Mystic Monk Coffee

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 3

MYSTIC MONK COFFEE

Latar Belakang

Melalui case sehubungan dengan Mystic Monk Coffee ini, akan dilakukan analisis dan
evaluasi sehubungan dengan visi, strategi, dan bisnis model yang diterapkan Pastur Daniel
Mary yang mana akan membangun Mount Carmel yang baru di Rocky Mountains dan
mengubah sekumpulan biarawan (sejumlah 13 orang) ke biara darurat untuk menjadi pendeta
dan akan melibatkan 30 biarawan lain, gereja Gothic, sebuah biara untuk biarawati Carmelite,
retreat center, dan sebuah tempat pertapaan. Untuk mencapai hal itu, Pastur Daniel Mary akan
membeli peternakan yang cocok dalam memenuhi requirement yang dibutuhkan, hanya saja
harga belinya cukup tinggi, yaitu USD 8.9 juta. Sehingga untuk dapat membeli peternakan
tersebut, akan dibuat charitable contribution melalui profit atas bisnis penjualan kopi di Mystic
Monk Coffee, yang setidaknya pada tahun pertama kedai kopi tersebut memiliki pendapatsan
sebesar USD 75,000.

Hal ini selanjutnya akan dianalisis dan di-mapping sehubungan dengan arahan terkait
visi, misi, tujuan, dan strateginya.

Pembahasan

I. Visi dan Misi


Terkait case Mystic Monk Coffee di atas, sebetulnya tidak tergambar jelas apakah
sesungguhnya visi dari Pastur Daniel Mary melakukan transformasi Mount Carmel dan
sekumpulan biarawan untuk menjadi pendeta pada biara darurat tersebut. Lebih lanjut visi
yang semakin tidak jelas adalah untuk Mystic Monk Coffee yang mana seharusnya visi
antara transformasi biara dan Mystic Monk Coffee adalah suatu hal yang berbeda.
Hal ini berbeda dengan apa yang dilakukan oleh Howard Schultz dalam pendirian
Starbucks. Dia mendirikan Starbucks dengan visi yang jelas, yaitu untuk membawa
pengalaman Italian espresso bar ke Amerika. Hal ini membantu kopi menjadi salah satu
segmen industry yang besar dan menjanjikan. Visi Schultz tersebut adalah visi yang jelas
dan focus, dan mudah dikomunikasikan.
Di sisi lain, Pastur Daniel Mary memamng memiliki visi untuk Carmelite Monk
untuk melakukan transformasi atau lebih lanjut akan digunakan untuk ibadah, namun untuk
Mystic Monk tidak. Bahkan sepertinya tidak ada arahan yang long-term untuk Mystic Monk
Coffeee tersebut.

II. Definitife Objective atau Target


Melalui gambaran case tersebut setidaknya ada memang tergambar bahwa short-
term target untuk mencapat visi dari Pastur Daniel Mary, yaitu dapat membeli peternakan
yang akan digunakan sebagai biara darurat tersebut dengan cara mampu membelinya
dengan nilai USD 8,9 juta. Meskipun demikian Pastur Daniel Mary tidak menetapkan
definite objective atau target performance untuk dapat mencapai visinya. Apalagi jika
dihubungan lebih lanjut dengan bisnis kopi Mystic Monk Coffee, padahal untuk
mendapatkan uang guna membeli peternakan tersebut Pastur Daniel Mary ingin
mengandalkan Mystic Monk Coffee.

III. Strategi untuk Mencapai Visi, Bisnis Model, dan Customer Value Proposition
Pemahaman yang didapat melalui case ini adalah Pastur Daniel Mary tentunya ingin
mewujudkan adanya transformasi Carmel Mount dengan mengandalkan Mystic Monk
Coffee. Mystic Monk Coffee pun sebetulnya punya strategi yang dirancang untuk dapat
menarik marketnya sendiri, namun sepertinya hanya dipahami oleh biarawan yang menjual
saja dan dikaitkan dengan rencana pembelian peternakan, di sisi lain Pastur Daniel Mary
belum mengkomunikasikan dan mengintegrasikan strategi tersebut dengan pada biarawan.
Perlu diketahui lebih lanjut bahwa Mystic Monk Coffee memiliki diferensiasi produknya
sendiri yang dapat dijadikan sebagai dasar penyusunan strategi ke depannya, yaitu:
- Eksklusif menggunakan biji kopi Arabica dan Arabica organic yang berkualitas tinggi
- Adanya berbagai varietas produk seperti produk blends, roasts, dan rasa yang dapat
memperluas preferensi kopi pelanggan
- Fokus pada konsumen US beragama Katolik yang menginginkan untuk mendukung
misi Carmelite Monk in Wyoming dengan tagline “to use catholic coffee dollar for
Christ and his Chatolic church”
- Word of mouth konsumen loyal ke wilayah di Amerika
- Secara dominan penjualan dilakukan melalui websit
- Order melalui telepon dapat diterima
- Program afiliasi yang dapat memberikan komisi 18% untuk website yang mau
mengkampanyekan Mystic Monk Coffee
- Penjualan secara wholesale ke gereja-gereja dan ke kedai kopi lokal
- Terdapat product line extension berupa T-shirt, mug, gift card, dan CD Nyanyian
Biarawan Georgia

Hal-hal di atas jelas menunjukkan bahwa Mystic Monk Coffee sangat fokus pada
strategi diferensiasi yang mampu membangun competitive advantagesnya. Dengan semua
competitive advantages yang dibuat oleh Mystic Monk Coffee tersebut, mereka membuat
tangible maupun intangible benefit kepada konsumen. Selain itu, ditambah bahwa Mystic
Monk Coffee sangat fokus pada target marketnya yaitu 69 juta member dari gereja Katolik
di Amerika jelas membuat target market mereka menjadi besar untuk mendapatkan profit.
Meskipun mungkin Mystic Monk Coffee akan sulit mengalahkan bisinis dengan line
industry sejenis seperti Starbucks, namun hubungan monastik tadi akan menyulitkan
rivalnya meniru produk Mystic Monk Coffee.

Lebih lanjut, hal tersebut jelas menunjukkan bahwa customer value proposition
MMC yang memiliki competitive advantages tersebut di atas tentunya sangat baik. Namun
kita perlu menilai lebih lanjut terkait bisnis modelnya. Kondisi keuangan MMC adalah cost
of sales mencapai 30% (USD 56,500), broker fee sebesar 3%. Dan inbound shipping fee
sebesar 19% yang mana kesemuanya dikontribusikan ke COGS sebesar 52%.Indirect
operating cost sebesar 37% juga dirasa terlalu besar. Secara keseluruhan dengan melihat
bahwa kondisi sales saat ini dan 11% net profit margin nampaknya belum cukup untuk
dapat menghasilkan USD 8,9 juta dalam waktu yang ditentukan. Selain itu, dengan
memberikan komisi sebesar 18% pada website yang mau mengkampanyekan Mystic Monk
Coffee sedangkan profit MMC hanya 11%, tentunya hal tersebut akan mengkontribusikan
rugi ke MMC. Selain itu, perlu dipertanyakan apakah biara memiliki sumber daya yang
cukup untuk mengoperasikan semua bisnis kopi ini apalagi jika wacana pembelian mesin
roaster yang lebih besar akan direalisasikan. Hal yang ditakutkan justu MMC tidak mempu
memenuhi permintaan konsumen dikarenakan kekurangan sumber daya.
Adapun dapat disimpulkan melalui penjelasn di atas bahwa dengan kondisi MMC
di atas, bisnis model MMC saat ini membatasi kemampuannya untuk dapat mendukung
pencapaian visi pembelian peternakan. Meskipun demikian dapat dipertimbangkan untuk
tetap dapat mendukung Pastur Daniel Mary dalam mencapai visinya.

You might also like