Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 13

TEORI TRANSCULTURAL MEDELEINE LEININGER DAN

APLIKASI TEORI MEDELEINE LEININGER DI TEMPAT


KERJA
DiajukanuntukMemenuhi SalahSatuTugas Mata Kuliah Psikososial dan Budaya Dalam
Keperawatan

Dosen: Wulan N. Ambarsari, S. Kep.Ners., MAN

DisusunOleh :

WULAN SARI
C. 010517. 076

PROGRAM STUDI S1 NON REGULER KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BUDI LUHUR CIMAHI
2017
TEORI MEDELEINE LEINENGER
Konsep Awal
 Teori Leininger berasal dari disiplin ilmu antropologi, tapi konsep teori ini relevan untuk
keperawatan.
 Leininger mendefinisikan “Transkultural Nursing” sebagai area yang luas dalam keperawatan
yang mana berfokus pada komparatif studi dan analisis perbedaan kultur dan subkultur
dengan menghargai prilaku caring, nursing care dan nilai sehat-sakit, kepercayaan dan pola
tingkah laku dengan tujuan perkembangan ilmu dan humanistic body of knowledge untuk
kultur yang spesifik dan kultur yang universal dalam keperawatan.
 Tujuan dari transkultural dalam keperawatan adalah kesadaran dan apresiasi terhadap
perbedaan kultur.
 Culture care adalah teori yang holistic karena meletakkan didalamnya ukuran dari totalitas
kehidupan manusia dan berada selamanya, termasuk sosial struktur, pandangan dunia, nilai
cultural, konteks lingkungan, ekspresi bahasa dan etnik serta sistem professional.

Paradigma Keperawatan Teori Keperawatan Leininger


a. Manusia / pasien
 Manusia adalah individu atau kelompok yang memiliki nilai-nilai dan norma-norma yang
diyakini yang berguna untuk menetapkan pilihan dan melakukan tindakan
 Manusia memiliki kecenderungan untuk mempertahankan budayanya pada setiap saat
dimanapun dia berada.
b. Kesehatan
Kesehatan adalah keseluruhan aktifitas yang dimiliki pasien dalam mengisi kehidupannnya
c. Lingkungan
Lingkungan dipandang sebagai suatu totalitas kehidupan dimana pasien dengan budayanya
saling berinteraksi, baik lingkungan fisik, sosial dan simbolik.
d. Keperawatan
Keperawatan dipandang sebagai suatu ilmu dan kiat yang diberikan kepada pasien dengan
berfokus pada prilaku, fungsi dan proses untuk meningkatkan dan mempertahankan
kesehatan atau pemulihan dari sakit.
Konsep Utama Teori Transkultural
1. Culture Care
Nilai-nilai, keyakinan, norma, pandangan hidup yang dipelajari dan diturunkan serta
diasumsikan yang dapat membantu mempertahankan kesejahteraan dan kesehatan serta
meningkatkan kondisi dan cara hidupnya.
2. World View
Cara pandang individu atau kelompok dalam memandang kehidupannya sehingga
menimbulkan keyakinan dan nilai.
3. Culture and Social Structure Dimention
Pengaruh dari factor-faktor budaya tertentu (sub budaya) yang mencakup religius,
kekeluargaan, politik dan legal, ekonomi, pendidikan, teknologi dan nilai budaya yang saling
berhubungan dan berfungsi untuk mempengaruhi perilaku dalam konteks lingkungan yang
berbeda
4. Generic Care System
Budaya tradisional yang diwariskan untuk membantu, mendukung, memperoleh kondisi
kesehatan, memperbaiki atau meningkatkan kualitas hidup untuk menghadapi kecacatan dan
kematiannya.
5. Profesional system
Pelayanan kesehatan yang diberikan oleh pemberi pelayanan kesehatan yang memiliki
pengetahuan dari proses pembelajaran di institusi pendidikan formal serta melakukan
pelayanan kesehatan secara professional.
6. Culture Care Preservation
Upaya untuk mempertahankan dan memfasilitasi tindakan professional untuk mengambil
keputusan dalam memelihara dan menjaga nilai-nilai pada individu atau kelompok sehingga
dapat mempertahankan kesejahteraan.
7. Culture Care Acomodation
Teknik negosiasi dalam memfasilitasi kelompok orang dengan budaya tertentu untuk
beradaptasi/berunding terhadap tindakan dan pengambilan kesehatan.
8. Cultural Care Repattering.
Menyusun kembali dalam memfasilitasi tindakan dan pengambilan keputusan professional
yang dapat membawa perubahan cara hidup seseorang.
9. Culture Congruent / Nursing Care
Suatu kesadaran untuk menyesuaikan nilai-nilai budaya / keyakinan dan cara hidup individu/
golongan atau institusi dalam upaya memberikan asukan keperawatan yang bermanfaat.
Transkultural Care Dengan Proses Keperawatan
Model konseptual asuhan keperawatan transkultural dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 1
Penerapan teori Leineger (Sunrise Model) pada proses keperawatan dapat dijelaskan sebagai
berikut :
Proses Sunrise Model
Keperawatan
Pengkajian dan Pengkajian terhadap Level satu, dua dan tiga yang meliputi :
Diagnosis Level satu : World view and Social system level
Level dua : Individual, Families, Groups communities and
Institution in diverse health system
Level tiga : Folk system, professional system and nursing
Perencanaan dan Level empat : Nursing care Decition and Action
Implementasi Culture Care Preservation/maintanance
Culture Care Accomodation/negotiations
Culture Care Repatterning/restructuring
Evaluasi

Analisis Teori Transcultural Nursing


1. Kemampuan teori menghubungkan konsep dalam melihat penomena
Teori Transcultural Nursing yang digambarkan dalam Sunrise Model menunjukan bahwa
level satu dan dua dari teori memilki banyak kesamaan dengan beberapa teori keperawatan
lainnya sedangkan pada level ketiga dan keempat memiliki perbedaan spesifik dan bersifat
unik jika dibandingkan dengan teori lainnya.
2. Tingkat Generalisasi Teori
Teori dan model yang dikemukan oleh Leininger relatif tidak sederhana, namun demikian
teori ini dapat didemontrasikan dan diaplikasikan sehingga dapat diberikan justifikasi dan
pembenaran bagaimana konsep-konsep yang dikemukakan saling berhubungan.
3. Tingkat Kelogisan Teori
Kelogisan teori Leininger adalah pada fokus dari pandangganya dengan melihat bahwa latar
belakang budaya pasien (individu, keluarga, kelompok, masyarakat) yang berbeda sebagai
bagian penting dalam rangka pemberian asuhan keperawatan.
4. Testabilitas teori
Teori Cultural care diversity and Universality dikembangkan berdasarkan atas riset kualitatif
dan kuantitatif.
5. Kemanfaatan Teori bagi Peningkatan Body Of Knowledge
Beberapa penelitian tentang konsep perawatan dengan memperhatikan budaya telah
memberikan arti akan pentingnya pengetahuan dan pemahaman tentang perbedaan dan
persamaan budaya dalam praktek keperawatan.
6. Kemanfaatan Teori pada Pengembangan Praktek Keperawatan
Teori ini sangat relevan dan dapat diterapkan secara nyata dalam praktek keperawatan,
karena teori ini mengemukakan adanya pengaruh perbedaan budaya terhadap perilaku hidup
sehat. Dan dalam aplikasinya teori ini sangat relevan dengan penerapan praktek keperawatan
komunitas.
7. Konsistensi Teori
Leininger menyampaikan pentingnya pemahaman budaya dalam rangka hubungan perawat
pasien yang juga sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Imoge King yang menekankan
pentingnya persamaan persepsi perawat pasien untuk pencapaian tujuan.
8. Proses Asuhan Keperawatan Dengan Pendekatan Teori Keperawatan
Menurut Medeleine Leininger
Proses asuhan keperawatan dengan pendekatan teori keperawatan transkultural adalah
sebagai berikut:
1) Pengkajian (assessment)
Sebelum memberikan asuhan keperawatan kepada klien (individu, keluarga, kolompok,
komunitas, lembaga) perawat terlebih dulu mempunyai pengetahuan mengenai
pandangan dunia (world view) tentang dimensi dan budaya serta struktur sosial yang
berkembang di perbagai belahan dunia (secara global) maupun masyarakat dalam
lingkup yang sempit. Dimensi budaya dan struktur sosial tersebut dipengaruhi oleh tujuh
faktor, yaitu : teknologi, agama dan falsafah hidup, faktor sosial dan kekerabatan, nilai
budaya dan gaya hidup, politik dan hukum, ekonomi dan pendidikan.
2) Rencana Tindakan Keperawatan (Intervensi)
Peran perawat pada transkultural nursing teori ini adalah menjembatani antara sistem
perawatan yang dilakukan masyarakat awam dengan system perawatan professional
melalui asuhan keperawatan.
Oleh karena itu perawat harus mampu membuat keputusan dan rencana tindakan
keperawatan yang akan diberikan pada klien (individu, kelompok, keluarga, komunitas,
lembaga) dengan mempertimbangkan generic carring dan professional carring.
3) Tindakan keperawatan ( Implementasi)
Tindakan keperawatan yang diberikan pada klien harus tetap memperhatikan 3 prinsip
askep, yaitu :
a) Culture care preservation/ maintenance
Prinsip membantu, memfasilitasi atau memperhatikan fenomena budaya guna
membantu individu menentukan tingkat kesehatan dan gaya hidup yang di
inginkan.
b) Culture care accommodation/ negotiation
Prinsip membantu, memfasilitasi atau memperhatikan budaya yang ada, yang
merefleksikan cara-cara untuk beradaptasi, bernegosiasi atau mempertimbangkan
kondisi kesehatan dan gaya hidup klien.
c) Culture care repatterning/ restructuring
Prinsip merekonstruksi atau mengubah desain untuk membantu memperbaiki
kondisi kesehatan dan pola hidup klien kearah yang lebih baik.
4) Evaluasi.
Hasil akhir yang diperoleh melalui pendekatan keperawatan transkultural pada asuhan
keperawatan adalah tercapainya culture congruent nursing carry health and well being
yaitu asuhan keperawatan yang kompeten berdasarkan budaya dan pengetahuan
kesehatan yang sensitive, kreatif, serta cara-cara yang bermakna guna mencapai tingkat
kesehatan dan kesejahteraan bagi klien.
8. Kesimpulan
Teori Madeleine Leininger menyatakan bahwa kesehatan dan asuhan dipengaruhi oleh
elemen-elemen antara lain : struktur sosial seeperti tehnologi, kepercayaan dan faktor filosofi,
sistem sosial, nilai-nilai kultural, politik dan fakto-faktor legal, faktor-faktor ekonomi dan
faktor-faktor pendidikan. Faktor sosial ini berhubungan dengan konteks lingkungan, bahasa
dan sejarah etnis, masing-masing sistem ini nerupakan bagian struktur sosial. Pada setiap
kelompok masyarakat : pelayanan kesehatan, pola-pola yang ada dalam masyarakat dan
praktek-praktek yang merupakan baggian integral dari aspek-aspek struktur sosial.
Dalam model sunrisenya Leineinger menampilkan visualisasi hubungan antara berbagai
konsep yang signifikan. Ide pelayanan dan perawatan (yang dilihat Leineinger sebagai bentuk
tindakan dari asuhan) merupakan inti dari idenya tentang keperawatan. Memberikan asuhan
merupakan jantung dari keperawatan. Tindakan membantu didefinisikan sebagai perilaku
yang mendukung. Menurut Leineinger bantuan semacam ini baru dapat benar-benar efektif
jika latar belakang budaya pasien juga dipertimbangkan, dan bahwa perencanaan dan
pemberian asuhan selalu dikaitkan dengan budaya.
APLIKASI TEORI MEDELEINE LEINENGER DI TEMPAT KERJA

Tempat kerja saya adalah sebuah Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat di Bandung yang
mempunyai spesialistik di bidang penyakit paru-paru. Dimana pasien yang datang ke
BBKPM dari berbagai daerah yang mempunyai keluhan khusus paru-paru, tentunya pasien
yang datang dari berbagai latar belakang budaya yang berbeda. Dalam bekerja atau
memberikan asuhan keperawatan kepada pasien saya harus menyesuaikan dengan latar
belakang budayanya. Asuhan keperawatan ditujukan memndirikan individu sesuai
dengan budaya klien. Strategi yang digunakan dalam asuhan keperawatan
adalah perlindungan/mempertahankan budaya, mengakomodasi/negoasiasi
budaya dan mengubah/mengganti budaya klien (Leininger, 1991).
a. Cara I : Mempertahankan budaya
Mempertahankan budaya dilakukan bila budaya pasien tidak bertentangan dengan
kesehatan. Perencanaan dan implementasi keperawatan diberikan sesuai dengan nilai-nilai
yang relevan yang telah dimiliki klien sehingga klien dapat meningkatkan atau
mempertahankan status kesehatannya, misalnya budaya berolahraga, di BBKPM ada
komunitas pasien asma dan setiap hari rabu mengadakan senam asma bersama, maka
pasien baru yang didiagnosa asma diajak atau dianjurkan untuk mengikuti senam asma
setiap hari rabu pagi.
b. Cara II : Negosiasi budaya
Intervensi dan implementasi keperawatan pada tahap ini dilakukan untuk membantu klien
beradaptasi terhadap budaya tertentu yang lebih menguntungkan kesehatan. Perawat
membantu klien agar dapat memilih dan menentukan budaya lain yang lebih mendukung
peningkatan kesehatan, misalnya klien TB paru sedang hamil mempunyai pantang makan
yang berbau amis, maka ikan dapat diganti dengan sumber protein hewani yang lain,
karena pentingnya asupan protein bagi pasien TB yang harus meningkatkan daya tahan
tubuhnya.
c. Cara III : Restrukturisasi budaya
Restrukturisasi budaya klien dilakukan bila budaya yang dimiliki merugikan status
kesehatan. Misalnya perawat berupaya merestrukturisasi gaya hidup klien yang biasanya
merokok menjadi tidak merokok dan menganjurkan klien konsultasi ke klinik berhenti
merokok yang merupakan salah satu pelayanan yang ada di BBKPM. Pola rencana hidup
yang dipilih biasanya yang lebih menguntungkan dan sesuai dengan keyakinan yang
dianut.
Proses keperawatan Transcultural Nursing
Model konseptual yang dikembangkan oleh Leininger dalam menjelaskan asuhan
keperawatan dalam konteks budaya digambarkan dalam bentuk matahari terbit (Sunrise
Model) seperti yang terdapat pada gambar 1. Geisser (1991) menyatakan bahwa proses
keperawatan ini digunakan oleh perawat sebagai landasan berfikir dan memberikan solusi
terhadap masalah klien. Pengelolaan asuhan keperawatan dilaksanakan dari mulai tahap
pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

Penerapan Asuhan Keperawatan Berdasarkan teori Leininger.


A. Pengkajian
Pengkajian dilakukan terhadap respon adaptif dan maladaptif untuk memenuhi
kebutuhan dasar yang tepat sesuai dengan latar belakang budayanya. Pengkajian
dirancang berdasarkan 7 komponen yang ada pada “ Leininger’s Sunrise models” dalam
teori keperawatan transkultural Leininger yaitu :
1. Faktor teknologi (technological factors)
Berkaitan dengan pemanfaatan teknologi kesehatan maka perawat perlu mengkaji
berupa : persepsi pasien tentang penggunaaan dan pemanfaatan teknologi untuk
mengatasi permasalahan kesehatan saat ini, alasan mencari bantuan kesehatan.
2. Faktor Agama dan Falsafah Hidup (religious and Philosophical factors)
Faktor agama yang perlu dikaji perawat seperti : agama yang dianut, kebiasaan
agama yang berdampak positif terhadap kesehatan, berikhtiar untuk sembuh tanpa
mengenal putus asa, mempunyai konsep diri yang utuh, status pernikahan, persepsi
dan cara pandang pasien terhadap kesehatan atau penyebab penyakit.
3. Faktor sosial dan keterikatan kekeluargaan ( Kinship & Social factors)
Pada faktor sosial dan kekeluargaan yang perlu dikaji oleh perawat : nama lengkap
dan nama panggilan di dalam keluarga, umur atau tempat dan tanggal lahir, jenis
kelamin, status, tipe keluarga, pengambilan keputusan dalam anggota keluarga,
hubungan pasien dengan kepala keluarga, kebiasaan yang dilakukan rutin oleh
keluarga misalnya arisan keluarga, kegiatan yang dilakukan bersama masyarakat
misalnya : ikut kelompok olah raga atau pengajian.
4. Faktor nilai-nilai budaya dan gaya hidup (Cultural values & Lifeways)
Hal-hal yang perlu dikaji berkaitan dengan nilai-nilai budaya dan gaya hidup adalah :
posisi dan jabatan misalnya ketua adat atau direktur, bahasa yang digunakan, bahasa
non verbal yang ditunjukkan pasien, kebiasaan membersihkan diri, kebiasaan makan,
makan pantang berkaitan dengan kondisi sakit, sarana hiburan yang biasa
dimanfaatkan dan persepsi sakit berkaitan dengan aktivitas sehari-hari, misalnya sakit
apabila sudah tergeletak dan tidak dapat pergi ke sekolah atau ke kantor.
5. Faktor kebijakan dan peraturan Rumah Sakit (Political and Legal factors)
Kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku adalah segala sesuatu yang
mempengaruhi kegiatan individu dan kelompok dalam asuhan keperawatan
transkultural (Andrew & Boyle, 1995), seperti jam berkunjung, , jumlah keluarga
yang boleh menunggu, hak dan kewajiban pasien, cara pembayaran untuk pasien yang
dirawat.
6. Faktor ekonomi (economical factors)
Faktor ekonomi yang perlu dikaji oleh perawat antara lain seperti pekerjaan pasien,
sumber biaya pengobatan , kebiasaan menabung dan jumlah tabungan dalam sebulan
7. Faktor pendidikan (educational factors)
Perawat perlu mengkaji latar belakang pendidikan pasien meliputi tingkat pendidikan
pasien dan keluarga, serta jenis pendidikannnya.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon klien sesuai latar belakang budayanya yang dapat
dicegah, diubah atau dikurangi melalui intervensi keperawatan. (Giger and Davidhizar,
1995).
Perawat merumuskan masalah yang dihadapi Pasien dan keluarganya adalah :
 Perlunya perlindungan, kebutuhan akan kehadiran orang lain dan rasa ingin berbagi
sebagai nilai yang penting untuk Pasien dan keluarganya.
 Perkembangan dari pola ini adalah kesehatan dan kesejahteraan yang bergantung
pada ketiga aspek tersebut.
 Hal lain yang ditemukan adalah suatu pola yang dapat membangun kehidupan social
dan aspek penting lainnya yaitu masalah kerohanian, kekeluargaan dan ekonomi
yang sangat besar mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan
Terdapat tiga diagnosa keperawatan yang sering ditegakkan dalam asuhan keperawatan
transkultural yaitu :
 gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan perbedaan kultur
 gangguan interaksi sosial berhubungan disorientasi sosiokultural
 ketidakpatuhan dalam pengobatan berhubungan dengan sistem nilai yang
diyakini
C. Perencanaan dan Implementasi
Perencanaan dan pelaksanaan dalam keperawatan transkultural adalah suatu proses
keperawatan yang tidak dapat dipisahkan. Perencanaan adalah suatu proses memilih
strategi yang tepat dan pelaksanaan adalah melaksanakan tindakan yang sesuai
denganlatar belakang budaya klien (Giger and Davidhizar, 1995). Ada tiga pedoman
yang ditawarkan dalam keperawatan transkultural (Andrew and Boyle, 1995) yaitu :
mempertahankan budaya yang dimiliki klien bila budaya klien tidak bertentangan dengan
kesehatan, mengakomodasi budaya klien bila budaya klien kurang menguntungkan
kesehatan dan merubah budaya klien bila budaya yang dimiliki klien bertentangan
dengan kesehatan.
Perencanaan dan implementasi keperawatan transkultural menawarkan tiga strategi
sebagai pedoman Leininger (1984) ; Andrew & Boyle, 1995 yaitu :
 Perlindungan/mempertahankan budaya (Cultural care preservation/maintenance)
bila budaya pasien tidak bertentangan dengan kesehatan,
 Mengakomodasi/menegosiasi budaya (Cultural care accommodation atau
negotiations) apabila budaya pasien kurang mendukung kesehatan
 Mengubah dan mengganti budaya pasien dan keluarganya (Cultural care repartening
/ recontruction).
Adapun implementasi yang dilakukan terkait masalah yang telah ditemukan :
1. The goal of culture care preservation or maintenance :
 Agama dapat digunakan sebagai mekanisme yang memperkuat dalam merawat
pasien. Dipandang penting untuk konsultasi dengan toko agama seperti ustad di
mesjid.
 Membantu pasien untuk menghilangkan persepsi negatif yang mengatakan bahwa
dosa di masa lalu mempengaruhi keadaan sakitnya dan mendapatkan pertolongan
dari hasil berkonsultasi kepada " dukun" yang memindahkan beberapa kutukan
kepadanya.
 Pengobatan yang baik adalah adanya kepedulian dari keluarga pasien dan teman-
temannya yang juga berperan untuk kesembuhan pasien.
2. Culture Care accommodation or Negotiation:
 Perawat merencanakan kordinasi dengan tata kota untuk memperbaiki lingkungan
yang tidak sehat dan selokan yang meluap di halaman tetangga pasien.
 Perawat lain (yang merawat Pasien) akan mengidentifikasi dan menetapkan obat-
obatan untuk menentukan apakah sesuai dengan metode yang digunakan pada
pasien.
3. Culture care Repatterning or restructuring:
 Kepedulian akan aspek sosial budaya perlu untuk dipertimbangkan, perawat akan
bekerja sama dengan ahli gizi untuk menyusun menu pasien dan mengatasi anemia
yang dialami.
 Perawat juga akan membantu pasien dalam menghentikan kebiasaan merokok,
penyuluhan tentang pengaruh rokok terhadap kesehatan, dan anjurkan para perokok
untuk merokok di luar ruangan.
D. Evaluasi
Evaluasi asuhan keperawatan transkultural dilakukan terhadap :
 keberhasilan pasien mempertahankan budaya yang sesuai dengan kesehatan
 Negosiasi terhadap budaya tertentu yang lebih menguntungkan kesehatannya
 Restrukturisasi budaya yang bertentangan dengan kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi, S.Kep, Ners, Konsep Dasar Keperawatan, Penerbit buku kedokteran EGC, Jakarta.

Andrew . M & Boyle. J.S, (1995), Transcultural Concepts in Nursing Care, 2nd Ed,
Philadelphia, JB Lippincot Company

Christensen Paula J. & Kenney Janet W (2009), Proses Keperawatan : Aplikasi


model konseptual edisi 4, Penerbit buku kedokteran EGC, Jakarta.

Giger. J.J & Davidhizar. R.E, (1995), Transcultural Nursing : Assessment and
Intervention, 2nd Ed, Missouri , Mosby Year Book Inc

Kozier, Barbara et al. (2000). Fundamental of Nursing : The nature of nursing


practice in Canada. 1st Canadian Ed, Prentice Hall Health. Toronto.

Leahy, Julia M & Kizilay, Patricia E. (1998). Foundations of Nursing Practice :


A Nursing Process Approach. 1st Ed, WB Saunders Company, Philadelphia

You might also like