Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 11

Seorang ahli kimia berkebangsaan Prancis yang bernama Henry Louis Le

Chatelier (1850-1936) menyatakan,

“Jika terhadap suatu sistem kesetimbangan dilakukan suatu


tindakan (aksi), sistem kesetimbangan tersebut akan mengalami
perubahan (pergeseran) yang cenderung untuk mengurangi
pengaruh aksi tersebut.”
Pernyataan tersebut dikenal dengan asas Le Chatelier. Penerapan dari asas Le
Chatelierterhadap pergeseran kesetimbangan kimia dapat dipelajari sebagai berikut.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


KESETIMBANGAN KIMIA
1. PENGARUH KONSENTRASI
Konsentrasi reaktan atau pereaksi memengaruhi pergeseran kesetimbangan.
Beradasarkaan asas Le Chatelier , perlu diperhatikan beberapa, sebagai berikut:

1. Jika ada penambahan konsentrasi pada salah satu pereaksi, maka kesetimbangan
akan bergeser ke kanan (ke arah produk). Sebaliknya, jika ada penambahan
konsentrasi produk, maka kesetimbangan akan bergeser ke kiri (ke arah pereaksi).
2. Jika ada pengurangan konsentrasi salah satu pereaksi, maka kesetimbangan akan
bergeser ke kiri (ke arah pereaksi). Sebaliknya, jika ada pengurangan konsentrasi
produk, maka akan ada pergeseran kesetimbangan ke kanan (ke arah produk).
3. Jika ada pengurangan konsentrasi semua zat yang terlibat reaksi, misalnya dengan
pengenceran atau memperbesar volume, maka kesetimbangan akan bergeser ke
arah yang jumlah molekulnya banyak.

Contoh:
Misalnya ada persamaan reaksi:
Fe2+(aq) + SCN–(aq) ↔ [Fe(SCN)]2+(aq)
Dengan catatan: warna [Fe(SCN)]2+ adalah merah, maka:

1. Jika ditambahkan ion Fe2+, maka kesetimbangan bergeser ke kanan sehingga


konsentrasi ion [Fe(SCN)]2+ semakin besar. Ini dibuktikan dengan warna merah
makin pekat.
2. Jika ditambahkan SCN–, maka kesetimbangan bergeser ke kanan sehingga
konsentrasi ion [Fe(SCN)]2+ makin besar. Ini dibuktikan dengan warna merah pekat.
3. Jika ada penambahan ion OH–, maka ion ini akan mengikat ion Fe2+, sehingga akan
terjadi pengurangan ion Fe2+.Dengan demikian, kesetimbangan bergeser ke kiri.
Akibatnya, konsentrasi ion [Fe(SCN)]2+ menjadi berkurang.Ini dibuktikan dengan
warna merah memudar.
4. Jika ada penambahan volume atau pengenceran, berarti memperkecil konsentrasi,
maka kesetimbangan bergeser ke jumlah molekul yang besar atau ke kiri, sehingga
warna memudar. Hal ini karena ion [Fe(SCN)]2+ menjadi berkurang.

2. PENGARUH TEKANAN DAN VOLUME


Penambahan tekanan atau volume hanya memberi pengaruh pada kesetimbangan
reaksi yang melibatkan gas. Sesuai dengan asas Le Chatelier, memperbesar tekanan
akan memberikan pengaruh yang sama dengan memperkecil volume. Demikian juga
sebaliknya.
Ketika kita menambahkan tekanan pada sistem, maka reaksi sistem adalah mengurangi
tekanan. Mengurangi tekanan berarti mengurangi jumlah molekul sehingga pergeseran
kesetimbangan bergeser ke arah reaksi yang mempunyai jumlah koefisien gas lebih
kecil. Contoh; penambahan tekanan pada reaksi:
N2(g) + 3H2(g) ↔2NH3(g)
Pada pihak reaktan (sebelah kiri anak panah) mempunyai jumlah koefisien 4 (1 + 3),
sedangkan pihak produk (sebelah kanan anak panah) mempunyai koifisien 2. Karena
penambahan tekanan, berarti kesetimbangan bergeser ke pihak reaksi yang
mempunyai koefisien lebih kecil. Oleh karena itu, pada reaksi di atas, kesetimbangan
bergeser ke kanan. Artinya, konsentrasi NH3 akan bertambah ketika ada penambahan
tekanan. Demikian juga ketika volume diperkecil, maka konsentrasi NH3 menjadi
bertambah.

3. PENGARUH SUHU
Pengaruh suhu pada pergeseran kesetimbangan berkaitaan dengan reaksi endoterm
dan eksoterm. Menurut asas Le Chatelier , ketika suhu sistem dinaikkan, maka reaksi
sistem adalah dengan menurunkan suhu. Akibatnya, kesetimbangan akan bergeser ke
pihak reaksi yang menyerap kalor (endoterm). Sebaliknya, jika suhu sistem diturunkan,
kesetimbangan akan bergeser ke pihak reaksi yang melepaskan kalor (eksoterm).
Contoh:
N2(g) + 3H2(g) ↔ 2NH3(g) ∆H = -92,2 kJ
Karena ∆H negatif, maka reaksi ke kanan adalah reaksi eksoterm. (Masih ingatkan ya
konsep termokimia, hehe). Sebaliknya, reaksi ke kiri adalah reaksi endoterm.
N2(g) + 3H2(g) ↔ 2NH3(g) ∆H = -92,2 kJ ==> eksoterm
2NH3(g) ↔ N2(g) + 3H2(g) ∆H = +92,2 kJ ==> endoterm
Ketika suhu dinaikkan, maka kesetimbangan akan bergeser ke pihak reaksi yang
menyerap kalor (endoterm) atau ke kiri. Demikian juga sebaliknya, ketika suhu
diturunkan, maka kestimbangan akan bergeser ke kanan.
4. PENGARUH KATALIS
Pengaruh katalis pada reaksi kesetimbangan adalah mempercepat tercapainya
kesetimbangan, tetapi tidak mempengaruhi arah kesetimbangannya itu sendiri. Suatu
reaksi yang semula membutuhkan berhari-hari atau berminggu-minggu untuk
mencapaai kesetimbangan,jika ditambah katalis dalam reaksi itu, maka akan
memperkecil waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kesetimbangan.
Pengaruh katalis juga dapat menurunkan suhu reaksi. Hal ini penting karena ada reaksi
yang rendemen hasil reaksinya kecil ketika suhu tinggi.
Contoh Soal
Pada reaksi kesetimbangan N2(g) + 3H2(g) ↔ 2NH3(g) ∆H = -92,2 kJ.
Tentukan arah pergeseran kesetimbangan jika:

1. Ditambah konsentrasi N2
2. Ditambah konsentrasi NH3
3. Dikurangi konsentrasi H2
4. Tekanan diperbesar
5. Volume diperbesar
6. larutan dipanaskan.

Penyelesaian:

1. Reaksi bergeser ke kanan (ke NH3)


2. Reaksi bergeser ke kiri.
3. Reaksi bergeser ke kiri.
4. Jika tekanan diperbesar, Reaksi bergeser ke jumlah koefisien gas yang lebih kecil,
atau bergeser ke kanan.
5. Jika volume diperbesar, Reaksi bergeser ke jumlah koefisien gas yang lebih besar,
yaitu bergeser ke kiri.
6. Jika larutan dipanaskan, Reaksi bergeser ke zat endoterm, yaitu bergeser ke kiri.

Demikian ulasan mengenai asas Le Chatelier. Jika ada masukan, saran ataupun
pertanyaan silahkan berkomentar ya. Semoga bermanfaat…..
Sumber:
Harjani, T., dkk.(2013). KIMIA: Untuk SMA/MA Kelas XI. Masmedia: Sidoarjo
Kesetimbangan Kimia (equilibrium)
Kesetimbangan kimia adalah keadaan reaksi bolak-balik dimana laju reaksi reaktan dan
produk sama dan konsentrasi keduanya tetap. Kesetimbangan kimia hanya terjadi pada
reaksi bolak-balik dimana laju terbentuknya reaktan sama dengan laju terbentuknya
produk. Reaksi akan terjadi terus menerus secara mikroskopis sehingga disebut
kesetimbangan dinamis.

 JENIS REAKSI KIMIA BERDASARKAN ARAHNYA:


Reaksi Reversible: Reaksi yang berjalan bolak – balik, dan berjalan terus - menerus
Reaksi Ireversible: Reaksi yang hanya berjalan searah dan hanya terjadi satu kali

 CIRI-CIRI KEADAAN SETIMBANG

Ciri-ciri keadaan suatu reaksi bolak-balik dikatan setimbang sebagai berikut:


1. Terjadi dalam wadah tertutup, pada suhu dan tekanan tetap.
2. Reaksinya berlangsung terus-menerus (reversible) dalam dua arah yang berlawanan.
3. Laju reaksi ke reaktan sama dengan laju reaksi ke produk.
4. Konsentrasi produk dan reaktan tetap.
5. Terjadi secara mikroskopis pada tingkat partikel zat.

 FAKTOR PERGESERAN KESETIMBANGAN KIMIA:


Pergeseran kesetimbangan dipengaruhi beberapa factor diantaranya Konsentrasi zat,
Volume, Tekanan, Suhu

Konsentrasi Zat:
Jika konsentrasi salah satu zat ditambah, maka reaksi kesetimbangan akan bergeser
dari arah (menjauhi) zat yang ditambah konsentrasinya.
Contoh : Pada persamaan reaksi berikut.
N2(g)+ 3H2(g) <==> 2NH3(g) H = -92 kJ
Apabila konsentrasi N2 ditambah maka reaksi kesetimbangan akan bergeser ke kanan,
karena bila konsentrasi zat ditambah maka reaksi kesetimbangan akan bergeser dari
arah yang ditambah konsentrasinya.

Suhu:
Apabila temperatur sistem dinaikkan maka reaksi kesetimbangan bergeser ke arah
reaksi yang membutuhkan kalor (endoterm).
Apabila temperatur sistem dikurangi maka rekasi kesetimbangan akan bergeser ke arah
zat yang melepaskan kalor (eksoterm).
Contoh : Pada persamaan reaksi
[A] + [B] <==> [C] H = -X
[C] merupakan reaksi eksoterm (melepaskan kalor) dan [A] + [B] merupakan reaksi
endoterm (membutuhkan kalor).
Apabila temperatur dinaikkan maka reaksi kesetimbangan akan bergeser ke kiri karena
jika temperatur sistem dinaikkan maka reaksi kesetimbangan akan bergeser ke arah
reaksi yang membutuhkan kalor (endoterm).

Volume dan Tekanan:


Apabila tekanan pada sistem ditambah/volume diperkecil maka reaksi kesetimbangan
akan bergeser ke arah jumlah molekul yang lebih kecil. Sifat volume dan tekanan dalam
kesetimbangan adalah bertolak belakang.
Contoh : Pada persamaan reaksi berikut
N2(g)+ 3H2(g) <==> 2NH3(g) H = -92 kJ
Jumlah mol reaktan = 1 + 3 = 4
Jumlah mol produk = 2
Apabila tekanan pada sistem ditambah maka reaksi kesetimbangan akan bergeser ke
kanan, karena jika tekanan ditambah maka reaksi kesetimbangan akan bergeser ke
arah jumlah molekul yang lebih kecil yakni 2.

 JENIS KESETIMBANGAN

Kesetimbangan Homogen
Reaksi Kesetimbangan Homogen merupakan reaksi kesetimbangan dimana semua
fasa senyawa yang bereaksi sama. Contoh :
1. N2(g) + 3H2(g)  2NH3(g)
2. H2O(aq)  H+(aq) + OH-(aq)
3. CH3COOH(aq)  CH3COO-(aq) + H+(aq)

Kesetimbangan Heterogen
Reaksi Kesetimbangan Heterogen adalah reaksi kesetimbangan dimana fasa reaktan
dan produk memiliki fasa yang berbeda. Contoh:
1. CaCO3(s)  CaO(s) + CO3(g)
2. Ag2CrO4(s)  Ag2+(aq) + CrO42-(aq)
3. 2 C(s) + O2(g)  2CO(g)

 MENENTUKAN KONSTANTA KESETIMBANGAN BERDASARKAN


KONSENTRASI DAN TEKANAN

Berdasarkan Konsentrasi (Kc)

Rumus tetapan kesetimbangan KC secara garis besar merupakan perbandingan (hasil


bagi) antara konsentrasi molar ([ ]) zat-zat ruas kanan dengan konsentrasi molar zat
ruas kiri yang dipangkatkan dengan koefisiennya.
Karena fasa padat (s) dan cair (l) tidak memiliki konsentrasi, maka kedua fasa ini tidak
dilibatkan dalam rumus tetapan kesetimbangan KC (diberi nilai=1).
Perlu diingat:
tanda kurung siku ([ ]) merupakan simbol untuk konsentrasi molar zat.

Berdasarkan Tekanan (Kp)


Tetapan Kesetimbangan Parsial
Tetapan kesetimbangan parsial adalah perbandingan dari hasil kali tekanan pasrsial
produk berpangkat kofisiennya masing-masing dengan tekanan pasrsial reaktan
berpangkat kofisiennya masing-masing. Tetapan kestimbangan parsial disimbolkan
"Kp".

Ket :
p = tekanan parsial

Ket :
pX = tekanan parsial yang dicari
nX = mol dari zat yang dicari tekanan parsialnya
En = total mol sistem
Ep = total tekanan parsial sistem
Kesetimbangan dalam larutan adalah keadaan ketika laju reaksi pembentukan ion dari
molekulnya sama dengan laju reaksi pembentukan molekul dari ionnya. Pada saat reaktan
berkurang laju reaksi maju menurun, sedang pada saat hasil reaksi bertambah dan laju reaksi
balik naik. Pada saat reaksi maju sama dengan laju reaksi balik maka kesetimbangan kimia
terjadi. (Anonim, 2001).

Pada asasnya, hubungan antara laju reaksi dengan kesetimbangan relative sederhana.
Bila produk suatu sistem kimia dapat bereaksi membentuk zat-zat asli, maka perubahan itu
dikatakan reversible. Dalam reaksi kimia yang reversible, terdapat suatu kondisi kesetimbangan
kimia bila sepasang reaksi yang berlawanan, yakni reaksi maju dan reksi balik berlangsung
dengan laju yang sama (Kleinfelter, 2005).
Perubahan tekanan mempengaruhi proporsi relative pada kesetimbangan hanya sejauh
perubahan tekanan itu mengubah konsentrasi. Menaikkan tekanan pada suatu cairan atau zat
padat tidak banyak meningkatkan konsentrasi dengan cara menjejalkan molekul-molekul agar
lebih mampat dank arena itu, efeknya kecil terhadap konsentrasi-konsentrasi kesetimbangan
dalam reaksi yang berlangsung dalam cairan maupun zat padat. Tetapi menaikkan tekanan pada
system kesetimbangan gas memang menaikkan konsentrasi spesi-spesi yang bereaksi, dan dapat
mengakibatkan perubahan dalam jumlah relative yang terdapat dalam larutan kesetimbangan
(Anonim, 2007).
Le Chatelier mengemukakan bahwa suatu sistem yang setimbang dikenai gangguan yang
dapat mengubah faktor-faktor yang menentukan kondisi kesetimbangan maka sistem akan
bereaksi sedemikian rupa untuk meminimaisasi efek gangguan. Faktor-faktor yang
mempengaruhi pergeseran kesetimbangan antara lain:
a. Perubahan konsentrasi
Jika salah satu konsentrasi zat ditambah, kesetimbangan akan bergeser dari arah zat yang
ditambah. Jika salah satu zat konsentrasinya dikurangi, maka kesetimbangan akan bergeser ke
arah yang dikurangi.
b. Perubahan suhu
Sesuai hukum kesetimbangan Van’t Hoff, jika sistem berada dalam kesetimbangan,
kenaikan suhu menyebabkan kesetimbangan bergeser ke arah reaksi endoterm dan penurunan
suhu menyebabkan pergeseran ke arah reaksi eksoterm.
c. Perubahan volume/tekanan
Sesuai hukum Boyle, bila tekanan gas diperbesar, makavolume diperkecil, sebaliknya bila
tekanan gas diperkecil berarti volumenya diperbesar.
d. Pengaruh katalisator
Katalis mempercepat laju reaksi hingga tercapainya keadaan setimbang(Winarno, et.al,
2008)

Kesetimbangan kelarutan terkait dengan peristiwa pelarutan sebuah zat. Misalnya kita
melarutkan garam ke dalam sebuah gelas yang berisi air, pertama kita tambah 1 gram garam,
dimasukan dan diaduk dan garam larut. Jika kita tambahkan terus menerus, garam tidak larut lagi
dan kita katakan larutan lewat jenuh. (Anonim, 2011)
Anonim, 2007. Praktikum Kimia Dasar. Di download dari http://alat.dikti.org/lab/kidas/tiga.htm. Diambil tanggal 02
Desember 2012 pukul 03.30 WIB.
Anonim. 2011. http://hera-kimia.blogspot.com/2009. Diakses 7 Desember2012
Anonym. 2001. www.chm.davidson.edu/ChemistryApplets. Di unduh tanggal 9 Desember 2010, pukul
19.23 WIB.
Kleifelter. 2005. Kimia untuk Universitas. Erlangga. Jakarta.

Wiinarno, Jaka. 2008. Kimia dan Kecakapan Hidup. Jakarta: Ganeca Exact.

TINJAUAN PUSTAKA

Banyak reaksi-reaksi kimia yang berjalan tidak sempurna artinya reaksi-reaksi tersebut berjalan sampai
pada suatu titik dan akhirnya berhenti dengan meninggalkan zat-zat yang tidak bereaksi. Pada
temperatur, tekanan dan konsentrasi tertentu, titik pada saat reaksi tersebut berhenti sama. Hubungan
antara konsentrasi peraksi dan hasil reaksi tetap. Pada saat ini reaksi dalam keadaan setimbang. Pada
saat setimbang, kecepatan reaksi ke kanan sama dengan kecepatan reaksi ke kiri. Kesetimbangan disini
merupakan kesetimbangan dinamis, bukan kesetimbangan statis. Jadi sebenarnya reaksi masih ada
tetapi karena kecepatannya sama, seakan-akan reaksi berhenti. Atas dasar ini dapat dianggap hampir
semua reaksi berhenti pada kesetimbangan. Untuk reaksi sempurna, kesetimbangan sangat berat
disebelah kanan. Untuk reaksi yang sangat berat di sebelah kanan. (Sukardjo, 1997:220).

Umumnya reaksi-reaksi kimia tersebut berlangsung dalam arah bolak-balik (reversible), dan hanya
sebagian kecil saja yang berlangsung satu arah. . Pada awal proses bolak-balik, reaksi berlangsung ke
arah pembentukan produk, segera setelah terbentuk molekul produk maka terjadi reaksi sebaliknya,
yaitu pembentukan molekul reaktan dari molekul produk. . Ketika laju reaksi ke kanan dan ke kiri sama
dan konsentrasi reaktan dan produk tidak berubah maka kesetimbangan reaksi tercapai. Ketika suatu
reaksi kimia berlangsung, laju reaksi dan konsentrasi pereaksipun berkurang. Beberapa waktu kemudian
reaksi dapat berkesudahan, artinya semua pereaksi habis bereaksi. Namun banyak
reaksi tidak berkesudahan dan pada seperangkat kondisi tertentu, konsentrasi pereaksi dan produk
reaksi menjadi tetap. Reaksi yang demikian disebut reaksi reversibel dan mencapai kesetimbangan. Pada
reaksi semacam ini produk reaksi yang terjadi akan bereaksi membentuk kembali pereaksi. ketika reaksi
berlangsung laju reaksi ke depan (ke kanan), sedangkan laju reaksi sebaliknya kebelakang (ke kiri)
bertambah, sebab konsentrasi pereaksi berkurang dan konsentrasi produk reaksi semakin
bertambah.(Stephen,2002 : 96).

Umumnya suatu reaksi kimia yang berlangsung spontan akan terus berlangsung sampai dicapai keadaan
kesetimbangan dinamis. Berbagai hasil percobaan menunjukkan bahwa dalam suatu reaksi kimia,
perubahan reaktan menjadi produk pada umumnya tidak sempurna, meskipun reaksi dilakukan dalam
waktu yang relatif lama. Umumnya pada permulaan reaksi berlangsung, reaktan mempunyai laju reaksi
tertentu. Kemudian setelah reaksi berlangsung konsentrasi akan semakin berkurang sampai akhirnya
menjadi konstan. Keadaan kesetimbangan dinamis akan dicapai apabila dua proses yang berlawanan
arah berlangsung dengan laju reaksi yang sama dan konsentrasi tidak lagi mengalami perubahan atau
tidak ada gangguan dari luar. Untuk reaksi yang tidak berjalan, kesetimbangan sangat berat disebelah
kiri. Kesetimbangan dibagi menjadi homogen dan heterogen. Homogen bila kesetimbangan terdapat
pada satu fase (gas, cairan tunggal, fase padat tunggal). Heterogen bila kesetimbangan terdapat dalam
lebih dari satu fase (gas, padat, gas cairan, padat cairan atau padat-padat) (Sukardjo, 1997:220).

Kesetimbangan kimia dalah proses dinamis ketika reaksi kedepan dan reaksi balik terjadi pada laju yang
sama tetapi pada arah yang berlawanan. Konsentrasi pada setiap zat tinggal tetap pada suhu konstan.
Banyak reaksi kimia tidak sampai berakhir, dan mencapai satu titik ketika konsentrasi zat-zat bereaksi
dan produk tidak lagi berubah dengan berubahnya waktu. Molekul-molekul tetap berubah dari pereaksi
menjadi produk dan dari produk menjadi preaksi, tetapi tanpa perubahan netto konsentrasinya
(Stephen,2002 : 96).

Kebanyakan reaksi kimia berlangsung secara reversible (dua arah). Ketika reaksi itu baru mulai, proses
reversible hanya berlangsung kearah pembentukan produk, namun ketika molekul produk telah
terbentuk maka proses sebaiknya yaitu pembentukan molekul reaktan dari molekul produk mulai
berjalan. Kesetimbangan kimia tercapai bila kecepatan reaksi tekanan (molekul produk) telah sama
dengan kecepatan reaksi ke kiri (pembentukan molekul reaktan) dan konsentrasi reaktan maupun
konsentrasi produk tidak berubah-rubah lagi (konstan). Jadi, kesetimbangan kimia merupakan proses
yang dinamis (Purwoko, 2006 : 169).

Tanda “[ ]” adalah konsentrasi kesetimbangan. Kecepatan reaksi kimia pada suhu konstan sebanding
dengan hasil kali konsentrasi zat yang bereaksi. Reaksi kimia bergerak menuju kesetimbangan yang
dinamis, dimana terdapat reaktan dan produk, tetapi kedudukannya tidak lagi mempunyai
kecenderungan untuk berubah. Kadang-kadang konsentrasi produk jauh lebih besar daripada
konsentrasi reaktan yang belum bereaksi di dalam campuran kesetimbangan, sehingga reaksi dikatakan
reaksi yang “sempurna”. G N Lewis memperkenalkan besaran termodinamika baru yaitu keaktifan yang
bisa dipakai sebagai ganti konsentrasi. Sangat memudahkan jika keaktifan dianggap sebagai perkalian
antara konsentrasi zat yang dimaksud dengan suatu koefisien keaktifan (Syukri,1999:75).

Dalam suatu sistem kesetimbangan, suatu katalis menaikkan kecepatan reaksi maju dan reaksi balik
dengan sama kuatnya. Suatu katalis tidak mengubah kuantitas relatif yang ada dalam kesetimbangan
nilai tetapan kesetimbangan tidaklah berubah. Katalis memang mengubah waktu yang diperlukan untuk
mencapai kesetimbangan. Reaksi yang memerlukan waktu berhari-hari atau berminggu-minggu untuk
mencapai kesetimbangan, dapat mencapainya dalam beberapa menit dengan hadirnya katalis. Lagi pula,
reaksi yang berlangsung dengan laju yang sesuai hanya pada temperatur yang sangat tinggi, dapat
berjalan dengan cepat pada temperatur yang jauh lebih rendah bila digunakan katalis. Ini terutama
penting jika temperatur tinggi mengurangi rendeman dari produk-produk yang diinginkan
(Keenan,1984:593).

Salah satu kegunaan konstanta kesetimbangan kimia adalah memprediksi arah reaksi. Untuk
mempelajari kecenderungan arah reaksi, digunakan besaran Qc, yaitu hasil perkalian
konsentrasi awal produk dibagi hasil perkalian konsentrasi awalreaktan yang masing-masing
dipangkatkan dengan koefisien reaksinya. Jika nilai Qcdibandingkan dengan nilai Kc, terdapat tiga
kemungkinan hubungan yang terjadi, antara lain :

1. Qc < Kc

Sistem reaksi reversibel kelebihan reaktan dan kekurangan produk. Untuk mencapai kesetimbangan,
sejumlah reaktan diubah menjadi produk. Akibatnya, reaksi cenderung ke arah produk (ke kanan).

2. Qc = Kc

Sistem berada dalam keadaan kesetimbangan. Laju reaksi, baik ke arah reaktan maupun produk, sama.

3. Qc > Kc

Sistem reaksi reversibel kelebihan produk dan kekurangan reaktan. Untuk mencapai kesetimbangan,
sejumlah produk diubah menjadi reaktan. Akibatnya, reaksi cenderung ke arah reaktan (ke kiri).
(Syukri,1999:75).

Tahun 1884 Henri Louis Le Chatelier berhasil menjelaskan pengaruh faktor luar terhadap
kesetimbangan, yang dikenal dengan azas Le Chatelier, yang berbunyi
“ Bila terhadap suatu kesetimbangan dilakukan suatu tindakan (aksi) maka sistem itu akan mengadakan
reaksi yang cenderung mengurangi pengaruh aksi tersebut.”

Perubahan dari keadaan kesetimbangan semula ke keadaan kesetimbangan yang baru akibat adanya
aksi atau pengaruh dari luar itu dikenal dengan pergeseran kesetimbangan. Pengaruh konsentrasi
terhadap pergeseran kesetimbangan adalahApabila dalam sistem kesetimbangan konsentrasi salah satu
zat diperbesar, maka kesetimbangan akan bergeser ke arah yang berlawanan dari zat tersebut.
Sebaliknya, jika konsentrasi salah satu zat dikurangi, maka kesetimbangan akan bergeser ke pihak zat
tersebut. Pengaruh volume dan tekanan terhadap pergeseran kesetimbangan adalahPengaruh volume
dan tekanan hanya berpengaruh pada zat yang berwujud gas. Dan jumlah koefisien pereaksi tidak sama
dengan jumlah koefisien hasil reaksi. Jika tekanan diperbesar/ volume diperkecil, kesetimbangan akan
bergeser ke arah jumlah koefisien reaksi yang kecil. Jika tekanan di perkecil/ volume diperbesar,
kesetimbangan akan bergeser ke arah jumlah koefisien reaksi yang besar. Pengaruh suhu terhadap
pergeseran kesetimbangan adalah menurut Vant Haff, bila pada sistem kesetimbangan suhu dinaikkan,
maka kesetimbangan reaksi akan bergeser ke arah yang membutuhkan kalor (ke arah reaksi
endoterm). Bila suatu reaksi kesetimbangan suhu diturunkan, maka kesetimbangan akan bergeser ke
arah yang membebaskan kalor (ke arah reaksi eksoterm). Dari beberapa faktor di atas, hanya perubahan
temperatur (suhu) reaksiyang dapat mengubah nilai konstanta kesetimbangan (Kc maupun Kp).
Perubahan konsentrasi, tekanan, dan volume hanya mengubah konsentrasi spesi kimia
saat kesetimbangan, tidak mengubah nilai K. Katalis hanya mempercepat tercapainya
keadaan kesetimbangan, tidak dapat menggeser kesetimbangan kimia (Purwoko, 2006 : 169).

DAFTAR PUSTAKA

Bresnick, Stephen. 2002. Intisari Kimia umum. Jakarta: Erlangga.


Keenan, dkk. 1984. Kimia untuk universitas. Jakarta: Erlangga.

Purwoko, Agus A. 2006. Kimia Dasar 1. Mataram: Mataram University Press.

Sukardjo. 1997. Kimia Fisika. Yogyakarta: Rineka Cipta.

Syukri. 1999. Kimia Dasar 1. Bandung: ITB.

You might also like