Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 3

1.

Pemeriksaan pendengaran
a. Tes bisik
Syarat :
- Ruangan tes : jaraknya sebesar 6 meter, bebas dari kebisingan.
- Pemeriksa : membisikan kata-kata yang terdiri dari 2 suku kata dengan
menggunakan huruf desis (c,s,f) dan huruf lunak. (diucapkan 5 desis dan 5
lunak pada tes masing-masing telinga) dan diucapkan pada waktu
ekspirasi.
- Penderita : telinga yang tidak sedang diperiksa ditutup dengan
menggunakan kapas atau dengan tangan penderita sendiri, dan tidak boleh
melihat gerakan mulut dari pemeriksa.
- Pemeriksaan : Untuk pemeriksaannya terserah akan dilakukan dari jarak
terdekat (25cm) atau dari jarak terjauh (6 meter). Yang diajarkan di skill
lab pemeriksa berdiri pada jarak yang paling jauh dan mulai membisikkan
kata-kata), kemudian minta pasien ulangi kata-kata yang dikatakan oleh
pemeriksa, bila tidak menyahut (minimal 8 dari 10 kata yang bisa
diulangi) atau jika yang bisa diucapkan hanya kurang dari 8 kata maka
maju 1 meter. Jika bisa mengulangi 8 kata dari 10 kata berarti normal(6/6).
- Evaluasi (berdasarkan Feldmann) : Normal : 6-8 meter; gangguan dengar
ringan: 4-<6 meter ; gangguan dengar sedang: 1-<4 meter; gangguan
dengar berat: 25 cm-<1 meter; dan gangguan dengar sangat berat :
<25cm.

b. Tes Garpu Tala


- Tes garis pendengaran
Untuk menentukan batas atas dan batas bawah ambang pendengaran. Akan
menggunakan semua jenis garpu tala (128 hz, 256 hz, 512 hz, 1024 hz,
2048 hz). Caranya adalah secara bergantian garpu tala di sentuh dengan
lunak kemudian didekatkan pada meatus auditorius eksternal (kira-kira 2,5
cm), dimulai dari garpu tala 128 hz-2048 hz. Jika pasien tidak bisa
mendengar bunyi garpu tala 128 hz, berarti batas bawah naik (tuli
konduksi), bila pasien tidak bisa mendengar bunyi garpu tala 2048, berarti
batas atas turun (tuli sensori neural)
- Test weber
Untuk membandingkan hantaran tulang telinga kiri dan telinga kanan
(normalnya sama). Jangan lupa menutup telinga yang tidak sedang
diperiksa, dan jelaskan pada pasien prosedur pemeriksaan yang akan
dilakukan. Cara kerja : gunakan garpu tala 512 hz, sentuh dengan lunak,
letakkan di kepala atau dahi. Tanyakan apakah telinga kanan atau telinga
kiri ada yang lebih kuat terdengar suaranya atau tidak. Jika ada yang lebih
kuat berarti ada lateralisasi.
Evaluasi tes weber. Bila terjadi lateralisasi ke kanan maka ada beberapa
kemungkinan : 1). Telinga kanan tuli konduksi, kiri normal; 2). Telinga
kanan tuli konduksi, kiri tuli sensori neural; 3). Telinga kanan normal, kiri
tuli sensori neutal; 4). Kedua telinga tuli konduksi, kanan lebih berat; 5).
Kedua telinga tuli sensori neural, kiri lebih berat. Dengan kata lain test
weber tidak dapat berdiri sendiri oleh karena tidak dapat menegakkan
diagnosa secara pasti.
- Tes rinne
Untuk membandingkan hantaran tulang dan hantaran udara pada kedua
telinga. Normalnya hantaran udara lebih panjang dari hantaran tulang, tapi
bisa juga pada tuli sensori neural. Sedangkan pada tuli konduksi, hantaran
tulang lebih panjang dari hantaran udara.
Cara pemeriksaan : garpu tala 513 hz disentuh dengan lunak (pasien dalam
keadaan duduk), kemudian letakkan pangkal garpu tala pada mastoid
pasien, tanyakan pada pasien apakah kedengaran, bila kedengaran lalu
instrusikan pada pasien untuk mengangkat tanganya bila sudah tidak dapat
didengar. Pindahkan ujung bergetar kira-kira 3cm didepan meatus
auditorius eksternal (pada telinga yang diperiksa). Evaluasi : jika pasien
masih mendengar pada saat dipindahkan di MAE berarti rinne (+): normal
atau tuli sensori neural, jika tidak rinne (-): tuli konduksi.
- Tes schwabach
Untuk membandingkan hantaran tulang penderita dengan tulang
pemeriksa. Syaratnya pemeriksa harus normal dan jangan lupa tutup
telinga yang tidak sedang diperiksa.
Cara pemeriksaan : garpu tala 512 hz disentuh dengan lunak, kemudian
letakkan pangkal pada mastoid pasien, tanyakan apakah bisa didengar, jika
bisa, instrusikan pada pasien untuk mengangkat tangannya ketika sudah
tidak dapat mendengar lagi. Setelah sudak tidak bisa didengar, pindahkan
pada mastoid pemeriksa, jika pemeriksa sudah tidak bisa mendengar juga
berarti normal. Tapi ada 2 kemungkinan : 1). Pemeriksa masih mendengar,
tapi pasien sudah tidak mendengar, berarti schwabach memendek: tuli
sensori neural . 2). Pemeriksa sudah tidak mendengar tapi pasien masih
mendengar, berarti schwabach memanjang: tuli konduksi.

c. Otoskopi
Otoskop dipegang menggunakan tangan yang sesuai dengan sisi
telinga yang akan diperiksa, misalnya : akan memeriksa telinga kanan,
otoskop dipegang menggunakan tangan kanan.
- Otoskop dapat dipegang dengan 2 cara : seperti memegang pensil
atau seperti memegang pistol. Kedua teknik ini memastikan otoskop
dan pasien bergerak sebagai 1 unit.
- Untuk pasien : berikan informasi bahwa prosedur ini tidak
menyakitkan, pasien hanya diminta untuk tidak bergerak selama
pemeriksaan.
- Pastikan daya listrik otoskop dalam keadaan penuh (fully charged).
- Dapat dilihat keberadaan serumen didalam liang telinga yang
menyumbat sehingga gendang telinga sulit diamati
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pada serumen obturans tidak diperlukan pemeriksaan penunjang.

You might also like