Professional Documents
Culture Documents
Bab I Pendahuluan: Geographic Information System (GIS) Atau Dengan Kata Lain Sistem Informasi
Bab I Pendahuluan: Geographic Information System (GIS) Atau Dengan Kata Lain Sistem Informasi
Bab I Pendahuluan: Geographic Information System (GIS) Atau Dengan Kata Lain Sistem Informasi
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan pada praktikum kali ini adalah agar mahasiswa mampu
memahami apa itu georeferencing
1.3 Manfaat
Adapun manfaat yang didapat setelah melakukan praktikum ini adalah dapat
mengerti bagaimana proses georeferencing
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.3 Pemetaan
Pemetaan bertujuan untuk melakukan analysis setiap kejadian yang
terdaoat di permukaan bumi dengan bantuan system informasi geografis yang
menjadikan alat bantu manajemen informasi yang berhubungan. SIG ini berfungsi
untuk menyimpan dan memanipulasi informasi-informasi geografis dan dirancang
untuk mengumpulkan dan menyimpan serta menganalisis objek-objek dan
fenomena-fenomena dimana lokasi geografis yang merupakan karakteristik yang
penting dan kritis untuk di analisis (Kunang et al. 2014).
Pemanfaatan teknologi penginderaan jauh untuk pemetaan skala besar ini
masih terdapat beberapa kesalahan geometric yang harus dieliminasi. Dalam
penelitian ini, citra Pleiades 1B dilakukan tinjau ulang sampai sejauh mana
ketelitian geometric terhadap kondisi sebenarnya yang akan digunakan sebagai
sumber data untuk pembuatan peta desa dengan skala besar. Pada penelitian
dilakukan proses rektifikasi dengan menggunakan data titik kontrol tanah GCP
dengan menggunakan 2 metode yaitu polinomial orde 1 dan orde 2, selanjutnya
dilakukan uji ketelitian geometric pada citra hasil rektifikasi dengan data
Independent Check Point (Nurwauziyah et al. 2016).
Saat dikaitkan dengan pengertian system informasi geografi, bahwa
WebGIS didasari oleh pemetaan berbasis sistem informasi geografis yang
memanfaatkan medium internet dalam melakukan pemetaan. WebGIS bisa
dikatakan adalah sebuah web mapping yang berarti pemetaan internet, tetapi
bukan memetakan internet, dan tidak berarti hanya menampilkan peta (yang
berupa gambar yang statis ke dalam sebuah situs Internet. Jika hanya
menampilkan peta statis pada sebuah situs maka tidak perbedaan antara web
mapping dengan peta yang ada pada media tradisional lainya (Tanaamah dan
Wardoyo. 2008).
Pemetaan kecerahan air laut di perairan Teluk Lada, Banten. Citra Aqua
MODIS sebelum digunakan harus di koreksi radiometrik berdasarkan Ricards
1986 dan koreksi Geometrik Pemotongan citra, pembuatan citra komposit,
pemisahan laut dan daratan, insert formula untuk mendeteksi kecerahan air laut,
re-klas citra sebaran kecerahan air laut, sehingga dihasilkan peta sebaran
kecerahan air laut dengan menggunakan perangkat lunak Idrisi, ENVI dan
Arc.GIS (Tarigan. 2009).
Dalam pemetaan gempa, wilayah pesisir Indonesia termasuk rawan
terhadap bahaya tsunami. sekitar 89 daerah rawan tsunami yang tersebar di
seluruh Indonesia, mulai dari barat Pulau Sumatera, selatan Pulau Jawa, selatan
Pulau Bali, selatan Sumbawa, selatan dan utara Flores, pulau-pulau di Maluku
Utara, sebagian di selatan Papua, dan utara Pulau Sulawesi, banyak diantara
wilayah pesisir Indonesia menghadapi permasalahan lingkungan yang serius,
seperti banjir, abrasi, dan penyusupan air asin ke arah daratan, berbagai masalah
pencemaran lingkungan akibat kegiatan industri yang tidak mengelola limbahnya
secara baik, selain juga tenggelamnya beberapa pulau kecil, sebagai akibat
naiknya permukaan laut dan dampak berbagai kegiatan (Karminarsih. 2007).
Untuk pengolahan pemetaan substrat dasar perairan seperti terumbu
karang disamping koreksi geometrik dan radiometrik dari data citra digital masih
memerlukan satu langkah lagi pre-processing untuk menggambarkan habitat di
bawah permukaan air. Karena terumbu karang adalah obyek di bawah permukaan
air, maka langkah pre-prosesing ini menjadi langkah yang sangat diperlukan dan
menjadi bagian yang sangat penting. Ketika cahaya melakukan penetrasi ke dalam
kolom air, intensitasnya akan berkurang secara eksponensial dengan
bertambahnya kedalaman (Pigawati. 2005).
Pemetaan dapat mengelompokkan suatu kumpulan wilayah yang berkaitan
dengan beberapa letak geografis wilayah yang meliputi dataran tinggi,
pegunungan, sumber daya dan potensi penduduk yang berpengaruh terhadap
sosial kultural yang memilki ciri khusus dalam penggunaan skala yang tepat.
sebuah tahapan yang harus dilakukan dalam pembuatan peta. Langkah awal yang
dilakukan dalam pembuatan data, dilanjutkan dengan pengolahan data, dan
penyajian dalam bentuk peta (Pigawati. 2005).
BAB III
METODELOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Praktkum ini dilaksanakan pada tanggal 26 September 2017. Pada pukul
13.00 WIB. Di Laboratorium Penginderaan Jauh, Program Studi Ilmu Kelautan,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengatahuan Alam, Universitas Sriwijaya.
2. Pilih add data untuk memasukan data yang akan kita gunakan, Kemudian pilih
data yg ingin kita masukan
3. Klik kanan pada Layers dan pilih properties, Setelah itu pilih coordinat system
dan pilih Geographic Coordinat System, lalu pilih world, pilih WGS 1984
kemudian OK.
4. Kemudian pilih tools georeferencing dan pilih add control point
5. Klik kiri pada daerah yang diingin kan dan kemudian klik kanan pilih input
DMS of lon and lat
6. Masukan nilai long dan lat nya pada kolom tabel dan lakukan hal yang sama
untuk titik selanjutnya
7. setelah selesai klik georeferencing dan kemudian pilih rectify
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
Dari keempat gambar diatas merupakan hasil dari proses registrasi peta
ataupun georeferencing pada titik yang pertama. Titik pertama ini berada
disebelah kanan atas pada saat kita melihat tampilan peta pada perangkat lunak
arcgis ini. Titik ini berada pada longitude 105° 05’ 00” E dengan latitude 2° 10’
00” S. tujuan dilakukan nya registrasi peta atau georeferencing ini yaitu agar titik
yang terdapat pada peta ini memiliki kesamaan dan tidak terjadi kesalahan
koordinat. Hal ini dapat dilihat pada titik kedua memiliki nilai longitude sebesar
105° 5’ 00”.
Dari hal tersebut dapat dilihat bahwa longitude merupakan garis lintang
yang membagi bumi belahan utara dengan bumi belahan selatan. Sehingga apabila
suatu wilayah pada peta bergerak dari kiri menuju kanan maka nilai longitude
akan memiliki perbedaan atau dengan kata lain berubah. Sementara apabila suatu
wilayah pada peta bergerak dari atas kebawah maka nilai latitude nya akan
memiliki perbedaan atau dengan kata lain berubah. Hal ini menyatakan bahwa
latitude adalah garis yang membelah bumi belahan barat dengan bumi belahan
timur
Titik kedua ini berada disebelah kanan bawah pada saat kita melihat
tampilan peta pada perangkat lunak arcgis ini. Titik ini berada pada longitude
105° 5’ 00” E dengan latitude 2° 30’ 00” S. tujuan dilakukan nya registrasi peta
atau georeferencing ini yaitu agar titik yang terdapat pada peta ini memiliki
kesamaan dan tidak terjadi kesalahan koordinat. Hal ini dapat dilihat pada titik
pertama memiliki nilai longitude sebesar 105° 05’ 00”.
Dari hal tersebut dapat dilihat bahwa longitude merupakan garis lintang
yang membagi bumi belahan utara dengan bumi belahan selatan. Sehingga apabila
suatu wilayah pada peta bergerak dari kiri menuju kanan maka nilai longitude
akan memiliki perbedaan atau dengan kata lain berubah. Sementara apabila suatu
wilayah pada peta bergerak dari atas kebawah maka nilai latitude nya akan
memiliki perbedaan atau dengan kata lain berubah. Hal ini menyatakan bahwa
latitude adalah garis yang membelah bumi belahan barat dengan bumi belahan
timur
Titik ketiga ini berada disebelah kiri bawah pada saat kita melihat
tampilan peta pada perangkat lunak arcgis ini. Titik ini berada pada longitude
145° 45’ 00” E dengan latitude 2° 30’ 00” S. tujuan dilakukan nya registrasi peta
atau georeferencing ini yaitu agar titik yang terdapat pada peta ini memiliki
kesamaan dan tidak terjadi kesalahan koordinat. Hal ini dapat dilihat pada titik
kedua memiliki nilai latitude sebesar 2° 30’ 00” S
Dari hal tersebut dapat dilihat bahwa longitude merupakan garis lintang
yang membagi bumi belahan utara dengan bumi belahan selatan. Sehingga apabila
suatu wilayah pada peta bergerak dari kiri menuju kanan maka nilai longitude
akan memiliki perbedaan atau dengan kata lain berubah. Sementara apabila suatu
wilayah pada peta bergerak dari atas kebawah maka nilai latitude nya akan
memiliki perbedaan atau dengan kata lain berubah. Hal ini menyatakan bahwa
latitude adalah garis yang membelah bumi belahan barat dengan bumi belahan
timur
Titik keempat ini berada disebelah kiri atas pada saat kita melihat tampilan
peta pada perangkat lunak arcgis ini. Titik ini berada pada longitude 104° 45’ 00”
E dengan latitude 2° 10’ 00” S. tujuan dilakukan nya registrasi peta atau
georeferencing ini yaitu agar titik yang terdapat pada peta ini memiliki kesamaan
dan tidak terjadi kesalahan koordinat. Hal ini dapat dilihat pada titik pertama
memiliki nilai latitude sebesar 2° 10’ 00” S
Dari hal tersebut dapat dilihat bahwa longitude merupakan garis lintang
yang membagi bumi belahan utara dengan bumi belahan selatan. Sehingga apabila
suatu wilayah pada peta bergerak dari kiri menuju kanan maka nilai longitude
akan memiliki perbedaan atau dengan kata lain berubah. Sementara apabila suatu
wilayah pada peta bergerak dari atas kebawah maka nilai latitude nya akan
memiliki perbedaan atau dengan kata lain berubah. Hal ini menyatakan bahwa
latitude adalah garis yang membelah bumi belahan barat dengan bumi belahan
timur
V.KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah:
1. Proses georeferencing merupakan suatu proses registrasi peta yang dilakukan
untuk menyamakan titik koordinat suatu peta.
2. Pemetaan dapat mengelompokkan suatu kumpulan wilayah yang berkaitan
dengan beberapa letak geografis wilayah.
3. Apabila suatu wilayah pada peta bergerak dari atas kebawah maka nilai latitude
nya akan memiliki perbedaan atau dengan kata lain berubah.
4. Longitude merupakan garis lintang yang membagi bumi belahan utara dengan
bumi belahan selatan.
5. Latitude adalah garis yang membelah bumi belahan barat dengan bumi belahan
timur
DAFTAR PUSTAKA