Professional Documents
Culture Documents
Bab Ii CMHN
Bab Ii CMHN
Bab Ii CMHN
PEMBAHASAN
A. Definisi CHMN
a. Manajemen Waktu
Manajemen waktu adalah penggunaan secara optimal waktu yang dimiliki. Pada desa
siaga sehat jiwa manajemen waktu diterapkan dalam bentuk penerapan rencana
kegiatan bulanan untuk perawat CMHN dan kader kesehatan jiwa masyarakat.
Aktivitas manajemen waktu dievaluasi melalui instrumen evaluasi perencanaan.
b. Pendelegasian
Pendelegasian adalah melakukan pekerjaan melalui orang lain. Dalam organisasi
pendelegasian dilakukan agar aktivitas organisasi tetap berjalan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Pendelegasian dilaksanakan melalui proses :
1) Buat rencana tugas yang perlu diselesaikan
3) Komunikasikan dengan jelas apa yang akan dikerjakan dan apa tujuannya
d. Manajemen Konflik
Konflik adalah perbedaan pandangan dan ide antara satu orang dengan
orang yang lain. Dalam organisasi yang dibentuk dari sekumpulan orang
yang memiliki latar belakang yang berbeda konflik mungkin terjadi. Untuk
mengantisipasi terjadinya konflik maka perlu dibudayakan manajemen
konflik.
Cara penanganan konflik ada beberapa macam yaitu bersaing,
berkolaborasi, menghindar, mengakomodasi dan berkompromi. Penanganan
konflik yang diterapkan dalam pelayanan keperawatan kesehatan jiwa
komunitas adalah dengan cara kolaborasi. Cara ini adalah salah satu bentuk
kerja sama berbagai pihak yang terlibat konflik dalam menyelesaikan
masalah yang mereka hadapi dengan jalan mencari dan menemukan
persamaan kepentingan dan bukan perbedaan. Untuk itu pembudayaan
kolaborasi antar pihak-pihak terkait menjadi prioritas utama dalam
menyelenggarakan pelayanan keperawatan kesehatan jiwa komunitas.
E. Prinsip-Prinsip Keperawatan Kesehatan Jiwa
1. Therapeutic Nurse patient relationship (hubungan yang terapeutik antara perawat
dengan klien).
2. Conceptual models of psychiatric nursing (konsep model keperawatan jiwa).
3. Stress adaptation model of psychiatric nursing (model stress dan adaptasi dalam
keperawatan jiwa).
4. Biological context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan biologis dalam
keperawatan jiwa).
5. Psychological context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan psikologis
dalam keperawatan jiwa).
6. Sociocultural context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan sosial budaya
dalam keperawatan jiwa).
7. Environmental context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan lingkungan
dalam keperawatan jiwa).
8. Legal ethical context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan legal etika
dalam keperawatan jiwa).
9. Implementing the nursing process : standards of care (penatalaksanaan proses
keperawatan: dengan standar- standar perawatan).
10. Actualizing the Psychiatric Nursing Role : Professional Performance Standards
(aktualisasi peran keperawatan jiwa: melalui penampilan standar-standar
professional).
F. Jenis-Jenis CMHN
1. Basic Course (BC) CMHN
Kegiatan :
Kegiatan :
1) Stress pekerjaan
2) Stress perkawinan
3) Stress sekolah
4) Stress pasca bencana
c. Program dukungan sosial diberikan pada anak yatim piatu , individu yang
kehilangan pasangan , pekerjaan, kehilangan rumah/ tempat tinggal , yang
semuanya ini mungkin terjadi akibat bencana. Beberapa kegiatan yang
dilakukan adalah :
1) Memberikan informasi tentang cara mengatasi kehilangan
2) Menggerakkan dukunganmasyarakat seperti menjadi orangtua asuhbagi
anak yatim piatu.
3) Melatih keterampilan sesuai dengan keahlian masing-masing untuk
mendapatkan pekerjaan
4) Mnedapatkan dukungan pemerintah dan LSM untuk memperoleh tempat
tinggal.
d. Program pencegahan penyalahgunaan obat. Penyalahgunaan obat sering
digunakan sebagai koping untuk mengtasi masalah. Kegiatan yang
dilakukan:
1) Pendidikan kesehatan melatih koping positif untuk mengatasi stress
2) Latihan asertif yaitu mengungkapkan keinginan dan perasaan tanpa
menyakiti orang lain.
3) Latihan afirmasi dengan menguatkan aspek-aspek positif yang ada pada
diri seseorang.
e. Program pencegahan bunuh diri. Bunuh diri merupakan salah satu cara
penyelesaian masalah oleh individu yang mengalami keputus asaan. Oleh
karena itu perlu dilakukan program :
1) Memberikan informasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang
tanda-tanda bunuh diri.
2) Menyediakan lingkungan yang aman untuk mencegah bunuh diri.
3) Melatih keterampilan koping yang adaptif.
2. Pencegahan sekunder
Fokus pelayanan keperawatan pada pencegahan sekunder adalah deteksi dini
masalah psikososial dan gangguan jiwa serta penanganan dengan segera. Tujuan
pelayanan adalah menurunkan kejadian gangguan jiwa. Target pelayanan adalah
anggota masyarakat yang beresiko atau memperlihatkan tanda-tanda masalah dan
gangguan jiwa. Aktivitas pada pencegahan sekunder adalah :
a. Menemukan kasus sedini mungkin dengan cara memperoleh informasi dari
berbagai sumber seperti masyarakat, tim kesehatan lain dan penemuan
langsung.
b. Melakukan penjaringan kasus dengan melakukan langkah-langkah sebagai
berikut :
1) Melakukan pengkajian 2menit untuk memperoleh data fokus pada semua
pasien yang berobat kepukesmas dengan keluhan fisik.
2) Jika ditemukan tanda-tanda yang berkaitan dengan kecemasan dan depresi
maka lanjutkan pengkajian dengan menggunakan pengkajian keperawatan
kesehatan jiwa.
3) Mengumumkan kepada masyarakat tentang gejala dini gangguan jiwa (di
tempat– tempat umum)
4) Memberikan pengobatan cepat terhadap kasus baru yang ditemukan sesuai
dengan standar pendelegasian program pengobatan (bekerja sama dengan
dokter) dan memonitor efek samping pemberian obat, gejala, dan
kepatuhan pasien minum obat.
5) Bekerja sama dengan perawat komunitas dalam pemberian obat lain yang
dibutuhkan pasien untuk mengatasi gangguan fisik yang dialami (jika ada
gangguan fisik yang memerlukan pengobatan).
6) Melibatkan keluarga dalam pemberian obat, mengajarkan keluarga agar
melaporkan segera kepada perawat jika ditemukan adanya tanda-tanda
yang tidak biasa, dan menginformasikan jadwal tindak lanjut.
7) Menangani kasus bunuh diri dengan menempatkan pasien ditempat yang
aman, melakukan pengawasan ketat, menguatkan koping, dan melakukan
rujukan jika mengancam keselamatan jiwa.
8) Melakukan terapi modalitas yaitu berbagai terapi keperawatan untuk
membantu pemulihan pasien seperti terapi aktivitas kelompok , terapi
keluarga dan terapi lingkungan.
9) Memfasilitasi self-help group (kelompok pasien, kelompok keluarga, atau
kelompok masyarakat pemerhati) berupa kegiatan kelompok yang
mebahas masalah-masalah yang terkait dengan kesehatan jiwa dan cara
penyelesaiannya.
10) Menyediakan hotline service untuk intervensikrisis yaitu pelayanan dalam
24 pukul melalu telepon berupa pelayan konseling.
11) Melakukan tindakkan lanjut (follow-up) dan rujukan kasus.
3. Pencegahan tersier
Pencegahan tersier adalah pelayanan keperawatan yang berfokus pelayana
keperawatan adalah : pada peningkatkan fungsi dan sosialisasi serta pencegahan
kekambuhan pada pasien gangguan jiwa. Tujuan pelayanan adalah mengurangi
kecacatan atau ketidakmampuan akibat gangguan jiwa. Target pelayanan yaitu
anggota masyarakat mengalami gangguan jiwa pada tahap pemulihan. Aktifitas
pada pencegahan tersier meliputi :
a. Program dukungan sosial dengan menggerakan sumber-sumber dimasyarakat
seperti : sumber pendidikan, dukungan masyrakat (tetangga, teman dekat,
tokoh masyarakat), dan pelayan terdekat yang terjangkau masyarakat.
Beberapa kegiatan yang dilakukan adalah :
1) Pendidikan kesehatan tentang perilaku dan sikap masyarakat terhadap
penerima pasien gangguan jiwa.
2) Penjelasan tentang pentingnya pemanfaatan pelayanan kesehatan dalam
penanganan pasien yang melayani kekambuhan.
b. Program rehabilitas untuk memberdayakan pasien dan keluarga hingga
mandiri berfokus pada kekuatan dan kemampuan pasien dan keluarga dengan
cara :
1) Meningkatkan kemampuan koping yaitu belajar mengungkapkan dan
menyelesaikan masalah dengan cara yang tepat
2) Mengembangkan sistem pendukung dengan memberdayakan keluarga dan
masyarakat.
3) Menyediakan pelatihan dan kemampuan dan potensi yang perlu
dikembangkan oleh pasien, keluarga dan masyarakat agar pasien produktif
kembali.
4) Membantu pasien dan keluarga merencanakan dan mengambil keputusan
untuk dirinya.
c. Program sosialisasi
1) Membuat tempat pertemuan untuk sosialisasi.
2) Mengembangkan keterampilan hidup (aktifitas hidup sehari-hari
[ADL],mengelola rumah tangga, mengembangkan hobi
3) Program rekreasi seperti nonton bersama, jalan santai, pergi ke tempat
rekreasi.
4) Kegiatan sosial dan keagamaan (arisan bersama, pengajian bersama,
majelis taklim, kegiatan adat)
d. Program mencegah stigma. Stigma merupaka anggapan yang keliru dalam
masyarakat terhadap gangguan jiwa, oleh karena itu, perlu diberikan program
mencegah stigma untuk menghindari isolasi dan deskriminasi terhadap
pasien gangguan jiwa. Beberapa kegiatan yang dilakukan, yaitu :
1) Memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang kesehatan
jiwa dan gangguan jiwa, serta tentang sikap dan tindakan menghargai
pasien gangguan jiwa.
2) Melakukan pendekatan kepada tokoh masyarakat, atau orang yang
berpengaruh dalam rangka mensosialisasikan kesehatan jiwa dan
gangguan jiwa.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
CMHN merupakan salah satu strategi berupa program peningkatan pengetahuan
dan keterampilan yang diberikan kepada petugas kesehatan melalui pelatihan dalam
rangka upaya membantu masyarakat menyelesaikan masalah kesehatan jiwa akibat
dampak tsunami, gempa maupun bencana lainnya. Pelatihan yang dilakukan terdiri dari
tiga tahapan yaitu Basic, Intermediate dan Advance Nursing Training.
Tujuan pembentukan CMHN adalah untuk Meningkatkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan kesehatan
jiwa bagi masyarakat sehingga tercapai kesehatan jiwa masyarakat secara optimal.
Kegiatan pengarahan yang akan dilaksanakan pada pelayanan keperawatan kesehatan
jiwa komunitas adalah menciptakan budaya motivasi, menerapkan manajemen waktu,
melaksanakan pendelegasian, melaksanakan supervisi dan komunikasi yang efektif, melakukan
manajemen konflik.
Pengorganisasian kegiatan dan tenaga dalam pelayanan kesehatan jiwa komunitas
menggunakan pendekatan lintas sektoral dan lintas program. Setiap perawat CMHN di
puskesmas bertanggung jawab terhadap sejumlah desa yang menjadi area binaan.
B. Saran
CHMN merupakan strategi yang sangat berguna untuk masyarakat, disini penulis
menyaraankan agar kegiatan CMHN di tingkatkan lagi sehingga juga dapat menjangkau
kepelosok yang jauh. Selain itu penulis juga menyarankan kepada masyarakat untuk
mendukung kegiatan dari CHMN sehingga dapat menunjang kinerja oaring-orang yang
ada di dalamnya.
DAFTAR PUSTAKA
UI, Fikep dan WHO. Modul basic course Comunity Mental Health Nursing. Jakarta :
Universitas Indonesia
Anonymous. e.d. Hubungan motivasi internal dan eksternal dengan kinerja petugas
CMHN. Universitas SumateraUtara (USU).
Keliat, Budi Anna. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas CMHN Basic. Jakarta:
EGC.