Professional Documents
Culture Documents
SYDNEY - Case Bronkopneumonia
SYDNEY - Case Bronkopneumonia
BRONKOPNEUMONIA
Disusun Oleh :
Sydney Putiany Salean
1261050243
Pembimbing :
dr. Mas Wisnuwardhana, Sp.A
Dengan hormat,
Presentasi kasus pada kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Anak RSUD Bekasi periode 13
Desember – 24 Februari 2018 dengan judul “Bronkopneumonia” yang disusun oleh :
Nama : Sydney Putriany Salean
NIM : 1261050243
Telah disetujui dan diterima hasil penyusunannya oleh Yth :
Pembimbing :
dr. Mas Wisnuwardhana, Sp.A
Menyetujui,
2
BAB I
ILUSTRASI KASUS
I. IDENTITAS
Data Pasien Ayah Ibu
Nama An. T Tn. H Ny. M
Umur 9 bulan 28 tahun 25 tahun
Jenis Kelamin Laki-laki Laki-laki Perempuan
Alamat Pekayon Jaya RT 003 RW 001
Agama Islam Islam Islam
Suku bangsa Jawa Jawa Jawa
Pendidikan - D1 SMA
Pekerjaan - Pegawai Ibu Rumah Tangga
Penghasilan - - -
Hubungan dengan
Keterangan orang tua : Anak
kandung
II. ANAMNESIS
Dilakukan secara Alloanamnesis pada hari Sabtu tanggal 6 Januari 2018
a. Keluhan Utama
Sesak nafas sejak ± 3 hari SMRS
b. Keluhan Tambahan
batuk, demam
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dari rujukan RS Rawa Lumbu dengan keluhan Sesak nafas sejak
± 3 hari SMRS. Sesaknya dirasakan tiba-tiba dan semakin lama semakin memberat,
namun tidak disertai dengan bunyi “ngik”. Pasien juga mengalami demam naik turun,
menggigil (-), kejang (-).
Menurut ibunya, pasien juga mengeluh batuk semenjak demam muncul, batuk
terus menerus, berdahak, dengan dahak berwarna putih kekuningan tetapi sulit untuk
dikeluarkan.
Semenjak sakit nafsu makan menurun, tetapi masih mau untuk minum air putih
dan ASI. Buang Air Besar (BAB) dan Buang Air Kecil (BAK) dalam batas normal.
3
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Penyakit Umur Penyakit Umur Penyakit Umur
Alergi - Difteria - Jantung -
Cacingan - Diare - Ginjal -
DBD - Kejang - Darah -
Thypoid - Maag - Radang paru -
Otitis - Varicela - Tuberkulosis -
Parotis - Asma - Morbili -
h. Riwayat Makanan
Umur ASI/PASI Buah/biskuit Bubur susu Nasi tim
(bulan)
0-2 +
2-4 +
4-6 + +
6-8 + + + -
8-10 + + + -
Kesan : kebutuhan gizi pasien terpenuhi cukup baik
i. Riwayat Imunisasi :
vaksin Dasar (umur) Ulangan (umur)
BCG Lahir
DPT 2 bln 4 bln 6 bln
POLIO Lahir 2 bln 4 bln
CAMPAK 9 bln
HEPATITIS B Lahir 1 bln 6 bln
Kesan : Imunisasi dasar lengkap
j. Riwayat Keluarga
Ayah Ibu Anak pertama
Nama Tn. H Ny. M An. T
Perkawinan ke Pertama Pertama -
Umur 28 tahun 25 tahun 9 bulan
Keadaan kesehatan Baik Baik
Kesan : Keadaan kesehatan kedua orang tua dalam keadaan baik.
5
k. Riwayat Perumahan dan Sanitasi :
Tinggal dirumah sendiri. Terdapat tiga kamar. Ventilasi baik, cahaya matahari cukup,
air minum dan air mandi berasal dari air tanah.
Kesan : Kesehatan lingkungan tempat tinggal pasien cukup baik.
6
Cor BJ I & II normal, murmur -, gallop -
g. Abdomen
- Inspeksi : perut datar
- Auskultasi : bising usus 3x/menit
- Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba
membesar
- Perkusi : nyeri ketok (-)
h. Kulit : ikterik (-), petechie (-)
i. Ekstremitas : akral hangat, sianosis (-), edema (-)
7
Expertise : Tampak infiltrat dikedua lapang paru
Kesan : Pneumonia
V. RESUME
a. Anamnesis
Pasien datang dari rujukan RS Rawa Lumbu dengan keluhan Sesak nafas sejak ±
3 hari SMRS. Sesaknya dirasakan tiba-tiba dan semakin lama semakin memberat,
namun tidak disertai dengan bunyi “ngik”. Pasien juga mengalami demam naik turun,
menggigil (-), kejang (-).
Menurut ibunya, pasien juga mengeluh batuk semenjak demam muncul, batuk
terus menerus, berdahak, dengan dahak berwarna putih kekuningan tetapi sulit untuk
dikeluarkan.
Semenjak sakit nafsu makan menurun, tetapi masih mau untuk minum air putih
dan ASI. Buang Air Besar (BAB) dan Buang Air Kecil (BAK) dalam batas normal.
b. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Tanda Vital
- Kesadaran : compos mentis
- Frekuensi nadi : 121x/menit
- Frekuensi pernapasan : 48x/menit
- Suhu tubuh : 38 oC
Thorax : Ronki +/+
c. Pemeriksaan penunjang
Laboratorium darah
8
Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
KIMIA KLINIK
ANALISIS GAS DARAH
pH 7,532 7,35 – 7,45
PCO2 39,2 mm Hg 35 – 45
PO2 96,8 mm Hg 83 - 108
O2 saturasi (SO2%) 98,2 % 95 - 98
HCO3 33,4 mmol/L 22 - 26
TCO2 34,6 mmol/L 23 – 27
BE ecf 10,3 mmol/L -2 – 3
BE blood 10,4 mmol/L -2 – 3
Std HCO3 (SBC) 34,1 mmol/L 22 – 26
VIII. PROGNOSIS
- Ad vitam : Dubia ad bonam
9
- As fungsionam : Dubia ad bonam
- Ad sanationam : Dubia ad bonam
Tanggal FOLLOW UP
5/1/18 S/ sesak (+) , batuk (+), demam (-)
O/ ku: TSS , Kes: CM
Suhu: 36 C , Nadi:115
RR:37 , saturasi:99% , TD: 145/78
L:7,4 , Hb:11,1 , Ht:35,1
Tromb:570 , alb:2,6 , GDS:100
Ureum:10 , kreatinin:0,14
Na:141 , K:2,7 , Cl:90
Rontgen thorax PA
A/ Bronkhopneumonia
P/ IVFD KaEN 3B 30cc/jam + Kcl 8cc
Susu 30 – 50 cc/3 – 4 jam
Vicilin 2 x 400 mg
Ranitidin 2 x 1/2 cc
Nebu / 6 jam ( vent: 1cc , Nacl: 3cc)
Diflucan 1 x 75 mg
Albumin 20% 50cc
6/1/18 S/ sesak berkurang
O/ ku: TSS , kes: CM
Suhu:35,6 , nadi:134
RR:30 , saturasi:100% , TD:154/92
L:7,3 , Hb:12,0 , Ht:37,8 , Tromb:475
Alb:3,48 , GDS:80 , Na:137 , K:5,9 , Cl:95
A/ Bronkhopneumonia
P/ Terapi lanjut
10
11
12
BAB II
ANALISA KASUS
13
Pada pemeriksaan penunjang Pada pasen ini ditemukan :
bronchopneumonia dapat ditemukan :
Pemeriksaan darah menunjukkan Leukositosis : 7,3
leukositosis dengan predominan ribu/UL
PMN atau dapat ditemukan
leukopeni yang menandakan Dan pada foto rontgen
prognosis buruk ditemukan : Infiltrat
Pada pemeriksaan radiologi dapat
ditemukan infiltrat dan yang luas di kedua
konsodlidasi yang luas. paru
14
atau vancomicin. Lama
pengobatan untuk stafilokokal
adalah 3-4 minggu.
Inhalasi diberikan untuk transpor
mukosilier.
15
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Bronkopneumonia
Bronkopneumonia disebut juga pneumonia lobularis, yaitu suatu peradangan pada
parenkim paru yang terlokalisir yang biasanya mengenai bronkiolus sampai ke alveolus dan
sekitarnya.1 Bronkopneumonia adalah suatu infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah
dari parenkim paru yang melibatkan bronkus/bronkiolus yang ditandai oleh adanya distribusi
berbentuk bercak-bercak infiltrat. Berbagai spesies bakteri, virus, klamidia, riketsia, fungi,
parasit dan benda asing dapat menjadi penyebab terjadinya bronkopneumonia. Pada
pemeriksaan histologis terdapat reaksi inflamasi dan pengumpulan eksudat yang dapat
ditimbulkan oleh berbagai penyebab dan berlangsung dalam jangka waktu yang bervariasi.
Bronkopneumina ditandai dengan gejala batuk produktif yang lama, biasanya suhu
meningkat, nadi meningkat, pernapasan meningkat. Pneumonia adalah infeksi saluran
pernafasan akut bagian bawah yang mengenai parenkim paru. Pneumonia pada anak
dibedakan menjadi: 1
16
melalui selang infus oleh Staphylococcus aureus, sedangkan infeksi pada pemakaian
ventilator oleh Enterobacter dan P. aeruginosa.
Agent Host
Sebagian besar pneumonia timbul melalui mekanisme aspirasi kuman atau penyebaran
langsung kuman dari respiratorik atas. Hanya sebagian kecil merupakan akibat sekunder dari
bakterimia atau viremia atau penyebaran dari infeksi intra abdomen. Bakteri yang masuk ke
paru melalui saluran nafas masuk ke bronkioli dan alveoli, menimbulkan reaksi peradangan
hebat dan menghasilkan cairan edema yang kaya protein dalam alveoli dan jaringan
interstitial. Setelah mencapai alveoli, maka bakteri penyebab menimbulkan respon:1
17
2. Stadium II / Hepatisasi merah (48 jam berikutnya)
Paru-paru tampak merah dan bergranula (hepatisasi: seperti hepar) karena sel-sel darah
merah, fibrin, dan leukosit polimorfonuklear mengisi alveoli. Pada stadium ini udara alveoli
tidak ada atau sangat minimal sehingga anak akan bertambah sesak.
3. Stadium III / Hepatisasi kelabu (3 – 8 hari)
Paru-paru tampak kelabu karena leukosit dan fibrin mengalami konsolidasi di dalam
bronkiolus yang terserang.
4. Stadium IV / Resolusi (7 – 11 hari)
Eksudat mengalami lisis dan direabsorpsi oleh makrofag (sel pembersih pada reaksi
peradangan) sehingga jaringan kembali ke strukturnya semula.
Inhalasi
Hematogen Resiko penyebaran infeksi
Limfogen
Berkeringat Metabolisme
Konsolidasi jaringan paru Gangguan
meningkat
pertukaran gas
18
C. Diagnosis
Untuk menegakkan diagnosis pneumonia diperlukan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang lainnya.3
Anamnesis:
a. Batuk yang awalnya kering, kemudian menjadi produktif dengan dahak purulen bahkan
bisa berdarah
b. Sesak nafas atau nafas cepat, dengan kriteria:
Umur < 2 bl : ≥ 60x/menit
2 bl - < 12 bl : ≥ 50x/menit
12 bl - 5 th : ≥ 40x/menit
≥ 5 tahun : ≥ 30x/menit
c. Demam
d. Kesulitan untuk makan atau minum
e. Tampak lemah
f. Serangan pertama yang berulang, digunakan untuk membedakan dengan kondisi
imunokompromais, kelainan anatomi bronkus, atau asma
Pemeriksaan Fisik:
a. Penilaian keadaan umum anak, frekuensi nafas, dan frekuensi nadi harus dilakukan pada
saat awal pemeriksaan sebelum pemeriksaan lain yang dapat menyebabkan anak gelisah
atau rewel.
b. Penilaian keadaan umum antara lain meliputi kesadaran dan kemampuan makan /
minum.
c. Gejala distress pernapasan seperti takipnea, retraksi subskostal, batuk, krepitasi, dan
penurunan suara paru
d. Adanya ronkhi pada auskultasi paru
e. Demam dan sianosis
f. Anak dibawah 5 tahun dapat tidak menunjukkan gejala pneumonia yang klasik. Namun
gejala yang nampak demam dan infeksi saluran nafas atas. Pada bayi muda, terdapat
gejala pernapasan tidak teratur dan hipopnea.
19
- Pneumonia sangat berat: tidak mau menetek/minum, kejang, letargis, demam atau
hipotermia, bradipnea atau pernapasan ireguler.
- Anak umur 2 bulan – 5 tahun
- Pneumonia ringan: napas cepat
- Pneumonia berat: retraksi
- Pneumonia sangat berat: tidak dapat minum/makan, kejang, letargis, malnutrisi
Pemeriksaan Penunjang:
Pemeriksaan Radiologi:
a) Pemeriksaan foto dada direkomendasikan pada penderita pneumonia yang dirawat
inap atau bila tanda klinis yang ditemukan membinggungkan.
b) Pemeriksaan foto dada follow up hanya dilakukan bila didapatkan adanya kolaps
lobus, kecurigaan terjadinya komplikasi, pneumonia berat, gejala yang menetap atau
memburuk, atau tidak merespon terhadap antibiotik.
Pemeriksaan Laboratorium:
a) Pemeriksaan jumlah leukosit dan hitung jenis leukosit perlu dilakukan untuk
membantu menentukan pemberian antibiotik.
b) Pemeriksaan kultur dan pewarnaan Gram sputum dengan kualitas yang baik
direkomendasikan dalan tatalaksana anak dengan pneumonia yang berat.
c) Kultur darah direkomendasikan pada pasien rawat inap dengan kondisi berat dan pada
setiap anak yang dicurigai menderita pneumonia bakterial.
d) Pada anak kurang dari 18 bulan, dilakukan pemeriksaan untuk mendeteksi antigen
virus dengan atau tanpa kultur virus jika fasilitas tersedia.
e) Jika ada efusi pleura, dilakukan pungsi cairan pleura dan dilakukan pemeriksaan
mikroskopis, kultur, serta deteksi antigen bakteri (jika fasilitas tersedia) untuk
penegakkan diagnosis dan menentukan mulainya pemberian antibiotik.
f) Pemeriksaan uji tuberkulin
20
5. Leukositosis pada infeksi virus tidak melebihi 20.000/mm3 dengan limfosit predominan,
dan bakteri 15.000-40.000/mm3 neutrofil dominan.
D. Tatalaksana
Tatalaksana Umum 3
Pasien dengan saturasi oksigen ≤ 92% pada saat bernapas dengan udara kamar harus
diberikan terapi oksigen dengan kanul nasal, head box, atau sungkup untuk mempertahankan
saturasi oksigen > 92%.
- Pada pneumonia berat atau asupan per oral kurang, diberikan cairan intravena dan
dilakukan balans cairan ketat.
- Antipiretik dan analgetik dapat diberikan untuk menjaga kenyamanan pasien dan
mengontrol batuk
- Nebulisasi dengan β2 agonis dan/atau NaCl dapat diberikan untuk memperbaiki
mucocilliary clearance.
- Pasien yang mendapatkan terapi oksigen harus diobservasi setidaknya setiap 4 jam
sekali, termasuk pemeriksaan saturasi oksigen.
- Pada anak dengan distress pernapasan berat, pemberian makanan peroral harus
dihindari. Makanan dapat diberikan lewat nasogastric tube (NGT) atau intravena.
Tetapi harus diingat bahwa pemasangan NGT dapat menekan pernapasan, khususnya
pada bayi/anak dengan ukuran lubang hidung kecil. Jika memang dibutuhkan,
sebaiknya menggunakan ukuran yang terkecil.
Pemberian Antibiotik 3
- Amoksisilin merupakan pilihan pertama untuk antibiotik oral pada anak < 5 tahun
karena efektif melawan sebagian besar pathogen yang menyebabkan pneumonia pada
anak, ditoleransi dengan baik, dan murah. Alternatifnya adalah co-amoxiclav,
cefaclor, eritromisin, claritromisin, dan azitromisin.
- M. pneumoniae lebih sering terjadi pada anak yang lebih tua maka antibiotik
golongan makrolid diberikan sebagai pilihan pertama secara empiris pada anak ≥ 5
tahun.
- Antibiotik intravena diberikan pada pasien pneumonia yang tidak dapat menerima
obat per oral (misal karena muntah) atau termasuk dalam derajat pneumonia berat.
- Antibiotik intravena yang dianjurkan adalah: ampisilin dan kloramfenikol, co-
amoxiclav, ceftriaxone, cefuroxime, dan cefotaxime.
21
Antibiotik untuk community acquired pneumonia:3
- Neonatus – 2 bulan: Ampisilin + gentamisin
- > 2 bulan:
- Lini pertama Ampisilin, bila dalam 3 hari tidak ada perbaikan dapat
ditambahkan kloramfenikol.
- Lini kedua Seftriakson.
Bila klinis perbaikan, antibiotic intravena dapat diganti preparat oral dengan antibiotic
golongan yang sama dengan antibiotik intravena sebelumnya.
Indikasi rawat
Kriteria rawat inap, yaitu :
Pada bayi
- Saturasi oksigen ≤ 92 %, sianosis
- Frekuensi napas > 60 x/menit
- Distress pernapasan, apneu intermitten, atau grunting
- Tidak mau minum / menetek
- Keluarga tidak bisa merawat dirumah
Pada anak
- Saturasi oksigen ≤ 92 %, sianosis
- Frekuensi napas ≥ 50 x/menit
- Distress pernapasan
- Grunting
- Terdapat tanda dehidrasi
22
- Keluarga tidak bisa merawat dirumah
Kriteria pulang:
- Gejala dan tanda pneumonia menghilang
- Asupan peroral adekuat
- Pemberian antibiotik dapat diteruskan dirumah (peroral)
- Keluarga mengerti dan setuju untuk pemberian terapi dan rencana kontrol
- Kondisi rumah memungkinkan untuk perawatan lanjutan dirumah
23
DAFTAR PUSTAKA
24