Professional Documents
Culture Documents
Permasalahan Ekonomi Dalam Sistem Ekonomi
Permasalahan Ekonomi Dalam Sistem Ekonomi
Permasalahan Ekonomi Dalam Sistem Ekonomi
Namun perkembangan dalam pemikiran ini juga berkembang ke arah lain, seperti teori
pertentangan kelas dari Karl Marx dan Friedrich Engels, serta aliran institusional yang pertama
dikembangkan oleh Thorstein Veblen, dkk., dan kemudian oleh peraih nobel Douglass C. North.
Beberapa tokoh ekonomi klasik seperti Adam Smith (1723-1790), Thomas Robert Malthus
(1766-1834), Jean Baptiste Say (1767-1832), David Ricardo (1772-1823), Johan Heinrich von
Thunen (1780-1850), Nassau William Senior (1790-1864), Friedrich von Herman, John Stuart
Mill (1806-1873) dan John Elliot Cairnes (1824-1875) memperoleh kehormatan dari Karl Marx
(1818-1883) atas keklasikan dalam mengetengahkan persoalan ekonomi yang dinilai tidak
kunjung lapuk. Berbeda dengan kaum Merkantilis dan Physiokrat, kaum klasik memusatkan
analisis ekonominya pada teori harga. Kaum klasik mencoba menyelesaikan persoalan ekonomi
dengan jalan penelitian faktor permintaan dan penawaran yang menentukan harga.
John Maynard Keynes (1883-1946) berpendapat bahwa pandangan klasik yang memusatkan
perhatian analisa ekonominya pada teori harga, maka perlu dipahami arah penggunaan alat
produksi dengan sempurna. Dalam hubungan ini maka pengertian klasik diperluas kepada para
ahli ekonomi yang tidak menganggap tidak mungkin adanya suatu pengangguran yang tidak
dikehendaki (involuntary unemployment).
Salah satu hasil pemikiran kaum klasik yang sangat mempengaruhi dunia dalam era
globalisasi adalah pemikiran mengenai perdagangan internasional. Pemikiran kaum klasik
menentang pemikiran kaum merkantilis yang hanya mementingkan masuknya logam mulia dan
berorientasi ekspor dengan meminimumkan impor barang dari luar negeri.
Kaum merkantilis meletakan tekanan pada perdagangan luar negeri. Kaum physiokrat
memandang pertanian sebagai sumber segala kemakmuran. Adam Smith (1723-1790) sebagai
tokoh aliran klasik menyatakan pendapatnya dalam bukunya yang berjudul ”Inquiry into the
Nature and Causes of the Wealth of Nations” yaitu: ”Pekerjaan yang dilakukan suatu bangsa
adalah modal yang membiayai keperluan hidup rakyat itu pada asal mulanya, dan dengan hasil-
hasil pekerjaan tersebut dapat dibeli keperluan-keperluan hidupnya dari luar negeri.” Kapasitas
produktif daripada kerja selalu bertambah dikarenakan adanya pembagian kerja yang makin
mendasar dan rapi.
1
Dari keterbatasan sumber daya dan keinginan yang tidak terbatas muncullah masalah pokok
ekonomi.
Masalah pokok ekonomi telah ada sejak dulu dan tetap ada hingga sekarang. Berikut ini kita
akan membahas masalah pokok ekonomi yang telah muncul sejak manusia hidup berkelompok
atau bermasyarakat berdasarkan tinjauan ekonom klasik, ekonom neoklasik, dan ekonomi
modern.
Ekonomi klasik diwakili oleh Adam Smith. Menurut Adam Smith kemakmuran tidak
terletak pada emas, melainkan pada barang-barang. Kemakmuran menunjukkan suatu keadaan
yang seimbang antara kebutuhan dengan benda pemuas kebutuhan. Proses untuk mencapai
kemakmuran suatu masyarakat tidaklah mudah. Hal inilah yang menjadi masalah pokok
ekonomi di masyarakat.
Menurut teori ilmu ekonomi klasik, masalah pokok ekonomi masyarakat dapat digolongkan
kepada tiga permasalahan penting, yaitu masalah produksi, masalah distribusi, dan masalah
konsumsi.
a. Masalah Produksi
Untuk mencapai kemakmuran, barang-barang kebutuhan harus tersedia di tengah
masyarakat. Karena masyarakat sangat heterogen, maka barang-barang yang tersediapun
beragam jenisnya sehingga muncul permasalahan bagi produsen, yaitu barang apa saja
yang harus diproduksi. Munculnya pertanyaan tersebut di atas tidak lain karena
heterogennya masyarakat. Dengan demikian, tentu menimbulkan permasalahan bagi
produsen dan menimbulkan kekhawatiran apabila memproduksi suatu barang tertentu,
tetapi tidak dikonsumsi masyarakat.
b. Masalah Distribusi
Agar barang/jasa yang telah dihasilkan dapat sampai kepada orang yang tepat,
dibutuhkan sarana dan prasarana distribusi yang baik. Contoh, dari kebun hasil panen
perlu alat angkut yang ditunjang prasarana jalan yang baik agar hasil panen cepat sampai
ke tangan konsumen dan tidak tertimbun di produsen.
c. Masalah Konsumsi
Hasil produksi yang telah didistribusikan kepada masyarakat idealnya dapat dipakai atau
dikonsumsi oleh masyarakat yang tepat dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang
tepat pula. Persoalan yang muncul apakah barang tersebut akan dikonsumsi dengan tepat
oleh masyarakat yang benar-benar membutuhkannya atau menjadi sia-sia karena tidak
terjangkau oleh masyarakat sehingga proses konsumsi tidak berjalan sebagaimana
mestinya?
2. Salah satu pendiri mazhab neoklasik yaitu Gossen, dia telah memberikan sumbangan
dalam pemikiran ekonomi yang kemudian disebut sebagai Hukum Gossen I dan II.
2
Hukum Gossen I menjelaskan hubungan kuantitas barang yang dikonsumsi dan tingkat
kepuasan yang diperoleh, sedangkan Hukum Gossen II, bagaimana konsumen
mengalokasikan pendapatannya untuk berbagai jenis barang yang diperlukannya. Selain
Gossen, Jevons dan Menger juga mengembangkan teori nilai dari kepuasan marjinal.
Jevons berpendapat bahwa perilaku individulah yang berperan dalam menentukan nilai
barang. Dan perbedaan preferences yang menimbulkan perbedaan harga. Sedangkan
Menger menjelaskan teori nilai dari orde berbagai jenis barang, menurut dia nilai suatu
barang ditentukan oleh tingkat kepuasan terendah yang dapat dipenuhinya. Dengan teori
orde barang ini maka tercakup sekaligus teori distribusi.
3. Pemikiran yang sangat mengagumkan yang disusun oleh Walras tentang teori
keseimbangan umum melalui empat sistem persamaan yang serempak. Dalam sistem itu
terjadi keterkaitan antara berbagai aktivitas ekonomi seperti teori produksi, konsumsi dan
distribusi. Asumsi yang digunakan Walras adalah persaingan sempurna, jumlah modal,
tenaga kerja, dan lahan terbatas, sedangkan teknologi produksi dan selera konsumen
tetap. Jika terjadi perubahan pada salah satu asumsi ini maka terjadi perubahan yang
berkaitan dengan seluruh aktivitas ekonomi
2. Pertentangan pemikiran antara para ahli neoklasik seperti J.B. Clark dapat menjadi
sumber inspirasi dari perkembangan ilmu ekonomi dalam menjelaskan teori distribusi
fungsional, ditafsirkan oleh J.B Clark mempunyai nilai etik, yang secara langsung
membantah teori eksploitasi. Dengan teori produktivitas marjinal upah tenaga kerja, laba
serta lahan dan bunga ditetapkan dengan objektif dan adil. Tetapi masalahnya, apakah
setiap pekerja mendapat upah sama dengan PPMt nya?
4. Pemikiran lain yang menjadi sumber kontroversi seperti pandangan Bohm Bawerk telah
menimbulkan kontroversi pula tentang hubungan antara modal dan bunga. Kontroversi
ini pun timbul dari pandangan J.B. Clark. Clark mempunyai pendapat bahwa barang-
barang sekarang mempunyai nilai lebih tinggi daripada masa depan, karena itu timbullah
bunga. Tetapi, bunga juga dipengaruhi oleh produktivitas melalui keunggulan teknik.
Bohm Bawerk memberikan adanya premium atau agio, karena kebutuhan sekarang lebih
3
tinggi daripada masa datang. Tetapi, Fisher melihat dari arus pendapatan masa depan
perlu dinilai sekarang, yang dipengaruhi oleh kekuatan subjektif dan objektif. Fisher
menjelaskan pula terjadinya bunga melalui permintaan dan penawaran terhadap tabungan
dan investasi. Fisher memberi sumbangan pula pada tingkat bunga. Tingkat bunga
merupakan marginal rate of return over cost.
3. Dalam pembahasan sisi permintaan, Marshall telah menghitung koefisien barang yang
diminta akibat terjadinya perubahan harga secara relatif. Nilai koefisien ini dapat sama
dengan satu, lebih besar dan lebih kecil dari satu. Tetapi, ada dua masalah yang belum
mendapat penyelesaian dalam hal sisi permintaan, yakni aspek barang-barang pengganti
dan efek pendapatan. Robert Giffen telah dapat membantu penyelesaian kaitan konsumsi
dan pendapatan dengan permintaannya terhadap barang-barang, sehingga ditemukan
Giffen Paradox. Peranan substitusi kemudian diselesaikan oleh Slurtky.
4. Marshall menemukan surplus konsumen. Pengertian ini dikaitkan pula dengan welfare
economics. Bahwa konsumen keseluruhan mengeluarkan uang belanja lebih kecil
daripada kemampuannya membeli. Jika itu terjadi maka terjadi surplus konsumen.
Selama pajak yang dikenakan pada konsumen lebih kecil daripada surplusnya itu, maka
kesejahteraannya tidak menurun. Tetapi, pajak juga dapat digunakan untuk subsidi,
terutama bagi industri-industri yang struktur ongkosnya telah meningkat. Marshall
menjelaskan pula mengapa kurva ongkos total rata-rata menurun dan meningkat. Hal ini
berkaitan dengan faktor internal dan eksternal perusahaan atau industri.
4
B. Masalah Ekonomi Modern
Para ahli ekonomi modern sepakat bahwa dengan sumber daya yang tersedia, paling sedikit
ada tiga masalah pokok yang dihadapi setiap perekonomian dan harus dipecahkan oleh
masyarakat sebagai subjek ekonomi.
a. Barang dan Jasa Apa yang akan Diproduksi dan Berapa Banyak? (What and How
Much?)
Mengingat bahwa sumber produksi yang tersedia terbatas dan penggunaannya
bersifat alternatif, maka masyarakat harus menentukan jenis dan jumlah barang dan jasa
yang akan diproduksi. Masyarakat dapat memilih satu atau beberapa jenis barang dan
jasa yang akan diproduksi dengan perbandingan tertentu. Pilihan yang dilakukan oleh
masyarakat ini tentunya yang dipandang paling menguntungkan dan memberikan
manfaat yang paling besar bagi masyarakat guna memenuhi kebutuhan.
Bisa saja suatu negara tertentu tidak memproduksi senjata, peluru nuklir, bahkan
komputer. Di sisi lain banyak memproduksi bahan pangan seperti beras, gandum,
sayuran, dan buah-buahan. Lalu dari mana senjata untuk angkatan perang? Dengan
adanya kegiatan perdagangan internasional kebutuhan akan senjata dapat dipenuhi
dengan cara membeli dari negara yang memproduksi senjata tersebut.
Standar hidup pada negara berkembang dapat dikatakan rata-rata bahkan standar hidup di
negara berkembang berada dibawah rata-rata. Adapun standar hidup yang rendah tentunya
ditimbulkan karena masalah yang ada pada negara tersebut. Masalah yang menjadi pemicu
standa hidup di negara berkembang rendah biasanya merupakan masalah pereknomian.
Berikut ini masalah yang ada pada negara berkembang beserta penjelasannya :
3. Adanya Ketidakmerataan
Pada masalah negara berkembang terjadi ketidakmerataan pendapatan merupakan
sebuah masalah besar. Infrastruktur yang kurang siap menyebabkan terjadinya
ketidakmerataan pada suatu hasil pembangunan. Contohnya Indonesia, perekonomian
yang ada di Indonesia hanya berfokus pada kota-kota besar sehingga daerah-daerah
terpencil kurang terperhatikan. Perekonomian yang berfokus hanya pada kota-kota besar
ini menyebabkan hanya kota-kota besar yang nantinya akan merasakan hasil
pembangunan yang layak.
Indonesia saat ini telah melakukan perubahan sistem pada perundang-undangan
untuk memperbaiki sistem perekonomian yang ada. Selain itu mulai diberlakukan
undang-undang otonomi daerah untuk mengurangi ketidakmerataan yang terjadi antara di
kota-kota besar dan di daerah-daerah terpencil.
4. Kekurangan Modal
Suatu negara berkembang dalam menjalani proses pembangunan ekonomi
mempunyai masalah adanya kekurangan modal. Adanya kekurangan modal meyebabkan
6
proses pembangunan akan terhambat, selain itu akan menyebabkan kemiskinan pada
suatu negara. Tingkat tabungan dan tingkan pembentukan modal yang tinggi merupakan
sebuah kesulitan yang dirasakan negara berkembang. Salah satu upada untuk mengatasi
kekurangan modal dengan menarik berbagai invistor baik dalam negeri ataupun dari luar
negeri.
10. Kesehatan
Masalah lain pada negara berkembang yaitu pada bidang kesehatan. Banyak
penduduk pada negara berkembang mengalami kekurangan gizi. Hal ini disebabkan
karena kondisi ekonomi yang tidak baik. Pendapat umum mengatakan bahwa terjadinya
7
kekurangan gizi terjadi karena terbatasnya produksi suatu bahan pangan di dunia, namun
pada negara berkembang kekurangan gizi terjadi karena adanya ketimpangan dalam
penyaluran bahan pangan di dunia. Adanya kekurangan gizi yang terjadi di negara
berkembang disebabkan karena faktor kemiskinan bukan karena susahnya mendapatkan
makanan.
15. Infrastruktur
Negara berkembang pada umumnya memiliki wilayah yang luas jika
dibandingkan dengan negara maju. Tentunya dengan memiliki wilayah yang luas,
infrastruktur harus berkembang dengan pesat. Namun karena adanya keterbatasan
ekonomi pada negara berkembang membuat infrastruktur pada negara berkembang tidak
berjalan sebagaimana mestinya dan bahkan ada beberapa infrastruktur yang belum
dibangun.
16. Hukum
8
Masalah lain pada negara berkembang yaitu pada bidang hukum. Penduduk yang
ada pada negara berkembang banyak yang tidak mempunyai kesadaran akan pentingnya
hukum yang ada pada negaranya. Tidak hanya penduduk, bahkan para staf
pemerintahanpun masih sangat banyak yang tidak menerapkan hukum yang ada. Tidak
heran banyak koruptor di negara berkembang. Orang yang mengetahui seluk beluk
hukum sering kali menggunakan hukum untuk keuntungannya sendiri.
Di bawah ini dapat dilihat beberapa masalah ekonomi yang dihadapi oleh negara-negara maju :
b. Restrukturisasi perusahaan
Yang dimaksud dengan Restrukturisasi perusahaan adalah sebuah kebijakan
perusahaan untuk merampingkan besarnya perusahaan baik dari segi organisasi
maupun jumlah tenaga kerja dengan tujuan agar perusahaan dapat berjalan lebih
efisien dan menguntungkan. Hal ini dapat terjadi karena beberapa hal seperti:
Kemajuan teknologi yang sanggup menggantikan tenaga kerja manusia,
Beban operasi (cost) perusahaan yang makin membesar dan membuat keuntungan
(profit) semakin mengecil, Perusahaan tersebut menggabungkan diri dengan
9
perusahaan lain (merger) dengan tujuan untuk memperluas pasar, meningkatkan daya
saing, juga menambah modal.
Di kebanyakkan negara maju, restrukturisasi perusahaan ini sudah menjadi
sebuah trend yang menakutkan bagi banyak tenaga kerja. Oleh karena itulah
pemerintah negara maju berupaya untuk menampung mereka yang terkena dampak
restrukturisasi ini dengan berbagai upaya seperti memberi kesempatan dan
kemudahan bagi mereka untuk memulai usaha sendiri (wiraswasta), mendirikan
pusat-pusat pelatihan guna meningkatkan keterampilan dan keahlian mereka, juga
mendorong terciptanya investasi di sektor-sektor ekonomi lainnya guna menampung
tenaga kerja itu.
3. Lingkungan Hidup
Walaupun banyak yang beranggapan bahwa negara-negara berkembanglah yang
harus bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan yang terjadi di dunia, namun tak bisa
disangkal bahwa negara-negara maju pun memilik peran yang cukup besar dalam
kerusakan ini. Dengan tingginya tingkat produktivitas negara-negara maju, maka mau
tidak mau mereka membutuhkan bahan baku yang semakin banyak jumlahya.
Hal ini otomatis membuat mereka harus mengeruk sumber daya alam dengan
lebih banyak pula. Dampak yang langsung dirasakan dari kegiatan ini tentu saja terjadi
pada lingkungan hidup di muka bumi ini. Lebih parah lagi, ternyata banyak di antara
negara berkembang, karena selain disalahkan akibat kelalaian mereka mengelola
lingkungan hidup negaranya, mereka pun harus menanggung “dosa” negara-negara maju
yang melakukan kerusakan lingkungan di negara mereka sendiri.
Ekonomi mikro mempelajari perilaku konsumen dan perusahaan serta penentuan harga-
harga pasar dan kuantitas faktor input, barang, dan jasa yang diperjualbelikan. Ekonomi mikro
meneliti bagaimana berbagai keputusan dan jasa, yang akan menentukan harga, dan bagaimana
harga, pada gilirannya, menentukan penawaran dan permintaan barang dan jasa selanjutnya.
Individu yang melakukan kombinasi konsumsi atau produksi secara optimal, bersama-sama
individu lainnya di pasar, akan membentuk suatu keseimbangan dalam skala makro dengan
asumsi bahwa semua hal lain tetap sama (ceteris paribus).
11
a. Arah Ekonomi Mikro
Ekonomi mikro merupakan salah satu cabang iilmu ekonomi. Ekonomi mikro
mempelajari perilaku individu dan rumah tangga perusahaan dalam membuat keputusan
tentang alokasi sumber daya yang terbatas. Ekonomi mikro meneliti tentang bagaimana
berbagai keputusan dan perilaku individu serta rumah tangga perusahaan dalam
mempengaruhi penawaran dan permintaan atas barang serta jasa,penentuan harga,dan
bagaimana harga,pada gilirannya,menentukan jumlah barang atau jasa yang disediakan
atau yang diminta.
Masalah ekonomi muncul karena sumber daya yang terbatas. Keterbatasan atau
kelangkaan membuat individu atau masyarakat harus membuat pilihan untuk
mendapatkan alternatif yang terbaik. Pilihan alternatif yang terbaik dilihat dari segi
konsumen adalah bagaimana mereka mendapat kepuasan maksimum penggunaan
sejumlah barang dan jasa. Pilihan alternatif yang terbaik dilihat dari segi produsen adalah
bagaimana menggunakan sumber daya yang ada sehingga produksi berjalan dengan
efisien dan dapat menghasilkan laba maksimum.
2. Bersinergi antara sesama pelaku pasar dan industri untuk satuan yang lebih besar.
Secara umum, satuan yang lebih besar akan lebih kuat dan menghemat biaya serta
memudahkan mencapai tujuan ekonomi.
4. Menggunakan teknik analisis ekonomi mikro. Teknik analisis atas suatu kasus sangat
berguna untuk menetapkan langkah penyelesaian yang paling efisien. Tentu untuk
menganalisis kasus tersebut, diperlukan data yang lengkap dan cara menganalisis
yang benar.
Dalam ekonomi mikro, pemerintah juga ikut campur tangan. Contohnya, antara lain
penetapan harga minimum untuk melindungi produsen dan penetapan harga maksimum untuk
melindungi konsumen.
4. Monopoli
Praktik monopoli akan mengakibatkan penguasaan pasar terhadap barang
atau jasa tertentu yang dihasilkan oleh satu perusahaan. Praktik monopoli seringkali
merugikan masyarakat dan konsumen. Di samping itu, monopoli akan mempersempit
peluang usaha bagi masyarakat lain sehingga kurang menumbuhkan semangat
berwirausaha masyarakat. Perusahaan yang melakukan praktik monopoli seringkali
mempermainkan dan menetapkan harga tanpa mempertimbangkan kelompok
masyarakat yang memiliki usaha sejenis. Hal ini akan menghancurkan para pesaing.
Untuk menghindari kegiatan praktik monopoli, pemerintah membuat peraturan yang
mengatur tentang kegiatan usaha agar menumbuhkan iklim usaha yang sehat bagi
masyarakat, yaitu UU No. 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat.
5. Masalah Distribusi
Jalur distribusi barang dan jasa yang panjang akan mengakibatkan tingkat
harga barang menjadi tinggi dan mahal ketika sampai ke tangan konsumen. Untuk
itu, beberapa upaya telah dilakukan oleh pemerintah atau swasta untuk
14
memperpendek jalur distribusi sehingga harga barang ketika sampai ke tangan
konsumen tidak mahal. Misalnya, PT. Coca Cola Indonesia melakukan distribusi
barang melalui lebih dari 120 pusat penjualan di seluruh Indonesia dan
didistribusikan langsung melalui ke pedagang eceran (80% pengecer) dan grosir dan
90% masuk kategori usaha kecil.
B. Ekonomi Makro
Ekonomi makro berasal dari Yunani makro yang berarti “besar” dan ekonomi adalah
cabang ekonomi yang berhubungan dengan kinerja, struktur, perilaku dan pengambilan
keputusan ekonomi secara keseluruhan. Ini termasuk ekonomi regional, nasional dan global.
Ekonomi makro dapat digunakan untuk menganalisis cara terbaik untuk memengaruhi target-
target kebijaksanaan seperti pertumbuhan ekonomi, stabilitas harga, tenaga kerja dan pencapaian
keseimbangan neraca yang berkesinambungan.
Ahli ekonomi makro mengembangkan model yang menjelaskan hubungan antara faktor-
faktor seperti pendapatan nasional, output, konsumsi, pengangguran, inflasi, tabungan, investasi,
perdagangan internasional dan keuangan internasional. Sementara mikro ekonomi adalah bidang
studi yang luas, ada dua area penelitian yang merupakan simbol dari disiplin, yaitu: usaha untuk
memahami penyebab dan konsekuensi fluktuasi jangka pendek dalam pendapatan nasional
(siklus bisnis).
Usaha untuk memahami faktor penentu pertumbuhan ekonomi jangka panjang (kenaikan
pendapatan nasional). Model Ekonomi makro dan prakiraannya digunakan oleh pemerintah
untuk membantu pengembangan dan evaluasi kebijakan ekonomi. Makroekonomi dan
mikroekonomi, sepasang istilah yang diciptakan oleh Ragnar Frisch, adalah dua bidang yang
paling umum di bidang ekonomi. Berbeda dengan makroekonomi, ekonomi mikro adalah cabang
ekonomi yang mempelajari perilaku individu dan perusahaan dalam membuat keputusan dan
interaksi di antara individu dan perusahaan ini di pasar yang didefinisikan secara sempit.
Ekonomi Makro secara tradisional dipecah menjadi teori makro ekonomi dan kebijakan
makro ekonomi. Teori makro ekonomi melibatkan konstruksi dan penggunaan model ekonomi
makro keseluruhan. Para ekonom membangun model seperti itu supaya bisa menjelaskan
struktur ekonomi dan pentingnya bagian-bagian yang membentuk struktur ini. Model makro
ekonomi juga membantu ekonom dalam memahami bagaimana komponen terpisah dari ekonomi
makro terkait.
Model ekonomi makro juga digunakan untuk membantu para ekonom dan pembuat kebijakan
membuat prediksi, atau prakiraan, tentang ekonomi dan tentang pengaruh perubahan dalam satu
variabel ekonomi, seperti nilai tukar pada variabel lain, seperti harga dan output.
2. Pengangguran
Jumlah pengangguran dalam perekonomian diukur dengan tingkat pengangguran,
yaitu persentase pekerja tanpa pekerjaan di angkatan kerja. Tingkat pengangguran di
angkatan kerja hanya mencakup pekerja yang secara aktif mencari pekerjaan. Orang yang
pensiun, mengejar pendidikan, atau berkecil hati karena tidak mencari pekerjaan karena
kurangnya prospek pekerjaan tidak disertakan. Pengangguran secara umum dapat dipecah
menjadi beberapa jenis yang terkait dengan penyebab yang berbeda.
Teori pengangguran klasik menunjukkan bahwa pengangguran terjadi ketika upah
terlalu tinggi bagi pengusaha untuk bersedia mempekerjakan lebih banyak pekerja. Teori
ekonomi modern lainnya menunjukkan bahwa kenaikan upah justru menurunkan
pengangguran dengan menciptakan lebih banyak permintaan konsumen. Konsisten
dengan teori pengangguran klasik, pengangguran friks terjadi ketika ada lowongan
pekerjaan yang sesuai untuk seorang pekerja, namun lamanya waktu yang dibutuhkan
untuk mencari dan menemukan pekerjaan tersebut mengarah pada periode pengangguran.
Pengangguran struktural mencakup berbagai kemungkinan penyebab
pengangguran termasuk ketidakcocokan antara keterampilan pekerja dan keterampilan
yang dibutuhkan untuk pekerjaan terbuka. Pengangguran struktural mirip dengan
pengangguran friksional karena keduanya mencerminkan masalah pencocokan pekerja
dengan lowongan kerja, namun pengangguran struktural juga mencakup waktu yang
dibutuhkan untuk memperoleh keterampilan baru selain proses pencarian jangka pendek.
Sementara beberapa jenis pengangguran dapat terjadi terlepas dari kondisi
ekonomi, tingkat pengangguran siklis terjadi ketika pertumbuhan stagnan. Hukum Okun
mewakili hubungan empiris antara pengangguran dan pertumbuhan ekonomi. Versi asli
undang-undang Okun menyatakan bahwa kenaikan 3% dalam output akan menyebabkan
penurunan tingkat pengangguran sebesar 1%.
1. Pendapatan Nasional
Produk Nasional atau pendapatan nasional merupakan nilai barang-barang dan
jasa-jasa yang dihasilkan suatu negara dalam suatu tahun tertentu. Pendapatan nasional
diatas dibedakan kepada dua pengertian : Produk Nasional Bruto (PNB) dan Produk
Domestik Bruto (PDB). PNB adalah faktor-faktor produksi milik warga negara
sedangkan PDB adalah faktor-faktor produksi di dalam negeri (milik warga negara dan
orang asing). Dari arti pengertian PNB dan PDB dapat disimpulkan bahwa kedua konsep
tersebut pada hakikatnya merupakan ukuran mengenai besaarnya kemampuan suatu
negara untuk menghasilkan barang dan jasa dalam suatu tahun tertentu.
Data produk nasional dapat pula digunakan untuk (i) menilai prestasi
pertumbuhan ekonomi, dan (ii) menentukan tingkat kemakmuran masyarakat dan
perkembangannya. Tingkat (persentasi pertambahan) pertumbuhan ekonomi dihitung dari
pertambahan PNB atau PDB riil yang berlaku dari tahun ke tahun.
2. Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter meliputi langkah-langkah pemerintah yang dilaksanakan
oleh Bank Sentral (di Indonesia Bank Sentral adalah Bank Indonesia) untuk
mempengaruhi (mengubah) penawaran uang dalam perekonomian atau mengubah
suku bunga, dengan maksud untuk mempengaruhi pengeluaran agregat.
18
Sistem ekonomi adalah perpaduan dariaturan-aturan atau cara-cara yang merupakan
satu kesatuan dan digunakan untuk mencapai kemakmuran dalam perekonomian.
Setiap negara memiliki perbedaan sistem ekonomi di setiap negaranya. Hal ini
dikarenakan perbedaan pemilikan sumber daya maupun sistem pemerintahan suatu
negara.
Secara umum dapat dikatakan bahwa negara yang menganut sistem liberal akan
menganut sistem ekonomi pasar. Sedangkan negara-negara sosialis cenderung
menerapkan sistem ekonomi komando atau terpusat.
Ciri–ciri :
a) Teknik produksi dipelajari secara turun-temurun dan bersifat sederhana.
b) Hanya sedikit menggunakan modal.
c) Pertukaran dilakukan dengan sistem barter (barang dengan barang).
d) Belum mengenl pembagian kerja.
e) Masih terikat dengan tradisi.
f) Tanah merupakan tumpuan kegiatan produksi dan sumber kemakmuran.
Ciri–ciri :
a) Semua alat dan sumber daya produksi dimiliki dan dikuasai oleh negara sehingga
hak milik perorangan hampir tidak ada (tidak diakui)
b) Pekerjaan yang tersedia dan tentang siapa yang akan bekerja ditentukan oleh
pemerintah. Rakyat tidak memiliki hak kebebasan untuk memilih pekerjaan.
19
c) Kebijakan perekonomian diatur oleh pemerintah. Perencanaan, pengorganisasian,
dan pengawasan seluruhnya dilaksanakan oleh pemerintah.
Ciri-ciri :
a) Semua sumber produksi menjadi milik masyarakat. Masayrakat diberi kebebasan
tanpa batas untuk memiliki sumber-sumber produksi.
b) Pemerintah tidak ikut campur tangan secara langsung dalam kegiatan ekonomi
c) Masyarakat terbagi atas dua golongan yaitu golongan pemberi kerja atau pemilik
sumber daya produksi dan golongan pekerja.
d) Timbul persaingan dalam masyarakat. Sebagai konsekuensi adanya kebebasan
memiliki sumber-sumber produksi, timbul persaingan dalam mengejar
keuntungan.
e) Setiap kegiatanm ekonomi didasarkan atas pencarian keuntungan.
f) Kegiatan ekonomi selalu mempertimbangkan keadaan pasar.
20
Kelemahan sistem ekonomi pasar yaitu :
a) Sulit melakukan pemerataan pendapatan, karena persaingan bersifat bebas,
pendapatan jatuh kepada pemilik modal atau majikan. Golongan pekerja hanya
menerima sebagian kecil dari pendapatan.
b) Pemilik sumber daya produksi mengeksploitasi golongan pekerja, sehingga yang
kaya semakin bertambah kaya, yang miskin cenderung tetap miskin.
c) Sering muncul monopoli yang merugikan masyarakat
d) Sering terjadi gejolak dalam perekonomian kakeran kesalahan alokasi sumber
daya oleh individu.
Ciri-ciri :
a) Pemerintah dan swasta melakukan kegiatan perekonomian.
b) Tetanan ekonomi merupakan mekanisme pasar namun masih terdapat campur
tangan pemerintah.
c) Terjadi persaingan dalam perkeonomian namun pemerintah tetap melakukan
pengawasan.
Kekurangan :
a) Muncul kesenjangan yang besar antara yang kaya dan miskin.
b) Mengakibatkan munculnya monopoli dalam masyarakat.
c) Kebebasan mudah disalahgunakan oleh yang kuat untuk memeras pihak yang
lemah.
d) Sulit terjadi pemerataan pendapatan.
Kelemahan :
a) Teknologi yang digunakan masih sangat sederhana, sehingga produktivitas
rendah.
b) Mutu barang hasil produksi masih rendah.
c) Saat ini sudah tidak ada lagi negara yang menganut sistem ekonomi tradisional,
namun di beberapa daerah pelosok, seperti suku badui dalam, sistem ini masih
digunakan dala kehidupan sehari – hari.
Kelebihan :
a) Menumbuhkan inisiatif dan kreasi masyarakat dalam mengatur kegiatan ekonomi.
b) Setiap individu bebas memiliki sumber-sumber produksi.
c) Munculnya persaingan untuk maju.
d) Barang yang dihasilkan bermutu tinggi, karena barang yang tidak bermutu tidak
akan laku dipasar.
e) Efisiensi dan efektivitas tinggi karena setiap tindakan ekonomi didasarkan atas
motif mencari laba.
Kelemahan :
a) Melakukan pemerataan pendapatan
b) Cenderung terjadi eksploitasi kaum buruh oleh para pemilik modal
c) Munculnya monopoli yang dapat merugikan masyarakat
d) Sering terjadi gejolak dalam perekonomian karena kesalahan alokasi sumber daya
oleh individu
Kelebihan :
a) Adanya kebebasan berusaha dapat mendorong kreativitas individu sesuai dengan
kemampuannya.
b) Hak milik individu atas sumber–sumber produksi diakui walaupun ada
pembatasan.
c) Lebih mementingkan kepentingan umum daripada kepentingan golongan.
Kelemahan :
a) Sulit menentukan batas antara kegiatan ekonomi yang seharusnya dilakunkan oleh
pemerintah dan swasta.
b) Sulit menentukan batas antara sumber–sumber produksi yang dapat dikuasai oleh
swasta dan pemerintah.
23
IV. Sistem Ekonomi Indonesia
A. Pengertian
Sistem perekonomian Indonesia adalah sistem ekonomi demokrasi yaitu sistem ekonomi
yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Dengan demikian sistem ekonomi demokrasi dapat
didefinisikan sebagai suatu sistem perekonomian nasional yang merupakan perwujudan dari
falsafah Pancasila dan UUD 1945 yang berasaskan kekeluargaan dan kegotongroyongan dari,
oleh, dan untuk rakyat di bawah pimpinan dan pengawasan pemerintah.
Pada sistem demokrasi ekonomi, pemerintah dan seluruh rakyat, aktif dalam usaha
mencapai kemakmuran bangsa. Selain itu, negara berperan dalam merencanakan, membimbing,
dan mengarahkan kegiatan perekonomian. Dengan demikian terdapat kerja sama dan saling
membantu antara pemerintah, swasta, dan masyarakat.
Sistem ekonomi berdasarkan kekeluargaan ini dijelaskan dalam UUD 1945 pasal 33 ayat
1 yang berbunyi, “ Perekonomian disusun atas usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan, di
sini secara jelas nampak bahwa Indonesia menjadikan asas kekeluargaan sebagai fondasi dasar
perekonomiannya.
Kemudian dalam pasal 33 ayat 2 yang berbunyi, “Cabang-cabang produksi yang bagi
negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara”, dan dilanjutkan
pada pasal 33 ayat 3 yang berbunyi, “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya dikuasai oleh negara dan di pergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat,” dari
bunyinya dapat dilihat bahwa dua pasal ini mengandung intisari asas itu. Hal ini tercemin dari
penguasaan negara akan sumber-sumber daya alam dan kemudian tindak lanjutnya adalah
kembali pada rakyat.
Dalam pasal 27 ayat dua yang berbunyi, “Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan
dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.” Makna kekeluargaan di sini lebih jelas. Ada
hak yang menjembatani antara negara dan warga negara. Hubungan ini tidak hanya sekedar apa
yang harus di lakukan dan bagaimana memperlakukan. Tetapi ada nilai moral khusus yang
menjadikannya istimewa. Dan nilai moral itu adalah nilai-nilai yang muncul karena rasa
kekeluargaan.
Mengacu pada pasal-pasal di atas, asas kekeluargaan dapat digambarkan sebagai sebuah
asas yang memiliki substansi sebagai berikut; kebersamaan, idealis keadilan, persamaan hak,
gotong-royong, menyeluruh, dan nilai-nilai kemanusiaan.
24
4. Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan
prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan,
kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi
nasional.
25