berwujud. Perubahan suatu situasi atau kerusakan yang terjadi selalu dikaitkan
dengan kehendak kekuatan gaib yang menguasi benda atau situasi tsb. (pohon yang
tumbang, badai yang mendadak timbul dan memporak-porandakan kampung).
Kepercayaan akan adanya kekuatan gaib kemudian dimanifestikan dalam bentuk dan
wujud manusia yang dibeda-kan dalam golongan pria atau wanita dan diagungkan
sebagai dewa atau dewi, lengkap dengan nama dan wajah yang berbeda-beda dan
kekuasaan yang berbeda pula. Inilah ciri peradaban Yunani kuno dengan bermacam-
macam dewa dan dewinya, beberapa di antaranya sekarangpun masih dikenal sebagai
penguasa suatu bidang kehidupan tertentu, seperti Mercurius untuk perdagangan,
Aesculapius untuk kesehatan, Artenus sebagai penguasa alam dsb. Kita yang hidup
di Indonesia juga pernah mengalami periode ini, bahkan sisa-sisanya kadang-kadang
masih kita temukan, seperti kepercayaan adanya Nyai Loro Kidul penguasa pantai
Jawa Selatan.
Setelah melalui periode kepercayaan kepada kekuatan atau mahluk gaib maka
manusia mengalihkan orientasinya dalam mencari kebenaran pada sesama manusia
yang dapat mereka lihat dan dengar yang memiliki kekuatan atau kewibawaan
(paternalistic attitude), seperti tokoh-tokoh pemerintahan, kemasyarakatan, keagamaan,
politik, cerdik pandai dsb. Paternalism atau paternalistic attitude ini sebenarnya tidak
selalu salah, karena tidak sedikit di antara mereka yang berhasil menduduki posisi yang
menentukan memang memiliki sifat-sifat yang patut dicontoh (panutan), akan tetapi
kita kenal pepatah: power leads to corruption and absolute power to absolute corruption.
Pendapat mereka kadang-kadang di anggap sebagai doktrin yang tak dapat dibantah.
Bila terjadi ketidakcocokan antara pendapat mereka dengan kenyataan di lapangan,
maka kenyataan-lah yang harus dikorbankan. Pendapat orang lain yang tidak sejalan
dengan pendapat sang pemimpin, harus ditinjau kembali dan disesuaikan dengan
pendapat penguasa. Kontroversi semacam ini sering kita temukan dalam sejarah ilmu
BAB I - PENGANTAR DAN SEJARAH [3pengetahuan. Ingat bagaiman Copernicus (1473 - 1543) sempat dinyatakan buron
oleh kaum Jezuit karena dia mempertahankan keyakinan bahwa bumi kita ini hanya
sebuah planet kecil yang berputar mengelilingi matahari. Masih segar dalam ingatan
kita bagaimana Paus Pius XII pada tahun 1954 mengumumkan larangannya terhadap
percobaan-percobaan fertilisasi dalam tabung percobaan.
Salah satu segi dari perkembangan nalar manusia adalah perkembangan ilmu
yang berdasarkan atas faktor kebetulan. Kita masih ingat cerita tentang seorang Indian
yang menderita panas dingin dan kemudian sembuh karena meminum air dari danau
di mana terendam sebatang pohon. Pohon ini kemudian dikenal sebagai pohon kina
yang kulitnya dipakai untuk mengobati malaria. Kemudian kita ingat tentang cerita
bagaimana Isaac Newton (1642 - 1727) mengembangkan teori gravitasi gara-gara dia
kejatuhan buah appel di dalam kebunnya. Cerita klasik tentang penemuan penicillin
oleh Sir Alexander Fleming (1881 - 1955) merupakan contoh lain tentang penemuan
yang dimulai dari suatu kebetulan. Namun, kita perlu menyadari bahwa: a discovery
does not come out of the blues. Andaikata Fleming tidak memiliki inquisitive mind maka
berangkali kita tidak akan pernah mengenal antibiotics. Adalah Louis Pasteur yang
kemudian mengatakan bahwa: in the field of observation, chance favores a prepared mind.
Pada perkembangan selanjutnya manusia yang tidak sabar karena belum
mendapatkan jawaban yang tepat atas suatu persoalan, kemudian menempuh jalan
coba-coba (trial and error). Kelemahan terbesar dari “metoda” ini ialah bahwa cara ini
samata-mata berdasarkan untung-untungan tanpa kepastian tentang hasil yang akan
dicapai. Kalau sedang beruntung maka penyelesaiannya mungkin tercapai dalam waktu
singkat. Pengulangan cara ini tidak dapat menjamin diperolehnya hasil dalam waktu
yang sama, bahkan mungkin memerlukan percobaan berulang-ulang yang mengambil
banyak waktu dan banyak biaya. Untuk menyelesaikan masalah-masalah besar atau
yang memerlukan penyelesaian dalam waktu cepat, cara yang tidak ilmiah ini jelas
tidak dapat diandalkan.
Ada cara lain yang dicoba manusia untuk mendapatkan jawaban terhadap suatu
masalah, walaupun masih terafiliasi dengan trial and error, yaitu keputusan berdasarkan
spekulasi. Seperti halnya dengan trial and error, spekulasi juga masih terkait dengan
4 | METODOLOGI PENELITIAN BIOMEDISfaktor untung, Bedanya ialah bahwa pada spekulasi orang terlebih dahulu mempelajari
kecenderungan pola yang berkembang menyertai proses yang sedang dihadapi dan
pengalaman di masa lalu tentang penyelesaian masalah ini. Di dalam dunia ekonomi
penyelesaian berdasarkan spekulasi merupakan suatu cara yang umum ditempuh. Jual
beli saham misalnya sangat erat dengan pengambilan keputusan berdasarkan spekulasi,
apalagi kalau yang diingini adalah keuntungan besar dalam waktu singkat.
Pada tahap selanjutnya manusia mulai mengambil keputusan berdasarkan
atas pertimbangan-pertimbangan yang berdasarkan ratio (common sense). Cara ini
menggunakan konsep bahwa berdasarkan pemikiran yang wajar atau logis suatu bentuk
penyelesaian adalah yang dianggap paling wajar dalam situasi atau kondisi wajar pula.
Menurut common sense kemacetan lalu lintas terjadi karena a.l. pengemudi tidak
disiplin untuk mematuhi peraturan lalu-lintas termasuk lampu pengatur lalu-lintas di
perapatan. Solusinya menurut common sense adalah: pengguna jalan harus berdisiplin.
Kenyata-annya: jalan tetap macet karena jalan sempit dan kendaraan bertambah
banyak. Kelemahan pemikiran atau penyelesaian masalah berdasarkan common sense
ialah bahwa cara ini terutama berdasarkan pengalaman pribadi yang belum teruji
kebenarannya dan karena itu dapat bersifat tidak obyektif dan sering tidak disertai
pembuktian emperis. Akan tetapi bagaimanapun juga cara ini sudah menandakan
kemajuan cara berfikir karena menggali kemampuan berfikir secara rasional.
Menarik kesimpulan dari beberapa pengamatan (deduksi dan induksi) sebenarnya
bukan hal yang baru. Aristoteles (400 BC) sudah menerapkannya dan dikenal sebagai
silogisme: suatu cara berargumentasi menurut tata tertib yang sistematis. Pada silogisme
ini dikemukakan 3 pernyataan: premis mayor, premis minor dan conclusio (kesimpulan)..
Premis mayor dan minor adalah pernyataan yang telah diterima kebenarannya. Premis
mayor yang berlaku secara umum bagi suatu kelompok, sedangkan premis minor
meru-muskan kebenaran mengenai subyek kesimpulan. Contoh pemikiran deduktif /
silogisme:
Premis mayor :semua manusia akhirnya mati
Premis minor :si A adalah manusia
Kesimpulan :i A akhirnya akan mati
BAB I - PENGANTAR DAN SEJARAH ... | 5Adalah Francis Bacon (1561 - 1626) yang menyatakan keberatannya terhadap
pendekatan secara deduktif yang bertitik tolak dari premis-premis yang dapat
berasal dari berbagai macam sumber yang tidak selalu dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya. Bacon menyatakan bahwa premis harus merupakan hasil observasi
sendiri, suatuhal yang tidak selalumungkin. Walaupun cara induktif dan deduktif masih
memiliki kelemahan-kelemahan, namun dapat dianggap sebagai suatu pendekatan yang
sifatnya “semi scientifi
”, Karena sudah terpenuhi beberapa persyaratan seperti yang
dituntut oleh cara-cara pemikiran yang “modern”, yaitu metodologi ilmiah (scientific
methodology).
Dari semua cara yang digunakan manusia dalam usahanya mencari kebenaran,
maka metode deduksi dan induksi merupakan cara yang paling banyak memiliki
sifat keteraturan. Namun metode deduksi atau induksi secara terpisah tidak akan
banyak membantu mengembangkan ilmu pengetahuan karena metode ini tidak dapat
mengungkapkan lebih dari premis-premisnya sendiri, Akan tetapi apabila kedua metode
ini dipersatukan menjadi satu cara, yang oleh John Dewey disebut reflective thinking dan
kemudian lebih dikenal sebagai scientific thinking, scientific method dan scientific approach,
maka diperolehlah suatu metodologi yang tepat untuk mencari kebenaran dari berbagai
masalah.
Perkembangan Ilmu Kedokteran
Di dalam nomenclature kedokteran biasanya dibedakan atau dipertentangkan
antara kedokteran tradisional atau indigenous medicine dan kedokteran barat (western medicine)
atau modern medicine atau kadang-kadang juga dikenal sebagai scientific medicine. Imu
kedokteran yang sekarang diadopsi oleh negara kita adalah _kedokteran barat yang
dibawa oleh para avonturir Barat (Portugal, Spanyol dan Belanda) yang kemudian
menjajah kita. Akibat penjajahan yang mengambil waktu tiga setengah abad ini maka
kedokteran barat masuk ke dalam sistem pemerintahan Hindia Belanda dahulu dan
mendesak cara-cara pengobatan tradisional yang ada sebelumnya dan masuk ke
Indonesia melalui agama Hindu (Ayurveda) dan Islam (Unani medicine), di samping
pengobatan tradisional yang berkembang secara lokal di berbagai daerah Indonesia
berdasarkan kepercayaan animisme pada waktu itu.
6 | METODOLOGI PENELITIAN BIOMEDISDunia barat mengakui bahwa ilmu kedokteran yang dikembangkan di Yunani
dahulu dianggap sebagai asal mula kedokteran barat (Hippocratic era atau Greco Medicine)
dengan Hippocrates (460 BC) sebagai pelopornya. Nama Hippocrates sampai sekarang
masih erat terkait dengan ilmu kedokteran barat terutama yang berkaitan dengan
perilaku dokter (Hippocratic Oath dan Kode Etik Kedokteran Indonesia). Sebenarnya,
Aristoteles-lah (384 BC) yang pertama-tama menyebarkan paham Hippocrates bahwa
segala sesuatu di alam semesta ini berasal dari 4 elemen pokok, yaitu: udara, air, api
dan bumi. Kombinasi dari 4 elemen inilah yang mempengaruhi bentuk cairan yang
terdapat di dalam tubuh manusia, yaitu: darah, lendir, empedu kuning dan empedu hitam.
Selanjutnya hilangnya keseimbangan antara keempat cairan tubuh ini menentukan
sifat seorang: melancholic (pemurung), sanguine (periang), phlegmatic (acuh) atau choleric
(emosional). Hippocrates sendiri berangsur-angsur menjauhkan diri dari teori ini dan
lebih memperhatikan perubahan-perubahan yang dialami tubuh manusia itu senditri
Berdasarkan hasil observasi yang kritis dan dikaitkan dengan hasil-hasil emperik
pengobatan terhadap berbagai penyakit, maka dikembangkanlah dasar-dasar untuk
pengobatan yang rasional, schingga Hippocrates sampai pada kesimpulan bahwa
berbagai penyakit selalu berkembang melalui suatu pola tertentu dengan ciri-ciri klinik
dan perjalanan penyakit yang khusus dan relatif konstan. Hipotesa ini merupakan
pandangan yang maju, khususnya terhadap aliran spiritual sebelumnya yang sama
sekali mengabaikan adanya sindroma-sindroma tertentu menyertai berbagai penyakit.
Aliran kedokteran Yunani masih sempat mendasari berbagai pandangan dan
perkembangan ilmu kedokteran di Eropa dan dunia Arab pada waktu itu. Abad ke-8
merupakan abad kebangunan Islam, tidak saja dilihat dari segi militer yang ditandai
dengan pendaratan Tariq bin Zaiyid di pantai selatan Spanyol (711 AD) yang berbukit-
bukit (dikemudian hari dikenal sebagai Gibraltar yang berasal dari kata-kata Jabal Tariq
dan berarti bukit Tariq), akan tetapi juga dari segi budaya, termasuk falsafah, astronomi
dan ilmu kedokteran. Khusus dalam bidang ilmu kedokteran sejarah mengenal nama-
nama seperti Abu Bakar Muhamad Ibnu Zakaria (859 - 925) yang di dunia Barat lebih
dikenal sebagai Rhazes. Di dalam bukunya berjudul “Alhawi” Rhazes menyatakan:
“Apabila makanan melalui diet masih dapat membantu seorang membebaskannya dari
BAB I - PENGANTAR DAN SEJARAH .... | 7penyakit, jangan menggunakan obat dan apabila obat sederhana masih dapat menolong, jangan
menggunakan obat campuran”. Dunia Barat juga mengenal nama Avizenna, yang nama
aslinya adalah Ali Ibnu Sina (981 - 1038), seorang ahli falsafah dan ilmu kedokteran
Kota Samarkand di Uzbekistan masih mengabadikan sisa-sisa pusat pengembangan
budaya Islam, dimana Abul Qasim (936 - 1013), yang di dunia Barat dikenal sebagai
Albucasis, pernah mengajarkan ilmu bedah kepada mahasiswanya. Ajaran-ajaran
ilmu kedokteran Arab, yang dasarnya adalah Greco Medicine, sempat menpengaruhi
ilmu kedokteran Barat sebelum masa Renaissance dan sampai sekarang masih dikenal
sebagai Unani Medicine.
Dengan munculnya kerajaan-kerajaan Romawi dan memuncaknya kekuasaan
Gereja Katolik Romawi di Eropa Selatan, maka era kedokteran Yunani berangsur-
angsur surut dan diganti oleh teori dan pandangan yang lebih rasional (Roman Era of
Western Medicine). Adalah Claudius Galen (129 - 200'AD) yang memperkuat hipotesa
Hippocrates dengan mengajukan hipotesa baru bahwa adanya kelainan pada tubuh
seseoranglah yang menjadi sebab timbulnya penyakit. Karena itu menjadi sangat
penting untuk memeriksa tubuh manusia secara teliti lebih dahulu sebelum tercapainya
kesimpulan tentang adanya penyakit tertentu. Namun, di samping hipotesanya yang
baru ini Galen masih mempertahankan teori metafisika tentang 4 cairan tubuh (four
spirits of life) yang beredar di dalam tubuh manusia melalui peredaran darah. Hipotesa
Galen ini tidak saja diterima oleh para pakar pengobatan pada waktu itu, akan tetapi
juga didukung oleh gereja Katolik Romawi. Kekuasaan Gereja Katolik Romawi pada
waktu itu sangat dominan dalam segala bidang, termasuk bidang kedokteran, sampai
pemikiran rasional yang terus berkembang pada waktu itu meruntuhkan pandangan-
pandangan dogmatik Gereja Katolik Romawi dengan puncaknya pada abad Renaisance
(abad 14 dan 15). Selama periode ini bentrokan antara teori-teori dogmatis’gereja dan
scientific reasoning para ilmuwan terus terjadi. Salah satu puncak konflik ini adalah
dengan dinyatakannya Copernicus (1473 - 1540) sebagai pembangkang, karena dia
membantah teori Ptolemeus (yang sudah diterima gereja berabad-abad sebagai dogma)
dan mengumumkan teori astronomi kontroversial (untuk waktu itu), yaitu dengan
mengatakan bahwa bukan matahari yang berputarmengitari bumi akan tetapisebaliknya
8 | METODOLOGI PENELITIAN BIOMEDISbumilah yang mengelilingi matahari secara teratur. Mataharilah yang sesungguhnya
pusat alam semesta ini dan bukan bumi.
Pemikiran secara rasional sebenarnya sudah dimulai oleh Paracelsus (1493 - 1543)
yang berpendapat bahwa cairan yang dihasilkan tubuh manusia dapat memberikan
petunjuk tentang adanya kelainan dan penyakit di dalam tubuh seseorang. Dialah
yang pertama mengemukakan pendapat bahwa air seni dapat memberi petunjuk
tentang kelainan dan penyakit. Namun agaknya teori Paracelsus terlalu dini untuk
dapat diterima oleh para pakar pada waktu itu. Walapun demikian nama Paracelsus
patut dicatat dalam sejarah ilmu kedokteran barat karena dialah yang pertam-tama
menyatakan bahwa seorang dokter harus memiliki dasar-dasar falsafah, astronomi,
kimia dan etik.
Renaissance yang dimulaiditalia mencatat berbagai penemuan dan perkembangan
dalam bidang seni, sastra dan bidang ilmiah, termasuk ilmu kedokteran, Adalah
Michelangelo (1475 - 1564) dan Leonardo da Vinci (1452 - 1519) yang meletakkan
dasar-dasar bagi anatomi manusia, disusul oleh Andreas Vesalius (1514 - 1564) yang
dengan bukunya berjudul De Humani Corporis Fabrica (1543) - lebih dikenal dengan
singkatannya Fabrica - membuktikan bahwa anatomi seperti yang dahulu diajarkan
berdasarkan ajaran Galen sebagian besar berlaku bagi binatang dan tidak bagi manusia
Vesalius-lah yang dianggap sebgai “founder” IImu Anatomi. Nama lain yang membuat
Universitas Padua ternama adalah Fabricius (1537 - 1619). Dialah yang dianggap orang
pertama yang menemukan peran katup-katup pada pembuluh darah balik (vena).
Padua juga melahirkan pakar anatomi lain: William Harvey (1578 - 1657) yang pada
tahun 1628 menerbitkan buku tentang sistem kardiovaskuler yang petama berjudul:
Exercitatio anatomica de motu cordis et sanguinis. Penemuan Harvey meletakkan
landasan bagi salah satu ilmu dasar kedokteran, yaitu IImu Faal. Galileo Galilei (1564
~ 1642), ahli astronomi, berhasil untuk membuat instrumen yang secara lebih tepat
mengukur waktu. Penemuan ini dimanfaatkan oleh Sanctorius (1561 - 1636) untuk
membuat pulsilogium untuk mengukur kecepatan denyut nadi secara lebih teliti.
Sanctorius ini juga yang memanfaatkan penemuan Galileo lainnya, yaitu thermoscope
untuk mengukur temperatur tubuh,
BAB I - PENGANTAR DAN SEJARAH... | 9Aliran pembaharuan yang dimulai di Italia ternyata juga meluas ke negara-
negara Eropa lainnya. Thomas Sydenham (1624 - 1689) mengungkapkan kembali
dan mengukuhkan konsep Hippocrates bahwa setiap penyakit memiliki ciri-cirinya
tersendiri, Sydenham mengatakan bahwa penyakit dapat di samakan dengan bunga
yang masing-masing memiliki sifat-sifat dan ciri-cirinya sendiri, Robert Boyle (1658)
tidak menyadari betapa pentingnya pecobaan yang dilakukannya, yaitu menempatkan
kelinci percobaan dan lilin yang menyala di dalam satu kotak yang tertutup rapat. Dia
hanya mencatat bahwa kelinci akan mati tidak lama setelah nyala lilinnya padam. Jospeh
Priestly beberapa puluh tahun kemudian membuat gas dari mercurius calcinatus yang
temnyata justru menyebabkan nyala lilin lebih terang, Dengan penemuan ini dia telah
mengidentifikasi suatu unsur di dalam atmosfer yang sangat penting bagi kehidupan
umat di bumi yang telah lolos dari observasi Robert Boyle. Adalah Antoine Lavoisier
(1774) yang memberi nama oksigen kepada gas ini..Claude Bernard (1813 - 1878)
mengangkat peran kimia di dalam ilmu kedokteran dengan pembuktiannya bahwa
darah memegang peran penting dalam proses transportasi glukosa dan zat-zat lain
yang diserap dari saluran pencernaan dan di bawa ke hepar melalui vena porta untuk
diubah menjadi glikogen.
Abad pasca Renaissance memang sarat dengan berbagai penemuan yang kemudian
diakui sebagai permulaan abad kedokteran modern (Modern Medicine). Namun, ada
masalah yang masih belum terjawab, apa yang menyebabkan timbulnya gejala-gejala
penyakit dan bilamana proses ini dimulai ? Sejak jamannya Kedokteran Yunani para
pakar telah melakukan otopsi pada binatang maupun pada manusia, akan tetapi tidak
seorangpun yang mampu mengaitkan gejala-gejala dengan perubahan-perubahan yang
dilihatnya pada berbagai organ tubuh pada waktu otopsi dilakukan. Adalah publikasi
yang berjudul De Sedibus et Causis Morborum (Perihal Lokasi dan Sebab Penyakit)
pada tahun 1761 yang diterbitkan oleh Giovanni Battista Morgagni (1682 - 1771) yang
membuka peluang untuk lebih mendalami kaitan antara kelainan dan gejala penyakit.
Marcelius Malpighi (1628 - 1694) dari Italia dan Antonie van Leuwenhoek (1632 - 1723)
dari Belanda hampir pada waktu bersamaan berhasil membuat alat berdasarkan teleskop
buatan Galileo satu abad sebelumnya, yang kemudian disebut mikroskop. Apabila
10 | METODOLOGI PENELITIAN BIOMEDISGalileo dengan teleskopnya berusaha untuk memecahkan teka-teki angkasa raya, maka
Malpighi dan Leuwenhoek melakukan modifikasi sehingga mereka dapat mengamati
struktur-struktur organ dan jaringan tubuh secara lebih rinci.. Dengan menfaatkan alat
ini Robert Hook (1635 - 1702) hampir pada waktu yang bersamaan, memperkenalkan
konsep bahwa jaringan tubuh terdiri dari lapisan-lapisan sel. Dengan penemuan
mikroskop dan teori Robert Hook maka Patologi sebagai ilmu mulai berkembang.
Pada tahun 1858 Rudolph Virchow (1821 - 1902) melancarkan teori patologi seluler-
nya yang sebenarnya merupakan konsekwensi logis atas perubahan-perubahan yang
diamati Morgagni dengan mata biasa. Observasi Morgagni ternyata juga memberi
inspirasi kepada para pakar klinik pada waktu itu. Adalah Leopold Auenbrugger (1722
- 1809) yang memperkenalkan teknik perkusi dalam usahanya untuk mengidentifikasi
perubahan yang dialamijaringan / organ di dalam tubuh, disusul oleh Rene Theophile
Laennec (1781 - 1826) dengan penemuan stetoskop, semula untuk mendengarkan bising
jantung dan kemudian juga untuk pernafasan.
Tidak ada kesepakatan antara ahli sejarah kedokteran peristiwa apa yang
sebenamya dapat dianggap sebagai permulaan Era Kedokteran Modern. Semula
penemuan-penemuan dalam bidang kedokteran lebih bersifat emperik berdasarkan
observasi dan deduksi yang tajam, sifat-sifat dasar yang seharusnya dimiliki seorang
peneliti. Sebagain menganggap penemuan mikroskop oleh Antonie van Leuwenhoek
sebagai salah satu patokan dimulainya era kedokteran modern, karena alat ini memberi
kemampuan kepada manusia untuk melihat struktur-struktur dasar sel/jaringan, dan
dengan demikian membuka jalan untuk menjelaskan berbagai konsep penyakit di masa
lalu dan menjadi alat penting untuk penelitian-penelitian di masa berikutnya. Yang
pasti adalah bahwa orang sependapat bahwa Louis Pasteur (1822 - 1895) dan Robert
Koch (1843 - 1910) yang mengawali penelitain eksperimental ilmiah (experimental
scientific research) yang mampu memberikan penjelasan antara sebab, proses dan akibat
penularan mirkoorganisme pada manusia. Kedua tokoh inilah yang dianggap sebagai
“founder” bakteriologi (yang kemudian disebut mikrobiologi) yang memberikan dasar-
dasar bagi era kedokteran saintifik. Sebagai pelopor era kedokteran modern juga sering
kali disebut Jospeh Lister (1827 - 1912) yang mengintroduksikan cara-cara antiseptik di
BAB I - PENGANTAR DAN SEJARAH... | 11rumah sakit Glasgow Royal Infirmary (1865) sehingga kematian operasi menurun dari
45 % menjadi 10 %. Atas jasanya maka dia dinobatkan sebagai bangsawan pada tahun
1897. Para ahli bedah di dunia menganggap Jospeh Lister sebagai founder dari ilmu
bedah modern.
Abad ke-20 merupakan abad yang sangat menentukan nasib manusia di dunia
Enerji atom yang di satu fihak memberi kemungkinan kepada ilmuwan untuk lebih
mendalami struktur sel dan inti, di lain fihak merupakan alat dahsyat yang dapat
menimbulkan kesengsaraan bagi umat manusia, khususnya apabila tidak disertai
pemahaman etik dan moral. Kemajuan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
berkembang dengan demikian cepatnya sehingga kadang-kadang sukar diikuti, Nama-
nama seperti Pierre dan Marie Curie-Slodowska, Wilhelm Conrad Rontgen dan Albert
Einstein merupakan orang-orang yang berjasa dalam pengembangan nuclear energy
pada awal abad ke-20. Di dalam ilmu kedokteran penemuan James Dewy Watson
dan Francis Crick tentang struktur dasar asam deoksiribonuklein (DNA) pada tahun
1953 merupakan penemuan yang membuka cakrawala dunia ilmu kedokteran. Untuk
penemuannya ini merekamendapatkanhadiahNobel. Abadke-20dapatdianggapsebagai
abadnya atomic energy dan molecular biology. Terobosan dalam fisika menghasilkan
bebagai perkembangan pesat dalam bidang kedokteran, seperti ultra sonografi (USG),
computerized axial tomography (CAT), magnetic resonance imaging (MRI), positron
emission tomography (PET) dan pemanfaatan sinar laser di dalam ilmu bedah. Namun
di samping kemajuan-kemajuan yang luar biasa dalam medical technology, era modern
medicine ini masih ditandai dengan berbagai kegagalan. Tidak banyak kemajuan yang
dicapai dalam pencegahan dan pengobatan kanker, walaupun berjuta-juta dolar telah
dicurahkan kepada berbagai pusat penelitian ternama di dunia. Pada pertengahan
abad ke-20 dunia digoncang oleh timbulnya penyakit baru yang diberi nama Acquired
Immunodeficiency Syndrome (AIDS). Laporan-laporan pertama tentang penyakit ini yang,
semula dikira bersifat lokal dan terbatas kepada para homosexual di San Francisco
dan New York, dalam waktu singkat meluas ke seluruh dunia dan menjadikan suatu
pandemi. Indonesia tidak dapat menghindarkan diri dari penyakit ini. Kemudian perlu
dicatat kegagalan dunia kedokteran dalam menghadapi kebangkitan tuberculosis dan
malaria, yang sekarang ternyata resisten terhadap pengobatan konvensional.
12 | METODOLOGI PENELITIAN BIOMEDISAkhir abad ke-20 dan menjelang abad ke-21 dianggap sebagai munculnya periode
baru dalam pengembangan ilmu kedokteran, yaitu periode Post Modern Medicine
dengan ciri utamanya perkembangan dan pemanfaatan molecular biology/ biotechnology
dan cybertechnology/cyberspace. Harus diakui bahwa batasan antara Modern Medicine
dan Post Modern Medicine tidak terlalu jelas, seperti juga tidak jelasnya batasan
pengertian, bioteknologi yang dianggap sebagai ciri post modern era of medicine.
Komisi IImu Kedokteran Akademi IImu Pengetahuan Indonesia (1999), berdasarkan
definisi yang terdapat di dalam beberapa kamus (Concise Oxford Dictionary - 1997,
Dictionary of Genetics - 1997 dan Dictionary of Microbiology and Molecular Biology ~
1998), mengartikan bioteknologi sebagai “upaya yang memanfaatkan proses kelnidupan guna
menghasilkan barang dan jasa untuk meningkatkan kesejahteraan umat manusia”. Kemajuan
pesat bioteknologi pada paruh kedua abad 20 ini ternyata hanya merupakan awal dari
revolusiioteknologi yang jauh lebih besar pada awal abad 21. Para pakar molecular biology
sependapat bahwa penemuan Watson dan Crick (1953) tentang struktur DNA dan
konsep bahwa informasi genetika disandi dalam bentuk urut-urutan kombinasi empat
nukleotida: adenine, thymine, guanine dan cytosine, yang tersusun secara tiga demensional
dalam struktur yang disebut double helix, dapat dianggap sebagai awal mulanya post
modern medicine. Kombinasi keempat nukleotida dalam rantai panjang molekul DNA
merupakan suatu aksara yang dapat diterjemahkan oleh sel hidup sebagai pola untuk
mensintesis protein, makromolekul dasar yang menentukan sifat sel dan organisme.
Informasi genetik yang merupakan cetak-biru (blue print) sifat setiap mahluk hidup ini
digandakan secara teliti pada setiap pembelahan sel dan diturunkan dari satu generasi
ke generasi selanjutnya, sehingga sifat-sifat setiap mahluk dapat dipertahankan dan
diteruskan secara kesinambungan. Pada tahun 1990 Amerika Serikat menugaskan
kepada Departemen Enerji dan Institut Nasional Kesehatan (National Institue of
Health) untuk memulai suatu proyek raksasa dan ambisius yang diberi nama Human
Genome Project. Proyek ini bertujuan untuk mengidentifikasi kira-kira 100.000 gen
yang disandi oleh genom manusia dan dijabarkan dalam suatu peta (genetic mapping).
Di samping itu diharapkan pula proyek ini sekali gus dapat menentukan susunan yang,
tepat dari sekitar 3 milyar pasangan nukleotida pada DNA manusia (physical mapping),
Pada waktu proyek raksasa ini dimulai diperkirakan bahwa waktu yang diperlukan
BAB I - PENGANTAR DAN SEJARAH... | 13adalah kira-kira 15 tahun. Namun, dengan diikutsertakannya pusat-pusat industri
bioteknologi di berbagai negara (Inggris, Jerman, Prancis dan Jepang) maka waktu yang
diperlukan untuk menyelesaikan tugas ini dapat dipersingkat dan diselesaikan dalam
tahun 2003, Berkat perkembangan yang luar biasa dalam cybertech ternyata proses ini
dapat dipercepat lagi dan pada bulan Juni tahun 2000 Presiden Amerika Serikat Bill
Clinton dan Pedana Menteri Inggris Tony Blair secara bersama dapat mengumumkan
telah terselesaikannya “working draft” dari proyek raksasa ini.
Dengan terselesaikannya Human Genome Project ini maka terbuka lebar cakrawala
baru di dalam ilmu kedokteran. Adanya informasi genetik total genom manusia akan
mempercepat identifikasi mutasi-mutasi yang mendasari bukan hanya berbagai kelainan
genetik bawaan seperti yang telah diketahui secara umum, akan tetapi juga faktor
genetika yang mendasari predisposisi atau ketahanan terhadap berbagai penyakit.
Selain itu faktor genetik yang menentukan sifat-sifat abstrak (non-fisik) manusia juga
sudah mulai ditelusuri oleh para peneliti, Mutasi-mutasi yang telah dilaporkan sebagai
faktor predisposisi untuk berbagai keganasn hanyalah permulaan dari daftar panjang
yang akan terus berkembang. Pengembangan pengetahuan ini merupakan dasar untuk
tumbuhnya disiplin baru dalam ilmu kedokteran, yaitu ilmu kedokteran prediktif
(predictive medicine). Disiplin baru ini akan memungkinkan untuk secara kuantitatif
meramalkan sifat dan kecenderungan seseorang untuk jatuh sakit atau menderita suatu
kelainan, tidak saja bagi dirinya akan tetapi juga bagi generasi berikutnya.
Moral dan Etik Menyertai Perkembangan Ilmu Kedokteran
Sungguh luas dampak Human Genome Project ini terhadap perkembangan ilmu
kedokteran. Pada saat ini saja sudah diantisipasi berbagai aplikasi medis (di samping
predective medicine), seperti gene testing, gene therapy, pharmacognomics dan genetic
counseling. Namun kemajuan yang cepat di dalam ilmu kedokteran pada abad ke-20
membawa berbagai konsekwensi etik dan moral.
Salah satu ciri kedokteran saintifik adalah diadakannya penelitian dan percobaan
untuk membuktikan kebenaran suatu asumsi, fenomena atau hipotesa. Agaknya segi
inilah yang kurang terjamah oleh sumpah Hippocrates sehingga tidak mengherankan
14 | METODOLOGI PENELITIAN BIOMEDISbahwa terjadi ekses-ekses pada era kedokteran modern atau saintifik, khususnya yang
berhubungan dengan penelitian dan eksperimen pada manusia. Landasan moral ilmu
kedokteran Yunani yang juga merupakan dasar Sumpah Hippocrates tidak menjangkau
aspek eksperimentasi dan penelitian yang memang baru berkembang pada akhir
abad ke-19 dan lebih berkembang lagi pada abad ke-20. Kekejaman yang terungkap
pada peradilan terhadap penjahat-penjahat perang di Nuremberg, khususnya yang
behubungan dengan kekejaman terhadap sesama manusia, terutama para tawanan
Yahudi dan tawanan perang, membuka mata dunia tentang pelanggaran-pelanggaran
hak azasi manusia dan dasar-dasar etik penelitian kedokteran. Pengadilan terhadap
penjahat-penjahat perang di Nuremberg akhirnya menghasilkan produk sampingan
yang merupakan titik awal dari apa yang kemudian dikenal sebagai Bioethics, yaitu
Nuremberg Code of Ethics (1946). Pada sidang World Medical Association (WMA)
di Geneva pada tahun 1948 Nuremberg Code ini menjadi topik bahasan utama yang
kemudian disahkan dan dikenal sebaga Deklarasi Geneva. Setahun kemudian (1949)
pada sidangnya di London WMA membahas kembali masalah etik yang tercakup
dalam Deklarasi Geneva untuk kemudian dikukuhkan sebagai International Code
of Medical Ethics. Pada tahun 1964 WMA di Helsinki kembali membahas masalah
etik dengan penekanan pada human experimentation yang kemudian dikukuhkan
sebagai Deklarasi Helsinki. Deklarasi ini sempat mengalami amandemen di Helsinki
(1975) dan di Venesia (1983). Kalau Deklarasi Helsinki yang pertama (1964) terutama
berkaitan dengan eksperimen pada manusia, pada Deklarasi Helsinki ke-2 (1975) juga
dipermasalahkan eksperimentasi pada binatang. Hasil pertemuan ini dituangkan dalam
International Guidelines for Biomedical Research involving Animals.
Dilema etik dalam bioteknologi sebenarnya sudah dimulai sejak pada tahun
1944 dimulainya eksperimen pembuahan in vitro sebagai awal dari Reproductive
Biotechnology yang bertujuan untuk memberikan kemungkinan bagi mereka yang
infertil untuk mendapatkan keturunan secara “artefisial”. Pada tahun 1973 para ilmuwan
melaporkan dilahirkannya anak sapi pertama dari embryo yang dibekukan. Pada
tahun 1953 dilakukan inseminasi buatan pertama dengan sperma manusia yang telah
dibekukan. Walaupun eksperimen ini belum berhasil, Gereja Katolik bereaksi cepat dan
BAB I - PENGANTAR DAN SEJARAH... | 15Paus Pius XII secara resmimenyatakan ketidak setujuannya. Para ilmuwanagaknya yakin
akan kebenaran eksperimennya demi kebahagian mereka yang secara medis tidak dapat
diharapkan akan mengalami kehamilan secara wajar. Pada tahun 1978 Louise Brown
dilahirkan di Inggris, dia adalah test tube baby pertama di dunia ini. Semenjak sukses
ini penelitian dan eksperimen Reproductive Biotechnology (atau juga disebut Test-tube
Reproduction atau Assisted Reproduction ) terus dikembangkan dan sejalan dengan
ini dirintis pula proses multiplikasi embryo (cloning) domba dan sapi. Pada tahun 1983
lahirlah bayi pertama yang berasal dari embryo hasil fertilisasi sperma suaminya dan
telur donor. Setahun berikutnya (1984) di Australia dilahirkan anak pertama (wanita)
yang berasal dari telur yang dibekukan. Pada tahun 1986 terjadilah kasus pengadilan
pertama yang berhubungan dengan Test-tube Reproduction di Amerika Serikat. Seorang
wanita yang semula bersedia untuk “meminjamkan” kandungannya (surrogate mother)
untuk membesarkan produk fertilisasi in vitro menolak untuk menyerahkan bayi yang
dilahirkannya kepada pasangan yang telah menyediakan ovum dan spermanya. Yang
menjadi masalah hukum adalah: Siapa yang berhak untuk disebut ibu kandung, yang
membuka
mata para ilmuwan dalam bidang kedokteran dasar (ahli genetika), kedokteran terapan
mengandungnya selama 9 bulan atau yang memberikan telurnya? Kasus i
(ahli kandungan), pakar ilmu hukum, pakar sosial dan keagamaan, tentang luasnya
dampak proses bayi tabung.
Menjelangakhir abad ke-20 ini ada beberapa peristiwa yangmemacu perkembangan
biotechnology. Pada tahun 1972 Boyer-Cohen untuk pertama kalinya berhasil
memindahkan satu gen tertentu dari satu mikroorganisme ke mikroorganisme yang
berlainan. Gen ini ternyata diterima dan dapat mengekspresikan sifat-sifatnya. Dengan
memindahkan gen ini maka sifat-sifat semula dari mikroorganisme pertama dapat
dipengaruhi secara kwantitatif maupun kwalitiatif. Lahirlah teknologi DNA-rekombinan
yang menyebabkan revolusi di dunia industri, terutama bioindustry, yang dimanfaatkan
untuk membuat bermacam-macam vaksin, termasuk vaksin yang multivalen dengan
menggabungkan gugusan-gugusan peptida yang terpilih melalui rekayasa. Kemajuan
menakjubkan yang dapat dikemukakan dalam laboratorium adalah teknik Polymere
Chain Reaction (PCR). Pelacak genetik yang ada dalam sample jaringan bisa di-copy
16 | METODOLOGI PENELITIAN BIOMEDISsampai beberapa kali sehingga mudah dikenal dan dianalisa. Cacat-cacat kecil sekalipun
dalam gen dapat diungkap dengan PCR
Kemudian pada tahun 1993 Jerry Hall dan Robert Stilwell dari George Washington
University menyampaikan sebuah laporan kepada peserta pertemuan American Fertility
Society di Montreal, tentang keberhasilan mereka untuk melakukan “cloning” dari
embryo manusia. Laporan ini tidak saja mengagetkan peserta konferensi, akan tetapi
menimbulkan reaksi dunia ilmiah yang ingin tahu lebih banyak tentang keberhasilan
mereka. Kepada pers Perdana Menteri Perancis (Francois Mitterrand) hanya mengatakan:
“mengerikan”. Surat kabar resmi Vatican dalam tajuk rencananya menyatakan bahwa
prosedur semacam ini akan membaoa umat manusia ke dalam terowongan kegilaan (“tunnel
of madness”) dan membahayakan eksistensi umat manusia. Laporan tentang keberhasilan
cloning embryo manusia ini menimbulkan scientific debate tentang medical ethics yang
paling hebat sejak lahirnya test-tube baby yang pertama (1978).
Tiga tahun sebelum pergantian milenium (1997) terjadi peristiwa yang ketiga
yang, dampaknya jauh lebih hebat. Ian Wilmut dari Roslin Institute (Edinburgh, Scotland)
mengumumkan dalam majalah Nature keberhasilannya untuk melakukan cloning
tethadap seekor domba. Hasil cloning ini, yang diberi nama Dolly, berupa domba yang
dalam segala-galanya meniru sifat-sifat induknya. Yang diluar dugaan para ilmuwan
ialah bahwa cloning ini tidak melelaui embryo, seperti yang telah beberapa kali
dilakukan secara eksperimen dengan binatang-binatang tingkat rendah seperti katak,
bahkan pada beberapa jenis mamalia, akan tetapi cloning yang dilakukan oleh team
Roslin dimulai dari pembiakan satu sel yang berasal ambing (udder) domba betina yang
sedang hamil. Sungguh prestasi yang luar biasa. IImu pengetahuan melalui beberapa
percobaan telah menghasilkan hewan baru dari satu sel dewasa, bukan sel embryo, yang
dari segala segi memiliki persamaan dengan hewan asalnya. Dan kalau berhasil dengan
mammalia, tidak akan sulit untuk melakukannya pada manusia. Dan bagaimana reaksi
dunia? Presiden Amerika langsung membentuk komisi khusus untuk membahas segala
dampakhukum dan etik dari peristiwa tsb. Komisi ini yang diketuai oleh Harold Shapiro,
rektor Princeton University, dibeti waktu 90 hari untuk menyampaikan laporannya.
Sebuah harian kenamaan menulis dalam tajuk rencananya bahwa: sudah tiba waktunya
BAB I - PENGANTAR DAN SEJARAH ... | 17masyarakat memilah apa yang masih dapat diterima dan apa yang akan merupakan mimpi buruk
dan malapetaka di kemudian hari, Seorang pakar neurobiologi dari Harvard mengatakan
bahwa pada dasarnya dia tidak melihat banyak perbedaan antara teknologi in vitro
dan cloning manusia. Akan tetapi memikirkan dampaknya membuat dia mau muntah.
Seorang pendeta Jesuit dari University of Notre Dam mengatakan: ” Tidak ada satu alasan
‘papun yang secara moral dapat membenarkan melakukan cloning pada manusia’,
Maka kita teringat kembali apa yang dikatakan oleh Margaret Stacey: there is no
limit to human knowledge, that it is most unlikely that anyone ever has the final answer and there
is always more to learn. It is only Wisdom that can limit man's ability to explore the unknowns.
Penutup
Setiap mahluk ciptaan Tuhan dilahirkan dengan naluri ingin tahu sebagai
modal utama untuk mempertahankan diri dan spesiesnya. Kepada manusia Tuhan
menambahkan akal atau talar. Dengan penalaran maka manusia selalu berusaha untuk
ikan bahwa
memperbaiki nasibnya. Sejarah perkembangan nalar manusia membu
untuk mencapai perkembangan seperti yang telah dicapai manusia sekarang ini, manusia
telah melampaui berbagai tahapan perkembangan sejalan dengan perkembangan
budaya manusia., dimulai dari cara berfikir yang paling sederhana berdasarkan asumsi
untuk berkembang lebih lanjut melalui budaya animisme dan multi deity, kepercayaan
dan perlindungan dari orang yang bekuasa, faktor kebetulan, trial and error, common
sense, spekulasi, induksi dan deduksi, dan akhirnya sampai pada tahap perkembangan
yang menggunakan pemikiran berdasarkan pengkajian ilmiah (scientific thinking atau
scientific method).
Perkembangan ilmu kedokteran berjalan sejajar dengan perkembangan budaya
dan perkembangan nalar manusia. IImu kedokteran Barat seperti yang kita kenal
sekarang ini diakui bersumber dari kebudayaan Yunani dengan berbagai falsafahnya
seperti yang di ajarkan oleh Hippocrates dan Aristoteles (Hippocratic era atau Greco
Medicine). IImu kedokteran Yunani banyak dipelajari oleh dunia Arab dan kerajaan
Romawi sehingga kemudian timbullah pengertian Greco-Arab Medicine dan Greco-
Roman Medicine, masing-masing menghasilkan pakar-pakarnya yang dikenal di dalam
dunia kedokteran.
18 | METODOLOGI PENELITIAN BIOMEDISEra Roman Medicine yang didukung oleh Gereja Katolik Romawi dengan
berbagai dogmanya kemudian digoyang oleh aliran-aliran yang. lebih rasional dan
melahirkan berbagai ilmu dasar kedokteran, seperti anatomi, ilmu fal dan patologi
Era pasca Romawi yang kemudian dikenal sebagai Renaissance dengan ciri pemikiran
yang rasional menghasilkan banyak penemuan-penemuan yang bermanfaat bagi ilmu
kedokteran
Era Kedokteran Modern menyusul Renaissance memiliki ciri dikembangkannya
experimental scientific research seperti yang diprakarsai oleh Pasteur dan Koch dan
dikembangkannya atomic energy dan molecular biology yang diawali penemuan
struktur DNA oleh Watson dan Crick. Sejak itu perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi berkembang sangat cepat dengan ciri utama perkembangan bioteknologi
dan informatics. Para budayawan menganggap perkembangan ini sebagai pertanda
dimulainya era baru yang mereka sebut Post Modern Era dan Post Modern Medicine,
karena dampaknya terhadap ilmu kedokteran sangat besar.
Era Modern dan Post Modern Medicine membawa dampak yang luas dalam
etik dan moral sehingga timbul berbagai reaksi yang menentang atau menghambat
kemajuan IPTEK ini sambil menunggu kematangan jiwa manusia (wisdom) dan aspek
legal (perundang-undangan) yang dianggap sebagai salah satu faktor yang mampu
membatasi perkembangan ilmu pengetahuan yang berkembang terlalu cepat.
Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perkembangan IPTEk yang bersifat
global. Perkembangan intern di Indonesia sendiri (ekonomis dan demografis) sudah
menyebabkan terjadinya. berbagai perubahan atau pergeseran norma dan tuntutan
masyarakat. Pendidikan kedokteran di Indonesia dihadapkan kepada suatu dilema.
Di satu fihak pendidikan ini masih harus disesuaikan dengan tuntutan konsumen
(Departemen Kesehatan dengan sistem pelayanan kesehatan yang bedasarkan pelayanan
masyarakat melalui Puskesmas) dan di lain fihak harus mengikuti perkembangan IPTEK
supaya tidak terlalu jauh tertinggal dari pendidikan dokter di luar negeri. Untukmaksud
tersebut para mahasiswa kedokteran hendaknya sejak awal pendidikannya dibina untuk
memahami dasar-dasar perkembangan ilmu kedokteran, melalui pembinaan curiosity
yang merupakan modal dasar untuk perkembarigan nalar. Hanya dengan cara demikian
BAB I - PENGANTAR DAN SEJARAH.... | 19cara berfikir rasional dapat dikembangkan dan para mahasiswa dapat membekali diri
dengan curiosity dan inquisitive mind yang berkelanjutan.
DAFTAR RUJUKAN
Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia, Komisi Bidang [mu Kedokteran: [mu
Pengetahuan dan Teknologi Kedokteran di Indonesia, Juli 1995
Akademi Iimu Pengetahuan Indonesia, Komisi Bidang Ilmu Kedokteran: Pandangan
tentang Pengemibangan dan Pembinaan Masyarakat Ilmiah Indonesia, Agustus 1997
Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia, Komisi Bidang Imu Kedokteran: Pandangan
tentang Arah Pengembangan Bioteknologi di Indonesia, April 1999
Arjatmo Tjokronegoro, Budi Utomo dan Bintari Rukmono (Editor) : Dasar-dasar
Metodologi Riset Ilmu Kedoktean, Konsorsium Imu Kedokteran, Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan (1981)
Agjatmo Tjokronegoro dan Faisal Baraas (Editor): Teknik Penulisan Makalah Ilmiah
Kedokteran dan Kesehatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia (1986)
Beauchamp, Tom L. and Childress, James F.: Principals of Biomedical Ethics, 3 Edition
(1989), Oxford University Press
Cassel, Eric J. MD: The Place of the Humanties in Medicine, The Hastings Center Institute
of Society, Ethics and the Life Sciences (1984)
Centre for Educational Research and Innovation: The University and the Community, the
Problems of Changing Relationship. Organisation for Economic Co-operation and
Development, Paris (1982)
Das, Veena: Public Good, Ethics, and Everyday Life: Beyond the Boundaries of Bioethics,
DAEDALUS: Journal of the American Academy of Arts and Sciences, Fall
1999, Bioethics and Beyond
Gelfand, M. and Aitken, R.: Philosophy and Ethics in Medicine E. & . Livingstone Ltd,
Edinburgh and London (1968),
Gray, Ken: Applications of the Human Genome Project to Health and Disease at the 9
Annual Meeting and Clinical Congress of the American Association of Clinical
Endocrinologists, May 2000, Atlanta, Georgia, USA
Harsono, Topo: Etika Medik di Rumah Sakit Pendidikan, Kursus Pendahuluan Pendidikan
Dokter Spesialis pada Fakultas Kedokteran UNPAD - Rumah Sakit Hasan
Sadikin (1990)
Harsono, Topo: Etika dalam Penelitian Biomedik, Pendidikan Metodologi Penelitian
Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran UNPAD, 25 November 1990
Harsono, Topo: Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Suatu tantangan terhadap
Etika Medik, Orasi Imiah pada Hari Wisuda Fakultas Kedokteran Universitas
Kristen Maranatha, Bandung, 17 April 1993
20 | METODOLOGI PENELITIAN BIOMEDIS,Harsono, Topo: Falsafal Pendidikan Dokter di Indonesia, Lokakarya Evaluasi Hasil Belajar
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universita Padjadjaran, 27 Oktober 1998
Harsono, Topo: Pengembangan Tenaga Kesehatan Berpendidikan Tinggi menjelang PELITA
VII, Sumbangan pikiran Konsorsium Ilmu Kesehatan kepada Departemen
Kesehatan dalam menyusun GBHN Bidang Kesehatan (1997)
International Association of Universities: The Role of the University in Developing
Countries: Its Responsibility Toward the Natural and Cultural Environment. Report
of the 6" IAU Seminar 5 - 8 February 1979, Lome, France.
Marzuki, Sangkot: Ilmu Kedokteran memasuki Abad 21: Revolusi Besar di Era Genom,
Pidato pengukuhan sebagai Guru Besar Luar Biasa pada Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, 26 Februari 1997
Salavado, Williams and Lawless, Grant: Biotechnology and Managed Care, J. Managed
Care Pharm 6 (4): 285 - 292, 2000
Sri Oemijati, Rianto Setiabudy dan Arif Budijanto (Editor): Pedoman Etik Penelitian
Kedokteran Indonesia, Penerbit: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,
1987
BAB I - PENGANTAR DAN SEJARAH ... | 2122 | METODOLOGI PENELITIAN BIOMEDIS