Cardio Atrial Flutter

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 6

BAB I

PENDAHULUAN

Atrial Flutter merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan gangguan irama jantung
(aritmia). Atrial Flutter berkaitan dengan dengan kondisi kardiovaskular dan dapat
menyebabkan kematian. Angka insidensi Atrial Flutter tidak diketahui secara pasti, tetapi
diperkirakan sekitar 1 dari 1000 orang.1
Prevalensi Atrial Flutter meningkat sesuai usia dan lebih banyak terjadi pada laki-laki
dibandingkan wanita. Di Amerika Serikat 70.000 orang mengalami kondisi ini, sehingga angka
prevalensinya diperkirakan mencapai 0,15 juta pada tahun 2050. Diperkirakan juga 7,56 milyar
orang mengalami Atrial Fibrilasi sebagai efek dari Atrial Flutter setiap tahunnya.
Meningkatnya prevalensi ini diperkirakan berdasarkan peristiwa meledaknya angka populasi
manusia dan meningkatnya prevalensi obesitas yang disebabkan kondiis kardiovaskular.
Pada kondisi ini, atrium memompa dengan sangat cepat, atrium sendiri berperan dalam
mengontrol irama jantung, sehingga kondisi ini biasanya menyebabkan denyut nadi menjadi
lebih cepat. Terkadang seseorang tidak merasakan gejala walaupun telah terjadi perubahan
irama jantung seperti pada Atrial Flutter, biasanya terdeteksi saat pasien dating ke dokter.
Beberapa menunjukkan gelaja seperti palpitasi, sulit bernafas, nyeri dada, mudah lelah maupun
fatique.1
Atrial Flutter mengakibatkan jantung sulit memompa darah secara efektif. Aliran darah
akan bergerak sangat lambat sehingga dapat membentuk bekuan darah (thrombus). Jika
thrombus dipompa keluar oleh jantung, maka thrombus dapat bergerak ke otak dan
mengakibatkan stroke. Tanpa pengobatan, Atrial Flutter juga dapat menyebabkan denyut
jantung yang cepat dalam waktu yang lama, kondisi seperti ini dapat menyebabkan otot jantung
kelelahan dan berpotensi menyebabkan gagal jantung. Tanpa mengobatan, Atrial Flutterjuga
dapat menyebabkan jenis aritmia lainnya seperti Atrial Fibrilasi.
Atrial Flutter dilihat dari aspek klinis hamper sama dengan Atrial Fibrilasi dan kedua
aritmia ini sering terjadi pada pasien yang sama. Walaupun demikian, terdapat perbedaan
efektif dari gangguan irama yang ditemukan. Diagnosis Atrial Flutter dan Atrial Fibrilasi
biasanya berdasarkan pengawasan irama jantung secara berkala dan berbagai tes diagnostic
lannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. DEFINISI
Atrial Flutter merupakan suatu aritmia yang disebabkan oleh satu atau lebih sirkuit
yang cepat di atrium. Atrial Flutter biasanya lebih teroganisir dan teratur dibandingkan
dengan Atrial Fibrilasi. Aritmia ini paling sering terjadi pada orang dengan penyakit
jantung, dan selama seminggu pertama setelah bedah jantung. Aritmia ini sering
berubah menjadi Atrial Fibrilasi. 2
Atrial Flutter merupakan gangguan irama jantung (aritmia) yang terjadi jika impuls
elektrik tidak sesuai dengan alur listrik jantung. Sinyal elektrik “terperangkap” di
atrium kanan sehingga sinyal di atrium kanan langsung di teruskan melalui nodus AV
ke ventrikel. Hal ini menyebabkan atrium berdenyut lebih cepat dibandingkan
ventrikel. Pada Atrial Flutter denyut jantung sekitar 200-350 kali permenit.3
2. ANATOMI DAN FISIOLOGI
Jantung adalah suatu organ berotot dengan empat ruang yang terletak di rongga
dada dibawah perlindungan tulang iga, sedikit ke sebelah kiri sternum. Ukuran jantung
lebih kurang sebesar genggaman tangan kanan dan beratnya kira-kira 250-300 gram.
Jantung mempunyai empat ruang yaitu atrium kanan, atrium kiri, ventrikel kanan, dan
ventikel kiri. Atrium adalah ruangan sebelah bawah jantung dan berdinding tipis,
sedangkan ventrikel adalah ruangan sebelah bawah jantung dan mempunyai dinding
lebih tebal karena harus memompa darah ke seluruh tubuh.4
Atrium kanan berfungsi sebagai penampung darah rendah oksigen dari seluruh
tubuh. Atrium ini berfungsi menerima darah yang kaya oksigen dari paru-paru dan
mengalirkan darah tersebut ke paru-paru. Ventrikel kanan berfungsi menerima darah
dari atrium kanan dan memompakannya ke paru-paru. Ventrikel kiri berfungsi untuk
memompakan darah yang kaya oksigen ke seluruh tubuh.4
Jantung juga terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan terluar yang merupakan
selaput pembungkus disebut epikardium, lapisan tengah merupakan lapisan inti dari
jantung terdiri dari otot-otot jantung disebut miokardium, dan lapisan terluar yang
terdiri dari jaringan endotel endocardium.4
a. Curah jantung
Curah jantung merupakan volume darah yang di pompa tiap ventrikel
per menit. Pada keadaan normal (fisiologis) jumlah darah yang dipompakan
oleh ventrikel kanan dan ventrikel kiri sama besarnya. Bila tidak demikian akan
terjadi menimbunan darah di tempat tertentu. Jumlsh darah yang dipompakan
pada setiap kali sistolik disebut volume sekuncup. Dengan demikian curah
jantung = volume sekuncup x frekuensi denyut jantung permenit. Umumnya
pada tiap sistolik ventrikel tidak terjadi pengosongan total ventrikel, hanya
sebagian dari isi ventrikel yang dikeluarkan. Jumlah darah yang tertinggal ini
dinamakan volume residu. Besar curah jantung seseorang tidak selalu sama,
bergantung pada keaktifan tubuhnya. Curah jantung orang dewasa pada
keadaan istirahat lebih kurang 5 liter dan dapat meningkat atau menurun dalam
berbagai keadaan.5
b. Siklus Jantung
Siklus jantung merupakan kejadian yang terjadi dalam jantung selama
peredaran darah. Gerakan jantung terdiri dari 2 jenis yaitu kontraksi (sistolik)
dan relaksasi (diastolik). Sistolik merupakan sepertiga dari siklus jantung.
Kontraksi dari ke-2 atrium terjadi secara serentak yang disebut sistolik atrial
dan relaksasinya disebut diastolic atrial. Lama kontaksi ventrikel  0,3 detik dan
tahap relaksasinya 0,5 detik. Kontraksi kedua atrium pendek, sedangkan
kontraksi ventrikel lebih lama dan lebih kuat. Daya dorong ventrikel kiri harus
lebih kuat karena harus mendorong darah ke seluruh tubuh untuk
mempertahankan tekanan darah sistemik. Meskipun ventrikel kanan juga
memompakan darah yang sama tapi tugasnya hanya mengalirkan darah ke
sekitar paru-paru ketika tekanannya lebih rendah.5
c. Denyut Jantung dan Daya Pompa Jantung
Pada saat jantung normal dalam keadaan istirahat, maka pengaruh
system parasimpatis dominan dalam mempertahankan kecepatan denyut
jantung sekitar 60 hingga 80 denyut permenit. Kecepatan denyut jantung dalam
keadaan sehat dipengaruhi oleh pekerjaan, tekanan darah, emosi, cara hidup dan
umur. Pada waktu banyak pergerakan, kebutuhan oksigen (O2) meningkat dan
pengeluaran karbondioksida (CO2) juga meningkat sehingga kecepatan jantung
bisa mencapai 150 kali per menit dan daya pompa 20-25 liter per menit.5
Pada keadaan normal jumlah darah yang di pompakan oleh ventrikel
kanan dan ventrikel kiri sama sehingga tidak terjadi penimbunan. Apabila
pengembalian dari vena tidak seimbang dan ventrikel gagal mengimbanginya
dengan daya pompa jantung maka vena-vena dekat jantung jadi membengkak
berisi darah sehingga tekanan dalam vena naik dan dalam jangka waktu lama
bisa menjadi edema.6
d. Aktifitas Listrik Jantung
Kontraksi otot jantung untuk mendorong darah dicetuskan oleh
potensial aksi yang menyebar melalui membrane sel-sel otot. Jantung
berkontraksi secara berirama akibat potensial aksi yang ditimbulkan sendiri,
suatu sifat yang dikenal dengan otoritmisitas.
Terdapat dua jenis sel otot jantung yaitu sel kontrakaktil merupakan sel
yang melakukan kerja mekanis yaitu memompa. Sel-sel pekerja ini dalam
keadaan normal tidak menghasilkan sendiri potensial aksi, 99% sel jantung
merupakan sel kontraktil. Sebaliknya, sebagian kecil sel sisanya yaitu sel
otoritmik, tidak berkontraksi tetapi mengkhususkan diri mencetuskan dan
mengantarkan potensial aksi yang bertanggung jawab untuk kontraksi sel
kontraktil.
Sel-sel jantung yang mampu mengalami otoritmitas ditemukan dilokasi
berikut;
 Nodus Sinoatrium (SA), daerah kecil khusus di dinding atrium kanan
lubang muara vena cava superior
 Nodus atrioventrikel (AV), sebuah berkas kecil sel-sel otot jantung
khusus di dasar atrium kanan dekat septum, tepat di atas pertautan
atrium dan ventrikel.
 Berkas His (berkas atrioventrikel), suatu sel-sel khusus yang berasal dari
nodus AV dan masuk ke septum antar ventrikel, tempat berkas tersebut
bercabang membentuk berkas kanan dan kiri yang berjalan ke bawah
melalui septum, melingkari ujung bilik ventrikel dan kembali ke atrium
di sepanjang dinding luar.
 Serat purkinje, serat-serat terminal halus yang berjalan dari berkas his
dan menyebar ke seluruh myocardium ventrikel.
Sebuah potensial aksi yang dimulai dari nodus SA pertama kali
menyebar dari kedua atrium. Penyebaran impuls tersebut dipermudah oleh dua
jalur penghantar atrium khusus, jalur antar atrium dan jalur antar nodus. Nodus
AV adalah satu-satunya titik tempat potensial aksi dapat menyebar dari atrium
ke ventrikel. Dari nodus AV, potensial aksi menyebar cepat ke seluruh
ventrikel, diperlancar oleh system pengahntar khusus yang terdiri dari berkas
His dan serat purkinje.

3. INSIDENSI
4. ETIOLOGI
Atrial Flutter disebabkan karena adanya gangguan (abnormalitas) dan penyakit jantung
itu sendiri, penyakit yang ada pada tubuh yang berefek pada jantung maupun
mengkonsumsi substansi yang dapat mengubah impuls elektrik pada jantung. Pada
beberapa orang, tidak ditemukan adanya penyakit yang mendasari.
Penyakit jantung maupun abnormalitas pada jantung yang dapat menyebabkan atrial
flutter sebagai berikut;
 Menurunnya aliran darah ke jantung (iskemik) karena penyakit jantung coroner,
aterosklerosis, maupun terdapat thrombus.
 Peradangan jantung, misalnya demam reumatik, peradangan miokard
(miokarditis karena infeksi)
 Hipertensi
 Penyakit pada otot jantung
 Abnormalitas pada katup jantung (terutama katup mitral)
 Hipertropi pada ruang jantung
 Post-operasi jantung
 Hipertiroidisme
 Bekuan darah pada pembuluh darah paru-paru (embolisme paru)
 Penyakit paru obstruksi kronik, seperti emfisema
 Gangguan keseimbangan elektrolit (hyperkalemia, hypokalemia)
 Gangguan pada pengaturan susunan saraf otonom yang mempengaruhi kerja
dan irama jantung
 Gangguan psikoneuretik dan susunan saraf pusat
 Gangguan metabolic (asidosis, alkalosis)
 Alcohol
 Strimulan seperti ; kokain, amfetamin, pil diet, kafein.
 Karena obat (intoksikasi) antara lain oleh digitalis, quinidine, dan obat anti
aritmia lainya.
5. KLASIFIKASI ATRIAL FLUTTER
6. MEKANISME ATRIAL FLUTTER
7. MANIFESTASI KLINIS ATRIAL FLUTTER
8. DIAGNOSIS ATRIAL FLUTTER
9. PENATALAKSAAN ATRIAL FLUTTER
10. KOMPLIKASI ATRIAL FLUTTER
11. PROGNOSIS

You might also like