Laporan Kampung Naga

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 7

KELOMPOK 20 :

• ALIKA PUTRI 212016010


• AUDI RAUF 212016030
• PIERO DEL ASPARI 212016056
• SALSABILLA DINITA P 212016084
• REYZA PRIBADI L 212016105
• NOVAN AURA Z 212016129
• GILANG KHAIRUL M 212016142
• MUHAMMAD YUSRIZAL 212016144

LAPORAN HASIL KULIAH LAPANGAN


KAMPUNG NAGA
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari laporan kuliah praktik mengenai analisa bangunan yang ada di Kampung Naga yaitu :
• Bagaimana latar belakang sejarah mengenai Kampung Naga?
• Bagaimana adat dan budaya di Kampung Naga ?
• Bagaimana letak dan tophography dari Kampung Naga ?
• Bagaimana Tatanan massa bangunan dan pola pemukiman masyarakatnya ?
• Apa konsep yang digunakan dalam pembangunan pemukiman dan bangunan lainnya di Kampung Naga?

1.3 Tujuan
Tujuan dari kuliah lapangan ini adalah :
 Mengetahui bagaimana latar belakang sejarah dari Kampung Naga
 Mengetahui dimana letak dan bagaimana topography dari Kampung Naga
 Mengetahui bagaimana tatanan massa bangunan dan pola pemukiman masyarakatnya
Kampung Naga
Deskripsi dan Sejarah Kampung Naga
Merupakan suatu perkampungan yang di huni oleh sekelompok masyarakat yang sangat kuat dalam memegang adat istiadat dan budaya leluhurnya. Budaya yang melekat pada masyarakat Kampung Naga ini
merupakan budaya Sunda. Kampung Naga menjadi objek antropologi mengenai kehidupan masyarakat pedesaan sunda pada masa peralihan dari pengaruh hindu menuju pengaruh Islam Jawa Barat.
Mereka menolak adanya intervensi dari pihak luar jika hal itu mencampuri dan merusak kelestarian kampong tersebut. Warga kampung Naga sendiri menyebut sejarah kampungnya dengan istilah "Pareum Obor".
Pareum jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, yaitu mati, gelap. Dan obor itu sendiri berarti penerangan, cahaya, lampu. Jika diterjemahkan secara singkat yaitu, Matinya penerangan. Hal ini berkaitan dengan
sejarah kampung naga itu sendiri. Mereka tidak mengetahui asal usul kampungnya. Masyarakat kampung naga menceritakan bahwa hal ini disebabkan oleh terbakarnya arsip/ sejarah mereka pada saat pembakaran
kampung naga oleh Organisasi DI/TII Kartosoewiryo. Pada saat itu, DI/TII menginginkan terciptanya negara Islam di Indonesia. Kampung Naga yang saat itu lebih mendukung Soekarno dan kurang simpatik dengan
niat Organisasi tersebut. Oleh karena itu, DI/TII yang tidak mendapatkan simpati warga Kampung Naga membumihanguskan perkampungan tersebut pada tahun 1956.

1. Data Kampung Naga


Nama Kampung : Kampung Naga
Lokasi : Desa Neglasari kecamatan Salawu kabupaten Tasik Malaya
Luas Lahan : 1,5 hektar untuk area pemukiman milik adat
Jumlah Bangunan : 112 Bangunan
Jenis Bangunan : Terdiri dari 3 Bangunan Umum yaitu :
1. Masjid
2. Balai Patamun (Balai Pertemuan)
3. Leuit atau Lumbung Padi Umum
Jumlah Penduduk : 305 Orang dari 117 kepala keluarga
Agama : Islam
Mata Pencaharian : Bertani, Membuat Kerajinan, Berdagang, Beternak
Lembaga Pemerintahan : 1. Lembaga Adat
a. Kuncen, sebagai pemimpin upacara adat dan pemangku adat
b. Punduh , mengayomi masyarakat dengan filosofi murus laku, meres gawe.
c. Lembe , mengurus jenazah menurut syariat islam dan membaca Doa.
2. Lembaga Pemerintahan
a. RT
b. RW
c. Kepala Dusun
d. Kepala Desa
2. Letak Dan Topography
Kampung ini terletak di Neglasari, Salawu, Tasikmalaya, Jawa Barat, Indonesia. Kampung ini di kelilingi oleh hamparan sawah dan perkebunan oleh karena itu Kampung Naga ini mayoritas berprofesi sebagai
petani. Kampun Naga ini pun terletak pada lembah gunung cikuray dengan kualitas tanah yang subur dan basah. Kampung Naga pun memiliki sumber mata air tersendiri yang berasal dari gunung cikuray
Area atau luas dari Kampung Naga ini sekitar 1.5 hektar dengan menampung bangunan sebanyak 112 bangunan dengan 107 kepala keluarga dan 305 jiwa. Dari 1.5 Hektar ini sebagian lahannya digunakan
untuk perumahan, kolam, dan untuk perkebunan.

Peta Indonesia ( Sumber : google.com ) Jawa Barat (Sumber : google.com ) Tasikmalaya (sumber : google.com ) Kampung Naga (sumber : google.com)

1.5 Hektar site kampung naga hanya berisikan bangunan dan rumah penduduk. Untuk lahan perternakan, pertanian, pendidikan, kesehatan, dll berada di luar site ( diluar 1,5 Hektare ). Kawasan rumah penduduk di
batasi oleh pagar bamboo

3. Adat Istiadat Dan Budaya


Penduduk dari Kampung Naga ini beragama Islam. Aktivitas yang sering dilakukan oleh masyarakat Kampung Naga selain berkebun dan bertani mereka sering membuat kerajinan tangan seperti mainan,
miniature kendaraan, tas rajut, dan lain lain. Menurut kepercayaan masyarakat Kampung Naga, dengan menjalankan adat-istiadat warisan nenek moyang berarti menghormati para leluhur atau karuhun. Segala sesuatu
yang datangnya bukan dari ajaran karuhun Kampung Naga, dan sesuatu yang tidak dilakukan karuhunnya dianggap sesuatu yang tabu. Apabila hal-hal tersebut dilakukan oleh masyarakat Kampung Naga berarti
melanggar adat, tidak menghormati karuhun, hal ini pasti akan menimbulkan malapetaka. Pola hidup masayarakat Kampung Naga ini adalah menyatu dengan alam dibuktikan dengan kampong ini di kelilingi oleh
hutan-hutan dan mereka sendiri berprofesi sebagai petani , mereka menggunakan alam sebagai makanan atau kebutuhan mereka dan mereka pun menjaga alam sebagai rasa terimakasih kepada alam mereka menjaga
alam dengan sebaik mungkin semuanya menggunakan peralatan alami dan tradisional seperti lumbung padi, wc yang tidak menggunakan toilet keramik.

4. Pola Pemukiman

4.1 Orientasi Kampung Naga


Lokasi Kampung Naga berbatasan dengan :
• Bagian Utara-Selatan = Parit Kecil
• Bagian Barat = Bukit kecil
• Bagian Timur = Sungai Ciwulan

4.2 Orientasi Bangunan


Bangunan pemukiman di Kampung Naga ini, memiliki orientasi Utara-Selatan dan membujur pada bagian Timur-Barat. Dengan maksud, agar atap bangunan dapat terkena sinar matahari pagi secara
keseluruhan tidak hanya sebagian kecil saja. Setiap rumah penduduk selalu berhadapan dengan entrance rumah penduduk yang lainnya. Hal ini dimaksudkan agar terjalin silaturahmi yang erat antar warganya
4.3 Denah Bangunan
Bangunan pada Kampung Naga berorderkan Linear memanjang. Dengan ruang dapur terletak di depan rumah dan sebagai ruang aktivitas. Lalu ruang kamar berada di belakang rumah dengan tujuan sebagai
ruang istirahat agar orang yang beristirahat di kamar tersebut dapat merasakan kenyamanan karena sunyi. Kemudian ruang berada di depan di samping dapur, ruang ini memiliki sekat yang berfungsi sebagai
memisahkan antara tamu dengan pemilik rumah .

R. Kamar R. Kamar

R.Tamu

Dapur

Masuk

4.4 Struktur dan Konstruksi


Bangunan pada permukiman kampung naga ini di dominasi dengan material berupa material alam seperti Kayu, Ijuk, Alang-alang, Rotan rajut, Dll. Mereka menggunakan material alami karena mereka
memiliki pola hidup yang menyatu dengan alam sehingga menggunakan material yang berasal dari alam pula sehingga bangunan mereka ramah lingkungan. Bangunan pada Kampung Naga memiliki tinggi sekitar 6m.
Dan bangunan ini tahan gempa. Dulu sebelum Kampung naga di bumihanguskan oleh DI/TII seluruh konstruksi bangunan tidak menggunakan paku dan kaca. Namun saat ini setelah insiden DI/TII Kampung Naga
telah mulai menggunakan material transparant berupa kaca, dan sudah menggunakan paku. Lalu luas bangunan pada setiap bangunan di Kampung Naga ini berfariatif karena sesuai dengan adanya lahan. ( karena lahan
berkontur maka adanya perataan tanah setelah perataan tanah maka dapat di tentukan luas tanah tersebut dan berpengaruh pada luas bangunan )
 Pondasi
Bangunan di Kampung Naga ini menggunakan Pondasi batu papas setempat. Mereka mengambil batu alam dari sungai yang di buat sendiri dan menjadi pondasi. Pondasi ini berukuran dengan
tinggi 50-60 cm. Pada bagian kaki atau bagian bawah digunakan sebagai tempat kaki panggung dan juga kandang ayam. Ayam banyak dipelihara oleh warga Kampung Naga dikarenakkan
Bangunan-bangunan Kampung Naga terbuat dari kayu yang rentan oleh rayap sehingga pemeliharaan ayam selain sebagai untuk makanan
atau dijual juga digunakan sebagai penangkal rayap dan ayam juga dapat digunakan sebagai penakar abu yang dibuang dari sisa
pembakaran untuk dijadikan pupuk yang akan digunakan.

PONDASI PAPAS SETEMPAT

 Dinding
Ruman di Kampung Naga ini menggunakan Dinding berupa anyaman bamboo dengan di finishing finshing warna putih yang terbuat dari
kapur untuk mencegah kerusakan kayu dari hama

DINDING ANYAMAN BAMBU

 Atap
Atap pada bangunan Kampung Naga ini bermaterial berupa Ijuk dan Lidi berwarna hitam dan bentuk atap nya berupa pelana. Ijuk berfungsi
agar saat hujan tidak menimbukan suara yang bising Pada bagian kepala atau bagian atas, warga Kampung Naga menggunakannya sebagai
gudang seperti gudang untuk menyimpan bara-bara yang mungkin akan digunakan di lain waktu dan bagian atasnya dilindungi oleh atap
yang terbuat dari ijuk dan daun tepus yang dijamin kekuatannya dan menurut narasumber atap tersebut mampu menahan bocor selama 15-
30 tahun dan atapnya memiliki

ATAP IJUK
4.5 Utilitas
Kampung Naga tidak memiliki listrik karena mereka memiliki pola hidup masyarakat yang menyatu dengan alam maka mereka tidak menggunakan listrik pada bangunan mereka. Lalu untuk penerangan
pada malam hari mereka menggunakan lampu petromax dan pada siang hari hanya mengandalkan cahaya matahari maka pada sisi timur bagian bangunan memiliki banyak bukaan termasuk bukaan untuk
penghawaan dan bukaan untuk cahaya matahari masuk.

 Kamar Mandi
Kamar mandi pada Kampung Naga berada di luar Site dan berpisah dengan bangunan. Mengapa diluar site dan tidak menyatu dengan bangunan ? karena menurut mereka kamar mandi itu
bersifat umum ( di gunakan bersama-sama ) maka di tempatkan di luar site. Untuk yang di dalam site merupakan tempat yang private. Pada bangunan-bangunan Kampung Naga tidak mentolerir
adanya kamar mandi di dalam bangunan karena dalam pandangan rumah adat rumah bukanlah kamar mandi dan kamar mandi bukanlah rumah dan kamar mandi dalam pandangan adat
merupakan suatu yang tidak suci karena tempat untuk membuang zat sisa manusia sehingga harus dipisahkan dengan rumah yang dianggap suci.

KAMAR MANDI

You might also like