Professional Documents
Culture Documents
Upload SHP Ke Geoserver
Upload SHP Ke Geoserver
Disusun Oleh:
KELOMPOK 9
Ary Nurhidayati Sugianto (21110115120023)
Viona Yashinta (21110115120030)
Faradina Sekar Melati (21110115120031)
Muhammad Hasim Asngari (21110115120032)
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar III-1 Tampilan halaman awal website .................................................. III-1
Gambar III-2 Download SHP Kota Surabaya .................................................... III-1
Gambar III-3 SHP hasil download ..................................................................... III-2
Gambar III-4 Tampilan pgAdmin lll .................................................................. III-2
Gambar III-5 Klik Databases – New Database.................................................. III-3
Gambar III-6 Kotak dialog New Database ........................................................ III-3
Gambar III-7 Database “Surabaya” ................................................................... III-3
Gambar III-8 Extensions – New Extension ........................................................ III-4
Gambar III-9 kotak dialog New Extension ......................................................... III-4
Gambar III-10 Tampilan Extensions .................................................................. III-4
Gambar III-11 PostGIS connection .................................................................... III-5
Gambar III-12 Select a shape file....................................................................... III-5
Gambar III-13 Klik Import ................................................................................ III-6
Gambar III-14 Shapefile import completed........................................................ III-6
Gambar III-15 Tampilan shp yang telah berhasil di import............................... III-7
Gambar III-16 Start GeoServer .......................................................................... III-7
Gambar III-17 Login GeoServer ........................................................................ III-7
Gambar III-18 Create Workspace ..................................................................... III-8
Gambar III-19 New WorkSpace ......................................................................... III-8
Gambar III-20 Tampilan Workspaces ................................................................ III-8
Gambar III-21 Add new Store ............................................................................ III-9
Gambar III-22 Vector Data Source – PostGIS .................................................. III-9
Gambar III-23 New Vector Data Source.......................................................... III-10
Gambar III-24 Add New Layer ........................................................................ III-10
Gambar III-25 Publish Layer ........................................................................... III-11
Gambar III-26 Edit layer .................................................................................. III-11
Gambar III-27 Daftar Layer ............................................................................. III-12
Gambar III-28 Layer Preview .......................................................................... III-12
Gambar III-29 OpenLayers .............................................................................. III-12
Gambar III-30 Hasil OpenLayers..................................................................... III-13
Gambar IV-1 Hasil OpenLayers ........................................................................ IV-1
Gambar IV-2 Hasil dari KML ............................................................................ IV-1
iii
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Dengan seiring berkembangnya zaman yang semakin maju, perkembangan
teknologi pun seiring dengan perkembangan zaman tesebut. Perekembangan
teknologi tersebut juga berpengaruh pada kemajuan teknologi dalam dunia IT
(Information Technology) yang juga berkembang dengan pesat. Salah satunya
adalah dengan munculnya Teknologi GIS (Geografis Information System).
Teknologi GIS (Georaphic Information System) telah berkembang pesat.
Saat ini telah dikenal istilah-istilah Desktop GIS, WebGIS, dan Database Spatial
yang merupakan wujud perkembangan teknologi Sistem Informasi Geografis,
untuk mengakomodir kebutuhan solusi atas berbagai permasalahan yang hanya
dapat dijawab dengan tekhnologi GIS ini.
Konsep dasar Web GIS sistem yang dirancang untuk bekerja dengan
data yang tereferensi secara spasial atau koordinat-koordinat geografi. GIS
memiliki kemampuan untuk melakukan pengolahan data dan melakukan operasi-
operasi tertentu dengan menampilkan dan menganalisa data. Applikasi GIS saat
ini tumbuh tidak hanya secara jumlah applikasi namun juga bertambah dari jenis
keragaman applikasinya. Pengembangan applikasi GIS kedepannya mengarah
kepada applikasi berbasis Web yang dikenal dengan Web GIS.
I-1
BAB II
DASAR TEORI
II.1 GIS dan WEBGIS
GIS adalah singkatan dari Geographic Information System atau system
informasi geografis. GIS merupakan suatu alat yang dpat digunakan untuk
mengelola (input, manajemen, dan output) data spasial atau data yang bereferensi
geografis. Setiap data yang merujuk lokasi di permukaan bumi dapat disebut
sebagai data spasial bereferensi geografis. Misalnya data kepadatan penduduk
suatu daerah, data jaringan atau saluran dan sebagainya.
Sedangkan WebGIS merupakan aplikasi Geographic Information System
(GIS) yang dapat diakses secara online melalui internet / web. Pada konfigurasi
WebGIS ada server yang berfungsi sebagai MapServer yang bertugas memproses
permintaan peta dari client dan kemudian mengirimkannya kembali ke client.
Dalam hal ini pengguna / client tidak perlu mempunyai software GIS, hanya
menggunakan internet browser seperti Internet Explorer, Mozilla Fire Fox, atau
Google Chrome untuk mengakses informasi GIS yang ada di server.
GIS memiliki kemampuan untuk melakukan pengolahan data dan melakukan
operasi-operasi tertentu dengan menampilkan dan menganalisa data. Applikasi
GIS saat ini tumbuh tidak hanya secara jumlah aplikasi namun juga bertambah
dari jenis keragaman applikasinya. Pengembangan applikasi GIS kedepannya
mengarah kepada applikasi berbasis Web yang dikenal dengan Web GIS. Hal ini
disebabkan karena pengembangan applikasi di lingkungan jaringan telah
menunjukan potensi yang besar dalam kaitannya dengan geo informasi. Sebagai
contoh adalah adanya peta online sebuah kota dimana pengguna dapat dengan
mudah mencari lokasi yang diinginkan secara online melalui jaringan
intranet/internet tanpa mengenal batas geografi penggunanya. contoh lainnya
dapat dilihat di websiteGIS.
II-1
Gambar II-1 Arsitektur WebGIS
Gambar II-1 menunjukan arsitektur minimum sebuah system Web GIS. Applikasi
berada disisi client yang berkomunikasi dengan Server sebagai penyedia data
melalui web Protokol seperti HTTP (Hyper Text Transfer Protocol). Applikasi
seperti ini bisa dikembangkan dengan web browser (Mozzila Firefox, Opera,
Internet Explorer, dll). Untuk menampilkan dan berinteraksi dengan data GIS,
sebuah browser membutuhkan Pug-In atau Java Applet atau bahkan keduanya.
Web Server bertanggung jawab terhadap proses permintaan dari client dan
mengirimkan tanggapan terhadap respon tersebut. Dalam arsitektur web, sebuah
web server juga mengatur komunikasi dengan server side GIS Komponen. Server
side GIS Komponen bertanggung jawab terhadap koneksi kepada database spasial
seperti menterjemahkan querykedalam SQL dan membuat representasi yang
diteruskan ke server. Dalam kenyataannya Side Server GIS Komponen berupa
software libraries yang menawarkan layanan khusus untuk analisis spasial pada
data. Selain komponen hal lain yang juga sangat penting adalah aspek fungsional
yang terletak di sisi client atau di server. Gambar berikut dua pendekatan yang
menunjukan kemungkinan distribusi fungsional pada system client/server
berdasarkan konsep pipeline visualization.
II-2
Pendekatan-1 : Thin Client : Memfokuskan diri pada sisi server. Hampir semua
proses dan analisa data dilakukan berdasarkan request disisi server. Data hasil
pemrosesan dikirimkan ke client dalam format HTML, yang didalamnya terdapat
file gambar sehingga dapat dilihat dengan browser. Pada pendekatan ini interaksi
pengguna terbatas dan tidak fleksibel.
Pendekatan-2 : Thick / Fat Client : Pemrosesan data dilakukan disisi client, data
dikirim dari server ke client dalam bentuk data vector yang disederhanakan.
Pemrosesan dan penggambaran kembali dilakukan disisi client. Cara ini
menjadikan user dapat berinteraksi lebih interaktif dan fleksibel.
II.2 POSTGRESQL
PostgreSQL atau (Post-gress-SQL) adalah sebuah relational database
manajemen system (RDBMS) yang di kembangkan oleh tim relawan yang ada di
seluruh dunia yang bersifat open source. PostgreSQL tidak di kontrol oleh
perusahaan atau badan swasta lainnya sehingga source code (kode sumber) yang
tersedia bisa di dapatkan secara gratis.
II-3
Perbedaan yang paling mendasar antara postgres dengan sistem relasional
standar adalah, kemampuan postgres yang memungkinkan user untuk
mendefinisikanSQL-nya sendiri, terutama untuk pembuatan function. Hal ini
dimungkinkan karena informasi yang tersimpan pada postgres tidak hanya tabel
dan kolom melainkan tipe, fungsi, car akses, dan informasi lain. Kesemuanya itu
dihimpun dalam bentuk class yang memungkinkan user untuk merubahnya.
Dengan model class ini postgres lebih mudah dikembangkan ditingkat user dan
bisa mendefinisikan sebuah tabel sebagai turunan tabel lain. Dimana pada
database konvensional hal itu hanya bisa dilakukan dengan mengganti source
code nya atau menggunakan modul tambahan . Kelebihan lain dari postgres
adalah dukungan antar muka dari berbagai bahasa pemrograman seperti Perl,
PHP, C++, Phyton, Java dan masih banyak lagi. Postgres juga mempunayai
kemampuan untuk membuat konektifitas dengan database lain seperti pgdump,
Interbase, pgaccess dan hampir semua database pada Linux. Karena kemampuan
itulah wajar jika bagi yang telah mencoba postgres menjadi kecanduan dan sulit
untuk pindah ke database lain termasuk penulis. Saat ini postgres telah banyak
digunakan oleh berbagai perusahaan besar, Rumah Sakit Pertamina adalah salah
satu yang telah menggunakan Postgres.
II-4
7. Multiversion concurrency control (MVCC)
8. Streaming Replication (as of 9.0)
9. Hot Standby (as of 9.0)
II-5
II.2.4 Kekurangan PostgreSQL
1. Kurang begitu populer dan cocok bekerja di lingkungan web jika
dibandingkan dengan mysql.
2. Kurang fokus dalam hal kelangsingan dan kecepatan.
3. Arsitektur dengan multiproses ini sulit diterapkan ke Windows, sebab
Windows amat thread-oriented.
4. PostgreSQL sendiri saat ini bisa dijalankan di Windows, tapi melalui
lapisan emulasi Cygwin.
5. Kurang unggul dalam hal ketersediaan fungsi built-in.
6. Replikasi di PostgreSQL sendiri belum disertakan dalam distribusi
standarnya.
7. PostgreSQL sendiri terbatas hanya bisa melakukan penambahan kolom,
penggantian nama kolom, dan penggantian nama tabel.
II.3 POSTGIS
II-6
“Spatially-enabled”. Lebih jauh lagi, PostGIS telah mengikuti ketentuan
spesifikasi “simple features specification for SQL” dan tersertifikasi sesuai dengan
profile “type and functions”.
Basis data spasial adalah basis data yang (juga) berisi objek-objek spasial
[terutama yang berwujud geometri titik (point), garis (linel polyline), dan atau
area (polygon)] selain dari table-tabel atribut (berserta objek-objek lainnya seperti
halnya view, rule, constraint, indeks, fungsi / prosedur, dan lain sejenisnya)
sebagaimana basis data biasa.
PostGIS hingga pada saat ini masih dikembangkan oleh (institusi)
“Refractions Research” sebagai suatu proyek teknologi basis data spasial yang
bersifat open-source. Tool ini bebas untuk digunakan dengan lisensi GPL(General
Public License) dari GNU. Berkaitan dengan hal ini, Refractions Reasearch masih
melanjutkan proses pengembangan PostGIS sedemikian rupa hingga dapat
menyediakan beberapa fitur-fitur berikut: user-interface tool, dekungan topologi
dasar, transformasi koordinat, validasi data, fasilitas pemograman API, dan
sejenisnya. Pengembangan proyek berikutnya akan dilanjutkan pada penyediaan
dukungan tapologi secara penuh, dukungan terhadap data raster, network (dan
routing), permukaan 3-dimensi, kurva (curves dan splines), dan unsur-unsur
lainnya.
DBMS (database management system) adalah paket atau (kumpulan) program
aplikasi perangkat lunak yang sengaja dirancang dengan fungsi-fungsi untuk
mendefinisikan (metadata & struktur), menyimpan (storage), mengelola (retrieval,
query, indexing, reporting, dsb.), dan memberikan fasilitas (pengendalian) akses
terhadap suatu basis data.
II-7
1) Mendefinisikan dan mengelola tipe-tipe unsure-unsur spasial dasar
(geometri): titik (point), garis (line, polyline,atau linestring), dan polygon
(area atau poygon).
2) Mendefinisikan dan mengelola tipe-tipe unsure-unsur spasial tambahan
(lanjut):multipoints, multilinestrings, multipolygons, dan geometrycollections.
3) Menyediakan “predikat spasial” untuk menentukan interaksi-interaksi
geometric dengan menggunakan matriks Egenhofer.
4) Menyediakan operator spasial untuk menentukan pengukuran-
pengukuran
spasial: distance(jarak), area (luas), length (panjang), perimeter (keliling), dan
lain sejenisnya.
5) Menyediakan operator spasial untuk menentukan operasi-operasi spasial:
union/overlay, difference, buffer, dan lain sejenisnya.
6) Menyediakan metode R-tree&Gist (generalized Search Tree) untuk
memebuat indeks-indeks spasial yang mendukung query-spasial dengan
kecepatan yang tinggi.
7) Mendukung pemilihan metode indeks untuk menyediakan perencanaan
query dengan unjuk-kerja yang tinggi pada kasus query campuran spasial &
non-spasial.
Mendukung pengelolaan (tipe) data raster (digital image, digital elevation
model [DEM], digital terrain model [DTM], bitmat, atau raster image)
II.4 GEOSERVER
GeoServer merupakan server yang digunakan untuk keperluan GIS seperti
berbagi, memproses serta mengedit data geospasial. Dikembangkan dengan
menggunakan bahasa JAVA, perangkat ini menjadi suatu alat yang sangat
berguna di dalam berbagai keperluan terutama di dalam bidang GIS.
GeoServer dapat menghubungkan informasi/data yang ada ke dalam suatu
global virtual seperti Google Earth dan Nasa World Wind, serta menghubungkan
ke dalam peta berbasis web seperti Google Maps, Bing Maps, dan OpenLayers.
Dengan aplikasi ini kita dapat menampilkan data ke dalam berbagai format.
II-8
Gambar II-4 Input dan Output
II-9
Dalam perkembangan arsitektur OpenGeo Suite kami, GeoServer duduk di-atas
PostGIS, berbagi data dari database untuk klien.
II-10
Web Server melihat pada sistem file-nya, dan jika permintaan yang menunjuk ke
file yang valid (jika page.html ada di beberapa jalur /), isi dari file tersebut akan
dikembalikan melalui HTTP. Biasanya panggilan ini berasal dari browser, dalam
hal ini hasilnya diberikan dalam browser.
Ini memungkinkan meminta berbagai tipe file melalui HTTP, tidak hanya
halaman html:
http://example.com/some/path/image.jpg
http://example.com/some/path/archive.zip
http://example.com/some/path/data.xml
Jika browser Anda dikonfigurasi untuk menampilkan jenis file, akan ditampilkan,
jika tidak, Anda biasanya akan diminta untuk men-download file ke sistem host
Anda.
Web Server yang paling populer digunakan saat ini adalah Apache HTTP Server
dan Internet Information Services (IIS).
2. Web Mapping Server
Sebuah Web Mapping Server adalah bagian khusus dari model web server.
Seperti Web Server, permintaan dikirim ke server, mereka ditafsirkan dan
direspon.
Perbedaan utama antara web mapping server dan web server standar adalah
bahwa:
Tanggapan bukan merupakan dokumen atau file (. HTML,. ZIP, MP3,. Dll),
namun data geografis.
Permintaan ini sedikit lebih spesifik daripada http://server/file.extension
Karena itu tidak akan berguna untuk hanya mengatakan “Give me all the
geography ever“, kita menggunakan spesifik, protokol terstruktur untuk meminta
bagian diskrit geografi dari web mapping server.
Protokol yang dapat digunakan untuk membuat permintaan untuk data geografis
termasuk Web Map Service (WMS) dan Web Feature Service (WFS).
II-11
Gambar II-7 Request life cycle
Beberapa web mapping server yang terkenal:
GeoServer
MapServer
Mapnik
ArcGIS Server
3. GeoServer sebagai Web Map Server
GeoServer adalah implementasi spesifik dari sebuah web mapping server, yang
menawarkan akses ke data dalam satu set format dan sumber yang dikenali (file
dan database) dengan menggunakan protocol tertentu.
Di satu sisi, GeoServer bertindak sebagai layer abstraksi. Hal ini memungkinkan
metode berbasis standar mengakses data geospasial terlepas dari jenis sumber
data.
4. Sumber Data
GeoServer dapat membaca dari berbagai sumber data yang berbeda, dari file pada
disk lokal ke database eksternal.
Berikut ini adalah daftar format data yang paling umum didukung oleh
GeoServer. Daftar ini tidak berarti lengkap.
Files
Shapefile
GeoTIFF
ArcGrid
JPEG2000
GDAL formats
Databases
II-12
PostGIS
ArcSDE
Oracle Spatial
DB2
SQL Server
5. Protokol Protokol OGC (Open Geospatial Consortium)
GeoServer menerapkan protokol web standar terbuka yang didirikan oleh Open
Geospatial Consortium (OGC)), sebuah organisasi standar.
GeoServer berisi kinerja tinggi bersertifikat memenuhi persyaratan Web Map
Service (WMS), dan pada kenyataannya implementasi referensi Web Service
Fitur OGC (WFS) dan Web Service Coverage (WCS) standar.
Bagian selanjutnya akan memberikan gambaran dari dua protokol yang paling
umum digunakan oleh GeoServer.
6. Web Map Server (WMS)
Sebuah komponen fundamental dari peta web (dan mungkin paling sederhana
untuk memahami) adalah gambar peta. Web Map Service (WMS) adalah protokol
standar untuk melayani gambar peta georeferensi yang dihasilkan oleh server peta.
Singkatnya, WMS adalah cara untuk klien untuk meminta gambar peta dari
server. Client mengirimkan permintaan ke server peta, maka server peta
menghasilkan gambar berdasarkan parameter yang dikirimkan ke server dalam
permintaan dan akhirnya mengembalikan gambar.
Bahan sumber dari mana gambar yang dihasilkan tidak perlu gambar. The WMS
menghasilkan gambar dari apapun bahan sumber yang diminta, yang bisa vektor,
data raster, atau kombinasi dari keduanya.
II-13
Gambar II-8 WMS turns data
II-14
II-15
II-16
BAB III
METODE PELAKSANAAN
III.1 Alat dan Bahan
III.1.1 Alat
1. Hardware (Laptop atau Komputer, Mouse)
2. Software (Geoserver, PostGIS, PostgreSQL)
III.1.2 Bahan
SHP Kota Surabaya dapat diunduh di http://tanahair.indonesia.go.id/portal-
web dengan skala 1:25.000
III.2 Langkah Kerja
1. Buka http://tanahair.indonesia.go.id/portal-web untuk mendownload shp
peta per wilayah.
III-1
3. Berikut merupakan hasil download shp kota Surabaya
III-2
5. Klik kanan pada Databases – New Database
III-3
6. Klik kanan pada extensions – New Extension
III-4
8. Buka aplikasi postgis. Klik view connection details. Isikan Username,
password, dan database yang telah dibuat.
III-5
10. Setelah itu klik Import.
III-6
12. Sehingga layer shp yang telah ter import dapat dilihat dalam gambar
seperti berikut ini:
III-7
15. Selanjutnya pilih Create Workspace. Sehingga muncul New Workspace.
Beri nama Surabaya.
III-8
16. Buka Tab Stores. Klik Add new Store.
III-9
18. Muncul tampilan seperti dibawah ini :
III-10
20. Pillih Add Layer from dan klik Publish salah satu layer.
III-11
22. Berikut merupakan hasil layer setelah dilakukan save edit.
III-12
25. Sehinggan tampilan openLayers map preview akan menghasilkan seperti
gambar dibawah ini :
III-13
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil
Berikut merupakan hasil dari pengolahan data yang ditampilkan pada GeoServer :
1. OpenLayers
IV-1
IV.2 Pembahasan
Dalam mengakses data secara online, diperlukan perangkat CGI untuk
mengelola layanan (Service) dari permintaan (request) terhadap data. CGI Atau
Common Gateway Interface adalah program yang menerjemahkan data dari web
server dan menampilkannya pada situs internet. Akses terhadap basis data dikelola
oleh geoserver. Basis data spasial dikelola oleh DBMS.
Saat melakukan pengolahan data di aplikasi Postgis yang akan terhubung
dalam aplikasi PostgreSQL(Pg Admin III), dilakukan import beberapa shapefile
yaitu administrasidesa.shp, jalan.shp, sungai.shp. Tetapi setelah memasuki tahap
publish layer di Geoserver kelompok kami memilih menampilkan batas
administrasi desa saja. Saat akan melakukan publish layer, coordinate reference
system nya harus diatur terlebih dahulu dengan cara membuka properties shp
batas administrasi desa yang bisa dibuka di ArcCatalog yang diketahui bahwa shp
batas administrasi desa di Surabaya memiliki EPSG:4326 dengan sistem
koordinat WGS 1984.
Dari tahapan pelaksanaan yang telah dilakukan oleh kelompok kami
didapatkan hasil openlayer dari batas administrasi desa dari kota Surabaya. Untuk
menampilkan layer peta yang telah di publish bisa dilakukan dengan 3 cara yaitu
OpenLayer (membuka langsung di jendela web browser kita), KML (data di
downoad dalam format .kml atau .kmz kemudian dibuka dalam aplikasi Google
Earth), GML (berbentuk data XML yaitu bahasa markup yang digunakan untuk
menyimpan data tidak ada program dan tidak ada tools tertentu).
IV-2
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
1. Aplikasi yang digunakan dalam tugas ini ialah PostgreSql dan PostGIS
untuk keperluan pembangunan basis data spasial. Sedangkan GeoServer
digunakan untuk pembangunan WebGIS sehingga data spasial dapat
ditambilkan di web browser.
2. Tahapan pembuatannya diawali dengan membuat basis data di PostgreSql
> New extention > Import data shapefile > Login Admin > membuat
workspace di GeoServer > New Store > Menambahkan layer vektor > Edit
layer > Menampilkan layer.
3. Untuk menampilkan layer peta yang telah di publish bisa dilakukan
dengan 3 cara yaitu OpenLayer (membuka langsung di jendela web
browser kita), KML (data di downoad dalam format .kml atau .kmz
kemudian dibuka dalam aplikasi Google Earth), GML (berbentuk data
XML yaitu bahasa markup yang digunakan untuk menyimpan data tidak
ada program dan tidak ada tools tertentu).
V.2 Saran
1. M
V-1
V-2
DAFTAR PUSTAKA
Charter, Denny. 2004. Desain dan Applikasi GIS. PT. Elex Media Komputindo:
Jakarta.
Rahman, Abdul. 2008. Spasial Data Modelling For 3D GIS. Springer : Berlin.
https://www.tutorialpedia.net/apa-itu-postgresql-dan-sejarah-perkembangannya/
http://milwormjr.blogspot.com/2015/01/pengertian-postgis-dan-fitur-fitur.html
http://www.info-geospasial.com/2016/05/pengertian-geoserver.html
https://ajoy6k.wordpress.com/2013/01/06/pengenalan-geoserver/
iv