Tugas M3 KB2.2

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 2

Tugas M3 KB2.

2
Teori Belajar Kognitif

Nama : Aulia Rahman Panjaitan, S.Pd


No. Peserta : 18060742710015

Tugas!
Kegagalan pembelajaran di sekolah-sekolah dan di perguruan tinggi dewasa ini lebih banyak
terjadi pada proses (interaksi) pembelajaran. Setujukah bapak/ibu dengan pernyataan
tersebut? Coba lengkapi jawaban bapak/ibu dengan penjelasan argumentatif.

Penyelesaian
Saya sependapat apabila dikatakan kegagalan pembelajaran di sekolah-sekolah dan perguruan
tinggi lebih banyak terjadi pada proses (interaksi) pembelajaran karena interaksi dalam proses
pembelajaran adalah hubungan timbal balik antara guru dan siswa, dengan adanya interaksi
yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan
mengakibatkan suasana kelas menjadi aktif dan kondusif.
Adapun penyebab kegagalan pada proses (interaksi) pembelajaran tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Bahasa yang digunakan guru sulit dimengerti. Dalam menyampaikan materi pelajaran
kepada siswa, guru menggunakan kalimat yang berbelit-belit atau bahasa yang sukar
dimengerti, sehingga menyebabkan siswa menjadi bingung dan sulit mencerna apa
yang disampaikan oleh guru tersebut.
2. Guru kurang mampu menguasai kelas. Guru yang kurang mampu menguasai kelas
mendapat hambatan dalam menyampaikan materi pelajaran, hal ini dikarenakan guru
tidak bisa menyesuaikan diri dengan siswa, atau suasana kelas yang tidak menunjang
membuat siswa yang betul-betul ingin belajar menjadi terganggu.
3. Cara mengajar yang membosankan. Kebiasaan guru yang tidak mengukur variabel-
variabel seperti suatu kebiasaan-kebiasaan, humor, kepribadian, teknik bertanya,
aktivitas kelas, alat bantu audiovisual, strategi mengajar dan lain-lain, seperti tidak
ada kreasinya. Sehingga ketika proses pembelajaran didalam kelas siswa menjadi
malas atau mengantuk karena cara mengajar Guru yang membosankan.
4. Guru kurang mampu memotivasi siswa dalam belajar. Sehingga dalam
menyampaikan materi pelajaran, siswa kurang menaruh perhatian terhadap materi
yang disampaikan oleh guru, sehingga ilmu yang terkandung di dalam materi yang
disampaikan itu berlalu begitu saja tanpa ada perhatian khusus dari siswa didik.
5. Guru kurang memahami kemampuan siswa didiknya di dalam menyerap pelajaran.
Setiap siswa mempunyai kemampuan yang berbeda dalam menyerap materi pelajaran.
Guru yang kurang tangkap tidak mengetahui bahwa ada siswa yang daya serapnya di
bawah rata-rata mengalami kesulitan dalam belajar.
6. Guru kurang menguasai materi. tidak mempunyai kemajuan untuk menambah atau
menimba ilmu misalnya membaca buku atau bertukar pikiran dengan rekan guru yang
lebih senior dan profesional guna menambah wawasannya.
7. Dalam tes lisan di akhir pelajaran, guru kurang terampil mengajukan pertanyaan
kepada siswa. Sehingga tidak ada penguatan kembali atas materi yang telah
disampaikan kepada siswa.
8. Guru enggan membuat persiapan tahapan proses belajar mengajar. Dengan
dipersiapkannya tahapan proses belajar mengajar maka kegiatan tersebut akan lebih
terarah dan terencana.
9. Guru selalu mengutamakan pencapaian target kurikulum. Ada juga sebagian guru
yang tidak menghiraukan tentang proses interaksi dalam pembelajaran, yang penting
masuk kelas, mengajar, tanpa adanya evaluasi pada setiap akhir pelajaran. Yang jelas
pada akhir semester telah mencapai target kurikulum.

You might also like