Professional Documents
Culture Documents
Pengertian Leasing
Pengertian Leasing
Akuntansi Leasing
KELOMPOK :7
Kelas :Ruang EII1
NAMA : NIM :
1. Ni Putu Meydiani Chintia Dewi 1607532009
2. Nyoman Ratna Candradewi 1607532010
3. Ni Wayan Shintya Dharmayatri 1607532021
JURUSAN AKUNTANSI
PROGRAM STUDI NON REGULAR
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR BALI
2017
1. Pengertian Leasing
Leasing adalah perjanjian kontraktual antara lessor dan lessee yang memberikan hak
kepada lessee untuk menggunakan properti tertentu yang dimiliki oleh lessor selama periode
waktu tertentu dengan membayar sejumlah uang (sewa) yang sudah ditentukan, yang pada
umumnya dilakukan secara periodik. Unsur penting dari perjanjian leasing bahwa hak
kepemilikan lessor atas propertinya yang di-lease menjadi berkurang.
Oleh karena lease adalah suatu kontrak maka perjanjian yang disetujui oleh lessor
dan lessee dapat sangat bervariasi dan hanya dibatasi oleh keinginan kedua pihak tersebut.
Durasi (jangka waktu lease) dapat bervariasi dari periode waktu yang pendek hingga seluruh
umur manfaat dari aktiva yang bersangkutan. Pembayaran sewa (rental payments) dapat
dilakukan dari tahun ke tahun dalam jumlah yang meningkat atau menurun; sementara
nilainya dapat ditetapkan terlebih dahulu atau dapat bervariasi dengan penjualan, suku bunga
utama, indeks harga konsumen atau beberapa faktor lainnya.
Keunggulan Leasing
Walaupun leasing memiliki kekurangan, tetapi pertumbuhan pengaplikasiannya
menunjukkan bahwa lease sering kali memiliki keunggulan tambahan terhadap kepemilikan
properti. Beberapa keunggulan yang umumnya dinikmati lessee adalah sebagai berikut:
1. Pembiayaan 100% dengan suku bunga tetap. Lease sering ditandatangani tanpa
membutuhkan uang muka dari lessee, yang membantu menghemat dana kas yang
terbatas, khususnya sangat diinginkan oleh perusahaan baru dan sedang berkembang.
Selain itu, pembayaran lease juga sering bersifat tetap sehingga melindungi lessee dari
inflasi dan meningkatnya cost uang (cost of money).
2. Proteksi terhadap keusangan. Peralatan yang di-lease dapat mengurangi risiko
keusangan bagi lessee, dan dalam banyak kasus, dapat memindahkan risiko nilai residu
kepada lessor.
3. Fleksibilitas. Perjanjian lease memiliki lebih sedikit batasan-batasan bila dibandingkan
dengan perjanjian utang lainnya. Lessor yang inovatif mampu membuat perjanjian lease
disesuaikan dengan kebutuhan khusus lessee. Misalnya, pembayaran sewa dapat diatur
untuk memenuhi waktu pendapatan kas yang dihasilkan oleh peralatan yang di-lease
sehingga pembayaran dapat dilakukan pada saat peralatan tersebut mulai produktif.\
4. Pembiayaan yang lebih murah. Beberapa perusahaan menyadari bahwa pembiayaan
dengan lease ternyata jauh lebih murah daripada jenis pembiayaan lainnya.
5. Pembiayaan di luar neraca (off-balance-sheet financing). Beberapa lease tidak
mengakibatkan bertambahnya kemampuan perusahaan untuk melakukan pinjaman.
Pembiayaan di luar neraca semacam itu penting bagi perusahaan tertentu.
Pencatatan Lease
Jika lessee mengkapitalisasi lease maka lessee akan mencatat aktiva dan kewajiban yang
umumnya sama dengan nilai sekarang pembayaran sewa, lessor yang sudah memindahkan
secara substansial seluruh manfaat dan risiko kepemilikan, mengakui penjualan dengan
mengeluarkan aktiva dari neraca dan menggantikannya dengan piutang. Jurnal yang dibuat oleh
lessor dan lessee dengan asumsi peralatan di-lease dan dikapitalisasi adalah sebagai berikut:
Lessee Lessor
Peralatan yang di-lease RpXXX Piutang lease (bersih) RpXXX
Kewajiban lease RpXXX Peralatan RpXXX
Karena sudah mengkapitalisasi aktiva, lessee akan mencatat penyusutan. Lessor dan
lessee akan memperlakukan pembayaran lease sebagai pembayaran pokok dan bunga. Jika
kontrak lease tidak dikapitalisasi, tidak ada yang dicatat oleh lessee dan tidak ada aktiva yang
dikeluarkan dari pembukuan tersebut. Pada saat pembayaran lease dilakukan, lessee mencatat
beban sewa dan lessor mengakui pendapatan sewa.
Untuk lease yang dicatat sebagai Lease Modal (capital lease), lease harus dianggap
tidak dapat dibatalkan, dan memenuhi satu dari lebih empat kriteria berikut ini:
1. Lease mentransfer kepemilikan properti kepada lessee.
2. Lease memiliki opsi untuk membeli dengan harga khusus (bargain purchase option).
3. Jangka waktu lease sama dengan atau lebih 75% dari estimasi umur ekonomis aktiva
yang di-lease.
4. Nilai sekarang (present value) dan pembayaran lease minimum (tidak termasuk biaya
executory) sama dengan atau melebihi 90% dari nilai wajar properti yang di-lease.
Lease yang tidak memenuhi salah satu kriteria di atas diklasifikasikan sebagai Lease
Operasi (operating lease).
Kriteria Kapitalisasi
Keempat kriteria kapitalisasi yang berlaku untuk lease bersifat kontroversial dan sulit
diterapkan dalam praktik. Kriteria-kriteria tersebut akan dibahas berikut ini.
1. Pengujian Pengalihan Kepemilikan
Jika lease tersebut mengalihkan kepemilikan aktiva kepada lessee maka lease itu
dianggap sebagai lease modal. Kriteria ini tidak bersifat kontroversial dan mudah untuk
diterapkan.
2. Pengujian Opsi untuk Pembelian dengan Harga Khusus (Bargain Purchase Option)
Opsi pembelian khusus adalah sebuah provisi yang memungkinkan lessee untuk
membeli properti yang di-lease dengan harga yang secara signifikan lebih rendah
dibandingkan nilai wajar properti yang diharapkan pada tanggal opsi itu dapat
digunakan. Pada awal lease, perbedaan antara harga opsi dengan nilai pasar wajar
yang diharapkan harus cukup besar sehingga realisasi dari opsi bisa dipastikan secara
layak.
3. Pengujian Umur Ekonomis (Pengujian 75%)
Jika periode lease sama dengan atau melebihi 75% dari umur ekonomis aktiva, di mana
sebagian besar risiko dan imbalan atas pemilikan barang dialihkan ke lessee maka
perlu dilakukan kapitalisasi. Akan tetapi, penentuan jangka waktu atau masa lease dan
umur ekonomis aktiva dapat menimbulkan masalah.
4. Pengujian Pemulihan Investasi (Pengujian 90%)
Jika nilai sekarang (present value) dari pembayaran lease minimum (minimum lease
payments) sama dengan atau melebihi 90% dari nilai pasar wajar aktiva maka aktiva
yang di-lease harus dikapitalisasi. Dasar pemikiran untuk pengujian ini bahwa jika nilai
sekarang pembayaran lease minimum tidak berbeda banyak dengan harga pasar aktiva
maka secara efektif aktiva tersebut dapat dibeli.
Aktiva dan Kewajiban yang Diperlakukan Secara Berbeda
Dalam transaksi lease modal, lessee menggunakan lease sebagai sumber pembiayaan.
Lessor membiayai transaksi (menyediakan modal investasi) melalui aktiva yang di-lease, dan
lessee melakukan pembayaran sewa, yang sebenarnya merupakan pembayaran cicilan. Oleh
karena itu, selama umur properti yang di-lease, pembayaran sewa kepada lessor mencakup
pembayaran pokok ditambah bunga.
1. Pencatatan Aktiva dan Kewajiban
Dalam metode lease modal, lessee memperlakukan transaksi lease seolah-olah aktiva
telah dibeli dalam transaksi pembiayaan di mana aktiva diperoleh dan kewajiban diakui.
Oleh karena itu, lessee mencatat lease modal sebagai aktiva dan kewajiban pada nilai
terendah antara (a) nilai sekarang (present value) dari pembayaran lease minimum
(tidak termasuk cost executory) atau (b) nilai pasar wajar aktiva yang di-lease pada
awal lease. Dasar pemikiran untuk pendekatan ini bahwa aktiva yang di-lease tidak boleh
dicatat lebih tinggi dari nilai pasar wajarnya.
2. Periode Penyusutan
Salah satu aspek yang menyulitkan akuntansi untuk penyusutan aktiva yang di-lease
yang dikapitalisasi berhubungan dengan periode penyusutan. Jika perjanjian lease
mengalihkan kepemilikan aktiva kepada lessee (Kriteria 1) atau mencakup opsi
pembelian dengan harga khusus (Kriteria 2) maka aktiva yang di-lease dengan cara
yang konsisten melalui kebijakan penyusutan norma lessee atas aktiva yang dimilikinya,
dengan menggunakan umur ekonomis aktiva. Sebaliknya, jika lease tidak mengalihkan
kepemilikan atau tidak mencakup opsi pembelian dengan harga khusus maka aktiva
disusutkan selama masa lease.
3. Metode Bunga Efektif
Selama jangka waktu lease, metode bunga efektif digunakan untuk mengalokasikan
setiap pembayaran lease antara pokok dan bunga. Metode ini menghasilkan beban
bunga periodik yang sama dengan persentase konstan dari nilai tercatat kewajiban lease.
Tingkat diskonto yang digunakan oleh lessee untuk menentukan nilai sekarang dari
pembayaran lease minimum harus digunakan oleh lessee ketika mengaplikasikan metode
bunga efektif pada lease modal.
4. Konsep Penyusutan
Walaupun jumlah yang awalnya dikapitalisasi sebagai aktiva dan dicatat sebagai
kewajiban telah dihitung pada nilai sekarang yang sama, tetapi penyusutan aktiva
dan pengurangan kewajiban adalah 2 proses akuntansi yang independen selama jangka
waktu lease. Lessee harus menyusutkan aktiva yang di-lease dengan menggunakan
metode penyusutan konvensional; garis lurus, jumlah angka tahun, saldo menurun, unit
produksi, dan lainnya.
3. Akuntansi Leasing Oleh Lessor
Dari sudut pandang lessor, semua lease dapat diklasifikasikan untuk tujuan akuntansi sebagai
berikut :
Lease operasi.
Lease pembiayaan langsung.
Lease jenis penjualan.
Kelompok II
1. Ketertagihan pembayaran yang diperoleh dari lessee dapat diprediksi secara layak.
2. Tidak ada ketidakpastian yang penting di seputar jumlah biaya/cost yang tidak dapat
dibayarkan kembali meskipun telah dikeluarkan oleh lessor menurut lease (apa
yang perlu dilakukan oleh lessor secara substansial telah selesai atau biaya masa
depan dapat diprediksi secara layak).
Mengapa kriteria Kelompok II disyaratkan? Jawabannya bahwa profesi ingin memastikan
bahwa lessor telah benar-benar mengalihkan risiko dan manfaat kepemilikan. Jika
ketertagihan pembayaran tidak dapat diprediksi atau jika apa yang perlu dilakukan oleh
lessor tidak lengkap maka kriteria untuk pengakuan pendapatan belum dipenuhi, dan hal itu
harus diklasifikasikan sebagai lease operasi.
Perbedaan antara lease pembiayaan langsung dan lease jenis penjualan bagi lessor adalah
ada atau tidaknya untung (atau kerugian) produsen atau penyalur: lease jenis penjualan
melibatkan keuntungan produsen atau penyalur. Sedangkan, lease pembiayaan langsung tidak
Dilihat dari jenis transaksi leasing, teknik pembiyaan leasing secara garis besar dapat
dibagi dalam dua kategori, yaitu finance lease dan operating lease.
Teknik finance lease biasanya juga disebut sebagai fill pay out yaitu suatu bentuk pembiayaan
dengan cara kontrak antara lessor dengan lesse, dengan catatan bahwa:
lessor sebagai pihak pemilik barang atau objek leasing yang dapat berupa barang bergerak
atau tidak bergerak yang memiliki umur maksimum sama dengan masa kegunaan
ekonomis barang tersebut
lessee berkewajiban membayar kepada lesor secra berkala sesuai dengan jumlah
dan jangka waktu yang disetujui. Jumlah yang dibayar tersebut merupakan angsuran
atau lease payment yang terdiri dari biaya perolehan barang ditambah dengan semua biaya
lainnya yang dikeluarkan lessor dan tingkat keuntungan (spread) yang diinginkan lessor
lessor dalam jangka waktu perjanjian yang disetujui tidak dapat secara sepihak
mengakhiri masa kontrak atau pemakaian barang tersebut. Risiko ekonomis termasuk
biya pemeliharaan dan biya lainnya yang berhubungan dengan barang yang disewa tersebut
ditanggung oleh lessee lesse pada
akhir kontrak memiliki hak opsi untuk membeli barang tersebut
sesuai dengan nilai sisa yang disepakati atau mengembalikanpadalessoratau
memperpanjang masa seawa guna usaha sesuai dengan syarat-syarat yang disetujui
bersama
pembayaran berkala pada masa perpanjangan sewa tersebut biasanya jauh lebih rendah dari
angsuran sebelumnya
SUMBER REFERENSI
Keiso, Donald E. Jerry J Weygandt, Terry D. Warfield. 2008. Akuntansi Intermediate, Edisi 12,
Jilid 2. Penerbit Erlangga.
http://www.akuntansilengkap.com/akuntansi/pengertian-leasing-akuntansi-jenis-jenis-dan-
manfaat-menurut-para-ahli/
http://ayuetikas.blogspot.co.id/2014/11/akuntansi-leasing.html
http://tama-anindita.blogspot.co.id/2014/04/akuntansi-untuk-leasing-sewa-guna-usaha.html
http://www.academia.edu/23716645/AKUNTANSI_LEASING_OLEH_LESSOR_DAN_PENYAJIAN_
SERTA_ANALISIS_TRANSAKSI_LEASING