Professional Documents
Culture Documents
BAB1aan Nurhayati
BAB1aan Nurhayati
BAB I
PENDAHULUAN
sistem nilai yang berkembang dalam kehidupan. Sistem nilai tersebut meliputi
namun lebih diarahkan pada pembentukan sikap, perilaku, dan kepribadian anak.
didik pada sikap, perilaku atau kepribadian yang benar agar mampu berkembang
pembelajaran harus mampu membantu peserta didik agar menjadi manusia yang
berbudaya tinggi dan bermoral tinggi. Untuk mewujudkan capaian tersebut salah
satu cara yang bisa dilakukan oleh seorang guru adalah dengan melaksanakan
oleh peneliti dinilai masih monoton. Hal ini terlihat pada pemilihan metode, alat
peraga maupun model pembelajaran serta hasil yang dicapai oleh peserta didik
masih rendah. Metode demonstrasi adalah cara mengajar di mana seorang guru
memahami materi tersebut, maka dipilih model yang bervariasi seperti metode
Belajar diperoleh dari apa yang telah dicapai oleh siswa setelah siswa melakukan
kegiatan belajar”. Prestasi belajar berkaitan dengan nilai yang diberikan guru
untuk mengetahui hasil akhir dalam waktu tertentu. Prestasi belajar juga
biasanya ditunjukkan dalam bentuk nilai atau huruf oleh guru yang bersangkutan.
tingkah laku pada orang tersebut, misal dari tidak tahu menjadi tahu dan tidak
pembelajaran. Ada dua aspek penilaian dalam mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam, yaitu aspek teori dan aspek praktik. Kedua aspek tersebut memiliki bobot
nilai yang sama. Bahkan menurut penulis aspek kemampuan praktik pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam sangat penting daripada teori. Pendapat ini
disyaratkan dengan tegas berdasarkan beberapa dalil 1), yaitu sebagai berikut :
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka
basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan
(basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka
mandilah, dan jika kamu sakit(403) atau dalam perjalanan atau kembali dari
tempat buang air (kakus) atau menyentuh(404) perempuan, lalu kamu tidak
memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah
mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu,
Maksudnya sakit yang tidak boleh kena air. (404) : Artinya: menyentuh. Menurut
Dalil kedua, sunah dari Abu Hurairoh r.a. bahwa Nabi SAW. Bersabda :
" Allah tidak menerima sholat yang dikerjakan salah seorang diantaramu bila ia
Dalil ketiga, ijma', kaum muslimin sepakat bahwa memang wudhu memang telah
ini. Tiada seorang pun yang menyangkal bahwa wudhu merupakan salah satu
ketentuan yang berasal dari agama. Kondisi peserta didik di SD Negeri Haneuar
kelas dua sekarang ini memiliki kemampuan praktik wudhu yang masih rendah.
pembelajaran 10% siswa dari 32 anak bermain sendiri, 30% siswa mengantuk,
30% siswa kurang memperhatikan dan 30% siswa kurang aktif. Berdasarkan
kompetensi dasar tentang praktik wudhu ini peneliti sengaja menggunakan dua
merupakan kunci utama untuk ibadah selanjutnya yaitu sholat, baik sholat wajib
maupun sunat. Ada beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya kompetensi ini
antara lain; alokasi waktu yang sedikit, fasilitas paraktik wudhu yang kurang,
5
kurang inovatif.
Belajar Pai Materi Wudhu Melalui Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas II SD
B. Rumusan Masalah
maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu: apakah
C. Tujuan Penelitian
meningkatkan prestasi belajar siswa dengan materi wudhu pada siswa kelas II SD
1. Hipotesis Tindakan
adalah jika metode demonstrasi dapat digunakan dengan baik dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa mata pelajaran PAI pada siswa kelas II SD Negeri Haneuar
2. Indikator Keberhasilan
E. Manfaat Penelitian
manfaat itu :
1. Guru.
untuk belajar.
perbaikan tersebut.
2. Siswa.
individual.
7
b. Siswa akan menguasai guru untuk selalu mengadakan analisis terhadap hasil
3. Sekolah.
pendidikan.
F. Definisi Operasional
pemahaman serta agar tidak terjadi kesalahan pemahaman terhadap judul di atas
1. Prestasi Belajar :
Kata prestasi berasal dari Bahasa Belanda yaitu prestatie. Dalam bahasa
Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti “hasil usaha” kata prestasi banyak
digunakan dalam berbagai bidang dan kegiatan, antara lain dalam kesenian, olah
2. Metode Demonstrasi :
a. Metode
Metode adalah cara yang telah teratur dan berfikir baik-baik untuk
767). Maksudnya yaitu suatu cara yang digunakan untuk meningkatkan prestasi
siswa.
b. Demonstrasi
8
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
PTK merupakan
Rencana
Rencana
Refleksi
Observasi
Tindakan
Refleksi
Observasi
Tindakan
9
TINDAKAN KEDUA
DAN SELANJUTNYA
MONITORING DAN PENYIDIKAN KEMBALI
ATAU
ATAU
TERUS KE TAHAPAN
TINDAKAN KEDUA
DAN SELANJUTNYA
3. Subyek Penelitian
siswa.
4. Instrumen Penelitian
sebagai berikut:
a) Test
tentang mata pelajaran Pendidikan Agama Islam khususnya pada pada pokok
10
bahasan Praktik Wudhu. Test praktek wudhu tentang cara bersuci tentang rukun
dan sunah wudhu secara urut dan tertib yaitu rukun wudhu (niat, membasuh
muka, membasuh kedua tangan hingga siku, menyapu kepala, membasuh kedua
kaki) dan sunah wudhu (membasuh tangan, berkumur, membasuh lubang hidung,
wudhu). Dalam proses penilaian praktek tentang rukun dan sunah wudhu peneliti
dibantu oleh kolaborator (Ibu Mahmudah, Ibu Ratna Baroroh dan Ibu Asyiah).
b) Lembar Pengamatan
Sebuah lembar untuk mengamati guru dan siswa pada waktu pembelajaran
5. Pengumpulan Data
kolaborator (Ibu Mahmudah, Ibu Ratna Baroroh dan Ibu Asyiah) untuk
rukun dan sunah wudhu dengan menggunakan air suci dan mensucikan di
mushola sekolah.
6. Analisis Data
dilakukan analisis data. Pada penelitian tindakan kelas ini menggunakan statistik
sederhana yaitu:
11
a) Untuk menilai ulangan atau tes formatif peneliti melakukan penjumlahan nilai
yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di
kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif, dapat dirumuskan sebagai
berikut:
M = ∑x
berikut:
P= Fx 100%
Keterangan :
F = frekuensi
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Peranan Wudhu
Peranan wudhu adalah penting karena orang yang hendak melaksanakan sholat,
sahnya sholat.
B. Prestasi Belajar
1. Prestasi
Prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu “prestatie” sedang dalam kamus
Bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti “hasil usaha” (Arifin, 2002:2).
Prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dikerjakan atau dilakukan
(Depdiknas, 2007:895).
Kehadiran prestasi belajar dalam kehidupan manusia pada tingkat dan jenis
mereka yang masih berada dibangku sekolah sangat mengharapkan yang namanya
prestasi.
2. Belajar
13
a. Pengertian Belajar
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, belajar memiliki arti berusaha memperoleh
kepandaian atau ilmu. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam
sebagai proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui atau
pengalaman.
proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi (hubungan) dengan
b. Ciri-ciri Belajar
Seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau seseorang
Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri seseorang akan
berlangsung secara terus-menerus dan tidak statis. Suatu perubahan yang terjadi
14
dan bertujuan untuk memperoleh suatu yang lebih baik dari sebelumnya.
Perubahan yang terjadi karena proses belajar yang bersifat menetap atau
permanen. Hal ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan
bersifat menetap.
Hal ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang
akan dicapai. Perubahan belajar terarah kepada perubahan tingkah laku yang
benar-benar disadari.
c. Prinsip-prinsip Belajar
3) Prinsip tujuan, tujuan harus tergambar jelas dalam pikiran dan diterima oleh
dirinya dengan pengalaman baru. Belajar afektif mencakup nilai emosi, dorongan,
7) Prinsip transfer dan retensi, belajar dianggap bermanfaat bila seseorang dapat
d. Tujuan belajar
(Ngalim Purwanto,2007:5).
1) Faktor internal
a) Faktor fisiologis
Faktor fisiologis adalah faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu.
seseorang. Kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaryh positif
terhadap kegiatan belajar individu. Sebaliknya kondisi fisik yang lemah dan sakit
Selama proses belajar berlangsung, peran fungsi jasmani pada tubuh manusia
sangat mempengaruhi hasil belajar, terutama panca indra. Panca indra yang
berfungsi dengan baik akan mempermudah aktivitas belajar dengan baik pula.
b) Faktor psikologis
proses belajar.
tepat. Kecerdasan merupakan faktor psikologis yang paling penting dalam proses
belajar siswa, karena itu menentukan kualitas belajar siswa. Semakin tinggi
(2) Motivasi
Motivasi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi keefektifan kegiatan belajar
siswa. Motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan kegiatan belajar. Para
(3) Minat
Minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang
Karena jika seseorang tidak memiliki minat untuk belajar, ia akan tidak
(4) Sikap
proses belajarnya. Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa
kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap
terhadap obyek, orang, peristiwa dan sebagainya, baik secara positif maupun
negatif.
(5) Bakat
Bakat adalah kemampuan seseorang yang menjadi salah satu komponen yang
diperlukan dalam proses belajar seseorang. Apabila bakat seseorang sesuai dengan
bidang yang sedang dipelajari, maka bakat itu akan mendukung proses belajarnya
2) Faktor eksternal
a) Lingkungan sosial
(1) Lingkungan sosial sekolah seperti guru, administrasi dan teman-teman sekelas
antara ketiganya dapat menjadikan motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baik di
sekolah. Perilaku yang simpatik dan dapat menjadi teladan seorang guru atau
pengangguran dan anak terlantar juga dapat mempengaruhi aktifitas belajar siswa,
paling tidak siswa kesulitan ketika memerlukan teman belajar, diskusi atau
siswa. Hubungan antara anggota keluarga, orang tua, anak, kakak, atau adik yang
(1) Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar, tidak panas dan tidak
dingin, sinar yang tidak terlalu silau atau kuat, atau tidak terlalu lemah/gelap,
suasana yang sejuk dan tenang. Lingkungan keluarga alamiah tersebut merupakan
20
kondisi lingkungan alam tidak mendukung, proses belajar siswa akan terhambat.
(2) Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar yang dapat digolongkan dua
belajar, lapangan olah raga dan lain sebagainya. Kedua software, seperti
sebagainya.
disesuaikan dengan usia perkembangan siswa, karena itu guru dapat memberikan
konstribusi yang positif terhadap aktivitas belajar siswa. Maka guru harus
menguasai materi pelajaran dan berbagai metode mengajar yang dapat diterapkan
3. Prestasi Belajar
(http:/id.shvoong.com/social-scienses/education/fungsi-utama-prestasi-belajar.
1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah
2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Asumsi bahwa
para ahli psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai tendensi keingintahuan dan
21
adalah bahwa prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi anak didik dalam
4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ektern dari suatu institusi
pendidikan. Indikator intern dalam hal ini bahwa dalam prestasi belajar dapat
kurikulum yang digunakan relevan dengan kebutuhan masyarakat dan anak didik.
Indikator ekstern dalam arti tinggi rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan
anak didik. Dalam proses belajar mengajar anak didik merupakan masalah yang
utama dan pertama karena anak didiklah yang diharapkan dapat menyerap seluruh
usaha belajarnya.
2) Sebagai tolak ukur bagi guru untuk manilai ukuran tingkat keberhasilan
Kegunaan prestasi belajar banyak ragamnya, tergantung kepada ahli dan fersinya
mempengaruhinya baik dari dalam diri (internal) maupun dari luar diri (eksternal)
individu.
a) Faktor jasmani (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh,
yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh dan
sebagainya.
b) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh terdiri
atas:
23
(1) Faktor intelektif yang meliputi faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat
(2) Faktor non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap,
C. Metode Demonstrasi
suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya
ataupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan. Dengan metode
pengertian dengan baik dan sempurna. Juga siswa dapat mengamati dan
jelas tentang hal-hal yang berhubungan dengan proses mengatur sesuatu, proses
beruntun dan tertulis dipapan tulis atau pada kertas lembar, agar dapat dibaca
3. Pelaksanaan Demonstrasi
25
mulai melaksanakan demontrasi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain
b. Siapkanlah siswa, barang kali ada beberapa hal yang perlu dicatat.
sasaran.
pertanyaan atau masalah dan mengadakan latihan atau percobaan lebih lanjut yang
b. Fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai tidak selalu tersedia
dengan baik
a. Dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret, sehingga
kecil dengan menggunakan air suci lagi dapat mensucikan pada anggota tubuh
yang telah ditentukan. Sebagaimana ibadah lain, wudhupun ada rukun (fardhu)
dan sunah-sunahnya. Rukun atau fardhu adalah tindakan yang wajib dilaksanakan.
Apabila rukun atau fardhu tidak dilaksanakan maka wudhunya tidak sah. Adapun
1. Rukun Wudhu
27
Pengucapan niat tidak dianjurkan hukum syara‟. Dalil wajib niat adalah hadis
Umar r. a.,
“Rasulullah pernah bersabda, sesungguhnya sah atau tidak suatu amal itu
tergantung dari niatnya. Dan yang teranggap bagi setiap orang apa yang ia
niatkan. Maka siapa berhijrah (mengungsi dari daerah kafir ke daerah islam)
semata-mata karena taat kepada Allah dan Rasulullah, maka hijrah itu diterima
oleh Allah dan Rasulullah. Dan siapa yang hijrah karena keuntungan dunia yang
dikejar, atau karena perempuan yang akan dikawin, maka hijrahnya terhenti pada
apa yang niat hijrah kepadaNya.” (HR Buchary Muslim, Bahreisj, Salim. 1986.
b. Membasuh muka satu kali. Maksudnya mengalirkan air ke bagian muka karena
arti membasuh itu ialah mengalirkan. Batas panjang muka ialah dari puncak
kening hingga dagu, sedangkan lebarnya adalah dari pinggir telinga hingga ke
c. Membasuh kedua tangan hingga kedua siku. Siku adalah sendi yang
menghubungkan tangan dengan lengan. Kedua siku adalah wajib karena yang
demikian itu senantiasa dilakukan oleh Nabi, dan tidak pernah ada keterangan lain
Perbuatan menyapu tidak akan terwujud tanpa adanya gerakan dari salah satu
e. Membasuh kedua kaki serta ruas jari. Inilah keterangan yang jelas dan
berdasarkan hadist mutawatir dari perbuatan serta perkataan Rasulullah saw. Ibnu
beliau sempat menyusul kami lagi sedangkan waktu „ashar sudah sempit. Kami
pun segera berwudhu dan membasuh kaki. Rasulullah saw pun berseru sekeras
suaranya, “celakalah ruas-ruas jari yang tidak sempurna dicuci, karena ia akan
dijilat api neraka” Rasulullah mengulangi perkataan itu sebanyak dua kalimat atau
tiga kali”.
bahwa wajib membasuh kedua ruas jari”. (Sayyid Sabiq, 2006:50-51). Semua
fardhu yang tersebut di atas tercantum dalam firman Allah Ta‟ala “Hai orang-
orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan sholat maka basuhlah
mukamu dan tanganmu sampai kedua siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh)
kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan
jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus)
tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia
29
f. Tertib dan berurutan karena Allah Ta‟ala menyebutkan dalam ayat tersebut
fardhu-fardhu wudhu secara berurutan dengan memisahkan kedua kaki dari kedua
2. Sunah Wudhu
dengan hadist yang kuat dan boleh dijadikan landasan hukum, disamping bacaan
b. Menggosok gigi atau siwak. Siwak dapat diartikan kayu yang biasa dipakai
untuk menggosok gigi dan dapat diartikan menggosok gigi. Seperti biasanya tanpa
harus menggunakan siwak. Dengan kata lain setiap benda yang kesat yang dapat
c. Mencuci kedua telapak tangan. Untuk mencuci kedua telapak tangan sewaktu
f. Menyelang-nyelangi jenggot.
j. Tayamum artinya mendahulukan basuhan yang sebelah kanan, lalu bagian yang
lainnya. Seseorang yang sedang berwudhu tidak boleh melakukan pekrjaan lain,
m. Menyapu kedua telinga. Cara menyapu kedua telinga menurut sunnah adalah
menyapu bagian dalam dengan kedua telunjuk dan bagian luar dengan kedua ibu
jari. Disamping itu, menyapukan untuk bagian kepala karena ia termasuk bagian
darinya.
anggota-anggota lain adalah dengan membasuh lengan di atas siku serta betis di
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
Siklus ini direncanakan pada tanggal 4 April 2016 , secara garis besar
1. Perencana
2. Pelaksanaan
a. Kegiatan awal
3) Mlaksanakan apersepsi
b. Kegiatan inti
tujuan untuk memusatkan perhatian siswa dan mengarahkan minat siswa untuk
mengikuti pembelajaran.
33
2) Guru menjelaskan materi tentang gerakan rukun wudhu dan tata cara
4) Guru membagi menjadi 8 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 orang dan
c. Kegiatan akhir
3. Observasi
Dalam tahap ini dilakukan observasi atau pengamatan yang dilakukan oleh
peneliti dalam mengamati siswa pada waktu terjadi proses belajar mengajar
berlangsung. Maka dari itu peneliti mengamati bahwa proses belajar mengajar
adalah guru sudah siap sesuai dengan RPP, pemberian motivasi belajar siswa,
memberikan evaluasi bagi siswa tentang rukun wudhu. Siswa juga diaktifkan
4. Refleksi
c. Siswa masih belum paham tentang materi yang disampaikan oleh guru tentang
d. Masih ada siswa yang tidak memperhatikan saat guru menyampaikan materi
e. Ada siswa yang masih malu-malu dalam mempraktikkan gerakan rukun wudhu
indikator keberhasilan belum terpenuhi. Apabila hal ini terjadi, maka akan
dilanjutkan pada siklus II. Kelemahan-kelemahan ini akan diperbaiki pada siklus
II.
Siklus ini dilaksanakan pada tanggal 11 April 2016 secara garis besar pelaksanaan
1. Perencana
2. Pelaksanaan
35
a. Kegiatan awal
3) Melaksanakan apersepsi
b. Kegiatan inti
1) Guru menjelaskan materi tentang gerakan wudhu dan tata cara melaksanakan
sunah wudhu
3) Guru membagi menjadi 8 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 orang dan
wudhu.
c. Kegiatan akhir
3. Observasi
36
I. Dalam tahap ini dilakukan observasi atau pengamatan yang dilakukan oleh
peneliti untuk mengamati siswa dalam proses belajar mengajar. Maka dari itu
peneliti mengamati bahwa proses belajar mengajar adalah guru sudah siap sesuai
siswa. Siswa juga diaktifkan untuk bertanya, supaya siswa lebih bisa menerima
pelajaran.
4. Refleksi
c. Masih ada siswa yang tidak memperhatikan saat guru menyampaikan materi
d. Ada siswa yang masih malu-malu dalam mempraktikkan gerakan sunah wudhu
melanjutkan pada siklus III. Kelemahan-kelemahan yang ada akan diperbaiki pada
siklus III.
Siklus ini direncanakan pada tanggal 18 April 2016 , secara garis besar
1. Perencana
gambar cara berwudhu untuk demonstrasi tentang rukun dan sunah wudhu.
2. Pelaksanaan
Siklus III direncanakan pada tanggal 18 April 2016 . Peneliti siklus III ini
a. Kegiatan awal
b. Kegiatan inti
1) Guru menjelaskan kembali materi tentang gerakan wudhu dan tata cara
3) Guru membagi menjadi 8 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 orang dan
c. Kegiatan akhir
2) Guru memberikan test melalui demonstrasi tentang rukun dan sunah wudhu.
3. Observasi
Kegiatan pengamatan pada siklus III dilakukan untuk memperbaiki dari tindakan
pembelajaran yang dilakukan pada siklus II. Dalam tahap ini dilakukan observasi
atau pengamatan yang dilakukan oleh peneliti untuk mengamati siswa dalam
proses belajar mengajar. Maka dari itu peneliti mengamati bahwa proses belajar
mengajar adalah guru sudah siap sesuai dengan RPP, pemberian motivasi belajar
dan memberikan evaluasi bagi siswa. Siswa juga diaktifkan untuk bertanya,
4. Refleksi
a. Tidak ada siswa yang bermain sendiri pada waktu pelajaran berlangsung
belajar telah terpenuhi sebesar 75%, siswa mampu mempraktekkan rukun dan
sunah wudhu dengan baik dan benar dari nilai KKM 75, maka siklus dihentikan.
40
BAB IV
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Siklus I
a. Perencanaan
pembelajaran.
gambar cara berwudhu untuk demonstrasi tentang rukun wudhu. Gambar cara
peserta didik. Lembar observasi ini untuk mengetahui perkembangan peserta didik
b. Pelaksanaan
Tujuannya agar siswa dapat memusatkan perhatian dan mengarah minat siswa
2) Guru membagi menjadi 8 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 orang dan
guru untuk didiskusikan. Setelah itu guru menunjuk 1 siswa pada setiap kelompok
untuk mempraktekkan rukun wudhu. Siswa yang lain memperhatikan gerakan dari
siswa-siswa tersebut dan apabila ada gerakan yang salah, maka siswa yang lain
c. Observasi
Dengan instrumen yang telah disiapkan peneliti dan 3 kolaborator yaitu Ibu
Mahmudah, Ibu Ratna Baroroh dan Ibu Asyiah untuk melakukan pengamatan atau
Tabel 4.1.
Hasil Pengamatan terhadap Pembelajaran Guru pada Siklus I
N ASPEK YAN G DINILAI Penilaian
O
1 Pemberian motivasi belajar 1 2 3 4
2 Kejelasan dan sistematika √
penyampaian materi
3 Pengelolaan pembelajaran √
4 Kejelasan suara √
5 Penguasaan ahan √
6 Tuntutan pencapaian/ketercapaian kompetensi √
siswa
7 Memberikan evaluasi √
8 Ketepatan strategi pembelajaran √
Keterangan:
1 : kurang/rendah
2 : cukup/sedang
3: baik/tinggi
4: sangat baik/sangat tinggi
42
suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam
pembelajaran di sekolah
Selain itu, tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) juga dapat digolongkan atas
dua jenis, tujuan utama dan tujuan sertaan. Tujuan_tujuan tersebut adalah sebagai
berikut:
berikut :
43
2. Langkah-langkah penelitian
Tahap-tahap dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari empat tahapan
Merupakan bagian awal yang harus dilakukan peneliti sebelum seluruh rangkaian
pembelajaran berlangsung.
menyenangkan.
Pada tahap ini segala aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran diamati,
dicatat dan danilai, kemudian dianalisis untuk dijadikan umpan balik. Aktivitas
memperhatikan penjelasan guru, bertanya mengenai materi yang belum jelas, rasa
(reflection), meliputi :
siklus III.
tersebut, yang akan dipergunakan untuk memperbaiki kinerja guru pada tahap
Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut di atas adalah unsur untuk
membentuk siklus, yaitu satu putaran beruntun yang kembali kelangkah semula.
Jadi satu siklus adalah dari tahap penyusunan rancangan sampai dengan refleksi.
Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan dalam bagan
yang berbeda namun secara garis besar tahapan diatas yang lazim dilalui, tahap-
Dalam hal ini dapat digambarkan dengan model dan rancangan tindakan dalam
gambar berikut :
Tabel 4.2
3 Pengelolaan pembelajaran
4 Kejelasan suara
5 Penguasaan bahan
6 Tuntutan pencapaian/ketercapaian
kompetensi siswa
7 Memberikan evaluasi
8 Ketepatan strategi pembelajaran
Keterangan:
1 : kurang/rendah
2 : cukup/sedang
3: baik/tinggi
4: sangat baik/sangat tinggi
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat banyaknya aktifitas mengajar guru yang
suara. Pada siklus I dapat disimpulkan bahwa kemampuan guru dalam mengelola
kelas masih buruk dilihat dari banyaknya aktifitas mengajar guru yang
mendapatkan nilai kurang dan perlu dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya.
2) Lembar observasi kegiatan peserta didik dengan materi praktek rukun wudhu.
Tabel 4.3.
Hasil Pengamatan terhadap Kegiatan Pembelajaran Siswa pada Siklus I (Rukun
Wudhu)
N0 Nama nia Memba Membasu Mengu Membasu tertib juml
siswa t suh h kedua sap h kedua ah
muka tangan kepala kakai
sampai sampai
sikut ruas jari
1. Agus 6 6 7 10 7 6 62
2. Anisa 15 13 12 16 11 10 77
3 Dina 7 7 7 11 7 7 46
4 Satrio Adi 7 8 8 9 8 8 48
5 Ahmad 9 13 12 17 13 13 77
6 Adi Firya 10 13 13 17 14 14 78
7 Ahmad 6 9 9 12 9 8 53
8 Aji Priyo 8 10 10 13 9 9 60
9 Aufalakh 8 14 13 16 14 13 78
10 Aldi Aidil 9 14 13 16 13 14 79
11 Anang 8 7 8 12 9 9 53
12 Andika 9 9 9 11 9 9 56
13 Anisa 15 13 13 16 10 12 79
14 Aris 6 7 8 9 8 8 46
15 Aryojali 11 14 14 15 12 13 75
16 Desi 8 14 13 16 13 13 77
17 Desiana 7 8 9 10 7 8 49
18 Dyah 8 8 9 11 8 8 52
19 Dimas 8 8 8 11 8 8 51
20 Erma 11 13 12 17 12 11 76
21 Hari 9 14 13 16 14 13 79
22 Jihaan 8 8 9 12 8 8 51
23 Lusiana 8 10 10 13 8 8 65
24 Fahmi 9 13 13 18 14 14 81
25 Satriyo 9 14 13 18 14 14 81
47
26 Eruanda 7 10 11 10 8 8 54
27 Marlinda 8 9 11 10 8 8 54
28 M. Fuadi 9 14 14 17 14 14 82
29 M. Zidan 10 9 9 14 9 9 60
30 Natania 11 9 10 15 8 10 63
31 Rendi 10 10 10 15 10 10 65
32 Siti 11 14 13 17 14 13 82
Keterangan:
10-70 = tidak tuntas
75-100 = tuntas
Dari tabel di atas dapat dilihat siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 75 (tidak
tuntas) sebanyak 18 siswa atau 56% dari semua siswa kelas II. Hasil siswa yang
mendapatkan nilai 75 atau lebih (tuntas) sebanyak 14 siswa atau 44% dari semua
siswa kelas II. Pada siklus I ini dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam
mempraktekkan rukun wudhu masih rendah, maka perlu dilakukan perbaikan pada
siklus berikutnya. Berdasarkan data di atas dapat ditampilkan dalam tabel berikut:
Tabel 4.4
2 ≥ 14 44% Tuntas
75
3 Total 3 100%
2
Berdasarkan tabel di atas, prestasi belajar pada siklus I ditemukan 18 siswa (56%)
tidak tuntas, 14 siswa (44%) tuntas dalam belajar. Dengan demikian, indikator
keberhasilan belajar ketuntasan siswa sebesar 75% atau nilai KKM sebesar 75 tidak
d. Refleksi
Tabel 4.5.
48
Hasil Pengamatan Kondisi Siswa selama Proses Pembelajaran Materi Rukun Wudhu
pada Siklus I.
Pada siklus I hasil pengamatan kondisi siswa selama proses pembelajaran terlihat
bahwa siswa yang kurang aktif sebanyak 24 anak atau sebesar 75%. Siswa yang
49
bermain sendiri sebanyak 14 anak atau sebesar 44%. Siswa yang tidak
memperhatikan saat proses pembelajaran sebanyak 19 anak atau sebesar 59%. Siswa
yang masih malu-malu dalam mempraktekkan rukun wudhu sebanyak 26 anak atau
sebesar 81%. Siswa yang kurang paham materi rukun wudhu sebanyak 20 anak atau
siswa kurang baik dalam mengikuti proses pembelajaran, maka perlu ada perbaikan
2. Deskripsi Siklus II
a. Perencanaan
pembelajaran.
gambar cara berwudhu untuk demonstrasi tentang sunah wudhu. Gambar cara
peserta didik. Lembar observasi ini untuk mengetahui perkembangan peserta didik
b. Pelaksanaan
1) Guru menjelaskan materi tentang gerakan wudhu dan tata cara melaksanakan
sunah wudhu.
2) Guru membagi menjadi 8 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 orang dan
yang diperlihatkan oleh guru untuk didiskusikan. Setelah itu guru menunjuk 1
50
siswa pada setiap kelompok untuk mempraktekkan sunah wudhu. Siswa yang lain
memperhatikan gerakan dari siswa-siswa tersebut dan apabila ada gerakan yang
salah, maka siswa yang lain dapat membetulkan gerakan sunah wudhu tersebut.
pembelajaran berlangsung.
c. Observasi
Tabel 4.6.
Hasil Pengamatan terhadap Pembelajaran Guru pada Siklus II
belajar √
2 Kejelasan dan sistematika √
penyampaian materi
3 Pengelolaan √ √
pembelajaran
4 Kejelasan √
suara
5 Penguasaan √
bahan
6 Tuntutan √
51
pencapaian/ketercapaian
kompetensi siswa
7 Memberikan √
evaluasi
8 Ketepatan strategi √
pembelajaran
Keterangan:
1 : kurang/rendah
2 : cukup/sedang
3: baik/tinggi
4: sangat baik/sangat tinggi
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat banyaknya aktifitas mengajar guru yang
siswa. Hasil pengamatan selanjutnya terhadap aktifitas guru yang mendapat nilai 2
bahwa kemampuan guru dalam mengelola kelas cukup baik dilihat dari anyaknya
aktifitas mengajar guru yang mendapatkan nilai cukup dan perlu dilakukan
2) Lembar observasi kegiatan peserta didik dengan materi praktek sunah wudhu.
Tabel 4.7.
Hasil Pengamatan terhadap Kegiatan Pembelajaran Siswa pada Siklus II
(SunahWudhu)
N0 Nama Sebelum jumla
siswa udhu Ketika Doa h
udhu sete
lah
berku wud
mur hu
52
tuntas) sebanyak 14 siswa atau 44% dari semua siswa kelas II. Hasil siswa yang
mendapatkan nilai 75 atau lebih (tuntas) sebanyak 18 siswa atau 56% dari semua
53
siswa kelas II. Pada siklus II ini dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa
dalam mempraktekkan sunah wudhu sudah cukup baik, namun perlu dilakukan
Tabel 4.8
2 ≥ 18 56% Tuntas
75
3 Total 3 100%
Berdasarkan tabel di atas, prestasi belajar pada siklus II ditemukan 14 siswa (44%)
tidak tuntas, 18 siswa (56%) tuntas dalam belajar. Dengan demikian, indikator
keberhasilan belajar ketuntasan siswa sebesar 75% atau nilai KKM sebesar 75 tidak
d. Refleksi
Tabel 4.9.
Hasil Pengamatan Kondisi Siswa selama Proses Pembelajaran Materi Sunah
Wudhu pada Siklus II.
4 Satrio Adi √ √ √ √ √
5 Ahmad √ - √ √ √
6 Adi Firya - - √ √ -
7 Ahmad √ √ √ √ √
8 Aji Priyo √ - √ √ √
9 Aufalakh √ √ - √ -
10 Aldi Aidil - - - √ -
11 Anang √ √ √ √ √
12 Andika √ - √ - √
13 Anisa - - - - -
14 Aris √ √ √ √ √
15 Aryojali - √ - - -
16 Desi √ - - - -
17 Desiana √ √ √ √ √
18 Dyah √ √ √ √ √
19 Dimas √ - √ √ √
20 Erma - - - √ -
21 Hari - - - - -
22 Jihaan √ - √ √ √
23 Lusiana √ - √ - √
24 Fahmi - - - - -
25 Satriyo √ √
26 Eruanda - - - √ -
27 Marlinda √ - √ √ √
28 M. Fuadi - √ - - -
29 M. Zidan √ - - - -
30 Natania √ √ √ √ √
31 Rendi - √ √ √ √
32 Siti - √ √ - -
Pada siklus II hasil pengamatan kondisi siswa selama proses pembelajaran terlihat
bahwa siswa yang kurang aktif sebanyak 17 anak atau sebesar 53%. Siswa yang
bermain sendiri sebanyak 13 anak atau sebesar 41%. Siswa yang tidak
memperhatikan saat proses pembelajaran sebanyak 17 anak atau sebesar 53%. Siswa
yang masih malu-malu dalam mempraktekkan sunah wudhu sebanyak 18 anak atau
sebesar 56%. Siswa yang kurang paham materi sunah wudhu sebanyak 16 anak atau
siswa kurang baik dimana siswa yang masih malu-malu dalam mempraktekkan sunah
a. Perencanaan
pembelajaran.
2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung seperti tempat wudhu dan gambar
cara berwudhu untuk demonstrasi tentang rukun dan sunah wudhu. Gambar cara
3) Menyiapkan lembar observasi kegiatan guru dan lembar observasi kegiatan peserta
didik. Lembar observasi ini untuk mengetahui perkembangan peserta didik dalam
b. Pelaksanaan
1) Guru menjelaskan materi tentang gerakan wudhu dan tata cara melaksanakan
2) Guru membagi menjadi 8 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 orang dan
pada gambar yang diperlihatkan oleh guru untuk didiskusikan. Setelah itu guru
menunjuk 1 siswa pada setiap kelompok untuk mempraktekkan rukun dan sunah
wudhu. Siswa yang lain memperhatikan gerakan dari siswa-siswa tersebut dan
apabila ada gerakan yang salah, maka siswa yang lain dapat membetulkan gerakan
3) Guru melakukan evaluasi tentang rukun dan sunah wudhu. Tujuannnya untuk
c. Observasi
Tabel 4.10.
Hasil Pengamatan terhadap Pembelajaran Guru pada Siklus III
belajar √
2 Kejelasan dan sistematika √
penyampaian materi
3 Pengelolaan √
pembelajaran
4 Kejelasan √
suara
5 Penguasaan √
bahan
6 Tuntutan √
pencapaian/ketercapaian
kompetensi siswa
57
7 Memberikan √
evaluasi
8 Ketepatan strategi √
pembelajaran
Keterangan:
1 : kurang/rendah
2 : cukup/sedang
3: baik/tinggi
4: sangat baik/sangat tinggi
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat banyaknya aktifitas mengajar guru yang
selanjutnya terhadap aktifitas guru yang mendapat nilai 3 (baik/tinggi) yaitu kejelasan
Hasil pengamatan guru yang mendapat nilai 4 (sangat baik/sangat tinggi) yaitu
pemberian motivasi belajar. Pada siklus III dapat disimpulkan bahwa kemampuan
guru dalam mengelola kelas sudah baik dilihat dari banyaknya aktifitas mengajar
2) Lembar observasi kegiatan peserta didik dengan materi praktek rukun dan
sunah wudhu.
Tabel 4.11
23 Lusiana 12 13 11 10 8 21 75
24 Fahmi 12 13 14 15 8 19 81
25 Satriyo 12 13 14 15 8 21 83
26 Eruanda 12 13 14 10 8 20 77
27 Marlinda 10 10 10 10 8 12 60
28 M. Fuadi 12 13 14 15 8 20 82
29 M. Zidan 12 13 14 10 8 15 72
30 Natania 12 13 13 10 8 20 66
31 Rendi 15 15 14 15 8 24 89
32 Siti 12 13 14 15 8 20 82
Keterangan:
10-70 = tidak tuntas
75-100 = tuntas
Dari tabel di atas dapat dilihat siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 75 (tidak
tuntas) sebanyak 6 siswa atau 19% dari semua siswa kelas II. Hasil siswa yang
mendapatkan nilai 75 atau lebih (tuntas) sebanyak 26 siswa atau 81% dari semua
siswa kelas II. Pada siklus III ini dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam
Tabel 4.12.
2 ≥ 26 81% Tuntas
75
3 Total 3 100%
2
Berdasarkan tabel di atas, prestasi belajar pada siklus III ditemukan 6 siswa (19%)
tidak tuntas, 26 siswa (81%) tuntas dalam belajar. Dengan demikian, indikator
keberhasilan belajar ketuntasan siswa sebesar 75% atau nilai KKM sebesar 75 sudah
60
terpenuhi, jadi siklus dihentikan. Sebanyak 6 siswa (19%) yang tidak tuntas belajar
Tabel 4.13
Hasil Pengamatan terhadap Kegiatan Pembelajaran Siswa pada Siklus III
(Sunah Wudhu)
29 M. Zidan 12 13 14 10 8 15 72
30 Natania 12 13 13 10 8 20 66
31 Rendi 15 15 14 15 8 24 89
32 Siti 12 13 14 15 8 20 82
Keterangan:
10-70 = tidak tuntas
75-100 = tuntas
Dari tabel di atas dapat dilihat siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 75 (tidak
tuntas) sebanyak 4 siswa atau 12,5% dari semua siswa kelas II. Hasil siswa yang
mendapatkan nilai 75 atau lebih (tuntas) sebanyak 28 siswa atau 87,5% dari semua
siswa kelas II. Pada siklus III ini dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam
Tabel 4.14
2 ≥ 28 87,5% Tuntas
75
3 Total 3 100%
2
Berdasarkan tabel di atas, prestasi belajar pada siklus III ditemukan 4 siswa (12,5%)
tidak tuntas, 28 siswa (87,5%) tuntas dalam belajar. Dengan demikian, indikator
keberhasilan belajar ketuntasan siswa sebesar 75% atau nilai KKM sebesar 75 sudah
terpenuhi, jadi siklus dihentikan. Sebanyak 4 siswa (12,5%) yang tidak tuntas belajar
d. Refleksi
Tabel 4.15.
Hasil Pengamatan Kondisi Siswa selama Proses Pembelajaran Materi Rukun
Wudhu dan Sunah Wudhu pada Siklus III.
N0 Nama siswa
Tidak Memperh Tidak
Bermain atikan Malu-
sendiri materi malu
dalam
memprak
tekkan
1. Agus √ √ √
2. Anisa √ √ √
3 Dina √ √ √
4 Satrio Adi √ √ √
5 Ahmad √ √ √
6 Adi Firya √ √ √
7 Ahmad √ √ √
8 Aji Priyo √ √ √
9 Aufalakh √ √ √
10 Aldi Aidil √ √ √
11 Anang √ √ √
12 Andika √ √ √
13 Anisa √ √ √
14 Aris √ √ √
15 Aryojali √ √ √
16 Desi √ √ √
17 Desiana √ √ √
18 Dyah √ √ √
19 Dimas √ √ √
20 Erma √ √ √
21 Hari √ √ √
22 Jihaan √ √ √
23 Lusiana √ √ √
24 Fahmi √ √ √
25 Satriyo √ √ √
26 Eruanda √ √ √
27 Marlinda √ √ √
28 M. Fuadi √ √ √
29 M. Zidan √ √ √
30 Natania √ √ √
31 Rendi √ √ √
63
32 Siti √ √ √
Berdasarkan hasil pengamatan tersebut bahwa kondisi siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran rukun dan sunah wudhu sudah sangat baik dengan ditunjukkan semua
siswa sudah tidak bermain sendiri, memperhatikan materi yang disampaikan guru dan
sudah tidak malu-malu untuk mempraktekkan rukun dan sunah wudhu. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan kondisi siswa selama proses
Penggunaan metode demonstrasi pada mata pelajaran PAI sangat membantu dalam
pemahaman siswa khususnya materi rukun dan sunah wudhu. Dalam proses
dengan menunjukkan contoh gerakan-gerakan rukun dan sunah wudhu pada gambar,
sehingga siswa akan lebih melekat dan memahami. Pembelajaran PAI tidak hanya
siswa untuk memperbaiki pemahaman yang salah tentang materi rukun dan sunah
wudhu. Selain itu, metode ini juga membuat pembelajaran lebih jelas dan bervariasi.
demonstrasi ternyata membuahkan hasil dan akibat yang baik. Hal ini dapat dilihat
dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti. Berdasarkan pada siklus I jumlah
siswa yang tuntas belajar sebanyak 14 anak, sedangkan pada siklus II jumlah siswa
yang tuntas belajar sebanyak 18 anak. Pada siklus III untuk materi rukun wudhu
jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak 26 anak, sedangkan untuk materi sunah
wudhu siswa yang tuntas belajar sebanyak 28 anak. Hal ini menunjukkan bahwa dari
siklus I sampai dengan siklus III ketuntasan dalam belajar selalu meningkat. Dari
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Prestasi belajar pada siklus I sebesar 44% atau 14 siswa dengan KKM 75, siklus II
sebesar 56% atau 18 siswa dengan KKM 75 dan pada siklus III sebesar 81% atau 26
siswa untuk materi rukun wudhu dan sebesar 87,5% atau 28 siswa untuk materi sunah
wudhu dengan KKM 75. Peningkatan prestasi belajar siswa pada siklus I ke siklus II
sebesar 12% dengan KKM 75, peningkatan prestasi pada siklus II ke siklus III dengan
materi rukun wudhu sebesar 25% dan pada materi sunah wudhu sebesar 31,5%.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang diperoleh maka terdapat beberapa
1. Bagi Guru
2. Bagi Siswa
tentang materi yang belum jelas dan siswa juga tidak malu untuk mempraktekkan
materi rukun dan sunah wudhu, sehingga siswa dapat memperoleh hasil yang
maksimal.
66
3. Bagi Sekolah
Hendaknya menyiapkan fasilitas untuk para guru yang akan melakukan penelitian
tindakan kelas agar terwujud sekolah yang bermutu dan berkualitas dalam
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Arifin, Zaenal. 2000. Evaluasi Instruksional. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Bahreisj, Salim. 1986. Cetakan ke 9 Tarjamah Riadhus Shalihin. Bandung: PT.
Alma‟arif.
Burhanudin. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Bumi Aksara.
Depdiknas.2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Djamarah, Syaiful Bahri. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Purwanto, Ngalim. (2007). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Poerwardarminta. 2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Departemen Pendidikan
Nasional Edisi III Cet 3. Jakarta: Balai Pustaka.
Rifa‟i, NH. 2002. Bimbingan Ibadah. Jombang: Lintas Media
Roestiyah. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sabiq. 2006. Fiqh Sunah. Jakarta: Pundi Aksara.
Slameto. 1991. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Bandung: Rineka
Cipta.
Sugihartono. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press
Syah, Muhaibin. 1995. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rineka Cipta.
Tohirin. 2008. Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Zaenal, Aqib. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Irama Widya.