Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 7

1.

Jenis Bahaya yang Ada pada Kegiatan Konstruksi


a. Bahaya Fisik
Misalnya kebisingan, cahaya yang kurang memadai, lantai licin, getaran.
b. Bahaya kimia
Berbagai jenis bahan kimia, baik dalam bentuk padat, cair, dan gas.
c. Bahaya Biologi
Berbagai jenis makhluk hidup, seperti serangga, bakteri, virus, dll.
d. Bahaya Ergonomis
Cara kerja / alat kerja yang tidak tepat sehingga menimbulkan ketidaknyamanan
pada pekerja.
e. Bahaya Elektrik
Bahaya yang berasal dari arus listrik, seperti bahaya sengatan listrik, kebakaran
karena arus listrik.
f. Bahaya Mekanik
Bahaya yang diakibatkan oleh berbagai peralatan kerja yang digunakan.
2. Scaffolding
- Scaffolding merupakan sebuah peralatan kerja yang dibuat sementara dan
digunakan untuk menyangga tenaga kerja, alat kerja, dan bahan kerja.
- Bahaya yang mungkin terjadi diantaranya, terjatuh, roboh, terperosok, dll.
- Ada berbagai jenis scaffolding, diantaranya jenis frame, kayu bulat, mekanik, pipa,
gantung, bergerak, tiang tunggal dengan bracket.
- Penggunaan scaffolding harus diawasi oleh seorang supervisor scaffolding yang
sudah mengikuti pelatihan dan memiliki sertifikat dari kemnaker.
- Hal yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan scaffolding, diantaranya :
a. Scaffolding dalam keadaan kokoh & stabil. Apabila termasuk scaffolding
bergerak, pastikan roda sudah di lock.
b. Komponen scaffolding dalam keadaan baik dan layak digunakan.
- Scaffolding harus dilakukan pemeriksaan secara rutin apabila :
a. Minimal seminggu sekali
b. Setelah terjadi cuaca buruk
- Bagian scaffolding yang harus diperiksa setelah scaffolding dipasang, diantaranya :
a. Pondasi
b. Kerangka
c. Lantai kerja
d. Lantai kerja perancah
e. Bagian paling atas dari scaffolding
- Syarat scaffolding yang harus diperhatikan
a. Scaffolding harus diberikan lantai papan yang kuat dan rapat
b. Apabila scaffolding memiliki tinggi lebih dari 2 meter, harus pasang pagar
pengaman
c. Apabila scaffolding memiliki tinggi lebih dari 5 meter, harus dipasang safety nett
dan perisai pengaman untuk melindungi dari kejatuhan material.
d. Jika sudah dilakukan pemeriksaan, scaffolding harus diberikan tanda (tag)
 Hijau : scaffolding aman untuk digunakan
 Kuning : Scaffolding dapat digunakan dengan syarat tertentu (jika diberi
pengaman tambahan)
 Merah : Scaffolding tidak layak digunakan
e. Scaffolding diletakan pada bidang yang kuat dan rata
f. Scaffolding harus mampu untuk menahan beban diatasnya.
g. Rangka, lantai kerja, tangga naik, serta lantai dasar harus bersih dari minyak,
lumpur, dan bahan lain yang dapat berbahaya.
h. Tenaga kerja yang akan menggunakan scaffolder harus menggunakan APD
yang disyaratkan, seperti helm, rompi, safety shoes, body harrness.
i. Lebar lantai kerja harus cukup untuk bekerja dan meletakkan bahan-bahan.
j. Berikan toe board pada scaffolding yang digunakan.
k. Tentang support
- Hal yang harus diperhatikan saat memindahkan scaffolding yang sudah terpasang
a. Pastikan tidak terdapat benda apapun diatas scaffolding yang akan dipindahkan
b. Cek pengunci roda
c. Perhatikan ada tidaknya lubang saat memindahkan scaffolding
d. Pindahkan scaffolding dengan bantuan yang cukup
e. Roda yang ada pada scaffolding dilapisi karet atau sejenisnya.
f. Untuk scaffolding yang cukup tinggi, pastikan tidak tersangkut kabel listrik yang
ada diatas.
3. Pekerjaan di Ketinggian
- Yaitu suatu pekerjaan yang memiliki risiko untuk jatuh dan memiliki tinggi 1.8 m
diatas permukaan tanah disebut dengan pekerjaan di ketinggian.
- APD yang umum digunakan dalam melakukan pekerjaan diketinggian, diantaranya
helm, safety shoes, rompi, dan body harness.
- Berat benda yang boleh dibawa pada tubuh tenaga kerja, diluar APD dan alat
pelindung jatuh, adalah maksimal 5 kg. Jika lebih dari 5 kg harus dinaik turunkan
dengan menggunakan katrol.
4. Pekerjaan di Ruang Terbatas
- Suatu tempat kerja dinyatakan sebagai ruang terbatas jika konfigurasi ruang
tersebut memungkinkan pekerja untuk masuk dan melakukan pekerjaan
didalamnya, ruang tersebut memiliki akses terbatas untuk keluar dan masuk, serta
tidak dirancang untuk pekerjaan terus menerus.
- Pekerjaan diruang terbatas membutuhkan ijin kerja apabila pekerjaan tersebut
mengandung potensi bahaya, diantaranya :
a. Mengandung gas berbahaya
b. Mengandung material yang memungkinkan pekerja terperangkap didalamnya
c. Memiliki konfigurasi sedemikian rupa sehingga memungkinkan pekerja
terperangkap dan mengalami asfiksia (kondisi kekurangan oksigen yang dapat
menyebabkan kematian) karena dinding yang melengkung kedalam atau lantai
yang curam
d. Mengandung bahaya lainnya.
- Pekerjaan diruang terbatas tidak membutuhkan ijin kerja khusus apabila :
a. Terbebas dari kondisi udara yang berbahaya
b. Potensi bahaya sudah bisa dieliminir tanpa masuk kedalam terlebih dahulu
- Bahaya yang mungkin terjadi di ruang kerja terbatas, diantaranya terperangkap,
kekurangan/kelebihan oksigen, terpapar gas/cairan beracun, serta bahaya lain
seperti tersetrum, terbentur, dan terpeleset.
5. Pekerjaan Panas
- Pekerjaan panas adalah pekerjaan yang menggunakan atau menimbulkan
panas/nyala api, seperti pengelasan, penggerindaan, pemotongan pipa, dll
- Potensi bahaya yang ada saat melakukan pekerjaan panas diantaranya :
a. Ledakan atau kebakaran yang berasal dari akumulasi gas yang mudah terbakar
b. Asap hasil pengelasan, sinar UV yang ditimbulkan, percikan api, serta
kebisingan yang dihasilkan bisa menyebabkan penyakit akibat kerja (PAK)
- APD yang umumnya digunakan dalam melakukan pekerjaan panas, diantaranya
Safetyshoes, pakaian pelindung/apron, sarung tangan, masker, kacamata.
- Klasifikasi pengelasan berdasarkan cara kerja, yaitu :
a. Pengelasan Cair
Proses dimana bahan yang dasar yang akan disambungkan dipanaskan sampai
mencair.
b. Pengelasan Tekan
Prosed dimana bahan dasar yang akan disambungkan dipanaskan sampai pijar
lalu ditekan menjadi satu
c. Pematrian
Proses dimana logam diikat dan disatukan dengan menggunakan bahan paduan
logam yang memiliki titik cair rendah, dalam pematrian logam yang disambung
tidak turut mencair.
- Klasifikasi pengelasan berdasarkan sumber panas yang digunakan, yaitu :
a. Pengelasan Gas
Yaitu cara pengelasan dengan menggunakan campuran dua buah gas.
b. Pengelasan Busur Listrik
Yaitu cara pengelasan dengan menggunakan busur listrik / bunga api listrik
akibat hubungan singkat antara dua kutub listrik.
c. Pengelasan Tekan (Las Tahanan Listrik)
Yaitu cara pengelasan dimana bahan yang disambungkan dipanaskan dengan
tahanan listrik melalui elektroda tembaga sampai pijar kemudian ditekan menjadi
satu.
d. Pengelasan Kimia
Yaitu cara pengelasan dengan menggunakan reaksi kimia sebagai sumber
panas.
6. Pekerjaan Penggalian
- Hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan pekerjaan penggalian, yaitu :
a. Cek keadaan dan stabilitas tanah, air tanah, jaringan utilitas bawah tanah (listrik,
gas. Air)
b. Pastikan tenaga kerja aman dari bahaya tertimbun tanah
c. Pasang lampu dan rambu-rambu untuk mencegah orang jatuh
- APD yang digunakan antara lain safety boots, safety helmet, safety glasses, hand
gloves, full body suits
- Sarana & Prasarana yang dibutuhkan dalam pekerjaan penggalian, diantaranya :
a. Dinding penahan, scaffolding, dan tangga kerja untuk pekerjaan penggalian
dengan ketinggian tertentu
b. Pagar pengaman disekitar lokasi galian, guna mencegah adanya orang lain
(bukan petugas) yang terperosok kedalam galian
c. Adanya sirkulasi udara, penerangan, dan alat komunikasi guna memudahkan
pemberian instruksi
d. Perlu disiapkan sarana evakuasi bila terjadi kondisi darurat.
7. Pekerjaan Isolasi Energi (Lock Out Tag Out / LOTO)
- Yaitu suatu sistem pengamanan dalam melakukan suatu pekerjaan dengan
mematikan sumber energinya, mengunci (lock) dan memberi tanda (tag)
- Isolasi energi bertujuan memastikan bahwa mesin/alat berbahaya telat dimatikan
serta tidak menyala kembali selama pekerjaan dilakukan
- Langkah-langkah dalam melakukan isolasi energi (harus dilakukan secara
menyeluruh dan , diantaranya :
a. Mengidentifikasi sumber energi
b. Memberikan informasi kepada pihak terkait
c. Mengisolasi dan mengamankan energi
d. Menguji isolasi
e. Memasang gembok & tag yang sesuai
f. Memulai pekerjaan
g. Menyelesaikan pekerjaan
h. Memeriksa daerah pekerjaan
i. Membersihkan daerah pekerjaan
j. Melepaskan gembok & tag yang sesuai
k. Mengembalikan energi
l. Memeriksa pengoperasian alat yang dioperasikan
- Jenis energi yang harus diisolasi, diantaranya :
a. Energi Listrik
b. Energi Termal
c. Energi Mekanis
d. Bahan Kimia
e. Radiasi
8. Kecelakaan Kerja
- Kecelakaan kerja (menurut OHSAS 18001 : 2007) adalah kejadian yang
berhubungan dengan pekerjaan yang dapat menyebabkan cidera atau kesakitan
(tergantung tingkat keparahannya), kematian, atau kejadian yang dapat
menyebabkan kematian.
- Klasifikasi cidera berdasarkan tingkat keparahannya, yaitu :
a. Cidera Fatal (Fatality)
Adalah kematian yang diakibatkan oleh cidera atau penyakit akibat kerja
b. Cidera yang menyebabkan hilangnya waktu kerja (Loss Time Injury / LTI)
Adalah suatu kejadian yang menyebabkan kematian, cacat permanen, atau
kehilangan hari kerja selama satu hari atau lebih. Hari saat terjadinya
kecelakaan kerja tidak dihitung sebagai kehilangan hari kerja
c. Cidera yang menyebabkan hilangnya hari kerja (Loss Time Day / LTD)
Adalah semua jadwal masuk kerja yang mana karyawan tidak dapat masuk kerja
karena cidera atau karena cidera yang kambuh dari periode sebelumnya. Hari
saat terjadi kecelakaan tidak termasuk sebagai Loss Time Day.
d. Cidera dengan Kerja Terbatas (Restricted Duty)
Adalah jumlah hari kerja karyawan yang tidak mampu mengerjakan kegiatan
rutinnya dan ditempatkan di posisi lain untuk sementara waktu atau pekerjaan
yang sudah dimodifikasi
e. Cidera dirawat di rumah sakit (Medical Treatment Injury / MTI)
Kecelakaan kerja ini tidak termasuk cidera hilang waktu kerja, tetapi kecelakaan
kerja yang ditangani oleh dokter, perawat, atau orang yang memiliki kualifikasi
untuk memberikan pertolongan pada kecelakaan
f. Cidera ringan (First Aid Injury)
Adalah cidera ringan yang diakibatkan oleh kecelakaan kerja dan dapat
ditangani menggunakan alat P3K yang disediakan, misalnya luka lecet, mata
terkena debu, dll.
g. Kecelakaan yang tidak menimbulkan cidera (Non Injury Incident)
Adalah suatu kejadian potensial yang mampu menyebabkan kecelakaan kerja
atau penyakit akibat kerja, kecuali kebakaran, peledakan, dan bahaya
pembuangan limbah.
- Jenis kecelakaan kerja (menurut Bird & Germain, 1990)
a. Near Miss
Yaitu kejadian hampir celaka (kejadian yang hampir menimbilkan incident dan
accident), tidak menimbulkan kerugian dan kerusakan. Contohnya adalah
tersandung, terpeleset, dll.
b. Incident
Yaitu kejadian tidak diinginkan yang belum menimbulkan kerugian dan
berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja. Contohnya adalah terjadi konsleting
listrik di lingkungan kerja, kenaikan debit air dalam pipa, kenaikan temperatur
mesin, dll.
c. Accident
Yaitu kejadian tidak diinginkan yang menimbulkan kerugian, baik untuk manusia
maupun harta benda. Contohnya adalah kecelakaan, kebakaran, dll.
- Cara Menghitung Kecelakaan
a. Konstanta Pengali
 Ada dua konstanta yang digunakan dalam menghitung kecelakaan kerja,
yaitu 1.000.000 dan 200.000
 Konstanta 1.000.000 dipakai untuk menggambarkan 500 pekerja selama 1
tahun (2000 jam)
 Konstanta 200.000 dipakai untuk menggambarkan 100 pekerja selama 1
tahun (2000 jam)
b. Ratio Kekerapan Cidera (Frequency Rate)
 Frekuensi rate digunakan untuk mengetahui banyaknya cidera yang
menyebabkan tidak bisa bekerja
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑐𝑖𝑑𝑒𝑟𝑎 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 ℎ𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎
 𝐹𝑟𝑒𝑞𝑢𝑒𝑛𝑐𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑒 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑀𝑎𝑛 𝐻𝑜𝑢𝑟𝑠
𝑥 1.000.000

c. Ratio Keparahan Cidera (Severity Rate)


 Digunakan untuk menghitung hilangnya hari kerja akibat kecelakaan kerja
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 ℎ𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔
 𝑆𝑒𝑣𝑒𝑟𝑖𝑡𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑒 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑀𝑎𝑛 𝐻𝑜𝑢𝑟𝑠
𝑥 1.000.000

d. Rata-Rata Hilangnya Waktu Kerja (Average Time Lost Rate / ATLR)


𝐹𝑟𝑒𝑞𝑢𝑒𝑛𝑐𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑒 𝑁𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑜𝑓 𝐿𝑇𝐼
 𝐴𝑇𝐿𝑅 = 𝑆𝑒𝑣𝑒𝑟𝑖𝑡𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑒
= 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑀𝑎𝑛 𝐻𝑜𝑢𝑟𝑠
𝑥 1.000.000

e. Incident Rate
 Digunakan untuk mengetahui porsentase kecelakan yang terjadi di
lingkungan kerja
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑒𝑐𝑒𝑙𝑎𝑘𝑎𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑗𝑎𝑑𝑖
 𝐼𝑛𝑐𝑖𝑑𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑒 = 𝑥 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑦𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑝𝑎𝑝𝑎𝑟

9. Commisioning
- Commisioning adalah pengujian operasional suatu pekerjaan untuk memastikan
pekerjaan tersebut telah dilaksanakan dan sesuai dengan standar dan peraturan
yang telah ditetapkan antara pelaksana kerja dan klien.
10. s

You might also like