Professional Documents
Culture Documents
Patofisiologi Sistem Jantung
Patofisiologi Sistem Jantung
jantung, komponen darah dan pembuluh darah yang berfungsi memberikan dan
mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi keseluruh jaringan tubuh yang di perlukan
tubuh, salah satunya adalah meningkatkan aktivitas suplai darah agar aktivitas
jaringan dapat terpenuhi. Pada keadaan berat, aliran darah tersebut, lebih banyak
di arahkan pada organ-organ vital seperti jantung dan otak yang berfungsi
peningkatan volume darah, curah jantung, denyut jantung, isi sekuncup, dan
penurunan resistensi vaskuler. Hemodinamik yang pertama kali berubah selama masa
kehamilan adalah terjadinya peningkatan denyut jantung. Bermula antara dua sampai
lima minggu kehamilan hingga trimester ketiga. Isi sekuncup dan denyut jantung
meningkat pada usia awal kehamilan dan menurun pasca persalinan. Perubahan
lainnya yang terjadi adalah rendahnya tekanan darah arteri dan peningkatan volume
plasma, volume darah, dan volume sel darah merah, sementara tekanan vena sentral
(tekanan di dalam atrium kanan pada vena besar dalam rongga toraks) konstan, yaitu
3-8 cmH2O.
Curah jantung juga meningkat selama kehamilan 30-40% lebih tinggi daripada kondisi
tidak hamil pada trimester pertama dan meningkat 40-50% pada trimester ketiga.
Peningkatan curah jantung pada awal kehamilan dipengaruhi oleh estrogen dan
seperti dilatasi jantung, dilatasi aorta, resistensi pembuluh darah ginjal, resistensi
plasenta, dan dilatasi sistem vena. Semua perubahan yang terjadi mendukung perfusi
ke tubuh ibu hamil. Dilatasi jantung meningkatkan isi sekuncup secara langsung, dilatasi
Curah jantung bergantung pada kecepatan denyut jantung dan isi sekuncup.
Peningkatan curah jantung menambah beban bagi jantung, terutama bila dikaitkan
dengan peningkatan denyut jantung. Dalam hal ini, pengeluaran energi jantung
disebabkan oleh peningkatan laju aliran darah, terutama aliran turbulensi pada kasus
terjadinya kelainan kardiovaskuler, atau pada beberapa kasus ibu hamil dengan riwayat
D. Studi Kasus
Ny. Z seorang ibu hamil dengan usia kehamilan 34 minggu. Kehamilan
kehamilannya dengan keluhan sulit melakukan aktivitas normal dan mudah lelah,
ibu sulit bernafas dan merasakan nyeri pada daerah dada bagian kiri serta sering
BAK. Riwayat ANC Ny.Z yaitu pertama pada trimester I sebanyak 1 kali di
puskesmas dengan keluhan sering BAK dan mual, pada trimester II Ny.Z
keluhan. Kemudan pada trimester III Ny.Z telah melakukan ANC 2 kali di rumah
sakit dengan keluhan kelelahan, sering pusing dan kaki kadang bengkak. Ny. Z
kehamilan NY.Z belum merasakan gangguan apapun, akan tetapi mulai usia
kehamilan 32 minggu, ibu mulai merasakan sesak nafas jika melakukan aktifitas
x/menit, RR 12x/menit, suhu 37oC, status emosional cemas. Muka tidak terdapat
oedem, sianosis, konjungtiva sedikit pucat, dada simetris dan pergerakan dada
Jawab :
Keperluan janin yang sedang tumbuh akan oksigen dan zat-zat makanan bertambah
dalam berlangsungnya kehamilan yang harus dipenuhi melalui darah ibu. Untuk itu
banyaknya darah yang beredar bertambah, sehingga jantung harus bekerja lebih
berat.
pada penyakit jantung yang diderita oleh wanita hamil. Pertimbangan paling
%. Hampir separuh dari peningkatan total tersebut terjadi pada 8 minggu dan
peningkatan denyut nadi istirahat dan isi sekuncup semakin meningkat akibat
Jantung yang normal dapat menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi
selama kehamilan, akan tetapi jantung yang sakit tidak. Akibat perubahan tersebut,
frekuensi denyut jantung akan meningkat rata-rata mencapai 88 per menit dalam
pergeseran ke kiri dan juga sering terdengar bising sistolik di daerah apeks dan
katup pulmonal.
Wanita dengan disfungsi jantung yang berat dapat mengalami perburukan gagal
signifikan. Pada wanita yang lain, gagal jantung terjadi pada trimester ketiga saat
sebagian besar kasus, gagal jantung terjadi peripartum saat timbul tambahan
mengubah curah jantung secara cepat, sehingga sering mengalami kesulitan dalam
Perubahan volume darah yang terjadi pada penderita penyakit jantung merupakan
hasil dari proses adaptasi sebagai upaya kompensasi untuk mengatasi kelainan
yang ada, dimana perubahan yang terjadi sangat dipengaruhi oleh kelainan yang
ada dan jangka waktu kelainan tersebut timbul. Penderita dengan gangguan
volume darah dan pada saat yang sama juga tidak beradaptasi terhadap kelebihan
volume sirkulasi. Volume darah yang terdapat dalam sirkulasi penderita berada
46,74 % ibu mengalami komplikasi jantung saat hamil (Suyono dan Karyono, 2010).
Hasil yang lebih kecil diperoleh pada studi lain di luar Indonesia. Stangl dan kawan-
kawan melaporkan bahwa sebesar 12, 9 % ibu hamil dengan penyakit jantung
komplikasi terkait dengan kardiovaskular ini terjadi pada trimester ketiga dan 30, 7
Di samping itu, wanita hamil dengan penyakit jantung juga mempunyai risko untuk
dikandungnya. komplikasi neonatal tersebut berisko enam kali lipat pada bayi yang
terlahir dari ibu yang mempunyai gangguan jantung daripada kontrolnya (Siu,
2002). Komplikasi ini menyebabkan bayi mengalami kelahiran prematur, Small For
Gestational Age (SGA), dan lahir mati. Studi dari Avila menunjukkan bahwa 13 %
bayi dengan ibu penyakit jantung terlahir premature dan 2.9 % lainnya terlahir
dalam keadan mati (Avila, 2003). Angka kematian bayi yang lebih kecil terjadi pada
studi pada peserta European Registry on Pregnancy and Heart disease yang
dilakukan Roos-Hesselink dan kawan-kawan, yaitu sebesar 1,7 % (Roos-Hesselink,
2012).
Walaupun demikian, studi lain menyatakan bahwa ibu yang meninggal akibat
dalam masa kehamilannya. Selain itu, sebagian besar kehamilan dari wanita
% wanita hamil dalam studi Avila melahirkan melalui vagina (Avila, 2003).
walaupun berisko tinggi, wanita dengan penyakit jantung memiliki peluang untuk
3. Upaya Pencegahan
Langkah pertama yang harus dilakukan wanita dengan penyakit jantung adalah
sebelum konsepsi. Pada saat itu, evaluasi terhadap status kardiologi harus
dilakukan. Salah satu instrumen yang dapat menjadi panduan evaluasi tersebut
adalah penilaian risiko World Health Organization (WHO) dengan kategori sebagai
berikut :
Ginekologi Indonesia
European Society of Cardiology dan paling akurat serta banyak digunakan (Pieper,
2011). Pada saat tersebut, wanita harus mendapat pengarahan akan rencana
kehamilan di masa yang akan datang. Nasihat yang adekuat seperti pemakaian
kontraspesi dan bahaya kehamilan harus diberikan. Konseling pra konsepsi ini
seharusnya dimulai saat masih remaja, beberapa waktu setelah wanita memasuki
masa aqil baligh. Hal ini ditujukan agar remaja dapat mengantisipasi bahaya
kehamilan yang akan terjadi (Thorne, 2004). Saat kehamilan datang, kelainan
kardiovaskular pada wanita hamil sangat sukar diketahui karena gejala penyakit
jantung seperti kelelahan, dispneau, ortopnea, edema tungkai, dan nyeri dada juga
terjadi pada wanita normal. Oleh karena itu, wanita dengan penyakit jantung wajib
risiko ringan dan moderate (kelasrisiko I dan II) dapat melakukan ANC setidaknya
satu kali selama trimester pertama. Sementara wanita dengan kelas risiko III dan IV
2011). Kegiatan ANC pada ibu hamil dengan penyakit jantung harus meliputi
samping itu, pemantauan juga perlu dilakukan terhadap pertambahan berat badan,
anemia, dan saturasi oksigen. Saat memasuki trimester ketiga (32 -34 minggu),
obat yang diperlukan saat terjadi komplikasi persalinan. Pemeriksaan jantung, fetal
% bayi dengan ibu yang berpenyakit jantung dan melakukan pemeriksaan tersebut
memiliki keadaan sehat saat dilahirkan (Avila, 2003). Beberapa studi menyatakan
bahwa dengan melakukan ANC, risiko kematian pada ibu dengan penyakit jantung
dapat berkurang.
Pemantauan kondisi jantung saat kehamilan dapat juga dilakukan secara mandiri di
rumah. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah penggunaan ring sensor,
sebuah pemantau kondisi jantung yang dipakai di jari pasien (Yang, 1998). Cincin
Persalinan merupakan saat kritis bagi ibu hamil dengan penyakit jantung. Pada saat
tersebut, hal yang perlu dilakukan untuk menyelamatkan nyawa ibu adalah
gangguan jantung yang mengancam jiwa, rawat inap pasca melahirkan menjadi