Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 14

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut siswa untuk


memiliki kompetensi khusus dalam semua mata pelajaran setelah proses
pembelajaran. Selama proses pembelajaran seharusnya siswa ikut terlibat
secara langsung agar siswa memperoleh pengalaman dari proses pembelajaran.
.Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (UU No. 20 tahun
2003). Proses belajar mengajar merupakan bagian terpenting dalam
pendidikan, yang di dalamnya terdapat guru sebagai pengajar dan siswa yang
sedang belajar. Belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam
keseluruhan proses di sekolah. Keberhasilan dalam mencapai tujuan
pendidikan sangat dipengaruhi oleh proses belajar yang dialami siswa sebagai
peserta didik.
Amanah yang diemban pendidkan pada Kurikulum 2013 adalah tentang
esensi pendekatan ilmiah dalam pembelajaran. Pendekatan ilmiah diyakini
sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan
pengetahuan peserta didik. Metode ilmiah merujuk pada teknik-teknik
investigasi atas fenomena atau gejala, memperoleh pengetahuan baru, atau
mengoreksi dan memadukan pengetahuan sebelumnya. Agar dapat disebut
ilmiah, metode pencarian (method of inquiry) harus didasarkan pada bukti-
bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-
prinsip penalaran yang spesifik.
Dalam pendekatan saintifik ditekankan untuk menggunakan keterampilan
proses sains. Keterampilan proses sains merupakan sebuah pendekatan,
dimana dalam penerapannya siswa dituntut untuk dapat menerapkan metode -
metode ilmiah selama kegiatan pembelajaran.

1
2

Keterampilan proses sains adalah proses pemikiran intelektual yang


dialihkan pada suatu keterampilan. Keterampilan proses sains dikategorikan
dalam dua hal yaitu keterampilan dasar dan terintegrasi.
. 2. Tujuan
a. Dapat mengetahui pengertian dari belajar keterampilan proses sains.
b. Dapat mendeskripsikan prinsip dan karakteristik belajar keterampilan proses
sains.
c. Dapat menyebutkan langkah-langkah pembelajaran dalam keterampilan
proses sains.
d. Dapat menyebutkan indikator-indikator dalam belajar keterampilan proses
sains.
3. Manfaat
Pembaca dapat mengetahui prinsip, langkah-langkah, karakteristik,
indikator-indikator dari pembelajaran keterampilan proses sains.
3

BAB II
PEMBAHASAN

1. Landasan teori.

Menurut (Juliawan, 2012) Keterampilan proses sains merupakan


keterampilan-keterampilan yang dimiliki oleh para ilmuwan untuk
memperoleh dan mengembangkan produk sains. Adapun lingkup
keterampilan berpikir proses sains, yaitu mengamati,
mengelompokkan/klasifikasi, menafsirkan, meramalkan, mengajukan
pertanyaan, merumusakan hipotesis, merencanakan percobaan, menggunakan
alat/bahan, menerapkan konsep, dan berkomunikasi.
Menurut (Rahayu, Susanto dan Yulianti, 2011) Pendekatan keterampilan
proses adalah wawasan atau anutan pengembangan keterampilan
keterampilan intelektual, sosial, dan fisik yang bersumber dari kemampuan-
kemampuan mendasar yang pada prinsipnya telah ada dalam diri pembelajar.
Kemampuan-kemampuan atau keterampilan-keterampilam mendasar itu
antara lain adalah kemampuan mengobservasi, membuat hipotesis
merencanakan penelitian, mengendalikanvariabel menginterpretasikan data,
menyusun kesimpulan sementara, memprediksi, mengaplikasikan, dan
mengkomunikasikan hasil.

2. Pengukuran Keterampilan Proses Sains (KPS).


Untuk mengukur keterampilan proses akan dibahas karakteristik butir soal
KPS, penyusunan butir soal KPS, dan pemberian skor butir soal KPS.
1. Karakteristik Pokok Uji Keterampilan Proses Sains.
Karakteristik pokok uji KPS akan dibahas secara umum dan secara
khusus. Secara umum pembahasan pokok uji keterampilan proses lebih
ditujukan untuk membedakannya dengan pokok uji biasa yang mengukur
penguasaan konsep. Secara khusus karakteristik jenis keterampilan proses
tertentu akan dibahas dan dibandingkan satu sama lain, sehingga jelas
perbedaannya.

3
4

Keterampilan proses terdiri atas sejumlah keterampilan yang satu sama


lain sebenarnya tak dapat dipisahkan, namun ada penekanan khusus dalam
masing-masing keterampilan proses tersebut. Keterampilan proses yng dapat
dikembangkan dalam pembelajaran IPA, yaitu:
1). Melakukan observasi
2). Menafsirkan hasil pengamatan
3). Mengelompokkan
4). Meramalkan
5). Keterampilan berkomunikasi
6). Hipotesis
7). Merencanakan percobaan atau penyelidikan
8). Menerapkan konsep atau prinsip
9). Mengajukan pertanyaan
10). Keterampilan menyimpulkan
Melakukan observasi merupakan keterampilanyang dilakukan
melalui kegiatan dengan menggunakan seluruh alat indera secara optimal,
seperti telinga, mata, hidung, lidah dan kulit. Pengamatan dapat dilakukan
secara langsung maupun tidak langsung. Pengamatan juga dapat dilakukan
dengan menggunakan alat bantu ataupun tidak.
Menafsirkan hasil pengamatan merupakan keterampilan
mencatat hasil pengamatan dalam bentuk angka. Pengamatan tersebut
siswa dapat menghubung-hubungkan hasil pengamatan dan menemukan
pola dalam suatu pengamatan. Setelah itu, siswa dapat menemukan
kesimpulan sementara terhadap hasil observasi atau pengamatan.
Mengelompokkan merupakan keterampilan mendasar dimana
siswa memiliki kemampuan untuk mengklasifikasikan perbedaan dan
persamaan antara berbagai obyek yang diamati. Termasuk kedalam jenis
keterampilan jenis ini adalah menggolong-golongkan, membandingkan,
mengontraskan, dan mengurutkan.
Meramalkan, merupakan kemampuan membuat prediksi atau
perkiraan menggunakan pola-pola tertentu terhadap sesuatu yang mungkin
5

terjadi sebelum dilakukan pengamatan. Meramalkan dalam sains tentu


berbeda dengan meramalkan secara magis, karena meramalkan dalam
sains tidak beradasarkan hal-hal yang sifatnya tahayul, tetapi berdasarkan
teori/fakta yang sudah ada sebelumnya.
Keterampilan berkomunikasi merupakan kemampuan dalam
menjelaskan hasil pengamatan. Bentuk komunikasi ini bisa dalam
bentuklisan, tulisan, grafik,tabel, diagram atau gambar. Jenis komunikasi
dapat berupa paparan sistematik (laporan) atau transformasi parsial.
Hipotesis merupakan kemampuan yang mendasar dalam kerja
ilmiah. Hipotesis sendiri adalah jawaban sementara terhadap suatu
permasalahan berdasarkan teori-teori/fakta-fakta yang ada. Kebenaran
suatu hipotesis diuji melalui sebuah eksperimen. Oleh karena itu, suatu
hipotesis ada kalanya benar dan ada kalanya tidak.
Merencanakan percobaan atau penyelidikan merupakan
keterampilan menentukan alat bahan yang diperlukan untuk menguji atau
menyelidiki sesuatu, dalam lembar kerja siswa (LKS) tidak dicantumkan
secara khusus alat-alat dan bahan yang diperlukan.
Menerapkan konsep atau prinsip, Keterampilan ini meliputi
keterampilan menggunakan konsep-konsep yang telah dipahami untuk
menjelaskan peristiwa baru, menerapkan konsep yang dikuasai pada
situasi baru atau menerapkan rumus-rumus pada pemecahan soal-soal
baru.
Mengajukan pertanyaan, Keterampilan ini sebenarnya
merupakan keterampilan mendasar yang harus dimiliki siswa sebelum
mempelajari suatu masalah lebih lanjut.Setiap berhadapan dengan suatu
masalah semestinya siswa mengajukan pertanyaan. Keberanian siswa
untuk bertanya, harus ditumbuhkan guru dalam setiap pembelajaran.
Keterampilan menyimpulkan, Keterampilan-keterampilan proses
yang dipaparkan di atas menjadi kurang begitu bermakna bagi hasil belajar
siswa, terutama dalam hal menguasai konsep, apabila tidak ditunjang
dengan keterampilan menarik suatu generalisasi dari serangkaian hasil
6

kegiatan percobaan atau penyelidikan. Tetapi perlu diingat bahwa untuk


siswa pada pendidikan dasar, kesimpulan yang dibuat harus dibimbing
guru secara proposional sesuai dengan tingkat usia mereka hingga pada
akhirnya menyimpulkan secara mandiri.
Keterampilan Proses Sains dan Indikator
(Nurhasanah, 2016)

No Keterampilan proses sains Indikator


1 Melakukan observasi a.Menggunakan sebanyak mungkin
indera
b.Mengumpulkan/menggunakan fakta-
fakta yang relevan.
2 Mengelompokkan/klasifiska a.Mencatat setiap pengamatan secara
si terpisah
b.Mencari perbedaan, persamaan
c.Mengontraskan ciri-ciri
d.Membandingkan
e.Mencari dasar pengelompokkan atau
penggolongan
f.Menghubungkan hasil-hasil
pengamatan
3 Menafsirkan/interpretas a.Menghubungkan hasil-hasil
pengamatan
b.Menemukan pola dalam satu seri
pengamatan
c.Menyimpulkan
4 Meramalkan/prediks a.Menggunaka pola-pola
hasilpengamatan
b.Mengemukakan apa yang mungkin
terjadi pada keadaan yang belum
diamati
7

5 Mengajukan pertanyaan a.bertanya apa, bagaimana, dan


mengapa
b.bertanya untuk meminta penjelasan
c.mengajukan pertanyaan yang berlatar
belakang hipotesis
6 Berhipotesis a.Mengetahui bahwa ada lebih dari satu
kemungkinan penjelasan dari satu
kejadian
b.Menyadari bahwa suatu penjelasan
perlu
diuji kebenarannya dengan memperoleh
bukti lebih banyak atau melakukan cara
pemecahan masalah
7 Merencanakan a.Menentukan alat/bahan/sumber yang
percobaan/penelitian akan digunakan
b.Menentukan variabel/faktor penentu
c.Menentukan apa yang akan diukur,
diamati, dicatat
d.Menentukkan apa yang akan
dilaksanakan berupa langkah kerja
8 Menggunakan alat/bahan a.Memakai alat/bahan
b.Mengetahui alasan mengapa
menggunakan alat/bahan
c.Menggunakan bagaimana
menggunakan
alat/bahan
9 Menerapkan konsep a.Menggunakan konsep yang telah
dipelajari dalam situasi baru
b.Menggunakan konsep pada
pengalamn
8

baru untuk menjelaskan apa yang


sedang terjadi
10 Berkomunikasi
a
.
a.Memeriksa/menggambarkan data
empiris hasil percobaan atau
pengamatan dengan grafik atau tabel
atau diagram
b.Menyusun dan menyampaikan
laporan
secara sistematis
c.Menjelaskan hasil percobaan atau
penelitian
d.Membaca grafik atau tabel atau
diagram
e.Mendiskusikan hasil kegiatan suatu
masalah aau suatu peristiwa
11 Melaksanakan percobaan

3. Karakteristik Butir Soal Keterampilan Proses Sains (KPS)


Bahwa karakteristik butir soal KPS dibahas secara umum dan secara
khusus. Secara umum pembahasan butir soal KPS lebih ditujukan untuk
membedakan dengan butir soal biasa yang mengukur penguasaan konsep.
Secara khusus karakteristik jenis KPS tertentu akan dibahas dan
dibandingkan satu sama lain, sehingga jelas perbedaannya.
1). Karakteristik umum
Secara umum butir soal KPS dapat dibedakan dengan butir soal
penguasaan konsep. Butir-butir soal KPS memiliki beberapa karakteristik.
Pertama, butir soal KPS tidak boleh dibebani konsep (nonkonsep burdan).
Hal ini diupayakan agar butir soal tersebut tidak rancu dengan pengukuran
penguasaan konsepnya. Konsep dijadikan konteks. Konsep yang terlibat
9

harus diyakini oleh penyusun butir soal sudah dipelajari siswa atau tidak
asing bagi siswa (dekat dengan keadaan sehari-hari siswa). Kedua, butir soal
KPS mengandung sejumlah informasi yang harus diolah oleh responden atau
siswa. Informasi dalam butir soal KPS dapat berupa gambar, diagram, grafik,
data dalam tabel atau uraian, atau objek aslinya. Ketiga, seperti butir soal
pada umumnya, aspek yang akan diukur oleh butir soal KPS harus jelas dan
hanyamengandung satu aspek saja, misal interpretasi. Keempat, sebaiknya
ditampilkan gambar untuk membantu menghadirkan objek.

2). Karakteristik Khusus


Karakteristik Khusus Butir Soal KPS
(Nurhasanah, 2016)

No Aspek KPS Keterangan


1 Observasi Harus dari objek atau peristiwa sesungguhnya
2 Interpretasi Harus menyajikan sejumlah data yang menyajikan
pola
3 Klasifikasi Harus ada kesempata mencari/menemukan
persamaan dan perbedaan, atau diberikan kriteria
tertentu untuk
melakukan pengelompokkan, atau ditentukan
jumlah
kelompok yang harus terbentuk
4 Prediksi Harus jelas pola atau kecenderungan untuk dapat
mengajukan dugaan atau ramalan
5 Berkomunikasi Harus ada bentuk penyajian tertentu untuk diubah
ke
bentuk penyajian lain, misalnya bentuk uraian ke
bentuk
bagan atau bentuk tabel ke bentuk grafik
6 Berhipotesis Dapat merumuskan dugaan atau jawaban
10

sementara, atau menguji pernyataan yang ada dan


mengandung hubungan dua variabel atau lebih,
biasanya mengandung cara kerja atau menguji atau
membuktikan
7 Merencanakan Harus memberi kesempatan untuk mengusulkan
Percobaan gagasan
berkenaan dengan alat/bahan yang akan digunakan,
urutan prosedur yang harus ditempuh, menentukan
perubah (variabel), mengendalikan peubah
8 Menerapkan Harus membuat konsep atau prinsip yang akan
Konsep diterapkan tanpa menyebutkan nama konsepnya
9 Mengajukan Harus memunculkan sesuatu yangmengherankan,
Pertanyaan mustahil, tidak bias, atau kontradiktif agar
responden atau siswa termotivasi untuk bertanya

Dari skor rata-rata siswa untuk masing-masing klasifikasi, maka dapat


dilihat tingkat penguasaan siswa untuk masing-masing klasifikasi
keterampilan proses sains terpadu. Skor rata-rata yang diperoleh siswa
kemudian digolongkan berdasarkan kualifikasi tingkat penguasaan yaitu
sangat baik, baik, cukup, kurang dan sangat kurang. Kualifikasi tersebut
dibuat berdasarkan nilai tertinggi adalah 100 dan dibuat dalam bentuk perden
sehingga apabila benar seluruhnya maka dapat 100%. Kualifikasi disajikan
dalam tabel berikiut :
Kualifikasi Tingkat Penguasaan Keterampilan Proses Sains
Rata-rata nilai benar (%) Kualifikasi
≥ 80 Sangat Baik
66 – 76 Baik
56 – 65 Cukup
46 – 55 Kurang
≤ 45 Sangat Kurang
11

Menurut (Yamtinah, Saputro, dkk 2016) Analisis kebutuhan atas


kepentingan perlunya jenis instrument yang dapat mengukur ketrampilan
proses sains diperoleh sebagai berikut :
a. Guru sebanyak 94,73% menerapkan asesmen tes untuk mengukur
kemampuan peserta didik. Tes yang dilakukan dalam bentuk pilihan
ganda dan essay.
b. Guru sebanyak 94,73% memandang perlu adanya alternatif bentuk tes
selain tes pilihan ganda dan tes essay, yang mampu mengukur
Keterampilan Proses Sains (KPS) siswa secara efektif.
c. Guru sebanyak 52,63% memilih salah satu materi yang cukup sulit pada
pembelajaran.
Menurut (Usmeldi, 2016) Implementasi dari penilaian keterampilan proses
sains kepada peserta didik dimulai dengan pemberian informasi kepada
peserta didik sebelum melaksanakan kegiatan praktikum tentang apa yang
diharapkan dan kinerja apa yang harus dilakukan peserta didik untuk
menunjukkan kemampuannya. Hal ini dikarenakan peserta didik berhak
mengetahui kriteria yang digunakan untuk mengukur dan menilai proses
pembelajaran, agar peserta didik bisa lebih aktif untuk mendapatkan hasil
penilaian yang sesuai.
Kegiatan praktikum dipilih karena bisa menjadi cara guru untuk dapat
mengetahui keterampilan proses sains yang dimiliki oleh peserta didik.
Kondisi ini sesuai dengan kegiatan praktikum memungkinkan peserta didik
untuk menerapkan keterampilan proses sains. Kemampuan peserta didik saat
melakukan prosedur praktikum, menggunakan alat-alat praktikum dan hasil
kerja dari praktikum perlu mendapatkan penilaian, penilaian yang dimaksud
adalah penilaian kinerja.
Menurut (Sartikan dan Nuroh, 2016) Pendekatan keterampilan proses
sains dapat membekali siswa dengan 13 keterampilan mendasar, yaitu :
1. Mengobservasi atau mengamati.
2. Menghitung.
12

3. Mengukur.
4. Mengklasifikasi.
5. Mencari hubungan ruang dan waktu.
6. Membuat hipotesis.
7. Merencanakan penelitian / eksperimen.
8. Mengendalikan variabel.
9. Menginterpretasikan atau menafsirkan data.
10. Menyusun kesimpulan sementara (inferensi).
11. Meramalkan (memprediksi).
12. Menerapkan (mengaplikasi).
13. Mengkomunikasikan.
13

BAB III
KESIMPULAN

1. Kesimpulan

Pendekatan keterampilan proses dilakukan dengan keyakinan bahwa sains


adalah alat yang potensial untuk membantu mengembangkan kepribadian siswa,
dimana kepribadian siswa yang berkembang ini merupakan prasyarat untuk
melanjutkan kejalur profesi apapun yang diminatinya.

Keterampilan proses dalam pengajaran sains merupakan suatu model atau


alternatif pembelajaran sains yang dapat melibatkan siswa dalam tingkah laku dan
proses mental, seperti ilmuwan.
14

Daftra Isi
13
Juliana, D. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap
Pemahaman Konsep dan Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas XI
IPA SMA Negeri 2. Program Studi Pendidikan IPA

Rahayu, E. Susanto, H. Yulianti, D. 2011. Pembelajaran sains dengan pendekatan


keterampilan prosesuntuk meningkatkan hasil belajar dan kemampuan
berpikir Kreatif siswa. Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang (Unnes), Semarang,
Indonesia, 50229. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7 (2011): 106-
110

Nurhasan. 2016. Penggunaan Tes Keterampilan Proses Sains (KPS) Siswa Dalam
Pembelajaran Konsep Kalor Dengan Model Inkuiri Terbimbing.
Program Studi Pendidikan Fisiska Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta

Yamtinah, S. Saputro, S. Haryono. Utami, B. Akbar, R, R. 2016. Keterampilan


Proses Sains (KPS) Siswa SMA Kelas XI Pada Materi Hidrolisis
Garam. Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebela Maret.

Usmeldi. 2016. Pengembangan asesmen keterampilan proses Sains pada


pembelajaran fisika berbasis riset. Prodi Pendidikan Teknik
Elektro,Fakultas Teknik, Universitas Negeri Padang Jl. Hamka, Air
Tawar, Padang 25131

Sartika, S, B. Nuroh, E, Z. 2016. Implementasi Pembelajaran IPA Berbasis


Pendekatan Keterampilan Proses sains Untuk Melatih Keterampilan
Berfikir Analisis Siswa SMP. Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.
Jalan Mojopahit 666 B Sidoarjo 61215. Vol. 1, 2016, ISBN: 978-602-
9286-21-2

You might also like