Professional Documents
Culture Documents
Tembaga Piro
Tembaga Piro
BAB 8
PIROMETALURGI TEMBAGA
8.2.2 Drying
Tahapan proses drying sebagai berikut :
1. Konsentrat tembaga masuk ke dalam wet concentrate
bin.
2. Konsentrat dari wet concentrate bin kemudian dicampur
dengan batubara yang diumpankan ke dalam rotary
dryer.
3. Hasil dari rotary dryer masuk ke cage mill menuju
cyclone.
4. Debu yang keluar dari cyclone akan ditangkap oleh bag
filter dan hasil debu tersebut akan dikembalikan menjadi
feeding smelting furnace.
11
Gambar 8.2
Mitsubishi Process
Campuran konsentrat dari gudang penyimpanan
konsentrat diangkut dengan menggunakan belt conveyor
menuju wet concentrate bin kemudian diumpankan ke sistem
rotary atau flash dryer dengan sebuah belt feeder. Gas
pembakaran yang panas dari ruang bakar pengering
konsentrat itu atau gas buang dari anode furnace digunakan
untuk mengeringkan konsentrat basah tersebut. Konsentrat
kering yang kadar airnya diturunkan menjadi kurang dari
0,5% ditangkap dari aliran gas oleh siklon (cyclone) yang
dilanjutkan dengan sebuah baghouse yang kemudian
konsentrat kering tersebut diangkut ke dry concentrate bin.
Sedangkan gasnya dibuang ke atmosfir melalui cerobong
yang tinggi. Silika dan batu kapur yang digunakan sebagai
flux, C-Slag, reverts yang telah dihancurkan dan batubara
diumpankan dari stroge bins ke sebuah sistem conveyor yang
selanjutnya dikirim ke pressurized hopper (tangki
pengumpanan bertekanan).
13
S2 + 2 O2 → 2 SO2 ..............................................................................(8.4)
2.
Slag Cleaning Furnace (Cl-Furnace)
Matte dan slag yang masih tercampur di dalam S-
furnace akan masuk ke dalam Cl-furnace yang kemudian
akan dipisahkan antara slag dan mattenya. Di dalam Cl-
furnace tidak ada reaksi kimia yang terjadi, sehingga dalam
furnace ini tidak ada gas buang (off gas). Proses ini hanya
untuk memisahkan dan hanya dilakukan penahanan
temperatur dengan menggunakan electrode yang berjumlah
6. Elektroda tersebut tidak boleh bersentuhan dengan matte
karena dapat mati elektrodanya, power electrode. Pengaturan
17
Komposisi Cl-Slag %
18
Cu < 0,7
Ratio Fe/SiO2 1,0 – 1,1
Blister
Zone A
C Slag
19
Gambar
8.3 Reaksi-reaksi kimia yang terjadi pada C-furnace
1. Receiving Mouth
22
5. Tapping Hole
23
tapping.
8.2.5
Casting Blister Copper
Setelah proses fire refining selesai, tembaga cair dari
anode furnace akan di alirkan menuju holding furnace
melalui launder. Holding furnace berfungsi untuk mengatur
laju aliran logam cair sebelum masuk kedalam mesin casting
hazellet caster serta mempertahankan temperatur tembaga
cair (1100-1130oC) dengan menggunakan burner. Apabila
temperatur tembaga cair terlalu tinggi, maka dapat merusak
belt dan menimbulkan retak pada mesin caster. Keretakan
pada belt dapat membuat belt bocor sehingga air dibawah
belt bersentuhan langsung dengan logam cair dan
menyebabkan terjadinya ledakan. Apabila temperatur terlalu
rendah, maka tembaga cair dapat membeku sebelum mengisi
ruang pada mesin caster secara sempurna.
27
b. Liberator Sekunder
Liberator sekunder mempunyai 2 seksi dan setiap
seksi terdapat enam sel. Sel anoda yang digunakan
berjumlah 59 terbuat dari Pb sedangkan katoda
berjumlah 58 menggunakan scrap anoda yang tidak
larut setelah digunakan pada sel komersil. Arus yang
digunakan adalah 22 kA dan elektrolit yang
digunakan berasal dari liberator primer. Proses ini
akan menurunkan kadar Cu pada elektrolit dari 35 g/l
menjadi 20 g/l. Hasil liberator sekunder diproses lebih
lanjut di tellurium removal tank untuk mengikat
Tellurium (Te) menjadi Tembaga Tellurium (Cu2Te).
c. Liberator Tersier
Elektrolit keluaran liberator tersier diharapkan
mengandung tembaga serendah mungkin sampai 1
g/L. Liberator tersier sel ini merupakan rangkaian
terakhir proses elektrowinning. Semua elektrolit
keluaran sel liberator sekunder mengalir masuk ke sel
ini. Liberator tersier terdiri dari empat sel. Unsur seperti
arsen, antimoni, dan bismuth ikut terdeposisi bersama
34
PERTANYAAN :
1. Sebutkan fungsi charging mouth pada anoda furnace !
2. Apakah tugas utama dari refinery plant ?
3. Apa itu misubishi process ?
4. Bagaimanakah ciri-ciri slag yang baik pada pirometalurgi
tembaga ?
5. Reaksi apa yang terjadi pada converting furnace ?
35
JAWABAN :
1. Charging mouth merupakan lubang yang terdapat
pada tengah-tengah anode furnace yang berfungsi
sebagai berikut :
a. Keluarnya slag dan melt pada proses slag
skimming.
b. Memasukkan anode scrap dari refinery.
c. Memasukkan anode reject dari hazelett casting.
d. Memasukkan secondary scrap tembaga dari
pabrik lain
2. Untuk melakukan pemurnian tembaga hingga
kadarnya mencapai 98%
3. Proses Mitsubishi adalah proses smelting dan
converting tembaga yang kontinyu menggunakan
tiga buah furnace, yaitu tanur peleburan (smelting
furnace), tanur pembersihan slag (cleaning
furnace), dan converting furnace berlangsung
secara berurutan.
4. Ciri-ciri dari slag yang baik yaitu :
a. Memiliki melting temperatur yang
rendah.
b. Sedikit tembaga yang larut ke dalam
slag.
c. Memiliki viskositas yang rendah.
d. Memiliki densitas yang rendah.
36
5. Reaksi Oksidasi
DAFTAR PUSTAKA