Professional Documents
Culture Documents
5 KLS 1 Alat Transportasi
5 KLS 1 Alat Transportasi
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kualitas pendidikan sangat bergantung pada partisipasi dan dedikasi dari para guru.
Apabila guru dapat menciptakan proses pembelajaran yang dapat merubah hasil belajar peserta
didik, yang dapat meningkatkan motivasi belajar, yang dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa,
yang dapat meningkatkan harga diri dengan menerapkan berbagai strategi dan model
pembelajaran, maka visi dan misi guru sebagai pembelajar boleh dikatakan berhasil.
Pola pembelajaran yang saat ini sudah sejak tahun 2007 disosialisasikan khususnya bagi
siswa kelas awal (kelas 1, 2 dan kelas 3) adalah dengan menggunakan pendekatan tematik. Begitu
nuansa tematik ini digulirkan di dunia guru, dan sekolah, maka sepertinya terjadi suatu “keributan”.
Guru mulai berpikir dan bertanya-tanya, apakah selama ini cara pembelajaran yang rasanya sudah
menghasilkan lulusan siswa-siswa berprestasi, yang sudah mencetak dan menghasilkan dokter,
insinyur, birokrat dianggap kurang berhasil?. Sehingga ada ungkapan bahwa “saya sudah
mengajar puluhan tahun, dan saya sudah mempunyai alumni yang berhasil menjadi pejabat,
menjadi dokter, menjadi insinyur dan sebagainya dianggap tidak berhasil?. Pemikiran-pemikiran
semacam ini akan menjadi penghambat bagi bergulirnya sebuah inovasi dalam bidang pendidikan.
Pembelajaran yang diciptakan baik di kelas maupun di luar kelas dilaksanakan diharapkan
dapat dikondiskan dalam suasana hubungan siswa dan guru yang saling menerima dan memberi,
menghargai, akrab, terbuka, dan hangat, dengan prinsip tut wuri handayani, ing madyo mangun
karsa, ing ngarsa sung tulada (di belakang memberikan daya dan kekuatan, di tengah membangun
semangat dan prakarsa, di depan memberikan contoh dan teladan). Terlebih bagi siswa yang
masih berada di kelas 1, 2 dan 3, yang masih memerlukan bimbingan, perhatian, sebagaimana
pelayanan para orang tua yang dengan kasih sayang membimbing mereka.
Siswa perlu dipersiapkan baik secara internal maupun eksternal, baik ketika di dalam
kelas maupun di luar kelas. Terlebih bagi siswa yang masih berada di tataran kelas awal, yaitu
kelas 1, 2 dan 3 tentu saja tidak dapat disamakan pelayanannya dengan siswa yang ada di kelas
tinggi, yaitu di kelas 4, 5 dan 6. Siswa di kelas 1, 2 dan 3 perlu diperlakukan khusus, antara lain
salah satunya dengan cara membelajarkan dengan menggunakan pendekatan tematik, agar materi
yang disajikan bermakna dan memberikan pemahaman kepada siswa bahwa materi yang dipelajari
dalam mata pelajaran tidak berdiri sendiri, melainkan yang satu dengan lain saling berkait. Anak di
sekolah dasar masih belum perlu ilmu bahasa, malinkan yang diperlukan adalah bagaimana
mereka berbahasa yang benar dan baik. Demikian juga dengan mata pelajaran ilmu pengetahuan
sosial, bukan ilmunya yang menjadi titik berat dan penekanannya, melainkan bagaimana
mengantarkan agar menjadi anak yang bisa bermasyarakat, berteman dengan sesamanya.
Perlu diberikan wawasan bagi seluruh guru yang ada di seluruh Indonesia bahwa kualitas
pendidikan di Indonesia masih perlu diperjuangkan peningkatannya, dan masih perlu diberlakukan
bahwa belajar sepanjang hayat tidak hanya diberlakukan bagi para siswa saja sebagaimana yang
seringkali dinasehatkan kepada siswanya. Tetapi gurupun juga perlu menerapkan moto itu, yaitu
belajar sepanjang hayat untuk bagaimana mengajar yang baik, yang dapat mengantarkan siswa
didiknya agar menjadi manusia yang diharapkan yaitu sebagai manusia yang mandiri, seutuhnya
yang dapat memiliki rasa percaya diri, sebagai salah satu bagian dari masyarakat Indonesia untuk
menuju terciptanya masyarakat madani.
Guru dalam tugas pokok dan fungsinya mempunyai peran, fungsi dan kedudukan yang
sangat strategis dalam pembangunan nasional di bidang pendidikan. Oleh karena itu diperlukan
peningkatan mutu guru secara terencana, terarah dan berkesinambungan, agar guru dapat
melaksanakan perannya sebagai tenaga fungsional yang mampu menghadapi tantangan sesuai
dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional dan global. Kedudukan guru sebagai tenaga
profesional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan
pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi anak didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Guru juga di harapkan memiliki dedikasi atau komitmen terhadap pelaksanaan tugasnya
dan perlu menyiapkan proses pembelajaran yang efektif. Pembelajaran pada satuan pendidikan
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Profesionalisme seorang guru menuntut dirinya untuk selalu memperbaiki dan menambah
kompetensinya serta mempunyai kemampuan untuk beradaptasi dengan situasi dan kondisi
ditempat tugasnya.
Betapapun kemajuan ilmu dan teknologi di bidang pendidikan tidak akan dapat
menggantikan fungsi guru secara utuh. Terlebih bagi siswa di kelas awal, dimana siswa yang
masih duduk di kelas 1, 2, dan 3 masih benar-benar membutuhkan kehadiran seorang guru. Media
pendidikan mungkin dapat melakukan transformasi pengetahuan dengan efektif, efisien, tetapi
kehadiran seorang guru secara pribadi, dengan kasih sayangnya, perhatian, sentuhan emosinya,
kesabaran, kedisiplinan, keteladanan, tentu saja tidak dapat digantikan oleh sebuah teknologi.
Sehingga tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa guru ditempatkan sebagai posisi sentral dalam
mencapai keberhasilan pendidikan.
Pendekatan tematik yang akhir-akhir ini digulirkan dan telah diwajibkan sesuai dengan
struktur kurikulum sekolah dasar, agaknya di lapangan memerlukan penjelasan yang cukup rinci.
Apa, dan bagaimana membelajarkan model secara tematik akan dikupas di dalam buku ini tetapi
tentunya masih diperlukan adaptasi antara guru dan siswa setempat. Karena suatu model
pembelajaran sangat cocok dengan siswa A di kelas A belum tentu sama perlakuannya apabila
disajikan untuk siswa B di tempat B. Hal ini masih diperlukan adaptasi-adaptasi pembelajaran, dan
model pembelajaran yang disajikan di dalam buku ini tentulah sekedar pemberian wawasan dan
contoh dari tema untuk beberapa kali pertemuan bagaimana membelajarkan tematik dimaksud
dengan tetap memperhatikan kondisi siswa di tempat guru bertugas.
Kendatipun sudah lima tahun pemberlakuan Permendiknas tahun 2006 tentang Standar Isi
sebagai acuan utama Kurikulum Sekolah, dalam pelaksanaannya masih banyak pertanyaan yang
muncul dan memerlukan jawaban dari dunia pendidik dan tenaga kependidikan. Pertanyaan
dimaksud antara lain seputar dasar hukum pemberlakukan pendekatan tematik sebagai model
pembelajarannya: Mengapa siswa kelas 1, 2, dan 3 harus dibelajarkan dengan menggunakan
Pendekatan Tematik.? (jawaban dari pertanyaan ini akan disajikan berikut)
Jawaban dari pertanyaan tersebut dapat di cermati beberapa penjelasan yang ada dalam buku
ini.
A. Silabus
Silabus sebagai acuan pengembangan RPP memuat identitas mata pelajaran
atau tema pelajaran, SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.
Silabus dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan Standar Isi (SI) dan
Standar Kompetensi Lulusan (SKL), serta panduan penyusunan Kurikulum Ting-
kat Satuan Pendidikan (KTSP). Dalam pelaksanaannya, pengembangan silabus
dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah
sekolah/madrasah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah
2. Standar kompetensi
Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang
menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan
dicapai pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata pelajaran.
3. Kompetensi dasar
Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik
dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi
dalam suatu pelajaran.
5. Tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan
dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.
6. Materi ajar
Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis
dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi.
8. Metode pembelajaran
Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat
indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situ-
asi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang
hendak dicapai pada setiap mata pelajaran. Pendekatan pembelajaran tematik
digunakan untuk peserta didik kelas 1 sampai kelas 3 SD/MI.
9. Kegiatan pembelajaran
a. Pendahuluan
Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang
ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik
untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
b. Inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan
pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara
sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
c. Penutup
Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran
yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan
refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut.
KETERANGAN:
Di dalam Permendiknas nomor 41 ini ada anjuran agar menerapkan Pendekatan Tematik di
dalam membuat RPP dan Siabusnya sebagai rancangan skenario guru yang akan mengajar.
(Bab II bagian B)
Pasal 2
(1) Satuan pendidikan dasar dan menengah dapat menerapkan Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar
Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah mulai tahun ajaran
2006/2007.
(2) Pendidikan dasar dan menengah harus sudah mulai menerapkan Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar
Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah paling lambat tahun ajaran
2009/2010.
(3) Satuan pendidikan dasar dan menengah pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yang telah
melaksanakan uji coba kurikulum 2004 secara menyeluruh dapat menerapkan secara menyeluruh
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun
2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah untuk
semua tingkatan kelasnya mulai tahun ajaran 2006/2007.
(4) Satuan pendidikan dasar dan menengah yang belum melaksanakan uji coba kurikulum 2004,
melaksanakan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah secara bertahap dalam waktu paling lama 3 tahun, dengan tahapan :
a. sekolah dasar (SD), madrasah ibtidaiyah (MI), dan sekolah dasar luar biasa (SDLB):
(5) Penyimpangan terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dilakukan
setelah mendapat izin Menteri Pendidikan Nasional.
2. Rambu-rambu khusus
Dalam membuat/memilih tema
Penentuan tema yang akan dikembangkan di kelas 1, 2 dan 3 dapat mempertimbangkan
kriteria pembuatan tema sebagai berikut :
a. Tema tidak terlalu luas namun dapat dengan mudah dipergunakan untuk memadukan
banyak mata pelajaran
b. Tema bermakna, artinya bahwa tema yang dipilih untuk dikaji harus memberikan bekal
bagi siswa untuk belajar selanjutnya
c. Harus sesuai dengan tingkat perkembangan psikologis anak
d. Tema yang dikembangkan harus mampu mewadahi sebagian besar minat anak di
sekolah
e. Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan peristiwa-peristiwa otentik yang
terjadi di dalam rentang waktu belajar
Berdasarkan uraian tersebut diatas, dan setelah melalui kegiatan kajian ruang lingkup dari
beberapa mata pelajaran, (Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, PKn, Seni – Budaya,
Olah Raga Jasmani dan Kesehatan serta muatan agama khususnya budi pekerti dan
akhlak mulianya) dari mata pelajaran yang telah dilakukan dalam kegiatan sebelumnya,
maka dalam kegiatan Pengembangan Tema ini diharapkan para Guru dapat
menginventarisasi, memprediksikan, serta cara mengembangkan tema yang merupakan
langkah lebih lanjut dari pembuatan tema.
Khusus untuk mata pelajaran agama, tidak diberikan contoh khusus perpaduan dalam
tematik, dikarenakan di Indonesia ada beberapa agama yang diakui (Islam, Nasrani Katolik
dan Protestan, Hindu dan Budha), maka harapan penulis agar sekolah menyesuaikan dengan
karakteristik keagamaannya masing-masing. Agar tidak terlaalu kosong contoh maka di dalam
12 Rambu-Rambu Tematik Tema ALAT TRANSPORTASI : By. Dyah Sriwilujeng
buku ini dicontohkan agama Isalam yang dipadukan hanya memuat komponen Akhlak saja
Dan disarankan mata pelajaran agama ini disarankan agar guru kelas dapat berkoordinasi
dengan guru agama dan juga guru olah raga untuk bersama-sama membuat kesepakatan
mana-mana indikator yang akan dibelajarkan bersama-sama dalam naungan tema dan mana
yang akan dibelajarkan oleh guru agama dan guru olah raga (dengan catatan, apabila guru
kelas sudah memadukan dengan mata pelajaran lain, tidak berarti ruang lingkup mata
pelajaran menjadi terkurangi, melainkan tetap).
Penyepakatan ini mengacu pada bobot penyajian sebagaimana yang tertuang di dalam
ketentuan Kerangka Dasar Kurikulum yang disebutkan:
15% untuk Agama
50% untuk Calistung (baca, tulis dan hitung)
35% untuk Pendidikan Kewarganegaraan dan Kepribadian, Iptek (Bahasa, IPA, IPS dan
Matematika), Estetika, Olah Raga dan Kesehatan
Alokasi waktu yang disediakan total adalah 26 jam pelajaran perminggu untuk kelas 1, 27 jam
pelajaran perminggu untuk kelas 2 dan 28 jam pelajaran perminggu untuk kelas 3. sedangkan
jumlah minggu efektif tersedia antara 34 – 40 minggu. Dan untuk kepentingan analisis standar
kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator misalnya ditetapkan 36 minggu efektif dalam
satu tahun, sehingga masing-masing semester tersedia 18 minggu.
Pembelajaran tematik bagi siswa kelas 1, 2, dan 3 ini tidak dikenal adanya jadwal pelajaran.
Karena pembelajaranya harus dilakukan oleh guru klas yang menyajikan secara terpadu dalam
naungan sebuah tema. Jadi jadwal penyajiannya adalah pembelajaran tema yang memuat
beberapa mata pelajaran sekaligus. Apabila terdapat kompetensi dasar dan indikator yang
dibuat ternyata diketahui tidak dapat dipadukan dalam sebuah tema, maka khusus
indikator-indikator tersebut perlu dibuatkan tema tersendiri agar dapat mencapai ketuntasan
kompetensi dasar.
Pemilihan dan penentuan tema atau topik yang merupakan pemersatu mata
pelajaran, dan dengan adanya tema tersebut tidak dikehendaki bahwa mata pelajaran tidak
dapat dibahas. Apapun tema yangakan dimunculkan seyogyanya tidak menghalangi
masuknya indikator dari kompetensi dasar dari sebuah mata pelajaran yang akan dibahas.
Oleh karena itu perlu memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut :
1. Tema tidak terlalu luas, namun dapat dengan mudah dipergunakan untuk memadukan
banyaknya mata pelajaran
2. Tema bermakna, artinya bahwa tema yang dipilih untuk dikaji harus memberikan bekal
bagi siswa untukbelajar selanjutnya.
3. Tema Harus sesuai dengan tingkat perkembangan psikologis anak
4. Tema yang dikembangkan harus mampu mewadahi sebagian besar minat anak di
sekolah/kelas
13 Rambu-Rambu Tematik Tema ALAT TRANSPORTASI : By. Dyah Sriwilujeng
5. Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan peristiwa-peristiwa otentik yang terjadi
di dalam rentang waktu belajar
6. Mempertimbangkan kurikulum yangberlaku dan harapan masyarakat terhadap hasil
belajar siswa.
7. Mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar.
J. Pemilihan Tema
Membuat/memilih tema
Penentuan tema yang akan dikembangkan di kelas 1 2 dan 3 dapat mempertimbangkan
kriteria pembuatan tema sebagai berikut :
1. Tema tidak terlalu luas namun dapat dengan mudah dipergunakan untuk memadukan
banyak mata pelajaran
2. Tema bermakna, artinya bahwa tema yang dipilih untuk dikaji harus memberikan bekal
bagi siswa untuk belajar selanjutnya
3. Harus sesuai dengan tingkat perkembangan psikologis anak
4. Tema yang dikembangkan harus mampu mewadahi sebagian besar minat anak di
sekolah
5. Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan peristiwa-peristiwa otentik yang terjadi
di dalam rentang waktu belajar
6. Mempertimbangkan kurikulum yang berlaku dan harapan masyarakat terhadap hasil
belajar siswa
7. Mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar
Semester II
7. Hewan dan Tumbuhan
8. Pekerjaan
9. Kejadian Sehari-hari
10. Rekreasi
11. Negara Indonesia
12. Gejala Alam
Catatan : Jika tema tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan sekolah, maka guru/sekolah
dapat mengganti dengan tema lain yang lebih sesuai dengan konteks sekolah dan atau
lingkungan sekitar.
5) Bersifat fleksibel
Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru dapat mengaitkan bahan ajar
dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan mengaitkannya
dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.
Menjawab pertanyaan harus tidaknya dilakukan kegiatan pemetaan dan pengkajian tema
akan terjawab dengan sendirinya setelah kegiatan pemetaan dilakukan (kegiatan itu wajib atau
tidak). Pada prinsipnya persiapan pembuatan kurikulum tingkat satuan pendidikan sebagai
kelengkapan manajemen sekolah terkait dengan pembelajaran di kelas adalah wajib dilakukan oleh
guru sebagai salah satu pengembang kurikulum sekolah. Sepanjang memudahkan dan tidak justru
menyulitkan guru hakekatnya baik dilakukan sehingga pemahaman terhadap materi yang akan
disajikan menjadi lebih terinternalisasi.
Di dalam kegiatan Pemetaan ini dilakukan pengkajian seluruh Kompetensi Dasar dari seluruh
mata pelajaran: Agama (untuk bagian Akhlak/Budi Pekerti), PKn, Bahasa Indonesia,
Matematika, IPS, IPA, Seni Budaya (bagian Seni Musik) dan Orjaskes (bagian kesehatan) dan
dilanjutkan dengan penuangan ke dalam format yang disediakan. Kegiatan ini sangat membantu
guru dalam mengetahui, apakah ada KD dan Indikator yang belum terserap dalam tema-tema
selama satu tahun?. Apabila ada KD dan atau Indikator yang belum tersajikan dalam tema satupun
yang dipersiapkan selama satu tahun (semester 1 dan 2) maka perlu dibuatkan tema tersendiri
untuk mengakomodasi KD dan Indikator yang tidak dapat menyatu tersebut. Hal ini dapat diketahui
setelah dilakukan kegiatan pemetaan dan pengkajian tema. Dengan demikian kegiatan pemetaan
sangat membantu guru dalam melakukan prioritas materi dan sekaligus menjadi penanda bahwa
suatu KD dari mata pelajaran sudah diangkat dalam tema tertentu.
Dapat dimaklumi apabila muncul banyak pertanyaan terkait dengan kegiatan pemetaan dan
pengkajian tema ini. Mengingat kegiatan pemetaan relatif memerlukan waktu banyak dan cukup
makan energi, dikarenakan harus membaca satu demi satu Kompetensi Dasar dan membuat
Indikator seluruh mata pelajaran dan memikirkan keterkaitannya agar penyajian pembelajaran
dapat dilakukan secara luwes, tanpa dipaksakan, bergulir, saling terkait dan bermakna bagi siswa.
Pemetaan sebaiknya dalam menyiapkan tema untuk satu tahun dan dimasukkan ke dalam format
dari seluruh KD & Indikator juga di tulis semuanya (lihat contoh format pemetaan)
Berbicara (Smt 1)
2.1 Memperkenalkan diri Menyebutkan nama diri sendiri dengan
sendiri dengan kalimat bahasa yang santun
sederhana dan bahasa yang Memperkenalkan diri sendiri (menyebut
santun nama, alamat rumahnya) dengan
kalimat yang benar dan bahasa
sederhana
17 Rambu-Rambu Tematik Tema ALAT TRANSPORTASI : By. Dyah Sriwilujeng
TEMA DAN WAKTU PER MINGGU
Membaca
3.1 Membaca nyaring suku kata Membaca teks pendek dalam buku √
dan kata dengan lafal yang sesuai petunjuk guru.
tepat Membaca dengan nyaring suku kata √
dan kata dengan benar sesuai petunjuk
guru.
3.2 Membaca nyaring kalimat Membaca dengan nyaring kalimat
sederhana dengan lafal dan dengan nyaring dengan lafal dan kata
intonasi yang tepat yang tepat.
Membaca puisi sesuai dengan intonasi
yang tepat
8.2 Menyalin puisi anak dengan Menulis kata dan kalimat puisi yang
huruf tegak bersambung didektekan guru dengan huruf sambung
Menulis puisi anak di bukunya sendiri
dengan huruf tegak bersambung.
Menyalin puisi anak di bukunya sendiri
dengan huruf tegak bersambung
secara tepat.
12.1 Menjaga kebersihan gigi Selalu gosok gigi pagi dan sore hari
dan mulut Membersihkan tangan jika akan makan.
Memegang buah atau makanan
dengan tangan kanan yang selalu
bersih dari kotoran/debu.
CATATAN:
Untuk Pendidikan Agama disini diprioritaskan yang sifatnya menuju pada sikap, perilaku dan kepribadian yang memuat
Budi Pekerti dan Akhlak Mulia.
Sekolah selain Islam menyesuaikan ketentuan sebagaimana yang diatur di dalam SK dan KD Agamanya
Membuat Jaringan KD / Indikator merupakan kegiatan lanjutan dari Pemetaan dan Pengkajian Tema (lihat format latihan Pemetaan). Kegiatan ini tidak
terlalu memerlukan banyak energy apabila kegiatan pemetaan dan pengakajian tema sudah dilakukan. Sebab tinggal menurunkan/memindahkan indikator yang di
centang dikaitkan dengan tema yang tersedia dalam satu tahun. Indikator mana saja yang sudah di beri tanda cek/contreng (V) tinggal memindahkan saja ke
dalam format Jaringan KD & Indikator. Hal ini perlu dilakukan untuk lebih memudahkan pemilihan materi yang bias dipadukan secara luwes antara mata pelajaran
yang satu dengan mata pelajaran yang lainnya. Jaringan Indikator dibuat sejumlah tema yang ada dalam satu semester atau satu tahun. Apabila jumlah tema
dalam satu tahun ada 12 tema, maka Jaringan KD & Indikatornya juga sejumlah 12.
Mengawali kegiatan pembuatan Jaringan KD & Indikator sebaiknya terlebih dulu sudah dilakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi semua indikator dan kompetensi dasar dari semua mata pelajaran (Agama, BI, Matematika, Pendidikan Kewarganegaraan,
Ilmu Pengetahuan Sosial, Ilmu Pengetahuan Alam, Olah Raga Jasmani dan Kesehatan serta Seni Budaya)
2. Memasukkan hasil identifikasi ke dalam format (tabel) hubungan indikator dan kompetensi dasar ke dalam tema yang relevan dengan cara
memberikan contreng ke dalam kolom tema yang tersedia (format pemetaan)
3. Jika ada indikator dan kompetensi dasar yang tidak bisa dimasukkan ke dalam suatu tema, maka indikator dan kompetensi dasar tersebut
dibuatkan atau dibuatkan tema khusus dan disajikan tersendiri, baik oleh guru kelas maupun oleh guru mata pelajaran (terutama indikator
dan kompetensi dasar Agama dan Seni Budaya dan Olah Raga
4. Hasil pemetaan tinggal memindahkan saja ke dalam format jaringan
PKn
Silabus pembelajaran tematik disusun oleh guru kelas (Kelas 1, atau 2, atau 3). Dalam penyusunan silabus pembelajaran tematik, rangkaian kegiatan telah dilakukan seperti
menjabarkan SK/KD ke dalam indicator pencapaian kompetensi; membuat/mengembangkan tema, melakukan pemetaan KD sesuai tema, sampai dengan membuat jaringan indicator
pencapaian kompetensi. Sehingga penyusunan silabus merupakan muara dari serangkaian kegiatan yang telah dilakukan sebelumnya. Dengan demikian guru tinggal menambahkan
kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar.
Format silabus pembelajaran tematik diawali dengan identitas. Ada perbedaan antara silabus tematik dengan silabus mata pelajaran. Perbedaan terletak pada identitas dan isi
silabus. Identitas pada silabus tematik tertulis judul tema. Sedangkan silabus berisi SK/KD mata pelajaran yang terkait dan disusun ke bawah atau berlapis-lapis sesuai tema. Berikutnya
komponen silabus pembelajaran tematik adalah : SK/KD dari beberapa mata pelajaran yang terkait dengan tema, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian
kompetensi , penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar. Berikut ini adalah contoh silabus pembelajaran tematik :
Alokasi waktu
Alokasi waktu yang diperlukan dalam menyajikan materi untuk mencapai tujuan yang tertuang dalam indikator dan kompetensi dasar dicantumkan dengan rasionalisasi
ketercapaiannya selama kegiatan tatap muka. Alokasi waktu ini diisi berapa kali tatap muka misalnya 5x35 menit (1 kali pertemuan = 1 hari)
Karakter bangsa Memuat nilai-nilai budaya karakter bangsa Religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat
kebangsaan, rasa cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli sosial dan peduli lingkungan dan tanggung jawab
Sumber Belajar
Memuat media dan sumber belajar yang diperlukan dalam menyampaikan materi pembelajaran.
Penyusunan Silabus merupakan keharusan yang dimasukkan dalam dokumen II KTSP sekolah. Di dalam silabus sudah dipikirkan secara utuh kegiatan
dan materi apa saja yang akan disajikan secara berurutan dalam setiap mata pelajaran. Silabus tematik mengakomodasi seluruh mata pelajaran dan disajikan
berapa minggu sebuah tema akan dibelajarkan. Sebagaimana dalam Jaringan KD & Indikator, jumlah Silabus sama banyak dengan jumlah Jaringan KD &
Indikatornya. Jika jumlah Tema ada 12, maka jumlah Silabusnya juga ada 12. Di dalam silabus sudah dipikirkan Nilai Karakter Bangsa apa saja yang akan
diakomodasi dan ditanamkan kepada siswa di tema tersebut. Dari 18 nilai karakter, tentunya ada pemilihan yang prioritas, tidak perlu terlalu banyak yang
berdampak tidak dapat terlaksana, tetapi lebih baik sedikit, tetapi bias dilaksanakan dan diamati serta dievaluasi tingkat ketercapaiannya. (lihat contoh silabus )
1. PKn
4. Menerapkan kewajiban anak di rumah dan di sekolah
4.2. Melaksana Aturan-aturan Mengamati gambar Melaksanakan Penilaian Tingkah 4 Minggu Kurikulum Toleransi
kan aturan dalam masyarakat macam-macam alat aturan masyarakat laku 4x6 hr Standar Isi 2006 Religius
yang berlaku (RT, RW) transportasi (darat, laut, dengan patuh Mengamati = 24 hari mata Pelajaran Demokratis
di Aturan berlalu udara Mentaati peraturan kesiapan siswa Bahasa Bersahabat/K
lintas Bertanya jawab aturan- yang berlaku di dalam mengikuti Indonesia, IPA, omunikasi
masyarakat aturan yang berlaku di pelajaran. PKn, IPS,
Kepatuhan masyarakat Cinta damai
terhadap aturan masyarakat (RT & RW) Mencatat ak Matematika,
Pelaksanaan Berdiskusi aturan tivitas siswa Orkes, Seni-
aturan berlalu llntas (dari yang merespon Budaya dan
rumah ke sekolah) tanya jawab Agama.
Mengerjakan tugas Mengamati Kerangka Dasar
kelompok membuat Menilai aktivitas Kurikulum
cerita tentang apa saja siswa dalam Standar Isi 2006
yang dipatuhi ketika mengerjakan Buku Ajar Siswa
naik kendaraan Tugas dengan Pembelajaran
Melaksanakan aturan menggunakan Terpadu dengan
ber lalu lintas lembar Pendekatan
pengamatan Tematik untuk
Mengamati dan Kelas 1A.
mencatat sikap
siswa dalam ber
diskusi dengan
teman sebang
kunya
48 Rambu-Rambu Tematik Tema ALAT TRANSPORTASI : By. Dyah Sriwilujeng
SARANA DAN NILAI
MATERI KEGIATAN INDIKATOR PENCP ALKS
SK / KD SUMBER KARAKTER
PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN KOMPETENSI PENILAIAN WAKTU
BELAJAR BANGSA
1 2 3 4 5 6 7 8
2. BAHASA INDONESIA
Mendengarkan
1. Memahami bunyi bahasa, perintah, dan dongeng yang dilisankan
1.2 Membedaka Macam-macam Mendengarkan Membedakan bunyi Mengumpulkan Buku Kerja Rasa ingin
n berbagai bunyi suara penjelasan guru tentang suara tertentu dan menilai ha Tematik Mata tahu
bunyi Bunyi suara alat berbagai bunyi bel alat dengan tepat sil tugas siswa Pelajaran
bahasa transportasi transportasi Menirukan bunyi dan dimasukkan Bahasa
1.3 Menyebut Bertanya jawab suara tertentu dalam dokumen Indonesia, IPA,
kan tokoh- perbedaan dengan tepat seperti siswa. PKn, IPS
tokoh dalam suara klakson mobil, Buku lain yang
cerita relevan
Berbicara
2. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi, secara lisan dengan perkenalan dan tegur sapa, pengenalan benda dan fungsi anggota tubuh, dan deklamasi
2.2. Menyapa Cara bertegur Mendengarkan Bersikap santun Penilaian lisan Buku Ajar Siswa Cinta damai
orang lain sapa penjelasan guru tentang ketika berbicara Penilian obyektif mata Pelajaran
dengan cara menyapa orang dengan guru tes Bahasa
menggunakan lain Bersikap sopan Penilaian Indonesia, IPA,
kalimat Melaksanakan perintah ketika berbicara Subyekti tes PKn, IPS,
sapaan yang guru agar bersikap dengan teman Penilaian unjuk Matematika,
tepat dan sopan dan santun jika Menceritakan kerja Orkes, Seni-
bahasa yang berbicara dengan guru kegunaan benda- Budaya dan
santun benda di sekitar Agama.
Menulis macam-
macam alat
transportasi (darat,
laut, udara)
3. MATEMATIKA
Bilangan
1. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20
1.1 Membilang Macam-macam Menghitung banyak Mengidentifikasi Penilaian lisan Gambar Rasa ingin
banyak benda alat macam alat transportasi dan membilang Penilaian unjuk macam-macam tahu
benda transportasi Mengurutkan benda kcil banyak benda kerja alat transportasi Kerja keras
1.2 Mengurutka (darat, laut dan ke besar dari berbagai Mengurutkan Penilaian
n banyak udara) macam bentuk alat sekelompok benda obyektif tes
benda Urutan benda dari tranportasi dari terkecil sampai
1.3 Melakukan yang kecil ke Menggunakan symbol terbesar.
penjumlahan besar dari bentuk dalam mengerjakan Membaca dan
dan alat transportasi menggunakan
penguranga symbol (= ; + ; - )
n bilangan Lambang dan dalam pengerjaan
sampai 20 symbol hitung sampai
dengan 20
Menulis dalam
bukunya hasil
penjumlahan
dengan
menggunakan
symbol
51 Rambu-Rambu Tematik Tema ALAT TRANSPORTASI : By. Dyah Sriwilujeng
SARANA DAN NILAI
MATERI KEGIATAN INDIKATOR PENCP ALKS
SK / KD SUMBER KARAKTER
PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN KOMPETENSI PENILAIAN WAKTU
BELAJAR BANGSA
1 2 3 4 5 6 7 8
Geometri dan Pengukuran
2. Menggunakan pengukuran waktu dan panjang
2.1. Menentukan Konsep waktu Bertanya jawab tentang Menyebutkan konsep Penilaian lisan Gambar Cuaca Tanggung
waktu (pagi, (pagi, siang dan konsep waktu (pagi, waktu melalui kalimat Penilaian unjuk alam (pagi, jawab
siang, malam) siang dan malam) sederhana (pagi, kerja siang dam
malam), Berdiskusi dengan siang, malam) Penilaian malam hari)
hari, dan jam teman sebangku obyektif tes
(secara tentang konsep waktu
bulat) (pagi, siang dan malam)
1. Memahami identitas diri dan keluarga, serta sikap saling menghormati dalam kemajemukan keluarga
1.2 Menceritera Cerita Mengidentifikasi Mengidentifikasi Penilaian lisan Gambar anak
kan penga pengalaman diri pengalaman naik pengalamannya naik Penilaian unjuk naik kendaraan
laman diri kendaraan kendaraan kerja (angkutan,
Bertanya jawab dengan Penilaian mobil, kereta
teman pengalamannya obyektif tes dsb)
naik kendaraan
Berdiskusi dan tukar
pengalaman diri naik
kendaraan (darat, laut,
udara)
5..Mengenal berbagai benda langit dan peristiwa alam (cuaca dan musim) serta pengaruhnya terhadap kegiatan manusia
Menjaga Kebersihan diri Membersihkan kotoran Selalu menjaga Skala sikap Gambar anak Peduli
kebersihan diri Kebersihan dari debu tangan dan kebersihan tangan Observasi membersihkan lingkungan
yang meliputi lingkungan kaki setelah bermain dan kuku. perilaku kotoran tangan Tanggung
kuku dan kulit Membersihkan tangan Selalu menjaga Observasi sikap dan kaki jawab
yang terkena kotoran kebersihan semua dan perilaku
debu kendaraan kulit tubuh dari Daftar cek
Menggunakan air bersih kotoran atau debu tentang
secukupnya kebersihan diri
anak
B. Macam-MacamTeknik Pembelajaran
Dari ke 15 teknik tersebut diatas, lihat contoh RPP di bawah. Langkah pertama guru
sebelum menuangkan materi ke dalam RPP nya disarankan memilih salah satu teknik
sebagai acuan penyusunan RPP. Penggunaan salah satu teknik, sebaiknya dikondisikan
dalam satu hari dan satu pertemuan. Kecuali teknik Group Investigation (bisa di tugaskan
terlebih dulu untuk bahan yang akan dilakukan investigasi)
9.35-10.10 EVALS B I EVALS MAT EVALS IPA EVALS BI EVALS IPS EVALS PKn
10.10-10.45 EVALS B I EVALS MAT EVALS IPA EVALS MAT EVALS IPS EVALS PKn
Pertemuan 1, 2, dan 3
TEMA : ALAT TRANSPORTASI
KELAS /SEMESTER : 1 (satu)/ 1 (satu)
WAKTU : 3 kali pertemuan @ 5 JP/hari (3 hari)
I. STANDAR KOMPETENSI
8. AGAMA
3. Membiasakan perilaku terpuji
(ISLAM -
AKHLAK )
7. ORJASKES 5.1 Menjaga kebersihan diri yang meliputi kuku dan kulit
8. AGAMA 3.2 Membiasakan perilaku jujur
3.3. Membiasakan perilaku bertanggung jawab
PERTEMUAN 1
a. Kegiatan Awal/Pendahuluan
2) Mengajak semua siswa berdoa sesuai dengan agama dan keyakinan masing-masing (Nilai
Religius, Agama, PKn dan Bahasa Indonesia).
3) Mengajak siswa berdinamika dengan menyanyikan lagu “Kring-Kring Ada Sepeda” sambil
menggerakkan anggota badan sesuai dengan syair lagu (Orkes, Budaya-Keterampilan)
4) Bertanya jawab tentang jenis kendaraan yang dinyanyikan sesuai dengan syair lagu
5) Menginformasikan tema yang akan dipelajari bersama: (Alat Transportasi)
c. Kegiatan Akhir/Penutup
1) Bersama-sama siswa menyimpulkan hasil belajar sesuai dengan hasil klarifikasi
2) Bertanya jawab untuk mengetahui penguasaan materi yang telah dipelajari selama pembelajaran
(evaluasi hasil belajar selama sehari)
3) Menugaskan semua siswa ( PR )untuk menulis bermacam-macam jenis alat transportasi yang
dikenal boleh bertanya kepada orang tua/kaka/paman dsb)
4) Mengajak semua siswa berdoa untuk mengakhiri pelajaran
a. Kegiatan Awal/Pendahuluan
1) Mengajak semua siswa berdoa sesuai dengan agama dan keyakinan masing-masing (Nilai
Religius, Agama, PKn dan Bahasa Indonesia).
2) Mengajak siswa berdinamika dengan menyanyikan lagu “Naik Kereta Api” sambil menggerakkan
anggota badan sesuai dengan syair lagu (Orkes, Budaya-Keterampilan)
3) Bertanya jawab tentang jenis kendaraan yang dinyanyikan sesuai dengan syair lagu
4) Guru meminta semua siswa mengeluarkan catatan pekerjaan rumah (PR) yang telah ditugaskan
sebelumnya untuk bahan tanya jawab
5) Menginformasikan tema yang akan dipelajari bersama: (Alat Transportasi)
4) Semua siswa diberi kartu dan mengamati isi kartu, serta memikirkan pasangan dari kartu
tersebut selanjutnya setiap siswa dalam satu kelas akan saling mengamati/bisa saling melihat isi
kartu (eksplorasi dan elaborasi, rasa ingin tahu, semangat kebersamaan, BI, PKn, IPS)
5) Semua siswa ditugaskan untuk berpasangan secara cepat dengan temannya yang memegang
kartu yang sesuai. Setelah berpasangan semua pasangan memikirkan kartu yang dipegangnya.
6) Semua pasangan ditugaskan untuk mengerjakan tugas yaitu mengidentifikasi macam-macam
alat transportasi.Dan membandingkan jumlah roda dari masing-masing kendaraan (BI, Mat,
Eksplorasi dan elaborasi, Nilai rasa ingin tahu)
7) Dari macam-macam alat transportasi yang ditulis, siswa diminta untuk menceritakan jenis
transportasi yang disukai dan tidak disukai.(PKn, IPS, BI, IPA, MAT, Eksplorasi dan elaborasi,
nilai rasa ingin tahu).
8) Semua kelompok pasangan melaporkan hasil diskusi dengan teman pasangannya (di depan
kelas, agar siswa menjadi berani tampil)
9) Guru memberikan klarifikasi dan penguatan terhadap hasil kerja siswa
10) Guru memberi kesimpulan tentang jenis alat transportasi yang disukai dan kelebihannya
(misalnya: kalau naik pesawat sangat cepat, kereta api, bisa leluasa jalan-jalan di dalam
gerbong, ada TV nya, ada kamar kecil dsb) (konfirmasi, tanggung jawab)
11) Menasehati semua siswa untuk berperilaku sopan jika naik kendaraan
Tidak berteriak-teriak
Tidak mengeluarkan badan/kepal/tangan jika naik bis
Duduk dengan tenang dan tidak berisik
PERTEMUAN KE 3
1. Kegiatan Awal/Pendahuluan
1) Mengajak semua siswa berdoa sesuai dengan agama dan keyakinan masing-masing (Nilai
Religius, Agama, PKn dan Bahasa Indonesia).
2) Mengajak siswa berdinamika dengan menyanyikan lagu “Naik Becak” sambil menggerakkan
anggota badan sesuai dengan syair lagu (Orkes, Budaya-Keterampilan)
3) Bertanya jawab tentang jenis kendaraan yang dinyanyikan sesuai dengan syair lagu
4) Menginformasikan tema yang akan dipelajari bersama: (Alat Transportasi)
c. Kegiatan Akhir/Penutup
Bersama-sama siswa menyimpulkan hasil belajar sesuai dengan hasil klarifikasi
Bertanya jawab untuk mengetahui penguasaan materi yang telah dipelajari selama pembelajaran
(evaluasi hasil belajar)
Mengajak semua siswa berdoa untuk mengakhiri pelajaran
VIII. PENILAIAN
Penilaian Lisan (dalam proses)
Penilaian Tingkah laku (Pengamatan)
Penilaian Produk
Penilaian Portofolio
Penilaian Tertulis Obyektif
Penilaian Tertulis Subyektif
Penilaian Unjuk Kerja (dalam proses)
sepeda motor 2
taxi
pesawat
sepeda mini
kereta api
bis
becak
helikopter
delman
kapal laut
truk
perahu
mobil
A. Prosedur Penilaian
Penyajian pembelajaran bagi siswa kelas awal (kelas 1, 2, dan 3) menggunakan pendekatan
tematik di dalam proses penyajian pembelajarannya. Tetapi di dalam melaksanakan penilaian tidak
lagi terpadu, melainkan berdiri sendiri sesuai dengan mata pelajaran masing-masing. Setiap mata
pelajaran memiliki karakteristik sendiri-sendiri, dan akan dilakukan uji kompetensi sesuai dengan
tuntutan mata pelajarannya.
Prosedur pelaksanaan penilaian sebaiknya dilalui terlebih dahulu agar dapat mengetahui
secara utuh tuntutan dari masing-masing mata pelajaran yang akan dicapai kompetensinya.
1. Menganalisis Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
2. Penetapan Indikator Pencapaian kompetensi
3. Merencanakan pengujian (membuat kisi-kisi)
4. Menyusun instrumen (kognitif, afektif dan psikomotor sekaligus karakter bangsa)
5. Melaksanakan penilaian
6. Melaporkan hasil penilaian
2. Teknik Tes
a. Tulis
b. Lisan
c. Praktik atau Kinerja
3. Teknik Observasi/Pengamatan
a. Dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung
b. Diluar kegiatan pembelajaran
2. Subyektif Tes
1) Esai Bebas.
2) Esai Berstruktur.
3) Pengerjaan soal.
4) Latihan (Exercise)
5) Reading (Comprehension)
6) Data – Pertanyaan .
3. Penilaian Lisan
1) Tanya jawab singkat.
2) Pelafalan .
3) Membaca nyaring.
4) Mendengarkan (Listening)
5) Instruksi Lisan
6) Kuis
7) Percakapan (Speaking).
5. Penilaian Produk
1) Membuat patung.
2) Membuat kerajinan.
3) Membuat Model.
4) Membuat Pesawat sederhana
5) Membuat alat
6) Berternak
7) Tanaman
8) Membuat simpul Tali Temali
9) Merangkai Janur
10) Membuat Hiasan .
6. Penilaian Portofolio
1) Membuat Puisi
2) Membuat Karangan
3) Membuat Gambar/Lukisan
4) Membuat Peta/Denah
5) Membuat Desain.
6) Membuat Paper.
7) Membuat Laporan Observasi.
8) Membuat Laporan Penyelidikan.
9) Membuat Laporan Penelitian
10) Membuat Eksperimen
11) Membuat Naskah Pidato
12) Membuat Naskah Drama
13) Membuat Sinopsis
14) Memimpin Do’a
15) Membuat rumus
16) Membuat Kartu Ucapan
17) Membuat Surat
18) Membuat Komposisi Musik
19) Membuat Teks Lagu
20) Membuat Resep Masakan
Keterangan
Baik mendapat skor 1
Tidak baik mendapat skor 0
2) Observasi perilaku
Perilaku seseorang pada umumnya menunjukkan kecenderungan seseorang dalam
sesuatu hal. Misalnya orang yang biasa minum kopi dapat dipahami sebagai
kecenderungannya yang senang kepada kopi. Oleh karena itu, guru dapat melakukan
observasi terhadap peserta didik yang dibinanya. Hasil pengamatan dapat dijadikan
sebagai umpan balik dalam pembinaan.
Observasi perilaku di sekolah dapat dilakukan dengan menggunakan buku catatan
khusus tentang kejadian-kejadian berkaitan dengan peserta didik selama di sekolah.
Berikut contoh format buku catatan harian.
Nama Sekolah
Kelas : ___________________
Kolom kejadian diisi dengan kejadian positif maupun negatif. Catatan dalam lembaran buku
tersebut, selain bermanfaat untuk merekam dan menilai perilaku peserta didik sangat bermanfaat
pula untuk menilai sikap peserta didik serta dapat menjadi bahan dalam penilaian perkembangan
peserta didik secara keseluruhan.
Selain itu, dalam observasi perilaku dapat juga digunakan daftar cek yang memuat perilaku-
perilaku tertentu yang diharapkan muncul dari peserta didik pada umumnya atau dalam keadaan
tertentu. Berikut contoh format Penilaian Sikap.
Standar Kompetensi
No Indikator Aspek Penilaian
Kompetensi Dasar
1 4. Menerap 4.2 Melaksanakan Melaksanakan aturan yang Kognitif/ Tetulis
kan aturan yang berlaku di masyarakat dalam pemaha Pengamat
kewajiban berlaku di menggunakan kendaraan man an -sikap
anak di masyarakat (misalnya naik sepeda) Afektif Pengamat
rumah dan Berperilaku sopan dan tidak Psikomo an-sikap .
di sekolah mengendarai sepeda terlalu tor Pengamat
kencang an
Tidak bergurau ketika naik perilaku
kendaraan Daftar
check
Rating
scale
Aspek Yang
No. S K O R
Diamati
A B C D E Jumlah
1 Memilih teman bermain
di kelas dan di sekolah
3 Memilih kegiatan
ekstrakurikuler .
4 Kebiasaan/Sikap
terhadap guru ketika
akan masuk kelas dan
pulang sekolah .
5 Turur kata dalam
kehidupan sehari – hari
.
Jumlah Nilai
Nilai Rata rata
Keterangan Skor :
A ( 91 – 100 ) = Selalu bersikap sesuai dengan kepribadian Indonesia
B ( 81 – 90 ) = Kadang – kadang bersikap sesuai dengan kepribadian Indonesia .
C ( 71 – 80 ) = Jarang sekali bersikap sesuai dengan kepribadian Indonesia .
D (61 – 70 ) = Tidak pernah bersikap sesuai dengan kepribadian Indonesia .
E ( 51 – 60 ) = Sikap dan perilakunya tidak sopan
Catatan
a. Kolom perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut.
1 = sangat kurang
2 = kurang
3 = cukup
4 = baik
5 = amat baik
b. Nilai merupakan jumlah dari nilai tiap-tiap indikator perilaku
c. Nilai maksimum = 30
d. Keterangan diisi dengan deskripsi nilai seperti berikut
Nilai 27 – 30 berarti amat baik
Nilai 22 - 26 berarti baik
Nilai 16 - 21 berarti cukup
Nilai 10 - 15 berarti kurang
Nilai 0 - 9 berarti sangat kurang
Catatan
77 Rambu-Rambu Tematik Tema ALAT TRANSPORTASI : By. Dyah Sriwilujeng
a. Kolom perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut.
1 = sangat kurang
2 = kurang
3 = cukup
4 = baik
5 = amat baik
b. Nilai merupakan jumlah dari nilai tiap-tiap indikator perilaku
c. Nilai maksimum = 30
d. Keterangan diisi dengan deskripsi nilai seperti berikut
Nilai 27 – 30 berarti amat baik
Nilai 22 - 26 berarti baik
Nilai 16 - 21 berarti cukup
Nilai 10 - 15 berarti kurang
Nilai 0 - 9 berarti sangat kurang
PETUNJUK :
Isilah tabel di bawah ini dengan tanda ceklis (V) pada kolom yang sesuai
Dengan pernyataan sikapmu terhadap pernyataan pada kolom sebelumnya.
Pengisian dipandu guru
Kadang-
No Aspek Penilaian/Kriteria Selalu Tidak Pernah
kadang
A Kejujuran .
1 jujur kepada guru
2 Jujur menerima uang saku .
3 Menyerahkan nilai ulangan di sekolah
walaupun nilainya jelek.
4 Menyampaikan alasan yang benar ketika
terlambat masuk kelas
B Kedisiplinan
1 Datang ke sekolah tidak terlambat
Bahkan lebih awal.
2 Mengerjakan Tugas / PR sesuai dengan
yang dujadwalkan.
3 Pulang sekolah langsung bermain dengan
teman sebelum sampai ke rumah.
BAB V
78 Rambu-Rambu Tematik Tema ALAT TRANSPORTASI : By. Dyah Sriwilujeng
BAGIAN PENUTUP
1. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan tematik sudah bukan hal yang baru, sejak
diberlakukannya Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tahun 2007 melalui Standar Isi, dan
Standar Proses tertuang dengan jelas pemberlakuan tersebut. Peran dan fungsi guru serta
kedudukan sangat strategis dalam pembangunan nasional dalam bidang pendidikan,
setidaknya ketercapai kompetensi yang diwacanakan di dalam KTSP sekolah akan dapat
terukur, apakah sekolah tersebut telah menerapkan peraturan menteri sesuai dengan yang
dianjurkan. Guru diharapkan dapat berkontribusi dalam peningkatan mutu pendidikan dan
mengantarkan anak bangsa sejak dini agar belajar bermakna dan terdapat korelasi yang
signifikan dengan kehidupan masyarakat sehari-hari. Oleh karena itu perlu peningkatan mutu
guru secara terencana, terarah dan berkesinambungan, agar guru dapat melaksanakan
perannya sebagai tenaga fungsional yang mampu menghadapi tantangan sesuai dengan
tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional dan global. Kedudukan guru sebagai tenaga
profesional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan
pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab
2. Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan
proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan guru,
lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar.
Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan dan
metode pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Pengalaman belajar
memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik.
3. Model pelatihan yang selama ini masih mengandalkan pendanaan dari program pemerintah
kiranya belum mampu mengakomodasi perbandingan antara jumlah pendidik dan tenaga
kependidikan dengan hasil yang dicapai. Oleh karena itu program pelatihan Mandiri yang
mengacu pada peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan demi terwujudkan
cita-cita bangsa sangat diharapkan gerakan aktif dengan mengikuti pelatihan secara mandiri.
Contax person:
1. Telp Lembaga : 0341 – 532100
2. Telp Rumah : 0341 – 711638
3. HP 081 334 707 632
4. HP 081 334 710 291
5. Email : dyah_sriwilujeng@yahoo.com
6. Blog : www.dyahjoag92.wordpress.com