Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 3

SOP INFUS 6.

Lakukan pembendungan dengan tornikut (karet


Tujuan pemasangan infus pembendung) 10 sampai 12 cm di atas tempat
 Mempertahankan dan mengganti cairan tubuh penusukan & anjurkan pasien untuk
yang tidak dapat dipertahankan secara adekuat menggenggam dengan gerakan sirkular ( apabila
melalui oral sadar )
 Agar dapat memperbaiki keseimbangan asam 7. Gunakan sarung tangan steril
basa 8. Disinfeksi daerah yg akan ditusuk dengan kapas
 Memperbaiki volume komponen-komponen alcohol
darah Memberikan jalan/jalur masuk 9. Lakukan penusukan pada pembuluh intra vena
dalam pemberian obat-obatan kedalam tubuh dengan meletakkan ibu jari di bagian bawah vena
 Memonitor tekanan darah Intra Vena Central da posisi jarum ( abocath ) mengarah ke atas
(CVP) 10. Perhatikan adanya keluar darah melalui jarum (
 Memberikan nutrisi pada saat sistem pencernaan abocath / surflo ) maka tarik ke luar bagian
untuk di istirahatkan. dalam ( jarum ) sambil melanjutkan tusukan ke
dalam vena
Indikasi pemasangan infus
11. Setelah jarum infus bagian dalam dilepaskan atau
 Kondisi emergency dikeluarkan, tahan bagian atas vena dengan
 Untuk dapat memberikan respon yg cepat melakukan tekanan menggunakan jari tangan
 Pasien yg mendapat terapi obat melalui Intra agar darah tidak ke luar. Seterusnya bagian infus
vena dihubungkan atau disambungkan dengan slang
 Pasien yg membutuhkan pencegahan gangguan infuse
cairan & elektrolit 12. Buka pengatur tetesan & atur kecepatan sesuai
 Pasien syok dengan dosis yg diberikan
Kontraindikasi 13. Jalankan fiksasi dengan kasa steril
 Inflamasi (bengkak, nyeri, demam) & infeksi di 14. Tuliskan tanggal & waktu pemasangan infus
area pemasangan infus. serta catat ukuran jarum
15. Lepaskan sarung tangan & cuci tangan
 Daerah lengan bawah pada pasien gagal ginjal,
lantaran lokasi ini dapat digunakan untuk
SPO PERAWATAN ETT
pemasangan fistula arteri-vena (A-V shunt) pada
tindakan hemodialisis (cuci darah). Tujuan: Perawatan rutin yang diberikan pada pasien yang
 Obat-obatan yg berpotensi iritan pada
terpasang endotracheal tube untuk mencegah terjadinya
pembuluh vena kecil yg aliran darahnya lambat
penumpukan secret, infeksi (kolonisasi bakteri),
(contohnya pembuluh vena di tungkai & kaki).
memelihara hygiene dan memastikan selang pada posisi
Persiapan Alat
 Standar infuse yang benar
 Set infuse 1. Persiapan alat :
 Cairan sesuai program medis a. Suction
 Jarum infuse dengan ukuran yg tepat b. Kateter penghisap dengan ukuran yang sesuai
 Pengalas c. Kom steril
 Torniket d. Handuk
 Kapas alcohol e. Perlak karet
 Plester/ f. Sarung tangan
 Gunting Kasa steril g. Ambu bag dengan penghubung ke sumber
 Sarung tangan oksigen
h. Plester adhesive / tahan air
i. Gunting
Prosedur Kerja : j. Hydrogen peroksida
k. Sikat pembersih jalan udara mulut
1. Jelaskan prosedur yg akan dilakukan 2. Prosedur kerja
Pemasangan infus a. Cuci tangan 6 langkah
2. Lakukan Cuci tangan b. Ucapkan salam kepada pasien dan atau keluarga
3. Hubungkan cairan & infus set dgn memasukkan c. Perkenalkan diri dokter/perawat/bidan dengan
ke bagian karet atau akses selang ke botol infuse menyebutkan nama.
4. Isi cairan ke dalam set infus dgn menekan ruang d. Lakukan identifikasi pasien dengan menanyakan
tetesan sampai terisi sebagian & buka klem slang dua identitas yaitu nama dan tanggal lahir
sampai cairan memenuhi selang & udara selang kemudian dicocokkan dengan gelang identitas
ke luar pasien dan nomor rekam medis.
5. Letakkan pangalas dibawah lokasi ( vena ) yg
akan dilakukan penginfusan
e. Berikan penjelasan terkait tujuan, prosedur, lama b) Mencegah terjadinya distensi kandung kemih
kegiatan dan efek samping serta hal-hal yang karena adanya penyumbatan kateter urin
harus diwaspadai kepada pasien/ keluarga pasien misalnya darah atau pus
f. Berikan kesempatan pasien dan atau keluarga c) Membersihkan kandung kemih
bertanya terkait prosedur tindakan yang akan d) Untuk mengobati infeksi local.
dilakukan. Prinsip
g. Sediakan privasi bagi pasien : tutup sampiran - Menjaga privasi pasien
h. Atur posisi pasien - Prosedur steril
i. Kaji status pernafasan klien termasuk kebutuhan Persiapan Alat dan Bahan
akan penghisapan dan perawatan endotracheal a. Larutan irigasi steril sesuai suhu dalam kantong
j. Dekatkan alat ke pasien dengan suhu ruangan
k. Cuci tangan 6 langkah dan gunakan handscoon b. Kateter foley (3 lumen/saluran)
l. Bentangkan handuk diatas dada pasien c. Selang irigasi dengan klem (dengan atau tanpa
m. Saat membuka set atau peralatan penghisap, jika konektor Y)
membuka alat-alat yang dibutuhkan untuk d. Sarung tangan steril sekali pakai.
membersihkan pipa endotracheal: e. Tiang penggantung
- Atur peralatan penghisap f. Kapas anti septik.
- Buka dan letakkan alat-alat hygiene oral, g. Wadah metric
termasuk lap, handuk dan baskom h. Konektor Y
- Tuangkan 50 ml hydrogen peroksida steril i. Selimut mandi
ke dalam kom sedang. j. Alas perlak
a. Lakukan tindakan penghisapan Prosedur Kerja
b. Siapkan selalu kateter penghisap yang steril a) Jelaskan prosedur kepada klien
c. Minta bantuan perawat lain untuk menahan pipa b) Pintu dan jendela ditutup dan jika perlu pasang
endotracheal dengan kuat di tempatnya pada tirai
garis bibir klien. c) Bebaskan area yang akan dilakukan tindakan
d. Lepaskan semua plester sekitar pipa dengan hati2 perawatan
dan cermat, kemudian buang di bengkok. d) Cuci tangan
e. Jika terpasang jalan udara oral lepaskan dan e) Kaji abdomen bagian bawah untuk melihat
letakkan dalam mangkok yang berisi hydrogen adanya distensi
peroksida f) Atur posisi klien , misal dorsal recumbent untuk
f. Lakukan oral hygiene pada sisi mulut yang tidak wanita bila mampu, jika tidak posisi supine
terhalang oleh pipa,gerakkan dengan perlahan g) Pasang alas dibawah kateter
kemudian bersihkan sisi yang lain h) Keluarkan urin dari urin bag ke dalam wadah
g. Basuh wajah dan area sekitar leher menggunakan i) Dengan menggunakan teknik aseptic masukan
waslap bersabun, bilas dengan air basah, dan ujung selang irigasi ke dalam larutan irigasi
keringkan menggunakan handuk. j) Tutup klem pada selang dan gantung larutan
h. Dengan sikat, bersihkan jalan udara oral dan irigasi pada tiang infus
bilas dengan bersih menggunakan air. Buang air k) Buka klem dan biarkan larutan mengalir melalui
yang sudah digunakan. selang, pertahankan ujung selang tetap
i. Pasang kembali plester anti air atau plaster steril,tutup klem
adhesive secara tepat dan cermat l) Disinfeksi porta irigasi pada kateter berlumen
j. Pasang kembali jalan udara oral dengan tepat tiga dan sambungkan ke selang irigasi
k. Atur kembali posisi klien m) Pastikan kantung drainase dan selang terhubung
l. Evaluasi status pernafasan klien kuat ke pintu masuk drainase pada kateter
m. Evaluasi kenyamanan klien berlumen tiga
n. Rapikan alat-alat dan mengembalikan pada n) Kateter tertutup continues intermitten : buka
tepatnya. klem irigasi dan biarkan cairan yang di
o. Cuci tangan programkan mengalir memasuki kandung kemih
p. Dokumentasikan kegiatan dalam lembar catatan (100 ml adalah jumlah yang normal pada orang
perawatan dewasa) selanjutnya tutup selang irigasi selama
20-30 menit dan kemudian buka klem selang
drainase
o) Kateter tertutup continues : hitung kecepatan
Irigasi Kandung Kemih tetesan larutan irigasi (slow rate 10-20
tetes/menit, fast rate 20-40rate/menit) dan periksa
Tujuan
Tujuan irigasi kandung kemih (blast spooling) volume drainase di dalam kantung drainase serta
adalah: pastikan bahwa selang drainase paten dan hindari
a) Untuk mempertahankan kepatenan kateter lekukan pada selang
p) Buka sarung tangan dan atur posisi nyaman klien
q) Bereskan semua perlatan dan cuci tangan di air Kompresi dilakukan dengan cepat dan dalam, kecepatan
mengalir setidaknya 100 x/menit. Kedalam kompresi 2 inchi atau 5
r) Dokumentasi dan evaluasi klien cm.
Setiap siklus terdiri dari 30 kompresi dan 2 ventilasi (30 :
2) oleh satu atau dua penolong.
PERTOLONGAN PERTAMA DR-CAB Adalah Nadi dievaluasi setiap 2 menit.
Pertolongan pertama Resusitasi Jantung Paru akibat
henti jantung, dilakukan jika mendapati korban dalam A. Airway (Jalan Napas)
keadaaan tidak sadar. Buka Jalan napas.
Kombinasi Head tilt dan chin lift.
Danger (jauhkan dari tempat bahaya) Teknik ini dilakukan jika korban tidak mengalami cedera
Respon (kaji respon kesadaran) servikal. Membaringkan korban terlentang pada
C. Compressions/Circulation permukaan yang datar dan kerasb. Meletakkan telapak
Cek nadi korban (neonatus dan bayi - nadi brakialis; tangan pada dahi pasien. Menekan dahi sedikit mengarah
anak, dewasa dan ibu hamil – nadi karotis). Jika lebih ke depan dengan telapak tangan. Meletakkan ujung jari
dari 10 detik nadi sulit dideteksi maka segera lakukan telunjuk dan jari tengahdari tangan lainnya di bawah
kompresi dada. Kompresi pada: bagian ujung tulang rahang pasien. Menengadahkan
1. Neonatus kepala dan menahan/menekan dahi pasien secara
Pastikan korban pada posisi supinasi. bersamaan sampai kepala pasien pada posisi ekstensi.
Kompresi dada dilakukan dengan cepat dan dalam, Jaw Trust
kecepatan adekuat setidaknya 100 x/ menit. Membaringkan korban terlentang pada permukaan yang
Setiap siklus terdiri dari 3 kali kompresi dan 1 kali datar dan keras. Mendorong ramus vertikal mandibula
ventilasi (3 : 1). kiri dan kanan ke depan sehingga barisan gigi bawah
Setiap 30 detik dievaluasi nadi brakialisnya. berada di depan barisan gigi atas.
2. Bayi Cek Jalan napas.
Pastikan korban pada posisi supinasi. Jalan Napas Tersumbat
Kompresi dikalukan di sternum, tepatnya diantara puting Jalan Napas Bersih
susu menggunakan teknik ibu jari atau dua jari.
Kompresi dilakukan dengan cepat dan dalam, kecepatan B. Breathing
setidaknya 100 x/menit. Setelah jalan nafas pasti dalam keadaan bebas
Kedalam kompresi 1/3 anterior dan pasterior tubuh (4 1.Lakukan evaluasi
cm). -Look : Lihat pergerakan dada
Setiap siklus terdiri dari 30 kompresi dan 2 ventilasi (30 : -Listen : dengarkan suara nafas dari hidung dan mulut
2) jika penolong hanya satu orang. Jika dua orang - Feel : rasakan pergerakan udara
penolong maka 15 kompresi dan 2 ventilasi Nadi 2. Bila nadi ada, dan tidak ada nafas, berikan bantuan
dievaluasi setiap 2 menit. nafas
3. Anak - Dengan posisi jalur nafas yang terjaga, pencet hidung
Pastikan korban pada posisi supinasi. korban, tutup mulut korban dengan mulut penolong
Lutut berada di sisi bahu korban. - Berikan nafas buatan, dan perhatikan pergerakan nafas
Posisi badan tepat diatas dada pasien, bertumpu pada - Berikan bantuan nafas sebanyak 12 kali/ menit (setiap
kedua tangan dengan posisi lengan 90o terhadap dada lima detik) dan monitoring selama 2 menit
korban. - Hentikan bantuan bila korban mulai bernafas spontan,
Kompresi dikalukan di sternum, tepatnya diantara puting posisikan pasien ke posisi pemulihan
susu (midsternal) menggunakan satu tangan (transverse 3 Bila nadi tidak ada, lakukan kembali kompresi dada.
karpal), kecepatan setidaknya 100 x/menit.
Kedalam kompresi 1/3 anterior dan pasterior tubuh (5 GADAR ABC
cm).  Dilakukan jika pasien memiliki nadi yang teraba
Setiap siklus terdiri dari 30 kompresi dan 2 ventilasi (30 : kurang dari 10 detik dan dalam keadaan
2) jika penolong hanya satu orang. Jika dua orang dipastikn bukan henti jantung.
penolong maka 15 kompresi dan 2  Pada korban tenggelam atau henti nafas maka
Nadi dievaluasi setiap 2 menit. petugas sebaiknya melakukan RJP konvensional
4. Dewasa (A-B-C) sebanyak 5 siklus (sekitar 2 menit)
Pastikan korban pada posisi supinasi. sebelum mengaktivasi sistem respon darurat.
Lutut berada di sisi bahu korban.
 Pada bayi baru lahir, penyebab arrest kebanyakan
Posisi badan tepat diatas dada pasien, bertumpu pada
adalah pada sistem pernafasan maka RJP
kedua tangan dengan posisi lengan 90o terhadap dada
sebaiknya dilakukan dengan siklus A-B-C
korban.
kecuali terdapat penyebab jantung yang
Kompresi dilakukan di sternum, tepatnya dua jari di atas
diketahui.
prosesus simfoideus ke sisi kiri menggunakan dua
tangan, tangan pertama diatas tanag yang lain dengan jari
saling bertaut.

You might also like