Tenaga Pembentuk Muka Bumi

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 23

TENAGA PEMBENTUK MUKA BUMI (ENDOGEN DAN EKSOGEN)

Setelah pada kesempatan terdahulu kita membahas tentang pengertian litosfer dan jenis
batuan, kali ini kita akan membahas tentang tenaga pembentuk muka bumi.

Seperti kita ketahui bahwa bentuk permukaan bumi tidaklah tetap artinya dari waktu ke
waktu selalu mengalami perubahan. Perubahan bentuk permukaan bumi dipengaruhi oleh
tenaga endogen dan tenaga eksogen.

Tenaga Endogen

Tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi. Yang termasuk dalam tenaga
endogen yaitu :

1. Tektonisme
Tektonisme atau yang lebih dikenal dengan gerakan lempeng tektonik adalah tenaga dari
dalam bumi yang mengakibatkan perubahan letak atau bentuk batuan yang membentuk
bumi
Gerakan lempeng tektonik terbagi menjadi dua, yaitu :
a. Gerakan Epirogenetik, yaitu gerak lapisan kerak bumi yang relatif lambat dalam
waktu yang lama, serta meliputi daerah ynag luas. Gerakan epirogenetik dibedakan
menjadi dua yaitu :
- Epirogenetik Positif, yaitu gerak turunnya daratan sehingga seolah-olah
permukaan air laut yang naik.
- Epirogenetik Negatif, yaitu gerak naiknya daratan sehingga seolah-olah
permukaan air laut yang turun.
b. Gerakan Orogenetik, yaitu gerak lapisan kerak bumi yang terjadi
dalam waktu yang relatif cepat dan meliputi wilayah yang lebih sempit.
2. Vulkanisme
Vuklanisme adalah peristiwa naiknya magma ke permukaan bumi. Gerakan magma dapat
dibedakan menjadi 2 yaitu :
a. Ekstrusi Magma
yaitu proses pergerakan magma yang keluar hingga permukaan bumi. Proses ekstruksi
magma sendiri dapat terbagi menjadi dua yaitu :
- Erupsi efusif, dimana magma yang keluar hanya berbenntuk lelehan.
- Erupsi eksplosif, dimana magma yang keluar disertai dengan ledakan dan
mengeluarkan materi.
Materi hasil ekstruksi terdiri dari :
- Lava, yaitu magma yang keluar sampai ke permukaan bumi
- Lahar, yaitu lumpur batu yang keluar dari gunung berapi
- Ekhalasi (gas), yaitu materi berupa gas asam arang seperti fumarol, solfatar,
dan mofet.
- Elfata dan piroklastika, yaitu materi berupa batu, lapili, kerikil dan debu
vulkanik.
b. Intruksi Magma
yaitu proses pergerakan magma yang tidak mencapai permukaan bumi. Intruksi
magma dapat dibedakan menjadi :
- Intrusi dasar, dimana magma masuk diantara dua lapisan kemudian membeku dan
membentuk lapisan yang panjang
- Korok, dimana magma yang memotong lapisan kulit bumi dengan bentuk pipa.
- Diaterma, dimana magma membeku dalam gang, pada umumnya berbentuk
silinder memanjang dari dapur magma ke mulut kawah.
- Lakolit, dimana magma menerobos lapisan bumi paling atas. Berbentuk seperti
lensa cembung.
3. Gempa Bumi
Gempa bumi merupakan getaran yang berasal dari dalam bumi dan merambat ke
permuknaan bumi. Gempa bumi disebabkan oleh adanya tenaga endogen. Berikut ini
adalah istilah-istilah yang berhubungan dengan gempa bumi.
- Hiposentrum, yaitu pusat gempa bumi dibawah permukaan bumi.
- Episentrum, yaitu titik pada permukaan bumi yang terletak tegak lurus diatas
hiposentrum.
- Fokus, yaitu jarak antara hiposentrum dan episentrum.
- Isoseista, yaitu gari pada peta yang menghubungkan daerah-daerah yang mengalami
intensitas getaran gempa yang besarnya sama.
- Pleistoseista, yaitu garis pada peta yang menunjukkan daerah yang paling kuat
menerima goncangan gempa. Pada umumnya terletak disekitar episentrum.
- Homoseista, yaitu garis pada peta yang mengubungkan daerah yang menerima
getaran gempa yang pertama pada waktu yang bersamaan.
Berdasarkan hiposentrumnya, gempa bumi dapat dikelompokkan menjadi :
a. Gempa dangkal yaitu gempa yang memiliki kedalaman hiposentrum < 100 km di
bawah permukaan bumi.
b. Gempa menengah yaitu gempa yang memiliki kedalaman hiposentrum antara 100
hingga 300 km di bawah permukaan bumi.
c. Gempa dalam yaitu gempa yang memiliki kedalaman hiposentrum antara 300 hingga
700 km di bawag permukaan bumi.
Berdasarkan penyebabnya, gempa bumi dapat dibedakan menjadi :
a. Gempa bumi runtuhan, yaitu gempa bumi yang disebabkan runtuhnya batu-batu
besar digunung atau runtuhnya gua-gua besar.
b. Gempa bumi vulkanik, yaitu gempa bumi yang disebabkan letusan gunung berapi.
c. Gempa bumi tektonik yaitu gempa bumi yang disebabkan oleh pergeseran-
pergeseran lempeng tektonik yang terjadi secara tiba-tiba.

Tenaga Eksogen

Tenaga Eksogen adalah tenaga pembentuk permukaan bumi yang berasal dari luar. Yang
termasuk dalam tenaga eksogen yaitu :
1. Erosi
Erosi adalah pengikisan permukaan bumi akibat air yang mengalir, es, angin atau
gelombang. Erosi dapat dibedakan menjadi :
a. Ablasi, yaitu erosi oleh air yang mengalir. Tingkatan abalasi terbagi menjadi :
- Erosi percik, dimana proses pengikisan tanah terjadi oleh percikan air.
- Erosi lembar, dimana proses pengikisan tanah yang tebalnya sama dan merata
dalam suatu permukaan tanah.
- Erosi alur, dimana terjadi karena air yang mengalir berkumpul dalam suatu
cekungan sehingga di cekungan tersebut terjadi erosi tanah yang lebih besar.
- Erosi parit, dimana terjadinya sama dengan erosi alur, namun saluran-saluran yang
terbentuk telah dalam shingga tidak dapat dihilangkan dengan pengolahan tanah
biasa.
b. Abrasi, yaitu pengikisan batuan oleh air, es atau angin yang mengangakut hancuran
bahan.
c. Eksarasi, yaitu erosi yang disebabkan oleh kegiatan es.
d. Deflasi, yaitu erosi yang disebabkan oleh tenaga angin.

2. Pengendapan (sedimentasi)
Sedimentasi adalah peristiwa pengendapan material batuan yang telah diangkut oleh air,
angin maupun gletser. Berdasarkan tenaga pengangkutnya pendapaan terbagi menjadi :
- Akuatis, yaitu sedimen hasil pengendapan oleh air
- Marine, yaitu sedimen hasil pengendapan oleh air laut
- Aeolis, yaitu sedimen hasil pengendapan oleh angin
- Glacial, yaitu sedimen hasil pengendapan oleh gletser
3. Pelapukan
Pelapukan adalah peristiwa penghancuran dan pelepasan partikel-partikel batuan.
Pelapukan dapat dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu keadaan struktur batuan, keadaan
topografi, keadaan vegetasi, cuaca dan iklim.
Berdasarkan prosesnya pelapukan dibedakan menjadi :
- Pelapukan mekanik, yaitu pelapukan yang terjadi melalui proses tenaga eksogen
yang terjadi secara berulang-ulang dan dalam waktu yang lama.
- Pelapukan kimiawi, yaitu pelapukan yang terjadi melalui proses
kimiawi.
- Pelapukan organik, yaitu pelapukan yang terjadi dikarenakan oleh makhluk hidup.
4. Pergerakan batuan / tanah
Pergerakan batuan atau tanah yang terjadi secara besar besarana akibat pengaruh gaya
gravitasi. Berdasarkan materi dan kecapatannya, pergerakan batuan / tanah dapat
dibedakan menjadi :
- Slow Flowafe, yaitu perpindahan massa batuan / tanah dalam waktu yang sangat
lambat.
- Rapid Flowafe, yaitu perpindahan massa batuan / tanah dalam waktu yang relatif
cepat karena bantuan aliran air.
- Landslide / Longor, yaitu perpindahan massa batuan / tanah dalam waktu yang cepat.
Beberapa istilah yang berhubungan dengan permukaan bumi :
- Relief adalah tinggi rendahnya permukaan bumi.
- Geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk-bentuk permukaan
bumi.
JENIS- JENIS PELAPUKAN DAN PENJELASANNYA

Bumi (baca: kerak Bumi) adalah tempat dimana berbagai makhluk hidup dan menjalankan
aktifitasnya sehari- hari. ada berbagai macam komponen yang akan kita temukan di Bumi
(baca: inti Bumi). Komponen- komponen yang ada di Bumi tersebut bukan hanya komponen
yang hidup saja, namun juga komponen yang tidak hidup. Komponen- komponen yang hidup
dan tidak hidup ini saling berdampingan dan saling melengkapi antara satu dengan yang
lainnya. Komponen hidup sering disebut dengan komponen biotik, dan komponen yang mati
sering juga disebut dengan komponen abiotik. Komponen hidup abiotik contohnya adalah
manusia, binatang, tumbuh- tumbuhan maupun berbagai macam mikroorganisme. Sementara
komponen abiotik diantaranya adalah elemen- elemen seperti tanah (baca: jenis-jenis tanah),
udara (baca: polusi udara), cahaya matahari (baca: bagian- bagian matahari), kelembaban,
batuan, dan lain sebagainya.
Sebagai penghuni Bumi, ada banyak sekali kejadian atau peristiwa yang dialami oleh
berbagai makhluk penghuni Bumi ini. Banyak sekali siklus yang dapat kita temui di Bumi.
Salah satu siklus yang dialami oleh komponen Bumi adalah batuan (baca: terjadinya siklus
batuan). Batuan dapat berubah bentuk menjadi tanah setelah sekian lama dan karena beberapa
hal tertentu. Hal ini dinamakan dengan pelapukan. Pelapukan hampir terjadi di banyak
komponen, tidak hanya batuan saja. Bahkan kita, manusia juga akan mengalami pelapukan.
Semua makhluk hidup (manusia, binatang, dan tumbuhan) apabila telah mati, maka akan
mengalami pelapukan pada jasadnya. Jasad manusia apabila telah dikubur maka dalam
jangka waktu tertentu akan melebur menjadi tanah. Demikian halnya dengan binatang dan
juga tumbuh- tumbuhan. Selain makhluk hidup, ada beberapa benda mati yang juga
mengalami pelapukan. Namun kata pelapukan ini sebenarnya memang hanya digunakan
untuk menguraikan umur batuan.

Pengertian Pelapukan
Kita telah membicarakan mengenai pelapukan sebelumnya. Lalu, apa itu pelapukan?
Berbicara mengenai pelapukan rasanya tidak lengkap tanpa memahami makna pelapukan
yang sebenarnya. Yang dinamakan pelapukan adalah peristiwa penghancuran massa batuan,
baik secara fisika, kimiawi, maupun secara biologis. Selain pengertian tersebut, pelapukan
juga dapat dijelaskan sebagai proses perubahan komposisi dan pemecahan batuan atau
material- material lainnya yang terjadi di atas permukaan Bumi akibat adanya proses secara
fisika, kimia, maupun biologi.
Pelapukan ini merupakan proses alami yang bekerja menghancurkan batuan menjadi tanah.
Pengertian lain mmengenai pelapukan adalah proses alterasi dan fragsinasi batuan dan juga
material tanah pada atau dekat dengan permukaan Bumi yang disebabkan proses fisika,
kimia, maupun biologi. Adapun proses pelapukan ini terjadi dalam waktu yang sangat lama.
Selain sangat dipengaruhi oleh waktu, adanya pelapukan batuan (baca: batuan penyusun
Bumi) ini juga dipengaruhi berbagai macam faktor lainnya.
Jenis- jenis Pelapukan
Pelapukan merupakan proses berubahnya batuan menjadi tanah secara alamiah melalui proses
kimia, fisika atau biologi. Pelapukan yang terjadi secara alami ini terdiri atas berbagai macam
jenis. Secara umum, jenis- jenis pelapukan ini terdiri atas 3 macam, yaitu pelapukan fisika,
kimia, dan biologi atau organik. Penjelasan mengenai masing- masing jenis pelapukan ini
adalah sebagai berikut:
1. Pelapukan Fisika
Jenis pelapukan yang pertama adalah pelapukan fisika. Pelapukan fisika merupakan
pelapukan yang sering disebut sebagai pelapukan mekanik. Pelapukan fisika adalah
proses pelapukan dari batuan yang diakibatkan adanya pengaruh faktor fisik pada batuan.
Ada faktor utama yang paling berperan dalam pelapukan ini. Faktor yang paling dominan
tersebut adalah suhu udara, tekanan, dan juga kristalisasi garam.
Pelapukan fisika ini juga dikenal sebagai pelapukan yang disebabkan oleh adanya
perubahan suhu atau iklim. Jenis pelapukan fisika ini hanya bisa ditemukan di daerah
yang mempunyai iklim ekstrim, seperti sub tropis, gurun (baca: gurun terbesar di dunia),
pesisir pantai (baca: manfaat pantai), dan daerah- daerah yang mempunyai topografi yang
curam. Adapun beberapa contoh pelapukan fisika ini antara lain adalah sebagai berikut:
 Melapuknya batuan di daerah gurun akibat adanya perubahan cuaca harian secara
ekstrim. Suhu udara tinggi pada siang hari akan membuat batuan memuai, kemudian
pada malam hari suhu udara akan turun dan membuat batuan menjadi mengkerut.
Karena proses ini berlangsung secara berulang- ulang akan memungkinkan ikatan
mineral dalam batuan mengalami pelemahan sehingga pada akhirnya batuan akan
hancur menjadi beberapa bagian.
 Kristalisasi air garam yang terjadi pada batuan di pantai. Kristalisasi garam yang
terjadi pada pori batuan di sekitar ekosistem pantai akan menekan batuan secara
endogen sehingga akan memunculkan kemungkinan batuan akan pecah.
2. Pelapukan Kimia
Jenis pelapukan yang selanjutnya adalah pelapukan kimia. Pelapukan kimia merupakan
proses pelapukan yang diakibatkan perubahan struktur kimiawi yang ada pada batuan
melalui reaksi tertentu. Dalam pelapukan kimia ini, reaksi yang terjadi pada proses
pelapukan dibedakan menjadi tiga macam. 3 macam reaksi yang terjadi pada pelapukan
kimia ini antara lain adalah solution, hidrolisis, dan oksidasi. Adapun beberapa contoh
pelapukan kimia ini antara lain adalah sebagai berikut:
 Hidrolisis air hujan yang akan mengakibatkan naiknya tingkat keasaman di sekitar
batuan. Ion H+ yang muncul akan memungkinkan terjadinya korosi pada batuan.
 Oksidasi yang terjadi pada batuan yang kaya mineral besi akan memungkinkan ikatan
mineral di permukaan batuan menjadi lemah dan pada akhirnya mengalami
pelapukan.
 Proses pelarutan batuan kapur gamping akibat reaksinya terhadap air (baca: jenis air).
Berbicara mengenai pelapukan kimia, kita akan mengenal adanya 4 proses yang termasuk
dalam pelapukan kimia. Adapun 4 proses tersebut antara lain adalah:
 Hidrasi, yaitu proses batuan yang mengikat batuan di atas permukaan saja.
 Hidrolisa, yaitu peroses penguraian air atas unsur- unsurnya menjadi ion- ion yang
bersifat positif dan negatif.
 Oksidasi, yaitu proses pengkaratan besi.
 Karbonasi, yaitu pelapukan batuan yang disebabkan karena karbondioksida.
Itulah beberapa proses yang akan kita temukan dalam pelapukan batuan secara kimiawi.
Proses tersebut hanya akan kita temui pada pelapukan yang bersifat kimiawi saja.

3. Pelapukan Biologi atau Organik


Jenis pelapukan yang selanjutnya adalah pelapukan biologi atau pelapukan organik.
Pelapukan biologi merupakan jenis pelapukan batuan yang dilakukan oleh organisme
melalui aktivitasnya di sekitar lingkungan batuan tersebut berada. Dengan kata lain
pelapukan biologi ini terjadi karena disebabkan oleh makhluk hidup. Pelapukan ini terjadi
karena adanya peranan organisme- organisme tertentu.
Adapun organisme- organisme yang berperan dalam pelapukan ini antara lain berupa
binatang, tumbuhan, jamur, bakteri, atau bahkan manusia. Proses pelapukan biologi atau
organik ini melibatkan 2 cara, yaitu cara biokimia dan cara mekanis. Adapun contoh
pelapukan secara biologi atau organik ini antara lain adalah:
 Penetrasi akar tumbuhan ke dalam sela- sela batuan akan menekan batuan tersebut,
sehingga akan mengalami perpecahan.
 Adanya lumut di atas batuan. Tumbuhnya lumut di permukaan batuan memungkinkan
batuan mengalami degradasi. Kelembapan di permukaan batuan akibat adanya proses
penyerapan akar disertai dengan tingginya pH di sekitar permukaan batuan akan
membuat permukaan batuan tersebut mengalami korosi.
Itulah beberapa jenis dari pelapukan batuan yang terdiri atas pelapukan kimiawi,
pelapukan fisika dan juga pelapukan boilogi atau organik. Dari uraian di atas kita
mengetahui bahwa pelapukan batuan bisa terjadi dengan beberapa cara yang berbeda-
beda.
Faktor- faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Pelapukan
Sudah dikatakan sebelumnya bahwasannya mengenai pelapukan ini terjadi karena adanya
berbagai macam faktor. Setidaknya ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
terjadinya pelapukan, antara lain adalah sebagai berikut:
1. Waktu
Faktor yang sangat erat dan sangat identik dengan peristiwa pelapukan adalah waktu.
Sering orang- orang mengatakan bahwasannya pelapukan ini terjadi karena sebuah
batuan sudah terlalu lama atau terlalu tua, hingga akhirnya batuan tersebut megalami
pelapukan. Bahkan waktu merupakan faktor pertama yang akan digunakan sebagai
alasan mengapa pelapukan tersebut terjadi.
Memang benar, sebuah batuan akan mengalami pelapukan setelah batuan tersebut
berumur lama atau tua. Hal ini akan menyebabkan tingkat kepadatan batuan menjadi
menurun dan batuan tersebut akan mengalami pelapukan hingga pada akhirnya
menjadi tanah (baca: ciri tanah yang subur dan tidak subur).

2. Jenis batuan dan struktur batuan tersebut


Faktor selanjutnya yang mempengaruhi terjadinya pelapukan batuan adalah jenis
batuan dan strukturnya. Telah kita ketahui bersama bahwasannya batuan di dunia ini
memiliki berbagai macam jenis batuan yabg berbeda- beda antara satu dengan yang
lainnya. Kemudian mengenai struktur batuan, yaitu sifat fisik dan sifat kimia yang
dimiliki oleh batuan itu sendiri. Sifat fisik batuan meliputi warna batuan.
Sementara sufat kimia batuan adalah unsur- unsur kimia yang terkandung di dalam
batuan tersebut. Sifat kimia dan sifat fisikan yang dimiliki oleh batuan inilah yang
menyebabkan adanya perbedaan daya tahan batuan terhadap pelapukan. Adapun jenis
batuan yang mudah lapuk diantaranya adalah batu lempeng atau batuan sedimen.
Sementara batuan yang sulit lapuk misalnya adalah batuan beku.
3. Topografi
Faktor selanjutnya yang mempengaruhi pelapukan adalah topografi. Keadaan
topografi muka Bumi juga mempengaruhi proses terjadinya pelapukan batuan.
Batuan- batuan yang berada di lereng yang curam cenderung akan mudah untuk
mengalami pelapukan dibandingkan dengan batuan yang berada di tempat yang
landai.
Mengapa demikian? Hal ini karena pada lereng yang curam, batuan akan sangat
mudah terkikis atau terlapukkan karena akan langsung bersetuhan dengan cuaca di
sekitar batuan tersebut berada. Tetapi pada lereng yang landai atau rata, batuan akan
terselimuti oleh berbagai macam endapan yang pada akhirnya akan memperlambat
proses pelapukan batuan tersebut.
4. Organisme
Faktor selanjutnya yang akan mempengaruhi proses pelapukan adalah adanya
organisme. Organisme marupakan hal yang cukup penting dalam proses pelapukan,
seperti halnya dengan proses penguraian tumbuh- tumbuhan secara alami.
5. Iklim dan cuaca
Faktor selanjutnya yang sangat kuat kaitannya dengan pelapukan adalah mengenai
cuaca dan juga iklim (baca: iklim di Indonesia). Unsur- unsur cuaca dan juga iklim
yang akan mempengaruhi proses pelapukan antara lain adalah suhu udara, curah
hujan, sinar matahari, angin, dan lain sebagainya. Di daerah yang memiliki iklim
lembab dan juga panas, batuan akan cepat mengalami proses pelapukan. Selain itu
pergantian antara siang dan juga malam yang dingin akan semakin membuat
pelapukan mudah terjadi, apabila hal ini dibandingkan dengan daerah yang memiliki
iklim dingin.
6. Keadaan vegetasi
Faktor selanjutnya yang mempengaruhi adanya pelapukan adalah keadaan vegetasi.
Vegetasi atau tumbuh- tumbuhan juga merupakan hal yang sangat mempengaruhi
proses pelapukan. Hal ini disebabkan akar- akar tumbuhan tersebut dapat menembus
celah- celah batuan. Apabila akar- akar tersebut semakin membesar maka
kekuatannya akan semakin besar pula dalam menerobos batuan. Selain akar- akar,
serasah dedaunan yang gugur juga akan membantu mempercepat batuan melapuk. Hal
ini disebabkan karena serasah batuan mengandung zat- zat asam arang dan juga
humus yang dapat merusak kekuatan pada batuan.
BATUAN BEKU PEGERTIAN, MACAM-MACAM, DAN GAMBARNYA

BATUAN BEKU – Jika Anda membaca artikel tentang ciri-ciri planet, dapat diketahui
bahwa planet Bumi termasuk ke dalam kelompok planet terrestial. Planet terrsetial atau
kebumian merupakan planet yang tersusun dari batu-batuan pada permukaannya, ukurannya
cenderung kecil, dan memiliki atmosfer yang tipis.
Seperti yang telah ketahui bersama bahwa planet kita memiliki permukaan yang padat yang
tersusun dari berbagai jenis batuan. Sehingga bisa dimasukkan sebagai planet kebumian.
Selain itu permukaan bumi juga bisa dibagi menjadi dua macam, yaitu permukaan yang
berupa daratan dan permukaan yang berupa lautan.

Perlu diketahui juga bahwa sebesar luas permukaan lautan adalah sekitar 70% dan luas
daratan 30%. Namun daratan adalah bagian lapisan bumi yang paling mudah diamati secara
langsung dan jelas. Sehingga manusia dapat mengetahui dengan cepat dan baik berbagai hal
mengenai daratan.

Salah satu hal yang bisa diketahui dengan mengamati daratan adalah kenyataan bahwa
daratan tersusun dari berbagai jenis batuan-batuan. Dimana batuan tersebut dibedakan
berdasarkan jenis materi penyusun batuan dan proses terbentuknya batuan-batuan tersebut.
Diantaranya seperti batuan sedimen, beku, dan metamorf

Batuan Beku

Batuan Beku Tonalit (www.thoughtco.com)


Ilmu yang mempelajari secara khusus berbagai jenis batuan biasa disebut petrology.
Kenyataannya bahwa batuan beku sebenarnya telah banyak digunakan di dalam kehidupan
sehari-hari, akan tetapi sebagian besar orang hanya mengetahui cara memanfaatkannya aja.
Hanya sebagian kecil saja yang mengetahui asal usul terbentuknya dan berbagai hal
mengenai batuan beku ini. Mudahnya batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari proses
pembekuan magma yang keluar dari dalam perut bumi.

Pengertian Batuan Beku

Batuan Beku Obsidian (thoughtco.com)


Batuan beku atau kerap disebut igneous rocks adalah batuan yang terbentuk berasal dari satu
atau beberapa mineral dan terbentuk akibat pembekuan berasal dari magma.

Berdasarkan teksturnya batuan beku ini mampu dibedakan lagi menjadi batuan beku plutonik
dan vulkanik. Perbedaan antara keduanya mampu dicermati berdasarkan besarnya mineral
penyusun batuan tersebut.

Batuan beku plutonik pada umumnya mengalami proses pembentukan yang pembekuan
magmanya terjadi dalam waktu lebih lambat sehingga mineral-mineral penyusunnya
cenderung berukuran besar. Contoh batuan beku plutonik ini seperti gabro, diorite, dan granit
(yang kerap dijadikan hiasan rumah).

Sedangkan batuan beku vulkanik umumnya mengalami proses pembentukan yang terjadi
melalui pembekuan magma yang terjadi dalam waktu yang lebih cepat. Misalnya terjadi
akibat letusan gunung api, sehingga menyebabkan mineral penyusunnya berukuran lebih
kecil. Contohnya adalah basalt, andesit (yang kerap dijadikan pondasi rumah), dan dacite.

Pengelompokkan Batuan Beku Berdasarkan Tempat Terbentuknya

Klasifikasi Batuan Beku (geologyin.com)


Magma bisa mendingin dan membeku di bawah atau di atas permukaan bumi. Apabila proses
pembekuan terjadi di bawah lapisan kulit bumi, sehingga terbentuklah batuan yang disebut
sebagai batuan beku dalam atau intrusif, biasanya sering juga dipanggil sebagai batuan beku
plutonik.

Sedangkan, bila magma bisa menggapai permukaan bumi sesudah itu membeku, terbentuklah
batuan beku luar atau ekstrusif. Penggolongan dilakukan berdasarkan genesa atau tempat
terbentuknya batuan beku tersebut.

Pengelompokkan batuan beku ini merupakan klasifikasi tahap awal sebelum melakukan
klasifikasi batuan yang lebih spesifik lagi.

1. Batuan Beku Dalam atau Intrusif

Magma yang membeku di bawah permukaan bumi, mengalami pendinginan yang sangat
lambat dan dapat mencapai jutaan tahun. Sehingga sangat mungkin tumbuhnya kristal-
kristal yang besar dan prima bentuknya, menjadi tubuh batuan beku intrusive.

Tubuh batuan beku dalam memiliki wujud dan ukuran yang bermacam-macam,
tergantung pada situasi magma dan batuan di sekitarnya. Magma juga dapat menyusup
melalui batuan di sekitarnya atau menerobos melewati rekahan-rekahan pada batuan di
sekelilingnya.

Sehingga batuan beku intrusif masih bisa lagi menjadi batuan beku intrusif dalam dan
batuan beku intrusif permukaan. Hal tersebut berdasarkan letak setiap lapisan batuan yang
diterobosnya, susunan tubuh batuan beku intrusif terbagi menjadi dua yaitu diskordan dan
konkordan.

a. Diskordan

Struktur tubuh batuan beku yang memotong lapisan batuan di sekitarnya disebut
diskordan. Berikut contoh batuan beku intrusif jenis diskordan:

- Batolit, merupakan tubuh batuan beku intrusif yang memiliki dimensi paling
besar dibandingkan lainnya. Bentuknya tidak beraturan, memotong lapisan-
lapisan batuan yang diterobosnya. Kebanyakan batolit merupakan kumpulan
massa yang berasal dari sejumlah tubuh-tubuh intrusif yang memiliki komposisi
agak berbeda.

Perbedaan ini mencerminkan keberagaman magma pembentuk batolit. Beberapa


batolit dapat mencapai ukuran yang besar dengan panjang sebesar 1000 km dan
lebarnya sebesar 250 km. Dari penelitian geofisika dan penelitian singkapan di
lapangan didapatkan bahwa tebal batolit pada 20-30 km.

Proses pembentukan batolit tidak terjadi akibat adanya magma yang menyusup di
dalam rekahan, sebab tidak ada rekahan yang ukurannya sebesar batolit. Karena
besarnya, batolit mampu mendorong batuan yang di atasnya. Walaupun batuan
yang diterobos bisa terdorong ke atas oleh magma yang bergerak secara perlahan,
pasti ada proses lainnya yang berpengaruh.

Magma yang naik akan membebaskan fragmen-fragmen batuan yang


menutupinya. Proses ini dinamakan stopping. Blok-blok hasil stopping lebih padat
dibandingkan magma yang naik, sehingga mengendap. Saat mengendap fragmen-
fragmen ini bereaksi dan lebih dari satu terlarut didalam magma.

Dimana tidak semua magma akan terlarut dan mengendap pada bagian dasar
dapur magma. Setiap frgamen batuan yang berada didalam tubuh magma yang
udah membeku dinamakan Xenolith.

- Stock, seperti batolit, bentuknya tidak beraturan dan dimensinya lebih kecil
dibandingkan bersama dengan batolit, tidak lebih berasal dari 10 km. Stock
merupakan penyerta suatu tubuh batolit atau bagian atas batolit.

- Dyke, disebut pula sebagai gang, merupakan keliru satu badan intrusi yang
dibandingkan bersama batolit, berdimensi kecil. Bentuknya tabular, sebagai
lembaran yang ke dua sisinya sejajar, memotong susunan (perlapisan) batuan yang
diterobosnya.

- Jenjang Volkanik, adalah pipa gunung api di bawah kawah yang mengalirkan
magma ke kepundan. Kemudian setelah batuan yang menutupi di sekitarnya
mengalami erosi, maka batuan beku akan berbentuk agak silindris dan lebih
menonjol dibandingkan bentuk permukaan di sekitarnya.

b. Konkordan

Bentuk-bentuk yang sejajar bersama susunan batuan di sekitarnya merupakan ciri-ciri


batuan beku intrusif jenis konkordan. Contoh batuan tersebut diantaranya adalah sill,
lakolit dan lopolit.

- Sill, adalah batuan beku intrusif yang konkordan atau sejajar pada pelapisan
batuan yang diterobosnya. Berbentuk tabular dan sisi-sisinya sejajar.

- Lakolit, sejenis bersama sill. Yang membedakan adalah wujud anggota atasnya,
batuan yang diterobosnya melengkung atau cembung ke atas, membentuk kubah
landai. Sedangkan, anggota bawahnya sama bersama Sill. Akibat proses-proses
geologi, baik oleh gaya endogen, maupun gaya eksogen, sehingga dapat muncul di
permukaan.

- Lopolit, bentuknya sama bersama lakolit cuma saja anggota atas dan bawahnya
cekung ke atas.

2. Batuan Beku Luar atau Ekstrusif

Batuan ekstrusif adalah batuan yang proses yang terbentuknya terjadi di permukaan bumi.
Ketika magma keluar dan mencapai permukaan bumi melalui rekahan atau lubang
kepundahan gunung api, maka magma yang keluar sebagai erupsi tersebut akan
mengalami pendinginan dan membeku dalam waktu cepat.

Fenomena keluarnya magma melalui rekahan di permukaan bumi biasa disebut fissure
eruption. Magma basaltis yang mempunyai viskositas rendah biasanya mampu mengalir
disekitar rekahan, sehingga erbentuk hamparan lamparan lava balast atau plateau basalt.

Sedangkan erupsi gunung berapai yang keluar melewati lubang kepundan disebut
sebagai central eruption. Selain itu, magma juga dapat mengalir melewati lereng dalam
bentuk aliran lava atau keluar bersama semburan gas-gas sebagai piroklastik.
Terdapat berbagai macam lava yang dikelompokkan berdasarkan jenis komposisinya dan
tempat terbentuknya. Ketika magma membeku di bawah permukaan air disebut sebagai
lava bantal atau pillow lava, nama tersebut diberikan karena lava tersebut terbentuk di
bawah tekanan air.

Batuan beku luar termasuk ke dalam kelompok batuan beku afanitik. Dimana batuan
tersebut mengalami proses pembekuan yang terjadi di atas permukaan bumi. Selain itu
batuan beku luar juga mempunyai berbagai macam struktur yang mampu menunjukkan
proses yang terjadi ketika ia mengalami pembekuan.

Struktur tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:

 Sheeting joint merupakan struktur batuan beku yang nampak seperti lapisan.
 Columnar joint merupakan struktur batuan yang berwujud batuan terpisah poligonal
atau mirip dengan bentuk batang pensil.
 Pillow lava merupakan struktur batuan yang wujudnya menyerupai bantal yang
bergumpal-gumpal. Hal yang demikian dapat terjadi karena proses pembekuan terjadi
di dalam air.
 Vesikular merupakan struktur batuan yang bentuknya berlubang-lubang, dimana
lubang ini muncul akibat adanya pelepasan gas yang terjadi ketika proses pembekuan.
 Amigdaloidal merupakan struktur batuan vesikular yang berisikan mineral-mineral
lain seperti kalsit, kuarsa, atau zeolit.
 Struktur aliran merupakan struktur batuan yang mineralnya tersusun secara sejajar
pada arah tertentu akibat adanya aliran.

Macam-macam Batuan Beku

Macam-macam Batuan Beku (physicalgeology.pressbooks.com)


Pada tulisan di atas telah dijelaskan secara detail bahwa batuan beku merupakan batuan yang
berasal dari magma yang mengalami proses pendinginan sehingga akhirnya membeku
menjadi berbagai macam batu. Di atas juga telah dijelaskan bahwa berbagai hal yang menjadi
acuan dalam pengklasifikasian batuan ini.

Agar Anda dapat lebih jelas memahami dan mengenali dengan baik batuan ini, berikut akan
kami jelaskan mengenai macam-macam batuan beku yang sering dijumpai. Batuan-batuan
tersebut diantaranya adalah batu obsidian, batu granit, batu basal, batu andesit, batu apung,
batu dasit, batu diorit, batu peridot, batu gabro, dan batu diabas.
1. Batu Obsidian

Batuan Obsidian (thoughtco.com)


Batu obsidian merupakan salah satu contoh batuan beku. Batu obsidian ini biasanya juga
disebut sebagai batu kaca. Batu obsidian ini memiliki ciri-ciri berwarna hitam ataupun
cokelat tua dan memiliki permukaan yang halus dan bisa dibilang mengkilap. Batu obsidian
ini banyak dimanfaatkan manusia sebagai alat pemotong dan batu perhiasan yang indah.

Proses terbentuknya batu obsidian terjadi di permukaan bumi dan berasal dari magma yang
mengalami pembekuan dalam waktu yang cepat. Karena proses terbentuknya ini yang berada
di luar permukaan bumi, maka batu obsidian ini seringkali digolongkan sebagai batuan beku
luar atau ekstrusif.

2. Batu Granit

Batu Granit (geologyclass.org)


Batu granit termasuk merupakan salah satu tipe batuan beku. Batu granit terbentuk atas
butiran- butiran yang kasar yang semi berwarna- warni. Disebut semi berwarna warni sebab
type batu ini punya warna yang berbeda- beda ada yang berwarna putih dan ada termasuk
yang berwarna keabu- abuan.

Batu ini merupakan tipe batu yang kerap digunakan untuk bahan bangunan atau kerap
digunakan untuk membangun sebuah gedung. Jenis batuan ini terbentuk sebab terdapatnya
magma yang membeku yang prosesnya terjadi di di dalam kerak bumi. Proses pembekuan ini
terjadi secara perahan- lahan dan di dalam kala yang memadai lama. Maka dari itu tipe
batuan ini termasuk ke dalam tipe batuan beku dalam.
3. Batu Basal

Batu Basal (pinterest.com)


Batu basal memiliki ciri-ciri berwarna gelap, berat, banyak mengandung besi, sedikit
mengandung mineral silika batuan vulkanik, dan umumnya membentuk lempeng samudera
pada permukaan bumi. Warna batu ini juga bisa dibilang semi berwarna karena mempunyai
warna yang bermacam-macam seperti warna putih dan abu-abu.

Dalam kehidupan sehari-hari bisa kita temukan bahwa batu basal sering dimanfaatkan
sebagai bahan bangunan terutama untuk membangun sebuah gedung. Batu basal mengalami
proses pembekuan yang terjadi di dalam kerak bumi. Oleh karena itu batu basal ini bisa
digolongkan sebagai batuan beku dalam atau intrusif.
SEJARAH: ZAMAN BATU
Menurut Wikipedia, Zaman Batu adalah masa zaman prasejarah, ketika manusia
menciptakan alat dari batu. Kenapa dari batu? Karena manusia kala itu masih belum punya
teknologi yang lebih canggih. Sebenarnya, selain batu, bahan-bahan lain seperti kayu dan
tulang juga digunakan, tapi batulah yang dimanfaatkan sebagai alat memotong dan senjata.
Zaman Batu ini kembali dibagi lagi menjadi masa Paleolitikum, Mesolitikum, Megalitikum
dan Neolitikum, yang juga dapat dipilah lebih jauh.
 Palaeolithikum (Zaman Batu Tua)

Zaman batu tua diperkirakan berlangsung pada masa Pleistosen, yaitu sekitar 600 ribu tahun
silam. Ciri-ciri kehidupan zaman batu tua, antara lain hidup secara berpindah-pindah
(nomaden), berburu dan mengumpulkan makanan atau Food gethering. Alat-alat pada zaman
ini (karena zaman batu pasti umumnya dari batu ya) umumnya berupa batu yang belum
dihaluskan. Masih kasar. Contohnya kapak genggam. Ada juga alat-alat dari tulang binatang
atau tanduk rusa, yang fungsinya mirip belati. Ada pula Flakes, yaitu alat-alat kecil yang
terbuat dari batu Chalcedon, yang dapat digunakan untuk mengupas makanan. Pendukung
kebudayaan ini adalah manusia purba. Berdasarkan daerah penemuannya, kebudayaan batu
tua dibedakan menjadi kebudayaan Pacitan dan kebudayaan Ngandong.
1) Kebudayaan Pacitan
Kenapa disebut kebudayaan Pacitan? Disebut demikian sebab hasil budayanya terdapat di
daerah Pacitan (Pegunungan Sewu, Pantai Selatan Jawa). Alat yang ditemukan berupa
chopper (kapak penetak) atau disebut kapak genggam. Pendukung kebudayaannya
adalah Pithecanthropus erectusdan budaya batu ini disebut stone culture.
2) Kebudayaan Ngandong
Disebut kebudayaan Ngandong sebab hasil kebudayaannya ditemukan di Ngandong, Ngawi,
Jawa Timur. Di sini juga ditemukan kapak seperti di Pacitan dan juga kapak genggam,
sedangkan di Sangiran ditemukan batu flakes dan batu chalcedon, seperti yang sudah
disebutkan di atas.
Di Ngandong ditemukan juga alat dari tulang sehingga disebut bone culture. Pendukung
kebudayaan Ngandong adalah Homo soloensis dan Homo wajakensis. Mereka banyak
memanfaatkan alat-alat ini untuk mengumpulkan makanan, karena manusia pada masa ini
masih berada pada tahap food gathering, namun yang sudah tingkat lanjut.
 Mesolithikum (Zaman Batu Tengah)

Zaman batu tengah atau mesolithikum ini berlangsung sekitar masa Holosen. Pada zaman
batu tengah ini, alat-alat batu yang berasal dari zaman batu masih tetap digunakan dan sudah
mendapatkan pengaruh dari wilayah asia daratan. Alat-alat pada zaman ini hampir sama
dengan zaman Palaeolithikum. Peninggalan terkenal dari zaman ini yaitu citemukannya
bukit-bukit kerang di pinggir pantai yang disebut“kjokenmodinger”, yang artinya sampah
dapur. Kjoken =dapur, moding = sampah).
Alat-alat yang ditemukan pada zaman ini antara lain: kapak genggam (pebble), kapak pendek
(hachecourte), dan pipisan (batu-batu penggiling). Kapak-kapak ini terbuat dari batu kali
yang dibelah, dan banyak ditemukan di daerah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan
Flores.
Terdapat alat-alat Kebudayaan Mesolithikum yang ditemukan di gua-gua yang disebut “Abris
Sous Roche”, seperti Flakes (alat serpih), yaitu alat-alat kecil yang terbuat dari batu dan
berguna untuk mengupas makanan, ujung mata panah. Batu penggilingan (pipisan), kapak,
alat-alat dari tulang dan tanduk rusa. Alat-alat ini ditemukan di gua Lawa Sampung Jawa
Timur.
Tiga bagian penting Kebudayaan Mesolithikum, yaitu: Peble-Culture (alat kebudayaan kapak
genggam) yang didapatkan di Kjokken Modinger; Bone-Culture (alat kebudayaan dari
tulang); Flakes Culture (kebudayaan alat serpih) yang didapatkan di Abris sous Roche.
Manusia pendukung kebudayaan Mesolithikum adalah bangsa Papua–Melanosoid.
 Neolithikum (Zaman Batu Muda)

Pada zaman tersebut telah terjadi revolusi kehidupan, yaitu adanya perubahan dari kehidupan
nomaden dengan food gathering yang telah menjadi menetap dengan food producing.
Berdasarkan hasil penelitian, manusia purba yang berada di zaman ini sudah berkomunikasi
dengan memakai bahasa Melayu Polinesia. Zaman ini dimulai sekitar 1500 tahun SM.
Disebut kebudayaan Batu Muda (Neolitikum) sebab semua alatnya sudah dihaluskan. Mereka
sudah meninggalkan hidup berburu dan mulai menetap serta mulai menghasilkan makanan
(food producing). Mereka menciptakan alat-alat kehidupan mulai dari alat kerajinan
menenun, periuk, membuat rumah, dan mengatur masyarakat.
Contoh alat-alat pada zaman ini adalah Kapak Persegi, misalnya Beliung, Pacul dan Torah
untuk mengerjakan kayu, yang ditemukan di Sumatera, Jawa, bali, Nusa Tenggara, Maluku,
Sulawesi dan Kalimantan. Ada juga kapak bahu yang hanya di temukan di Minahasa; Ada
pula Kapak Lonjong yang banyak ditemukan di Irian, Seram, Gorong, Tanimbar, Leti,
Minahasa dan Serawak. Perhiasan (gelang dan kalung dari batu) banyak ditemukan di jawa.
Pakaian (dari kulit kayu), Tembikar (periuk belanga), ditemukan di daerah Sumatera, Jawa,
Melolo (Sumba), Manusia pendukung kebudayaan Neolithikum adalah bangsa Austronesia
(Austria) dan Austro-Asia (Khmer –Indochina)
 Megalitikum (Kebudayaan Batu Besar)

Disebut kebudayaan Megalitikum sebab semua alat yang dihasilkan berupa batu besar.
Zaman batu besar ini sudah berlangsung dari zaman Neolithikum sampai zaman perunggu.
Kebudayaan Megalithikum ialah suatu kebudayaan yang sudah menghasilkan bangunan atau
monumen yang dibuat dari batu-batu yang memiliki ukuran besar. Adapun tujuan dari
pembangunan bangunan tersebut ialah sebagai sarana untuk melakukan pemujaan kepada roh
nenek moyang.
Ada beberapa alat dan bangunan yang dihasilkan pada zaman kebudayaan megalitikum:
1) Menhir
Menhir adalah tiang tugu batu besar yang berfungsi sebagai tanda peringatan suatu peristiwa
atau sebagai tempat pemujaan roh nenek moyang. Daerah penemuannya di Sumatra Selatan
dan Kalimantan.
2) Dolmen
Dolmen adalah meja batu besar yang biasanya terletak di bawah menhir tempat meletakkan
sesaji. Daerah temuannya di Sumba, Sumatra Selatan, dan Bondowoso (JawaTimur).
3) Keranda (sarkofagus)
Keranda adalah petimati yang dibuat dari batu. Bentuknya seperti lesung. Keranda banyak
ditemukan di daerah Bali.
4) Peti kubur batu
Peti kubur batu merupakan kuburan dalam tanah yang sisi-sisi, alas, dan tutupnya diberipapan
dari lempeng batu. Peti kubur batu ini banyak ditemukan di Kuningan, Jawa Barat.
5) Punden berundak
Punden berundak merupakan bangunan dari batu yang disusun bertingkat-tingkat (berundak-
undak). Fungsinya adalah sebagai bangunan pemujaan roh nenek moyang yang kemudian
menjadi bentuk awal bangunan candi. Bangunan punden berundak adalah bangunan asli
Indonesia.
6) Waruga
Waruga adalah kubur batu yang berbentuk kubus atau bulat. Waruga biasanya dibuat dari
batu utuh. Daerah temuannya adalah di Sulawesi Tengah dan Utara.
7) Arca
Arca-arca megalit merupakan bangunan batu besar berbentuk binatang atau manusia yang
banyak ditemukan di dataran tinggi Pasemah, Sumatra Selatan yang menggambarkan sifat
dinamis. Contohnya Batu Gajah, sebuah patung batu besar dengan gambaran seorang yang
sedang menunggang binatang dan sedang berburu.
 Ada kebiasaan-kebiasaan yang muncul pada zaman ini:
1) Pemujaan matahari
Di Indonesia, matahari dipuja sebagai matahari, bukan sebagai dewa matahari seperti di
Jepang.
2) Pemujaan dewi kesuburan
Dapat dilihat di candi-candi seperti Sukuh dan Certo sebagai lambing kesuburan. Di Jawa,
pada umumnya Dewi Sri dipuja sebagai dewi kesuburan dan pelindung padi.
3) Adanya keyakinan alat penolak bala (tumbal)
Biasanya dengan menanam kepala kerbau di tengah bangunan atau tempat tertentu.
4) Upacara ruwatan
Upacara ruwatan adalah upacara untuk mengembalikan orang atau masyarakat kepada
kedudukan yang suci seperti semula.

You might also like