Khutbah I: Alaihissalâm)

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 3

Khutbah I Nabi Ibrahim untuk menyembelih anak kesayangannya, Ismail (‘alaihissalâm).

Seorang anak yang ia idam-idamkan bertahun-tahun karena istrinya sekian


lama mandul. Dalam Surat ash-Shaffat dijelaskan bahwa semula Nabi Ibrahim
ُ‫ اَهللُ أ َ ْك َب ُر اَهللُ أ َ ْك َب ُر اَهلل‬.‫ اَهللُ أ َ ْك َب ُر اَهللُ أ َ ْك َب ُر اَهللُ أ َ ْك َب ُر‬.‫اَهللُ أ َ ْك َب ُر اَهللُ أ َ ْك َب ُر اَهللُ أ َ ْك َب ُر‬ berdoa:

ُ‫ ََل ِإلهَ ِإَلَّ هللا‬،ً‫ص ْيال‬ ِ َ ‫س ْب َحانَ هللاِ بُ ْك َرة ً َوأ‬ ُ ‫ اَهللُ أ َ ْك َب ْر َك ِبي ًْرا َو ْال َح ْم ُد هللِ َك ِثي ًْرا َو‬.‫أ َ ْك َب ُر‬ َ‫صا ِل ِحين‬
َّ ‫ربّ ِ هَبْ ِلي ِمنَ ال‬.
َ
َّ‫ َلَ ِإلهَ إَِل‬،ُ‫اب َو ْح َده‬ َ َ‫ص َر َع ْب َدهُ َوأ َ َع َّز ُج ْن َدهُ َوهَزَ َم ْاْل َ ْحز‬ َ َ‫ص َدقَ َو ْع َدهُ َون‬ َ ،ُ‫َو ْح َده‬
ُ‫ضه‬ َ ‫ض َل بَ ْع‬ َّ َ‫ان َوف‬ ِ ‫الز َم‬ّ َ‫ِي َخلَق‬ ْ ‫لِل الَّذ‬
ِ ِ ‫ال َح ْم ُد‬. ‫ اَهللُ أ َ ْكبَ ُر َوهللِ اْل َح ْم ُد‬،‫هللاُ َوهللاُ أ َ ْكبَ ُر‬ “Ya Rabbku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-
‫ظ ُم فِ ْي َها‬ َّ ‫ضا ِئ ِل يُ َع‬ َ َ‫ش ُه ْو ِر َواْلَي َِّام َوالَليَا ِلي بِ َمزَ ايَا َوف‬ ُّ ‫ض ال‬ ُ ‫َص بَ ْع‬ َّ ‫ض فَخ‬ ٍ ‫َعلَى بَ ْع‬ orang yang shalih.”

‫سيِّ َدنا‬َ ‫ أ َ ْش َه ُد أ َ ْن َلَ ِإلَهَ ِإَلَّ هللاُ َو ْح َدهُ َلَ ش َِري َْك لَهُ َوأ َ ْش َه ُد أ َ َّن‬. ُ‫سنَات‬ َ ‫اْل َ ْج ُر وال َح‬ Allah lalu memberi kabar gembira dengan anugerah kelahiran seorang anak
‫س ِلّ ْم علَى‬ ّ ‫ص ّل و‬ َ ‫ اللّ ُه َّم‬.ِ‫الرشَاد‬ َّ ‫س ْولُهُ الدَّا ِعى ِبقَ ْو ِل ِه َوفِ ْع ِل ِه ِإ َلى‬ ُ ‫ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َر‬ yang amat cerdas dan sabar (ghulâm halîm). Hanya saja, ketika anak itu
menginjak dewasa, Nabi Ibrahim diuji dengan sebuah mimpi. Ia berkata, "Wahai
‫ أ َّما‬.ِ‫اء ال ِبالَد‬ ِ ‫ص َحا ِب ِه ُه َداةِ اْلَن َِام في أ َ ْن َح‬ ْ ‫س ْو ِل َك ُم َح ّم ٍد ِو َعلَى آ ِله وأ‬ ُ ‫ِك َو َر‬ َ ‫َع ْبد‬ anakku, dalam tidur aku bermimpi berupa wahyu dari Allah yang meminta aku
‫ت‬
ِ ‫الطا َعا‬ َّ ‫اس اتَّقُوا هللاَ تَعَالَى بِ ِف ْع ِل‬ ُ َّ‫ فيَا أَيُّ َها الن‬،ُ‫ب ْعد‬ untuk menyembelihmu. Bagaimana pendapat kamu?" Anak yang saleh itu
menjawab, "Wahai bapakku, laksanakanlah perintah Tuhanmu. Insya Allah
.‫ص ِّل ِل َر ِبّ َك َوا ْن َح ْر‬ َ َ‫ ف‬.‫َاك ْال َك ْوث َ َر‬ َ ‫ط ْين‬َ ‫ إِنَّا أ َ ْع‬:‫الى فِي ِكتَابِ ِه ْال َك ِري ِْم‬ َ َ‫فَقَ ْد قَا َل هللاُ تَع‬ kamu akan dapati aku termasuk orang-orang yang sabar."
.‫ِإ َّن شَانِئ َ َك ُه َو ْاْل َ ْبت َ ُر‬ Tatkala sang bapak dan anak pasrah kepada ketentuan Allah, Ibrâhîm pun
membawa anaknya ke suatu tumpukan pasir. Lalu Ibrâhîm membaringkan
Ismail dengan posisi pelipis di atas tanah dan siap disembelih.
Hari raya kurban atau biasa kita sebut Idul Adha yang kita peringati tiap tahun
Jamaah shalat Idul Adha hadâkumullâh,
tak bisa terlepas dari kisah Nabi Ibrahim sebagaimana terekam dalam Surat
ash-Shaffat ayat 99-111. Meskipun, praktik kurban sebenarnya sudah
Atas kehendak Allah, drama penyembelihan anak manusia itu batal
dilaksanakan putra Nabi Adam yakni Qabil dan Habil. Diceritakan bahwa
dilaksanakan. Allah berfirman dalam ayat berikutnya:
kurban yang diterima adalah kurban Habil bukan Qabil. Itu pun bukan daging
atau darah yang Allah terima namun ketulusan hati dan ketakwaan dari si
pemberi kurban. ُ ِ‫ِإ َّن َه َذا لَ ُه َو ْال َب َال ُء ْال ُمب‬
. َ‫ َوت َ َر ْكنَا َعلَ ْي ِه ِفي ْاْلَ ِخ ِرين‬.‫ َوفَ َد ْينَاهُ بِ ِذبْحٍ َع ِظ ٍيم‬.‫ين‬
َ‫ إِنَّهُ ِم ْن ِعبَا ِدنَا ْال ُمؤْ ِمنِين‬. َ‫ َكذَ ِل َك ن َْج ِزي ْال ُم ْح ِسنِين‬.‫يم‬ َ ‫س َال ٌم َعلَى إِب َْرا ِه‬ َ
‫َّللا لُ ُحو ُم َها َوَل ِد َما ُؤهَا َولَ ِك ْن يَنَالُهُ الت َّ ْق َوى ِم ْن ُك ْم‬
َ َّ ‫لَ ْن يَنَا َل‬
“Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak
Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai itu dengan seekor sembelihan yang besar. Kami abadikan untuk Ibrahim itu
(keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. (Al- (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian, (yaitu)
Hajj: 37) ‘Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim’. Demikianlah Kami memberi balasan
kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ia termasuk hamba-
Kendati sejarah kurban sudah berlangsung sejak generasi pertama umat hamba Kami yang beriman.”
manusia, namun syariat ibadah kurban dimulai dari cerita perintah Allah kepada
Hadirin, atau menyakiti satu manusia ibarat membunuh manusia atau menyakiti
manusia secara keseluruhan. Larangan mengorbankan manusia sebetulnya
Ibadah kurban tahunan yang umat Islam laksanakan adalah bentuk i’tibar atau penegasan kembali tentang luhurnya kemanusiaan di mata Islam dan
pengambilan pelajaran dari kisah tersebut. Setidaknya ada tiga pesan yang karenanya mesti dijamin hak-haknya.
bisa kita tarik dari kisah tentang Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail serta ritual
penyembelihan hewan kurban secara umum. Pelajaran yang ketiga yang bisa kita ambil adalah tentang hakikat
pengorbanan. Sedekah daging hewan kurban hanyalah simbol dari makna
Pertama, tentang totalitas kepatuhan kepada Allah subhânau wata’âla. Nabi korban yang sejatinya sangat luas, meliputi pengorbanan dalam wujud harta
Ibrahim yang mendapat julukan “khalilullah” (kekasih Allah) mendapat ujian benda, tenaga, pikiran, waktu, dan lain sebagainya.
berat pada saat rasa bahagianya meluap-luap dengan kehadiran sang buah
hati di dalam rumah tangganya. Lewat perintah menyembelih Ismail, Allah Pengorbanan merupakan manifestasi dari kesadaran kita sebagai makhluk
seolah hendak mengingatkan Nabi Ibrahim bahwa anak hanyalah titipan. sosial. Bayangkan, bila masing-masing manusia sekadar memenuhi ego dan
Anak—betapapun mahalnya kita menilai—tak boleh melengahkan kita bahwa kebutuhan sendiri tanpa peduli dengan kebutuhan orang lain, alangkah
hanya Allahlah tujuan akhir dari rasa cinta dan ketaatan. kacaunya kehidupan ini. Orang mesti mengorbankan sedikit waktunya,
misalnya, untuk mengantre dalam sebuah loket pejualan tiket, bersedia
menghentikan sejenak kendaraannya saat lampu merah lalu lintas menyala,
Nabi Ibrahim lolos dari ujian ini. Ia membuktikan bahwa dirinya sanggup
dan lain-lain. Sebab, keserakahan hanya layak dimiliki para binatang. Di sinilah
mengalahkan egonya untuk tujuan mempertahankan nilai-nilai Ilahi. Dengan
perlunya kita “menyembelih” ego kebinatangan kita, untuk menggapai
penuh ketulusan, Nabi Ibrahim menapaki jalan pendekatan diri kepada Allah
kedekatan (qurb) kepada Allah, karena esensi kurban adalah solidaritas
sebagaimana makna qurban, yakni pendekatan diri.
sesama dan ketulusan murni untuk mengharap keridhaan Allah. Wallahu
Sementara Nabi Ismail, meski usianya masih belia, mampu membuktikan diri a’lam.
sebagai anak berbakti dan patuh kepada perintah Tuhannya. Yang menarik,
ayahnya menyampaikan perintah tersebut dengan memohon pendapatnya
terlebih dahulu, dengan tutur kata yang halus, tanpa unsur paksaan. Atas dasar
kesalehan dan kesabaran yang ia miliki, ia pun memenuhi panggilan Tuhannya. ‫ َونَفَ َعنِي َو ِإيَّا ُك ْم ِب َما ِف ْي ِه ِم ْن آيَ ِة َو ِذ ْك ِر‬،‫آن اْل َع ِظي ِْم‬ ِ ‫ار َك هللا ِلي َولَ ُك ْم ِفى اْلقُ ْر‬ َ ‫َب‬
Jamaah shalat Idul Adha hadâkumullâh, ‫ َوأَقُ ْو ُل قَ ْو ِلي َه َذا‬،‫س ِم ْي ُع ال َع ِل ْي ُم‬ َّ ‫ْال َح ِكي ِْم َوتَقَبَّ َل هللاُ ِمنَّا َو ِم ْن ُك ْم ِتالَ َوتَهُ َو ِإنَّهُ ُه َو ال‬
Pelajaran kedua adalah tentang kemuliaan manusia. Dalam kisah itu di satu sisi
َّ ‫هللا العَ ِظي َْم إِنَّهُ ُه َو الغَفُ ْو ُر‬
‫الر ِحيْم‬ َ ‫فَأ ْست َ ْغ ِف ُر‬
kita diingatkan untuk jangan menganggap mahal sesuatu bila itu untuk
mempertahankan nilai-nilai ketuhanan, namun di sisi lain kita juga diimbau
untuk tidak meremehkan nyawa dan darah manusia. Penggantian Nabi Ismail
dengan domba besar adalah pesan nyata bahwa pengorbanan dalam bentuk
tubuh manusia—sebagaimana yang berlangsung dalam tradisi sejumlah
kelompok pada zaman dulu—adalah hal yang diharamkan.

Manusia dengan manusia lain sesungguhnya adalah saudara. Mereka


dilahirkan dari satu bapak, yakni Nabi Adam ‘alaihissalâm. Seluruh manusia
ibarat satu tubuh yang diciptakan Allah dalam kemuliaan. Karena itu membunuh
‫‪Khutbah II‬‬

‫‪.‬اَهللُ أ َ ْك َب ُر اَهللُ أ َ ْك َب ُر اَهللُ أ َ ْك َب ُر اَهللُ أ َ ْك َب ُر اَهللُ أ َ ْك َب ُر اَهللُ أ َ ْك َب ُر اَهللُ أ َ ْك َب ُر‬


‫لى ت َ ْوفِ ْي ِق ِه َوا ِْم ِتنَا ِن ِه‪َ .‬وأ َ ْش َه ُد أ َ ْن َلَ اِلَهَ ِإَلَّ‬ ‫ش ْك ُر لَهُ َع َ‬ ‫سا ِن ِه َوال ُّ‬ ‫لى ِإ ْح َ‬ ‫ا َ ْل َح ْم ُد هللِ َع َ‬
‫س ْولُهُ الدَّا ِعى َ‬
‫إلى‬ ‫سيِّ َدنَا ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َر ُ‬ ‫أن َ‬ ‫هللاُ َوهللاُ َو ْح َدهُ َلَ ش َِري َْك لَهُ َوأ َ ْش َه ُد َّ‬
‫س ِلّ ْم ت َ ْس ِل ْي ًما ِكثي ًْرا‬
‫ص َحابِ ِه َو َ‬ ‫س ِيّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد ِو َعلَى ا َ ِل ِه َوا َ ْ‬ ‫ص ِّل َعلَى َ‬ ‫ِرض َْوانِ ِه‪ .‬الل ُه َّم َ‬

‫اس اِتَّقُوهللاَ فِ ْي َما أ َ َم َر َوا ْنت َ ُه ْوا َع َّما نَ َهى َوا ْعلَ ُم ْوا أ َ َّن َ‬
‫هللا‬ ‫أ َ َّما بَ ْع ُد فَيا َ اَيُّ َها النَّ ُ‬
‫هللا َو َمآلئِ َكتَهُ‬ ‫أ َ َم َر ُك ْم ِبأ َ ْم ٍر َب َدأ َ فِ ْي ِه ِبنَ ْف ِس ِه َوثَـنَى ِب َمآل ئِ َكتِ ِه ِبقُ ْد ِس ِه َوقَا َل تَعاَلَى ِإ َّن َ‬
‫ص ِّل‬ ‫س ِلّ ُم ْوا ت َ ْس ِل ْي ًما‪ .‬الل ُه َّم َ‬‫صلُّ ْوا َعلَ ْي ِه َو َ‬
‫لى النَّ ِبى يآ اَيُّ َها الَّ ِذيْنَ آ َمنُ ْوا َ‬ ‫صلُّ ْونَ َع َ‬ ‫يُ َ‬
‫سيِّدِنا َ ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ا َ ْنبِيآئِ َك‬ ‫س ِلّ ْم َو َعلَى آ ِل َ‬ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َ‬ ‫َعلَى َ‬
‫س ِيّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َ‬
‫ع َمر‬ ‫الرا ِش ِديْنَ أَبِى بَ ْك ٍر َو ُ‬ ‫اء َّ‬ ‫ض اللّ ُه َّم َع ِن اْل ُخلَفَ ِ‬‫ار َ‬ ‫س ِل َك َو َمآلئِ َك ِة اْل ُمقَ َّربِيْنَ َو ْ‬ ‫َو ُر ُ‬
‫ان‬
‫س ٍ‬ ‫ص َحابَ ِة َوالتَّابِ ِعيْنَ َوتَابِ ِعي التَّابِ ِعيْنَ لَ ُه ْم بِا ِْح َ‬ ‫عثْ َمان َو َع ِلى َو َع ْن بَ ِقيَّ ِة ال َّ‬ ‫َو ُ‬
‫اح ِميْنَ‬ ‫الر ِ‬‫عنَّا َم َع ُه ْم ِب َر ْح َمتِ َك يَا ا َ ْر َح َم َّ‬ ‫ض َ‬ ‫ار َ‬ ‫اِلَىيَ ْو ِم ال ِ ّد ْي ِن َو ْ‬

‫ت اََلَ ْحيآ ُء ِم ْن ُه ْم‬ ‫ت َواْل ُم ْس ِل ِميْنَ َواْل ُم ْس ِل َما ِ‬ ‫اَلل ُه َّم ا ْغ ِف ْر ِل ْل ُمؤْ ِم ِنيْنَ َواْل ُمؤْ ِمنَا ِ‬
‫ص ْر‬ ‫ش ْر َك َواْل ُم ْش ِر ِكيْنَ َوا ْن ُ‬ ‫ت الل ُه َّم أ َ ِع َّز اْ ِإل ْسالَ َم َواْل ُم ْس ِل ِميْنَ َوأ َ ِذ َّل ال ِ ّ‬ ‫َواَْلَ ْم َوا ِ‬
‫اخذُ ْل َم ْن َخ َذ َل اْل ُم ْس ِل ِميْنَ َو َد ِ ّم ْر‬ ‫ص َر ال ِ ّديْنَ َو ْ‬ ‫ص ْر َم ْن نَ َ‬ ‫ِعبَا َد َك اْل ُم َو ِ ّح ِديَّةَ َوا ْن ُ‬
‫أ َ ْع َدا َءال ِ ّدي ِْن َوا ْع ِل َك ِل َماتِ َك ِإلَى يَ ْو َم ال ِ ّدي ِْن‪ .‬الل ُه َّم ا ْدفَ ْع َعنَّا اْلبَالَ َء َواْ َلوبَا َء‬
‫طنَ َع ْن َبلَ ِدنَا‬ ‫ظ َه َر ِم ْن َها َو َما َب َ‬ ‫س ْو َء اْل ِفتْنَ ِة َواْ ِلم َحنَ َما َ‬ ‫لزَلَ ِز َل َواْ ِلم َحنَ َو ُ‬ ‫َوا َّ‬
‫ان اْل ُم ْس ِل ِميْنَ عآ َّمةً َيا َربَّ اْل َعالَ ِميْنَ ‪َ .‬ربَّنَا آ ِتنا َ ِفى‬ ‫سائِ ِر اْلبُ ْل َد ِ‬‫صةً َو َ‬ ‫اِ ْندُونِ ْي ِسيَّا خآ َّ‬
‫سن ََاوا ِْن لَ ْم‬ ‫ظلَ ْمنَا ا َ ْنفُ َ‬
‫ار‪َ .‬ربَّنَا َ‬ ‫اب النَّ ِ‬ ‫سنَةً َو ِقنَا َع َذ َ‬ ‫ْلخ َر ِة َح َ‬ ‫سنَةً َو ِفى اْ ِ‬ ‫ال ُّد ْن َيا َح َ‬
‫هللا يَأ ْ ُم ُرنَا بِاْلعَ ْد ِل‬ ‫ت َ ْغ ِف ْر لَنَا َوت َ ْر َح ْمنَا لَنَ ُك ْون ََّن ِمنَ اْلخَا ِس ِريْنَ ‪ِ .‬عبَا َدهللاِ ! إِ َّن َ‬
‫ظ ُك ْم‬ ‫شآء َواْل ُم ْن َك ِر َواْلبَ ْغي يَ ِع ُ‬ ‫بى َويَ ْن َهى َع ِن اْلفَ ْح ِ‬ ‫ْتآء ذِي اْلقُ ْر َ‬ ‫ان َو ِإي ِ‬ ‫س ِ‬ ‫َواْ ِإل ْح َ‬
‫لى نِ َع ِم ِه يَ ِز ْد ُك ْم َولَ ِذ ْك ُر‬ ‫هللا اْل َع ِظي َْم يَ ْذ ُك ْر ُك ْم َوا ْش ُك ُر ْوهُ َع َ‬ ‫لَ َعلَّ ُك ْم ت َ َذ َّك ُر ْونَ َوا ْذ ُك ُروا َ‬
‫هللاِ أ َ ْك َب ْر‬

You might also like