Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 44

PEDOMAN

UNIT GAWAT DARURAT

UPT PUSKESMAS BRINGIN


2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Pedoman
Pelayanan Unit Gawat Darurat di UPT Puskesmas Bringin.
Penyusunan Pedoman Pelayanan Unit Gawat Darurat ini sangatlah
penting untuk meningkatkan mutu pelayanan dan kepuasan bagi pasien dan
masyarakat.
Harapan kami Pedoman Pelayanan Unit Gawat Darurat ini dapat
memberi manfaat bagi petugas UPT Puskesmas Bringin dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat.
Ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi
dalam penyusunan pedoman ini. Kritik dan saran kami harapkan untuk
perbaikan penyusunan pedoman ini

Bringin, Januari 2018


Kepala UPT Puskesmas Bringin

KATON PRASETYO, S.Kep., Ners


NIP. 19670215 198812 1 001

ii
TIM PENYUSUN

iii
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR.......................................................................... ii
TIM PENYUSUN................................................................................ iii
DAFTAR ISI....................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN............................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................. 1
B. Ruang Lingkup............................................................. 7
C. Batasan Operasional................................................... 8
D. Tujuan.......................................................................... 10

BAB II STANDAR KETENAGAAN............................................... 11


A. Kualifikasi SDM.............................................. ............. 11
B. Distribusi Ketenagaan.................................................. 11
C. Jam Dinas.................................................................... 11
D. Struktur UGD............................................................... 12
E. Pengaturan Dinas........................................................ 12

BAB III STANDAR FASILITAS...................................................... 14


A. Denah Ruangan........................................................... 14
B. Fasilitas dan Sarana.................................................... 14

BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN........................................ 16


A. Alur Pelayanan UGD.................................................... 16
B. Tata Laksana Pelayanan............................................. 17

BAB V LOGISTIK......................................................................... 26
A. Kotak Emergensi UGD................................................. 26
B. Obat Injeksi UGD......................................................... 26
C. Obat Minum/Tetes/Salep............................................. 27
D. Bahan Habis Pakai UGD............................................. 28
E. Kotak P3K.................................................................... 28
F. Kotak Emergensi di Ambulan....................................... 29

BAB VI KESELAMATAN PASEIN................................................. 30


A. Pengertian.................................................................... 30
B. Tujuan.......................................................................... 30
C. Standar Keselamatan Pasien...................................... 30
D. Tata Laksana Keselamatan Pasien............................. 31
E. Sasaran Keselamatan Pasien...................................... 31

BAB VII KESELAMATAN KERJA.................................................. 35


A. Pendahuluan................................................................ 35
B. Tujuan.......................................................................... 35
C. Tindakan yang Beresiko Tertular................................. 35
D. Prinsip Keselamatan Kerja........................................... 36

BAB VIII PENGENDALIAN MUTU.................................................. 37

BAB IX PENUTUP......................................................................... 38

DAFTAR PUSTAKA........................................................................... 39

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan oleh suatu
organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehanan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.
Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan
yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai
dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk,serta yang
penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan profesi
yang telah ditetapkan.
Pelayanan gawat darurat merupakan pelayanan yang dapat
memberikan tindakan yang cepat dan tepat pada seorang atau kelompok
orang agar dapat meminimalkan angka kematian dan mencegah terjadinya
kecacatan yang tidak perlu.Upaya peningkatan gawat darurat ditujukan untuk
menunjang pelayanan dasar, sehingga dapat menanggulangi pasien gawat
darurat baik dalam keadaan sehari-hari maupun dalam keadaaan bencana.
Dengan semakin meningkatnya jumlah penderita gawat darurat, maka
diperlukan peningkatan pelayanan gawat darurat baik yang diselenggarakan
ditempat kejadian, selama perjalanan ke fasilitas pelayanan kesehatan
maupun di fasilitas pelayanan kesehatan.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka di Unit Gawat Darurat perlu
dibuat standar pelayanan yang merupakan pedoman bagi semua pihak
dalam tata cara pelaksanaan pelayanan yang diberikan kepasien pada
umumnya dan pasien UGD UPT Puskesmas Bringin.
Berkaitan dengan hal tersebut diatas maka, dalam melakukan pelayanan
gawat darurat di UGD UPT Puskesmas Bringin harus berdasarkan standar
pelayanan Gawat Darurat UPT Puskesmas Bringin.
1. Gambaran Umum Puskesmas
Kedudukan UPT Puskesmas Bringin Kabupaten Ngawi adalah Unit
Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten Ngawi, berperan
menyelenggarakan sebagaian dari tugas teknis operasional Dinas Kesehatan
Kabupaten dan Unit Pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak
pembangunan kesehatan di Indonesia.
UPT Puskesmas Bringin terletak di Jalan Raya Sidokerto - Bringin
02,Krompol, Kecamatan Bringin, Kabupaten Ngawi, berdiri tahun 1976. Pada
awal berdiri UPT Pusesmas Bringin hanya terdiri dari 3 bangunan yaitu
Perumahan Dinas Dokter dan Puskesmas Induk dengan Pelayanan yaitu

1
Poliklinik Umum, Poliklinik Gigi, Tata Usaha, dan Pelayanan KIA serta
Perumahan Dokter.
Wilayah kerja UPT Puskesmas Bringin terdiri dari 10 desa yaitu Desa
Sumberbening, Desa Mojo, Desa Krompol, Desa Bringin, Desa Dero, Desa
Lego Wetan, Desa Gandong, Desa Suruh, Desa Dampit dan Desa
Kenongorejo.
Dari awal UPT Puskesmas Bringin berdiri jumlah ragamnya bertambah,
terdapat 2 lokal yang terdiri dari Bangunan Induk, UGD Rawat Inap. Pada
Bangunan Induk pelayanannya yaitu meliputi Loket, Klinik Sanitasi, Klinik Gizi,
Imunisasi, Instalasi Farmasi, Balai pengobatan, KIA, Poli Gigi dan
Laboratorium. Selanjutnya terdapat untuk Rawat Inap dengan kapasitas 10
TT.
Dalam menjalankan peran dan fungsi sebagai puskesmas induk, UPT
Puskesmas Bringin mempunyai 3 Puskesmas Pembantu dan 7 Polindes, 1
Ponskesdes sebagai berikut ini :
 3 Puskesmas Pembantu yaitu :
1. Puskesmas Pembantu Sumberbening
2. Puskesmas Pembantu Gandong
3. Puskesmas Pembantu Kenongorejo
 7 Polindes yaitu :
1. Polindes Bringin
2. Polindes Pule
3. Polindes Dampit
4. Polindes Suruh
5. Polindes Dero
6. Polindes Legowetan
7. Polindes Mojo
 1. Ponskesdes yaitu :
1. Boan Bringin
Karakteristik Wilayah
Wilayah kerja UPT Puskesmas Bringin merupakan wilayah dataran
rendah : 6 Desa yang paling strategis mengakses ke UPT Puskesmas bringin.
Sedangkan 4 wilayah desa lainya secara geografis di daerah pegunugan
mayoritas masyarakatnya sebagai petani. Cakupan Luas Wilayah 63 km²
yang terdiri dari :
Tabel 2.1 Cakupan Luas Wilayah Kerja UPT Puskesmas Bringin
NO DESA LUAS (Ha)
1 Bringin 2,012,866
2 Kompol 3.050
3 Mojo 222.470

2
4 Sumberbening 5.829.771
5 Dero 360 ,00
6 Legowetan 286.740
7 Gandong 546,374
8 Suruh 178,79
9 Dampit 382.768
10 Kenongorejo 5.279.812

Hubungan lalu-lintas antar Desa semua dapat dilalui oleh semua


kendaraan baik roda 2 ataupun roda 4. Jarak terjauh dari UPT Puskesmas
Bringin ke Desa dapat ditempuh selama 30 menit – 1 jam.
Sumber daya manusia, sarana dan prasarana yang dimiliki oleh UPT
Puskesmas Bringin antara lain :
Tabel 2.2 Potensi Sumber Daya Manusia UPT Puskesmas Bringin
No Jenis Tenaga Kompetensi SDM Jumlah
A. Manajemen
Kepala Puskesmas Perawat 1
Ka. TU SMA 1
Pengurus Barang Perawat 1
Bendahara DIII 3
Urusan Umum SMA / sederajat 1
Sopir SMA / sederajat 1
Penjaga SMP 1
Petugas Kebersihan SMA / Sederajat 2
B. Tenaga Tehnik
TPP SI Ekonomi, SI
Keperawatan, 5
DIV Kebidanan,
SI Gizi, DIII
Keperawatan
Poli Umum Dokter Umum 1
Perawat D3, S1 2/1
Rawat Inap Dokter Umum 1
Perawat S1 1
Perawat DIII 17
Poli KIA Bikor 1
Bidan Ahli 1
Bidan Terampil 3
Poli Gigi Dokter Gigi 1

3
No Jenis Tenaga Kompetensi SDM Jumlah
Perawat Gigi 1
Kamar Obat SI Apoteker 0
Asisten Apoteker 2
SMA / Sederajat 1
Laboratorium Analis Kesehatan 2
DIII Perawat 1
Promkes SKM 1
Bidan 1
Kesling DIII Kesling 2
P2P S1 Keperawatan 1
Gizi SI Gizi / 1
Nutrisionist 1
Poned DIII Kebidanan 3
Imunisasi DIII 1
Keperawatan
Pustu Sumberbening DIII Kebidanan 1
DIII Perawat 2
Pustu Gandong DIII Kebidanan 1
DIII 1
Keperawatan
Pustu Kenongorejo DIII Kebidanan 1
DIII Keperawatan 2
Polindes Bringin dan DIII Kebidanan 2
Boan
Polindes Mojo DIII Kebidanan 1

Polindes Legowetan DIII Kebidanan 1

Polindes Suruh DIII Kebidanan 1

Polindes Dampit DIII Kebidanan 1

Polindes Pule DIII Kebidanan 1

Polindes Dero DIII Kebidanan 1

Total 79

4
a. Visi
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan 75 Tahun 2014 Tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat dan dengan mempertimbangkan potensi,
kondisi, permasalahan, dan peluang yang ada di UPT Puskesmas Bringin
serta mempertimbangkan budaya yang hidup dalam masyarakat, maka visi
yang dicanangkan pada Tahun 2015 – 2019 adalah:
“Pelayanan Prima Menuju Kecamatan Bringin Sehat 2025”
Penjabaran dari visi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Terwujudnya pelayanan kepada masyarakat secara optimal dari
petugas untuk mencapai kondisi akhir yang diinginkan.
2. Masyarakat Bringin adalah suatu kesatuan wilayah dan penduduk
dengan segala potensi dalam system pemerintahan di Wilayah
Kerja Puskesmas Bringin.
3. Sehat adalah suatu keadaan dimana seseorang terbebas dari
penyakit baik yang bersifat menular ataupun tidak menular serta
terbebas dari kelainan kejiwaan.
4. 2025 : Adalah tahun yang di tetapkan sebagai harapan dan tujuan
yang diinginkan oleh seluruh masyarakat

b. Misi
Misi adalah rumusan umum tentang upaya yang akan dilaksanakan
untuk mewujudkan visi dengan mengantisipasi kondisi dan permasalahan
yang ada serta memperhatikan tantangan ke depan dengan
memperhitungkan peluang dan kekuatan yang dimiliki.
Misi berfungsi sebagai pemersatu gerak, langkah dan tindakan nyata
bagi segenap komponen penyelenggara Puskesmas Bringin tanpa
mengabaikan mandat yang diberikannya.
Untuk mencapai visi yang telah ditetapkan, maka Puskesmas Bringin
merumuskan misi sebagai berikut:
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan
2. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat
3. Mewujudkan, memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan
yang bermutu, merata dan terjangkau
4. Menyelenggarakan administrasi dan manajemen yang bersifat
transparan dan akuntabel kompetensi petugas secara proporsional
5. Mengembangkan program inovasi, produk layanan, dan
pemberdayaan sumber daya kesehatan
6. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi individu,keluarga dan
masyarakat di wilayah kerja

5
7. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan,keluarga dan
masyarakat serta lingkungannya termasuk lintas sektor yang terkait.

c. Motto
Puskesmas Bringin mempunyai moto : Anda sehat kami bahagia

d. Tata Nilai
Tata Nilai yang dianut oleh Puskesmas Bringin yakni :
“ SI IPIN “
1. Senyum, salam, sapa, dan santun
Memberikan pelayanan dengan melakukan salam,petugas
memberikan senyuman,sapaan dan perilaku yang santun.
Indikator penilaian :
o Pakaian Kerja : tampak bersih
o Perilaku petugas : santun dan memberikan senyuman
o Memberikan teguran /sapaan pada setiap pengunjung.
2. Ikhlas
Segala aktifitas yang dilakukan oleh petugas di dasari dengan
niat secara tulus ikhlas dan dijadikan sebuah ibadah.
Indikator Penilaian :
o Raut muka petugas yang ramah dan menyenangkan
o Gerak tingkah laku selalu sopan
3. Ingat keselamatan pasien
Suatu kondisi yang harus dipatuhi oleh petugas meliputi :
a. Tertib Kehadiran dan memperhatikan keselamatan pasien
b. Tertib menggunakan seragam kerja sesuai aturan
c. Tertib administrasi ( Pencatatan dan Pelaporan )
Indikator Penilaian :
o Pelayanan lancar / tidak ada hambatan
o Penggunaan sragam kantor sesuai aturan Puskesmas
o Ada Pencatatan dan pelaporan rutin kegiatan Puskesmas
4. Profesional
Pencapaian hasil kerja dari masing-masing pelaksanaan UKP
dan UKM yang di ukur dalam kurun waktu 1 tahun,sesuai dengan
kompetensi yang dimiliki oleh masing – masing petugas di
bagiannya.
Indikator Penilaian :
o Penilaian Kinerja Puskesmas (PKP)
o SKP ( Sasaran Kerja Pegawai )

6
5. Integritas
Pemberian pelayanan kepada pasien dilakukan secara integrasi
dan berkolaborasi antar bagian.
Indikator Penilaian :
o Tercatatnya rekam medik secara tertata dan terprogram antar
profesi.
o Status pasien yang tercatat dan terdokumentasi secara
lengkap dan benar.
2. Kebijakan Puskesmas
Seluruh komponen UPT Puskesmas Bringin baik jajaran manajemen
maupun tenaga kesehatan di UPT Puskesmas Bringin, berkomitmen
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan
memperhatikan kebutuhan dan harapan pelanggan. Janji Layanan
adalah pedoman dan acuan dalam bertindak dan berprilaku dalam
memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu.
Janji layanan UPT Puskesmas Bringin “MANTAP”
M : Mandiri : Petugas dalam memberikan pelayanan dengan
profesional sesuai dengan kompetensi yang dimiliki
A : Asri : Petugas dalam memberi pelayanan memberikan
dan membangun situasi / keadaan lingkungan
dengan suasana yang menyegarkan
N : Nyaman : Petugas dalam memberikan pelayanan dengan 3S
(senyum, Sapa, Sopan) sehingga pasien
merasakan nyaman
T : Terpercaya : Petugas dalam memberikan pelayanan sesuai
prosedur tidak mempersulit pasien,sehingga akan
dapat dipercaya
A : Aktif : Petugas dalam memberikan pelayanan sesuai sop
(standart operasional prosedur ) dan berperan
aktif
P : Profesional : Petugas dalam melaksanakan tugas selalu
terbuka dalam memberikan informasi kesehatan
kepada masyarakat baik tentang penyakit,
prosedur, tarif, secara terbuka sesuai dengan
kebutuhan dan dilakukan secara profesional

B. Ruang Lingkup Ruang Lingkup


Ruang lingkup pelayanan Unit Gawat Darurat meliputi :
1. Pasien dengan kasus True Emergency
Yaitu pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat darurat atau
akan menjadi gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya
(akan menjadi cacat) bila tidak mendapat pertolonngan secepatnya.

7
2. Pasien dengan kasus False Emergency
Yaitu pasien dengan :
a. Keadaan gawat tetapi tidak perlu tindakan darurat.
b. Keadaan gawat tetapi tidak mengancam nyawa dan anggota
badannya.
c. Keadaan tidak gawat dan tidak darurat.

C. Batasan Operasional
1. Unit Gawat Darurat
Unit Gawat Darurat adalah unit pelayanan di puskesmas yang
memberikan pelayanan pada pasien dengan ancaman kematian dan
kecacatan secara terpadu dengan melibatkan berbagai multidisiplin.
2. Triase
Triase adalah tindakan untuk memilah atau mengelompokan korban
berdasarkan beratnya cidera kemungkinan untuk hidup dan
keberhasilan tindakan berdasarkan sumberdaya (SDM dan sarana)
yang tersedia.
3. Prioritas
Prioritas adalah penentuan mana yang harus didahulukan mengenai
penanganan dan pemindahan yang mengacu tingkat ancaman jiwa
yang timbul.
4. Survey Primer
Survey Primer adalah deteksi cepat dan koreksi segera terhadap
kondisi yang mengancam jiwa.
5. Survey Sekunder
Survey Sekunder adalah melengkapi survey primer dengan mencari
perubahan-perubahan anatomi yang akan berkembang menjadi
semakin parah dan memperberat perubahan fungsi vital yang berakhir
dengan mengancam jiwa bila tidak segera diatasi.
6. Pasien Gawat darurat
Pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat atau akan menjadi
gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya (akan menjadi
cacat) bila tidak mendapat pertolongan secepatnya.
7. Pasien Gawat Tidak Darurat
Pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak memerlukan
tindakan darurat misalnya kanker stadium lanjut.
8. Pasien Darurat Tidak Gawat
Pasien akibat musibah yang datang tiba-tiba tetapi tidak mengancam
nyawa dan anggota badannya, misalnya luka sayat dangkal.
9. Pasien Tidak Gawat Tidak Darurat

8
Misalnya pasien dengan ulcus tropium, TBC kulit dan sebagainya
10. Kecelakaan (Accident)
Suatu kejadian dimana terjadi interaksi berbagai faktor yang
datangnya mendadak, tidak dikehendaki sehingga menimbulkan
cedera fisik.mental dan social.
Kecelakaan dan cidera dapat diklasifikasikan menurut:
1. Tempat kejadian:
 Kecelakaan Lalu Lintas
 Kecelakaan di lingkungan rumah tangga
 Kecelakaan di lingkungan pekerjaan
 Kecelakaan di sekolah
 Kecelakaan di tempat umum lain seperti halnya : tempat
rekreasi, perbelanjaan, di area olah raga, danlain-lain.
2. Mekanisme kejadian
Tertumbuk, jatuh, terpotong.tercekik oleh benda asing. tersengat
terbakar baik karena efek kimia, fisik maupun listrik atau radiasi.
3. Waktu kejadian
a. Waktu perjalanan (travelling/transport time)
b. Waktu bekerja, waktu sekolah, waktu bermain dan lain-lain.
11. Cidera
Masalah kesehatan yang didapat/dialami sebagai akibatkecelakaan.
12. Bencana
Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam dan
atau manusia yang mengakibatkan korban dan penderitaan manusia,
kerugian harta benda, kerusakan lingkungan, kerusakan sarana dan
prasarana umum serta menimbulkan gangguan terhadap tata
kehidupan masyarakat dan pembangunan nasional yang memerlukan
pertolongan dan bantuan.
Kematian dapat terjadibila seseorang mengalami kerusakan atau
kegagalan dari salah satu system/organ dibawah ini, yaitu :
1. Susunan saraf pusat
2. Pernafasan
3. Kardiovaskuler
4. Hati
5. Ginjal
6. Pancreas
Kegagalan (kerusakan) sistem/organ tersebut dapat disebabkan
oleh :
1. Trauma/cedera
2. Infeksi

9
3. Keracunan (poisoning)
4. Degenerasi (failure)
5. Asfiksi
6. Kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah besar (excessive loss of
water and electrolit)
7. dan lain-lain.
Kegagalan sistim susunan saraf pusat, kardiovaskuler, pernafasan
dan hipoglikemia dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat (4 -
6), sedangkan kegagalan sistim/organ yang lain dapat menyebabkan
kematian dalam waktu yang lama.
Dengan demikian keberhasilan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat
(PPGD) dalam mencegah kematian dan cacat ditentukan oleh :
1. Kecepatan menemukan penderita gawat darurat
2. Kecepatan meminta pertolongan
3. Kecepatan dan kualitas pertolongan yang diberikan
a. Ditempat kejadian
b. Dalam perjalanan ke fasilitas pelayanan kesehatan
c. Pertolongan selanjutnya secara mantap di tempat pelayanan
kesehatan

D. Tujuan
Tujuan dari penyusunan buku ini adalah :
1. Untuk memberikan panduan kepada petugas UGD dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat sesuai SOP (Standar
Operasional Prosedur).
2. Untuk menciptakan perilaku dan tanggung jawab secara profesional.
3. Untuk menciptakan pelayanan yang optimal kepada semua pasien.

10
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Pola ketenagaan dan kualifikasi SDM UGD adalah :
No Nama Jabatan Kualifikasi Keterangan
Formal
1 Penanggung jawab Dokter Umum Bersertifikat
Pelayanan UGD ACLS/ATLS/BLS/BTCL
S/PPGD
2 Koordinator Dokter Umum Bersertifikat
ACLS/ATLS/BLS/BTCL
S/PPGD
3 Perawat Pelaksana DIII Keperawatan Bersertifikat BTCLS
4 Dokter UGD Dokter Umum Bersertifikat
ACLS/ATLS/BLS/BTCL
S/PPGD

B. Distribusi Ketenagaan
Pola pengaturan ketenagaan UGD yaitu :
a. Untuk Dinas Pagi : yang bertugas minimal 4 (empat) orang
Kategori : 1 orang koordinator
Kategori : 2 orang perawat pelaksana
b. Untuk Dinas Sore : yang bertugas minimal 2 (dua) orang
Kategori : 1 orang penanggung jawab jaga
Kategori : 2 orang perawat pelaksana
c. Untuk Dinas Malam : yang bertugas 2 (dua) orang
Kategori : 1 orang penanggung jawab jaga
Kategori : 2 orang perawat pelaksana

C. Jam Dinas
Jam dinas petugas UGD UPT Puskesmas Bringin adalah sebagai berikut :
a. Dinas pagi : jam 07.30 – 14.00 WIB
b. Dinas sore : jam 14.00 – 21.00 WIB
c. Dinas malam : jam 21.00 – 07.30 WIB

11
D. Struktur UGD UPT Puskesmas Bringin

KEPALA UPT PUSKESMAS BRINGIN


KATON PRASETYO, S.Kep., Ners

PENANGGUNG JAWAB UKP


dr. TITIN KHASANAH

PENANGGUNG JAWAB UGD


dr. MOCH. NIZAR YULIANTO

KOORDINATOR UGD
HARY SETYONO, S.Kep., Ners

PELAKSANA (PERAWAT JAGA) :


1. Istiqomah
2. Purwanti
3. Ita Rahma Widuri
4. Darmadi
5. Erlina Retno W
6. Esti Duara Siwi
7. Pungkas Nur Aqriati
8. Edwin Yudhistira P
9. Sasetyo Wirawan
10. Hutomo
11. Tutik
12. Miftakhul Jannah

E. Pengaturan Dinas
a. Pengaturan Jaga Perawat UGD
1. Pengaturan jadwal dinas perawat UGD dibuat dan
dipertanggungjawabkan oleh koordinator UGD.
2. Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan
direalisasikan ke perawat pelaksana UGD setiap satu bulan.
3. Untuk tenaga perawat yang memiliki keperluan penting pada hari
tertentu, maka perawat tersebut daat mengajukan permintaan dinas
pada koordinator UGD. Permintaan akan disesuaikan dengan

12
kebutuhan tenaga yang ada (apabila tenaga cukup dan berimbang
serta tidak mengganggu pelayanan, maka permintaan disetujui).
4. Setiap tugas jaga harus ada perawat penanggung jawab jaga.
5. Jadwal dinas terbagi atas dinas pagi, dinas sore, dinas malam,
lepas malam, libur dan cuti.
b. Pengaturan Jaga Dokter
1. Pengaturan jadwal dokter jaga UGD menjadi tanggung jawab
koordinator UGD.
2. Jadwal dokter jaga UGD dibuat untuk jangka waktu 1 bulan serta
sudah diedarkan ke unit terkait dan dokter jaga yang bersangkutan
1 minggu sebelum jaga di mulai.

13
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruangan

Triase

R. Rawat Inap

R. Jaga

Keterangan :
a. Ruangan kering dan tidak lembab
b. Memiliki ventilasi yang cukup
c. Memiliki cahaya yang cukup
d. Lantai di keramik
e. Dinding di cat warna cerah
B. Fasilitas dan Sarana
1. Fasilitas
UGD UPT Puskesmas Bringin mempunyai beberapa ruangan yang
terdiri dari :
a. Ruang tindakan
b. Ruang rawat inap
c. Ruang jaga
d. Ruang obat
Kapasitas tempat tidur terdiri dari :
2. Peralatan
Peralatan yang tersedia di UGD mengacu pada buku pedoman
pelayanan Gawat Darurat Departemen Kesehatan Republik Indonesia
sebagai penunjang kegiatan pelayanan terhadap pasien Gawat
Darurat.
a. Alat-alat untuk ruang tindakan :
1. Mesin suction
2. Oxigen lengkap dengan flowmeter
3. Laringoskope anak dan dewasa
4. Spuit berbagai ukuran
5. Oropharingeal air way
6. Infus set
7. Brandcard ada gantungan infus dan penghalang
8. Gunting besar
9. EKG

14
10. Ambu bag
11. Stetoskop
12. Tensimeter
13. Termometer
14. Tiang infus
15. Lampu sorot
16. Sirkumsisi set
17. Hecting set
18. Kassa
19. Nebulizer
b. Alat-alat untuk ruang perawatan :
1. Tiang infus
2. Tabung oksigen lengkap dengan flowmeter
3. Ambulance
Untuk menunjang pelayanan terhadap pasien UGD saat ini memiliki 2
(dua) unit ambulance yang kegiatannya berada dalam koordinasi
UGD dan 1 (satu) unit mobil jenazah.
a. Peralatan Ambulance
1. AC
2. Sirine
3. Lampu rotater
4. Sabuk pengaman
5. Sumber listrik/stop kontak
6. Lemari untuk alat medis
7. Lampu ruangan
8. Tabung oksigen (1 buah)
9. APAR
10. Kotak obat darurat
b. Perlengkapan Mobil Jenazah
1. Sirine
2. Lampu
3. APAR

15
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Alur Pelayanan UGD

PASIEN

TRIASE

P1 P2 P3 P4

PENANGANAN OBAT MOBIL


AWAL JENAZAH

STABILISASI

RUJUK RAWAT PULANG


INAP

KETERANGAN
P1 : Pasien segera ditangani
P2 : Pasien tidak segera ditangani
P3 : Pasien bisa menunggu untuk ditangani
P4 : Pasien meninggal

16
B. Tata Laksana Pelayanan UGD
Tata laksana pelayanan UGD merupakan kegiatan yang dilakukan
petugas UGD untuk memberikan pelayanan kepada pasien. Tata
laksana pelayanan yang diberikan kepada setiap pasien berbeda-
beda tergantung masalah kesehatan yang dihadapi. Tata taksana
pelayanan UGD antara lain :
1. Pelayanan Triase
2. Pendaftaran
3. Pengkajian awal
4. Penilaian Kesadaran
5. Penanganan pasien gawat
6. Resusitasi Jantung Paru
7. Informed consent
8. Sistem Rujukan
9. Sistem Komunikasi
10. Sistem Transportasi
11. Visum et Repertum
12. Penanganan Syok Anafilaktik

a. Tata Laksana Pelayanan Triase


I. Perangkat Kerja
1. Stetoskop
2. Tensimeter
3. Status medis
4. Pita Warna
5. Blangko Informed consent
II. Tata Laksana Pelayanan Triase UGD
1. Terima pasien oleh petugas UGD
2. Lakukan informed consent (penandatanganan persetujuan
tindakan) oleh keluarga pasien
3. Lakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik
4. Periksa dengan cepat (selintas untuk menentukan derajat
kegawatannya oleh dokter/paramedis yang terlatih)
5. Bedakan menurut kegawatannya dengan memberi kode
warna:
a. Hijau adalah warna untuk penderita tidak gawat dan
tidak darurat. penyakit umum pilek, gastritis, abses
b. Kuning adalah warna untuk hal enderita yang darurat
tidak gawat dan gawat tidak darurat kata luka sayat
dangkal.

17
c. Merah adalah warna untuk pendenta gawat darurat.
fraktur terbuka, trauma kepala, penderita struk
trombosis, luka bakar, appendic acuta, CVA, AMI, asma
bronchial, dll
d. Hitam adalah warna untuk penderita yang telah
meninggal dunia.
6. Dapatkan prioritas pelayanan dengan urutan warna merah,
kuning hijau, hitam.
7. Penderita dengan kategori triase merah dapat langsung
diberikan pengobatan diruang tindakan UGD
8. Penderita dengan kategori triase kuning yang membutuhkan
tindakan medis lebih lanjut dapat dipindahkan keruang
observasi dan menunggu giliran setelah pasien dengan
kategori triase merah selesai ditangani.
9. Penderita dengan kategori triase hijau pindahkan kerawat
jalan atau bila sudah memungkinkan untuk dipulangkan.
10. Penderita dengan kategori trase hitam, dipulangkan.
11. Dokumentasikan identitas pasien, hasil pemeriksaan,
tindakan yang telah dilakukan, evaluasi tindakan.
12. Rencanakan tindakan selanjutnya
b. Tata Laksana Pendaftaran Pasien
I. Perangkat Kerja
Blangko Rekam Medis
II. Tata Laksana Pendaftaran Pasien UGD
1. Pendaftaran pasien yang datang ke UGD dilakukan oleh
pasien/keluarga dibagian loket pendaftaran.
2. Bila keluarga tidak ada petugas UGD bekerja sama dengan
securiti untuk mencari identitas pasien.
3. Sebagai bukti pasien sudah mendaftar di bagian
pendaftaran akan memberikan status untuk disi oleh dokter
UGD yang bertugas.
4. Bila pasien dalam keadaan gawat darurat, maka akan
langsung diberikan pertolongan di UGD, sementara
keluarga/penanggung jawab melakukan pendaftaran di loket
pendaftaran.
c. Tata Laksana Pengkajian
I. Perangkat Kerja
1. Status pasien
2. Buku register
3. Blangko rujukan

18
4. Surat keterangan kesehatan
5. Blangko rujukan internal/ruang
6. Komputer
II. Tata Laksana Pengkajian
1. Petugas melakukan pengkawan pasien sesuai urutan triase
2. Petugas mengecek kesesuaian identtas pasien dengan
rekam medik ada ketidaksesuaian data konfirmasikan
dengan petugas pendanaran, tita sesuai anutokan ke
pengkaian awal klnis.
3. Petugas melakukan anamnesa.
4. Petugas menanyakan keluhan utama
5. Petugas menanyakan keluhan tambahan
6. Petugas menanyakan riwayat penyakit terdahulu (RPD)
7. Petugas menanyakan riwayat penyakit dalam keluarga (RPK)
8. Petugas menanyakan pemeriksaan penunjang dan
pengobatan yang sudah didapat
9. Petugas memberitahukan pasien akan dilakukan
pemeriksaan fisik
10. Petugas menjelaskan kepada pasien maksud pemeriksaan
fisik
11. Petugas melakukan pemeriksaan inspeksi, palpasi. perkusi,
auskultasi
12. Petugas memberitahukan pasien hasil pemeriksaan fisik
13. Petugas memberitahukan keada pasien bila diperlukan
pemeriksaan penunjang (Laborat)
14. Petugas menulis rujukan internal bila diperlukan
15. Petugas mencatat hasil anamnesa, pemeriksaan fisik ke
dalam rekam medk pasien dan memasukkan ke dalam
komputer
d. Tata Laksana Penilaian Kesadaran
I. Perangkat Kerja
APD (handscone, maske)
II. Tata Laksana Penilaian Kesadaran
1. Petugas mencuci tangan
2. Petugas memakai APD
3. Petugas memberikan salam kepada pasien (bila sadar)
sebagai pendekatan terapeutik
4. Petugas menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
keluarga/pasien
5. Petugas mengatur posisi pasien : supinasi

19
6. Petugas pemeriksaan reflek membuka mata
Nilai hasil pemeriksaan membuka mata
Spontan 4
Dengan perintah 3
Dengan rangsang nyeri 2
Tidak berespon 1
7. Petugas memeriksa respon verbal
Nilai hasil pemeriksaan Respon Verbal
Berorientasi 5
Bicara membingungkan 4
Kata-kata tidak tepat 3
Suara tidak dapat di mengerti 2
Tidak berespons 1
8. Petugas pemeriksaan reflek motorik
Nilai hasil pemeriksaan Refek Motorik
Dengan perintah 6
Melokalisasi nyeri 5
Menarik area yang sakit 4
Fleksi abnormal 3
Ekstensi 2
Tidak berespons 1
9. Petugas melakukan evaluasi tindakan
10. Petugas melepas APD
11. Petugas melakukan cuci tangan
12. Petugas melakukan dokumentasi dalam rekam medis
e. Tata Laksana Penanganan Pasien Gawat Darurat
I. Perangkat Kerja
1. Tabung oksigen dan selang oksigen
2. Set infus dan cairan infus
3. Stetoskop
4. Tensimeter
5. Nebulezer
6. Termometer
7. APD (Handscoon, masker , celemek)
8. Obat Emergency
II. Tata Laksana Penanganan Pasien Gawat Darurat
1. Petugas menerima pasien
2. Petugas cuci tangan dengan hands crub
3. Petugas menggunakan alat pelindung diri (handscoon,
masker, celemek)

20
4. Petugas meletakkan pasien pada tempat yang disediakan
5. Petugas mengidentifkasi pasien berdasarkan prioritas
penanganan jika pasien lebih dari satu (pasien gawat tidak
darurat, pasien darurat tidak gawat, pasien gawat darurat)
6. Petugas mengidentifikasi masalah kesehatan pasien
7. Petugas menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan sesuai
dengan kebutuhan pasien
8. Petugas menilai kesadaran dengan GCS
9. Petugas mengecek air way dan lakukan tindakan bila terjadi
sumbatan jalan nafas
10. Petugas memastikan bahwa pernafasan tidak terganggu,
apabila terjadi gangguan, berikan bantuan pernafasan
11. Petugas melakukan tindakan untuk menghentikan
perdarahan jika ada perdarahan
12. Petugas memasang infus jika terdapat tanda-tanda kurang
cairan pada pasien
13. Petugas memberikan obat sesuai kebutuhan pasien
14. Petugas melakukan Resustasi Jantung Paru (RJF) jika
terjadi henti jantung
15. Petugas memastikan bahwa pasien berada dalam kondisi
stabil
16. Petugas melakukan rujukan ke fasiltas pelayanan
kesehatan yang lebih mampu apabila diperlukan
17. Petugas mendekontaminasi alat-alat yang telah digunakan
18. Petugas cuci alat-alat yang telah digunakan
19. Petugas mensterilkan alat-alat yang telah digunakan
20. Petugas membuang bahan habis pakai pada tempat
sampah medis
21. Petugas cuci tangan
22. Petugas mendokumentasikan dalam rekam medis pasien
f. Tata Laksana Resusitasi Jantung Paru
I. Perangkat Kerja
1. Ambubag
2. Handscone
3. Tabung oksigen
II. Tata Laksana Resusitasi Jantung Paru
1. Petugas Tangan Tangan
2. Petugas memakai handscone
3. Petugas menentukan tingkat kesadaran pasien
4. Petugas mengatur posisi pasien tertentang

21
5. Petugas pemeriksaan jalan napas pasien posisikan kepala
tengadah
6. Petugas memeriksa pernapasan pasien
7. Petugas memeriksa adanya tanda-tanda sirkulasi
8. Petugas memberikan bantuan napas untuk pasien tidak
sadar dan tidak bernapas
9. Petugas melakukan kompresi dada sebanyak 30 kali setiap
10 detik dan 2 kali bantuan napas
10. Petugas melakukan kompresi dada dan bantuan napas
secara berulang sampai 4 kali
11. Petugas melakukan pemeriksaan ulang tanda-tanda sirkulasi
dan pernapasan pasien
12. Petugas mencuci tangan
13. Petugas melakukan dokumentasi di rekam medik
g. Tata Laksana Pengisian Informed consent
I. Perangkat Kerja
1. Formulir Persetujuan tindakan
II. Tata Laksana Informal informed consent
1. Berikan formulir informed consent kepada pasien yang
membutuhkan tindakan medis untuk dibaca dan di pahami,
apabila pasien/keluarga pasien kurang paham atau tidak
mampu membaca, dokter atau tenaga kesehatan lainya
wajib menjelaskan kepada pasien/keluarga pasien
mengenai isi dari formulir
2. Jelaskan keuntungan dan kerugian tentang efek samping
dari tindakan oleh dokter yang akan melaksanakan tindakan
3. Pasien berhak menolak atau menyetujui isi dari perjanjian
tindakan medis baginya
4. Apabila pasien setuju maka pasien menandatangani kolom
persetujuan tindakan diikuti oleh tanda tangan dokter yang
melakukan tindakanserta perawat dan keluarga pasien
sebagai saksinya. Setelah itu pasien boleh dilakukan
tindakan dan sudah siap menanggung apa resikonya
h. Tata Laksana Sistem Rujukan
I. Perangkat Kerja
1. Ambulan
2. Formulir persetujuan tindakan
3. Formulir rujukan
II. Tatalaksana Sistem Rujukan UGD
1. Petugas lakukan kajian awal dan layanan klinis sesuai SOP

22
2. Petugas menyatakan pasien perlu dirujuk
3. Petugas memberikan konseling pada pasien dan keluarga
pasien yang akan dirujuk tentang alasan rujukan, kapan
rujukan harus dilakukan dan alternatif pilihan fasilitas
kesehatan yang menyediakan pelayanan yang dibutuhkan
pasien
4. Pasien/keluarga pasien menyatakan setuju untuk dirujuk dan
tanda tangan di lembar persetujuan dirujuk
5. Petugas tawarkan pilihan fasilitas kesehatan yang akan
dituju kekeluarga pasien
6. Hubungi rumah sakit untuk menanyakan ada atau tidak
kamar dan fasilitas kesehatan yang dibutuhkan pasien
7. Siapkan dan lengkapi surat rujukan untuk pasien umum/JKN
sesuai cara bayar pasien dan resume medis pasien
8. Persilahkan keluarga pasien tanda tangan di buku register
rujukan
9. Bagi pasien umum buat rincian biaya rujuk, dan biaya
penggunaan ambulan (bila memerlukan pelayanan ambulan)
dan bila pasien JKN jelaskan biaya rujuk gratis
10. Berikan rincian biaya rujuk ke keluarga pasien untuk
membayar administrasi ke bagian kasir
11. Keluarga pasien menerima kuitansi pembayaran lunas dan
menunjukkan ke petugas pelayanan
12. Persiapkan pasien yang dirujuk sosuai SOP dan hubungi
sopir ambulan
13. Dampingi dan antarkan pasien ke tempat tujuan dengan
ambulan
14. Monitor kondisi dan tanda-tanda vital pasien selama
perjalanan rujukan
15. Dokumentasikan kegiatan
i. Tata Laksana Sistem Komunikasi UGD
I. Perangkat Kerja
1. Pesawat telpon
2. Hand phone
II. Tata Laksana Sistem Komunikasi UGD
1. Antara UGD dengan unit lain dalam UPT Puskesmas Bringin
adalah dengan nomor ekstensi masing-masing unit
2. Antara UGD dengan dokter konsulen/rumah sakit lain/yang
terkait dengan pelayanan diluar puskesmas adalah

23
menggunakan pesawat telepon langsung dari UGD dengan
menggunakan kode PIN
3. Antara UGD dengan petugas ambulan yang berada
dilapangan menggunakan pesawat telepon dan handphone
4. Dari luar UPT Puskesmas Bringin dapat langsung diterima di
UGD
j. Tata Laksana Transportasi Pasien
I. Perangkat Kerja
1. Ambulan
2. Alat Tulis
II. Tata Laksana Transportasi Pasien UGD
1. Bagi pasien yang memerlukan ambulan UPT Puskesmas
Bringin sebagai transportasi, maka perawat menghubungi
sopir ambulan
2. Petugas UGD menuliskan data-data/ pengguna ambulan
(nama pasien, waktu penggunaan dan tujuan penggunaan)
3. Perawat UGD menghubungi bagian/supir ambulan untuk
menyiapkan kendaraan
4. Perawat UGD menyiapkan alat medis sesuai dengan kondisi
pasien
k. Tata Laksana Pelayanan Visum Et Repertum
I. Perangkat Kerja
Formulir Visum Et Repertum UGD
II. Tata Laksana Pelayanan Visum Et Repertum
1. Petugas UGD menerima surat permintaan visum et repertum
dari pihak. kepolisian
2. Surat permintaan visum et repertum diserahkan kebagian
rekam medik
3. Petugas rekam medik menyerahkan status medis pasien
kepada petugas UGD yang menangani pasien terkait
4. Setelah visum et repertum diselesaikan oleh petugas maka
lembar yang asli diberikan pada pihak kepolisian
l. Tata Laksana Penanganan Syok Anafilaktik
I. Perangkat Kerja
1. Tabung oksigen
2. Tensimeter
3. Ambulance (jika dirujuk)
4. Adrenalin ampul
5. Dexsametason ampul
6. Jarum suntik

24
II. Tata Laksana Penanganan Syok Anafilaktik
1. Petugas melakukan anamnesis :
a. Menanyakan keluhan utama, riwayat penyakit, riwayat
alergi dan menggali riwayat terpanjang alergen
b. Alergen jenis protein : serum (imunisasi), hormon (KB),
enzim serangga, makanan
c. Alergen jenis hapten : antibiotik, obat anestesi, obat
analgetik,. vitamin atau kombinasi vitamin
2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik :
a. Keadan Umum : gelisah, ada penurunan kesadaran
b. Pasien tampak kebiruan/sianosis
c. Akral dingin, keringat berlebihan
d. Tanda vital abnormal (tensi tak teratur, nadi meningkat,
respirasi meningkat)
3. Petugas melakukan penanganan :
a. Membaringkan pasien dengan posisi kaki lebih tinggi dari
pada kepala
b. Membebaskan jalan nafas, melakukan pemasangan
oksigen 3-5 lpm
c. Memberikan injeksi Adrenalin 0,3 – 0,5 cc im/sc atau
0,1 – 0,2 cc iv Tindakan dapat di ulang jika observasi 5 –
10 menit nadi belum mencapai 90x/menit atau TD sistolik
belum mencapai 90mmHg
4. Petugas melakukan tindakan berikutnya bila tidak ada
perbaikan
a. Pemberian infus NACL tetesan cepat
b. Pemberian injeksi Aminopilin 5mg/kgBB secara perlahan
selama 5 – 10 menit, dilanjutkan dengan dosis
maintenance 0,5-0,9mg/kgBB/jam dalam larutan NACL
0,9%
c. Pemberian Diphenhidramine 5 – 20 mg im/iv
d. Pemberian Dexamethasson 5 – 10 mg iv
e. Lakukan observasi tanda tanda vital pasien
5. Petugas merujuk ke rumah sakit bila tidak ada perbaikan
selama 1-2 jam
6. Petugas melakukan dokumentasi dalam rekam medic

25
BAB V
LOGISTIK

Kebutuhan logistik obat-obatan UGD disiapkan oleh bagian farmasi, dan


setiap hari kerja diperiksa penggunaan dan dihitung jumlah ketersediaannya.
A. Obat Kotak Emergensi UGD
No Nama Obat Keterangan
1 Abocath ukuran 20, 22, 24
2 Adrenalin injeksi
3 Atropin Sulfat injeksi
4 Cairan RL, NaCl
5 Dexamethason injeksi
6 Epyneprin injeksi
7 Infus set
8 Spuit ukuran 3cc, 5cc

B. Obat Injeksi UGD


No Nama Obat Keterangan
1 Aminophylin
2 Ampicilin
3 ATS 150
4 Bicombin
5 Cefotaxime
6 Ceftriaxon
7 Cefotaxim
8 Colsancetin
9 Dexamethason
10 Diphenhydramin
11 Ephineprin
12 Furosemide
13 Gavistal
14 Novalgin
15 Pehacain
16 Ranitidin
17 Sianokobalamin
18 Vitamin K

26
C. Obat Minum/Tetes/Salep
No Nama Obat Keterangan
1 Acetosal 100
2 Acyclovir 400
3 Allupurinol 100
4 Ambroxol
5 Amlodipin 10
6 Amoxilin
7 Antalgin
8 Antasid
9 Asam Mefenamat
10 Biplacenton salep
11 Captopril
12 Caviplek
13 Cefadroxil 500
14 Cotrimoxasol
15 CTM
16 Dexa
17 Domperidon
18 Furosemide
19 GG
20 Glibenclamide
21 Histigo
22 Ketokonazol
23 Ketokonazol salep
24 Loperamid
25 Meconazol
26 Methyl Prednisolon 2 mg
27 Metronidazol 500
28 Molagit
29 Nephrolit
30 Nifedipin
31 Omeprazol
32 Paracetamol
33 Piracetam
34 Prednison
35 Propanolol
36 Reco Tetes Mata
37 Reco Tetes Telinga

27
38 Salbutamol
39 Simvastatin
40 Vitamin C
41 Vitamin K

D. Bahan Habis Pakai UGD


No Nama Obat Keterangan
1 Abocath
2 Catgut
3 Handscone
4 Infus set
5 Jarum heting
6 Jelly
7 Kassa
8 Lumatule
9 Masker
10 Mess
11 Neddle
12 NGT
13 Plester
14 Polycateter
15 Silk
16 Spuit 3 cc
17 Spuit 5 cc
18 Transfusi set
19 Urine bag

E. Kotak P3K
No Nama Obat Keterangan
1 Kassa
2 Betadine
3 Plester
4 Perban
5 Rivanol
6 Kapas
7 Alkohol
8 Minyak Kayu Putih

28
F. Kotak Emergensi di Ambulan
No Nama Obat Keterangan
1 Abocath ukuran 20, 22, 24
2 Adrenalin injeksi
3 Atropin Sulfat injeksi
4 Cairan RL, NaCl
5 Dexamethason injeksi
6 Epyneprin injeksi
7 Infus set
8 Spuit ukuran 3cc, 5cc

29
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

A. Pengertian
Keselamatan Pasien (Patient Safety) adalah suatu sistem dimana
puskesmas membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi :
a. Asesmen risiko
b. Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko
pasien
c. Pelaporan dan analisis insiden
d. Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya
e. Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko
Sistem ini mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh :
a. Kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
b. Tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil
B. Tujuan
a. Terciptanya budaya keselamatan pasien di Puskesmas
b. Meningkatnya akuntabilitas Puskesmas terhadap pasien dan
masyarakat
c. Menurunkan Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) di Puskesmas
d. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)
C. Standar Keselamatan Pasien
a. Hak Pasien
b. Mendidik pasien dan keluarga
c. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
d. Penggunaan metoda metoda peningkatan kinerja untuk melakukan
evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien
e. Mendidik petugas tentang keselamatan pasien
f. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
g. Komunikasi merupakan kunci bagi petugas untuk mencapai
keselamatan pasien
1. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD/Adverse Event)
Adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan, yang mengakibatkan
cedera pasien akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil, dan bukan karena
penyakit dasarnya atau kondisi pasien. Cidera dapat diakibatkan oleh
kesalahan medis atau bukan kesalahan medis karena tidak dapat
dicegah.
2. KTD yang tidak dapat dicegah (Unpreventable Adverse Eventy)

30
Sebuah KTD yang terjadi akibat komplikasi yang tidak dapat dicegah
dengan pengetahuan mutakhir
3. Kejadian Nyaris Cedera (KNC/Near Miss)
Adalah suatu kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
(commission) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil
(omission), yang dapat mencederai pasien, tetapi cedera serius tidak
terjadi :
a. Karena “keberuntungan”
b. Karena “pencegahan”
c. Karena “peringanan”
4. Kesalahan Medis (Medical Errors)
Adalah kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis yang
mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cidera pada pasien
5. Kejadian Sentinel (Sentinel Event )
Apakah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cidera yang
serius; biasanya dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan
atau tidak dapat diterima, seperti : operasi pada bagian tubuh yang
salah.
Pemilihan kata “sentinel” terkait dengan keseriusan cedera yang terjadi
(seperti, amputasi pada kaki yang salah) sehingga pencarian fakta
terhadap kejadian ini mengungkapkan adanya masalah yang serius
pada kebijakan dan prosedur yang berlaku.
D. Tata Laksana Keselamatan Pasien
a. Memberikan pertolongan pertama sesuai dengan kondisi yang terjadi
pada pasien
b. Melaporkan pada dokter UGD
c. Memberikan tindakan sesuai dengan instruksi
d. Mengobservasi keadaan umum pasien
e. Mendokumentasikan kegiatan
E. Sasaran Keselamatan Pasien
Tujuan dari ditetapkannya sasaran keselamatan pasien adalah untuk
mendorong perbaikan spesifik dalam keselamatan pasien. Sasaran
menyoroti bagian-bagian yang bermasalah dalam pelayanan kesehatan dan
menjelaskan bukti serta solusi dari konsensus berbasis bukti dan keahlian
atas permasalahan ini.
Untuk meningkatkan keselamatan pasien perlu dilakukan pengukuran
terhadap sasaran-sasaran keselamatan pasien.
Indikator pengukuran sasaran keselamatan pasien seperti pada tabel berikut
ini :

31
No. Indikator Sasaran Keselamatan Pasien Target
1. Tidak terjadinya kesalahan identifikasi pasien 90%
2. Terlaksananya komunikasi yang efektif 90%
3. Tidak terjadinya kesalahan pemberian obat kepada pasien 90%
Tidak terjadinya kesalahan prosedur tindakan medis dan
4. 90%
keperawatan
5. Pengurangan terjadinya resiko infeksi di Puskesmas 90%
6. Tidak terjadinya pasien jatuh 90%

1. Tidak terjadinya Kesalahan Identifikasi Pasien


Identifikasi pasien yang tepat meliputi tiga detail wajib, yaitu : nama, umur,
nomor rekam medis pasien. Kegiatan identifikasi pasien dilakukan pada
saat pemberian obat, pengambilan spesimen atau pemberian tindakan.
Pengukuran indikator dilakukan dengan cara menghitung jumlah pasien
yang teridentifikasi tepat yang disurvey pada suatu unit pelayanan dibagi
jumlah seluruh pasien yang dilayani pada unit pelayanan tersebut.

Jumlah pasien yang teridentiifkasi tepat


x 100%
Jumlah seluruh pasien yang dilayani

2. Terlaksananya komunikasi yang efektif


Terlaksananya komunikasi yang efektif, yang tepat waktu, akurat, lengkap,
jelas dan yang dipahami oleh resipien/penerima akan mengurangi
kesalahan, dan menghasilkan peningkatan keselamatan pasien.
Komunikasi dapat secara elektronik, lisan, atau tertulis. Pengukuran
indikator dengan cara menghitung jumlah pasien yang dilakukan
komunikasi efektif dibagi jumlah pasien yang dilayani.

Jumlah pasien yang dilakukan komunikasi efektif


x 100%
Jumlah seluruh pasien yang dilayani

3. Tidak Terjadinya Kesalahan Pemberian Obat KepadaPasien


Ketepatan pemberian obat kepada paien dimaksudkan agar tidak terjadi
kesalahan identifikasi pada saat memberikan obat kepada pasien.
Pengukuran indikator dilakukan dengan cara menghitung jumlah pasien
yang dilayani oleh bagian farmasi dikurangi kejadian kesalahan pemberian
obat dibagi jumlah seluruh pasien yang mendapat pelayanan obat.

Jumlah pasien yang dilayani - kejadian kesalahan pemberian obat


x 100%
Jumlah pasien yang emndapat pelayanan obat

32
4. Tidak Terjadinya Kesalahan Prosedur Tindakan Medis dan Keperawatan
Dalam melakanakan tindakan medis dan keperawatan, petugas harus
selalu melaksanakannya sesuai prosedur yang telah ditetapkan.
Identifikasi pasien yang akan mendapatkan tindakan medis dan
keperawatan perlu dilakukan sehingga tidak terjadi kesalahan dalam
pemberian prosedur. Pengukuran indikator dilakukan dengan cara
menghitung jumlah tindakan yang dilakukan dikurangi kejadian kesalahan
prosedur tindakan dibagi dengan seluruh tindakan medis yang dilakukan.

Jumlah tindakan medis dan keperawatan yang dilakukan - kejadian kesalahan prosedur
x 100%
Jumlah seluruh tindakan medis dan keperawatan

5. Pengurangan Terjadinya Resiko Infeksi di Puskesmas


Agar tidak terjadi resiko infeksi, maka semua petugas Puskesmas Bringin
wajib menjaga kebersihan tangan dengan cara mencuci tangan 6 langkah
dengan menggunakan sabun dan air mengalir. Enam langkah cuci tangan
pakai sabun (CTPS) harus dilaksanakan pada lima keadaan, yaitu :
a. Sebelum kontak dengan pasien
b. Setelah kontak dengan pasien
c. Sebelum tindakan aseptik
d. Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien
e. Setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien
Pengukuran terjadinya risiko infeksi di Puskesmas dilakukan dengan cara
menghitung jumlah petugas yang melakukan cuci tangan pakai sabun
(CTPS) 6 langkah pada 5 keadaan tersebut diatas yang disurvei dibagi
dengan jumlah petugas pelayanan klinis yang disurvei.

Jumlah petugas yang melakukan CTPS 6 langkah pada 5 keadaan


x 100%
Jumlah semua petugas pelayanan klinis yang disurvei

6. Tidak Terjadinya Pasien Jatuh


Setiap pasien yang dirawat di UPT Puskesmas Bringin dilakukan
pengkajian terhadap kemungkinan resiko jatuh untuk meminimalkan resiko
jatuh. Pencegahan terjadinya pasien jatuh dilakukan dengan cara :
a. Memberikan identifikasi jatuh pada setiap pasien yang beresiko jatuh
dengan memberi tanda gelang pada tangan pasien yang rawat inap.
b. Memberikan intervensi kepada pasien yang beresiko serta memberikan
lingkungan yang aman.

33
Pengukuran terhadap tidak terjadinya pasien jatuh dilakukan dengan cara
menghitung jumlah pasien yang dirawat dikurangi kejadian pasien jatuh
dibagi dengan jumlah semua pasien yang dirawat.

Jumlah pasien yang dirawat - kejadian pasien jatuh


x 100%
Jumlah semua pasien yang dirawat

34
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

A. Pendahuluan
Angka pengidap HIV di indonesia terus meningkat, dengan
peningkatan kasus yang sangat bermakna. Ledakan kasus HIV/AIDS terjadi
akibat masuknya kasussecara langsung ke masyarakat melalui penduduk
migran, sementara potensi penularan dimasyarakat cukup tinggi (misalnya
melalui perilaku seks bebas tanpa pelindung, pelayanan kesehatan yang
belum aman karena belum ditetapkannya kewaspadaan umum dengan baik,
penggunaan bersama peralatan menembus kulit : tato, tindik, dll).
Penyakit Hepatitis B dan C, yang keduanya potensial untuk menular
melalui tindakan pada pelayanan kesehatan. Sebagai ilustrasi dikemukakan
bahwa data PMI angka kesakitan hepatitis B di Indonesia pada pendonor
sebesar 2,08% pada tahun 1998 dan angka kesakitan hepatitis C
dimasyarakat menurut perkiraan WHO adalah 2,10%. Kedua penyakit ini
sering tidak dapat dikenali secara klinis karena tidak memberikan gejala.
Dengan munculnya penyebaran penyakit tersebut diatas memperkuat
keinginan untuk mengembangkan dan menjalankan prosedur yang bisa
melindungi semua pihak dari penyebaran infeksi. Upaya pencegahan
penyebaran infeksi yang dikenal melalui “Kewaspadaan Umum” atau
“Universal Precaution” yaitu dimulai sejak dikenalnya infeksi nosokomial yang
terus menjadi ancaman bagi “Petugas Kesehatan”.
Tenaga kesehatan sebagai ujung tombak yang melayani dan
melakukan kontak langsung dengan pasien dalam waktu 24 jam secara terus
menerus tentunya memiliki resiko terpajan infeksi oleh sebab itu tenaga
kesehatan wajib menjaga kesehatan dan keselamatan darinya dari resiko
tertular penyakit agar dapat bekeria maksimal
B. Tujuan
a. Petugas kesehatan di dalam menjalankan tugas dan kewajibannya
dapat melindungi dirinya sendiri, pasien dan masyarakat dari
penyebaran infeksi.
b. Petugas kesehatan di dalam menjalankan tugas dan kewajibannya
mempunyai resiko tinggi terinfeksi penyakit menular dilingkungan
tempat kerjanya, untuk menghindarkan paparan tersebut, setiap
petugas harus menerapkan prinsip “Universal Precaution”
C. Tindakan yang beresiko tertular
a. Cuci tangan yang kurang benar
b. Penggunaan sarung tangan yang kurang tepat
c. Penutupan kembali jarum suntik secara tidak aman

35
d. Pembuangan peralatan tajam secara tidak aman
e. Teknik dekontaminasi dan sterilisasi peralatan kurang tepat
f. Praktek kebersihan ruangan yang belum memadai.
D. Prinsip Keselamatan Kerja
Prinsip utama prosedur “Universal Precaution” dalam kaitan keselamatan
kerja adalah menjaga higiene sanitasi individu, higiene sanitasi ruangan
dan sterilisasi peralatan. Ketiga prinsip tesebut dijabarkan menjadi 5 (ima)
kegiatan pokok yaitu :
a. Cuci tangan guna mencegah infeksi silang
b. Pemakaian alat pelindung diantaranya pemakaian sarung tangan
guna mencegah kontak dengan darah serta cairan infeksi yang lain
c. Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai
d. Pengelolaan jarum dan alat tajam untuk mencegah perlukaan
e. Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan

36
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Indikator mutu yang digunakan di UGD UPT Puskesmas Bringin dalam


memberikan pelayanan adalah
1. Pemasangan infus sesuai SOP
2. Penanganan pasien sesuai TRIAGE (merah, kuning, hijau, hitam)
3. Kepuasan pelanggan
Dalam pelaksanaan indikator mutu menggunakan kurva harian dalam format
tersendiri dan dievaluasi serta dilaporkan setiap bulan pada panitia mutu dan
Kepala UPT Puskesmas Bringin.
Evaluasi dilakukan terhadap data yang dikumpulkan yang diperoleh melalui
metode berdasarkan waktu, cara dan teknik pengambilan data. Berdasarkan
waktu pengambilan data, terdiri atas :
a. Retrospektif
Pengambilan data dilakukan setelah layanan dilaksanakan. Contoh
survey kepuasan pelanggan.
b. Prospektif
Pengambilan data dijalankan bersamaan dengan pelaksanaan
pelayanan. Contoh : waktu pelayanan kesehatan di Puskesmas,
sesuai dengan kebutuhan.
Berdasarkan cara pengambilan data, terdiri atas:
a. Langsung (data primer)
Data dieroleh secara langsung dari sumber informasi oleh pengambil
data. Contoh: survei kepuasan pelanggan dari kualitas pelayanan
klinis
b. Tidak langsung (data sekunder)
Data yang diperoleh dari sumber informasi yang tidak langsung
1. Survei
Survei yaitu pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner.
Contoh : survey kepuasan pelanggan.
2. Observasi
Observasi yaitu pengamatan langsung aktifitas atau proses dengan
menggunakan ceklist atau perekaman.

37
BAB IX
PENUTUP

Pedoman Pelayanan Unit Gawat Darurat UPT Puskesmas Bringin ini


digunakan sebagai acuan pelaksanaan pelayanan di UGD di UPT
Puskesmas Bringin. Untuk keberhasilan pelaksanaan Pedoman Pelayanan
UGD di UPT Puskesmas Bringin diperlukan komitmen dan kerja sama semua
pihak.
Hal tersebut akan menjadikan Pelayanan UGD di UPT Puskesmas
Bringin semakin optimal dan dapat dirasakan manfaatnya oleh pasien dan
masyarakat yang pada akhirnya dapat meningkatkan kepuaan terhadap
proses pelayanan kepada pasien maupun masyarakat.

38
DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek


Kedokteran

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga


Kesehatan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017 tentang


Keselamatan Pasien

Peraturan Menteri Kesehatan nomor 290 Tahun 2008 tentang Persetujuan


Tindakan Kedokteran

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2004


tentang Pusat Kesehatan Masyarakat

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 514 tahun 2015


tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
tingkat Pertama

Departemen Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pelayanan


Medik Diretorat Rumah Sakit Khusus dan Swasta 1995 Pedoman Pelayanan
Gawat Darurat cetakan Kedua

Departemen Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pelayanan


Medik 1999, Pedoman Kerja Perawat Instalasi Gawat Darurat di Rumah Sakit
cetakan Pertama

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun 2013 Standart Puskesmas.


Jawa Timur : Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

39
40

You might also like