Professional Documents
Culture Documents
Laporan Kampung Naga
Laporan Kampung Naga
Laporan Kampung Naga
1.3 Tujuan
Tujuan dari kuliah lapangan ini adalah :
Mengetahui bagaimana latar belakang sejarah dari Kampung Naga
Mengetahui dimana letak dan bagaimana topography dari Kampung Naga
Mengetahui bagaimana tatanan massa bangunan dan pola pemukiman masyarakatnya
Kampung Naga
Deskripsi dan Sejarah Kampung Naga
Merupakan suatu perkampungan yang di huni oleh sekelompok masyarakat yang sangat kuat dalam memegang adat istiadat dan budaya leluhurnya. Budaya yang melekat pada masyarakat Kampung Naga ini
merupakan budaya Sunda. Kampung Naga menjadi objek antropologi mengenai kehidupan masyarakat pedesaan sunda pada masa peralihan dari pengaruh hindu menuju pengaruh Islam Jawa Barat.
Mereka menolak adanya intervensi dari pihak luar jika hal itu mencampuri dan merusak kelestarian kampong tersebut. Warga kampung Naga sendiri menyebut sejarah kampungnya dengan istilah "Pareum Obor".
Pareum jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, yaitu mati, gelap. Dan obor itu sendiri berarti penerangan, cahaya, lampu. Jika diterjemahkan secara singkat yaitu, Matinya penerangan. Hal ini berkaitan dengan
sejarah kampung naga itu sendiri. Mereka tidak mengetahui asal usul kampungnya. Masyarakat kampung naga menceritakan bahwa hal ini disebabkan oleh terbakarnya arsip/ sejarah mereka pada saat pembakaran
kampung naga oleh Organisasi DI/TII Kartosoewiryo. Pada saat itu, DI/TII menginginkan terciptanya negara Islam di Indonesia. Kampung Naga yang saat itu lebih mendukung Soekarno dan kurang simpatik dengan
niat Organisasi tersebut. Oleh karena itu, DI/TII yang tidak mendapatkan simpati warga Kampung Naga membumihanguskan perkampungan tersebut pada tahun 1956.
Peta Indonesia ( Sumber : google.com ) Jawa Barat (Sumber : google.com ) Tasikmalaya (sumber : google.com ) Kampung Naga (sumber : google.com)
1.5 Hektar site kampung naga hanya berisikan bangunan dan rumah penduduk. Untuk lahan perternakan, pertanian, pendidikan, kesehatan, dll berada di luar site ( diluar 1,5 Hektare ). Kawasan rumah penduduk di
batasi oleh pagar bamboo
4. Pola Pemukiman
R. Kamar R. Kamar
R.Tamu
Dapur
Masuk
Dinding
Ruman di Kampung Naga ini menggunakan Dinding berupa anyaman bamboo dengan di finishing finshing warna putih yang terbuat dari
kapur untuk mencegah kerusakan kayu dari hama
Atap
Atap pada bangunan Kampung Naga ini bermaterial berupa Ijuk dan Lidi berwarna hitam dan bentuk atap nya berupa pelana. Ijuk berfungsi
agar saat hujan tidak menimbukan suara yang bising Pada bagian kepala atau bagian atas, warga Kampung Naga menggunakannya sebagai
gudang seperti gudang untuk menyimpan bara-bara yang mungkin akan digunakan di lain waktu dan bagian atasnya dilindungi oleh atap
yang terbuat dari ijuk dan daun tepus yang dijamin kekuatannya dan menurut narasumber atap tersebut mampu menahan bocor selama 15-
30 tahun dan atapnya memiliki
ATAP IJUK
4.5 Utilitas
Kampung Naga tidak memiliki listrik karena mereka memiliki pola hidup masyarakat yang menyatu dengan alam maka mereka tidak menggunakan listrik pada bangunan mereka. Lalu untuk penerangan
pada malam hari mereka menggunakan lampu petromax dan pada siang hari hanya mengandalkan cahaya matahari maka pada sisi timur bagian bangunan memiliki banyak bukaan termasuk bukaan untuk
penghawaan dan bukaan untuk cahaya matahari masuk.
Kamar Mandi
Kamar mandi pada Kampung Naga berada di luar Site dan berpisah dengan bangunan. Mengapa diluar site dan tidak menyatu dengan bangunan ? karena menurut mereka kamar mandi itu
bersifat umum ( di gunakan bersama-sama ) maka di tempatkan di luar site. Untuk yang di dalam site merupakan tempat yang private. Pada bangunan-bangunan Kampung Naga tidak mentolerir
adanya kamar mandi di dalam bangunan karena dalam pandangan rumah adat rumah bukanlah kamar mandi dan kamar mandi bukanlah rumah dan kamar mandi dalam pandangan adat
merupakan suatu yang tidak suci karena tempat untuk membuang zat sisa manusia sehingga harus dipisahkan dengan rumah yang dianggap suci.
KAMAR MANDI