Rudi Jurnak Ok PDF

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

JURNAL SIMETRIK VOL 1, NO.

4, JUNI 2014, ISSN : 2302-9579


PENGARUH PERUBAHAN IKLIM TERHADAP OPTIMASI KETERSEDIAAN AIR
DI DAERAH IRIGASI GOLEK KABUPATEN MALANG DENGAN
MEMPERGUNAKAN PROGRAM LINIER

Rudi Serang

Teknik Sipil Pengajar Politeknik Negeri Ambon


Email : rudiserang@ymail.com

Abstract

The changing global climate has influenced temperature, relative humidity, sun radiation length, wind
speed, and rainfall as well as river debit. Highly intensified rainfall due to climate change will effect the intake
debit fluctuation during dry and rain seasons. Flood and drought are natural events that were highly recognized.
Golek Kanan Irrigation Network has 117 ha field standard width. There are 4 tertiary plots covered including 5
Ha Karangduren Tertiary, 100 Ha Sutojayan Tertiary, 10 Ha Pakisaji Tertiary, and 2 Ha Glanggang Tertiary.
Dealing with extreme impact is requiring systematic irrigation planning to provide special benefit to the farmer.
A methodology used in the analysis of water supply optimization at Golek Kanan Irrigation Area is
Simplex Linear Programming. Plant width (A), water debit (Q), and benefit of agriculture output are expected
through this method.
Result of analysis indicates that the climate has changed in Golek Kanan Irrigation Region in 2001, as
signed with the shift of rainy and dry seasons and with the increased annual rainfall. The increased rainfall can
have an impact on water volume supply in the retained intake. The waver volume available at intake during
planting season (MT) is ordered as follows: MT I = 706,000 m3, MT II = 686,000 m3, and MT III = 764,000 m3.
Result of study also shows that after the climate changes, water volume also changes with MT I = 1420000 m3,
MT II = 690000 m3, and MT III = 570000 m3. Water volume resulted from the optimization of the existing
planting pattern at Golek Kanan Irrigation Region, either before and after climate change, is still meeting the
water demand for planting seasons. The benefit differential is Rp 98,525,000.00 per year of agriculture
production output. Therefore, water supply pattern in the irrigation region is still reliable.

Keywords : Climate Change, Water Supply Optimization, Linear ProgramPendahuluan

1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang 3. Tersier Golek Kanan Pakisaji
Konferensi Tingkat Tinggi di Rio de Janeiro, = 10 Ha
Brasil pada tahun 1992 mengenai perubahan iklim 4. Tersier Golek kanan Glanggang
global telah memberikan lebih banyak pengaruh di = 2 Ha
dunia. Perubahan iklim adalah fenomena global, Keterbatasan sumberdaya air permukaan
mengalami peningkatan sebagai akibat dari aktivitas khususnya di musim kemarau semakin mendorong
manusia seperti penggunaan bahan bakar fosil dan adanya kebutuhan untuk mendapatkan kapasitas dan
perubahan dalam pemanfaatan lahan. Salah satu operasional yang optimum. Perubahan iklim global
perubahan iklim global adalah meningkatnya juga mempengaruhi intensitas panen, sehingga
frekuensi dan intensitas iklim yang ekstrim seperti sangatlah dibutuhkan untuk membandingkan alokasi
badai, banjir, dan kekeringan. Beberapa riset yang penggunaan air seefisien mungkin dan untuk
dilakukan sebelum ini menunjukkan banyaknya mendapatkan gambaran sebelum dan sesudah
indikator dalam perubahan iklim seperti meningkatnya perubahan iklim global.
permukaan air laut, banjir, kekeringan, beberapa Untuk mencapai target tersebut diatas, perlu
permasalahan sumberdaya dan permasalahan dalam adanya pembuatan sebuah model optimasi dan analisa
pengembangan sumberdaya air. optimasi yang akan memberikan informasi dalam
Golek kanan adalah salah satu Daerah Irigasi mengalokasikan air untuk memenuhi tiap-tiap fungsi
di desa Karangduren Kecamatan Pakisaji Kabupaten tujuan akibat pengaruh perubahan iklim.
malang mempunyai luas baku sawah
117 Ha terdiri dari : 1.2 Identifikasi Masalah
1. Tersier Golek Kanan Karangduren Berdasarkan latar belakang tersebut di atas dapat
= 5 Ha diidentifikasi bahwa pengaruh perubahan iklim di
2. Tersier Golek Kanan Sutojayan daerah irigasi golek kanan disebabkan karena :
= 100 Ha 1. Telah terjadi pergeseran musim hujan dan pola tata
69
JURNAL SIMETRIK VOL 1, NO. 4, JUNI 2014, ISSN : 2302-9579
tanam berdampak pada perubahan iklim. 3. Untuk mengetahui pengaruh perubahan iklim
2. Petani mulai mengeluhkan dampak pada terhadap pemberian air di Daerah Irigasi Golek
perubahan iklim karena berkurangnya pasokan air kanan.
pada musim tanam tertentu terutama di daerah 4. Untuk mengetahui dampak keuntungan dan
hilir. kerugian dari hasil produksi pertanian setelah
3. Rendahnya informasi dan pengetahuan petani terjadinya perubahan iklim di Daerah Irigasi
tentang perubahan iklim sehingga masyarakat Golek kanan.
masih mempertahankan pola tata tanam yang lama.
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai
1.3 Batasan Masalah berikut :
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi 1. Pemerintah daerah khususnya Pemerintah
masalah yang ada serta mengacu pada penelitian ini Daerah Kabupaten Malang mengetahui bahwa
maka diambil batasan masalah. Batasan masalah telah terjadi perubahan iklim di daerahnya yang
tersebut meliputi : bisa berdampak pada penurunan penghasilan
1. Studi penelitian terletak di Daerah Irigasi Golek petani dan perubahan pola tanam.
kanan. 2. Dengan adanya informasi ini, instansi terkait
2. Perhitungan kebutuhan air irigasi berdasarkan segera melakukan langkah-langkah strategis
Metode PU (Perencanaan umum) dalam mengantisipasi dampak dari perubahan
3. Data curah hujan dianalisis sedemikian agar dapat iklim.
diketahui pergeseran curah hujan yang terjadi
pada perubahan iklim. 2. Tinjauan Pustaka
4. Analisis Neraca Air, membandingkan 2.1 Perubahan Iklim
ketersediaan air (debit andalan) yang tersedia Perubahan iklim terutama disebabkan oleh
untuk kebutuhan air pada Daerah Irigasi Golek meningkatnya kosentrasi CO2 dan GRK lainnya.
kanan. Meningkatnya kosentrasi CO2 dan GRK lainnya
5. Tata tanam yang digunakan dalam periode 10 tersebut diketahui merupakan akibat dari sejumlah
harian. aktivitas antropogenik, tetapi terutama akibat dari
6. Perubahan iklim yang dimaksudkan adalah pembakaran bahan bakar fosil dalam produksi energi
berhubungan dengan karakteristik hujan. dan kegiatan alih guna lahan. Semakin tinggi
7. Optimasi mempergunakan Program Linier pada kebutuhan untuk meningkatkan kualitas hidup,
sistem jaringan Irigasi Golek kanan yang di semakin besar pula aktivitas industri, pembalakan
analisis berdasarkan pergeseran musim sebelum hutan, pertanian, rumah tangga, dan aktivitas lain yang
dan sesudah perubahan iklim. melepaskan GRK.
8. Tidak membahas tentang pemeliharaan sarana di Perubahan iklim dipengaruhi oleh faktor-
Daerah Irigasi Golek Kanan. faktor yang naiknya frekuensi dan intensitas kejadian
9. Tidak membahas pengaruh perubahan iklim di cuaca yang ekstrim seperti banjir, badai, kekeringan
Daerah Irigasi Golek kiri. dan naiknya muka air laut.

1.4 Rumusan Masalah 2.2 Model Optimasi


Berdasarkan Identifikasi masalah dan batasan Dalam hal yang dimaksud dengan model
masalah seperti diuraikan diatas maka dapat optimasi adalah penyusunan model suatu sistem yang
dirumuskan permasalahan sebagai berikut : sesuai dengan keadaan nyata, yang nantinya dapat
1. Apakah telah terjadi perubahan iklim di Daerah dirubah ke dalam model matematis dengan pemisahan
Irigasi Golek Kanan ? elemen – elemen pokok agar suatu penyelesaian yang
2. Bagaimana pengaruh perubahan iklim terhadap sesuai dengan sasaran atau tujuan pengambilan
ketersediaan air di Daerah Irigasi Golek kanan ? keputusan dapat tercapai.
3. Bagaimana pengaruh perubahan iklim terhadap Fungsi optimasi ini adalah untuk mendapatkan
pemberian air di Daerah Irigasi Golek kanan ? perbedaan ketersediaan air akibat pengaruh perubahan
4. Bagaimana perbandingan hasil produksi iklim serta besarnya nilai manfaat atau keuntungan
pertanian sebelum dan sesudah terjadinya pada setiap musim tanam.
perubahan iklim di Daerah Irigasi Golek kanan ? Fungsi kendala dalam suatu analisa optimasi
terhdap sumber daya air yang akan di analisa harus
1.5 Tujuan dan Manfaat dalam keadaan terbatas seperti besarnya debit dan luas
Tujuan dari penelitian ini adalah : lahan untuk musim tanam.
1. Untuk mengetahui apakah telah terjadi
perubahan iklim di Daerah Irigasi Golek kanan. 2.3 Optimasi dengan Program Linier
2. Untuk megetahui pengaruh perubahan iklim Optimasi adalah suatu rancangan dalam
terhadap ketersediaan air pada masing-masing pemecahan model–model perencanaan dengan
pola tanam di Daerah Irigasi Golek kanan mendasarkan pada fungsi matematika yang
tersebut. membatasi. Yang termasuk dalam teknik optimasi

70
JURNAL SIMETRIK VOL 1, NO. 4, JUNI 2014, ISSN : 2302-9579
berkendala antara lain : ( Montarcih dan Soetopo,
2009 .

2.4 Model Program Linier


Pada dasarnya model program linier memiliki 3
unsur penting yaitu :
1. Variabel Putusan
Adalah variabel yang akan dicari dan memberi
nilai yang paling baik bagi tujuan yang hendak
dicapai.
2. Fungsi Tujuan
Adalah fungsi matematika yang harus
dimaksimumkan atau diminimumkan, dan
mencerminkan tujuan yang hendak dicapai.
3. Fungsi Kendala
Adalah fungsi matematika yang menjadi kendala
bagi usaha untuk memaksimumkan atau Gambar 2. menunjukan skema jaringan irigasi golek
meminimumkan fungsi tujuan, mewakili kendala kanan
yang harus dicapai.

2.5 Fasilitas Solver Pada Microsoft Excel 3. Metodologi Penelitian


Solver adalah fasilitas didalam program Microsoft Metode penelitian dalam kajian ini adalah
Excel pada Windows. Solver digunakan untuk mencari penelitian deskriptif yang merupakan penelitian kasus
solusi maksimum maupun minimum suatu dan penelitian lapangan (case study and field
permasalahan yang kita hadapi. research). Penelitian ini bertujuan untuk
mengevaluasi pola tata tanam yang telah dilaksanakan
di daerah irigasi golek Kanan dan berdasarkan data
2.6 Kondisi Daerah Penelitian yang akan dikumpulkan pada saat sebelum dan
Jaringan Irigasi Golek Kanan yang terletak di sesudah perubahan iklim, kemudian disusun
Desa Karangduren, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten rekomendasi pola tata tanam. Berdasarkan rumusan
Malang. Kabupaten Malang adalah salah satu masalah dan tujuan yang digunakan maka dapat dilihat
Kabupaten di Indonesia yang terletak di Propinsi Jawa pada gambar 3. bagan alir penelitian di bawah ini :
Timur dan merupakan Kabupaten yang terluas
wilayahnya dari 37 Kabupaten / Kotamadya yang ada
di Jawa Timur.
Jaringan Irigasi Golek Kanan merupakan
jaringan irigasi kabupaten sehingga pengelolaan ada
pada Dinas Pengairan Kabupaten Malang. Dengan
luas total Daerah Irigasi yang dilayani sebesar 117 Ha.
Jaringan Irigasi Golek Kanan terdiri dari tiga saluran
sekunder dan empat saluran tersier. Yaitu saluran
sekunder Golek, saluran tersier Karang Duren,
saluran tersier Sutojayan, saluran tersier Pakisaji dan
saluran Glanggang.
Gambar 1. di bawah ini menunjukan peta lokasi
penelitian

Loka
si

Penel
Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian
itian
Gambar 3. Bagan Alir Penelitian

71
JURNAL SIMETRIK VOL 1, NO. 4, JUNI 2014, ISSN : 2302-9579

4. Hasil Dan Pembahasan


4.1 Hasil Optimasi Sebelum Perubahan Iklim 2000 – 2010 berdasarkan trend perubahan iklim di
Hasil perhitungan curah hujan rerata tahunan 3 stasiun pada tabel 1 dibawah ini :

Tabel 1. Menunjukan Data Curah Hujan di 3 Stasiun Sukun, Wangir da Kepanjen Tahun 1999-2008
T ahun
Bulan Periode Rerata
1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
Januari I 16 87,7 143,3 132,7 197,0 47,2 35,3 248,0 18,3 103,7 102,92
II 70,7 35,0 36,3 110,0 10,3 177,3 148,0 104,0 28,0 32,3 75,20
III 87,0 116,7 195,7 449,3 252,0 219,5 75,0 146,3 91,7 164,7 179,78
Februari I 45,0 109,3 212,3 121,7 56,0 125,0 43,3 134,7 148,7 91,3 108,73
II 59,0 77,0 71,0 103,7 73,7 188,7 250,5 108,0 105,7 46,0 108,32
III 11,0 90,0 13,3 152,7 20,7 190,0 138,0 70,7 83,7 156,0 92,60
M aret I 124,3 49,7 32,0 44,7 81,7 180,2 164,7 109,3 54,3 163,0 100,38
II 180,7 57,7 93,3 225,0 45,3 255,2 59,5 194,7 139,3 174,3 142,50
III 116,0 104,3 173,3 247,0 11,3 110,0 141,5 86,3 178,7 186,2 135,47
April I 125,7 141,3 59,3 208,7 53,0 31,7 117,0 72,3 83,0 97,7 98,97
II 30,3 154,3 57,7 176,7 5,3 51,3 88,3 131,3 111,7 23,0 83,00
III 27,7 54,7 41,0 25,3 3,0 52,7 1,2 51,7 157,0 12,0 42,62
M ei I 44,7 36,0 38,3 22,0 55,3 20,7 4,0 82,7 0,7 65,3 36,97
II 48,3 49,3 4,7 70,7 3,7 0,3 0,0 0,0 69,7 20,0 26,67
III 0,0 69,0 8,3 5,3 0,0 52,8 0,0 79,7 25,0 3,3 24,35
Juni I 0,0 9,7 85,3 0,0 3,7 0,7 5,0 11,0 81,7 13,0 21,00
II 0,0 53,3 16,7 0,0 35,3 4,7 43,0 0,0 1,0 25,0 17,90
III 0,0 0,0 3,7 0,0 0,3 0,0 97,3 0,0 43,7 0,0 14,50
Juli I 0,7 0,0 0,0 0,0 0,0 7,0 25,3 0,0 0,0 0,0 3,30
II 0,0 0,0 23,3 0,0 0,0 0,0 6,8 0,0 15,0 0,0 4,52
III 0,0 0,0 17,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 1,70
Agustus I 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 10,3 0,0 0,0 0,0 1,03
II 0,0 0,0 0,7 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 2,7 0,33
III 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 2,0 0,0 0,0 7,3 0,93
September I 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 20,7 2,07
II 2,7 0,0 0,0 0,7 0,0 42,7 0,0 0,0 0,0 2,3 4,83
III 0,0 0,0 13,7 0,0 13,7 3,7 28,0 0,0 0,0 7,7 6,67
Oktober I 0,7 1,3 37,3 0,0 55,7 0,0 0,0 0,0 11,0 57,0 16,30
II 5,3 216,7 38,0 0,0 0,0 2,2 75,3 0,0 7,3 29,3 37,42
III 35,3 68,7 96,3 1,7 4,3 29,3 73,7 0,0 42,3 71,7 42,33
N ov ember I 93,3 4,3 62,7 19,3 73,7 62,2 5,3 17,3 197,3 117,3 65,28
II 123,3 7,7 98,0 30,3 132,7 27,3 38,7 11,7 68,7 134,3 67,27
III 57,7 83,7 15,0 78,0 325,3 366,3 203,3 55,7 36,7 126,0 134,77
Desember I 24,3 24,3 211,0 20,0 168,7 188,0 138,7 45,0 187,7 95,0 110,27
II 47,7 106,7 14,0 98,0 47,7 176,0 195,7 92,0 137,3 137,0 105,20
III 51,7 39,7 92,0 282,3 69,0 222,7 316,7 243,7 401,3 106,3 182,53
Rerata 39,69 51,33 55,69 72,94 49,95 78,75 70,32 58,22 70,18 63,65 61,07
Max 180,67 216,67 212,33 449,33 325,33 366,33 316,67 248,00 401,33 186,17 182,53
Min 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,33

Grafik 1. Menunjukan Trend Perubahan Curah Hujan Rerata 10 Harian di 3 Stasiun Hujan Sukun,
Wangir dan Kepanjen Tahun 2000 - 2010.

Trend Perubahan Curah Hujan Rerata 10 harian di 3 Stasiun


500
1999
400 2000
Curah Hujan (mm)

300 2001
2002
200 2003
100 2004
2005
0
2006
I II III I II 2008
2007
III I II III I 2006
2005 2007
II III I II III 2004
Jan Feb I II III I 2003
2002
II III I II 2001 2008
Mar Apr III I II III 2000
Mei Jun I II III I 1999

Jul II III I II
Agst Sept III
Okt Nov Des

Dari data curah hujan total rerata di 3 tahun 1999 – 2008 kemudian dirata-ratakan untuk
stasiun yaitu Sukun, Wangir dan Kepanjen untuk mendapatkan trend curah hujan total rerata

72
JURNAL SIMETRIK VOL 1, NO. 4, JUNI 2014, ISSN : 2302-9579

sebesar 2198,12 mm/th seperti terlihat pada tabel 2. dan grafik 2. di bawah ini :

Tabel 2. Menunjukan Data Curah Hujan Rerata Tahunan di 3 Stasiun Tahun 1999 –2008

1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
1429,0 1848,0 2004,7 2625,7 1793,3 2835,2 2531,5 2096,0 2526,3 2291,5

Grafik 2. Menunjukan Trend Curah Hujan Rerata Tahunan di 3 Stasiun Tahun 1999-2008

Trend Curah Hujan Rerata Tahunan di 3 Stasiun Tahun 1999 - 2008


3000.00
Curah Hujan (mm/thn)

2500.00
2000.00
1500.00
1000.00
500.00 Data Curah Hujan Total Rerata
0.00
1999 2000 Curah Hujan Total Rerata
2001 2002
2003 2004
2005 2006
2007 2008
Tahun

Fungsi Tujuan zadalah kondisi exsisting maka keuntungan


Tujuan optimasi ini adalah untuk yang diperoleh tetap. Tetapi jika ingin
mendapatkan perebedaan ketersedian air akibat dikembangankan areal lahan sesuai dengan
pengaruh perubahan iklim dan besarnya nilai debit sisa maka keuntungannya tentu berbeda
manfaat atau keuntungan pada setiap musim dan pada tabel 3. besar nilai manfaat dari
tanam. Namun karena kondisi yang dievaluasi masing-masing jenis tanam di bawah ini

Fungsi Kendala a. Kendala Luas Lahan


Dalam suatu analisa optimasi, sumber Kendala luas tanam ini diambil berdasarkan
daya yang akan dianalisa harus dalam keadaan kondisi exsisting sehingga berlaku untuk
terbatas. Keterbatasan sumber daya tersebut analisis sebelum dan sesudah perubahan iklim.
dinamakan sebagai syarat ikatan atau kendala. Adapun kendala pada setiap musim tanam.
Fungsi kendala ini merupakan persamaan yang b. Kendala Debit
membatasi kegunaan utama dan bentuk fungsi Kendala debit yang dihadapi sebelum
kendala ini adalah besar debit dan luas lahan. perubahan iklim.

Volume air yang tersedia sebelum perubahan iklim adalah sebagai berikut :
Vol. Air dari Q andalan (m3)
No Debit andalan D.I. Golek Kanan Musim Tanam
I II III
1 Debit Air Musim Kering (Q andalan 80%) 706000,00 686000,00 764000,00
Sumber : Hasil Perhitungan

1. Kebutuhan air irigasi jenis tanam pada setiap musim tanam sebelum perubahan iklim adalah
sebagai berikut :
No Pola Tanam Musim Kebutuhan Air Irigasi (m3/ha)
D.I Golek Kanan Tanam Padi Palawija Tebu
1 PTT Eksisting I 604,80 0,00 0,00
II 1022,11 369,79 343,01
III 908,06 127,87 253,15
Sumber : Hasil Perhitungan

73
JURNAL SIMETRIK VOL 1, NO. 4, JUNI 2014, ISSN : 2302-9579

4.2 Luas lahan yang dapat ditanami adalah Daerah Musim Jenis Luas Tanam
sebagai berikut : Irigasi Tanam Tanam (Ha)
Daerah Padi 104.00
Analisa optimasi yang dilakukan adalah Irigasi
dengan kondidi debit yang tersedia yang Golek I Palawija 3.00
merupakan fungsi kendala antara lain : Tebu 10.00
1. Debit air musim kering ( Q andalan 80 % ) Padi 99.00
Untuk masing-masing kondisi debit tersebut II Palawija 8.00
dilakukan analisis optimasi dengan masing-
Tebu 10.00
masing pola tata tanam untuk mendapatkan
sasaran atau keuntungan maksimum. Padi 90.00
2. Optimasi Benefit III Palawija 17.00
Untuk merumuskan model matematika dengan Tebu 10.00
simbol-simbol matematis dengan Keuntungan per tahun sebagai berikut :
menggunakan pola tata tanam yang ada maka
Keuntungan/
perlu dibuat satu komponen model berikut ini : Daerah Irigasi Musim Tanam
Manfaat PPT Eksisting (Rp)

Berikut ini adalah luas lahan Eksisting di daerah I 1,506,322,500,00


irigasi golek kanan sebelum dioptimasi. Daerah Irigasi II 1,471,135,000,00
Golek III 1,407,797,500,00

Keuntungan petahun 4,385,255,000,00


Sumber : Hasil Perhitungan

Tabel 3. Menunjukan Rekapitulasi Hasil Optimasi Sebelum Perubahan Iklim


Musim
Jenis Tanaman Luas Lahan Debit Andalan Debit Terpakai Debit Sisa Keuntungan (Rp)
Tanam
Padi 104,00
Musim
Palawija 3,00 706000 62899.20 643100.80 1,506,322,500,00
Daerah Tanam I
Tebu 10,00
Irigasi
Padi 99,00
Golek Musim
Palawija 8,00 686000 107577.50 578422.50 1,471,135,000,00
Kanan Tanam II
Tebu 10,00
Padi 90,00
Musim
Palawija 17,00 764000 86431.10 677568.90 1,407,797,500,00
Tanam III
Tebu 10,00

Sumber : Hasil Perhitungan

Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat program linier. Dan pada bab berikutnya yang
disimpulkan bahwa setelah di optimasi di daerah aklhirnya akan dibandingkan dengan hasil
irigasi golek kanan dapat menghasilkan optimasi sesudah perubahan iklim.
keuntungan yang maksimal dengan menggunakan

4.3 Hasil Optimasi Sesudah Perubahan Iklim


1. Volume air yang tersedia sesudah perubahan iklim adalah sebagai berikut :
Vol. Air dari Q andalan (m3)
No Debit andalan D.I. Golek Kanan Musim Tanam
I II III

1 Debit Air Musim Kering (Q andalan 80%) 1420000,00 690000,00 570000,00

Sumber : Hasil Perhitungan


2. Kebutuhan air irigasi jenis tanam pada setiap musim tanam sesudah perubahan iklim adalah sebagai
berikut :
No Pola Tanam Musim Kebutuhan Air Irigasi (m3/ha)
D.I Golek Kanan Tanam Padi Palawija Tebu
1 PTT Eksisting I 659,23 0,00 0,00
II 1018,66 213,41 343,01
III 980,64 235,01 303,28
Sumber : Hasil Perhitungan

74
JURNAL SIMETRIK VOL 1, NO. 4, JUNI 2014, ISSN : 2302-9579

Luas lahan yang dapat ditanami adalah sebagai Sumber : Hasil Perhitungan
berikut : Diperoleh keuntungan sebesar per musim
tanam
Daerah Musim Jenis Luas Tanam Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat
Irigasi Tanam Tanam (Ha)
disimpulkan bahwa setelah di optimasi di daerah
irigasi golek kanan dapat menghasilkan
Padi 104.00 keuntungan dengan menggunakan program linier.
Daerah I Palawija 3.00 Pada tabel 4. di bawah ini menunjukan
Irigasi Tebu 10.00 rekapitulasi hasil optimasi sesedah perubahan
Golek
Padi 104.00 iklim.
II Palawija 3.00
Tebu 10.00
Padi 99.00
III Palawija 8.00
Tebu 10.00

Keuntungan per tahun sebagai berikut :


Keuntungan/Manfaat
Daerah
Musim Tanam PPT Eksisting
Irigasi
(Rp)
Daerah I 1,506,322,500,00
Irigasi II 1,506,322,500,00
Golek III 1,471,135,000,00

Keuntungan petahun 1. 483,780,900.00

Tabel 4. Menunjukan Rekapitulasi Hasil Optimasi Sesudah Perubahan Iklim


Musim
Jenis Tanaman Luas Lahan Debit Andalan Debit Terpakai Debit Sisa Keuntungan (Rp)
Tanam
Padi 104,00
Musim
Palawija 3,00 1420000 68559.92 1351440.08 1,506,322,500,00
Daerah Tanam I
Tebu 10,00
Irigasi
Padi 104,00
Golek Musim
Palawija 3,00 690000 110010.95 579989.05 1,506,322,500,00
Kanan Tanam II
Tebu 10,00
Padi 99,0
Musim
Palawija 8,00 570000 101988.04 468011.96 1,471,135,000,00
Tanam III
Tebu 10,00

Sumber : Hasil Perhitungan

Tabel 5. Menunjukan Perbandingan Hasil OIptimasi Sebelum dan Sesudah Perubahan Iklim
Luas Lahan Luas Lahan Debit Andalan Debit Andalan Debit Terpakai Debit Terpakai Debit Sisa Debit Sisa Keuntungan Keuntungan
Musim
Jenis Tanaman Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
Tanam
Perubahan Iklim Perubahan Iklim Perubahan Iklim Perubahan Iklim Perubahan Iklim Perubahan Iklim Perubahan Iklim Perubahan Iklim Perubahan Iklim Perubahan Iklim
Padi 104,00 104,00 (Rp) (Rp)
Musim
Daerah Tanam I Palawija 3,00 3,00 706000 1420000 62899.20 68559.92 643100.80 1351440.08 1,506,322,500,00 1,506,322,500,00
Irigasi Tebu 10,00 10,00
Golek Padi 99,00 104,00
Musim
Kanan Palawija 8,00 3,00 686000 690000 107577.50 110010.95 578422.50 579989.05 1,471,135,000,00 1,506,322,500,00
Tanam II
Tebu 10,00 10,00
Padi 90,00 99,00
Musim
Palawija 17,00 8,00 764000 570000 86431.10 101988.04 677568.90 468011.96 1,407,797,500,00 1,471,135,000,00
Tanam III
Tebu 10,00 10,00
Sumber : Hasil Perhitungan

5. Penutup kemarau serta meningkatnya jumlah curah


5.1 Kesimpulan hujan tahunan seperti yang ditunjukkan dari
Dari hasil analisis yang dilakukan pada data curah hujan pada 3 stasiun yakni stasiun
kondisi sebelum dan sesudah perubahan iklim Sukun, Wagir dan Kepanjen.
dengan menggunakan program linier, maka dapat 2. Berdasarkan data hasil dari optimasi
disimpulkan sebagai berikut : menunjukkan katersedian volume air di intake
1. Perubahan iklim telah terjadi pada di daerah bendung sebelum terjadinya perubahan iklim
Irigasi golek kanan pada tahun 2001 yang pada ( Musim Tanam ) MT I, MT II dan MT III
ditandai dengan pergeseran musim hujan dan masing-masing; 706.000 m3, 686.000 m3 dan

75
JURNAL SIMETRIK VOL 1, NO. 4, JUNI 2014, ISSN : 2302-9579

764,000 m3 sedangkan setelah terjadinya Anonim. 1995. Pedoman Operasi dan


perubahan iklim volume air yang tersedia pada Pemeliharaan Jaringan Irigasi Edisi-II.
MT I, MT II dan MT III masing-masing Direktorat Jenderal Pengairan: Departemen
sebegai berikut; 1420000 m3, 690000 m3, dan Pekerjaan Umum.
570000 m3. Dari hasil analisa ini menunjukkan Anonim. 1997. Pedoman Operasi dan
ketersedian volume air sebelum terjaadinya Pemeliharaan Jaringan Irigasi Edisi-IV.
perubahan cuaca lebih kecil dibandingkan Direktorat Jenderal Pengairan: Departemen
dengan ketersediaan air sesudah terjadinya Pekerjaan Umum.
perubahan iklim. Armi Susandi, dkk. 2008. Dampak Perubahan
3. Volume air hasil optimasi terhadap eksisting Iklim Terhadap Ketinggian Muka Laut Di
pola tata tanam yang terdapat di daerah Irigasi Wilayah Banjarmasin. Jurnal Ekonomi
Golek kanan baik sebelum dan sesudah Lingkungan Vol.12/No.2/2008.
perubahan iklim masih menucukupi kebutuhan Asri, Marwan dan Hidayat. 1984. Linear
air untuk setiap musim tanam. Dengan Programming. Yogyakarta: BPFE
demikian pola pemeberian air di daerah irigasi Bukti Pemanasan Global tanggal akses 1 Maret
ini masih dapat dipertahankan. 2010.
4. Selisih keuntungan dari hasil optimasi sebelum www.drn.go.id/download/Paparan-
dan sesudah perubahan iklim pada musim PemanasanGlobal(Paulus).pdf
tanam I, II dan III semua lahan pertanian dapat http://www.solver.com/pricemenu.html.
ditanami padi, palawija dan tebu maka Montarcih, Lily. 2009, Hidrologi Teknik Sumber
keuntungan yang diperoleh Rp Daya Air -1, Malang : CV Citra
4,483,780,000.00 – Rp 4,385,255,000.00 = Montarcih, Lily. & Soetopo Widandi. 2009,
Rp98,525,000.00 Pengantar Manajemen Teknik Sumber
Daya Air, Malang : CV Citra
Prabowo, Setya Hadi. 2008. Studi Optimasi
5.2 Saran Pemanfaatan Air Irigasi pada Daerah
Dengan memperhatikan hasil analisis yang di Irigasi Kedungkandang Kabupaten
peroleh serta mempertimbangkan beberapa Malang. Skripsi: Universitas Brawijaya
keterbatasan maka disampaikan saran: Malang.
1. Untuk mendapatkan hasil optimasi yang lebih Pemanasan dan perubahan cuaca tanggal akses 1
mendekati kondisi sebenarnya dilapangan Maret 2010.
sebaiknaya penunjang dengan data-data yang www.ofm-
lebih panjang dan lengkap agar dalam analisis jpic.org/globalwarming/pdf/indonesian.pdf
perubahan iklim dapat lebih detail lagi oleh Subarkah, Iman. 1980. Hidrologi untuk
peneliti berikutnya. Perencanaan Bangunan Air. Bandung: Idea
2. Pemerintah Kabupaten Malang khususnya Dharma.
Dinas Pengairan yang terkait dengan Suhardjono. 1994. Kebutuhan Air Tanaman.
penyediaan data-data perubahan iklim harus Malang: Institut Teknologi Nasional.
secara konsisten dan terus menerus memantau Sekilas Perubahan cuaca atau climate.html. akses
operubahan iklim yang terjadi dan Desember 2008 http://www.atayaya.net.
mensosialisasikan kepada petani. Soemarto, C.D. 1986. Hidrologi Teknik Edisi 1.
Surabaya: Usaha Nasional.
6. DAFTAR PUSTAKA Sosrodarsono, S dan Takeda, K. 1978. Hidrologi
Anonim. 1986. Standar Perencanaan Irigasi (Kriteria Untuk Pengairan. Jakarta: Pradnya
Perencanaan 01). Bandung: CV Galang Paramita.
Persada.

76

You might also like