Permasalahan Ekonomi Dalam Sistem Ekonomi

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 25

PERMASALAHAN EKONOMI DALAM SISTEM EKONOMI

I. Permasalahan Pokok Ekonomi


A. Masalah Ekonomi Klasik
Aliran klasik mengalami kegagalannya setelah terjadi Depresi Besar tahun 1930-an yang
menunjukkan bahwa pasar tidak mampu bereaksi terhadap gejolak di pasar saham. Sebagai
penanding aliran klasik, Keynes mengajukan teori dalam bukunya General Theory of
Employment, Interest, and Money yang menyatakan bahwa pasar tidak selalu mampu
menciptakan keseimbangan, oleh karenanya, intervensi pemerintah harus dilakukan agar
distribusi sumber daya mencapai sasarannya. Dua aliran ini kemudian saling “bertarung” dalam
dunia ilmu ekonomi dan menghasilkan banyak varian dari keduanya, seperti : new classical, neo
klasik, new keynesian, monetarist, dan lain sebagainya.

Namun perkembangan dalam pemikiran ini juga berkembang ke arah lain, seperti teori
pertentangan kelas dari Karl Marx dan Friedrich Engels, serta aliran institusional yang pertama
dikembangkan oleh Thorstein Veblen, dkk., dan kemudian oleh peraih nobel Douglass C. North.

Beberapa tokoh ekonomi klasik seperti Adam Smith (1723-1790), Thomas Robert Malthus
(1766-1834), Jean Baptiste Say (1767-1832), David Ricardo (1772-1823), Johan Heinrich von
Thunen (1780-1850), Nassau William Senior (1790-1864), Friedrich von Herman, John Stuart
Mill (1806-1873) dan John Elliot Cairnes (1824-1875) memperoleh kehormatan dari Karl Marx
(1818-1883) atas keklasikan dalam mengetengahkan persoalan ekonomi yang dinilai tidak
kunjung lapuk. Berbeda dengan kaum Merkantilis dan Physiokrat, kaum klasik memusatkan
analisis ekonominya pada teori harga. Kaum klasik mencoba menyelesaikan persoalan ekonomi
dengan jalan penelitian faktor permintaan dan penawaran yang menentukan harga.

John Maynard Keynes (1883-1946) berpendapat bahwa pandangan klasik yang memusatkan
perhatian analisa ekonominya pada teori harga, maka perlu dipahami arah penggunaan alat
produksi dengan sempurna. Dalam hubungan ini maka pengertian klasik diperluas kepada para
ahli ekonomi yang tidak menganggap tidak mungkin adanya suatu pengangguran yang tidak
dikehendaki (involuntary unemployment).

Salah satu hasil pemikiran kaum klasik yang sangat mempengaruhi dunia dalam era
globalisasi adalah pemikiran mengenai perdagangan internasional. Pemikiran kaum klasik
menentang pemikiran kaum merkantilis yang hanya mementingkan masuknya logam mulia dan
berorientasi ekspor dengan meminimumkan impor barang dari luar negeri.

Kaum merkantilis meletakan tekanan pada perdagangan luar negeri. Kaum physiokrat
memandang pertanian sebagai sumber segala kemakmuran. Adam Smith (1723-1790) sebagai
tokoh aliran klasik menyatakan pendapatnya dalam bukunya yang berjudul ”Inquiry into the
Nature and Causes of the Wealth of Nations” yaitu: ”Pekerjaan yang dilakukan suatu bangsa
adalah modal yang membiayai keperluan hidup rakyat itu pada asal mulanya, dan dengan hasil-
hasil pekerjaan tersebut dapat dibeli keperluan-keperluan hidupnya dari luar negeri.” Kapasitas
produktif daripada kerja selalu bertambah dikarenakan adanya pembagian kerja yang makin
mendasar dan rapi.

1
Dari keterbatasan sumber daya dan keinginan yang tidak terbatas muncullah masalah pokok
ekonomi.

Masalah pokok ekonomi telah ada sejak dulu dan tetap ada hingga sekarang. Berikut ini kita
akan membahas masalah pokok ekonomi yang telah muncul sejak manusia hidup berkelompok
atau bermasyarakat berdasarkan tinjauan ekonom klasik, ekonom neoklasik, dan ekonomi
modern.

Ekonomi klasik diwakili oleh Adam Smith. Menurut Adam Smith kemakmuran tidak
terletak pada emas, melainkan pada barang-barang. Kemakmuran menunjukkan suatu keadaan
yang seimbang antara kebutuhan dengan benda pemuas kebutuhan. Proses untuk mencapai
kemakmuran suatu masyarakat tidaklah mudah. Hal inilah yang menjadi masalah pokok
ekonomi di masyarakat.

Menurut teori ilmu ekonomi klasik, masalah pokok ekonomi masyarakat dapat digolongkan
kepada tiga permasalahan penting, yaitu masalah produksi, masalah distribusi, dan masalah
konsumsi.

a. Masalah Produksi
Untuk mencapai kemakmuran, barang-barang kebutuhan harus tersedia di tengah
masyarakat. Karena masyarakat sangat heterogen, maka barang-barang yang tersediapun
beragam jenisnya sehingga muncul permasalahan bagi produsen, yaitu barang apa saja
yang harus diproduksi. Munculnya pertanyaan tersebut di atas tidak lain karena
heterogennya masyarakat. Dengan demikian, tentu menimbulkan permasalahan bagi
produsen dan menimbulkan kekhawatiran apabila memproduksi suatu barang tertentu,
tetapi tidak dikonsumsi masyarakat.

b. Masalah Distribusi
Agar barang/jasa yang telah dihasilkan dapat sampai kepada orang yang tepat,
dibutuhkan sarana dan prasarana distribusi yang baik. Contoh, dari kebun hasil panen
perlu alat angkut yang ditunjang prasarana jalan yang baik agar hasil panen cepat sampai
ke tangan konsumen dan tidak tertimbun di produsen.

c. Masalah Konsumsi
Hasil produksi yang telah didistribusikan kepada masyarakat idealnya dapat dipakai atau
dikonsumsi oleh masyarakat yang tepat dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang
tepat pula. Persoalan yang muncul apakah barang tersebut akan dikonsumsi dengan tepat
oleh masyarakat yang benar-benar membutuhkannya atau menjadi sia-sia karena tidak
terjangkau oleh masyarakat sehingga proses konsumsi tidak berjalan sebagaimana
mestinya?

Ekonomi Menurut Aliran Neoklasik


1. Mazhab neoklasik telah mengubah pandangan tsentang ekonomi baik dalam teori
maupun dalam metodologinya. Teori nilai tidak lagi didasarkan pada nilai tenaga kerja
atau biaya produksi tetapi telah beralih pada kepuasan marjinal (marginal utility).
Pendekatan ini merupakan pendekatan yang baru dalam teori ekonomi.

2. Salah satu pendiri mazhab neoklasik yaitu Gossen, dia telah memberikan sumbangan
dalam pemikiran ekonomi yang kemudian disebut sebagai Hukum Gossen I dan II.

2
Hukum Gossen I menjelaskan hubungan kuantitas barang yang dikonsumsi dan tingkat
kepuasan yang diperoleh, sedangkan Hukum Gossen II, bagaimana konsumen
mengalokasikan pendapatannya untuk berbagai jenis barang yang diperlukannya. Selain
Gossen, Jevons dan Menger juga mengembangkan teori nilai dari kepuasan marjinal.
Jevons berpendapat bahwa perilaku individulah yang berperan dalam menentukan nilai
barang. Dan perbedaan preferences yang menimbulkan perbedaan harga. Sedangkan
Menger menjelaskan teori nilai dari orde berbagai jenis barang, menurut dia nilai suatu
barang ditentukan oleh tingkat kepuasan terendah yang dapat dipenuhinya. Dengan teori
orde barang ini maka tercakup sekaligus teori distribusi.

3. Pemikiran yang sangat mengagumkan yang disusun oleh Walras tentang teori
keseimbangan umum melalui empat sistem persamaan yang serempak. Dalam sistem itu
terjadi keterkaitan antara berbagai aktivitas ekonomi seperti teori produksi, konsumsi dan
distribusi. Asumsi yang digunakan Walras adalah persaingan sempurna, jumlah modal,
tenaga kerja, dan lahan terbatas, sedangkan teknologi produksi dan selera konsumen
tetap. Jika terjadi perubahan pada salah satu asumsi ini maka terjadi perubahan yang
berkaitan dengan seluruh aktivitas ekonomi

Teori Produktivitas Marjinal


1. Dasar pemikiran mazhab neoklasik pada generasi kedua lebih akurasi dan tajam karena
bila dibandingkan dengan pemikiran ekonomi pada kelompok generasi pertama
neoklasik. Hal ini dapat terjadi karena pemikiran generasi kedua menjabarkan lebih lanjut
perilaku variabel-variabel ekonomi yang sudah dibahas sebelumnya. Lingkupan telah
berkembang dari produksi, konsumsi, dan distribusi yang lebih umum beralih pada
penjelasan yang lebih tajam.

2. Pertentangan pemikiran antara para ahli neoklasik seperti J.B. Clark dapat menjadi
sumber inspirasi dari perkembangan ilmu ekonomi dalam menjelaskan teori distribusi
fungsional, ditafsirkan oleh J.B Clark mempunyai nilai etik, yang secara langsung
membantah teori eksploitasi. Dengan teori produktivitas marjinal upah tenaga kerja, laba
serta lahan dan bunga ditetapkan dengan objektif dan adil. Tetapi masalahnya, apakah
setiap pekerja mendapat upah sama dengan PPMt nya?

3. Penggunaan pendekatan matematis dalam analisis ekonomi terutama dalam fungsi


produksi semakin teknis, dan dengan penggunaan asumsi-asumsi yang dialaminya juga
bertambah seperti dalam kondisi skala tetap, meningkat atau menurun. Hal ini dikaitkan
pula dengan bentuk kurva ongkos rata-rata, oleh Wicksell. Hal ini merupakan sumbangan
besar dalam pembahasan ongkos perusahaan dan industri. Pada saat kurva ongkos rata-
rata menurun, sebenarnya pada fungsi produksi terjadi proses increasing returns, dan
pada saat kurva ongkos naik, pada kurva produksi terjadi keadaan decreasing returns.
Selanjutnya, pada saat ongkos rata-rata sampai pada titik minimum, pada fungsi produksi
berlaku asumsi constant return to scale.

4. Pemikiran lain yang menjadi sumber kontroversi seperti pandangan Bohm Bawerk telah
menimbulkan kontroversi pula tentang hubungan antara modal dan bunga. Kontroversi
ini pun timbul dari pandangan J.B. Clark. Clark mempunyai pendapat bahwa barang-
barang sekarang mempunyai nilai lebih tinggi daripada masa depan, karena itu timbullah
bunga. Tetapi, bunga juga dipengaruhi oleh produktivitas melalui keunggulan teknik.
Bohm Bawerk memberikan adanya premium atau agio, karena kebutuhan sekarang lebih

3
tinggi daripada masa datang. Tetapi, Fisher melihat dari arus pendapatan masa depan
perlu dinilai sekarang, yang dipengaruhi oleh kekuatan subjektif dan objektif. Fisher
menjelaskan pula terjadinya bunga melalui permintaan dan penawaran terhadap tabungan
dan investasi. Fisher memberi sumbangan pula pada tingkat bunga. Tingkat bunga
merupakan marginal rate of return over cost.

Pemikiran Marshall sebagai Bapak Ekonomi Neoklasik


1. Sumbangan yang paling terkenal dari pemikiran Marshall dalam teori nilai merupakan
sitetis antara pemikiran pemula dari marjinalis dan pemikiran Klasik. Menurutnya,
bekerjanya kedua kekuatan, yakni permintaan dan penawaran, ibarat bekerjanya dua mata
gunting. Dengan demikian, analisis ongkos produksi merupakan pendukung sisi
penawaran dan teori kepuasan marjinal sebagai inti pembahasan permintaan. Untuk
memudahkan pembahasan keseimbangan parsial, maka digunakannya asumsi ceteris
paribus, sedangkan untuk memperhitungkan unsur waktu ke dalam analisisnya, maka
pasar diklasifikasikan ke dalam jangka sangat pendek, jangka pendek, dan jangka
panjang. Dalam membahas kepuasan marjinal terselip asumsi lain, yakni kepuasan
marjinal uang yang tetap.

2. Pemikiran Alfred Marshall mahir dalam menggunakan peralatan matematika ke dalam


analisis ekonomi. Dia memahami, bahwa untuk memudahkan pembaca, maka catatan-
catatan matematikanya diletakkan pada bagian catatan kaki dan pada lampiran bukunya.
Pembahasannya tentang kepuasan marjinal telah mulai sebelum 1870, sebelum buku
Jevons terbit, tetapi karena orangnya sangat teliti dan modes, dia tidak mau cepat-cepat
menerbitkan bukunya.

3. Dalam pembahasan sisi permintaan, Marshall telah menghitung koefisien barang yang
diminta akibat terjadinya perubahan harga secara relatif. Nilai koefisien ini dapat sama
dengan satu, lebih besar dan lebih kecil dari satu. Tetapi, ada dua masalah yang belum
mendapat penyelesaian dalam hal sisi permintaan, yakni aspek barang-barang pengganti
dan efek pendapatan. Robert Giffen telah dapat membantu penyelesaian kaitan konsumsi
dan pendapatan dengan permintaannya terhadap barang-barang, sehingga ditemukan
Giffen Paradox. Peranan substitusi kemudian diselesaikan oleh Slurtky.

4. Marshall menemukan surplus konsumen. Pengertian ini dikaitkan pula dengan welfare
economics. Bahwa konsumen keseluruhan mengeluarkan uang belanja lebih kecil
daripada kemampuannya membeli. Jika itu terjadi maka terjadi surplus konsumen.
Selama pajak yang dikenakan pada konsumen lebih kecil daripada surplusnya itu, maka
kesejahteraannya tidak menurun. Tetapi, pajak juga dapat digunakan untuk subsidi,
terutama bagi industri-industri yang struktur ongkosnya telah meningkat. Marshall
menjelaskan pula mengapa kurva ongkos total rata-rata menurun dan meningkat. Hal ini
berkaitan dengan faktor internal dan eksternal perusahaan atau industri.

5. Mekanisme permintaan dan penawaran dapat mendatangkan ketidakstabilan, karena


setiap usaha yang dilakukan untuk kembali ke posisi seimbang ternyata membuat tingkat
harga dan jumlah barang menjauhi titik keseimbangan. Keadaan tidak stabil itu terjadi
jika kurva penawaran berjalan dari kiri-atas ke kanan-bawah. Jika variabel kuantitas
independen, terjadi kestabilan, tetapi jika berubah harga menjadi independen, maka
keadaan menjadi tidak stabil

4
B. Masalah Ekonomi Modern
Para ahli ekonomi modern sepakat bahwa dengan sumber daya yang tersedia, paling sedikit
ada tiga masalah pokok yang dihadapi setiap perekonomian dan harus dipecahkan oleh
masyarakat sebagai subjek ekonomi.
a. Barang dan Jasa Apa yang akan Diproduksi dan Berapa Banyak? (What and How
Much?)
Mengingat bahwa sumber produksi yang tersedia terbatas dan penggunaannya
bersifat alternatif, maka masyarakat harus menentukan jenis dan jumlah barang dan jasa
yang akan diproduksi. Masyarakat dapat memilih satu atau beberapa jenis barang dan
jasa yang akan diproduksi dengan perbandingan tertentu. Pilihan yang dilakukan oleh
masyarakat ini tentunya yang dipandang paling menguntungkan dan memberikan
manfaat yang paling besar bagi masyarakat guna memenuhi kebutuhan.
Bisa saja suatu negara tertentu tidak memproduksi senjata, peluru nuklir, bahkan
komputer. Di sisi lain banyak memproduksi bahan pangan seperti beras, gandum,
sayuran, dan buah-buahan. Lalu dari mana senjata untuk angkatan perang? Dengan
adanya kegiatan perdagangan internasional kebutuhan akan senjata dapat dipenuhi
dengan cara membeli dari negara yang memproduksi senjata tersebut.

b. Bagaimana Cara Memproduksi? (How?)


Pertanyaan ini menyangkut teknik produksi yang diterapkan dan kemampuan
mengombinasikan faktor-faktor produksi atau sumber daya yang ada di dalam proses
produksi. Dengan keterbatasan sumber daya ekonomi yang tersedia para produsen harus
mampu menciptakan teknik produksi yang efisien. Untuk itu, kemajuan dalam bidang
ilmu dan teknologi produksi perlu ditingkatkan.

c. Untuk Siapa Barang atau Jasa Dihasilkan? (for Whom?)


Pertanyaan ini menyangkut masalah untuk siapa atau lapisan masyarakat mana yang
menikmati barang dan jasa yang diproduksi. Apakah setiap warga mendapat bagian yang
sama atau berbeda?
Apakah barang/jasa hanya untuk orang kaya saja? Apakah pendapatan nasional telah
didistribusikan secara adil? Haruskah gaji para manajer sepuluh kali lipat dari buruh?
Apakah proyek mobil murah perlu dilaksanakan agar penduduk berpendapatan rendah
dapat mengomsumsinya? Semua pertanyaan tersebut menyangkut untuk siapa
barang/jasa diproduksi.
Ketiga masalah di atas yaitu what, how, dan for how bersifat funda-mental dan
bersifat kait-mengait satu dengan yang lainnya serta selalu dihadapi oleh setiap negara,
baik negara sedang berkembang maupun negara yang sudah maju. Namun, tidak semua
perekonomian dapat memecahkan ketiga masalah tersebut dengan cara yang sama.

C. Masalah Ekonomi Negara-Negara Berkembang dan Negara Maju


a. Masalah Ekonomi Negara Berkembang
Tentunya pada negara berkembang standar hidup masyarakat dapat dibilang rendah.
Standar hidup yang rendah misalnya pendapatan yang rendah, pendidikan yang hanya sampai
5
sekolah dasar, tingkat pengangguran yang tinggi, perumahan yang tidak layak untuk dihuni, dll.
Hal tersebut merupakan sebuah masalah untuk negara berkembang. Masalah utama dari negara
berkembang biasanya yaitu masalah ekonomi. Butuh waktu yang sangat lama untuk dapat
mengatasi masalah yang ada di negara berkembang. Pada pembahasan kali ini akan dibahas
mengenai masalah yang ada pada negara berkembang.

Standar hidup pada negara berkembang dapat dikatakan rata-rata bahkan standar hidup di
negara berkembang berada dibawah rata-rata. Adapun standar hidup yang rendah tentunya
ditimbulkan karena masalah yang ada pada negara tersebut. Masalah yang menjadi pemicu
standa hidup di negara berkembang rendah biasanya merupakan masalah pereknomian.

Berikut ini masalah yang ada pada negara berkembang beserta penjelasannya :

1. Standar Hidup yang Rendah Menyebabkan Kemiskinan


Standar hidup yang rendah pada akhirnya akan menyebabkan kemiskinan.
Kemiskinan merupakan suatu perwujudan keadaan yang mengalami standar hidup yang
rendah. Tentunya setiap negara memiliki batasan kemiskinan yang berbeda dibandingkan
dengan negara lain. Indonesia merupakan salahs atu negara berkembang oleh karena itu
tak heran jika beberapa wilayah di Indonesia mengalami kemiskinan. Akan tetapi
pemerintah Indonesia tidak hanya diam, pemerintah memberikan perhatian dalam
menanggulangi kemiskinan.

2. Tingkat Pengangguran Tinggi


Masalah kedua yang dihadapi oleh negara berkembang yaitu adanya keterbatasan
pekerjaan. Adanya keterbatasan lapangan kerjaan menimpulkan tingginya nilai
pengangguran di negara berkembang. Pengangguran terjadi karena adanya
ketidakseimbangan antara jumlah lapangan pekerjaan dengan jumlah pekerja yang ada.
Kurangnya lapangan pekerjaan disebabkan negara berkembang sedang melakukan
sebuah pembangunan untuk menjadi negara industri. Dengan menjadi negara industri
maka diharapkan akan tercipta banyak lapangan pekerjaan. Selain itu penyebab terjadinya
pengangguran yaitu tinggi laju pertumbuhan penduduk di negara berkembang
dibandingkan dengan daya tampung perekonomian.

3. Adanya Ketidakmerataan
Pada masalah negara berkembang terjadi ketidakmerataan pendapatan merupakan
sebuah masalah besar. Infrastruktur yang kurang siap menyebabkan terjadinya
ketidakmerataan pada suatu hasil pembangunan. Contohnya Indonesia, perekonomian
yang ada di Indonesia hanya berfokus pada kota-kota besar sehingga daerah-daerah
terpencil kurang terperhatikan. Perekonomian yang berfokus hanya pada kota-kota besar
ini menyebabkan hanya kota-kota besar yang nantinya akan merasakan hasil
pembangunan yang layak.
Indonesia saat ini telah melakukan perubahan sistem pada perundang-undangan
untuk memperbaiki sistem perekonomian yang ada. Selain itu mulai diberlakukan
undang-undang otonomi daerah untuk mengurangi ketidakmerataan yang terjadi antara di
kota-kota besar dan di daerah-daerah terpencil.

4. Kekurangan Modal
Suatu negara berkembang dalam menjalani proses pembangunan ekonomi
mempunyai masalah adanya kekurangan modal. Adanya kekurangan modal meyebabkan
6
proses pembangunan akan terhambat, selain itu akan menyebabkan kemiskinan pada
suatu negara. Tingkat tabungan dan tingkan pembentukan modal yang tinggi merupakan
sebuah kesulitan yang dirasakan negara berkembang. Salah satu upada untuk mengatasi
kekurangan modal dengan menarik berbagai invistor baik dalam negeri ataupun dari luar
negeri.

5. Sumber Daya Manusia Tidak Memadai


Masalah negara bekembang yaitu sumber daya manusia yang tidak memadai.
Rendahnya sutau tingkat produktivitas tenaga kerja di dunia disebabkan karena
kurangnya faktor pelengkap yaitu modal dan keterampilan sumber daya manusia. Hal ini
akan menyebabkan tanah dan tenaga kerja tidak akan memiliki produktivitas yang tinggi.

6. Ketergantungan yang Besar


Kondisi ekonomi negara berkembang yang rendah sangat dipengaruhi oleh
keberadaan negara maju yang ada di sekitar negara berkembang tersebut. Hal ini
disebabkan karena adanya permintaan domestik mengenai pasar ekspor.
Adanya ketergantungan pada negara maju terjadi pada bidang industri, karena
negara berkembang masih membutuhkan bantuan pada bidang industri. Selain itu negara
maju yang sangat membutuhkan negara berkembang untuk memasok bahan dasar kepada
perindustrian negara maju.

7. Tingkat Pertumbuhan Relatif Pendapatan Nasional


Tingkat pertumbuhan pendapatan nasiona di negara berkembang lebih rendah dari
pada negara maju. Negara ketiga pada umumnya mengalami kesenjangan pendapatan
antara negara kaya ataupun negara miskin. Kesenjangan tejadi dengan sangat cepat dan
melebar.

8. Fasilitas Pendidikan Tidak Memadai


Salah satu masalah negara berkembang yang menjadi prioritas utama yaitu pada
bidang pendidikan. Sarana dan prasana merupakan salah satu faktor yang paling penting
dalam dunia pendidikan. Namun nyatanya, di negara berkembang anggaran dari
pemerintah untuk fasilitas pada sekolah-sekolah masih belum sepenuhnya terpenuhi.
Selain itu di negara berkembang tingkat persentase huruf masih tinggi yaitu
mencapai 55 persen, hal itu sangat tinggi jika dibandingkan dengan negara maju. Negara
maju mempunyai persentase 36 persen untu buta warna. Selain itu materi pendidikan di
negara berkembang yang diberikan kepada anak-anak cenderung kurang berhubungan
dengan kebutuhan pembangunan nasional.

9. Tingginya Laju Penduduk


Tingginya laju pertumbuhan penduduk di negara berkembang jauh lebih tinggi 2
bahkan hingga 4 kali dibandingkan laju pertumbuhan pada negara-negara maju. 75%
manusia di dunia menempati di negara berkembang, maka tak heran jika laju penduduk
di negara berkembang sanga tinggi. Dengan tingginya laju penduduk maka akan
berpengaruh pada banyak hal seperti kesempatan kerja, layanan pendidika, kesehatan, dll.

10. Kesehatan
Masalah lain pada negara berkembang yaitu pada bidang kesehatan. Banyak
penduduk pada negara berkembang mengalami kekurangan gizi. Hal ini disebabkan
karena kondisi ekonomi yang tidak baik. Pendapat umum mengatakan bahwa terjadinya
7
kekurangan gizi terjadi karena terbatasnya produksi suatu bahan pangan di dunia, namun
pada negara berkembang kekurangan gizi terjadi karena adanya ketimpangan dalam
penyaluran bahan pangan di dunia. Adanya kekurangan gizi yang terjadi di negara
berkembang disebabkan karena faktor kemiskinan bukan karena susahnya mendapatkan
makanan.

11. Produktivitas yang Rendah


Produktivitas suatu negara biasanya dipengaruhi oleh pemanfaatan teknologi dan
juga ilmu pengetahuan. Dengan ilmu pengetahuan maka dapat menghasilkan tenaga kerja
yang terampil. Pada negara berkembang pemanfaatan teknologi dan ilmu pengetahuan
masih sangat rendah sehingga menyebabkan negara berkembang memiliki produktivitas
yang rendah.
Selain itu produktivitas suatu negara dapat dilihat dari pendapatan perkapita. Hal
ini mempunyai kaitan dengan tingkat kehidupan dan juga kesempatan kerja. Di negara
berkembang sering mendengar istilah lingkaran setan yang susah untuk diputus, maksud
dari istilah tersebut yaitu dengan pendapatan yang rendah maka nantinya akan
berpengaruh pada tabungan dan juga investasi yang rendah.

12. Ketergantungan pada Sektor Pertanian Primer


Masalah lain pada negara berkembang yaitu adanya ketergantungan pada sektor
pertanian dan juga sektor pertambangan. Ada beberapa negara berkembang yang hanya
bergantung pada sektor pertanian saja untuk perekenomian negara tersebut. Pereknomian
yang hanya bergantung pada satu sektor disebut monokultural.

13. Ketergantungan pada Hubungan Internasional


Seperti yang kita ketahui bahwa ekonomi pada negara berkembang sangat rendag.
Kondisi ekonomi negara berkembang sangat dipengaruhi oleh keberadaan ekonomi
negara maju. Hal ini terjadi karena lemahnya permintaan domestik dan lebih
mengandalkan pasar ekspor. Barang-barang yang diekspor merupakan barang-barang
primier, adanya ketergantungan pada negara maju terjadi pada sektor industri.

14. Pasar yang Tidak Sempurna


Adanya pasar pada negara berkembang tidak menyediakan informasi yang
lengkap. Struktur yang ada pada pasar umumnya tidak sempurna. Adanya ketidak
sempurnaan pada pasar dan informasi tentunya akan merugikan warga. Beberapa
informasi pasar hanya diterima oleh warga dan para pengusaha dapat dengan mudahnya
mendapatkan informasi mengenai informasi pasar.

15. Infrastruktur
Negara berkembang pada umumnya memiliki wilayah yang luas jika
dibandingkan dengan negara maju. Tentunya dengan memiliki wilayah yang luas,
infrastruktur harus berkembang dengan pesat. Namun karena adanya keterbatasan
ekonomi pada negara berkembang membuat infrastruktur pada negara berkembang tidak
berjalan sebagaimana mestinya dan bahkan ada beberapa infrastruktur yang belum
dibangun.

16. Hukum
8
Masalah lain pada negara berkembang yaitu pada bidang hukum. Penduduk yang
ada pada negara berkembang banyak yang tidak mempunyai kesadaran akan pentingnya
hukum yang ada pada negaranya. Tidak hanya penduduk, bahkan para staf
pemerintahanpun masih sangat banyak yang tidak menerapkan hukum yang ada. Tidak
heran banyak koruptor di negara berkembang. Orang yang mengetahui seluk beluk
hukum sering kali menggunakan hukum untuk keuntungannya sendiri.

17. Distribusti Pendapatan Nasional


Distribusi pendapatan nasional masih tidak merata. Adanya kesenjangan
pendapatan perkapita antara negara kaya dan negara miskin bukan merupakan wujud dari
adanya perbedaan ekonomi. Tingkat pendapatan setiap negara tidak sama, akan tetapi
terjadi ketimpangan pada negara-negara berkembang yang jauh lebih parah dari pada
negara maju.

b. Masalah Ekonomi yang Dihadapi Negara Maju


Walaupun negara-negara maju memiliki kondisi perekonomian yang lebih baik daripada
negara-negara berkembang, tidak berarti negara-negara tersebut tidak menghadapi masalah-
masalah ekonomi.

Di bawah ini dapat dilihat beberapa masalah ekonomi yang dihadapi oleh negara-negara maju :

1. Sumber Daya Manusia


Ada dua hal yang sangat berkaitan dengan sumber daya manusia ini, yakni :

a. Jumlah Tenaga Kerja


Salah satu hal penting yang membedakan negara-negara maju dengan negara-
negara berkembang adalah angka kelahiran dan kematiannya yang rendah. Di satu sisi
hal ini memberikan dampak positif berupa semakin baiknya pengendalian
pertambahan jumlah penduduk serta membaiknya tingkat kelangsungan hidup.
Dengan demikian setiap insan di negara-negara maju tentu saja menikmati kualitas
hidup yang lebih baik dibandingkan dengan rekan-rekannya di negara-negara
berkembang.
Namun, di sisi lain, hal itu memberikan dampak yang kurang
menguntungkan. Seperti kita tahu, seiring dengan tingginya tingkat kegiatan produksi
di negara-negara maju di seluruh sektor ekonomi (contohnya pertanian, industri,
perdaganan, jasa) negara-negara ini tentu saja membutuhkan lebih banyak jumlah
tenaga kerja. Dan justru hal inilah yang tidak dapat disediakan oleh mereka.

b. Restrukturisasi perusahaan
Yang dimaksud dengan Restrukturisasi perusahaan adalah sebuah kebijakan
perusahaan untuk merampingkan besarnya perusahaan baik dari segi organisasi
maupun jumlah tenaga kerja dengan tujuan agar perusahaan dapat berjalan lebih
efisien dan menguntungkan. Hal ini dapat terjadi karena beberapa hal seperti:
Kemajuan teknologi yang sanggup menggantikan tenaga kerja manusia,
Beban operasi (cost) perusahaan yang makin membesar dan membuat keuntungan
(profit) semakin mengecil, Perusahaan tersebut menggabungkan diri dengan

9
perusahaan lain (merger) dengan tujuan untuk memperluas pasar, meningkatkan daya
saing, juga menambah modal.
Di kebanyakkan negara maju, restrukturisasi perusahaan ini sudah menjadi
sebuah trend yang menakutkan bagi banyak tenaga kerja. Oleh karena itulah
pemerintah negara maju berupaya untuk menampung mereka yang terkena dampak
restrukturisasi ini dengan berbagai upaya seperti memberi kesempatan dan
kemudahan bagi mereka untuk memulai usaha sendiri (wiraswasta), mendirikan
pusat-pusat pelatihan guna meningkatkan keterampilan dan keahlian mereka, juga
mendorong terciptanya investasi di sektor-sektor ekonomi lainnya guna menampung
tenaga kerja itu.

2. Masalah Globalisasi Ekonomi


Globalisasi ekonomi adalah berbagai kegiatan ekonomi di seluruh dunia yang
saling berhubungan satu sama lainnya. Globalisasi ekonomi ini seumpama sebuah jaring
laba-laba raksasa yang menghubungkan kegiatan ekonomi disebuah negara dengan
kegiatan ekonomi di negara lainnya. Dalam globalisasi ekonomi, negara-negara di dunia
tidak dapat hanya mengandalkan kekuatannya sendiri bila mereka hendak memajukan
setiap sektor ekonomi yang dijalaninya.

a. Masuknya Produk Negara Berkembang ke Negara Maju


Globalisasi ekonomi ini diwujudkan melalui pendirian organisasi
perdagangan internasional yang menerapkan aturan main yang harus dijalanakn oleh
setiap warga negara yang menjadi anggotanya. Organisasi ini disebut dengan nama
WTO (World Trade Organization). Di dalam WTO, diharapkan agar setiap angota
negara tidak menutup atau membatasi negaranya untuk menerima berbagai produk-
produk dari negara lainnya. Dengan aturan ini, seringkali negara-negara berkembang
merasa dirugikan karena mereka “terpaksa” harus menerima berbagai barang
produksi negara-negara maju yang jauh lebih murah dari barang-barang produksi
buatan dalam negerinya.
Walaupun Sebetulnya, ada begitu banyak produk-produk dari negara
berkembang yang juga memasuki negara-negara maju, dan produk-produk itu pun
memiliki keunggulan yang tidak kalah dari produk-produk sejenis yang dihasilkan
oleh negara-negara maju tersebut. Selain itu dengan biaya tenaga kerja yang jauh
lebih murah, otomatis produk-produk tersebut memiliki harga yang lebih rendah
daripada produk-produk negara maju.

b. Masuknya Tenaga Kerja Negara berkembang ke Negara Maju


Selain itu, dengan adanya kekurangan tenaga kerja di negara-negara maju,
dalam aturan main yang duterapkan WTO, banyak tenaga kerja negara berkembang
mulai masuk ke negara maju. Para pekerja dari negara berkembang ini terkenal
dengan ketekunan dan “kerelaannya” untuk dibayar lebih rendah daripada rekan-
rekannya dari negara maju. Hal itu tentu saja menghawatirkan para pekerja dari
negara-negara maju tersebut.

c. Perpindahan Investasi dari Negara Maju ke Negara Berkembang


Mengingat tingginya biaya produksi di negara-negara maju yang meliputi
biaya tenaga kerja, biaya penyewaan pabrik, biaya pajak, juga biaya-biaya lannya,
maka banyak dari perusahan-perusahaan besar di negara maju yang memindahkan
10
paabrik-pabriknya ke negara-negara berkembang dengan pertimbangan rendahnya
biaya produksi di sana. Perkembangan ini tentun saja akan berakibat buruk pada
perekonomian negara-negara maju.

d. Krisis Ekonomi di Negara Berkembang


Hal lain yang menjadi dampak dari globalisasi bagi negara-negara maju
adalah dempak krisis ekonomi yang dialami oleh negara berkembang. Seperti yang
diketahui, globalisasi ekonomi membuat kondisi perekonomian satu negara yang
terkait dengan perekonomian negara lain.
Negara-negara maju itu banyak pula yang mengimpor bahan-bahan baku
untuk keperluan berproduksi dari negara-negara berkembang, dengan adanya krisis
yang melanda, maka produksi bahan baku di negara-negara tersebut menjadi
terlambat, hal ini tentu saja bagi kegiatan produksi yang terjadi di negara-negara
maju, yakni terhambatnya pula kegiatan produksi mereka.

3. Lingkungan Hidup
Walaupun banyak yang beranggapan bahwa negara-negara berkembanglah yang
harus bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan yang terjadi di dunia, namun tak bisa
disangkal bahwa negara-negara maju pun memilik peran yang cukup besar dalam
kerusakan ini. Dengan tingginya tingkat produktivitas negara-negara maju, maka mau
tidak mau mereka membutuhkan bahan baku yang semakin banyak jumlahya.
Hal ini otomatis membuat mereka harus mengeruk sumber daya alam dengan
lebih banyak pula. Dampak yang langsung dirasakan dari kegiatan ini tentu saja terjadi
pada lingkungan hidup di muka bumi ini. Lebih parah lagi, ternyata banyak di antara
negara berkembang, karena selain disalahkan akibat kelalaian mereka mengelola
lingkungan hidup negaranya, mereka pun harus menanggung “dosa” negara-negara maju
yang melakukan kerusakan lingkungan di negara mereka sendiri.

II. Ekonomi Mikro dan Ekonomi Makro


A. Ekonomi Mikro
Pengertian Ekonomi Mikro Teori mikro ekonomi atau ekonomi mikro boleh diartikan
sebagai ilmu ekonomi kecil. Menerangkan arti teori mikro ekonomi dengan menterjemahkan
masing-masing perkataan dalam istilah tersebut tidak akan memberikan penerangan yang tepat
mengenai arti dari mikro ekonomi. Arti yang sebenarnya hanya akan dapat dilihat dari corak
ruang lingkup analisis yang terdapat dalam teori tersebut.berdasarkan kepada pola dan ruang
lingkup analisisnya, teori mikro ekonomi dapat didefinisikan sebagai satu bidang dalam ilmu
ekonomi yang menganalisis mengenai bagian-bagian kecil dari keseluruhan kegiatan
perekonomian.

Ekonomi mikro mempelajari perilaku konsumen dan perusahaan serta penentuan harga-
harga pasar dan kuantitas faktor input, barang, dan jasa yang diperjualbelikan. Ekonomi mikro
meneliti bagaimana berbagai keputusan dan jasa, yang akan menentukan harga, dan bagaimana
harga, pada gilirannya, menentukan penawaran dan permintaan barang dan jasa selanjutnya.
Individu yang melakukan kombinasi konsumsi atau produksi secara optimal, bersama-sama
individu lainnya di pasar, akan membentuk suatu keseimbangan dalam skala makro dengan
asumsi bahwa semua hal lain tetap sama (ceteris paribus).
11
a. Arah Ekonomi Mikro
Ekonomi mikro merupakan salah satu cabang iilmu ekonomi. Ekonomi mikro
mempelajari perilaku individu dan rumah tangga perusahaan dalam membuat keputusan
tentang alokasi sumber daya yang terbatas. Ekonomi mikro meneliti tentang bagaimana
berbagai keputusan dan perilaku individu serta rumah tangga perusahaan dalam
mempengaruhi penawaran dan permintaan atas barang serta jasa,penentuan harga,dan
bagaimana harga,pada gilirannya,menentukan jumlah barang atau jasa yang disediakan
atau yang diminta.

Ekonomi mikro mengarahkan analisisnya pada satuan-satuan ekonomi yang


mencakup konsumen,produsen,para investor, pekerja, pemilik, faktor produksi, dan
setiap orang yang turut berperan dalam kegiatan roda perekonomian. Teori ekonomi
mikro dikembangkan oleh para ahli ekonomi klasik, seperti Adam Smith dan David
Ricardo sekitar abad ke-18 dan pada abad ke-19. Dalam menyusun teorinya, mereka
beranggapan bahwa setiap subjek ekonomi pada umumnya melakukan tindakan ekonomi
secara rasional dan memiliki informasi yang lengkap atas berbagai peristiwa yang terjadi
di pasar. Selain itu, mereka juga beranggapan bahwa para subjek ekonomi dapat segera
beradaptasi atau mengadakan penyesuaian terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di
pasar. Tentu saja perubahan-perubahan ini dipengaruhi oleh kelangakaan-kelangkaan
sumber daya ekonomi. Platform pemikiran ekonomi mikro terletak pada jantung
pemikiran ekonomi, yakni bagaimana pengambilan keputusan menentukan pilihan atas
sumber daya yang terbatas yang memiliki kegunaan alternatif.

Suatu keluarga yang memilih untuk membeli mobil,mungkin saja harus


melupakan niat mereka untuk berwisata pada saat liburan. Biaya untuk wisata tersebut
akan mereka pergunakan untuk membeli mobil. Dalam hal ini, wisata selama liburan
adalah biaya peluang pembelian mobil. Sama seperti individu dan rumah tangga yang
membuat keputusan atas biaya peluang dari yang mereka konsumsi, perusahaan juga
mengambil keputusan tentang apa yang akan diproduksi. Dengan berbuat demikian,
mereka membatasi diri dari memproduksi barang dan jasa alternatif.

Masalah ekonomi muncul karena sumber daya yang terbatas. Keterbatasan atau
kelangkaan membuat individu atau masyarakat harus membuat pilihan untuk
mendapatkan alternatif yang terbaik. Pilihan alternatif yang terbaik dilihat dari segi
konsumen adalah bagaimana mereka mendapat kepuasan maksimum penggunaan
sejumlah barang dan jasa. Pilihan alternatif yang terbaik dilihat dari segi produsen adalah
bagaimana menggunakan sumber daya yang ada sehingga produksi berjalan dengan
efisien dan dapat menghasilkan laba maksimum.

b. Kebijakan Ekonomi Mikro


Dalam melaksanakan kegiatannya, individu dan rumah tangga perusahaan tentu
perlu menetapkan kebijakan yang tepat. Hal tersebutlah yang dibahas dalam ekonomi
mikro. Beberapa kebijakan yang dibahas dalam ekonomi mikro antara lain sebagai
berikut:
1. Menentukan pilihan yang paling tepat untuk mengatasi masalah kelangkaan. Dalam
membuat keputusan ekonomi ketika menghadapi kelangkaan, individu atau
perusahaan harus mengambil kebijakan pilihan mana yang paling tepat untuk
mengatasi masalah. Sebelum memilih alternatif tindakan, mereka harus mempunyai
12
data yang akurat. Untuk membelanjakan uangnya misalnya, konsumen harus memilih
kombinasi penggunaan barang yang tepat. Tujuannya agar mereka memperoleh nilai
guna maksimum. Demikian juga halnya dengan produsen, mereka juga harus
membuat keputusan ekonomi dalam penggunaan faktor-faktor produksi. Tujuannya
agar mereka dapat menghasilkan hasil produksi yang paling murah dan bermutu.

2. Bersinergi antara sesama pelaku pasar dan industri untuk satuan yang lebih besar.
Secara umum, satuan yang lebih besar akan lebih kuat dan menghemat biaya serta
memudahkan mencapai tujuan ekonomi.

3. Membentuk kesepakatan dikalangan produsen dan konsumen. Perlu disadari bahwa


kesepakatan-kesepakatan perlu diwujudkan oleh produsen dan konsumen. Contohnya,
produsen dapat menghindari persaingan yang tidak perlu melalui kesepakatan-
kesepakatan pembagian daerah pemasaran. Dengan ini, perang harga dapat dihindari
dan penggunaan biaya iklan dapat dihemat. Konsumen juga dapat mengambil
langkah-langkah yang dapat menghemat biaya. Contohmnya, konsumen sepakat
mengadakan pembelian barang dalam partai besar yang akan dibagi-bagi antara
sesama anggota dengan harga yang lebih murah.

4. Menggunakan teknik analisis ekonomi mikro. Teknik analisis atas suatu kasus sangat
berguna untuk menetapkan langkah penyelesaian yang paling efisien. Tentu untuk
menganalisis kasus tersebut, diperlukan data yang lengkap dan cara menganalisis
yang benar.

5. Pemanfaatan analisis biaya peluang dalam rangka menentukan pilihan. Dalam


menetapkan pilihan, kita perlu membuat analisis biaya peluang. Biaya peluang
merujuk pada suatu pilihan yang tepat dengan mempertimbangkan biaya yang terlihat
dan tak terlihat.

Dalam ekonomi mikro, pemerintah juga ikut campur tangan. Contohnya, antara lain
penetapan harga minimum untuk melindungi produsen dan penetapan harga maksimum untuk
melindungi konsumen.

c. Asumsi-asumsi Ekonomi Mikro


Ada beberapa asumsi dalam ekonomi mikro yang dapat digunakan sebagai
landasan membuat kebijakan menyangkut keterlibatan dalam pasar. Asumsi-asumsi itu
antara lain sebagai berikut :
1. Berusaha memaksimalkan hasil yang dicapai. Konsumen berusaha mendapat hasil
yang maksimum dalam menggunakan barang dan jasa. Demikian pula produsen.
2. Melakukan kegiatan atas dasar kelangkaan. Dalam kegiatan ekonomi, para pelaku
pasar harus tetap memperhitngkan kelangkaan.
3. Konsumen dan produsen melakukan kegiatan ekonomi secara rasional (rational
behavior).
Bertindak secara rasional artinya selalu memperhitungkan untung ruginya. Ekonomi mikro
hanya sebagian kecil dari disiplin ilmu ekonomi.

d. Permasalahan Ekonomi Mikro

1. Masalah Harga Dasar dan Harga Tertinggi


13
Krisis ekonomi yang pernah melanda dunia terjadi cukup lama dan diyakini
bahwa mekanisme pasar tidak mampu menyelesaikan masalah ekonomi tersebut.
Artinya, keseimbangan permintaan dan penawaran di pasar tidak tercapai. Pengaruh
dari krisis tersebut adalah melambungnya harga dari berbagai jenis barang yang
dibutuhkan oleh produsen maupun konsumen.
Salah satu campur tangan pemerintah dalam permasalahan ini ialah kebijakan
pemerintah mengenai harga dasar (floor price) dan harga tertinggi (ceiling price).
Tujuan penentuan harga dasar adalah untuk membantu produsen, sedangkan harga
tertinggi untuk membantu konsumen. Misalnya, musim panen padi menyebabkan
jumlah beras melimpah. Akibatnya, harga beras turun sehingga para petani
mengalami kerugian. Untuk mengatasi masalah tersebut, pemerintah menentukan
harga dasar (floor price) beras untuk membantu para petani.

2. Meningkatnya Permintaan Beras


Gagal panen akan menyebabkan berkurangnya penawaran beras sehingga
harga beras akan naik. Tingginya harga beras akan menambah beban hidup
masyarakat yang berpenghasilan rendah dan tidak tetap. Untuk mengatasi pasokan
beras ini, pemerintah melakukan program impor beras melalui tender terhadap
beberapa perusahaan swasta nasional dan asing.

3. Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM)


Sehubungan dengan naiknya harga BBM, para pengusaha angkutan umum
bus kota, angkutan kota (angkot), dan taksi mengalami penurunan pendapatan dan
mengurangi laba bagi pengusaha dan para sopir. Untuk menyesuaikan kenaikan
harga BBM tersebut, beberapa pengusaha angkutan umum menaikkan tarifnya secara
sepihak. Tindakan ini tentu saja akan memberatkan para konsumen pengguna jasa
angkutan. Untuk mengatasi masalah tersebut pemerintah bersama para asosiasi
pengusaha angkutan melakukan penyesuaian tarif angkutan umum dengan
menetapkan tarif resmi bagi para pengusaha bus kota, angkutan kota dan taksi.
Besarnya tarif resmi ini tentu tidak memberatkan konsumen atau juga tidak
merugikan pengusaha angkutan umum.

4. Monopoli
Praktik monopoli akan mengakibatkan penguasaan pasar terhadap barang
atau jasa tertentu yang dihasilkan oleh satu perusahaan. Praktik monopoli seringkali
merugikan masyarakat dan konsumen. Di samping itu, monopoli akan mempersempit
peluang usaha bagi masyarakat lain sehingga kurang menumbuhkan semangat
berwirausaha masyarakat. Perusahaan yang melakukan praktik monopoli seringkali
mempermainkan dan menetapkan harga tanpa mempertimbangkan kelompok
masyarakat yang memiliki usaha sejenis. Hal ini akan menghancurkan para pesaing.
Untuk menghindari kegiatan praktik monopoli, pemerintah membuat peraturan yang
mengatur tentang kegiatan usaha agar menumbuhkan iklim usaha yang sehat bagi
masyarakat, yaitu UU No. 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat.

5. Masalah Distribusi
Jalur distribusi barang dan jasa yang panjang akan mengakibatkan tingkat
harga barang menjadi tinggi dan mahal ketika sampai ke tangan konsumen. Untuk
itu, beberapa upaya telah dilakukan oleh pemerintah atau swasta untuk
14
memperpendek jalur distribusi sehingga harga barang ketika sampai ke tangan
konsumen tidak mahal. Misalnya, PT. Coca Cola Indonesia melakukan distribusi
barang melalui lebih dari 120 pusat penjualan di seluruh Indonesia dan
didistribusikan langsung melalui ke pedagang eceran (80% pengecer) dan grosir dan
90% masuk kategori usaha kecil.

B. Ekonomi Makro
Ekonomi makro berasal dari Yunani makro yang berarti “besar” dan ekonomi adalah
cabang ekonomi yang berhubungan dengan kinerja, struktur, perilaku dan pengambilan
keputusan ekonomi secara keseluruhan. Ini termasuk ekonomi regional, nasional dan global.
Ekonomi makro dapat digunakan untuk menganalisis cara terbaik untuk memengaruhi target-
target kebijaksanaan seperti pertumbuhan ekonomi, stabilitas harga, tenaga kerja dan pencapaian
keseimbangan neraca yang berkesinambungan.

Ekonomi Makro menjelaskan perubahan ekonomi yang mempengaruhi banyak


masyakarakat, perusahaan dan pasar. Ekonomi makro termasuk dalam cabang ilmu teori
ekonomi. Ekonomi Makro mempelajari indikator agregat seperti PDB, tingkat pengangguran,
pendapatan nasional, indeks harga dan keterkaitannya di antara berbagai sektor ekonomi untuk
lebih memahami bagaimana keseluruhan fungsi ekonomi.

Ahli ekonomi makro mengembangkan model yang menjelaskan hubungan antara faktor-
faktor seperti pendapatan nasional, output, konsumsi, pengangguran, inflasi, tabungan, investasi,
perdagangan internasional dan keuangan internasional. Sementara mikro ekonomi adalah bidang
studi yang luas, ada dua area penelitian yang merupakan simbol dari disiplin, yaitu: usaha untuk
memahami penyebab dan konsekuensi fluktuasi jangka pendek dalam pendapatan nasional
(siklus bisnis).

Usaha untuk memahami faktor penentu pertumbuhan ekonomi jangka panjang (kenaikan
pendapatan nasional). Model Ekonomi makro dan prakiraannya digunakan oleh pemerintah
untuk membantu pengembangan dan evaluasi kebijakan ekonomi. Makroekonomi dan
mikroekonomi, sepasang istilah yang diciptakan oleh Ragnar Frisch, adalah dua bidang yang
paling umum di bidang ekonomi. Berbeda dengan makroekonomi, ekonomi mikro adalah cabang
ekonomi yang mempelajari perilaku individu dan perusahaan dalam membuat keputusan dan
interaksi di antara individu dan perusahaan ini di pasar yang didefinisikan secara sempit.
Ekonomi Makro secara tradisional dipecah menjadi teori makro ekonomi dan kebijakan
makro ekonomi. Teori makro ekonomi melibatkan konstruksi dan penggunaan model ekonomi
makro keseluruhan. Para ekonom membangun model seperti itu supaya bisa menjelaskan
struktur ekonomi dan pentingnya bagian-bagian yang membentuk struktur ini. Model makro
ekonomi juga membantu ekonom dalam memahami bagaimana komponen terpisah dari ekonomi
makro terkait.
Model ekonomi makro juga digunakan untuk membantu para ekonom dan pembuat kebijakan
membuat prediksi, atau prakiraan, tentang ekonomi dan tentang pengaruh perubahan dalam satu
variabel ekonomi, seperti nilai tukar pada variabel lain, seperti harga dan output.

Konsep Dasar Ekonomi Makro


Ekonomi makro mencakup berbagai konsep dan variabel, namun ada tiga topik utama
untuk penelitian makroekonomi. Teori ekonomi makro biasanya menghubungkan fenomena
output, pengangguran dan inflasi. Di luar teori makroekonomi, topik ini juga penting bagi semua
agen ekonomi termasuk pekerja, konsumen dan produsen.
15
1. Pengeluaran dan Pendapatan
Pengeluaran nasional adalah jumlah keseluruhan dari semua yang dihasilkan
suatu negara dalam periode waktu tertentu. Segala sesuatu yang diproduksi dan dijual
menghasilkan jumlah pendapatan yang sama. Oleh karena itu, output dan pendapatan
biasanya dianggap setara dan kedua istilah tersebut sering digunakan secara bergantian.
Output dapat diukur sebagai pendapatan total atau dapat dilihat dari sisi produksi dan
diukur sebagai nilai total barang dan jasa akhir atau jumlah semua nilai tambah dalam
perekonomian.
Pengeluaran ekonomi makro biasanya diukur dengan produk domestik bruto
(PDB) atau salah satu akun nasional lainnya. Ekonom tertarik pada kenaikan jangka
panjang dalam studi output pertumbuhan ekonomi. Kemajuan teknologi, akumulasi
mesin dan modal lainnya seperti : pendidikan dan sumber daya manusia yang lebih baik,
semua faktor ini menyebabkan peningkatan output ekonomi dari waktu ke waktu.
Namun, pengeluaran tidak selalu meningkat secara konsisten. Siklus bisnis dapat
menyebabkan penurunan jangka pendek dalam output yang disebut resesi. Ekonom
mencari kebijakan makroekonomi yang mencegah ekonomi tergelincir ke dalam resesi
dan yang mengarah pada pertumbuhan jangka panjang yang lebih cepat.

2. Pengangguran
Jumlah pengangguran dalam perekonomian diukur dengan tingkat pengangguran,
yaitu persentase pekerja tanpa pekerjaan di angkatan kerja. Tingkat pengangguran di
angkatan kerja hanya mencakup pekerja yang secara aktif mencari pekerjaan. Orang yang
pensiun, mengejar pendidikan, atau berkecil hati karena tidak mencari pekerjaan karena
kurangnya prospek pekerjaan tidak disertakan. Pengangguran secara umum dapat dipecah
menjadi beberapa jenis yang terkait dengan penyebab yang berbeda.
Teori pengangguran klasik menunjukkan bahwa pengangguran terjadi ketika upah
terlalu tinggi bagi pengusaha untuk bersedia mempekerjakan lebih banyak pekerja. Teori
ekonomi modern lainnya menunjukkan bahwa kenaikan upah justru menurunkan
pengangguran dengan menciptakan lebih banyak permintaan konsumen. Konsisten
dengan teori pengangguran klasik, pengangguran friks terjadi ketika ada lowongan
pekerjaan yang sesuai untuk seorang pekerja, namun lamanya waktu yang dibutuhkan
untuk mencari dan menemukan pekerjaan tersebut mengarah pada periode pengangguran.
Pengangguran struktural mencakup berbagai kemungkinan penyebab
pengangguran termasuk ketidakcocokan antara keterampilan pekerja dan keterampilan
yang dibutuhkan untuk pekerjaan terbuka. Pengangguran struktural mirip dengan
pengangguran friksional karena keduanya mencerminkan masalah pencocokan pekerja
dengan lowongan kerja, namun pengangguran struktural juga mencakup waktu yang
dibutuhkan untuk memperoleh keterampilan baru selain proses pencarian jangka pendek.
Sementara beberapa jenis pengangguran dapat terjadi terlepas dari kondisi
ekonomi, tingkat pengangguran siklis terjadi ketika pertumbuhan stagnan. Hukum Okun
mewakili hubungan empiris antara pengangguran dan pertumbuhan ekonomi. Versi asli
undang-undang Okun menyatakan bahwa kenaikan 3% dalam output akan menyebabkan
penurunan tingkat pengangguran sebesar 1%.

3. Inflasi dan Deflasi


Kenaikan harga umum di seluruh ekonomi disebut inflasi. Bila harga turun, ada
deflasi. Para ekonom mengukur perubahan harga ini dengan indeks harga. Inflasi bisa
terjadi bila ekonomi menjadi terlalu panas dan tumbuh terlalu cepat. Demikian pula,
16
ekonomi yang menurun dapat menyebabkan deflasi. Bankir pusat, yang mengelola
pasokan uang negara, berusaha menghindari perubahan tingkat harga dengan
menggunakan kebijakan moneter.
Menaikkan suku bunga atau mengurangi pasokan uang dalam suatu
perekonomian akan mengurangi inflasi. Inflasi dapat menyebabkan meningkatnya
ketidakpastian dan konsekuensi negatif lainnya. Deflasi dapat menurunkan output
ekonomi. Bankir pusat mencoba menstabilkan harga untuk melindungi ekonomi dari
konsekuensi negatif dari perubahan harga. Perubahan tingkat harga mungkin merupakan
hasil dari beberapa faktor. Teori kuantitas uang berpendapat bahwa perubahan tingkat
harga terkait langsung dengan perubahan jumlah uang beredar.
Sebagian besar ekonom percaya bahwa hubungan ini menjelaskan perubahan
jangka panjang pada tingkat harga. Fluktuasi jangka pendek mungkin juga terkait dengan
faktor moneter, namun perubahan permintaan agregat dan penawaran agregat juga dapat
mempengaruhi tingkat harga. Misalnya, penurunan permintaan karena resesi dapat
menyebabkan tingkat harga dan deflasi yang lebih rendah. Kejutan pasokan negatif,
seperti krisis minyak, menurunkan pasokan agregat dan dapat menyebabkan inflasi.

a. Indikator Prestasi Kegiatan Ekonomi Makro


Beberapa data ekonomi makro yang dapat digunakan sebagai acuan penilaian kemajuan
kegiatan ekonomi makro antara lain adalah :
1. Pendapatan nasional, pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita.
2. Penggunaan tenaga kerja dan pengangguran.
3. Tingkat perubahan harga-harga atau inflasi.
4. Kedudukan neraca perdagangan dan neraca pembayaran.
5. Kestabilan nilai mata uang domestik.

1. Pendapatan Nasional
Produk Nasional atau pendapatan nasional merupakan nilai barang-barang dan
jasa-jasa yang dihasilkan suatu negara dalam suatu tahun tertentu. Pendapatan nasional
diatas dibedakan kepada dua pengertian : Produk Nasional Bruto (PNB) dan Produk
Domestik Bruto (PDB). PNB adalah faktor-faktor produksi milik warga negara
sedangkan PDB adalah faktor-faktor produksi di dalam negeri (milik warga negara dan
orang asing). Dari arti pengertian PNB dan PDB dapat disimpulkan bahwa kedua konsep
tersebut pada hakikatnya merupakan ukuran mengenai besaarnya kemampuan suatu
negara untuk menghasilkan barang dan jasa dalam suatu tahun tertentu.
Data produk nasional dapat pula digunakan untuk (i) menilai prestasi
pertumbuhan ekonomi, dan (ii) menentukan tingkat kemakmuran masyarakat dan
perkembangannya. Tingkat (persentasi pertambahan) pertumbuhan ekonomi dihitung dari
pertambahan PNB atau PDB riil yang berlaku dari tahun ke tahun.

2. Tenaga Kerja dan Pengangguran


Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis Republik
Indonesia selama 6 bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari 6
bulan tetapi bertujuan untuk menetap.

3. Indeks harga dan Tingkat Inflasi


Indeks harga merupakan suatu angka yang menggambarkan sejauh mana harga-
harga dalam perekonomian pada suatu tahun tertentu telah mengalami perubahan jika
17
dibandingkan dengan tingkat harga pada tahun dasar – yaitu tahun yang menjadi dasar
perbandingan dalam penentuan indeks harga. Indeks harga ada dua, yaitu Indeks harga
konsumen dan Indeks harga produsen.

4. Kedudukan Neraca Perdagangan dan Neraca Pembayaran


Neraca pembayaran merupakan data yang memberi gambaran tentang lalu lintas
perdagangan dan dana dari satu negara ke berbagai negara lain dalam satu tahun tertentu.
Dua komponen penting dari neraca pembayaran yang perlu diperhatikan adalah neraca
perdagangan dan neraca keseluruhan (overall balance)

5. Kestabilan Kurs Valuta Asing


Kurs valuta asing merupakan salah satu alat pengukur lain yang selalu digunakan
untuk menilai keteguhan suatu ekonomi adalah perbandingan nilai suatu mata uang asing
(misal dolar US) dengan nilai mata uang domestik (misal Rupiah). Salah satu faktor
penting yang mempengaruhi kurs valuta asing adalah neraca keseluruhan.

Kebijakan Ekonomi Makro


Setiap kebijakan ekonomi bertujuan untuk mengatasi masalah-masalah ekonomi yang
dihadapi. Tujuan-tujuan kebijakan makroekonomi dapat dibedakan kepada lima aspek berikut :
a. Menstabilkan kegiatan ekonomi.
b. Mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja (kesempatan kerja) penuh tanpa inflasi.
c. Menghindari masalah inflasi.
d. Menciptakan pertumbuhan ekonomi yang teguh.
e. Mewujudkan kekukuhan neraca pembayaran dan kurs valuta asing.
Beberapa bentuk kebijakan ekonomi dapat dijalankan pemerintah untuk mencapai tujuan-
tujuan yang telah diterangkan di atas. Kebijakan-kebijakan yang dapat dijalankan dibedakan
kepada tiga bentuk kebijakan :
1. Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal meliputi langkah-langkah pemerintah membuat perubahan
dalam bidang perpajakan dan pengeluaran pemerintah dengan maksud untuk
mempengaruhi pengeluaran agregat dalam perekonomian.

2. Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter meliputi langkah-langkah pemerintah yang dilaksanakan
oleh Bank Sentral (di Indonesia Bank Sentral adalah Bank Indonesia) untuk
mempengaruhi (mengubah) penawaran uang dalam perekonomian atau mengubah
suku bunga, dengan maksud untuk mempengaruhi pengeluaran agregat.

3. Kebijakan Segi Penawaran


Kebijakan segi penawaran bertujuan untuk mempertinggi efisiensi kegiatan
perusahaan-perusahaan sehingga dapat menawarkan barang-barangnya dengan harga
yang lebih murah atau dengan mutu yang lebih baik.

III. Sistem Ekonomi


A. Pengertian

18
Sistem ekonomi adalah perpaduan dariaturan-aturan atau cara-cara yang merupakan
satu kesatuan dan digunakan untuk mencapai kemakmuran dalam perekonomian.
Setiap negara memiliki perbedaan sistem ekonomi di setiap negaranya. Hal ini
dikarenakan perbedaan pemilikan sumber daya maupun sistem pemerintahan suatu
negara.
Secara umum dapat dikatakan bahwa negara yang menganut sistem liberal akan
menganut sistem ekonomi pasar. Sedangkan negara-negara sosialis cenderung
menerapkan sistem ekonomi komando atau terpusat.

B. Macam-macam Sistem Ekonomi


1. Sistem Ekonomi Tradisional
Sistem eknomi tradisional merupakan sistem ekonomi yang diterapkan oleh
masyarakat tradisional.

Ciri–ciri :
a) Teknik produksi dipelajari secara turun-temurun dan bersifat sederhana.
b) Hanya sedikit menggunakan modal.
c) Pertukaran dilakukan dengan sistem barter (barang dengan barang).
d) Belum mengenl pembagian kerja.
e) Masih terikat dengan tradisi.
f) Tanah merupakan tumpuan kegiatan produksi dan sumber kemakmuran.

Kelebihan sistem ekonomi tradisisonal :


a) Mendorong hubungan kerjasama dan kerukunan sehingga terdapat keselarasan
antarindividu.
b) Barang yang dihasilkan untuk kelangsungan hidup masyarakatnya sehingga
mengurangi pemborosan.
c) Adat istiadat dan tradisi relatif terjasa.
d) Alam relatif terjaga karena masyarakat cenderung melestarikan alam sekitarnya.

Kekurangan sistem ekonomi tradisional :


a) Lebih rentan karena bergantung pada pada kondisi alam
b) Standar hidup masyarakatnya relatif rendah
c) Teknologi yang digunakan sederhana dan tradisional
d) Cenderung menolak perubahan sehingga masyarakat kurang berkembang.

2. Sistem Ekonomi Komando


Sistem ekonomi komando merupakan sistem ekonomi pusat/perencanaan dimana
pemerintah sangat dominan, sedangkan peran masyarakat atau pihak swasta sangat
kecil.
Contoh negara yang menerapan sistem perekonomian ini adalah negara Kuba.

Ciri–ciri :
a) Semua alat dan sumber daya produksi dimiliki dan dikuasai oleh negara sehingga
hak milik perorangan hampir tidak ada (tidak diakui)
b) Pekerjaan yang tersedia dan tentang siapa yang akan bekerja ditentukan oleh
pemerintah. Rakyat tidak memiliki hak kebebasan untuk memilih pekerjaan.

19
c) Kebijakan perekonomian diatur oleh pemerintah. Perencanaan, pengorganisasian,
dan pengawasan seluruhnya dilaksanakan oleh pemerintah.

Kelebihan sistem ekonomi komado :


a) Pemerintah lebih mudah mengendaliakn inflasi,pengangguran,atau berbagai
keburukan ekonomi lainnya
b) Pemerintah menetukan jenis kegiatan produksi sesuai dengan perencanaan
sehingga pasar barang dalam negeri berjalan lancar
c) Relatif mudah melakukan distribusi pendapatan
d) Jarang gterjadi krisis ekonomi karena kegiatan ekonomi direncanakan oleh
pemerintah.

Kelemahan sistem ekonomi komando :


a) Mematikan inisiatif individu untuk diatur,sebab segala kegiatan ekonomi diatur
secara terpusat
b) Sering terjadi monopoli yang merugikan masyarakat
c) Masyarakat tidak memiliki kebebasan dalam sumber daya.

3. Sistem Ekonomi Pasar


Sistem ekonomi pasar merupakan sistem ekonomi dimana kegiatan ekonomi
dilakukan oleh pihak swasta sedangkan pemerintah hanya mengawasi dan melakukan
kegiatan ekonomi yang berhubungan dengan penyelengaraan negara.
Contoh negara tang sistem ekonominya mendekati sistem ekonomi pasar adalah
Amerika Serikat dan Inggris.

Ciri-ciri :
a) Semua sumber produksi menjadi milik masyarakat. Masayrakat diberi kebebasan
tanpa batas untuk memiliki sumber-sumber produksi.
b) Pemerintah tidak ikut campur tangan secara langsung dalam kegiatan ekonomi
c) Masyarakat terbagi atas dua golongan yaitu golongan pemberi kerja atau pemilik
sumber daya produksi dan golongan pekerja.
d) Timbul persaingan dalam masyarakat. Sebagai konsekuensi adanya kebebasan
memiliki sumber-sumber produksi, timbul persaingan dalam mengejar
keuntungan.
e) Setiap kegiatanm ekonomi didasarkan atas pencarian keuntungan.
f) Kegiatan ekonomi selalu mempertimbangkan keadaan pasar.

Kelebihan sistem ekonomi pasar yaitu :


a) Membubuhkan inisiatif dan kreasi masyarakat dalam mengatur kegiatan ekonomi.
Masyarakat tidak perlu menunggu komando dari pemerintah.
b) Setiap inidvidu bebas untuk memilki sumber-sumber daya produksi. Hal ini
mendorong partisipasi masyarakat dalam perekonomian.
c) Timbul persaingan untuk maju karena kegiatan ekonomi sepenuhnya diserahkan
kepada masyarakat.
d) Menghasilkan barang-barang bermutu tinggi, karena barang yang kurang bermutu
tidak akan laku di pasar.
e) Efisiensi dan efektivitas tinggi karena setiap tindakan ekonomi didasarkan atas
motif mencari keuntungan.

20
Kelemahan sistem ekonomi pasar yaitu :
a) Sulit melakukan pemerataan pendapatan, karena persaingan bersifat bebas,
pendapatan jatuh kepada pemilik modal atau majikan. Golongan pekerja hanya
menerima sebagian kecil dari pendapatan.
b) Pemilik sumber daya produksi mengeksploitasi golongan pekerja, sehingga yang
kaya semakin bertambah kaya, yang miskin cenderung tetap miskin.
c) Sering muncul monopoli yang merugikan masyarakat
d) Sering terjadi gejolak dalam perekonomian kakeran kesalahan alokasi sumber
daya oleh individu.

4. Sistem Ekonomi Campuran


Sistem ekonomi campuran merupakan sistem ekonomi dimana pemerintah dan
swasta (masyarakat) saling berinteraksi alam memecahkan masalah ekonomi.
Kegiatan ekonomi masyarakat diserahkan kepada kekuatan pasar. Namun sampai
pada batas tertentu, pemerintah tetap melakukan kendali dan campur tangan. Tujuan
pemerintah dalam campur tangan adalah agar perekonomian tidak lepas kendali sama
sekali dan tidak hanya menguntungkan pemilik modal besar.

Ciri-ciri :
a) Pemerintah dan swasta melakukan kegiatan perekonomian.
b) Tetanan ekonomi merupakan mekanisme pasar namun masih terdapat campur
tangan pemerintah.
c) Terjadi persaingan dalam perkeonomian namun pemerintah tetap melakukan
pengawasan.

Adapun kelebihan sistem ekonomi campuran yaitu :


a) Terjaminnya kestabilan ekonomi
b) Pemerintah dapat lebih fokus untuk menggerakkan sektor usaha mikro kecil dan
mengah (UMKM)
c) Terdapt kebebasan berusaha sehingga mampu mendorong kreativitas dan inisiatif.
d) Terdapat pengakuan atas hak milik individu terhadap sumber produksi meskipun
ada pembatasan.

Kelemahan sistem ekonomi pasar yaitu:


a) Terdapat kesulitan untuk menentukan batas kegiatan ekonomi yang seharusnya
dilakukan pemerintah dan swasta.
b) Terdapat kesulitan untuk menentukan batas sumber produksi yang dapat dikuasai
oleh pemerintah dan swasta.

C. Kelebihan dan Kekurangan Setiap Sistem Ekonomi


1. Sistem Ekonomi Liberal
Kelebihan :
a) Setiap individu diberi kebebasan memiliki kekayaan dan sumber daya produksi.
b) Individu bebas memilih lapangan pekerjaan dan bidang usaha sendiri.
21
c) Adanya persaingan menyebabkan kreativitas dari setiap individu dapat
berkembang.
d) Produksi barang dan jasa didasarkan pada kebutuhan masyarakat.

Kekurangan :
a) Muncul kesenjangan yang besar antara yang kaya dan miskin.
b) Mengakibatkan munculnya monopoli dalam masyarakat.
c) Kebebasan mudah disalahgunakan oleh yang kuat untuk memeras pihak yang
lemah.
d) Sulit terjadi pemerataan pendapatan.

2. Sistem Ekonomi Tradisional


Kelebihan :
a) Tidak terdapat persaingan yang tidak sehat, hubungan antar individu sangat erat.
b) Masyarakat merasa sangat aman, karena tidak ada beban berat yang harus dipikul.
c) Tidak individualistis.

Kelemahan :
a) Teknologi yang digunakan masih sangat sederhana, sehingga produktivitas
rendah.
b) Mutu barang hasil produksi masih rendah.
c) Saat ini sudah tidak ada lagi negara yang menganut sistem ekonomi tradisional,
namun di beberapa daerah pelosok, seperti suku badui dalam, sistem ini masih
digunakan dala kehidupan sehari – hari.

3. Sistem Ekonomi Pasar (Liberal/Bebas)


Sistem ekonomi pasar adalah suatu sistem ekonomi dimana seluruh kegiatan
ekonomi mulai dari produksi, distribusi dan konsumsi diserahkan sepenuhnya kepada
mekanisme pasar. Sistem ini sesuai dengan ajaran dari Adam Smith, dalam bukunya An
Inquiry Into the Nature and Causes of the Wealth of Nations.

Kelebihan :
a) Menumbuhkan inisiatif dan kreasi masyarakat dalam mengatur kegiatan ekonomi.
b) Setiap individu bebas memiliki sumber-sumber produksi.
c) Munculnya persaingan untuk maju.
d) Barang yang dihasilkan bermutu tinggi, karena barang yang tidak bermutu tidak
akan laku dipasar.
e) Efisiensi dan efektivitas tinggi karena setiap tindakan ekonomi didasarkan atas
motif mencari laba.

Kelemahan :
a) Melakukan pemerataan pendapatan
b) Cenderung terjadi eksploitasi kaum buruh oleh para pemilik modal
c) Munculnya monopoli yang dapat merugikan masyarakat
d) Sering terjadi gejolak dalam perekonomian karena kesalahan alokasi sumber daya
oleh individu

4. Sistem Ekonomi Komando (Terpusat)


22
Sistem ekonomi komando adalah sistem ekonomi dimana peran pemerintah
sangat dominan dan berpengaruh dalam mengendalikan perekonomian. Pada sistem ini
pemerintah menentukan barang dan jasa apa yang akan diproduksi, dengan cara atau
metode bagaimana barang tersebut diproduksi, serta untuk siapa barang tersebut
diproduksi.

Kelebihan dari sistem ekonomi terpusat adalah :


a) Pemerintah lebih mudah mengendalikan inflasi, pengangguran dan masalah
ekonomi lainnya.
b) Pasar barang dalam negeri berjalan lancar.
c) Pemerintah dapat turut campur dalam hal pembentukan harga.
d) Relatif mudah melakukan distribusi pendapatan.
e) Jarang terjadi krisis ekonomi.

Kelemahan dari sistem ekonomi terpusat adalah :


a) Mematikan inisiatif individu untuk maju.
b) Sering terjadi monopoli yang merugikan masyarakat.
c) Masyarakat tidak memiliki kebebasan dalam memilih sumber daya.

5. Sistem Ekonomi Campuran


Sistem ekonomi campuran merupakan dari sistem ekonomi pasar dan terpusat,
dimana pemerintah dan swasta saling berinteraksi dalam memecahkan masalah ekonomi.

Ciri dari sistem ekonomi campuran adalah :


a) Merupakan gabungan dari sistem ekonomi pasar dan terpusat.
b) Barang modal dan sumber daya yang vital dikuasai oleh pemerintah.
c) Pemerintah dapat melakukan intervensi dengan membuat peraturan, menetapkan
kebijakan fiskal, moneter, membantu dan mengawasi kegiatan swasta.
d) Peran pemerintah dan sektor swasta berimbang.
e) Penerapan sistem ekonomi campuran akan mengurangi berbagai kelemahan dari
sistem ekonomi pasar dan komando dan ditujukan untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyat.

Kelebihan :
a) Adanya kebebasan berusaha dapat mendorong kreativitas individu sesuai dengan
kemampuannya.
b) Hak milik individu atas sumber–sumber produksi diakui walaupun ada
pembatasan.
c) Lebih mementingkan kepentingan umum daripada kepentingan golongan.

Kelemahan :
a) Sulit menentukan batas antara kegiatan ekonomi yang seharusnya dilakunkan oleh
pemerintah dan swasta.
b) Sulit menentukan batas antara sumber–sumber produksi yang dapat dikuasai oleh
swasta dan pemerintah.
23
IV. Sistem Ekonomi Indonesia
A. Pengertian
Sistem perekonomian Indonesia adalah sistem ekonomi demokrasi yaitu sistem ekonomi
yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Dengan demikian sistem ekonomi demokrasi dapat
didefinisikan sebagai suatu sistem perekonomian nasional yang merupakan perwujudan dari
falsafah Pancasila dan UUD 1945 yang berasaskan kekeluargaan dan kegotongroyongan dari,
oleh, dan untuk rakyat di bawah pimpinan dan pengawasan pemerintah.

Pada sistem demokrasi ekonomi, pemerintah dan seluruh rakyat, aktif dalam usaha
mencapai kemakmuran bangsa. Selain itu, negara berperan dalam merencanakan, membimbing,
dan mengarahkan kegiatan perekonomian. Dengan demikian terdapat kerja sama dan saling
membantu antara pemerintah, swasta, dan masyarakat.

Sistem ekonomi berdasarkan kekeluargaan ini dijelaskan dalam UUD 1945 pasal 33 ayat
1 yang berbunyi, “ Perekonomian disusun atas usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan, di
sini secara jelas nampak bahwa Indonesia menjadikan asas kekeluargaan sebagai fondasi dasar
perekonomiannya.

Kemudian dalam pasal 33 ayat 2 yang berbunyi, “Cabang-cabang produksi yang bagi
negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara”, dan dilanjutkan
pada pasal 33 ayat 3 yang berbunyi, “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya dikuasai oleh negara dan di pergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat,” dari
bunyinya dapat dilihat bahwa dua pasal ini mengandung intisari asas itu. Hal ini tercemin dari
penguasaan negara akan sumber-sumber daya alam dan kemudian tindak lanjutnya adalah
kembali pada rakyat.

Dalam pasal 27 ayat dua yang berbunyi, “Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan
dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.” Makna kekeluargaan di sini lebih jelas. Ada
hak yang menjembatani antara negara dan warga negara. Hubungan ini tidak hanya sekedar apa
yang harus di lakukan dan bagaimana memperlakukan. Tetapi ada nilai moral khusus yang
menjadikannya istimewa. Dan nilai moral itu adalah nilai-nilai yang muncul karena rasa
kekeluargaan.

Mengacu pada pasal-pasal di atas, asas kekeluargaan dapat digambarkan sebagai sebuah
asas yang memiliki substansi sebagai berikut; kebersamaan, idealis keadilan, persamaan hak,
gotong-royong, menyeluruh, dan nilai-nilai kemanusiaan.

B. Karakteristik Perekonomian Indonesia Menurut Pasal 33 UUD 1945


Karakteristik Perekonomian Indonesia berdasarkan UUD 1945 pasal 33 adalah
sebagai berikut :
1. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
2. Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang menguasai hajat hidup
orang banyak dikuasai oleh Negara.
3. Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh
Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

24
4. Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan
prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan,
kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi
nasional.

C. Nilai-nilai Dasar Perekonomian Indonesia Menurut Pasal 33 UUD 1945


Nilai-nilai dasar perekonomian Indonesia menurut UUD 1945 pasal 33 adalah
sebagai berikut :
1. Usaha bersama. Perekonomian disusun atas dasar usaha bersama antara pemerintah
dan swasta. Pemerintah melalui BUMN bahu-membahu membangun perekonomian
2. Usaha Vital dikuasai oleh negara dengan keberadaan BUMN. Perusahaan tambang,
perusahaan air minum, maupun kereta api, ditangani oleh negara.
3. Keputusantentang APBN harus berdasarkan atas hak dan kedaulatan rakyat yang
diwakili oleh anggota DPR.
4. Tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghasilan.
5. Perekonomian nasional diselenggarakan berdasarkan demokrasi ekonomi degan
prinsip dengan kebersamaan efisiensi, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan
lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan.

25

You might also like