Professional Documents
Culture Documents
PRAOPERASI
PRAOPERASI
PRAOPERASI
PEMBAHASAN
2.1 Pendahuluan
Persiapan prabedah penting sekali unuk memperkecil risiko operasi karena
hasil akhir suatu pembedahan sangat bergantung pada penilaian keadaan penderita
dan persiapan prabedah. Dalam persiapan inilah ditentukan adanya indikasi atau
kontraindikasi operasi, toleransi penerita terhadap tindak bedah, dan ditetapkan
waktu yang tepat untuk melaksanankan pembedahan.
Tindakan umum yang dilakukan setelah diputuskan melakukan
pembedahan adalah untuk mempersiapkan penderita agar penyulit pascabedah
dapat dicegah sebanyak mungkin. Sebagian tindakan tersebut dilakukan secara
rutin, seperti pembersihan kulit, sedangkan yang lain dipilih berdasarkan
keterangan yang diperoleh pada anamnesis, pemeriksaan prabedah, dan rencana
pengelolaan. Toleransi pasien terhadap pembedahan mencakup toleransi fisik
maupun mental.
Pasien yang akan di operasi biasanya menjadi agak gelisah dan takut.
Perasaan gelisah dan takut kadang-kadang tidak tampak jelas. Tetapi kadang-
kadang pula, kecemasan itu dapat terlihat dalam bentuk lain. Pasien yang gelisah
dan takut sering bertanya terus-menerus dan berulang-ulang walaupun
pertanyaannya telah dijawab. Ia tidak mau berbicara dan memperhatikan keadaan
sekitarnya, tetapi berusaha mengalihkan perhatiannya pada buku. Atau sebaliknya,
ia bergerak terus-menerus dan tidak bisa tidur.
Syok umumnya disertai dengan peredaran darah yang buruk dan gangguan
perfusi organ vital seperti jantung dan otak. Oleh karena itu sedapat mungkin
keadaan syok harus diatasi sebelum pembedahan. Dan hipertensi pun harus
dikoreksi sebelum pembedahan dalam artian tekanan diastolic diusahakan di
bawah 100 mmHg, jika mungkin di bawah 90 mmHg.
Sebelum di operasi, pasien harus mandi atau dimandikan. Kuku disikat dan
cat kuku harus dibuang agar ahli bius dapat melihat perubahan warna kuku
dengan jelas. Rambut harus dicuci dengan sampo karena setelah operasi pasien
dalam keadaan kesakitan sehingga tidak dapat mencuci rambut dalam beberapa
hari. Pasien dalam keadaan syok, yang akan dioperasi darurat tidak boleh
dimandikan atau dicuci rambutnya.
Tempat dan luasnya daerah yang harus dicukur tergantung dari jenis
operasi yang akan dilakukan. Pada operasi laparatomi atau histerektomi yang akan
membuka dinding perut, kulit perut harus dibersihkan. Bulu kemaluan dan bulu
kulit perut dicukur bersih. Pada operasi di kepala, diusahakan mencukur rambut
seperlunya dan alis mata tidak boleh dicukur karena tumbuhnya lama. Rambut
yang tidak dicukur, dicuci dengan sampo dan antiseptic. Pusar harus dibersihkan
dengan kapas yang dicelupkan ke dalam bensin untuk melarutkan lemak di
dalamnya.
Pasien yang akan di operasi akan diberi makanan yang berkadar lemak
rendah, tetapi tinggi karbohidrat, protein, vitamin, dan kalori. Pasien yang kadar
protein darahnya rendah, biasanya akan mengalami syok bila dibius dan dioperasi.
Untuk mempertahankan masuknya makanan di dalam tubuh sampai saat
operasi tiba dan segera setelah operasi, pasien perlu diberi makanan secara
parenteral atau sering pula disebut diinfus. Ini perlu dilakukan karena sewaktu
pasien dibawa ke kamar bedah, perutnya dalam keadaan kosong. Keadaan perut
kosong diperlukan bila operasi dilakukan dengan pembiusan umum memakai gas
yang diisap. Gas yang dipakai bisa merangsang batuk, sehingga pasien bisa
tercekik dan muntah. Muntahan isi lambung ini bisa masuk ke paru-paru.
Tercekik isi lambung (aspirasi) ini dapat menyebabkan kematian di meja operasi.
Pasien harus puasa 12-18 jam sebelum operasi dimulai. Jika operasi
dilakukan secara darurat dan pasien tak sempat puasa terlebih dahulu, harus
diusahakan agar pasien dapat memuntahkan isi perutnya. Pasien yang dipuasakan
selama 18 jam akan mengalami dehidrasi bila tidak diberi cairan dan makanan
secara parenteral. Untuk itu, turutilah perintah ahli bedah, infus apa yang harus
diberikan.
Malam sebelum operasi, diusahakan agar pasien dapat istirahat dan tidur nyenyak.
Perasaan nyeri dapat menggangu tidur pasien. Bila perlu, diberi satu tablet
parasetamol dan pasien yang tidak bisa tidur diberi satu tablet luminal.
1. Bahan yang diinstruksikan untuk diperiksa agar diajukan terlebih dahulu dan
dipastikan apakah laporan-laporan telah disediakan.
2. Banyaknya darah yang dibutuhkan agar diminta kepada bank darah untuk
disediakan lebih dahulu. (cara untuk mengajukan permintaan darah yang
tersedia agar disesuaikan dengan ketentuan masing-masing rumah sakit).
3. Menjaga kebersihan rongga mulut bila akan diadakan anesthesia saluran
pernafasan. Kebersihan dalam rongga mulut sangat penting khususnya dalam
hal pasien menderita inflamasi dalam cavum nasi dan atau alveolar pyorrhea.
Ini berguna untuk mencegah infeksi suppurasi paru-paru.
4. Mencukur bulu
Mencukur bulu bagian yang akan dioperasi bertujuan agar dapat mengdesinfeksi
kulit di bagian yang akan dioperasi dengan menghilangkan bakteri dan sekresi
lemak yang berada di akar (rambut-rambut) sehingga dapat mencegah infeksi
sekunder.
5. Perban menempel dengan baik pada derah yang dicukur bulunya. Berhati-hati
agar tidak melukai kulit waktu mencukur bulu.
Untuk bagian istimewa seperti kepala ada kalanya dilakukan pencukuran pada
hari operasi atau sehari sebelum operasi karena diharapkan keadaan bakteri
yang minimal jumlahnya. Bila pasien wanita akan dicukur rambutnya, perlu
mendapatkan persetujuan dulu dari pasien sendiri dan keluarganya. Penting
juga disiapkan topi atau tuutp kepala untuk mengurangi rasa malu. Jika
ditemukan kelainan pada kulit seperti jerawat atau eksim waktu mencukur bulu
di belakang badan, perlu diberi perawatan / pengobatan seperlunya. Untuk
mencukur bagian perut, anus dan daerah lipat paha sebaiknya diserahkan
kepada yang berpengalaman.
6. Mandi atau menyeka seluruh tubuh
Rambut dicuci jika perlu. Jika operasi diadakan di bagian perut, kotoran pusar
yang telah mengeras dilembekkan dulu dengan cold cream, vaselin atau
minyak oil untuk dibersihkan sedok harinya. Berhati-hati agar jangan melukai
kulit.
7. Gunting kuku. Hapuskan lipstick dan kutex dengan aceton. Ini penting agar
nyata kelihatan keadaan waktu dan sesudah operasi serta adanya cyanosis.
8. Makan dan minum perlu diatur sesuai dengan petunjuk dokter mulai sehari
sebelum operasi.
9. Perlu diatur agar pasien dapat tidur cukup pada malam hari karena sangat
penting untuk istirahat fisik dan mental.
10. Clysma (sesuai dengan petunjuk dokter menurut type operasi)
Ini diadakan untuk mencegah eliminasi waktu operasi karena otot sphincter ani
menjadi leas, menghindarkan luka pada usus serta mencegah pengeluaran
karena terjadinya gas dan dilatasi setelah operasi. Dalam hal operasi usus
diadakan pembersihan usus. Hasilnya perlu dilaporkan kepada petugas di
kamar operasi.
11. Urine
Sama dengan usus, urine harus dikeluarkan dulu untuk memudahkan operasi
dan mecegah luka pada vesica urinaria atau kandung kemih. Khususnya dalam
hal operasi alat dalam panggul, bagian yang disekitarnya pun ikut ditangani
maka penting untuk mengosongkan kandung kemih.
Persiapan fisik pada hari operasi, seperti biasa harus diambil catatan suhu, tensi,
nadi, dan pernapasan. Bila suhunya meningkat, perawat harus melaporkan kepada
dokter melalui kepala bangsal. Sewaktu mengukur suhu, perhatikan pula apakah
pasien kedinginan, sakit perut, atau sesak napas. Operasi yang bukan darurat, bila
ada demam, penyakit tenggorokan, atau sedang haid,
Pasien yang akan dioperasi harus dibawa tepat pada waktunya. Jangan dibawa
ke kamar tunggu terlalu cepat, sebab terlalu lama menunggu tibanya waktu
operasi, akan menyebabkan pasien gelisah dan takut.
Pagi-pagi pasien disuruh mandi. Rambut diikat dan rambut wanita yang
panjang dikucir dan diperiksa apakah ada kutunya. Tidak boleh memakai jepit
rambut. Setelah rambut dirapikan, ditutup dengan kain bersih atau topi bedah.
Baju pasien diganti dengan baju khusus untuk operasi. Barang berharga seperti
uang, jam tangan, cincin, giwang, gelang, dan anting-anting harus dilepaskan dan
disimpan dengan baik atau diserahkan kepada keluarganya.
Sebelum dibawa ke kamar bedah, pasien disuruh buang air kecil (kencing)
agar tidak membasahi meja operasi atau tersayat kandung kencingnya sewaktu
membuka dinding perut. Bila pasien tidak bisa kencing karena ketakutan, maka
perlu dikateter.
Sebelum pembiusan dimulai, gigi palsu harus dilepaskan agar tidak tertelan.
Kacamata harus dibuka sebelum operasi dimulai.
Pasien yang datang dari bangsal untuk di operasi, sebaiknya dibawa langsug
ke kamar bius dan disambut ramah dengan menyebut nama pasien, sehingga
pasien merasa diperhatikan secara khusus.
Kamar tunggu pasien sebelum dioperasi haruslah tenang dan tidak boleh
terdengar suara suara dentungan instrument, alat bedah, atau percakapan pasien
lain yang bersifat menakutkan. Bila memungkinkan, di kamar tunggu pasien
dimainkan music yang berirama tenang.
Air muka perawat yang bekerja di kamar bedah hendaklah cerah. Jangan
dibuat sikap yang tegang atau menyeramkan walaupun mengetahui operasi yang
dilakkan itu berbahaya. Sedapat mungkin, di kamar tunggu selalu ada seorang
perawat yang menjaga pasien-pasien.
Bila ada sesuatu yang mau dibicarakan dengan pasien, lakukanlah dengan
tenang dan perlahan agar pasien lain tidak mendengarkannya.
a. Premedikasi
Pre medikasi adalah pemberian obat untuk menjamin agar anesthesia dapat
berjalan dengan baik dan lancer, dan bertujuan sbb :
b. Persiapan instrumen
Jenis instrument yang akan dipakai tergantung jenis operasi yang akan
dilakukan. Di rumah sakit besar yang banyak melakukan operasi terdapat
beberapa kamr operasi.
Alat-alat bedah yang dipakai dibungkus dengan kain dan disterilkan dalam
bungkusan. Misalnya untuk laparatomi, untuk seksiosesaria, untuk operasi mata,
atau operasi mastoid mempunyai bungkusan tersendiri yang telah diberi nama tiap
bungkusnya. Penyediaan jenis benang dan kat gut disesuaikan pula dengan jenis
operasi.
Baju steril untuk dokter bedah dan pembatunya harus sudah siap di meja
tersendiri. Juga disiapkan cairan antiseptic untuk membersihkan kulit yang akan
disayat.
Mencegah shock
Shock yang mungkin terjadi karena anesthesia atau oprasi penting sekali
untuk dicegah dan ditentukan seawall mungkin. Terjadinya shock dapat diketahui
jika diadakan pengecekan berkala atas tanda penting. Kecuali pada oprasi
dibagaian kepala,otak,jantung dan paru-paru. Ada baiknya kepala pasien
diturunkan kurang lebih 20cm, agar darah kembali ke jantung dan paru-paru
dengan mudah sehingga terjamin supplai oksigen untuk jaringan-jaringan penting.
Harus segera dilaporkan kepada dokter untuk diambil tindakan yang tepat. Obat –
obat yang dipakai antara lain :
Waktu memberi obat-obat tsb diatas sudah harus selesai persiapan yang
berturut-turut diuraikan tadi, yaitu desinfekasi kulit dibagian operasi, pengukuran
suhu tubuh,denyut nadi,pernafasan dan tekanan darah. Setelah diberi obat, pasien
jangan berjalan. Selesai pertemuan dengan keluarga,rapikan ruangan,dan turunkan
horden agar ruanganya gelap dan tenang untuk sedapat mungkin menghindarkan
rangsangan.
2.8 Penilaian
Tujuan utama untuk mengadakan penilaian sebelum pembedahan adalah
untuk mengenali persoalan-persoalan yang menyangkut resiko pembedahan.
Sebagai tambahan, perawatan di rumah sakit memberi kesempatan untuk
mengenali persoalan-persoalan lain mengenai kesehatan yang perlu diperhatikan,
kalau-kalau menimbulkan akibat yang tak dikehendaki pada pembedahan yang
disarankan itu.
a. Riwayat
Suatu catatan yang lengkap mengenai latar belakang kesehatan
haruslah dapat diperoleh, termasuk penyakit yang sedang diderita,
penyakit-penyakit yang pernah diderita dan penyakit-penyakit yang
berhubungan dengan itu.
b. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik secara menyeluruh harus mutlak dilakukan. Sistem
jantung dan pernapasan harus mendapat perhatian yang seksama. Jangan
mengabaikan denyut nadi perifer, pemeriksaan rektal, dan pelvis (kecuali
kalau terhalang oleh usia, status perkawinan seseorang atau alasan lainnya).
c. Tes Laboratorium
Sampai dewasa ini, praktek standar pada pembedahan mengharuskan agar
beberapa tes laboratorium (hitung jumlah darah lengkap, analisa air kemih,
serologi, analisa darah), elektrokardiogram dan penyinaran sinar X pada
dada dilakukan pada semua penderita dewasa sebelum pembedahan
dilakukan. Walaupun ada beberapa rumah sakit yang masih
mempertahankan syarat-syarat semacam ini, penelitian menunjukkan
bahwa pada penderita dewasa, beaya dan resiko lebih besar daripada
manfaat dari sebagian tes-tes tersebut harus dipilih dengan seksama dan
bukannya dilakukan seacara rutin. Pemeriksaan pada feses untuk melihat
kalau ada bercak darah dan tes Papanicolaou pada serviks masih dianggap
sebagai suatu tes penelitian yang bermanfaat.
d. Penyinaran dengan Sinar X
Penyinaran dengan sinar X pada dada hanya dilakukan kalau pada
anamnesa dan gambaran klinik yang ditemukan mencurigakan.
e. Pemeriksaan Lainnya
Elektrokardiogram (EKG) tidak dibutuhkan secara rutin pada orang muda
yang harus menjalani prosedur pembedahan yang tidak berat.