Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 11

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM PENGGUNAAN MEDIA

AUDIOVISUAL PADA PROSES PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI


KUNJUNGAN KELAS DI SD NEGERI DAYEUHLUHUR 07 SEMESTER 2
TAHUN PELAJARAN 2016/2017

WARSAN, S.Pd

The purpose of this school action research is to improve the teacher's ability to use
audiovisual media in the learning process through supervision of class visits. This study is a
school action research with four main steps, namely: action planning, implementation of
actions, observation and reflexes. The research subjects were classroom teachers at SDN
Dayeuhluhur 07 consisting of 9 teachers with an explanation of 6 class teachers, 1 health
teacher and 2 PAI teachers. Data collection techniques using observation and documentation
techniques. Data validation with triangulation techniques. Data analysis method in this study
uses qualitative data analysis. The results showed that the teacher's ability to use audio
visual media in the initial conditions reached an average of 49.94 with the LESS criteria and
the first cycle increased to 69.74 in the ENOUGH criteria and in the last cycle to be 86.84 in
GOOD criteria, and individually per teacher in the initial condition there were no teachers
declared complete, increasing to 5 teachers or 55.56% and in the last cycle to be 9 teachers
or 100%.

Keywords: ability, audio visual media, class visits

Tujuan penelitian tindakan sekolah ini adalah untuk meningkatkan kemampuan guru
dalam penggunaan media audiovisual pada proses pembelajaran melalui supervisi kunjungan
kelas. Penelitian ini adalah penelitian tindakan sekolah dengan empat langkah pokok, yaitu :
perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleks. Subjek penelitian
adalah guru kelas di SDN Dayeuhluhur 07 yang terdiri dari 9 guru dengan penjelasan 6 guru
kelas, 1 guru Penjaskes dan 2 guru PAI. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan
teknik observasi dan dokumentasi. Validasi data dengan teknik triangulasi. Metode analisis
data dalam penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam menggunakan media audio visual pada kondisi
awal mencapai angka rerata sebesar 49,94 dengan kriteria KURANG dan siklus pertama
meningkat menjadi 69,74 dalam kriteria CUKUP dan pada siklus terakhir menjadi 86,84
dalam kriteria BAIK, dan secara individual per guru pada kondisi awal belum ada guru yang
dinyatakan tuntas, meningkat menjadi 5 guru atau 55,56% dan pada siklus terakhir menjadi 9
orang guru atau 100%.

Kata Kunci : kemampuan, media audio visual, kunjungan kelas

PENDAHULUAN pembelajaran ada dua unsur yang sangat


Salah satu upaya untuk peningkatan penting, yaitu: 1) Metode pembelajaran
proses pembelajaran adalah penggunaan dan 2) Media pembelajaran. Kedua aspek
media dalam proses pembelajaran. ini saling berkaitan. Pemilihan salah satu
Penggunaan media dapat mempertinggi metode mengajar tertentu akan
kualitas proses pembelajaran yang pada mempengaruhi jenis media pembelajaran
akhirnya dapat meningkatkan kualitas yang sesuai, meskipun masih ada berbagai
hasil belajar para pembelajar. Dilihat dari aspek yang lain yang harus diperhatikan
penjelasan di atas, dalam proses dalam memilih media, antara lain tujuan,

1
jenis, tugas dan respon, yang diharapkan tulis untuk mencatat materi pelajaran,
dikuasai oleh siswa setelah pembelajaran sehingga penggunaan media dapat
berlangsung dan konteks pembelajaran mempertinggi kualitas proses
serta karakteristik siswa. Meskipun pembelajaran yang pada akhirnya dapat
demikian dapat dikatakan bahwa salah satu meningkatkan kualitas hasil belajar para
fungsi utama media pembelajaran adalah pembelajar kurang diperhatikan, (3) Guru
sebagai alat bantu mengajar yang turut beranggapan bahwa penggunaan alat
mempengaruhi iklim, kondisi dan peraga sangat merepotkan dan
lingkungan belajar yang ditata rapi dan membutuhkan waktu yang cukup banyak
diciptakan oleh guru. dan merasa kesulitan menggunaan media
Berkenaan dengan hal di atas, sudah audiovisual. Adapun rumusan masalah
semestinya guru menggunaan alat dalam pelaksanaan penelitian tindakan
peraga/media pembelajaran dalam proses sekolah ini adalah bagaimana proses
pembelajaran, karena di tangan gurulah pelaksanaan kunjungan kelas dan
keberhasilan peserta didik dan kualitas peningkatan kemampuan guru-guru di
proses belajar mengajar ditentukan. Guru SDN Dayeuhluhur 07 dalam menggunakan
merupakan komponen yang dominan media audiovisual?
dalam sistem pendidikan secara
keseluruhan. Peran guru menjadi utama KAJIAN PUSTAKA
dalam pendidikan, khususnya yang Kajian Teori
diselenggarakan secara formal di sekolah. Kemampuan Mengajar
Guru juga merupakan komponen yang Kemampuan mengajar meliputi dua
sangat mempengarui terciptanya proses tahap tugas, yaitu: tahap perencanaan dan
dan hasil pendidikan yang berkualitas. pelaksanaan pengajaran, dengan indikator-
Oleh karena itu, upaya perbaikan apapun indikator sebagai berikut. Pertama,
yang dilakukan untuk meningkatkan merencanakan pengajaran, meliputi:
kualitas pendidikan tidak akan merumuskan kompetensi dasar dan
memberikan sumbangan yang signifikan merumuskan indikator; mengembangkan
tanpa didukung oleh guru yang berkualitas dan mengorganisasikan materi;
(Mulyasa, 2009: 5). menentukan dan mengembangkan alat
Data awal yang diperoleh peneliti bantu (media); memilih sumber belajar,
menunjukkan bahwa dari 9 guru dengan menyusun langkah langkah pengajaran;
penjelasan 6 guru kelas, 1 guru Penjaskes dan membuat alat evaluasi, menentukan
dan 2 guru PAI di SDN Dayeuhluhur 07 kunci jawaban, dan bobot penilaian.
belum ada guru yang mendapat kriteria Kedua, melaksanakan pengajaran,
penilaian baik dalam penggunaan media meliputi: memulai kegiatan; menggunakan
audiovisual. Dari 9 guru hanya 4 guru metode pengajaran; menggunakan alat
atau 44,44% yang mendapat kriteria bantu (media); melaksanakan kegiatan
penilaian cukup, dan 5 guru atau 55,56% belajar dalam urutan yang logis;
mendapat penilaian kurang. Hal ini melaksanakan kegiatan belajara secara
tentunya menjadi permasalahan yang harus individual, kelompok, atau klasikal;
secepatnya mendapatkan penanganan mengelola waktu pengajaran secara
serius. efisien; memberi petunjuk dan penjelasan
Berdasarkan penjelasan di atas dapat yang berkaitan dengan isi pelajaran;
diidentifikasi masalah yang muncul menanggapi pertanyaan dan respon peserta
sebagai berikut (1) Rendahnya didik; menggunakan ekspresi lisan, tulisan,
kemampuan guru-guru dalam penggunaan isyarat, dan gerakan tubuh; mendorong
media audiovisual, (2) Guru-guru lebih dan memelihara keterlibatan peserta didik;
cenderung menggunakan metode ceramah memantapkan penguasaan materi;
dan hanya menggunakan kapur dan papan menunjukkan kegairahan mengajar;

2
membantu peserta didik menumbuhkan pengelihatan. Sanaki (dalam Sabarean,
kepercayaan diri; menanamkan konsep dan 2012: 26-26) mengemukakan bahwa
mengembangkan materi yang sedang terdapat manfaat media Audio-visual bagi
dipelajari; melaksanakan penilaian pada pengajar yaitu: 1) memberikan pedoman
akhir pengajaran; menanggapi situasi serta arahan untuk mencapai tujuan
kelas; mengakhiri pengajaran; dan pembelajaran, 2) menjelaskan struktur dan
memberikan tindak lanjut urutan pengarajan secara baik, 3)
Guru sebagai tenaga pendidikan memberikan kerangka secara sistematis, 4)
secara subtantif memegang peranan tidak memudahkan kendali pengajar terhadap
hanya melakukan pengajran atau transfer materi pelajaran yang disampaikan, 5)
ilmu pengetahuan (kognitif), tetapi dituntut membantu ketelitian dalam penyajian
untuk mampu memberikan bimbingan dan materi pelajaran, 6) membangkitkan rasa
pelatihan. Di dalam Undang-Undang No. percaya diri seorang pengajar, dan 7)
20 Tahun 2003 ditegaskan pada pasal 29 meningkatkan kualitas pengajaran.
bahwa: tenaga pendidikan selainn bertugas Disamping itu media audio-visual bagi
melaksanakan administrasi, pengelolaa, pembelajaran salah satunya yaitu dapat
pengembangan, pelayanan dalam satuan meningkatkan motiasi belajar siswa serta
pendidikan juga sebagai tenaga memberikan variasi yang berbeda dalam
professional yang bertugas merencanakan pembelajaran dan menciptakam kondisi
dan melaksanakan proses serta menilai belajar yang nyaman tanpa adanya
hasil pembelajaran, bimbingan dan tekanan.
pelatihan (Hamid, 2009: 61). Berdasarkan kajian diatas maka
Untuk itu kemampuan mengajar dapat disimpulkan bahwa Media audio
guru menjadi sangat penting dan menjadi visual media berbasis audio dan visual
keharusan bagi guru untuk dimiliki dalam yang berupa gambar dan suara untuk
menjalankan tugas dan fungsinya, tanpa memudahkan proses pembelajaran, media
kemampuan mengajar yang baik sangat audio memiliki beberapa manfaat yang
tidak mungkin guru mampu melakukan dapat mempermudah guru dalam
inovasi atau kreasi dari materi yang ada menyampaikan tujuan pembelajaran
dalam kurikulum yang pada gilirannya Supervisi Kunjungan Kelas oleh Kepala
memberikan rasa bosan bagi guru maupun Sekolah
siswa untuk menjalankan tugas dan fungsi Istilah supervisi secara umum
masing-masing dikenal dari bahasa Inggris “supervision”,
Media Audio Visual yang artinya mengawasi, atau atasan yang
Media audio-visual merupakan menilai kinerja bawahan. Supervisi dapat
kombinasi antara audio dan visual yang diartikan sebagai bentuk pelayanan,
dikombinasikan dengan kaset audio yang bantuan professional, atau bimbingan bagi
mempunyai unsur suara dan gambar yang guruguru dan dengan melalui pertumbuhan
biasa dilihat (Purwono, 2014: 130). kemampuan guru hendak meningkatkan
Manfaat dari media audio-visual adalah mutu pendidikan dan pengajaran (Sutisna,
sebagai alat untuk memperlancar 1993:271).Berkaitan dengan istilah
komunikasi dan interaksi antara guru supervisi, Mulyasa (2003) menjelaskan
dengan siswa sehingga proses bahwa dalam pelaksanaannya sering
pembelajaran dapat berjalan lancar dan digunakan secara bergantian dengan istilah
efesien (Saberan, 2012: 26). pengawasan pemeriksaan, dan inspeksi.
Sejalan dengan hal tersebut Pengawasan dapat diartikan sebagai proses
Kurniawan (2014: 561) mengemukakan untuk menjamin bahwa tujuan-tujuan
bahwa media audio visual merupakan organisasi dan manajemen tercapai
media penyaluran pesan dengan (Handoko, 1992).
memanfaatkan indera pendengaran dan

3
Secara makro, Sutisna (1993) menggunakan teknik supervisi kunjungan
berpendapat bahwa fungsi kelas dengan memberitahu guru terlebih
supervisi adalah (1) sebagai penggerak dahulu agar guru dapat mempersiapkan
perubahan, (2) sebagai program pelayanan diri dari segi mental, penguasaan materi
untuk memajukan pengajaran, (3) dan strategi pembelajaran maupun
meningkatkan kemampuan hubungan pengelolaan kelas
manusia, (4) sebagai kepemimpinan
kooperatif Kerangka Pikir
Teknik Supervisi Kunjungan Kelas oleh Kerangka berpikir dalam penelitian
Kepala Sekolah ini dapat dijelaskan dalam bagan sebagai
Sebagaimana di ketahui bahwa, berikut
supervisi kunjungan kelas merupakan
salah satu pendekatan supervisi individual.
Supervisi kunjungan kelas adalah kegiatan
kepala sekolah/pengawas sekolah
mengunjungi kelas tempat guru sedang
melaksanakan pembelajaran (Sahertian
dan Mataheru, 1985:45).
Kepala sekolah maupun pengawas
dalam melaksanakan supervisi kepada
guru di kelas dilengkapi dengan lembar
observasi/kuesioner yang dijadikan alat
ukur keberhasilan guru dalam
membelajarkan siswa. Pendapat yang
hampir sama dikemukakan oleh Sutisna
(1993:268) bahwa supervisi kunjungan
kelas adalah pengamatan yang dilakukan Hipotesis Penelitian
oleh kepala sekolah atau pengawas Berdasarkan kajian teori dan
terhadap guru yang sedang mengajar dan kerangka pikir yang diuraikan di atas,
melihat alat, metode, dan sarana belajar maka dapat disimpulkan hipotesis dalam
lainnya di kelas. Aspek yang diamati oleh penelitian adalah melalui kegiatan
supervisor di kelas tidak hanya kegiatan kunjungan kelas diduga dapat
guru dalam membelajarkan siswa, akan meningkatkan kemampuan guru-guru di
tetapi termasuk sarana yang diperlukan SDN Dayeuhluhur 07 dalam penggunaan
untuk mendukung kegiatan pembelajaran media audiovisual dalam pelaksanaan
antara lain media, ketepatan metode proses pembelajaran
pembelajaran dengan materi pelajaran,
termasuk ketersediaan bahan ajar lainnya. METODE PENELITIAN
Dalam pelaksanaan supervisi Setting Penelitian
kunjungan kelas dapat dilakukan secara Pelaksanaan kegiatan Penelitian
mendadak tanpa pemberitahun, dengan Tindakan Sekolah ini dilaksanakan di
pemberitahuan terlebih dahulu, atau atas SDN Dayeuhluhur 07 yang beralamat di Jl.
permintaan guru. Tapi satu hal yang pasti Raya Cilulu Desa Dayeuhluhur Kecamatan
ialah dalam supervisi kunjungan kelas Dayeuhluhur Kecamatan Dayeuhluhur
terjadi dialog antara guru dan kepala Kabupaten Cilacap. Penelitian
sekolah. Melalui dialog itu guru akan dilaksanakan pada semester 2 tahun
melihat kelebihan dan kekurangannya. pelajaran 2016/2017 selama 3 bulan,
Guru mendapat pengalaman yang dapat dimulai dari bulan Februari 2017 sampai
memotivasi untuk melakukan refleksi. dengan bulan April 2017. Penelitian yang
Dalam konteks penelitian ini digunakan adalah Penelitian Tindakan

4
Sekolah (PTS) dan dilaksanakan dalam 2 perencanaan lanjut dalam siklus
siklus. Setiap siklus terdiri dari dua kali selanjutnya.
pertemuan Adapun penjelasan mengenai kriteria
Metode dan Rancangan Penelitian penilaian terhadap aspek observasi
Penelitian ini adalah penelitian sebagaimana dijelaskan di atas dapat
tindakan sekolah dengan empat langkah dilihat pada tabel di bawah ini
pokok, yaitu : perencanaan tindakan,
pelaksanaan tindakan, pengamatan dan
refleksi. Penjelasan tentang keempat
langkah tersebut dalam bentuk diagram
sebagai berikut : Prosedur Penelitian
1. Siklus Pertama
a. Perencanaan Tindakan
Hal-hal yang diupayakan
pada tahap perencanaan tindakan,
yaitu sebagai berikut.
1) Mengidentifikasi masalah terkait
dengan kemampuan guru-guru di
SDN Dayeuhluhur 07 dalam
kunjungan kelas dengan
melaksanakan kegiatan
pembinaan kelompok.
2) Menetapkan waktu pelaksanaan
kunjungan kelas berdasarkan
kesepakatan bersama antara
Subjek Penelitian kepala sekolah dan masing-
Subjek penelitian adalah guru di SDN masing guru yang akan dilakukan
Dayeuhluhur 07 yang terdiri dari 9 guru kunjungan kelas.
dengan penjelasan 6 guru kelas, 1 guru 3) Menetapkan kriteria keberhasilan
Penjaskes dan 2 guru PAI kunjungan kelas pada siklus I
Teknik Pengumpulan Data dapat meningkatkan kemampuan
Teknik pengumpulan data dalam guru dalam kunjungan kelas.
penelitian ini adalah observasi, dan 4) Menyusun instrumen yang
dokumentasi diperlukan, yaitu lembar
Validasi Data observasi untuk guru kemampuan
Pada penelitian ini, validitas data guru dalam penggunaan media
dilakukan dengan triangulasi. Terdapat audiovisual.
dua macam teknik triangulasi yang b. Pelaksanaan Tindakan
digunakan oleh peneliti dalam penelitian Menerapkan tindakan sesuai
ini, yaitu : triangulasi dengan sumber dan dengan rencana, dengan langkah-
triangulasi dengan metode langkah:
Teknik Analisa Data 1) Memeriksa persiapan atau
Adapun analisis data secara deskriptif perencanaan penggunaan media
kualitatif dalam penelitian ini adalah audiovisual dalam pembelajaran
memaknai data dengan cara terhadap masing-masing guru
membandingkan hasil dari sebelum dengan teknik pembinaan
dilakukan tindakan dan sesuadah tindakan. kelompok menggunakan lembar
Analisis data ini dilakukan pada saat observasi perencanaan
tahapan refleksi. Hasil analisis digunakan pembelajaran dengan
sebagai bahan refleksi untuk melakukan menggunakan alat peraga

5
(terlampir) diantaranya tujuan pelaksanaan pembelajaran dengan
pembelajaran yang diberikan, menggunakan media audiovisual
ruang lingkup dan urutan bahan yang telah disusun, selain itu
yang dimiliki, sarana dan fasilitas dilakukan sesi pemotretan yang
yang dimiliki, jumlah siswa yang menggambarkan kegiatan dan
akan mengikuti pelajaran, waktu pelaksanaan pembelajaran dengan
jam palajaran yang tersedia, menggunakan media audiovisual.
sumber bahan pelajaran yang bisa d. Refleksi
digunakan. Refleksi dilakukan secara
2) Melaksanakan kegiatan kolaborasi antara kepala sekolah dan
kunjungan kelas ke masing- guru untuk bersama-sama
masing guru kelas sesuai dengan menyimpulkan hasil tindakan serta
jadwal yang telah ditentukan bagaimana langkah tindak lanjut ke
bersama-sama dengan masing- depan, agar terjadi peningkatan
masing guru kelas dengan kemampuan dalam penggunaan
memperhatikan langkah-langkah media audiovisual yang lebih baik.
pelaksanaan pembelajaran 2. Siklus Kedua
menggunakan media audiovisual Pelaksanaan siklus kedua
(lembar observasi terlampir) didasarkan pada hasil refleksi siklus
meliputi yaitu: kegiatan awal, pertama, adapun urutan kegiatan
kegiatan inti, dan kegiatan akhir. pelaksanaan kunjungan kelas pada
3) Melakukan pengamatan terhadap prinsipnya sama dengan pelaksanaan
guru dalam melaksanakan siklus pertama. Secara ringkas dapat
kegiatan pembelajaran dengan dijelaskan di bawah ini.
menggunakan media audiovisual a. Perencanaan Tindakan
dengan memperhatikan prinsip- Hal-hal yang diupayakan
prinsip penggunaan media pada tahap perencanaan tindakan,
audiovisual, sebagaimana yaitu sebagai berikut.
tertuang dalam lembar observasi 1) Berdasarkan hasil refleksi siklus
yang telah dipersiapkan. pertama, kepala sekolah bersama
4) Mengadakan diskusi seputar masing-masing guru kelas
pelaksanaan kunjungan kelas dan mengidentifikasi masalah terkait
membuat kesimpulan akhir. dengan kemampuan guru-guru
5) Menutup pelaksanaan kegiatan dalam penggunaan media
kunjungan kelas. audiovisual setelah pelaksanaan
c. Pengamatan (Observasi) siklus pertama .
Pada tahap observasi 2) Menetapkan waktu pelaksanaan
dilaksanakan dengan melakukan kunjungan kelas berdasarkan
pengamatan terhadap proses kesepakatan bersama antara
pembelajaran yang dilakukan di kepala sekolah dan masing-
masing-masing kelas. Kegiatan yang masing guru.
dilakukan adalah sebagai berikut 3) Menetapkan kriteria keberhasilan
1) Melakukan pengamatan sesuai kunjungan kelas pada siklus II
rencana dengan menggunakan dapat meningkatkan kemampuan
lembar observasi. guru dalam penggunaan media
2) Menilai tindakan dengan audiovisual.
menggunakan format observasi 4) Menyusun instrumen yang
yang telah dipersiapkan diperlukan, yaitu lembar
3) Pada tahap ini seorang guru observasi untuk menilai
melakukan implementasi

6
kemampuan guru dalam 6) Mengadakan diskusi seputar
penggunaan media audiovisual. pelaksanaan kunjungan kelas
b. Pelaksanaan Tindakan dan membuat kesimpulan
Menerapkan tindakan sesuai akhir.
dengan rencana, dengan langkah- 7) Menutup pelaksanaan kegiatan
langkah: kunjungan kelas.
1) Memeriksa persiapan atau c. Pengamatan (Observasi)
perencanaan penggunaan media Pada tahap observasi
audiovisual dalam pembelajaran dilaksanakan dengan melakukan
terhadap masing-masing guru pengamatan terhadap proses
dengan teknik pembinaan pembelajaran dengan menggunakan
kelompok menggunakan lembar media audiovisual yang dilakukan
observasi perencanaan oleh masing-masing guru kelas.
pembelajaran dengan Kegiatan yang dilakukan adalah
menggunakan alat peraga sebagai berikut
(terlampir) diantaranya tujuan 1) Melakukan pengamatan sesuai
pembelajaran yang diberikan, rencana dengan menggunakan
ruang lingkup dan urutan bahan lembar observasi.
yang dimiliki, sarana dan fasilitas 2) Menilai tindakan dengan
yang dimiliki, jumlah siswa yang menggunakan format observasi
akan mengikuti pelajaran, waktu yang telah dipersiapkan
jam palajaran yang tersedia, 3) Pada tahap ini seorang guru
sumber bahan pelajaran yang bisa melakukan implementasi
digunakan. pelaksanaan pembelajaran dengan
2) Melaksanakan kegiatan menggunakan media audiovisual
kunjungan kelas ke masing- yang telah disusun, selain itu
masing guru kelas sesuai dengan dilakukan sesi pemotretan yang
jadwal yang telah ditentukan menggambarkan kegiatan dan
bersama-sama dengan masing- pelaksanaan pembelajaran dengan
masing guru kelas dengan menggunakan media audiovisual.
memperhatikan langkah-langkah d. Refleksi
pelaksanaan pembelajaran Refleksi dilakukan secara
menggunakan media audiovisual kolaborasi. Baik kepala sekolah,
(lembar observasi terlampir) guru, maupun observer turut
meliputi yaitu: kegiatan awal, memikirkan hasil tindakan serta
kegiatan inti, dan kegiatan akhir. bagaimana langkah tindak lanjut ke
3) Melakukan pengamatan terhadap depan, agar terjadi peningkatan
guru dalam melaksanakan kemampuan masing-masing guru
kegiatan pembelajaran dengan dalam menggunakan media
menggunakan media audiovisual audiovisual yang lebih baik
dengan memperhatikan prinsip- Indikator Keberhasilan
prinsip penggunaan media Indikator keberhasilan dalam
audiovisual, sebagaimana penelitian ini adalah guru dinyatakan
tertuang dalam lembar observasi meningkat kemampuannya dalam
yang telah dipersiapkan. penggunaan media audiovisual apabila
4) Mengadakan diskusi seputar secara individual memenuhi rentang 76-
pelaksanaan kunjungan kelas dan 100 atau masuk kategori BAIK, dan secara
membuat kesimpulan akhir. klasikal apabila minimal 85% guru
5) Menutup pelaksanaan kegiatan termasuk dalam kategori BAIK
kunjungan kelas.

7
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Deskripsi Data
Pada kondisi awal, 9 guru atau 100%
dinyatakan belum mampu melaksanakan
penggunaan media audio visual dengan
benar, dengan penjelasan 4 guru (44,44%)
dalam kriteria cukup dan 5 guru (55,56%) Peningkatan Kemampuan Guru dalam
dalam kriteria kurang. Secara klasikal Penggunaan Media Audio Visual
peningkatan kemampuan guru dalam Berdasarkan Rata-rata Capain Nilai
melaksanakan kegiatan penggunaan media pada Kondisi Awal, Siklus Pertama
audio visual sebesar 49,91 dengan kriteria dan Kedua
KURANG
Pada siklus pertama 5 orang guru
atau 55,56% dinyatakan mampu
melaksanakan kegiatan pembelajaran
dengan alat peraga pembelajaran dengan Untuk memperjelas, maka dalam bentuk
baik, dengan penjelasan 4 guru (44,44%) diagram batang sebagaimana jelaskan pada
dalam kriteria cukup sehingga dinyatakan gambar di bawah ini
belum mampu melaksanakan kegiatan
pembelajaran dengan alat peraga
pembelajaran dengan baik. Secara klasikal
peningkatan kemampuan guru dalam
melaksanakan kegiatan penggunaan media
audio visual belum memenuhi kriteria
keberhasilan, karena baru memperoleh
angka 69,74 dengan kriteria CUKUP
Pada pelaksanaan siklus kedua,
semua guru atau 100% dinyatakan telah Pembahasan
mampu melaksanakan penggunaan media Penerapan media audio visual video
audio visual dengan benar. Secara klasikal dalam meningkatkan kualitas proses
peningkatan kemampuan guru dalam belajar mengajar dilakukan dengan jalan
melaksanakan kegiatan penggunaan media yaitu: a. Guru memastikan media dan
audio visual telah memenuhi kriteria semua peralatan telah lengkap siap
keberhasilan, karena memperoleh angka digunakan, b. Guru menjelaskan tujuan
86,84 dengan kriteria BAIK. yang akan dicapai c. Guru menjelaskan
materi pelajaran kepada anak selama
Hasil Penelitian proses pembelajaran berlangsung d.
Peningkatan Ketuntasan Guru dalam Menghindari kejadian-kejadian yang dapat
Penggunaan Media Audio Visual pada menganggu konsentrasi anak.
Kondisi Awal, Siklus Pertama dan Berdasarkan temuan di atas hasil
Kedua penelitian ini sesuai menurut Hamalik
(1989:45) mengemukakan: “Pemakaian
media pengajaran dalam proses belajar
mengajar dapat membangkitkan keinginan
dan minat yang baru, membangkitkan
Untuk memperjelas, maka dalam bentuk motivasi dan rangsangan kegiatan belajar,
diagram batang sebagaimana jelaskan pada dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh
gambar di bawah ini psikologis terhadap siswa. Selain
membangkitkan motivasi dalam minat

8
siswa, media pengajaran juga dapat b. Peningkatan kemampuan guru dalam
membantu siswa meningkatkan kemampuan dalam penggunaan
pemahaman menyajikan data dengan media audio visual perlu mendapat
menarik dan terpercaya, memudahkan perhatian khusus dan terus dibina
menafsirkan data, dan memadatkan karena mempunyai pengaruh yang
informasi.” sangat kuat terhadap kinerja guru
dan prestasi belajar siswa.
SIMPULAN DAN SARAN Kegagalan dalam meningkatkan
Simpulan kemampuan guru dalam pengelolaan
1. Perencanaan penggunaan media audio proses pembelajaran dapat berakibat
visual, guru terlebih dahulu pada menurunnya prestasi belajar
mempersiapkan rencana pelaksanaan siswa.
pembelajaran, tujuan pembelajaran, 2. Sekolah
materi pembelajaran, media dan sumber Memfasilitasi penggunaan dari
belajar yang akan digunakan. Pemilihan media audio visual dalam proses
media yang dilakukan guru sudah pembelajaran. Selain itu perlunya
sesuai dengan teori karena guru sudah dukungan dari kepala sekolah untuk
terampil menggunakannya dan mengupayakan dan memberi dorongan
penggunaan media audio visual yang agar guru yang telah memiliki
digunakan sudah disesuaikan dengan pengetahuan dan pengalaman tentang
materi dan tujuan pembelajaran penggunaan media audio visual agar
sehingga siswa mencapai tujuan dapat menerapkannya dalam
pembelajaran dengan baik. pembelajaran.
2. Kemampuan guru dalam pelaksanaan 3. Pengawas Sekolah
pembelajaran menggunakan media a. Pengawas sekolah sebaiknya
audio visual pada kondisi awal hanya menjalin hubungan yang baik
mencapai angka rerata sebesar 49,94 sebagai patner kerja bukan sebagai
dengan kriteria KURANG dan siklus atasan dan bawahan (pengawas
pertama meningkat menjadi 69,74 sekolah sahabat guru).
dalam kriteria CUKUP dan pada siklus b. Supervisi pengawas sekolah baik
terakhir menjadi 86,84 dalam kriteria akademik maupun manajerial
BAIK, dan secara individual per guru sebaiknya diprogramkan minimal 2
pada kondisi awal belum ada guru yang kali / semester sehingga guru akan
dinyatakan tuntas, meningkat menjadi 5 terbiasa dan mendapatkan manfaat
guru atau 55,56% dan pada siklus dari pelaksanaan kegiatan supervisi
terakhir menjadi 9 orang guru atau oleh pengawas sekolah.
100%.
Saran Daftar Pustaka
1. Bagi Guru
a. Peningkatan kemampuan guru dalam Arief S. Sardiman, 2011. Media
kemampuan dalam penggunaan Pendidikan;Pengertian,
media audio visual merupakan Pengembangan dan
indikator peningkatan kemampuan Pemanfaatannya, Jakarta:Raja
dalam melaksanakan proses Grafindo Persada
pembelajaran di kelasnya masing-
masing sehingga perlu dilakukan Arikunto, Suharsimi, 2010. Prosedur
secara terus menerus agar proses Penelitian Suatu Pendekatan
pembelajaran dapat berjalan dengan Praktek, Jakarta: Penerbit
baik dan lancar. Rineka Cipta

9
Arikunto, Suharsimi. 2006. Metodologi Implementasi. Bandung :
Penelitian. Penerbit PT. Remaja Rosda Karya.
Rineka Cipta.
Jakarta. Nasution, S. 2005. Metode Research
(Penelitian Ilmiah). Jakarta:
Arsyad, Azhar. 2007. Media Bumi Aksara.
Pembelajaran. Jakarta: Raja
Grafindo Persada. Oliva, P.F.1984. Supervision for Todays
School. New York: Tomas J.
Darhim. (1986). Media dan Sumber Crowell Company
Belajar, Jakarta I.
UniversitasTerbuka. Oemar Hamalik, 1989. Media Pendidikan,
Depdikbud Bandung: Citra Aditya Bakti

Darmadi, Hamid. (2009), Kemampuan P3G, 1980, Pemilihan Bahan Pengajaran.


Dasar Mengajar. Bandung Jakarta: Penlok P3G
:Pustaka Setia. Rina Dyah Rahmawati, dkk. (2006).
Depdiknas. 2003. Undang-Undang Sistem Petunjuk Penggunaan Alat
Pendidikan Nasional Nomor Peraga di Sekolah Dasar.
20 Tahun 2003. Jakarta. Yogyakarta: Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan
Hasibuan, Malayu S. P, dkk. 1988. Menengah
Manajemen Sumber Daya
Manusia. Jakarta: PT. Bumi Sahertian, Mataheru, Frans, 1985, Prinsip
Aksara dan Teknik Supervisi
Pendidikan,. Surabaya:
Indrafachrudi, Soekarto dan Hendyat Penerbit Usaha Nasional
Soetopo. 1989. Administrasi
Pendidikan. Malang : IKIP Sahertian, Piet. 1989. Konsep Dasar dan
Malang. Teknik Supervisi Pendidikan
dalam rangka Pengembangan
Lovell, Jhon & Wiles Kimball. 1993. Sumberdaya Manusia. Jakarta:
Supervision For Better Schools Rineka Cipta.
: Fifth Edition. New Jersey :
Prentice-hall, Inc. Salamah. 2004. ”Kemampuan Mengajar
Guru Sekolah Dasar” dalam
Martin Handoko (1992 ). Motivasi daya Jurnal Teknologi Pendidikan
penggerak tingkah laku. Vol. 6 No. 1, April 2004.
Yogyakarta :
Kanisius Sanjaya, Wina. 2008. Strategi
Pembelajaran Berorientasi
Mohammad Uzer Usman. (2006). Menjadi Standar Proses Pendidikan.
Guru Profesional. Bandung: Jakarta : Kencana Prenada
Remaja Rosdakarya Media.
Mulyasa, E. 2009. Manajemen Berbasis Sergiovanni, T.J. (1991). The
Sekolah. Bandung: Remaja principalship : A reflective
Rosdakarya. practice perspective (2nd ed).
Boston: Allyn and Bacon.
Mulyasa. 2003. Kurikulum Berbasis
Kompetensi, Konsep, Sudjana Nana dan Rivai Ahmad, 2002.
Karakteristik dan Media Pengajaran, Sinar
Baru Algensindo:Bandung

10
Sudjana, Nana. 2002. Dasar-dasar Proses
Balajar Mengajar. Bandung:
Sinar Baru Algensindo.
Sudjana. 1996. Teknik Analisis Regresi
dan Korelasi. Bandung:
Tarsito.
Sugiyono. 2010. Metode
Penelitian Bisnis. Bandung:
Alfabeta
Supandi. 1990. Model Pembelajaran
Pendidikan. IKIP Yogyakarta :
Direktorat Jenderal Tinggi.
Sutrisna. 1993. Administrasi Pendidikan:
Desain Teoritis untuk Praktek
Profesional. Bandung:
Penerbit Angkasa.
Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Belajar.
Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada.
Undang-Undang No.14 Tahun 2005. Guru
dan Dosen. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar Offset.
Uno, Hamzah. B. (2010). Perencanaan
Pembelajaran. Jakarta:Bumi
Aksara.
Usman, M. 1990. Menjadi Guru
Profesional. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Zahara Idris, 1981. Dasar-Dasar
Kependidikan, Padang:
Angkasa Raya
Oemar Hamalik, 1989. Media Pendidikan,
Bandung: Citra Aditya Bakti

11

You might also like