Professional Documents
Culture Documents
Rudi Jurnak Ok PDF
Rudi Jurnak Ok PDF
Rudi Jurnak Ok PDF
Rudi Serang
Abstract
The changing global climate has influenced temperature, relative humidity, sun radiation length, wind
speed, and rainfall as well as river debit. Highly intensified rainfall due to climate change will effect the intake
debit fluctuation during dry and rain seasons. Flood and drought are natural events that were highly recognized.
Golek Kanan Irrigation Network has 117 ha field standard width. There are 4 tertiary plots covered including 5
Ha Karangduren Tertiary, 100 Ha Sutojayan Tertiary, 10 Ha Pakisaji Tertiary, and 2 Ha Glanggang Tertiary.
Dealing with extreme impact is requiring systematic irrigation planning to provide special benefit to the farmer.
A methodology used in the analysis of water supply optimization at Golek Kanan Irrigation Area is
Simplex Linear Programming. Plant width (A), water debit (Q), and benefit of agriculture output are expected
through this method.
Result of analysis indicates that the climate has changed in Golek Kanan Irrigation Region in 2001, as
signed with the shift of rainy and dry seasons and with the increased annual rainfall. The increased rainfall can
have an impact on water volume supply in the retained intake. The waver volume available at intake during
planting season (MT) is ordered as follows: MT I = 706,000 m3, MT II = 686,000 m3, and MT III = 764,000 m3.
Result of study also shows that after the climate changes, water volume also changes with MT I = 1420000 m3,
MT II = 690000 m3, and MT III = 570000 m3. Water volume resulted from the optimization of the existing
planting pattern at Golek Kanan Irrigation Region, either before and after climate change, is still meeting the
water demand for planting seasons. The benefit differential is Rp 98,525,000.00 per year of agriculture
production output. Therefore, water supply pattern in the irrigation region is still reliable.
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang 3. Tersier Golek Kanan Pakisaji
Konferensi Tingkat Tinggi di Rio de Janeiro, = 10 Ha
Brasil pada tahun 1992 mengenai perubahan iklim 4. Tersier Golek kanan Glanggang
global telah memberikan lebih banyak pengaruh di = 2 Ha
dunia. Perubahan iklim adalah fenomena global, Keterbatasan sumberdaya air permukaan
mengalami peningkatan sebagai akibat dari aktivitas khususnya di musim kemarau semakin mendorong
manusia seperti penggunaan bahan bakar fosil dan adanya kebutuhan untuk mendapatkan kapasitas dan
perubahan dalam pemanfaatan lahan. Salah satu operasional yang optimum. Perubahan iklim global
perubahan iklim global adalah meningkatnya juga mempengaruhi intensitas panen, sehingga
frekuensi dan intensitas iklim yang ekstrim seperti sangatlah dibutuhkan untuk membandingkan alokasi
badai, banjir, dan kekeringan. Beberapa riset yang penggunaan air seefisien mungkin dan untuk
dilakukan sebelum ini menunjukkan banyaknya mendapatkan gambaran sebelum dan sesudah
indikator dalam perubahan iklim seperti meningkatnya perubahan iklim global.
permukaan air laut, banjir, kekeringan, beberapa Untuk mencapai target tersebut diatas, perlu
permasalahan sumberdaya dan permasalahan dalam adanya pembuatan sebuah model optimasi dan analisa
pengembangan sumberdaya air. optimasi yang akan memberikan informasi dalam
Golek kanan adalah salah satu Daerah Irigasi mengalokasikan air untuk memenuhi tiap-tiap fungsi
di desa Karangduren Kecamatan Pakisaji Kabupaten tujuan akibat pengaruh perubahan iklim.
malang mempunyai luas baku sawah
117 Ha terdiri dari : 1.2 Identifikasi Masalah
1. Tersier Golek Kanan Karangduren Berdasarkan latar belakang tersebut di atas dapat
= 5 Ha diidentifikasi bahwa pengaruh perubahan iklim di
2. Tersier Golek Kanan Sutojayan daerah irigasi golek kanan disebabkan karena :
= 100 Ha 1. Telah terjadi pergeseran musim hujan dan pola tata
69
JURNAL SIMETRIK VOL 1, NO. 4, JUNI 2014, ISSN : 2302-9579
tanam berdampak pada perubahan iklim. 3. Untuk mengetahui pengaruh perubahan iklim
2. Petani mulai mengeluhkan dampak pada terhadap pemberian air di Daerah Irigasi Golek
perubahan iklim karena berkurangnya pasokan air kanan.
pada musim tanam tertentu terutama di daerah 4. Untuk mengetahui dampak keuntungan dan
hilir. kerugian dari hasil produksi pertanian setelah
3. Rendahnya informasi dan pengetahuan petani terjadinya perubahan iklim di Daerah Irigasi
tentang perubahan iklim sehingga masyarakat Golek kanan.
masih mempertahankan pola tata tanam yang lama.
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai
1.3 Batasan Masalah berikut :
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi 1. Pemerintah daerah khususnya Pemerintah
masalah yang ada serta mengacu pada penelitian ini Daerah Kabupaten Malang mengetahui bahwa
maka diambil batasan masalah. Batasan masalah telah terjadi perubahan iklim di daerahnya yang
tersebut meliputi : bisa berdampak pada penurunan penghasilan
1. Studi penelitian terletak di Daerah Irigasi Golek petani dan perubahan pola tanam.
kanan. 2. Dengan adanya informasi ini, instansi terkait
2. Perhitungan kebutuhan air irigasi berdasarkan segera melakukan langkah-langkah strategis
Metode PU (Perencanaan umum) dalam mengantisipasi dampak dari perubahan
3. Data curah hujan dianalisis sedemikian agar dapat iklim.
diketahui pergeseran curah hujan yang terjadi
pada perubahan iklim. 2. Tinjauan Pustaka
4. Analisis Neraca Air, membandingkan 2.1 Perubahan Iklim
ketersediaan air (debit andalan) yang tersedia Perubahan iklim terutama disebabkan oleh
untuk kebutuhan air pada Daerah Irigasi Golek meningkatnya kosentrasi CO2 dan GRK lainnya.
kanan. Meningkatnya kosentrasi CO2 dan GRK lainnya
5. Tata tanam yang digunakan dalam periode 10 tersebut diketahui merupakan akibat dari sejumlah
harian. aktivitas antropogenik, tetapi terutama akibat dari
6. Perubahan iklim yang dimaksudkan adalah pembakaran bahan bakar fosil dalam produksi energi
berhubungan dengan karakteristik hujan. dan kegiatan alih guna lahan. Semakin tinggi
7. Optimasi mempergunakan Program Linier pada kebutuhan untuk meningkatkan kualitas hidup,
sistem jaringan Irigasi Golek kanan yang di semakin besar pula aktivitas industri, pembalakan
analisis berdasarkan pergeseran musim sebelum hutan, pertanian, rumah tangga, dan aktivitas lain yang
dan sesudah perubahan iklim. melepaskan GRK.
8. Tidak membahas tentang pemeliharaan sarana di Perubahan iklim dipengaruhi oleh faktor-
Daerah Irigasi Golek Kanan. faktor yang naiknya frekuensi dan intensitas kejadian
9. Tidak membahas pengaruh perubahan iklim di cuaca yang ekstrim seperti banjir, badai, kekeringan
Daerah Irigasi Golek kiri. dan naiknya muka air laut.
70
JURNAL SIMETRIK VOL 1, NO. 4, JUNI 2014, ISSN : 2302-9579
berkendala antara lain : ( Montarcih dan Soetopo,
2009 .
Loka
si
Penel
Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian
itian
Gambar 3. Bagan Alir Penelitian
71
JURNAL SIMETRIK VOL 1, NO. 4, JUNI 2014, ISSN : 2302-9579
Tabel 1. Menunjukan Data Curah Hujan di 3 Stasiun Sukun, Wangir da Kepanjen Tahun 1999-2008
T ahun
Bulan Periode Rerata
1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
Januari I 16 87,7 143,3 132,7 197,0 47,2 35,3 248,0 18,3 103,7 102,92
II 70,7 35,0 36,3 110,0 10,3 177,3 148,0 104,0 28,0 32,3 75,20
III 87,0 116,7 195,7 449,3 252,0 219,5 75,0 146,3 91,7 164,7 179,78
Februari I 45,0 109,3 212,3 121,7 56,0 125,0 43,3 134,7 148,7 91,3 108,73
II 59,0 77,0 71,0 103,7 73,7 188,7 250,5 108,0 105,7 46,0 108,32
III 11,0 90,0 13,3 152,7 20,7 190,0 138,0 70,7 83,7 156,0 92,60
M aret I 124,3 49,7 32,0 44,7 81,7 180,2 164,7 109,3 54,3 163,0 100,38
II 180,7 57,7 93,3 225,0 45,3 255,2 59,5 194,7 139,3 174,3 142,50
III 116,0 104,3 173,3 247,0 11,3 110,0 141,5 86,3 178,7 186,2 135,47
April I 125,7 141,3 59,3 208,7 53,0 31,7 117,0 72,3 83,0 97,7 98,97
II 30,3 154,3 57,7 176,7 5,3 51,3 88,3 131,3 111,7 23,0 83,00
III 27,7 54,7 41,0 25,3 3,0 52,7 1,2 51,7 157,0 12,0 42,62
M ei I 44,7 36,0 38,3 22,0 55,3 20,7 4,0 82,7 0,7 65,3 36,97
II 48,3 49,3 4,7 70,7 3,7 0,3 0,0 0,0 69,7 20,0 26,67
III 0,0 69,0 8,3 5,3 0,0 52,8 0,0 79,7 25,0 3,3 24,35
Juni I 0,0 9,7 85,3 0,0 3,7 0,7 5,0 11,0 81,7 13,0 21,00
II 0,0 53,3 16,7 0,0 35,3 4,7 43,0 0,0 1,0 25,0 17,90
III 0,0 0,0 3,7 0,0 0,3 0,0 97,3 0,0 43,7 0,0 14,50
Juli I 0,7 0,0 0,0 0,0 0,0 7,0 25,3 0,0 0,0 0,0 3,30
II 0,0 0,0 23,3 0,0 0,0 0,0 6,8 0,0 15,0 0,0 4,52
III 0,0 0,0 17,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 1,70
Agustus I 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 10,3 0,0 0,0 0,0 1,03
II 0,0 0,0 0,7 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 2,7 0,33
III 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 2,0 0,0 0,0 7,3 0,93
September I 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 20,7 2,07
II 2,7 0,0 0,0 0,7 0,0 42,7 0,0 0,0 0,0 2,3 4,83
III 0,0 0,0 13,7 0,0 13,7 3,7 28,0 0,0 0,0 7,7 6,67
Oktober I 0,7 1,3 37,3 0,0 55,7 0,0 0,0 0,0 11,0 57,0 16,30
II 5,3 216,7 38,0 0,0 0,0 2,2 75,3 0,0 7,3 29,3 37,42
III 35,3 68,7 96,3 1,7 4,3 29,3 73,7 0,0 42,3 71,7 42,33
N ov ember I 93,3 4,3 62,7 19,3 73,7 62,2 5,3 17,3 197,3 117,3 65,28
II 123,3 7,7 98,0 30,3 132,7 27,3 38,7 11,7 68,7 134,3 67,27
III 57,7 83,7 15,0 78,0 325,3 366,3 203,3 55,7 36,7 126,0 134,77
Desember I 24,3 24,3 211,0 20,0 168,7 188,0 138,7 45,0 187,7 95,0 110,27
II 47,7 106,7 14,0 98,0 47,7 176,0 195,7 92,0 137,3 137,0 105,20
III 51,7 39,7 92,0 282,3 69,0 222,7 316,7 243,7 401,3 106,3 182,53
Rerata 39,69 51,33 55,69 72,94 49,95 78,75 70,32 58,22 70,18 63,65 61,07
Max 180,67 216,67 212,33 449,33 325,33 366,33 316,67 248,00 401,33 186,17 182,53
Min 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,33
Grafik 1. Menunjukan Trend Perubahan Curah Hujan Rerata 10 Harian di 3 Stasiun Hujan Sukun,
Wangir dan Kepanjen Tahun 2000 - 2010.
300 2001
2002
200 2003
100 2004
2005
0
2006
I II III I II 2008
2007
III I II III I 2006
2005 2007
II III I II III 2004
Jan Feb I II III I 2003
2002
II III I II 2001 2008
Mar Apr III I II III 2000
Mei Jun I II III I 1999
Jul II III I II
Agst Sept III
Okt Nov Des
Dari data curah hujan total rerata di 3 tahun 1999 – 2008 kemudian dirata-ratakan untuk
stasiun yaitu Sukun, Wangir dan Kepanjen untuk mendapatkan trend curah hujan total rerata
72
JURNAL SIMETRIK VOL 1, NO. 4, JUNI 2014, ISSN : 2302-9579
sebesar 2198,12 mm/th seperti terlihat pada tabel 2. dan grafik 2. di bawah ini :
Tabel 2. Menunjukan Data Curah Hujan Rerata Tahunan di 3 Stasiun Tahun 1999 –2008
1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
1429,0 1848,0 2004,7 2625,7 1793,3 2835,2 2531,5 2096,0 2526,3 2291,5
Grafik 2. Menunjukan Trend Curah Hujan Rerata Tahunan di 3 Stasiun Tahun 1999-2008
2500.00
2000.00
1500.00
1000.00
500.00 Data Curah Hujan Total Rerata
0.00
1999 2000 Curah Hujan Total Rerata
2001 2002
2003 2004
2005 2006
2007 2008
Tahun
Volume air yang tersedia sebelum perubahan iklim adalah sebagai berikut :
Vol. Air dari Q andalan (m3)
No Debit andalan D.I. Golek Kanan Musim Tanam
I II III
1 Debit Air Musim Kering (Q andalan 80%) 706000,00 686000,00 764000,00
Sumber : Hasil Perhitungan
1. Kebutuhan air irigasi jenis tanam pada setiap musim tanam sebelum perubahan iklim adalah
sebagai berikut :
No Pola Tanam Musim Kebutuhan Air Irigasi (m3/ha)
D.I Golek Kanan Tanam Padi Palawija Tebu
1 PTT Eksisting I 604,80 0,00 0,00
II 1022,11 369,79 343,01
III 908,06 127,87 253,15
Sumber : Hasil Perhitungan
73
JURNAL SIMETRIK VOL 1, NO. 4, JUNI 2014, ISSN : 2302-9579
4.2 Luas lahan yang dapat ditanami adalah Daerah Musim Jenis Luas Tanam
sebagai berikut : Irigasi Tanam Tanam (Ha)
Daerah Padi 104.00
Analisa optimasi yang dilakukan adalah Irigasi
dengan kondidi debit yang tersedia yang Golek I Palawija 3.00
merupakan fungsi kendala antara lain : Tebu 10.00
1. Debit air musim kering ( Q andalan 80 % ) Padi 99.00
Untuk masing-masing kondisi debit tersebut II Palawija 8.00
dilakukan analisis optimasi dengan masing-
Tebu 10.00
masing pola tata tanam untuk mendapatkan
sasaran atau keuntungan maksimum. Padi 90.00
2. Optimasi Benefit III Palawija 17.00
Untuk merumuskan model matematika dengan Tebu 10.00
simbol-simbol matematis dengan Keuntungan per tahun sebagai berikut :
menggunakan pola tata tanam yang ada maka
Keuntungan/
perlu dibuat satu komponen model berikut ini : Daerah Irigasi Musim Tanam
Manfaat PPT Eksisting (Rp)
Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat program linier. Dan pada bab berikutnya yang
disimpulkan bahwa setelah di optimasi di daerah aklhirnya akan dibandingkan dengan hasil
irigasi golek kanan dapat menghasilkan optimasi sesudah perubahan iklim.
keuntungan yang maksimal dengan menggunakan
74
JURNAL SIMETRIK VOL 1, NO. 4, JUNI 2014, ISSN : 2302-9579
Luas lahan yang dapat ditanami adalah sebagai Sumber : Hasil Perhitungan
berikut : Diperoleh keuntungan sebesar per musim
tanam
Daerah Musim Jenis Luas Tanam Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat
Irigasi Tanam Tanam (Ha)
disimpulkan bahwa setelah di optimasi di daerah
irigasi golek kanan dapat menghasilkan
Padi 104.00 keuntungan dengan menggunakan program linier.
Daerah I Palawija 3.00 Pada tabel 4. di bawah ini menunjukan
Irigasi Tebu 10.00 rekapitulasi hasil optimasi sesedah perubahan
Golek
Padi 104.00 iklim.
II Palawija 3.00
Tebu 10.00
Padi 99.00
III Palawija 8.00
Tebu 10.00
Tabel 5. Menunjukan Perbandingan Hasil OIptimasi Sebelum dan Sesudah Perubahan Iklim
Luas Lahan Luas Lahan Debit Andalan Debit Andalan Debit Terpakai Debit Terpakai Debit Sisa Debit Sisa Keuntungan Keuntungan
Musim
Jenis Tanaman Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
Tanam
Perubahan Iklim Perubahan Iklim Perubahan Iklim Perubahan Iklim Perubahan Iklim Perubahan Iklim Perubahan Iklim Perubahan Iklim Perubahan Iklim Perubahan Iklim
Padi 104,00 104,00 (Rp) (Rp)
Musim
Daerah Tanam I Palawija 3,00 3,00 706000 1420000 62899.20 68559.92 643100.80 1351440.08 1,506,322,500,00 1,506,322,500,00
Irigasi Tebu 10,00 10,00
Golek Padi 99,00 104,00
Musim
Kanan Palawija 8,00 3,00 686000 690000 107577.50 110010.95 578422.50 579989.05 1,471,135,000,00 1,506,322,500,00
Tanam II
Tebu 10,00 10,00
Padi 90,00 99,00
Musim
Palawija 17,00 8,00 764000 570000 86431.10 101988.04 677568.90 468011.96 1,407,797,500,00 1,471,135,000,00
Tanam III
Tebu 10,00 10,00
Sumber : Hasil Perhitungan
75
JURNAL SIMETRIK VOL 1, NO. 4, JUNI 2014, ISSN : 2302-9579
76