Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Geomorfologi merupakan salah satu cabang ilmu dari geologi yang

mempunyai peranan yag sangat penting. Geomorfologi ialah salah satu cabang ilmu

geologi yang mempelajari tentang proses bentang alam.

Geomorfologi biasanya diterjemahkan sebagai ilmu bentang alam. Ilmu

geomorfologi sendiri mempelajari tentang peta. Istilah Peta berasal dari bahasa

Inggris, yaitu map. Adapun kata map berasal dari bahasa Yunani, yaitu mappa yang

berarti taplak atau kain penutup meja. Namun, secara umum pengertian Peta adalah

gambaran seluruh atau sebagian permukaan bumi pada bidang datar yang

diperkecil dengan menggunakan skala tertentu. Peta merupakan media untuk

menyimpan dan menyajikan informasi tentang rupa bumi dengan penyajian pada

skala tertentu. Salah satu jenis peta yaitu peta topografi. Peta topografi adalah suatu

peta yang menunjukkan maklumat topografi dan fitur-fitur yang ada di atas

permukaan bumi. Bukit, sungai, jalan dan lainlain ada ditunjukkan. Nama-nama

tempat, sungai, gunung dan lain-lain dinyatakan dengan jelas. Seperti peta lain,

simbul dan warna digunakan untuk mewakili sesuatu fitur. Peta topografi biasanya

digambarkan dengan menggunakan garis kontur.

Kontur adalah garis khayal di permukaan bumi yang menghubungkan titik-

titik yang sama tingginya dari atas permukaan laut . Oleh karena itu, dilakukannya

praktikum Geomorfologi acara Interpretasi Peta Topografi .


1.2 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dari praktikum ini yaitu dapat menginterpretasi kondisi

geomorfologi melalui peta topografi.

Tujuan dalam praktikum ini antara lain :

1. Memahami sifat sifat kontur.

2. Menginterpretasi relief bentang alam berdasarkan sifat-sifat kontur.

3. Menginterpretasi litologi berdasarkan sifat pola garis kontur.

4. Membuat penampang dari peta topografi.

1.3 Alat dan Bahan

1. Peta topografi

2. Kalkir A3

3. Grafik A3

4. Pensil

5. Drawing pen 0,5 , 0,3 , 0,1

6. Penggaris 30 dan 50 cm

7. Penghapus

8. Double tip

9. Cutter

10. Pensil warna

11. Kertas A4s


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Garis Kontur

Kontur adalah garis khayal di permukaan bumi yang menghubungkan titik-titik

yang memiliki ketinggian yang sama dari atas permukaan laut yang terdapat di peta.

Garis-garis ini biasanya tidak lurus tetapi berbelok-belok dan tertutup. Bentuk

suatu kontur menggambarkan bentuk permukaan bumi yang sebenarnya.

Kontur digambarkan dengan interval vertikal yang tetap, interval kontur adalah

jarak vertikal antara dua garis ketinggian yang ditentukan berdasarkan skalanya.

Besarnya interval kontur sesuai dengan skala peta dan keadaan di muka bumi.

Interval kontur selalu dinyatakan secara jelas di bagian bawah tengah di atas skala

grafis. ( Djauhari Noor, 2010)

2.2 Karakteristik Garis Kontur pada Peta

Wilayah di suatu daerah di permukaan bumi memiliki bentuk yang berbeda -

beda, seluruh bentukan daratan dapat digambarkan dengan menggunakan garis

kontur. Penggambaran bentukan bumi tersebut membuat pola-pola khusus pada garis

kontur.

Selanjutnya pola-pola tersebut menjadi suatu karakter yang baku dalam

penggambaran kontur terhadap bentukan alam ini.

Diantara karakteristik dari kontur adalah sebagai berikut:


1. Garis-garis kontur pada peta topografi menggambarkan tinggi-rendahnya

(relief) permukaan bumi

2. Garis kontur menggambarkan bentuk tiga dimensi (3D) yang mempunyai

unsur panjang, lebar dan tinggi

3. Kontur bulat yang terkecil dari kontur-kontur yang ada merupakan puncakan

dari suatu gunung atau bukit

4. Kontur yang lebih rendah selalu mengelilingi kontur yang lebih tinggi,

kecuali untuk daerah khusus seperti depresi tanah

5. Kontur yang diberi garis-garis kecil (ticks) menyerupai buli mata merupakan

depresi tanah (cekungan) yang nilai ketinggian konturnya berkurang, seperti

kawah atau kaldera pada gunung api, dan danau.

6. Kontur tidak pernah saling berpotongan dan bercabang, jika kontur terlihat

bercabang atau berpotongan maka perpotongan dan percabangan tersebut

terjadi antara kontur dan lainnya (sungai atau jalan), dari segi warna akan

terlihat jelas berpotongan atau barcabang dengan bentukan lainnya

7. Punggungan gunung/bukit terlihat di peta sebagai rangkaian kontur

menyerupai berbentuk ‘U’ yang ujung lengkungannya selalu menjauhi

puncak

8. Lembah terlihat di peta sebagai rangkaian kontur menyerupai berbentuk ‘V’

yang ujung tajamnya menjorok ke dalam mendekati puncak, pada lembahan

besar biasanya terdapat aliran sungai


9. Kontur yang saling berhimpitan (2 kontur atau lebih) menunjukkan daerah

yang sangat curam, pada punggungan merupakan patahan/tebing dan pada

lembahan merupakan air terjun

10. Beda ketinggian antara kontur yang satu dengan yang lainnya/ interval kontur

(contour interval -CI-) adalah tetap walaupun kerapatan konturnya berubah-

ubah (rapat atau renggang). Perbedaan tinggi dua kontur yang berurutan

adalah 1/2.000 dari skala (Djauhari Noor, 2010)

2.2 Interpretasi Peta Topografi

Peta topografi menunjukkan bentuk-bentuk muka bumi. Bentuk-bentuk muka

bumi tersebut adalah sebagai berikut.

1. Pegunungan

Contoh gambar pegunungan pada peta topografi :

Gambar 2.1. Kenampakan Pegunungan pada Peta Topografi


Pegunungan atau di sebut juga Barisan dan Banjaran merupakan suatu area

geografis dengan gunung gunung yang terkait secara geologis.

2. Bukit

Contoh gambar bukit pada peta topografi :

Gambar 2.2. Bukit Pada Peta Topografi


Bukit ialah beberapa luas permukaan tanah yang lebih tinggi dibandingkan

dengan sekitarnya namun ketinggiannya masih relatife lebih rendah daripada gunung

atau pegunungan.
3. Lereng

Gambar 2.3 Lereng Pada Peta Topografi

Lereng yaitu suatu daerah permukaan tanah yang letaknya miring.

4. Cekungan (Depresi)

Cekungan (Depresi) pada peta topografi digambarkan seperti di bawah ini!

Gambar 2.4. Cekungan atau Depresi

Cekungan yaitu bentuk muka bumi yang mencekung

5. Penampang Melintang Bentuk Muka Bumi


Penampang melintang adalah penampang permukaan bumi yang dipotong

secara tegak lurus. Dengan penampang melintang maka dapat diketahui/dilihat

secara jelas bentuk dan ketinggian suatu tempat yang ada di muka bumi. Untuk

membuat sebuah penampang melintang maka harus tersedia peta topografi sebab

hanya peta topografi yang dapat dibuat penampang melintangnya.

(Djauhari Noor, 2009)

Gambar 2.5. Penampang Melintang Bentuk Muka Bumi

2.3 Relief Muka Bumi

Relief permukaan bumi adalah perbedaan tinggi rendah permukaan bumi. Relief

permukaan bumi juga bisa disebut sebagai lapisan kulit bumi atau litosfer. Litosfer

terdiri dari batuan, tanah, dan beberapa jenis logam. Batuan yang berada di bumi,

berperan aktif dalam menyusun lapisan bumi.

Relief muka bumi terbagi menjadi 2, yaitu :

A. Relief daratan
1. Dataran Rendah

Dataran rendah adalah dataran yang memiliki ketinggian 0 sampai 200 meter

di atas permukaan laut. Dataran rendah juga bisa disebut sebagai dataran

alluvial. Dataran rendah biasanya memiliki tingkat kesuburan yang tinggi

2. Dataran Tinggi

Dataran tinggi adalah dataran yang memiliki ketinggian di antara 200 hingga

1000 meter dibawah permukaan laut. Dataran tinggi dapat terbentuk melalui

timbunan material dari lereng gunung, sehingga membentuk dataran tinggi yang

luas. Dataran tinggi juga bisa terbentuk melalui hasil erosi dan sedimentasi.

3. Gunung

Gunung adalah salah satu bentuk tonjolan di relief muka bumi. Bisanya,

gunung memilki tinggi lebih dari 1000 meter di bawah permukaan laut.

4. Pegunungan dan Perbukitan

Pegunungan adalah, gunung yang berbaris sehingga membentuk gugusan.

Pegunungan memiliki tinggi di atas 1000 meter diatas permukaan laut. Selain

pegunungan, terdapat perbukitan. Perbukitan adalah kumpulan dataran tinggi.

Perbukitan memiliki tinggi antara 200 hingga 300 meter diatas permukaan laut.

Berbeda dengan dataran tinggi, perbukitan memiliki tingkat kemiringan lereng

yang cukup besar

5. Sungai

Sungai adalah aliran air yang mengalir dari hulu ke hilir. Hulu biasanya

berada di dataran tinggi, sedangkan hilir berada di daratan rendah. Sungai akan

selalu berakhir di laut. Sungai biasanya berasal dari mata air yang ada di
pegunungan atau gunung. Akibat adanya proses sedimentasi, sungai memiliki

bentuk berkelok- kelok, bahkan membentuk sungai baru yang terpisah dari

sungai utama. Sungai, memiliki ekosistem yang berbeda dengan daerah berair

lainnya. Karena memiliki karakter yang berbeda.

6. Danau atau Rawa

Danau adalah daratan yang berbentuk cekungan, dan tergenang oleh air.

Sedangkan rawa adalah daratan di dataran rendah, yang tergenang oleh air.

Rawa sering ditemui di sekitar pantai atau di sekitar dataran rendah. Rawa

biasanya banyak ditumbuhi oleh tanaman air.

7. Pantai

Pantai adalah daratan yang menjadi pembatas antar daratan dan lautan. Pantai

memiliki beberapa bentuk yaitu teluk, tanjung, delta, maupun gosong. Walaupun

berada dalam satu relief, ekosistem sungai dan pantai memiliki keunikan sendiri-

sendiri

B. Relief Lautan

1. Lereng Benua

Lereng benua atau bisa disebut laut dalam ini, berada pada kedalaman lebih

dari 200 meter dari atas permukaan laut. Lereng benua memiliki kemiringan bisa

mencapai 4% hingga 6%. Lereng benua adalah perpanjangan dari landasan

kontinen. Lereng benua, mengambil total 13% dari total luas permukaan bumi

2. Landasan kontinen

Landasan kontinen atau bisa disebut laut dangkal adalah dataran yang

berada di laut dengan kedalaman kurang dari 200 m dari atas permukaan laut.
3. Paparan Benua

Paparan benua adalah dataran di dasar permukaan laut, yang semakin lama

melandai menuju daratan atau pantai. Kedalaman paparan benua bisa kurang

dari atau antara 200 meter dari atas permukaan laut.

4. Lereng Benua

Lereng benua atau bisa disebut tanjakan kontinen adalah lereng yang berada

di antara benua dan samudra. Lereng benua dapat dikatan sebagai batas antara

benua dan samudra. Lereng benua adalah lokasi pengendapan sedimen yang

berasal dari daratan

5. Lubuk Laut

Lubuk laut atau basin adalah dasaran yang berada di dasar laut, dan

berbentuk cekung. Cekungan ini terjadi akibat adanya ingresi atau pemerosotan

di dasar laut. Basin dapat berbentuk bulat maupun oval, dengan ukuran yang

luas dan lebar.

6. Palung Laut

Palung laut adalah lembah di dasar laut. Palung laut juga terbentuk akibat

adanya ingresi. Berbeda dengan lubuk laut yang berbentuk cekungan, palung

laut berbentuk memanjang ke bawah dan dalam.

7. Punggung Laut

Punggung laut adalah deretan perbukitan yang berada di dasar laut.

Punggung laut dapat memiliki panjang hingga ribuan kilometer. Bentuk

punggung laut hampir seperti tanggul raksasa. Punggung laut memiliki dua jenis,
yaitu Rise dan Ridge. Rise adalah punggung laut yang memiliki lereng landai,

sedangkan Ridge adalah punggung laut yang memiliki lereng yang curam.

Beberapa punggung laut sangat tingga, sehingga puncaknya keluar ke

permukaan laut, dan membentuk pulau- pulau.

8. Ambang Laut

Ambang laut adalah deretan dataran tinggi atau pegunungan dasar laut yang

terletak di antara dua lautan. Kedalaman ambang laut kurang dari 200 meter dari

permukaan laut. Ambang laut adalah daratan yang tenggelam dan tertutup oleh

air laut.

9. Gunung Laut

Gunung laut adalah gunung yang berada di dasar laut. Puncak dari gunung

laut ini bisa berada di atas permukaan laut, atau tetap berada di dalam laut.

Gunung laut berada pada kedalaman 1000 hingga 4000 meter dari atas

permukaan laut. Puncak gunung laut yang keluar dari dalam laut, bukanlah

sebuah pulau. (Djuhari Noor, 2010)


BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum kali ini ialah :

1. Cara menginterpretasi relief bentang alam dari sifat sifat kontur sendiri yaitu

jika konturnya landai maka dapat dikatakan bahwa daerah tersebut adalah

daerah pedataran, jika konturnya agak rapat daerahnya perbukitan dan jika

konturnya rapat maka daerah tersebut merupakan daerah pegunungan. Cara

menginterpretasi litologi dapat dilihat dari garis konturnya. Litologi pada

batuan beku mempunyai kontur yang memutari satu titik ketinggian, pada

batuan vulkanik pola kontur berbentuk sangat rapat, dan pada batugamping

pola kontur mempunyai banyak titik ketinggian yang tersendiri

2. Tahapan – tahapan pembuatan diagram penampang melintang :

1. Tentukan wilayah yang akan dibuat diagram penampang melintang.

2. Buatlah garis penampang pada peta kontur, yakni dengan membuat garis

melintang atau horisontal pada peta ( jika memungkinkan, buatlah garis

yang memotong tiap nilai kontur)

3. Buatlah grafik / diagram ketinggian.

4. Tepat dititik perpotiongan antara garis penampang dan kontur pada peta,

tariklah garis Vertikal ke bawah untuk dihubungkan ke grafik/diagram (

sesuai dengan nilai ketinggian masing-masing), sehingga dihasilkan titik

perpotongan ketinggian pada grafik/diagram ketinggian.


5. Hubungkanlah titik-titik perpotongan pada grafik/diagram sehingga

dihasilkan pola bentuk muka bumi yang menyerupai bentuk muka bumi

sesungguhnya.

4.2 Saran

4.2.1 Saran Untuk Asisten

Sebaiknya kakak asisten memberikan arahan yang lebih jelas saat

praktikum, agar praktikan tidak mengalami kesulitan.

4.2.2 Saran Untuk Laboratorium

Sebaiknya sebelum melakukan praktikum, sebaiknya lab dibersihkan

terlebih dahulu.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Interpretasi Peta Relief.

Pengamatan peta relief dapat dilihat adanya kenampakan kontur. Pola kontur ini

terdiri dari kontur yang renggang sampai ke kontur yang sangat rapat. Peta relief

yang disajikan terdapat 3 daerah yang terdiri dari daerah pegunungan, pedataran, dan

perbukitan.

3.1. 1. Daerah Pedataran

Gambar 3.1.1 Pola Kontur Pedataran

Menurut klasifikasi relief Van Zuidam (1983), daerah pedataran memiliki

beda tinggi< 5 hingga 75 m, sehingga dapat terlihat pola kontur yang rengang.

Daerah pedataran pada peta tersebut ditandai dengan warna hijau.

3.1. 2. Daerah Pebukitan


Gambar 3.1.2 Pola Kontur Perbukitan

Menurut klasifikasi relief Van Zuidam (1983), daerah perbukitan memiliki

beda tinggi 75 hingga 500 m, sehingga dapat terlihat pola kontur yang agak rapat.

Daerah perbukitan pada peta tersebut ditandai dengan warna jingga.

3.1. 3. Daerah Pegunungan

Gambar 3.1.3 Pola Kontur Pegunungan

Menurut klasifikasi relief Van Zuidam (1983), daerah pegunungan memiliki

beda tinggi 500 hingga 1000 m, sehingga dapat terlihat pola kontur yang agak rapat.

Daerah pegunungan pada peta tersebut ditandai dengan warna ungu.

3.2 Interpretasi Peta Persebaran Litologi

Dari peta topografi tersebut dapat diinterpretasikan beberapa persebaran litologi

dilihat dari pola kontur dan komponen peta geologi yang ada, mulai dari persebaran

batuan vulkanik, batuan beku serta batugamping.

3.2. 1. Batuan Vulkanik


Gambar 3.2.1 Pola Kontur Batuan Vulkanik

Dari peta tersebut dapat dilihat pola kontur batuan vulkanik yang dicirikan

oleh pola kontur berbentuk kerucut, melingkar rapat dan memanjang. Persebaran

batuan vulkanik pada peta topografi dicirikan dengan warna jingga.

3.2.2 Batuan Beku

Gambar 3.2.2 Pola Kontur Batuan Beku

Dari peta tersebut dapat dilihat pola kontur batuan beku yang dicirikan oleh

pola kontur yang melingkar dan membulat. Persebaran batuan beku pada peta

topografi dicirikan dengan warna merah.

3.2. 2. Batugamping
Gambar 3.2.3 Pola Kontur Batugamping

Dari peta tersebut dapat dilihat pola kontur batugamping yang dicirikan oleh

bukit – bukit yang relative kecil dengan garis kontur terpusat dan mempunyai titik –

titik ketinggian di beberapa lokasi yang posisinya tersebar secara merata di

permukaan bentang alam peta topografi tersebut. Selain itu, pola kontur yang

rengang menandakan persebaran batuan yang relative lunak atau batuan sedimen.

Persebaran batugamping pada peta dicirikan dengan warna biru..


DAFTAR PUSTAKA

Djauhari, Noor. 2009. Pengantar Geologi. Universitas Pakuan. Bogor

Djauhari, Noor. 2010. Geomorfologi . Universitas Pakuan. Bogor

You might also like