Professional Documents
Culture Documents
Terapi Non Farmakologi & Farmakologi
Terapi Non Farmakologi & Farmakologi
Terapi nutrisi medis direkomendasikan untuk semua pasien. Fokus untuk DM tipe 1 yaitu
dengan cara fisiologis mengatur administrasi insulin dengan diet seimbang dan menjaga berat
badan. Konsumsi makanan rendah karbohidrat dan rendah lemak jenuh, dengan fokus pada
makanan seimbang. Pasien dengan tipe 2 DM sering membutuhkan pembatasan kalori untuk
meningkatkan penurunan berat badan.
Latihan aerobik dapat meningkatkan sensitivitas insulin dan kontrol glikemik dan dapat
mengurangi faktor risiko kardiovaskular, berkontribusi terhadap penurunan berat badan atau
pemeliharaan, dan meningkatka kesejahteraan (Dipiro et al., 2011).
Terapi farmakologi
Insulin
- Insulin reguler memiliki onset aksi yang relatif lambat ketika diberikan secara
subkutan (SC), membutuhkan injeksi 30 menit sebelum makan untuk mencapai
glukosa postprandial yang optimal dengan mengontrol dan mencegah hipoglikemia
pasca-makan yang tertunda.
- Insulin lispro, aspart, dan glulisine adalah analog yang lebih cepat diserap, peak
lebih cepat, dan memiliki durasi aksi yang lebih pendek daripada insulin biasa.
Menghasilkan efikasi yang lebih baik dalam menurunkan glukosa darah
postprandial daripada insulin reguler pada DM tipe 1, dan meminimalkan
hipoglikemia pasca-makan.
- Neutral protamine Hagedorn (NPH) adalah insulin intermediet. Keragaman
dalam penyerapan, persiapan yang tidak konsisten oleh pasien, dan perbedaan
farmakokinetik yang melekat dapat berkontribusi pada respon glukosa,
hipoglikemia nokturnal, dan hiperglikemia puasa.
- Glargine dan detemir adalah analog insulin manusia dengan durasi yang lama.
- Pada DM tipe 1, kebutuhan insulin harian rata-rata adalah 0,5 hingga 0,6 unit / kg.
Persyaratan bisa turun 0,1 hingga 0,4 unit / kg. Pada DM tipe 2, rentang dosis 0,7
hingga 2,5 unit / kg sering diperlukan untuk pasien dengan resistensi insulin yang
signifikan.
• Hipoglikemia dan pertambahan berat badan adalah efek samping insulin yang
paling umum. Perawatan hipoglikemia adalah sebagai berikut:
✓ Glukosa (10-15 g) diberikan secara oral untuk pasien yang sadar.
Pembahasan lanjutan :
Pada kasus ini pasien memiliki kadar HbA1c diatas 9% yaitu 15,5 % sehingga pasien dapat dikatakan memiliki kontrol
glikemik yang buruk. Menurut guideline terapi dislipidemia AACE dan BNF tahun 2011 menyebutkan bahwa terapi yang cocok
untuk pasien dislipidemia dengan DM adalah statin. Fibrat tidak digunakan karena harus digunakan untuk mengatasi hipertrigliserida
berat (>500 mg/dL) dimana pada pasien nilai TG-nya adalah 176 dimana masih berada pada ambang batas tinggi. Terapi niacin
ditambahkan karena memiliki efek yang bagus untuk meningkatkan konsentrasi HDL dikarenakan konsentrasi HDL pasiennya rendah
yaitu 27 mmHg/dL. Menurut DIH dosis untuk kombinasi simvastatin dengan niacin 500 mg niacin/20 mg simvastatin satu kali sehari
sebelum tidur.
Dapus :
Dipiro, Joseph T., Talbert, Robert L., Yee, Gary C., Matzke, Gary R., Wells, Barbara G., Posey, L. Michael. 2011. Pharmacotherapy
: A Patophysiologic Approach, 8th Edition. New York : Mc Graw Hill.
Paul, S. J., P. D. Rosenblit, V. A. Fonseca, G. Grunberger, D. S. H. bell, R. P. Pollack, D. Smith, S. Fazio. 2017. American
Asscociation of Clinical Endocrinnologist and American College of Endocrinology Guidelines for Management of
Dyslipidemia and Prevention of Cardiovascular Disease. ENDOCRINE PRACTICE. vol 23 (Suppl 2) April 2017.