Professional Documents
Culture Documents
LP Encephalitis
LP Encephalitis
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
upaya pengobatannya.
dalam perawatan di rumah sakit memiliki resiko tertular infeksi lebih besar
dari pada di luar rumah sakit. Lingkaran infeksi dapat terjadi antara pasien,
1
2
menginfeksi salah satunya adalah virus. Virus masuk tubuh pasien melalui
kulit, saluran nafas dan saluran cerna dan menggandakan dirinya diri pada
seluruh tubuh
2. Tujuan Penulisan
3. Manfaat Penulisan
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
1. Definisi
sel saraf difusi (Anania, 2008). Encephalitis adalah radang jaringan otak
yang dapat disebabkan oleh bakteri cacing, protozoa, jamur, ricketsia atau
2. Etiologi
virus.
ECHO.
spesifik.
diagnosis. Secara umum, gejala berupa Trias Ensefalitis yang terdiri dari
6
c. Muntah
(kejang-kejang di muka)
4. Patofisiologi
menginfeksi salah satunya adalah virus. Virus masuk tubuh pasien melalui
kulit, saluran nafas dan saluran cerna dan menggandakan dirinya diri pada
5. Komplikasi
a. Akut :
1) Edema otak.
2) SIADH
3) Status konvulsi.
b. Kronik :
1) Cerebral palsy.
2) Epilepsy.
6. Pemeriksaan Penunjang
dari feses, untuk jenis enterovirus sering didapat hasil yang positif.
diketahui reaksi antibodi tubuh. IgM dapat dijumpai pada awal gejala
penyakit timbul.
tetapi bisa pula didapat hasil edema diffuse, dan pada kasus khusus
7. Penatalaksanaan Medis
oleh dokter:
mencegah kekambuhan.
polifragmasi.
otak
luminal.
yang sama
kiri dan kanan leher, ketiak, selangkangan, daerah proksimal betis dan
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Biodata.
suku bangsa, alamat, tanggal masuk rumah sakit, nomor register, tanggal
b. Keluhan utama.
Merupakan riwayat klien saat ini yang meliputi keluhan, sifat dan
distribusi dan luas lesi pada neuron. Gejala terebut berupa gelisah,
Dalam hal ini yang dikaji meliputi riwayat prenatal, natal dan post natal.
Dalam riwayat prenatal perlu diketahui penyakit apa saja yang pernah
diketahui apakah bayi lahir dalam usia kehamilan aterm atau tidak
mengetahui keadaan anak setelah lahir. Contoh : BBLR, & apgar score.
klien.
g. Riwayat sosial.
keperawatnnya.
tekanan intrakranial. Pola istirahat pada penderita sering kejang, hal ini
atas tempat tidur karena penderita lemah atau tidak sadar dan cenderung
15
tergantung pada orang lain perilaku bermain perlu diketahui jika ada
i. Pemeriksaan fisik.
1) Keadaan umum.
peradangan otak.
hipermetabolisme.
yang terjadi saat ini harus diatasi untuk mencapai tugas –tugas
2. Diagnosa Keperawatan
a. Hipertermi
b. Mual
d. Resiko trauma
3. Intervensi Keperawatan
Keperawatan Keperawatan
menunjukkan
hipertermi karena
kehilangan cairan.
5. terkait dengan
kekurangan cairan
farmakologis
7. Berikan antibiotik
menggigil.
kekurangan cairan
intravena yg tinggi.
pembuluh darah
11. Tingkatkan
sirkulasi udara
fluktuasi tekanan
darah
seperti turgor
kulit, kelembaban
membran mukosa)
makanan.
selama makan.
muntah.
emetik farmakologis.
sensori persepsi Setelah dilakukan tindakan pantau secara persepsi kognitif dan
berbicara, afektif,
menghindar.
mata, atau
mengatakan
instruksi ya/tidak.
berlebihan.
kebutuhan lingkungan yg
23
pasien
tidur.
cukup mengalamai
fotofobia, shg
penerangan harus
lebih redup.
yang dapat
membahayakan
4. Implementasi Keperawatan
disusun dan ditujukan pada nursing orders untuk membantu klien mencapai
tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu rencana tindakan yang spesifik
25
oleh pencatatan yang lengkap dan akurat terhadap suatu kejadian dalam
proses keperawatan.
5. Evaluasi
dilaksanakan
dilaksanakan
apakah masalah masih tetap atau muncul. Masalah baru ataudata yang
respon klien.
27
28