Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 67

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan sarana yang sangat strategis dalam melestarikan

sistem nilai yang berkembang dalam kehidupan. Sistem nilai tersebut meliputi

ranah pengetahuan, kebudayaan maupun nilai keagamaan. Proses pendidikan

tidak hanya memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada peserta didik,

namun lebih diarahkan pada pembentukan sikap, perilaku, dan kepribadian anak.

Penyampaian proses pembelajarannya dikemas menjadi proses yang membangun

pengalaman baru berdasar pengetahuan awal, membangkitkan semangat

kerjasama, menantang dan menyenangkan (Sabiq, 2006:47).

Tugas pendidik dalam konteks ini membantu mengkondisikan peserta

didik pada sikap, perilaku atau kepribadian yang benar agar mampu berkembang

dan berguna bagi dirinya sendiri, lingkungan dan masyarakat.Pelaksanaan

pembelajaran harus mampu membantu peserta didik agar menjadi manusia yang

berbudaya tinggi dan bermoral tinggi. Untuk mewujudkan capaian tersebut salah

satu cara yang bisa dilakukan oleh seorang guru adalah dengan melaksanakan

pembelajaran yang inovatif. Selama ini proses pembelajaran yang dilaksanakan

oleh peneliti dinilai masih monoton. Hal ini terlihat pada pemilihan metode, alat

peraga maupun model pembelajaran serta hasil yang dicapai oleh peserta didik

masih rendah. Metode demonstrasi adalah cara mengajar di mana seorang guru

menunjukkan, memperlihatkan suatu proses sehingga seluruh siswa dalam kelas

dapat melihat, mengamati, mendengar bahkan mungkin meraba dan merasakan


2

proses yang dipertunjukkan oleh guru (Roestiyah, 1995:83). Materi praktek

wudhu tidak mungkin hanya dengan ceramah menyebabkan siswa kurang

memahami materi tersebut, maka dipilih model yang bervariasi seperti metode

demonstrasi, diharapkan dengan metode demonstrasi peserta didik dapat

memahami sekaligus mempraktikkannya secara langsung. Dengan metode

menggunakan demonstrasi peserta didik akan merasa tertantang lagi untuk

mencoba atau mempraktikkan sehingga mereka akan lebih bersungguh-sungguh

dan serius dalam mengikuti pembelajaran sehingga diharapkan akan lebih

meningkatkan prestasi belajar itu sendiri. Menurut Tohirin (2008:151) “Prestasi

Belajar diperoleh dari apa yang telah dicapai oleh siswa setelah siswa melakukan

kegiatan belajar”. Prestasi belajar berkaitan dengan nilai yang diberikan guru

untuk mengetahui hasil akhir dalam waktu tertentu. Prestasi belajar juga

merupakan pengukuran kemampuan siswa dalam mata pelajaran tertentu yang

biasanya ditunjukkan dalam bentuk nilai atau huruf oleh guru yang bersangkutan.

Menurut Oemar Hamalik (2004:30) “Prestasi Belajar adalah adanya perubahan

tingkah laku pada orang tersebut, misal dari tidak tahu menjadi tahu dan tidak

mengerti menjadi mengerti”. Prestasi belajar yang dicapai masing-masing siswa

berbeda-beda tergantung dari kondisi siswa selama mengikuti proses

pembelajaran. Ada dua aspek penilaian dalam mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam, yaitu aspek teori dan aspek praktik. Kedua aspek tersebut memiliki bobot

nilai yang sama. Bahkan menurut penulis aspek kemampuan praktik pada mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam sangat penting daripada teori. Pendapat ini

berdasarkan alasan bahwa kemampuan praktik akan diaplikasikan dalam


3

kehidupan sehari-hari, khususnya wudhu. Wudhu merupakan perbuatan yang

disyaratkan dengan tegas berdasarkan beberapa dalil 1), yaitu sebagai berikut :

Dalil pertama , kitab suci Alqur‟an. Allah SWT berfirman:

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka

basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan

(basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka

mandilah, dan jika kamu sakit(403) atau dalam perjalanan atau kembali dari

tempat buang air (kakus) atau menyentuh(404) perempuan, lalu kamu tidak

memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah

mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu,

tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya

bagimu, supaya kamu bersyukur”.(Al-Ma‟idah: 6). Keterangan: (403) :


4

Maksudnya sakit yang tidak boleh kena air. (404) : Artinya: menyentuh. Menurut

Jumhur ialah: menyentuh sedang sebagian Mufassirin ialah: menyetubuhi.

Dalil kedua, sunah dari Abu Hurairoh r.a. bahwa Nabi SAW. Bersabda :

" Allah tidak menerima sholat yang dikerjakan salah seorang diantaramu bila ia

berhadats, sehingga berwudhu terlebih dahulu." Al-Hadist: HSR (Hadist Sahih

Riwayat) Bukhary-Fathul Baary, I:206; Muslim, no. 225).

Dalil ketiga, ijma', kaum muslimin sepakat bahwa memang wudhu memang telah

disyaratkan agar dilaksanakan, semenjak zaman Rasolulloh SAW hingga sekarang

ini. Tiada seorang pun yang menyangkal bahwa wudhu merupakan salah satu

ketentuan yang berasal dari agama. Kondisi peserta didik di SD Negeri Haneuar

kelas dua sekarang ini memiliki kemampuan praktik wudhu yang masih rendah.

Dahulu menggunakan metode klasik yaitu metode ceramah. Selama proses

pembelajaran 10% siswa dari 32 anak bermain sendiri, 30% siswa mengantuk,

30% siswa kurang memperhatikan dan 30% siswa kurang aktif. Berdasarkan

fenomena tersebut, penggunaan metode ceramah perlu dilakukan variasi dengan

menggunakan metode lain antara lain dengan metode demonstrasi. Dalam

kompetensi dasar tentang praktik wudhu ini peneliti sengaja menggunakan dua

kriteria keberhasilan yaitu berhasil baik dan belum berhasil. Pengambilan

kebijakan seperti ini didasarkan alasan bahwa kemampuan praktik wudhu

merupakan kunci utama untuk ibadah selanjutnya yaitu sholat, baik sholat wajib

maupun sunat. Ada beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya kompetensi ini

antara lain; alokasi waktu yang sedikit, fasilitas paraktik wudhu yang kurang,
5

penyampaian pembelajaran yang kurang variatif, metode pembelajaran yang

kurang inovatif.

Berdasarkan pada fenomena tersebut, pembelajaran materi wudhu menggunakan

metode demonstrasi untuk meningkatkan prestasi belajar perlu dilakukan melalui

Penelitian Tindakan Kelas, peneliti menentukan judul: “ Peningkatan Prestasi

Belajar Pai Materi Wudhu Melalui Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas II SD

Negeri Haneuar Kecamatan Puspahiang Kabupaten Tasikmalya Tahun 2016 .

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah seperti telah disampaikan di atas,

maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu: apakah

metode demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dengan materi

wudhu pada siswa kelas II SD Negeri Haneuar Kecamatan Puspahiang

Kabupaten tasikmalaya Tahun 2016 ?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode demonstrasi dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa dengan materi wudhu pada siswa kelas II SD

Negeri Haneuar Kecamatan Puspahiang Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 .

D. Hipotesis Tindakan Dan Indikator Keberhasilan

1. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, hipotesis dalam penelitian ini

adalah jika metode demonstrasi dapat digunakan dengan baik dapat meningkatkan

prestasi belajar siswa mata pelajaran PAI pada siswa kelas II SD Negeri Haneuar

Kecamatan Puspahiang Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 .


6

2. Indikator Keberhasilan

Penerapan metode demonstrasi dikatakan efektif apabila indikator yang

diharapkan tercapai. Adapun dikatakan berhasil adalah apabila ada peningkatan

mencapai 75% siswa mampu mendemonstrasikan dengan benar dan mencapai

KKM sebesar 75.

E. Manfaat Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian tindakan kelas ini diharapkan akan

berguna bagi berbagai pihak yang terkait dengan kegiatan pembelajaran

khususnya mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, diantara yang memperoleh

manfaat itu :

1. Guru.

a. Guru dapat menciptakan perbaikan pembelajaran sehingga siswa termotivasi

untuk belajar.

b. Guru lebih percaya diri, karena mampu menganalisis terhadap kinerjanya di

kelas sehingga menemukan kelemahan dan kekuatannya kemudian

mengembangkan alternatif untuk mengatasi kelemahannya.

c. Melalui penelitian ini guru berperan aktif mengembangkan pengetahuan dan

ketrampilan sendiri karena bertindak sebagai perancang dan pelaku

perbaikan tersebut.

2. Siswa.

a. Siswa termotivasi untuk belajar karena proses pembelajarannya secara

individual.
7

b. Siswa akan menguasai guru untuk selalu mengadakan analisis terhadap hasil

kerja/hasil belajarnya dan mengadakan perbaikan dalam praktik wudhu.

3. Sekolah.

Sekolah memiliki guru yang kompeten yaitu guru yang mau

melaksanakan tugas dengan penuh pengabdian dan berinovasi demi kemajuan

pendidikan.

F. Definisi Operasional

Untuk memberikan gmabaran sekaligus memperjelas pengertian dan

pemahaman serta agar tidak terjadi kesalahan pemahaman terhadap judul di atas

maka penulis memperjelas istilah-istilah yang terdapat dalam judul:

1. Prestasi Belajar :

Kata prestasi berasal dari Bahasa Belanda yaitu prestatie. Dalam bahasa

Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti “hasil usaha” kata prestasi banyak

digunakan dalam berbagai bidang dan kegiatan, antara lain dalam kesenian, olah

raga dan pendidikan, khususnya pengajaran (Arifin, 1990:3).

2. Metode Demonstrasi :

a. Metode

Metode adalah cara yang telah teratur dan berfikir baik-baik untuk

mencapai suatu maksud (di ilmu pengetahuan dsb) (Poerwadarminta, 2006:

767). Maksudnya yaitu suatu cara yang digunakan untuk meningkatkan prestasi

siswa.

b. Demonstrasi
8

Demonstrasi adalah Tindakan bersama berupa peragaan dsb untuk menyatakan

proses (Poerwadarminta, 2006:278). Maksudnya adalah siswa mengikuti

pelajaran dengan cara mempraktikan materi yang disampaikan guru untuk

mencapai materi yang diajarkan.

G. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas. Prosedur dan

langkah-langkah penelitian mengikuti prinsip-prinsip dasar yang berlaku dalam

PTK merupakan

Rencana
Rencana

Refleksi

Observasi

Tindakan

Rencana yang direvisi


Rencana yang direvisi

Refleksi

Observasi

Tindakan
9

GAGASAN UMUM GAGASAN UMUM YANG SUDAH DIBENAHI

PEMBENAHAN GAGASAN UMUM


PENYIDIKAN
PENYIDIKAN

PERENCANAAN KESELURUHAN YANG SUDAH DIREVISI


PERENCANAAN KESELURUHAN
PERENCANAAN KESELURUHAN YANG BARU

MEREVISI PERENCANAAN KESELURUHAN


PETINDAKAN KEDUA DAN SELANJUTNYA
TINDAKAN PERTAMA

TINDAKAN KEDUA
DAN SELANJUTNYA
MONITORING DAN PENYIDIKAN KEMBALI
ATAU
ATAU

TERUS KE TAHAPAN

TINDAKAN KEDUA
DAN SELANJUTNYA

3. Subyek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Haneuar Kecamatan

Puspahiang Kabupaten Tasikmalaya. Pada siswa kelas II yang berjumlah 32

siswa.

4. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang dipakai untuk mendapatkan data masalah adalah

sebagai berikut:

a) Test

Kegiatan evaluasi yang dilakukan oleh guru untuk mengukur

keberhasilan program pengajaran dan untuk mengukur prestasi peserta didik

tentang mata pelajaran Pendidikan Agama Islam khususnya pada pada pokok
10

bahasan Praktik Wudhu. Test praktek wudhu tentang cara bersuci tentang rukun

dan sunah wudhu secara urut dan tertib yaitu rukun wudhu (niat, membasuh

muka, membasuh kedua tangan hingga siku, menyapu kepala, membasuh kedua

kaki) dan sunah wudhu (membasuh tangan, berkumur, membasuh lubang hidung,

mengusap kedua telinga, mendahulukan yang kanan, membaca doa sesudah

wudhu). Dalam proses penilaian praktek tentang rukun dan sunah wudhu peneliti

dibantu oleh kolaborator (Ibu Mahmudah, Ibu Ratna Baroroh dan Ibu Asyiah).

b) Lembar Pengamatan

Sebuah lembar untuk mengamati guru dan siswa pada waktu pembelajaran

berlangsung. engamatan dilakukan oleh peneliti dan kolaborator (Ibu Mahmudah,

Ibu Ratna Baroroh dan Ibu Asyiah).

5. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dan Observasi. Observasi digunakan untuk mendapatkan data

tentang perubahan yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung di SD

Negeri Pucang, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang. Peneliti dibantu oleh

kolaborator (Ibu Mahmudah, Ibu Ratna Baroroh dan Ibu Asyiah) untuk

melakukan observasi secara langsung kepada setiap subyek penelitian tentang

rukun dan sunah wudhu dengan menggunakan air suci dan mensucikan di

mushola sekolah.

6. Analisis Data

Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu

dilakukan analisis data. Pada penelitian tindakan kelas ini menggunakan statistik

sederhana yaitu:
11

a) Untuk menilai ulangan atau tes formatif peneliti melakukan penjumlahan nilai

yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di

kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif, dapat dirumuskan sebagai

berikut:

M = ∑x

N Keterangan : M = nilai rata-rata ΣX = jumlah semua nilai

siswa N = jumlah siswa

Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai

berikut:

P= Fx 100%

Keterangan :

P = jumlah nilai dalam persen

F = frekuensi

N = jumlah kegiatan keseluruh

(Djamarah, 2000: 226)


12

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Peranan Wudhu

Peranan wudhu adalah penting karena orang yang hendak melaksanakan sholat,

wajib berwudhu terlebih dahulu, dikarenakan wudhu adalah menjadi syarat

sahnya sholat.

B. Prestasi Belajar

1. Prestasi

Prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu “prestatie” sedang dalam kamus

Bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti “hasil usaha” (Arifin, 2002:2).

Prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dikerjakan atau dilakukan

(Depdiknas, 2007:895).

Kehadiran prestasi belajar dalam kehidupan manusia pada tingkat dan jenis

tertentu dapat memberikan kepuasan tertentu pada manusia. Khususnya bagi

mereka yang masih berada dibangku sekolah sangat mengharapkan yang namanya

prestasi.

2. Belajar
13

a. Pengertian Belajar

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, belajar memiliki arti berusaha memperoleh

kepandaian atau ilmu. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu

untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya (Slameto, 1991:2). Menurut Syah (1995:89) Belajar adalah

kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam

setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Menurut James O

Whittaker, yang dikutip oleh Ahmadi (2004:126), belajar dapat didefinisikan

sebagai proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui atau

pengalaman.

Berdasarkan pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa belajar adalah suatu

proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi (hubungan) dengan

lingkungan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

b. Ciri-ciri Belajar

Menurut (Slameto, 1991:3-4) ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian

belajar adalah sebagai berikut:

1) Perubahan yang terjadi secara sadar

Seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau seseorang

merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya.

2) Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional

Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri seseorang akan

berlangsung secara terus-menerus dan tidak statis. Suatu perubahan yang terjadi
14

dalam diri seseorang akan menyebabkan perubahan berikutnya dan perubahan

tersebut akan berguna bagi kehidupan atau proses belajar berikutnya.


15

3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif

Dalam perubahan belajar, perubahan-perubahan tersebut senantiasa bertambah

dan bertujuan untuk memperoleh suatu yang lebih baik dari sebelumnya.

4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara

Perubahan yang terjadi karena proses belajar yang bersifat menetap atau

permanen. Hal ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan

bersifat menetap.

5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah

Hal ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang

akan dicapai. Perubahan belajar terarah kepada perubahan tingkah laku yang

benar-benar disadari.

6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku

Perubahan yang dicapai seseorang setelah melalui proses belajar meliputi

perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seseorang belajar sesuatu, sebagai

hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam

sikap, keterampilan, pengetahuan dsb.

c. Prinsip-prinsip Belajar

Prinsip belajar adalah konsep-konsep yang harus diterapkan di dalam proses

belajar mengajar. Beberapa prinsip tersebut diantaranya yaitu: (Hardianti, tutut.

2010. http://educassi.kompasiana.com.proses-da-prinsip-dalam-belajar. Diakses

19.00. tanggal 10/6/2012)


16

1) Prinsip kesiapan, proses belajar dipengaruhi kesiapan murid, yang dimaksud

dengan kesiapan ialah kondisi individu yang memungkinkan ia dapat belajar.

2) Prinsip motivasi adalah kondisi dari pelajar untuk memprakarsai kegiatan,

mengatur arah kegiatan dan memelihara kesungguhan.

3) Prinsip tujuan, tujuan harus tergambar jelas dalam pikiran dan diterima oleh

para pelajar pada saat proses belajar terjadi.

4) Proses belajar afektif, seseorang menentukan bagaimana ia menghubungkan

dirinya dengan pengalaman baru. Belajar afektif mencakup nilai emosi, dorongan,

minat dan sikap.

5) Proses belajar psikomotor, dalam proses ini individu menentukan bagaimana ia

mampu mengendalikan aktifitas ragawinya.

6) Prinsip evaluasi, jenis cakupan dan validitas evaluasi dapat mempengaruhi

proses belajar saat ini dan selanjutnya.

7) Prinsip transfer dan retensi, belajar dianggap bermanfaat bila seseorang dapat

menyimpan dan menerapkan hasil belajar dalam situasi baru.

d. Tujuan belajar

Pada intinya tujuan belajar adalah untuk mendapatkan pengetahuan dan

ketrampilan, penanaman kecakapan, serta pembentukan sikap dan perbuatan

(Ngalim Purwanto,2007:5).

e. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

Menurut Burhanudin (2007:19-20) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

adalah sebagai berikut:


17

1) Faktor internal

a) Faktor fisiologis

Faktor fisiologis adalah faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu.

(1) Keadaan sehat jasmani

Keadaan sehat jasmani pada umumnya sangat mempengaruhi aktifitas belajar

seseorang. Kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaryh positif

terhadap kegiatan belajar individu. Sebaliknya kondisi fisik yang lemah dan sakit

akan menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal.

(2) Keadaan fungsi jasmani

Selama proses belajar berlangsung, peran fungsi jasmani pada tubuh manusia

sangat mempengaruhi hasil belajar, terutama panca indra. Panca indra yang

berfungsi dengan baik akan mempermudah aktivitas belajar dengan baik pula.

b) Faktor psikologis

Faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat mempengaruhi

proses belajar.

(1) Kecerdasan/intelegensi siswa

Kecerdasan dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik dalam reaksi

rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungannya melalui cara yang

tepat. Kecerdasan merupakan faktor psikologis yang paling penting dalam proses

belajar siswa, karena itu menentukan kualitas belajar siswa. Semakin tinggi

tingkat inteligensi seorang individu, semakin besar peluang individu tersebut


18

meraih sukses dalam belajar. Sebaliknya, semakin rendah tingkat inteligensi

individu, semakin sulit individu itu mencapai kesuksesan belajar.

(2) Motivasi

Motivasi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi keefektifan kegiatan belajar

siswa. Motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan kegiatan belajar. Para

ahli psikologi mendefinisikan motivasi sebagai proses di dalam individu yang

aktif, mendorong, memberikan arahan dan menjaga perilaku setiap saat.

(3) Minat

Minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

besar terhadap sesuatu. Minat besar pengaruhnya terhadap aktifitas belajar.

Karena jika seseorang tidak memiliki minat untuk belajar, ia akan tidak

bersemangat atau bahkan tidak belajar.

(4) Sikap

Dalam proses belajar, sikap individu dapat mempengaruhi keberhasilan dalam

proses belajarnya. Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa

kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap

terhadap obyek, orang, peristiwa dan sebagainya, baik secara positif maupun

negatif.

(5) Bakat

Bakat adalah kemampuan seseorang yang menjadi salah satu komponen yang

diperlukan dalam proses belajar seseorang. Apabila bakat seseorang sesuai dengan

bidang yang sedang dipelajari, maka bakat itu akan mendukung proses belajarnya

sehingga kemungkinan besar ia akan berhasil.


19

2) Faktor eksternal

a) Lingkungan sosial

(1) Lingkungan sosial sekolah seperti guru, administrasi dan teman-teman sekelas

dapat mempengaruhi proses belajar seorang siswa. Hubungan yang harmonis

antara ketiganya dapat menjadikan motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baik di

sekolah. Perilaku yang simpatik dan dapat menjadi teladan seorang guru atau

administrasi dapat mendorong siswa untuk belajar.

(2) Lingkungan sosial masyarakat, kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal

siswa akan mempengaruhi siswa. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak

pengangguran dan anak terlantar juga dapat mempengaruhi aktifitas belajar siswa,

paling tidak siswa kesulitan ketika memerlukan teman belajar, diskusi atau

meminjam alat-alat belajar yang kebetulan belum dimilikinya.

(3) Lingkungan sosial keluarga, lingkungan ini sangat mempengaruhi kegiatan

belajar. Ketegangan keluarga, sifat-sifat orang tua, demografi keluarga (letak

rumah), pengelolaan keluarga, dapat memberi dampak terhadap aktifitas belajar

siswa. Hubungan antara anggota keluarga, orang tua, anak, kakak, atau adik yang

harmonis akan membantu siswa melakukan aktivitas belajar dengan baik.

b) Lingkungan non sosial

(1) Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar, tidak panas dan tidak

dingin, sinar yang tidak terlalu silau atau kuat, atau tidak terlalu lemah/gelap,

suasana yang sejuk dan tenang. Lingkungan keluarga alamiah tersebut merupakan
20

faktor-faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Sebaliknya, bila

kondisi lingkungan alam tidak mendukung, proses belajar siswa akan terhambat.

(2) Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar yang dapat digolongkan dua

macam. Pertama hardware, seperti gedung sekolah, alat-alat belajar, fasilitas

belajar, lapangan olah raga dan lain sebagainya. Kedua software, seperti

kurikulum sekolah, peraturan-peraturan sekolah, buku panduan, silabus dan

sebagainya.

(3)Faktor materi pelajaran (yang diajarkan siswa). Faktor ini hendaknya

disesuaikan dengan usia perkembangan siswa, karena itu guru dapat memberikan

konstribusi yang positif terhadap aktivitas belajar siswa. Maka guru harus

menguasai materi pelajaran dan berbagai metode mengajar yang dapat diterapkan

sesuai kondisi siswa.

3. Prestasi Belajar

a. Fungsi Prestasi Belajar

Prestasi belajar semakin terasa penting untuk dipermasalahkan karena mempunyai

beberapa fungsi utama, antara lain :

(http:/id.shvoong.com/social-scienses/education/fungsi-utama-prestasi-belajar.

Diakses 10.00 WIB. Tanggal 9/6/2012).

1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah

dikuasai oleh anak didik.

2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Asumsi bahwa

para ahli psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai tendensi keingintahuan dan
21

merupakan kebutuhan umum pada manusia, termasuk kebutuhan anak didik

dalam suatu program pendidikan.

3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dan inovasi pendidik. Asumsinya

adalah bahwa prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi anak didik dalam

meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta berperan sebagai umpan

balik (feedback) dalam meningkatkan mutu pendidikan.

4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ektern dari suatu institusi

pendidikan. Indikator intern dalam hal ini bahwa dalam prestasi belajar dapat

dijadikan indikator tingkat produktifitas suatu institusi pendidikan. Asumsinya

kurikulum yang digunakan relevan dengan kebutuhan masyarakat dan anak didik.

Indikator ekstern dalam arti tinggi rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan

indikator kesuksesan anak didik di masyarakat.

5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan)

anak didik. Dalam proses belajar mengajar anak didik merupakan masalah yang

utama dan pertama karena anak didiklah yang diharapkan dapat menyerap seluruh

materi pelajaran yang telah diprogramkan dalam kurikulum.

b. Tujuan Prestasi Belajar

Tujuan prestasi belajar adalah menurut Sugihartono (2007:76)

1) Membantu siswa mengukur tingkat keberhasilan atau ketidak berhasilan dalam

usaha belajarnya.

2) Sebagai tolak ukur bagi guru untuk manilai ukuran tingkat keberhasilan

program pengajaran yang telah dipilihnya. Tolak ukur


22

untuk menentukan kenaikan atau kelanjutan dan perbaikan pelajaran.

c. Kegunaan Prestasi Belajar

Kegunaan prestasi belajar banyak ragamnya, tergantung kepada ahli dan fersinya

masing-masing. Namun diantaranya adalah

1) Sebagai umpan balik bagi pendidik dalam mengajar

2) Untuk memperluas diagnostik

3) Untuk keperluan bimbingan dan penyuluhan

4) Untuk keperluan seleksi

5) Untuk keperluan penempatan atau penjurusan

6) Untuk menentukan isi kurikulum

7) Untuk menentukan kebijaksanaan kurikulum

d. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Menurut Ahmadi (2004:138) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang

mempengaruhinya baik dari dalam diri (internal) maupun dari luar diri (eksternal)

individu.

1) Faktor internal terdiri dari:

a) Faktor jasmani (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh,

yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh dan

sebagainya.

b) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh terdiri

atas:
23

(1) Faktor intelektif yang meliputi faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat

serta kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki.

(2) Faktor non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap,

kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi dan penyesuaian diri.

c) Faktor kematangan fisik maupun psikis.

2) Faktor eksternal terdiri dari:

a) Faktor sosial yang terdiri atas:

(1) Lingkungan keluarga

(2) Lingkungan sekolah

(3) Lingkungan masyarakat

(4) Lingkungan kelompok

b) Faktor budaya: adat istiadat, pengetahuan, teknologi, kesenian.

c) Faktor lingkungan fisik: fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim.

d) Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.

C. Metode Demonstrasi

1. Definisi Metode Demonstrasi

Menurut Djamarah (1997:102-103) metode demonstrasi adalah cara penyajian

bahan pembelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa

suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya

ataupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan. Dengan metode

demonstrasi, proses penerimaan siswa


24

terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk

pengertian dengan baik dan sempurna. Juga siswa dapat mengamati dan

memperhatikan apa yang diperlihatkan selama pelajaran berlangsung.

Metode demonstrasi baik digunakan untuk mendapatkan gambaran yang lebih

jelas tentang hal-hal yang berhubungan dengan proses mengatur sesuatu, proses

bekerjanya sesuatu, proses mengerjakan atau menggunakannya, komponen-

komponen yang membentuk sesuatu, membandingkan suatu cara dengan cara

yang lain, dan untuk mengetahui atau melihat kebenaran sesuatu.

2. Langkah-langkah Metode Demonstrasi antara lain:

a. Menentukan tujuan demonstrasi yang akan dilakukan

b. Menentukan materi yang akan didemonstrasikan

c. Menyiapkan fasilitas penunjang demostrasi seperti peralatan, tempat dan

mungkin juga biaya yang dibutuhkan

d. Penataan peralatan dan kelas pada posisi yang baik

e. Mempertimbangkan jumlah siswa dihubungkan dengan hal yang akan

didemonstrasikan agar siswa dapat melihat dengan jelas

f. Membuat garis besar atau pokok-pokok yang akan didemonstrasikan secara

beruntun dan tertulis dipapan tulis atau pada kertas lembar, agar dapat dibaca

siswa dan guru secara keseluruhan

g. Untuk menghindarkan kegagalan dalam pelaksanaan, sebaiknya demonstrasi

yang direncanakan dicoba terlebih dahulu.

3. Pelaksanaan Demonstrasi
25

Setelah segala sesuatu direncanakan dan dipersiapkan, langkah berikutnya adalah

mulai melaksanakan demontrasi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain

a. Sebelum memulai, periksalah sekali lagi kesiapan peralatan yang akan

didemontrasikan, tempat dan pokok-pokok yang akan didemonstrasikan.

b. Siapkanlah siswa, barang kali ada beberapa hal yang perlu dicatat.

c. Mulailah demonstrasi dengan menarik perhatikan siswa, ingat pokok-pokok

materi yang akan didemonstrasikan agar dapat mencapai sasaran.

d. Ingatlah pokok-pokok materi yang akan disampaikan agar demontrasi mencapai

sasaran.

e. Pada waktu berjalannya demonstrasi, sekali-kali perhatikan keadaan siswa

apakah semua mengikuti dengan baik.

f. Untuk menghindari ketegangan ciptakan suasana yang harmonis.

g. Berikanlah kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih

lanjut tentang apa yang dilihat dan didengar.

4. Tindak Lanjut dan Evaluasi

Sebagai tindak lanjut setelah dilaksanakan, suatu demontrasi sering diiringi

dengan kegiatan-kegiatan belajar selanjutnya. Kegiatan ini dapat berupa

pemberian tugas tertentu, misal tugas membuat laporan, tugas menjawab

pertanyaan atau masalah dan mengadakan latihan atau percobaan lebih lanjut yang

mungkin diselesaikan siswa.

5. Kekurangan Metode Demonstrasi

Menurut Djamarah (1997:104) kekurangan metode demonstrasi adalah


26

a. Metode ini memerlukan keterampilan guru secara khusus, karena tanpa

ditunjang hal itu, pelaksanaan demonstrasi akan tidak efektif

b. Fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai tidak selalu tersedia

dengan baik

c. Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang disamping

memerlukan waktu yang cukup panjang, yang mungkin terpaksa mengambil

waktu atau jam pelajaran lain.

6. Kelebihan Metode Demonstrasi

a. Dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret, sehingga

menghindari verbalisme (pemahaman secara kata-kata atau kalimat)

b. Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari

c. Proses pengajaran lebih menarik

d. Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan

kenyataan, dan mencoba melakukannya sendiri.

D. Materi Praktek Wudhu

Menurut NH Rifai (2000:15) wudhu adalah bersuci untuk menghilangkan hadast

kecil dengan menggunakan air suci lagi dapat mensucikan pada anggota tubuh

yang telah ditentukan. Sebagaimana ibadah lain, wudhupun ada rukun (fardhu)

dan sunah-sunahnya. Rukun atau fardhu adalah tindakan yang wajib dilaksanakan.

Apabila rukun atau fardhu tidak dilaksanakan maka wudhunya tidak sah. Adapun

rukun atau fardhu wudhu adalah:

1. Rukun Wudhu
27

a. Niat. Maksudnya ialah kemampuan yang tertuju untuk melakukan suatu

perbuatan, demi mengharap keridhaan Allah dan mematuhi peraturannya.

Pengucapan niat tidak dianjurkan hukum syara‟. Dalil wajib niat adalah hadis

Umar r. a.,

“Rasulullah pernah bersabda, sesungguhnya sah atau tidak suatu amal itu

tergantung dari niatnya. Dan yang teranggap bagi setiap orang apa yang ia

niatkan. Maka siapa berhijrah (mengungsi dari daerah kafir ke daerah islam)

semata-mata karena taat kepada Allah dan Rasulullah, maka hijrah itu diterima

oleh Allah dan Rasulullah. Dan siapa yang hijrah karena keuntungan dunia yang

dikejar, atau karena perempuan yang akan dikawin, maka hijrahnya terhenti pada

apa yang niat hijrah kepadaNya.” (HR Buchary Muslim, Bahreisj, Salim. 1986.

Cetakan ke 9 Tarjamah Riadhus Shalihin. Hal 11, Bandung: PT. Alma‟arif)

b. Membasuh muka satu kali. Maksudnya mengalirkan air ke bagian muka karena

arti membasuh itu ialah mengalirkan. Batas panjang muka ialah dari puncak

kening hingga dagu, sedangkan lebarnya adalah dari pinggir telinga hingga ke

pinggir telinga yang sebelah lagi.

c. Membasuh kedua tangan hingga kedua siku. Siku adalah sendi yang

menghubungkan tangan dengan lengan. Kedua siku adalah wajib karena yang

demikian itu senantiasa dilakukan oleh Nabi, dan tidak pernah ada keterangan lain

bahwa nabi pernah meninggalkannya.


28

d. Menyapu kepala. Menyapu maksudnya adalah melapkan sesuatu hingga basah.

Perbuatan menyapu tidak akan terwujud tanpa adanya gerakan dari salah satu

anggota badan yang menyapu.

e. Membasuh kedua kaki serta ruas jari. Inilah keterangan yang jelas dan

berdasarkan hadist mutawatir dari perbuatan serta perkataan Rasulullah saw. Ibnu

Umar ra. Mengatakan :

“pada suatu perjalanan, Rasulullah saw. sengaja melambatkan kakinya. Kemudian

beliau sempat menyusul kami lagi sedangkan waktu „ashar sudah sempit. Kami

pun segera berwudhu dan membasuh kaki. Rasulullah saw pun berseru sekeras

suaranya, “celakalah ruas-ruas jari yang tidak sempurna dicuci, karena ia akan

dijilat api neraka” Rasulullah mengulangi perkataan itu sebanyak dua kalimat atau

tiga kali”.

Abdurrahman bin Abulaela mengatakan:”para sahabat Rasulullah saw sepakat

bahwa wajib membasuh kedua ruas jari”. (Sayyid Sabiq, 2006:50-51). Semua

fardhu yang tersebut di atas tercantum dalam firman Allah Ta‟ala “Hai orang-

orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan sholat maka basuhlah

mukamu dan tanganmu sampai kedua siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh)

kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan

jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus)

atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka

bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan

tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia
29

hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya

kamu bersyukur.” (Al.Maidah 5:6)

f. Tertib dan berurutan karena Allah Ta‟ala menyebutkan dalam ayat tersebut

fardhu-fardhu wudhu secara berurutan dengan memisahkan kedua kaki dari kedua

tangan.keduanya sama-sama wajib dibasuh kepala yang wajib di sapu. Sedangkan

sunah-sunah wudhu antara lain:

2. Sunah Wudhu

a. Membaca basmalah. Terdapat beberapa hadist dhaif yang memerintahkan agar

membaca basmalah menjelang berwudhu, tetapi semuanya adalah dhaif.

Meskipun demikian jika seluruh keterangan digabungkan maka hukumnya sama

dengan hadist yang kuat dan boleh dijadikan landasan hukum, disamping bacaan

basmalah sendiri baik dan pada umumnya disyariatkan.

b. Menggosok gigi atau siwak. Siwak dapat diartikan kayu yang biasa dipakai

untuk menggosok gigi dan dapat diartikan menggosok gigi. Seperti biasanya tanpa

harus menggunakan siwak. Dengan kata lain setiap benda yang kesat yang dapat

dipakai untuk menggosok gigi.

c. Mencuci kedua telapak tangan. Untuk mencuci kedua telapak tangan sewaktu

hendak memulai wudhu.

d. Berkumur-kumur sebanyak tiga kali.

e. Memasukkan air kehidung dan mengeluarkannya sebanyak tiga kali.

f. Menyelang-nyelangi jenggot.

g. Menyelang-nyelangi anak jari-jari.


30

h. Membasuh anggota wudhu sebanyak tiga kali. Ini merupakan perbuatan

disunahkan. Akan tetapi, terdapat keterangan yang bertentangan.

i. Anjuran ini yang hanya menerangkan hukum boleh meninggalkan anjuran

tersebut, bukan untuk ditinggalkan selama-lamanya.

j. Tayamum artinya mendahulukan basuhan yang sebelah kanan, lalu bagian yang

kiri, baik kedua tangan maupun kedua kaki.

k. Menggosok maksudnya melewatkan tangan ke atas anggota wudhu disertai

dengan siraman air secara bersamaan atau setelahnya.

l. Muwalat, artinya berturut-turut membasuh anggota wudhu kepada anggota

lainnya. Seseorang yang sedang berwudhu tidak boleh melakukan pekrjaan lain,

karena ia sudah dianggap tidak melaksanakan wudhu lagi.

m. Menyapu kedua telinga. Cara menyapu kedua telinga menurut sunnah adalah

menyapu bagian dalam dengan kedua telunjuk dan bagian luar dengan kedua ibu

jari. Disamping itu, menyapukan untuk bagian kepala karena ia termasuk bagian

darinya.

n. Memanjangkan cahaya, baik di bagian depan maupun bagian anggota lain.

Memanjangkan bagian depan adalah dengan jalan membasuh depan kepala

melebihi yang fardhu sewaktu membasuh muka. Sedangkan mengenai batas

anggota-anggota lain adalah dengan membasuh lengan di atas siku serta betis di

sebelah atas mata kaki.

o. Hemat tidak boros memakai air.

p. Berdoa tatkala berwudhu.


31

q. Berdoa selesai berwudhu.


32

BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

Siklus ini direncanakan pada tanggal 4 April 2016 , secara garis besar

pelaksanaan penelitian dapat dideskripsikan secara berikut:

1. Perencana

a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

b. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung seperti tempat wudhu dan

gambar cara berwudhu untuk demonstrasi tentang rukun wudhu.

c. Membuat lembar observasi kegiatan guru, lembar observasi kegiatan peserta

didik guna untuk mengetahui perubahan dan perkembangan.

2. Pelaksanaan

Siklus I dilaksanakan pada tanggal 4 April 2016 . Peneliti siklus I ini

menggunakan metode demonstrasi. Tahap-tahap yang dilakukan adalah:

a. Kegiatan awal

1) Guru memberikan salam, membaca doa sebelum memulai pelajaran

2) Memperkenalkan diri, menanyakan keadaan siswa, menyiapkan buku PAI

3) Mlaksanakan apersepsi

b. Kegiatan inti

1) Guru mengajak siswa untuk membaca bersama-sama doa berwudhu. Dengan

tujuan untuk memusatkan perhatian siswa dan mengarahkan minat siswa untuk

mengikuti pembelajaran.
33

2) Guru menjelaskan materi tentang gerakan rukun wudhu dan tata cara

melakukan rukun wudhu.

3) Setiap siswa diminta untuk memperhatikan apa yang disampaikan guru

4) Guru membagi menjadi 8 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 orang dan

diminta memperhatikan contoh-contoh gerakan rukun wudhu pada gambar yang

diperlihatkan oleh guru untuk didiskusikan.

5) Perwakilan kelompok disuruh memperagakan gerakan rukun wudhu

6) Guru melakukan tanya jawab tentang materi rukun wudhu.

c. Kegiatan akhir

1) Guru dan siswa menyimpulkan materi tentang wudhu

2) Guru memberikan test tentang mendemonstrasikan rukun wudhu.

3) Guru mengucapkan salam penutup kepada siswa.

3. Observasi

Dalam tahap ini dilakukan observasi atau pengamatan yang dilakukan oleh

peneliti dalam mengamati siswa pada waktu terjadi proses belajar mengajar

berlangsung. Maka dari itu peneliti mengamati bahwa proses belajar mengajar

adalah guru sudah siap sesuai dengan RPP, pemberian motivasi belajar siswa,

kejelasan dan sistematika penyampaian materi, pengelolaan pembelajaran dan

memberikan evaluasi bagi siswa tentang rukun wudhu. Siswa juga diaktifkan

untuk bertanya, supaya siswa lebih bisa menerima pelajaran.

4. Refleksi

Peneliti merumuskan kelemahan-kelemahan yang dihadapi antara lain:


34

a. Siswa bermain sendiri pada waktu pelajaran berlangsung

b. Ada beberapa kelompok yang kurang aktif.

c. Siswa masih belum paham tentang materi yang disampaikan oleh guru tentang

demonstrasi rukun wudhu.

d. Masih ada siswa yang tidak memperhatikan saat guru menyampaikan materi

e. Ada siswa yang masih malu-malu dalam mempraktikkan gerakan rukun wudhu

f. Prestasi belajar siswa dalam belum memenuhi KKM sebesar 75.

Kelemahan-kelemahan ini merupakan salah satu komponen yang menjadi

indikator keberhasilan belum terpenuhi. Apabila hal ini terjadi, maka akan

dilanjutkan pada siklus II. Kelemahan-kelemahan ini akan diperbaiki pada siklus

II.

B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

Siklus ini dilaksanakan pada tanggal 11 April 2016 secara garis besar pelaksanaan

penelitian dapat dideskripsikan secara berikut:

1. Perencana

a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang sunah wudhu.

b. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung seperti tempat wudhu dan

gambar cara berwudhu untuk demonstrasi tentang sunah wudhu.

c. Membuat lembar observasi kegiatan guru, lembar observasi kegiatan peserta

didik guna untuk mengetahui perubahan dan perkembangan

d. Penilaian melalui observasi sebagai sarana untuk mengetahui kemampuan

siswa tentang praktek sunah wudhu.

2. Pelaksanaan
35

Siklus II dilaksanakan pada tanggal 11 April 2016 . Peneliti siklus II ini

menggunakan metode demonstrasi. Tahap-tahap yang dilakukan adalah:

a. Kegiatan awal

1) Guru memberikan salam, membaca doa sebelum memulai pelajaran tentang

praktek sunah wudhu.

2) Menanyakan keadaan siswa, menyiapkan buku PAI

3) Melaksanakan apersepsi

4) Guru mengajukan beberapa pertanyaan mengenai gerakan sunah wudhu.

b. Kegiatan inti

1) Guru menjelaskan materi tentang gerakan wudhu dan tata cara melaksanakan

sunah wudhu

2) Setiap siswa diminta untuk memperhatikan apa yang disampaikan guru

3) Guru membagi menjadi 8 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 orang dan

diminta memperhatikan contoh-contoh gerakan sunah wudhu pada gambar yang

diperlihatkan oleh guru untuk didiskusikan.

4) Perwakilan kelompok disuruh memperagakan gerakan sunah wudhu

5) Guru melakukan evaluasi terhadap siswa-siswa setelah mempraktekkan sunah

wudhu.

c. Kegiatan akhir

1) Guru dan siswa menyimpulkan materi tentang wudhu

2) Guru memberikan penilaian melalui observasi tentang sunah wudhu.

3) Guru mengucapkan salam penutup kepada siswa.

3. Observasi
36

Kegiatan pengamatan pada siklus II dilakukan untuk memperbaiki dari tindakan

pembelajaran yang dilakukan pada siklus

I. Dalam tahap ini dilakukan observasi atau pengamatan yang dilakukan oleh

peneliti untuk mengamati siswa dalam proses belajar mengajar. Maka dari itu

peneliti mengamati bahwa proses belajar mengajar adalah guru sudah siap sesuai

dengan RPP, pemberian motivasi belajar siswa, kejelasan dan sistematika

penyampaian materi, pengelolaan pembelajaran dan memberikan evaluasi bagi

siswa. Siswa juga diaktifkan untuk bertanya, supaya siswa lebih bisa menerima

pelajaran.

4. Refleksi

Peneliti merumuskan kelemahan-kelemahan yang dihadapi antara lain:

a. Siswa bermain sendiri pada waktu pelajaran berlangsung

b. Ada beberapa kelompok yang kurang aktif

c. Masih ada siswa yang tidak memperhatikan saat guru menyampaikan materi

d. Ada siswa yang masih malu-malu dalam mempraktikkan gerakan sunah wudhu

e. Prestasi belajar siswa belum memenuhi KKM sebesar 75

Kelemahan-kelemahan ini merupakan salah satu komponen yang menjadi

indikator keberhasilan belum terpenuhi, meskipun lebih baik pelaksanaan

pembelajaran dibandingkan siklus I. Hal ini menyebabkan alasan peneliti untuk

melanjutkan pada siklus III. Kelemahan-kelemahan yang ada akan diperbaiki pada

siklus III.

C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III


37

Siklus ini direncanakan pada tanggal 18 April 2016 , secara garis besar

pelaksanaan penelitian dapat dideskripsikan secara berikut:

1. Perencana

a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

b. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung seperti tempat wudhu dan

gambar cara berwudhu untuk demonstrasi tentang rukun dan sunah wudhu.

c. Membuat lembar observasi kegiatan guru, lembar observasi kegiatan peserta

didik guna untuk mengetahui perubahan dan perkembangan

d. Guru mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengetahui kemampuan siswa

tentang praktek rukun dan sunah wudhu.

2. Pelaksanaan

Siklus III direncanakan pada tanggal 18 April 2016 . Peneliti siklus III ini

menggunakan metode demonstrasi. Tahap-tahap yang dilakukan adalah:

a. Kegiatan awal

1) Guru memberikan salam, membaca doa sebelum memulai pelajaran

2) Menanyakan keadaan siswa, menyiapkan buku PAI

3) Melaksanakan apersepsi tentang rukun dan sunah wudhu.

b. Kegiatan inti

1) Guru menjelaskan kembali materi tentang gerakan wudhu dan tata cara

mendemonstrasikan rukun dan sunah wudhu.

2) Setiap siswa diminta untuk memperhatikan apa yang disampaikan guru

3) Guru membagi menjadi 8 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 orang dan

diminta memperhatikan contoh-contoh gerakan wudhu pada gambar yang


38

diperlihatkan oleh guru untuk didiskusikan dan disuruh untuk mencoba

mempraktekan gerakan tentang rukun dan sunah wudhu.

4) Perwakilan kelompok disuruh memperagakan gerakan rukun dan sunah wudhu.

5) Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya dan melakukan evaluasi

tentang praktek rukun dan sunah wudhu.

c. Kegiatan akhir

1) Guru dan siswa menyimpulkan materi tentang wudhu

2) Guru memberikan test melalui demonstrasi tentang rukun dan sunah wudhu.

3) Guru mengucapkan salam penutup kepada siswa.

3. Observasi

Kegiatan pengamatan pada siklus III dilakukan untuk memperbaiki dari tindakan

pembelajaran yang dilakukan pada siklus II. Dalam tahap ini dilakukan observasi

atau pengamatan yang dilakukan oleh peneliti untuk mengamati siswa dalam

proses belajar mengajar. Maka dari itu peneliti mengamati bahwa proses belajar

mengajar adalah guru sudah siap sesuai dengan RPP, pemberian motivasi belajar

siswa, kejelasan dan sistematika penyampaian materi, pengelolaan pembelajaran

dan memberikan evaluasi bagi siswa. Siswa juga diaktifkan untuk bertanya,

supaya siswa lebih bisa menerima pelajaran.

4. Refleksi

Peneliti merumuskan kelemahan-kelemahan yang dihadapi antara lain:

a. Tidak ada siswa yang bermain sendiri pada waktu pelajaran berlangsung

b. Semua siswa memperhatikan saat guru menyampaikan materi

c. Siswa sudah tidak malu-malu dalam mempraktikkan gerakan wudhu


39

d. Siswa sudah mempraktekkan wudhu dengan baik dan benar

e. Prestasi belajar siswa sudah memenuhi KKM sebesar 75

Melihat refleksi yang sudah dipaparkan di atas sudah menunjukkan keberhasilan

yang signifikan dibandingkan dengan siklus II. Apabila indikator keberhasilan

belajar telah terpenuhi sebesar 75%, siswa mampu mempraktekkan rukun dan

sunah wudhu dengan baik dan benar dari nilai KKM 75, maka siklus dihentikan.
40

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Siklus I

a. Perencanaan

1) Dalam perencanaan ini peneliti menyusun RPP sebagai pedoman dalam

pembelajaran.

2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung seperti tempat wudhu dan

gambar cara berwudhu untuk demonstrasi tentang rukun wudhu. Gambar cara

berwudhu dimaksudkan agar siswa memperhatikan sehingga dapat

mempraktekkan rukun wudhu.

3) Menyiapkan lembar observasi kegiatan guru dan lembar observasi kegiatan

peserta didik. Lembar observasi ini untuk mengetahui perkembangan peserta didik

dalam pembelajaran praktek wudhu.

b. Pelaksanaan

1) Guru mengajak siswa untuk membaca doa berwudhu secara bersama-sama.

Tujuannya agar siswa dapat memusatkan perhatian dan mengarah minat siswa

untuk mengikuti pembelajaran tentang rukun wudhu.

2) Guru membagi menjadi 8 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 orang dan

diminta untuk memperhatikan contoh-contoh gerakan rukun wudhu pada gambar

yang diperlihatkan oleh


41

guru untuk didiskusikan. Setelah itu guru menunjuk 1 siswa pada setiap kelompok

untuk mempraktekkan rukun wudhu. Siswa yang lain memperhatikan gerakan dari

siswa-siswa tersebut dan apabila ada gerakan yang salah, maka siswa yang lain

dapat membetulkan gerakan rukun wudhu tersebut.

3) Guru melakukan tanya jawab tentang rukun wudhu. Tujuannnya untuk

mengetahui siswa-siswa yang memperhatikan dan yang tidak memperhatikan

selama proses pembelajaran berlangsung.

c. Observasi

Dengan instrumen yang telah disiapkan peneliti dan 3 kolaborator yaitu Ibu

Mahmudah, Ibu Ratna Baroroh dan Ibu Asyiah untuk melakukan pengamatan atau

observasi. Hal-hal yang diamati yakni:

1) Lembar observasi kegiatan guru

Tabel 4.1.
Hasil Pengamatan terhadap Pembelajaran Guru pada Siklus I
N ASPEK YAN G DINILAI Penilaian
O
1 Pemberian motivasi belajar 1 2 3 4
2 Kejelasan dan sistematika √
penyampaian materi
3 Pengelolaan pembelajaran √
4 Kejelasan suara √
5 Penguasaan ahan √
6 Tuntutan pencapaian/ketercapaian kompetensi √
siswa
7 Memberikan evaluasi √
8 Ketepatan strategi pembelajaran √
Keterangan:
1 : kurang/rendah
2 : cukup/sedang
3: baik/tinggi
4: sangat baik/sangat tinggi
42

suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam

sebuah kelas (Aqib, 2006:13).

Adapun tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah

a. Peningkatan dan perbaikan praktik pembelajaran.

b. Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, serta hasil pendidikan dan

pembelajaran di sekolah

c. Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi masalah

pembelajaran dan pendidikan di dalam kelas.

d. Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan

e. Menumbuh-kembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga

tercipta sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan dan

pembelajaran secara berkelanjutan (sustainable).

Selain itu, tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) juga dapat digolongkan atas

dua jenis, tujuan utama dan tujuan sertaan. Tujuan_tujuan tersebut adalah sebagai

berikut:

a. Tujuan utama pertama, melakukan perbaikan dan peningkatan layanan

profesional Guru dalam menangani proses pembelajaran.

b. Tujuan utama kedua, melakukan pengembangan keteranpilan Guru yang

bertolak dari kebutuhan untuk menanggulangi berbagai persoalan aktual yang

dihadapinya terkait dengan pembelajaran.

c. Tujuan sertaan, menumbuh kembangkan budaya meneliti di kalangan Guru.

Tahapan-tahapan dalam perencanaan penelitian tindakan kelas adalah sebagai

berikut :
43

a. Mengidentifikasi data dan menganalisis masalah yaitu secara jelas dapat

dimengerti masalah yang akan diteliti.

b. Menerapkan alasan mengapa penelitian dilakukan.

c. Merumuskan masalah secara jelas.

d. Menerapkan cara yang akan dilakukan untuk menemukan jawaban berupa

rumusan hipotesis tindakan.

e. Menemukan cara untuk menguji hipotesis tindakan.

f. Membuat secara rinci rancangan tindakan.

2. Langkah-langkah penelitian

Tahap-tahap dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari empat tahapan

penting, meliputi ; (1) planning (perencanaan), (2) Action (tindakan), (3)

Observation (pengamatan) dan (4) Reflection (refleksi) (Arikunto, 2006:20).

Lebih jelasnya sebagai berikut :

a. Tahap Perencanaan (planning)

Merupakan bagian awal yang harus dilakukan peneliti sebelum seluruh rangkaian

kegiatan dilakukan. Kegiatan yang dilakukan adalah

1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ).

2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlakukan saat proses

pembelajaran berlangsung.

3) Menyusun soal test.

4) Membuat lembar observasi kegiatan guru dan siswa.

5) Membuat simulasi perbaikan

b. Tahap Tindakan (action)


44

1) Guru membuat skenario atau konsep pembelajaran yang kreatif dan

menyenangkan.

2) Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat

c. Tahap Pengamatan (observation)

Pada tahap ini segala aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran diamati,

dicatat dan danilai, kemudian dianalisis untuk dijadikan umpan balik. Aktivitas

guru antara lain: pemberian motivasi belajar, kejelasan dan sistematika

penyampaian materi, pengelolaan pembelajaran, kejelasan suara, penguasaan

bahan, tuntutan pencapaian/ketercapaian kopetensi siswa, memberikan evaluasi,

ketetapan strategi pembelajaran. Sedangkan aktivitas siswa antara lain:

memperhatikan penjelasan guru, bertanya mengenai materi yang belum jelas, rasa

ingin tau siswa meningkat, mengerjakan soal evaluasi, kerjasama dengan

kelompok, keaktifan dalam kelompok.

d. Tahap Analisis dan Refleksi (reflection)

Untuk mengetahui ketercapaian dan keberhasilan tujuan penelitian. Tahap refleksi

(reflection), meliputi :

1) Mencatat hasil observasi dan pelaksanaan pembelajaran.

2) Evaluasi hasil observasi.

3) Analisis hasil pembelajaran. Memperbaiki kelemahan siklus I pada siklus II dan

siklus III.

Hasil refleksi berupa refleksi terhadap perencanaan yang telah dilaksanakan

tersebut, yang akan dipergunakan untuk memperbaiki kinerja guru pada tahap

selanjutnya, yaitu siklus II dan seterusnya.


45

Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut di atas adalah unsur untuk

membentuk siklus, yaitu satu putaran beruntun yang kembali kelangkah semula.

Jadi satu siklus adalah dari tahap penyusunan rancangan sampai dengan refleksi.

Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan dalam bagan

yang berbeda namun secara garis besar tahapan diatas yang lazim dilalui, tahap-

tahap itu meliputi 1. Perencanaan, 2. Pelaksanaan, 3. Pengamatan, 4. Revleksi.

Dalam hal ini dapat digambarkan dengan model dan rancangan tindakan dalam

gambar berikut :

Tabel 4.2

N ASPEK YAN G DINILAI Penilaian


O
1 Pemberian motivasi belajar 1 2 3 4
2 Kejelasan dan sistematika penyampaian materi

3 Pengelolaan pembelajaran
4 Kejelasan suara
5 Penguasaan bahan
6 Tuntutan pencapaian/ketercapaian

kompetensi siswa
7 Memberikan evaluasi
8 Ketepatan strategi pembelajaran
Keterangan:
1 : kurang/rendah
2 : cukup/sedang
3: baik/tinggi
4: sangat baik/sangat tinggi

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat banyaknya aktifitas mengajar guru yang

mendapat nilai 1 (kurang/rendah) yaitu kejelasan dan sistematika penyampaian

materi, pengelolaan pembelajaran, penguasaan bahan, tuntutan

pencapaian/ketercapaian kompetensi siswa, memberikan evaluasi dan ketepatan


46

strategi pembelajaran. Hasil pengamatan selanjutnya terhadap aktifitas guru yang

mendapat nilai 2 (cukup/sedang) yaitu pemberian motivasi belajar dan kejelasan

suara. Pada siklus I dapat disimpulkan bahwa kemampuan guru dalam mengelola

kelas masih buruk dilihat dari banyaknya aktifitas mengajar guru yang

mendapatkan nilai kurang dan perlu dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya.

2) Lembar observasi kegiatan peserta didik dengan materi praktek rukun wudhu.

Tabel 4.3.
Hasil Pengamatan terhadap Kegiatan Pembelajaran Siswa pada Siklus I (Rukun
Wudhu)
N0 Nama nia Memba Membasu Mengu Membasu tertib juml
siswa t suh h kedua sap h kedua ah
muka tangan kepala kakai
sampai sampai
sikut ruas jari
1. Agus 6 6 7 10 7 6 62
2. Anisa 15 13 12 16 11 10 77
3 Dina 7 7 7 11 7 7 46
4 Satrio Adi 7 8 8 9 8 8 48
5 Ahmad 9 13 12 17 13 13 77
6 Adi Firya 10 13 13 17 14 14 78
7 Ahmad 6 9 9 12 9 8 53
8 Aji Priyo 8 10 10 13 9 9 60
9 Aufalakh 8 14 13 16 14 13 78
10 Aldi Aidil 9 14 13 16 13 14 79
11 Anang 8 7 8 12 9 9 53
12 Andika 9 9 9 11 9 9 56
13 Anisa 15 13 13 16 10 12 79
14 Aris 6 7 8 9 8 8 46
15 Aryojali 11 14 14 15 12 13 75
16 Desi 8 14 13 16 13 13 77
17 Desiana 7 8 9 10 7 8 49
18 Dyah 8 8 9 11 8 8 52
19 Dimas 8 8 8 11 8 8 51
20 Erma 11 13 12 17 12 11 76
21 Hari 9 14 13 16 14 13 79
22 Jihaan 8 8 9 12 8 8 51
23 Lusiana 8 10 10 13 8 8 65
24 Fahmi 9 13 13 18 14 14 81
25 Satriyo 9 14 13 18 14 14 81
47

26 Eruanda 7 10 11 10 8 8 54
27 Marlinda 8 9 11 10 8 8 54
28 M. Fuadi 9 14 14 17 14 14 82
29 M. Zidan 10 9 9 14 9 9 60
30 Natania 11 9 10 15 8 10 63
31 Rendi 10 10 10 15 10 10 65
32 Siti 11 14 13 17 14 13 82
Keterangan:
10-70 = tidak tuntas
75-100 = tuntas
Dari tabel di atas dapat dilihat siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 75 (tidak

tuntas) sebanyak 18 siswa atau 56% dari semua siswa kelas II. Hasil siswa yang

mendapatkan nilai 75 atau lebih (tuntas) sebanyak 14 siswa atau 44% dari semua

siswa kelas II. Pada siklus I ini dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam

mempraktekkan rukun wudhu masih rendah, maka perlu dilakukan perbaikan pada

siklus berikutnya. Berdasarkan data di atas dapat ditampilkan dalam tabel berikut:

Tabel 4.4

Presentase Ketuntasan Prestasi Belajar Siswa

Nilai Jumlah Presentas Keterangan


No. e
1 < 75 18 56% Tidak Tuntas

2 ≥ 14 44% Tuntas

75
3 Total 3 100%

2
Berdasarkan tabel di atas, prestasi belajar pada siklus I ditemukan 18 siswa (56%)

tidak tuntas, 14 siswa (44%) tuntas dalam belajar. Dengan demikian, indikator

keberhasilan belajar ketuntasan siswa sebesar 75% atau nilai KKM sebesar 75 tidak

terpenuhi, jadi observasi kegiatan ini dilanjutkan pada siklus II.

d. Refleksi
Tabel 4.5.
48

Hasil Pengamatan Kondisi Siswa selama Proses Pembelajaran Materi Rukun Wudhu
pada Siklus I.

N0 Nama Kurang Bermai Tidak Malu- Kuang


siswa aktif n memperha malu paham
sendiri tikan dalam bingung
mempr
aktekan
1. Agus √ - √ √ √
2. Anisa √ - - √ -
3 Dina √ - - √ √
4 Satrio Adi √ √ √ √ √
5 Ahmad √ √ √ √ √
6 Adi Firya - - - √ -
7 Ahmad √ √ √ √ √
8 Aji Priyo √ √ √ √ √
9 Aufalakh √ - - √ -
10 Aldi Aidil - - - √ -
11 Anang √ √ √ √ √
12 Andika √ √ √ √ √
13 Anisa √ - - - -
14 Aris √ √ √ √ √
15 Aryojali √ - √ √ -
16 Desi √ - √ -√ -
17 Desiana √ √ √ √ √
18 Dyah √ √ √ √ √
19 Dimas √ √ √ √ √
20 Erma - - - √ -
21 Hari - - - - -
22 Jihaan √ √ √ √ √
23 Lusiana √ - √ √ √
24 Fahmi √ - - - -
25 Satriyo
26 Eruanda - √ √ √ √
27 Marlinda √ √ √ √ √
28 M. Fuadi - - - - -
29 M. Zidan - √ √ √ √
30 Natania √ √ √ √ √
31 Rendi - √ √ √ √
32 Siti - - - - -
Keterangan:

Pada siklus I hasil pengamatan kondisi siswa selama proses pembelajaran terlihat

bahwa siswa yang kurang aktif sebanyak 24 anak atau sebesar 75%. Siswa yang
49

bermain sendiri sebanyak 14 anak atau sebesar 44%. Siswa yang tidak

memperhatikan saat proses pembelajaran sebanyak 19 anak atau sebesar 59%. Siswa

yang masih malu-malu dalam mempraktekkan rukun wudhu sebanyak 26 anak atau

sebesar 81%. Siswa yang kurang paham materi rukun wudhu sebanyak 20 anak atau

sebesar 62%. Berdasarkan pengamatan tersebut dapat disimpulkan bahwa kondisi

siswa kurang baik dalam mengikuti proses pembelajaran, maka perlu ada perbaikan

pada siklus berikutnya.

2. Deskripsi Siklus II

a. Perencanaan

1) Dalam perencanaan ini peneliti menyusun RPP sebagai pedoman dalam

pembelajaran.

2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung seperti tempat wudhu dan

gambar cara berwudhu untuk demonstrasi tentang sunah wudhu. Gambar cara

berwudhu dimaksudkan agar siswa memperhatikan sehingga dapat

mempraktekkan sunah wudhu.

3) Menyiapkan lembar observasi kegiatan guru dan lembar observasi kegiatan

peserta didik. Lembar observasi ini untuk mengetahui perkembangan peserta didik

dalam pembelajaran praktek sunah wudhu.

b. Pelaksanaan

1) Guru menjelaskan materi tentang gerakan wudhu dan tata cara melaksanakan

sunah wudhu.

2) Guru membagi menjadi 8 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 orang dan

diminta untuk memperhatikan contoh-contoh gerakan sunah wudhu pada gambar

yang diperlihatkan oleh guru untuk didiskusikan. Setelah itu guru menunjuk 1
50

siswa pada setiap kelompok untuk mempraktekkan sunah wudhu. Siswa yang lain

memperhatikan gerakan dari siswa-siswa tersebut dan apabila ada gerakan yang

salah, maka siswa yang lain dapat membetulkan gerakan sunah wudhu tersebut.

3) Guru melakukan evaluasi tentang sunah wudhu. Tujuannnya untuk mengetahui

siswa-siswa yang memperhatikan dan yang tidak memperhatikan selama proses

pembelajaran berlangsung.

c. Observasi

Dengan instrumen yang telah disiapkan peneliti melakukan pengamatan atau

bservasi. Hal-hal yang diamati yakni:

1) Lembar observasi kegiatan guru

Tabel 4.6.
Hasil Pengamatan terhadap Pembelajaran Guru pada Siklus II

N ASPEK YAN G DINILAI Penilaian


O
1 Pemberian motivasi 1 2 3 4

belajar √
2 Kejelasan dan sistematika √

penyampaian materi
3 Pengelolaan √ √

pembelajaran
4 Kejelasan √

suara
5 Penguasaan √

bahan
6 Tuntutan √
51

pencapaian/ketercapaian

kompetensi siswa
7 Memberikan √

evaluasi
8 Ketepatan strategi √

pembelajaran
Keterangan:
1 : kurang/rendah
2 : cukup/sedang
3: baik/tinggi
4: sangat baik/sangat tinggi

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat banyaknya aktifitas mengajar guru yang

mendapat nilai 1 (kurang/rendah) yaitu kejelasan dan sistematika penyampaian

materi, pengelolaan pembelajaran, tuntutan pencapaian/ketercapaian kompetensi

siswa. Hasil pengamatan selanjutnya terhadap aktifitas guru yang mendapat nilai 2

(cukup/sedang) yaitu kejelasan suara, penguasaan bahan,memberikan evaluasi dan

ketepatan strategi pembelajaran. Hasil pengamatan guru yang mendapat nilai 3

(baik/tinggi) yaitu pemberian motivasi belajar. Pada siklus II dapat disimpulkan

bahwa kemampuan guru dalam mengelola kelas cukup baik dilihat dari anyaknya

aktifitas mengajar guru yang mendapatkan nilai cukup dan perlu dilakukan

perbaikan pada siklus berikutnya.

2) Lembar observasi kegiatan peserta didik dengan materi praktek sunah wudhu.

Tabel 4.7.
Hasil Pengamatan terhadap Kegiatan Pembelajaran Siswa pada Siklus II
(SunahWudhu)
N0 Nama Sebelum jumla
siswa udhu Ketika Doa h
udhu sete
lah
berku wud
mur hu
52

Mencu Membas Mengu dahulu


ci uh sap kan
telapak lubang kedua yang
tangan hidung telinga kanan
Nilai maksimal 15 15 15 15 10 30 100
1. Agus 12 12 10 10 7 20 71
2. Anisa 12 13 14 15 8 20 82
3 Dina 12 11 14 10 8 20 78
4 Satrio Adi 7 8 12 10 8 10 55
5 Ahmad 12 10 10 11 11 10 76
6 Adi Firya 12 11 12 13 9 20 77
7 Ahmad 8 8 12 10 8 10 56
8 Aji Priyo 12 14 14 13 10 20 83
9 Aufalakh 12 13 11 12 9 19 76
10 Aldi Aidil 13 13 13 13 8 20 80
11 Anang 10 11 14 10 8 10 63
12 Andika 13 13 12 10 7 20 75
13 Anisa 12 12 14 11 8 18 75
14 Aris 13 15 15 13 8 25 87
15 Aryojali 10 11 14 15 8 20 78
16 Desi 12 13 15 15 8 20 83
17 Desiana 12 13 11 10 8 20 75
18 Dyah 7 13 10 10 8 10 58
19 Dimas 12 13 14 11 8 20 81
20 Erma 15 13 12 10 8 20 78
21 Hari 12 13 11 15 8 22 87
22 Jihaan 10 10 10 13 8 10 58
23 Lusiana 12 13 11 10 8 21 75
24 Fahmi 12 13 14 15 8 19 81
25 Satriyo 12 13 14 15 8 21 83
26 Eruanda 12 13 14 10 8 20 77
27 Marlinda 10 10 10 10 8 12 60
28 M. Fuadi 12 13 14 15 8 20 82
29 M. Zidan 12 13 14 10 8 15 72
30 Natania 12 13 13 10 8 20 66
31 Rendi 15 15 14 15 8 24 89
32 Siti 12 13 14 15 8 20 82
Keterangan:
10-70 = tidak tuntas
75-100 = tuntas
Dari tabel di atas dapat dilihat siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 75 (tidak

tuntas) sebanyak 14 siswa atau 44% dari semua siswa kelas II. Hasil siswa yang

mendapatkan nilai 75 atau lebih (tuntas) sebanyak 18 siswa atau 56% dari semua
53

siswa kelas II. Pada siklus II ini dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa

dalam mempraktekkan sunah wudhu sudah cukup baik, namun perlu dilakukan

perbaikan pada siklus berikutnya. Berdasarkan data di atas dapat ditampilkan

dalam tabel berikut:

Tabel 4.8

Presentase Ketuntasan Prestasi Belajar Siswa

Nilai Jumlah Presentas Keterangan


No. e
1 < 75 14 44% Tidak Tuntas

2 ≥ 18 56% Tuntas

75
3 Total 3 100%

Berdasarkan tabel di atas, prestasi belajar pada siklus II ditemukan 14 siswa (44%)

tidak tuntas, 18 siswa (56%) tuntas dalam belajar. Dengan demikian, indikator

keberhasilan belajar ketuntasan siswa sebesar 75% atau nilai KKM sebesar 75 tidak

terpenuhi, jadi observasi kegiatan ini dilanjutkan pada siklus III.

d. Refleksi
Tabel 4.9.
Hasil Pengamatan Kondisi Siswa selama Proses Pembelajaran Materi Sunah
Wudhu pada Siklus II.

N0 Nama Kurang Bermai Tidak Malu- Kuang


siswa aktif n memperha malu paham
sendiri tikan dalam bingung
mempr
aktekan
1. Agus √ - - √ √
2. Anisa √ - - - -
3 Dina - - - √ -
54

4 Satrio Adi √ √ √ √ √
5 Ahmad √ - √ √ √
6 Adi Firya - - √ √ -
7 Ahmad √ √ √ √ √
8 Aji Priyo √ - √ √ √
9 Aufalakh √ √ - √ -
10 Aldi Aidil - - - √ -
11 Anang √ √ √ √ √
12 Andika √ - √ - √
13 Anisa - - - - -
14 Aris √ √ √ √ √
15 Aryojali - √ - - -
16 Desi √ - - - -
17 Desiana √ √ √ √ √
18 Dyah √ √ √ √ √
19 Dimas √ - √ √ √
20 Erma - - - √ -
21 Hari - - - - -
22 Jihaan √ - √ √ √
23 Lusiana √ - √ - √
24 Fahmi - - - - -
25 Satriyo √ √
26 Eruanda - - - √ -
27 Marlinda √ - √ √ √
28 M. Fuadi - √ - - -
29 M. Zidan √ - - - -
30 Natania √ √ √ √ √
31 Rendi - √ √ √ √
32 Siti - √ √ - -
Pada siklus II hasil pengamatan kondisi siswa selama proses pembelajaran terlihat

bahwa siswa yang kurang aktif sebanyak 17 anak atau sebesar 53%. Siswa yang

bermain sendiri sebanyak 13 anak atau sebesar 41%. Siswa yang tidak

memperhatikan saat proses pembelajaran sebanyak 17 anak atau sebesar 53%. Siswa

yang masih malu-malu dalam mempraktekkan sunah wudhu sebanyak 18 anak atau

sebesar 56%. Siswa yang kurang paham materi sunah wudhu sebanyak 16 anak atau

sebesar 50%. Berdasarkan pengamatan tersebut dapat disimpulkan bahwa kondisi


55

siswa kurang baik dimana siswa yang masih malu-malu dalam mempraktekkan sunah

wudhu masih tinggi, sehingga perlu perbaikan pada siklus III.

3. Deskripsi Siklus III

a. Perencanaan

1) Dalam perencanaan ini peneliti menyusun RPP sebagai pedoman dalam

pembelajaran.

2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung seperti tempat wudhu dan gambar

cara berwudhu untuk demonstrasi tentang rukun dan sunah wudhu. Gambar cara

berwudhu dimaksudkan agar siswa memperhatikan sehingga dapat

mempraktekkan rukun dan sunah wudhu.

3) Menyiapkan lembar observasi kegiatan guru dan lembar observasi kegiatan peserta

didik. Lembar observasi ini untuk mengetahui perkembangan peserta didik dalam

pembelajaran praktek tentang rukun dan sunah wudhu.

b. Pelaksanaan

1) Guru menjelaskan materi tentang gerakan wudhu dan tata cara melaksanakan

rukun dan sunah wudhu.

2) Guru membagi menjadi 8 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 orang dan

diminta untuk memperhatikan contoh-contoh gerakan rukun dan sunah wudhu

pada gambar yang diperlihatkan oleh guru untuk didiskusikan. Setelah itu guru

menunjuk 1 siswa pada setiap kelompok untuk mempraktekkan rukun dan sunah

wudhu. Siswa yang lain memperhatikan gerakan dari siswa-siswa tersebut dan

apabila ada gerakan yang salah, maka siswa yang lain dapat membetulkan gerakan

rukun dan sunah wudhu tersebut.


56

3) Guru melakukan evaluasi tentang rukun dan sunah wudhu. Tujuannnya untuk

mengetahui siswa-siswa yang memperhatikan dan yang tidak memperhatikan

selama proses pembelajaran berlangsung.

c. Observasi

Dengan instrumen yang telah disiapkan peneliti melakukan pengamatan atau

observasi. Hal-hal yang diamati yakni:

1) Lembar observasi kegiatan guru

Tabel 4.10.
Hasil Pengamatan terhadap Pembelajaran Guru pada Siklus III

N ASPEK YAN G DINILAI Penilaian


O
1 Pemberian motivasi 1 2 3 4

belajar √
2 Kejelasan dan sistematika √

penyampaian materi
3 Pengelolaan √

pembelajaran
4 Kejelasan √

suara
5 Penguasaan √

bahan
6 Tuntutan √

pencapaian/ketercapaian

kompetensi siswa
57

7 Memberikan √

evaluasi
8 Ketepatan strategi √

pembelajaran
Keterangan:
1 : kurang/rendah
2 : cukup/sedang
3: baik/tinggi
4: sangat baik/sangat tinggi

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat banyaknya aktifitas mengajar guru yang

mendapat nilai 2 (cukup/sedang) yaitu pengelolaan pembelajaran. Hasil pengamatan

selanjutnya terhadap aktifitas guru yang mendapat nilai 3 (baik/tinggi) yaitu kejelasan

dan sistematika penyampaian materi, kejelasan suara, penguasaan bahan, tuntutan

pencapaian/ketercapaian, memberikan evaluasi dan ketepatan strategi pembelajaran.


58

Hasil pengamatan guru yang mendapat nilai 4 (sangat baik/sangat tinggi) yaitu

pemberian motivasi belajar. Pada siklus III dapat disimpulkan bahwa kemampuan

guru dalam mengelola kelas sudah baik dilihat dari banyaknya aktifitas mengajar

guru yang mendapatkan nilai baik.

2) Lembar observasi kegiatan peserta didik dengan materi praktek rukun dan

sunah wudhu.

Tabel 4.11

Hasil Pengamatan terhadap Kegiatan Pembelajaran Siswa (Sunah Wudhu)


N0 Nama Sebelum jumla
siswa udhu Ketika Doa h
udhu sete
lah
Mencu berku Membas Mengu dahulu wud
ci mur uh sap kan hu
telapak lubang kedua yang
tangan hidung telinga kanan
Nilai maksimal 15 15 15 15 10 30 100
1. Agus 12 12 10 10 9 23 76
2. Anisa 12 13 14 15 8 18 80
3 Dina 12 11 14 10 8 19 77
4 Satrio Adi 12 11 14 10 8 19 76
5 Ahmad 12 13 14 15 8 18 80
6 Adi Firya 12 14 14 15 8 20 84
7 Ahmad 12 10 12 13 8 20 75
8 Aji Priyo 12 14 14 13 10 20 83
9 Aufalakh 12 13 11 12 9 19 76
10 Aldi Aidil 13 13 13 13 8 20 80
11 Anang 10 11 14 10 8 10 63
12 Andika 13 13 12 10 7 20 75
13 Anisa 12 12 14 11 8 18 75
14 Aris 13 15 15 13 8 25 87
15 Aryojali 10 11 14 15 8 20 78
16 Desi 12 13 15 15 8 20 83
17 Desiana 12 13 11 10 8 20 75
18 Dyah 7 13 10 10 8 10 58
19 Dimas 12 13 14 11 8 20 81
20 Erma 15 13 12 10 8 20 78
21 Hari 12 13 11 15 8 22 87
22 Jihaan 10 10 10 13 8 10 58
59

23 Lusiana 12 13 11 10 8 21 75
24 Fahmi 12 13 14 15 8 19 81
25 Satriyo 12 13 14 15 8 21 83
26 Eruanda 12 13 14 10 8 20 77
27 Marlinda 10 10 10 10 8 12 60
28 M. Fuadi 12 13 14 15 8 20 82
29 M. Zidan 12 13 14 10 8 15 72
30 Natania 12 13 13 10 8 20 66
31 Rendi 15 15 14 15 8 24 89
32 Siti 12 13 14 15 8 20 82
Keterangan:
10-70 = tidak tuntas
75-100 = tuntas

Dari tabel di atas dapat dilihat siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 75 (tidak

tuntas) sebanyak 6 siswa atau 19% dari semua siswa kelas II. Hasil siswa yang

mendapatkan nilai 75 atau lebih (tuntas) sebanyak 26 siswa atau 81% dari semua

siswa kelas II. Pada siklus III ini dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam

mempraktekkan rukun wudhu sudah baik.

Berdasarkan data di atas dapat ditampilkan dalam tabel berikut:

Tabel 4.12.

Presentase Ketuntasan Prestasi Belajar Siswa

Nilai Jumlah Presentas Keterangan


No. e
1 < 75 6 19% Tidak Tuntas

2 ≥ 26 81% Tuntas

75
3 Total 3 100%

2
Berdasarkan tabel di atas, prestasi belajar pada siklus III ditemukan 6 siswa (19%)

tidak tuntas, 26 siswa (81%) tuntas dalam belajar. Dengan demikian, indikator

keberhasilan belajar ketuntasan siswa sebesar 75% atau nilai KKM sebesar 75 sudah
60

terpenuhi, jadi siklus dihentikan. Sebanyak 6 siswa (19%) yang tidak tuntas belajar

dilakukan remidi secara individual di luar jam yang dijadwalkan.

Tabel 4.13
Hasil Pengamatan terhadap Kegiatan Pembelajaran Siswa pada Siklus III
(Sunah Wudhu)

N0 Nama Sebelum jumla


siswa udhu Ketika Doa h
udhu sete
lah
Mencu berku Membas Mengu dahulu wud
ci mur uh sap kan hu
telapak lubang kedua yang
tangan hidung telinga kanan
Nilai maksimal 15 15 15 15 10 30 100
1. Agus 12 12 10 10 9 23 76
2. Anisa 12 13 14 15 8 18 80
3 Dina 12 11 14 10 8 19 77
4 Satrio Adi 12 11 14 10 8 19 76
5 Ahmad 12 13 14 15 8 18 80
6 Adi Firya 12 14 14 15 8 20 84
7 Ahmad 12 10 12 13 8 20 75
8 Aji Priyo 12 14 14 13 10 20 83
9 Aufalakh 12 13 11 12 9 19 76
10 Aldi Aidil 13 13 13 13 8 20 80
11 Anang 10 11 14 10 8 10 63
12 Andika 13 13 12 10 7 20 75
13 Anisa 12 12 14 11 8 18 75
14 Aris 13 15 15 13 8 25 87
15 Aryojali 10 11 14 15 8 20 78
16 Desi 12 13 15 15 8 20 83
17 Desiana 12 13 11 10 8 20 75
18 Dyah 7 13 10 10 8 10 58
19 Dimas 12 13 14 11 8 20 81
20 Erma 15 13 12 10 8 20 78
21 Hari 12 13 11 15 8 22 87
22 Jihaan 10 10 10 13 8 10 58
23 Lusiana 12 13 11 10 8 21 75
24 Fahmi 12 13 14 15 8 19 81
25 Satriyo 12 13 14 15 8 21 83
26 Eruanda 12 13 14 10 8 20 77
27 Marlinda 10 10 10 10 8 12 60
28 M. Fuadi 12 13 14 15 8 20 82
61

29 M. Zidan 12 13 14 10 8 15 72
30 Natania 12 13 13 10 8 20 66
31 Rendi 15 15 14 15 8 24 89
32 Siti 12 13 14 15 8 20 82
Keterangan:
10-70 = tidak tuntas
75-100 = tuntas

Dari tabel di atas dapat dilihat siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 75 (tidak

tuntas) sebanyak 4 siswa atau 12,5% dari semua siswa kelas II. Hasil siswa yang

mendapatkan nilai 75 atau lebih (tuntas) sebanyak 28 siswa atau 87,5% dari semua

siswa kelas II. Pada siklus III ini dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam

mempraktekkan sunah wudhu sudah baik.

Berdasarkan data di atas dapat ditampilkan dalam tabel berikut:

Tabel 4.14

Presentase Ketuntasan Prestasi Belajar Siswa

Nilai Jumlah Presentas Keterangan


No. e
1 < 75 4 12,5% Tidak Tuntas

2 ≥ 28 87,5% Tuntas

75
3 Total 3 100%

2
Berdasarkan tabel di atas, prestasi belajar pada siklus III ditemukan 4 siswa (12,5%)

tidak tuntas, 28 siswa (87,5%) tuntas dalam belajar. Dengan demikian, indikator

keberhasilan belajar ketuntasan siswa sebesar 75% atau nilai KKM sebesar 75 sudah

terpenuhi, jadi siklus dihentikan. Sebanyak 4 siswa (12,5%) yang tidak tuntas belajar

dilakukan remidi secara individual di luar jam yang sudah dijadwalkan.


62

d. Refleksi

Tabel 4.15.
Hasil Pengamatan Kondisi Siswa selama Proses Pembelajaran Materi Rukun
Wudhu dan Sunah Wudhu pada Siklus III.
N0 Nama siswa
Tidak Memperh Tidak
Bermain atikan Malu-
sendiri materi malu
dalam
memprak
tekkan
1. Agus √ √ √
2. Anisa √ √ √
3 Dina √ √ √
4 Satrio Adi √ √ √
5 Ahmad √ √ √
6 Adi Firya √ √ √
7 Ahmad √ √ √
8 Aji Priyo √ √ √
9 Aufalakh √ √ √
10 Aldi Aidil √ √ √
11 Anang √ √ √
12 Andika √ √ √
13 Anisa √ √ √
14 Aris √ √ √
15 Aryojali √ √ √
16 Desi √ √ √
17 Desiana √ √ √
18 Dyah √ √ √
19 Dimas √ √ √
20 Erma √ √ √
21 Hari √ √ √
22 Jihaan √ √ √
23 Lusiana √ √ √
24 Fahmi √ √ √
25 Satriyo √ √ √
26 Eruanda √ √ √
27 Marlinda √ √ √
28 M. Fuadi √ √ √
29 M. Zidan √ √ √
30 Natania √ √ √
31 Rendi √ √ √
63

32 Siti √ √ √

Berdasarkan hasil pengamatan tersebut bahwa kondisi siswa dalam mengikuti proses

pembelajaran rukun dan sunah wudhu sudah sangat baik dengan ditunjukkan semua

siswa sudah tidak bermain sendiri, memperhatikan materi yang disampaikan guru dan

sudah tidak malu-malu untuk mempraktekkan rukun dan sunah wudhu. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan kondisi siswa selama proses

pembelajaran berlangsung dengan menggunakan metode demonstrasi.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Penggunaan metode demonstrasi pada mata pelajaran PAI sangat membantu dalam

pemahaman siswa khususnya materi rukun dan sunah wudhu. Dalam proses

pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi, guru menjelaskan materi

dengan menunjukkan contoh gerakan-gerakan rukun dan sunah wudhu pada gambar,

sehingga siswa akan lebih melekat dan memahami. Pembelajaran PAI tidak hanya

hafalan tetapi harus benar-benar memahami materi yang diajarkan. Kegiatan

selanjutnya guru melakukan tanya jawab kepada siswa sehingga memungkinkan

siswa untuk memperbaiki pemahaman yang salah tentang materi rukun dan sunah

wudhu. Selain itu, metode ini juga membuat pembelajaran lebih jelas dan bervariasi.

Penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode


64

demonstrasi ternyata membuahkan hasil dan akibat yang baik. Hal ini dapat dilihat

dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti. Berdasarkan pada siklus I jumlah

siswa yang tuntas belajar sebanyak 14 anak, sedangkan pada siklus II jumlah siswa

yang tuntas belajar sebanyak 18 anak. Pada siklus III untuk materi rukun wudhu

jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak 26 anak, sedangkan untuk materi sunah

wudhu siswa yang tuntas belajar sebanyak 28 anak. Hal ini menunjukkan bahwa dari

siklus I sampai dengan siklus III ketuntasan dalam belajar selalu meningkat. Dari

hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode demonstrasi

dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI.


65

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Metode demonstrasi pada pembelajaran PAI dapat meningkatkan prestasi

belajar siswa kelas II SD Negeri Haneuar Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 .

Prestasi belajar pada siklus I sebesar 44% atau 14 siswa dengan KKM 75, siklus II

sebesar 56% atau 18 siswa dengan KKM 75 dan pada siklus III sebesar 81% atau 26

siswa untuk materi rukun wudhu dan sebesar 87,5% atau 28 siswa untuk materi sunah

wudhu dengan KKM 75. Peningkatan prestasi belajar siswa pada siklus I ke siklus II

sebesar 12% dengan KKM 75, peningkatan prestasi pada siklus II ke siklus III dengan

materi rukun wudhu sebesar 25% dan pada materi sunah wudhu sebesar 31,5%.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang diperoleh maka terdapat beberapa

saran sebagai berikut:

1. Bagi Guru

Dalam pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran PAI selain menggunakan

metode ceramah atau penugasan sebaiknya juga dapat menggunakan metode

demonstrasi terutama menyangkut materi yang membutuhkan metode ini agar

prestasi belajar siswa dapat meningkat.

2. Bagi Siswa

Dalam proses pembelajaran sebaiknya siswa tidak malu untuk bertanya

tentang materi yang belum jelas dan siswa juga tidak malu untuk mempraktekkan

materi rukun dan sunah wudhu, sehingga siswa dapat memperoleh hasil yang

maksimal.
66

3. Bagi Sekolah

Hendaknya menyiapkan fasilitas untuk para guru yang akan melakukan penelitian

tindakan kelas agar terwujud sekolah yang bermutu dan berkualitas dalam

menghadapi kemajuan di dunia pendidikan.


67

DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Arifin, Zaenal. 2000. Evaluasi Instruksional. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Bahreisj, Salim. 1986. Cetakan ke 9 Tarjamah Riadhus Shalihin. Bandung: PT.
Alma‟arif.
Burhanudin. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Bumi Aksara.
Depdiknas.2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Djamarah, Syaiful Bahri. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Purwanto, Ngalim. (2007). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Poerwardarminta. 2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Departemen Pendidikan
Nasional Edisi III Cet 3. Jakarta: Balai Pustaka.
Rifa‟i, NH. 2002. Bimbingan Ibadah. Jombang: Lintas Media
Roestiyah. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sabiq. 2006. Fiqh Sunah. Jakarta: Pundi Aksara.
Slameto. 1991. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Bandung: Rineka
Cipta.
Sugihartono. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press
Syah, Muhaibin. 1995. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rineka Cipta.
Tohirin. 2008. Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Zaenal, Aqib. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Irama Widya.

You might also like