Professional Documents
Culture Documents
A. Latar Belakang: Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang: Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang: Bab I Pendahuluan
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ibu secara langsung adalah perdarahan 28%, eklampsia 24%, dan infeksi 11%,
dan penyebab tidak langsung adalah anemia 51%. Anemia merupakan komplikasi
dalam kehamilan yang paling sering ditemukan. Hal ini disebabkan karena dalam
kehamilan keperluan akan zat-zat makanan bertambah dan terjadi pula perubahan-
perubahan dalam darah dan sumsum tulang. Faktor nutrisi utama yang
mempengaruhi terjadinya anemia adalah zat besi, asam folat dan vitamin
B12.(1,2,3,4,5)
kurang dari normal. Kadar Hb normal berbeda untuk setiap kelompok umur dan
Umumnya ibu hamil dianggap anemia jika kadar Hb di bawah 11 g/dL atau
berdampak pada masa kehamilan, persalinan, nifas, maupun pada janin. Anemia
pada ibu hamil diketahui akan berdampak buruk baik bagi kesehatan ibu maupun
morbiditas dan mortalitas, yaitu kematian ibu pada waktu hamil dan pada waktu
melahirkan atau nifas sebagai akibat dari komplikasi kehamilan. Selain itu, ibu
1
hamil yang menderita anemia juga beresiko terjadinya perdarahan saat
pada saat hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin, berat bayi lahir rendah,
besi dan anemia megaloblastik. Anemia defisiensi besi terjadi karena kurangnya
zat besi dalam makanan untuk memenuhi kebutuhan zat besi ibu yang hamil,
kebutuhan zat besi untuk janin dan plasenta, dan pendarahan post partum. Jadi,
cadangan zat besi yang dibutuhkan ibu hamil minimal lebih dari 500 mg.
Perubahan diet dengan konsumsi makanan yang kaya zat besi dan penambahan
suplemen zat besi dianjurkan pada ibu hamil. Anemia megaloblastik terjadi karena
kerusakan sintesis DNA yang disebabkan oleh defisiensi nutrisi asam folat atau
vitamin B12. Diet yang ekstrem atau malabsorpsi menyebabkan terjadinya anemia
folat sebagai langkah pencegahan defek tuba neural pada janin dan kebanyakan
dari suplemen tersebut merupakan kombinasi dari zat besi dan asam folat. Kedua
yang diberikan bertujuan untuk meningkatkan produksi sel darah merah. (7,8,9)
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin darah kurang dari
normal, yang berbeda untuk kelompok umur dan jenis kelamin. Secara klinis,
definisi anemia berupa hemoglobin (Hb) atau hematokrit di bawah persentil 10.
(1,8)
Berdasarkan WHO batas normal hemoglobin untuk ibu hamil adalah 11,0
gr%.(1) Berdasarkan Centers for Disease Control and Prevention, definisi anemia
B. ETIOLOGI
1) Didapatkan (acquired)
Anemia megaloblastik
Anemia hemolitik
3
2) Herediter
Thalasemia
Hemoglobinopati lain
C. PATOFISIOLOGI
peningkatan volume cairan dan sel darah merah serta penurunan konsentrasi
protein pengikat zat gizi dalam sirkulasi darah, termasuk penurunan zat gizi
mikro. Peningkatan produksi sel darah merah ini terjadi sesuai dengan proses
tubuh yang cepat dan penyempurnaan susunan organ tubuh. Adanya kenaikan
volume darah pada saat kehamilan akan meningkatkan kebutuhan zat besi. Pada
trimester pertama kehamilan, zat besi yang dibutuhkan sedikit karena peningkatan
pertumbuhan janin sangat cepat dan janin bergerak aktif, yaitu menghisap dan
menelan air ketuban sehingga lebih banyak kebutuhan oksigen yang diperlukan.
peningkatan produksi eritrosit dan karena itu rentan untuk terjadinya anemia
yang tidak hamil. Hal ini disebabkan karena pada kehamilan terjadi proses
4
hemodilusi atau pengenceran darah, yaitu terjadi peningkatan volume plasma
dalam proporsi yang lebih besar jika dibandingkan dengan peningkatan eritrosit.
Dalam hal ini, oleh karena peningkatan oksigen dan perubahan sirkulasi yang
meningkat terhadap plasenta dan janin, serta kebutuhan suplai darah untuk
plasma dan sel darah merah. Namun, peningkatan volume plasma ini terjadi dalam
proporsi yang lebih besar yaitu sekitar tiga kali lipat jika dibandingkan dengan
terpenuhi, melindungi ibu dan janin dari efek negatif penurunan venous return
saat posisi terlentang, dan melindungi ibu dari efek negatif kehilangan darah saat
kehamilan dan bermanfaat pada wanita untuk meringankan beban jantung yang
harus bekerja lebih berat semasa hamil karena sebagai akibat hipervolemi cardiac
output meningkat. Kerja jantung akan lebih ringan apabila viskositas darah rendah
dan resistensi perifer berkurang sehingga tekanan darah tidak meningkat. Secara
dimulai pada trimester II kehamilan dan mencapai maksimum pada bulan ke-9
5
yaitu meningkat sekitar 1000 ml, menurun sedikit menjelang aterm serta kembali
normal dalam tiga bulan setelah partus. Stimulasi yang meningkatkan volume
aldosteron. (4,11)
konsentrasi hemoglobin, dan hitung eritrosit biasanya tampak pada minggu ke-7
sampai ke-8 kehamilan dan terus menurun sampai minggu ke-16 hingga ke-22
ketika titik keseimbangan tercapai. Oleh sebab itu, apabila ekspansi volume
eritropoetin sehingga menurunkan kadar Hct, konsentrasi Hb, atau hitung eritrosit
D. GEJALA KLINIS
6
Kekurangan Asam Folat Kekurangan Protein Kekurangan zat besi
Berkurangnya pembentukan
dan terjadinya kelainan sel Pembentukan hemoglobin Pembentukan tissue
darah merah berkurang respiratory enzymes
berkurang
Gambar 1 : Grafik menunjukkan kekurangan asam folat, protein dan zat besi dapat menyebabkan
kekurangan oksigen jaringan dan mengakibatkan terjadinya anemia (Dikutip dari kepustakaan 5).
Gejala klinis dari anemia bervariasi bergantung pada tingkat anemia yang
diderita. Berdasarkan gejala klinisnya anemia dapat dibagi menjadi anemia ringan,
a) Anemia ringan : adanya pucat, lelah, anoreksia, lemah, lesu, dan sesak.
b) Anemia sedang : adanya lemah dan lesu, palpitasi, sesak, edema kaki, dan
atau diare.
c) Anemia berat : adanya gejala klinis seperti anemia sedang dan ditambah
dengan tanda seperti demam, luka memar, stomatitis, koilonikia, pika, gastritis,
7
hepatomegali dan splenomegali bisa membawa seorang dokter untuk
anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi zat besi yang memperlihatkan
defisiensi asam folat atau vitamin B12. Penyebab anemia lainnya yang jarang
ditemui antara lain adalah hemoglobinopati, proses inflamasi, toksisitas zat kimia,
Anemia yang akan dibahas kali ini adalah anemia yang sering ditemukan
kronik, atau dikonsumsi bersama kandungan fosfat (sayuran), tanin (teh dan
kopi), polyphenol (coklat, teh, dan kopi), dan kalsium (susu dan produk susu).
8
c) Kebutuhan besi yang meningkat
pada trimester akhir. Zat besi rata-rata yang dibutuhkan untuk wanita hamil adalah
800 mg, 300 mg adalah untuk janin dan plasenta, dan 500 mg ditambahkan untuk
hemoglobin ibu. Hampir 200 mg zat besi hilang saat perdarahan persalinan dan
post partum. Jadi, penyimpanan minimal zat besi di dalam tubuh wanita hamil
adalah lebih dari 500 mg di awal kehamilan. Apabila zat besi tidak ditambahkan
dalam kehamilan maka akan mudah terjadi anemia defisiensi zat besi terutama
pada kehamilan kembar, multipara, kehamilan yang sering dalam jangka waktu
yang singkat dan pada vegetarian. Di daerah tropis, zat besi banyak keluar melalui
keringat dan kulit. Suplemen zat besi setiap hari yang dianjurkan untuk ibu hamil
Hampir semua kebutuhan zat besi terjadi pada paruh kedua kehamilan
yaitu ketika pembentukan organ janin terjadi. Rata-rata kebutuhan zat besi harian
hari. Selama 6 sampai 8 minggu terakhir kehamilan, kebutuhan zat besi meningkat
hingga 10 mg / hari. Pada wanita yang memasuki kehamilan dengan cadangan zat
besi yang rendah, pemberian suplemen zat besi sering gagal untuk mencegah
kekurangan zat besi. Lebih jauh lagi, kondisi seperti implantasi plasenta yang
9
abnormal dapat menyebabkan kehilangan darah kronis dan meningkatkan
selama kehamilan yang secara proporsional lebih tinggi dari peningkatan massa
terlindungi dari hilangnya sel darah merah selama perdarahan yang berhubungan
kehilangan darah >1 L disertai gejala anemia termasuk gejala jantung, sehingga
Jika cadangan besi menurun, keadaan ini disebut keseimbangan zat besi
yang negatif yaitu tahap deplesi besi (iron depleted state). Keadaan ini ditandai
oleh penurunan kadar feritin serum, peningkatan absorbsi besi dalam usus, serta
pengecatan besi dalam sumsum tulang negatif. Apabila kekurangan besi berlanjut
terus maka cadangan besi menjadi kosong sama sekali, penyediaan besi untuk
tetapi anemia secara klinis belum terjadi. Keadaan ini disebut sebagai iron
deficient erythropoiesis. Pada fase ini kelainan pertama yang dijumpai adalah
eritrosit. Saturasi transferin menurun dan kapasitas ikat besi total (total iron
serum. Apabila penurunan jumlah besi terus terjadi maka eritropoesis semakin
10
mikrositik hipokrom yang disebut sebagai anemia defisiensi besi (iron deficiency
anemia). (12)
Gejala klinis anemia defisiensi besi adalah pucat, lemah, lesu, anoreksia,
sesak, depresi mental, nyeri kepala, berdebar-debar, rambut halus dan rapuh,
membran, konjungtiva, kuku, dan telapak tangan. Pada kasus yang berat,
Penegakan diagnosis anemia defisiensi besi yang berat tidak sulit karena
apusan darah tepi dapat ditemukan mikrositosis dan hipokromasia. Anemia yang
ringan tidak selalu menunjukkan ciri-ciri khas itu, bahkan banyak yang bersifat
normositer dan normokrom. Hal itu disebabkan karena defisiensi besi dapat
berdampingan dengan defisiensi asam folat. Sifat lain yang khas bagi defisiensi
besi adalah kadar zat besi serum rendah, ferritin yang rendah, daya ikat zat besi
serum tinggi, protoporfirin eritrosit tinggi, reseptor transferin yang meningkat, dan
11
Pemberian suplementasi besi setiap hari pada ibu hamil sampai minggu
ke-28 kehamilan pada ibu hamil yang belum mendapat zat besi dan nonanemik
(Hb <11g/dl dan ferritin > 20 µg/l) menurunkan prevalensi anemia dan bayi berat
Dosis Pencegahan
tablet (60 mg besi elemental dan 0,25 mg asam folat) berturut-turut selama
minimal 90 hari masa kehamilan mulai pemberian pada waktu pertama kali ibu
memeriksa kehamilannya. (15) Obat yang sering digunakan adalah tablet Fe sulfat,
furamat, atau glukonat secara oral dengan dosis 1x200mg. Diberikan pada sasaran
(Hb < ambang batas) yaitu bila kadar Hb < 11gr% pemberian menjadi 3 tablet
dengan terapi oral. Zat besi parenteral diberikan dalam bentuk ferri secara
Hasilnya akan lebih cepat tercapai dan penderita hanya merasa nyeri pada tempat
suntikan. Akhir-akhir ini, Imferon banyak pula diberikan dengan infus dengan
dosis total antara 1000-2000 mg unsur zat besi sekaligus dengan hasil yang sangat
darah. Darah secukupnya harus tersedia selama persalinan yang harus segera
diberikan apabila terjadi perdarahan yang lebih dari biasanya, walaupun tidak
12
Terdapat 3 jenis terapi dengan preparat besi IV, yaitu Iron Sucrose (Venofer,
Makanan kaya zat besi yang dianjurkan untuk ibu hamil yaitu seperti daging
sapi (besi dalam hemoglobin dan mioglobin), daging ayam dan ikan (besi dalam
mioglobin), sayuran hijau dan kacang-kacangan (kaya zat besi dan asam folat).
(4,13)
2. ANEMIA MEGALOBLASTIK
asam folat (pterolyglutamic acid) dan jarang sekali oleh karena defisiensi vitamin
B12 (cyanocobalamin). Asam folat merupakan vitamin larut air yang bersumber
dari daging, hati, kacang-kacangan, dan sayuran hijau. Penyimpanan asam folat
pada tubuh yaitu di hepar. Anemia megaloblastik sering ditemukan pada multipara
yang berusia lebih dari 30 tahun atau individu dengan diet tidak adekuat (intake
asam folat yang kurang). Faktor lain yang menyebabkan terjadinya anemia
preeklampsia, eklampsia, sickle cell anemia, dan pasien yang masih dalam
Asam folat diperlukan untuk sintesis DNA di dalam tubuh dan karena itu
a) Intake yang kurang : diet yang kurang asam folat, muntah dalam kehamilan
13
b) Penggunaan asam folat meningkat : kebutuhan saat hamil bertambah,
Turunnya kadar hemoglobin tidak terjadi sampai habisnya simpanan folat yaitu
sekitar 90 hari. Gejala klinis termasuk lesu, anoreksia, depresi mental, glossitis,
Efek defisiensi folat pada janin akan dapat menyebabkan kelainan berat
yang mengenai jaringan non hemopoietik, yaitu neural tube defect (NTD) dan
yang dapat terjadi merupakan isolate NTD (tanpa disertai kelainan kongenital
lain) yang kekambuhannya dapat dicegah dengan pemberian folat. NTD adalah
suatu kelainan kongenital yang terjadi akibat kegagalan penutupan lempeng saraf
(neural plate) yang terjadi pada minggu ketiga hingga keempat masa gestasi. (7)
atau promegaloblas dalam darah atau sumsum tulang. Sifat khas anemia
megaloblastik dari apusan darah tepi adalah makrositik dan hiperkrom yang tidak
merupakan petunjuk bagi defisiensi asam folat. Defisiensi asam folat sering
berdampingan dengan defisiensi zat besi dalam kehamilan. Standar baku emas
kadar serum folat absorption test dan clearance test asam folat. (4,8)
diberikan terapi oral asam folat bersama-sama dengan zat besi. Tablet asam folat
diberikan dalam dosis 1-5 mg/hari pada anemia ringan dan sedang dan dapat
14
mencapai 10 mg/hari pada anemia berat. Anemia megaloblastik jarang disebabkan
selama 6 minggu atau sampai kadar hemoglobin kembali normal. Oleh karena
anemia megaloblastik dalam kehamilan pada umumnya berat maka transfusi darah
pengobatan dengan berbagai obat penambah darah biasa tidak berhasil. (4,8,10)
3. ANEMIA HIPOPLASTIK
kehamilan, apabila wanita tsb telah selesai masa nifas akan sembuh dengan
hipoplastik lagi.
Ciri-ciri :
nyata
4. ANEMIA HEMOLITIK
anemia hemolitik sukar menjadi hamil, apabila hamil maka biasanya anemia
15
menjadi berat. Sebaliknya mungkin pula kehamilan menyebabkan krisis hemolitik
pada wanita yang sebelumnya tidak menderita anemia. Anemia hemolitk dibagi
anemia
hemoglobinemia
hemoglobinuria
hiperbilirubinuria
hiperurobilirubinuria
F. PENEGAKKAN DIAGNOSIS
a. Anamnesis
yang akan diperoleh keluhan berupa pucat, lelah, anoreksia, lemah, lesu, sesak,
16
b. Pemeriksaan penunjang dan pengawasannya dapat dilakukan dengan alat sahli.
Kriteria anemia
Reticulocyte
menurut CDC (Centers count
for Disease Control)
Normal atau
Meningkat menurun
Gambar 2 : Algoritma untuk diagnosis anemia berdasarkan hasil darah laboratorium (Dikutip dari
kepustakaan 8).
17
Gambar 3. Interpretasi anemia pada kehamilan
18
G. KOMPLIKASI
Anemia dalam kehamilan memberi pengaruh kurang baik bagi ibu, baik
dalam kehamilan, persalinan maupun dalam nifas dan masa selanjutnya. Berbagai
a) Abortus (keguguran)
b) Persalinan prematur
f) Hyperemesis gravidarum
a) Gangguan his
19
a) Kematian janin dalam kandungan
d) Cacat bawaan
pemeriksaan sebelum hamil sehingga dapat di ketahui data dasar kesehatan ibu
1. Anemia Ringan
sehingga hanya perlu di perlukan kombinasi 60 mg/hari zat besi dan 500
2. Anemia Sedang
3. Anemia Berat
Pemberian preparat besi 60 mg dan asam folat 400 mg, 6 bulan selama
20
I. PROGNOSIS
bagi ibu dan anak. Persalinan dapat berlangsung seperti biasa tanpa pendarahan
banyak atau adanya komplikasi lain. Anemia berat meningkatkan morbiditas dan
mortalitas wanita hamil. Walaupun bayi yang dilahirkan dari ibu yang menderita
anemia defisiensi besi tidak menunjukkan hemoglobin (Hb) yang rendah, namun
cadangan zat besinya kurang sehingga baru beberapa bulan kemudian akan
asam folat hampir selalu berhasil. Apabila penderita mencapai masa nifas dengan
selamat dengan atau tanpa pengobatan maka anemianya akan sembuh dan tidak
akan timbul lagi. Hal ini disebabkan karena dengan lahirnya anak, kebutuhan
asam folat jauh berkurang. Anemia megaloblastik berat dalam kehamilan yang
21
BAB III
KESIMPULAN
nifas serta pada janin, maka dari itu diharapkan penanganan yang baik dan
anemia dapat meningkatkan risiko kematian ibu, angka prematuritas, BBLR dan
ibu harus mengetahui gejala anemia pada ibu hamil, yaitu cepat lelah, sering
(anoreksia), konsentrasi hilang, napas pendek (pada anemia parah) dan keluhan
22
DAFTAR PUSTAKA
23
12. Manuaba I.B.G. Ilmu Kebidanan,Kandungan dan Keluarga Berencana untuk
Pendidikan Bidan, EGC : 1998; hal. 29-32.
24