Professional Documents
Culture Documents
Contoh Format RKT SD
Contoh Format RKT SD
A. RASIONAL
Matematika merupakan ilmu universal yang berguna bagi kehidupan manusia dan
juga mendasari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern, serta
mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin untuk meningkatkan dan
mengembangkan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi
informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di
bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang, dan matematika diskrit. Untuk
menguasai dan mencipta teknologi di masa depan, diperlukan penguasaan dan
pemahaman atas matematika yang kuat sejak dini.
Dengan belajar matematika peserta didik diharapkan akan memperoleh manfaat
sebagai berikut.
a. Mampu berpikir secara sistematis melalui urutan-urutan yang teratur dan
tertentu, terbiasa untuk memecahkan masalah secara sistematis, sehingga dapat
menerapkannya dalam kehidupan nyata, dan bisa menyelesaikan setiap masalah
dengan lebih mudah.
b. Mampu berpikir secara deduktif dan induktif untuk membangun dan
mengembangkan penalaran matematika yang bersifat deduktif.
c. Mampu membentuk sikap yang lebih teliti, cermat, akurat dalam bertindak, taat
pada aturan dan prosedur.
d. Mampu menggunakan dan mengaplikasikan matematika dalam kehidupan nyata.
1
dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi
untuk hidup lebih baik pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan sangat
kompetitif. Dalam melaksanakan pembelajaran matematika, diharapkan bahwa
peserta didik harus dapat merasakan kegunaan belajar matematika.
Berdasarkan pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun
2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum
2013 pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, pasal 1 ayat (3)
dinyatakan bahwa Pelaksanaan pembelajaran pada Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah (SD/MI) dilakukan dengan pendekatan pembelajaran tematik-terpadu,
kecuali untuk mata pelajaran Matematika dan Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan (PJOK) sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri untuk kelas IV, V, dan
VI.
Oleh karena itu diperlukan panduan guru dalam memahami Standar Kompetensi
Lulusan (SKL), Kompetensi Inti (KI), dan Kompetensi Dasar (KD), serta
merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) mata pelajaran matematika.
Kemampuan guru dalam memahami SKL, KI, KD, dan IPK merupakan prasyarat
untuk mendesain pembelajaran yang sistematis dalam bentuk silabus dan
menerjemahkan yang lebih operasional dalam bentuk Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) mata pelajaran matematika.
Untuk menghadapi tantangan global dan abad ke 21, pembelajaran matematika
perlu mengintegrasikan pendidikan karakter. Nilai-nilai yang dapat dikuatkan
mencakup lima (5) nilai utama karakter yang terdiri dari Nilai Religiusitas,
diantaranya beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, taat beribadah,
bersyukur, berdoa sebelum dan sesudah beraktivitas. Nilai Nasionalisme,
diantaranya cinta tanah air, semangat kebangsaan, menghargai kebhinekaan,
menghayati lagu nasional dan lagu daerah, cinta produk Indonesia, cinta damai, rela
berkorban, taat hukum. Nilai Kemandirian, diantaranya disiplin, percaya diri, rasa
ingin tahu, tangguh, bekerja keras, mandiri, kreatif-inovatif, pembelajar sepanjang
hayat. Nilai Gotong Royong, diantaranya suka menolong, bekerjasama, peduli
sesama, peduli lingkungan, kebersihan dan kerapian, kekeluargaan, aktif dalam
kegiatan kemasyarakatan. Nilai Integritas, diantaranya jujur, rendah hati, santun,
2
tanggung jawab, keteladanan, komitmen moral, cinta kebenaran, menepati janji,
anti korupsi.
Penguatan pendidikan karakter berbasis kelas untuk mata pelajaran matematika
dapat menggunakan kompetensi abad 21, yaitu critical thinking (kemampuan
berpikir kritis), collaboration (kolaborasi), creativity (kreativitas), dan
communication (komunikasi)- atau 4C serta keterampilan berpikir tingkat tinggi
(higher order thinking skills/ HOTS).
B. TUJUAN
Tujuan dari pelatihan ini adalah sebagai berikut.
1. Peserta mampu menganalisis keterkaitan SKL, KI, KD, Indikator dengan benar.
2. Peserta mampu merumuskan IPK sesuai dengan kompetensi dasar muatan
pelajaran.
3. Peserta dapat memahami dan menyusun silabus mata pelajaran matematika
terintegrasi penguatan karakter peserta didik melalui PPK berbasis kelas, PPK
berbasis budaya sekolah, dan PPK berbasis masyarakat, dengan kegiatan literasi,
4 C dan HOTS menjadi strategi implementasinya.
4. Peserta dapat memahami dan menyusun program tahunan (prota) untuk mata
pelajaran matematika.
5. Peserta dapat memahami dan menyusun program semester (prosem) untuk
mata pelajaran matematika.
6. Peserta dapat memahami dan menyusun RPP mata pelajaran matematika
terintegrasi penguatan karakter peserta didik melalui PPK berbasis kelas, PPK
berbasis budaya sekolah, dan PPK berbasis masyarakat, dengan kegiatan literasi,
4 C dan HOTS menjadi strategi implementasinya.
3
D. BAHAN BACAAN
1. Dokumen tentang Penguatan Pendidikan Karakter diantaranya Peraturan
Presiden nomer 87 tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter,
Permendikbud terkait PPK dan Kebijakan dan Konsep Dasar tentang PPK.
2. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 20 tahun 2016 tentang
Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.
3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 22 tahun 2016 tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.
4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 24 tahun 2016 tentang
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada
Pendidikan Dasar dan Menengah.
5. Buku Siswa
6. Buku Guru
7. PPT tentang:
a. Analisis SKL, KI, KD, IPK Mata pelajaran Matematika
b. Pengembangan Silabus Matematika,
c. Penyusunan Prota dan Prosem Matematika.
d. Penyusunan RPP Matematika.
E. DESKRIPSI MATERI
1. Standar Kompetensi Lulusan
Sesuai Permendikbud Nomor 24 tahun 2016 tentang Standar Kompetensi
Lulusan (SKL), dinyatakan setiap lulusan satuan pendidikan dasar dan
menengah diharapkan memiliki kompetensi pada tiga dimensi, yaitu sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
Lulusan SD/MI/SDLB/Paket A; SMP/MTs/SMPLB/Paket B; dan SMA/MA/
SMALB/Paket C memiliki kompetensi pada dimensi sikap sebagai berikut.
Istilah pengetahuan Faktual, Konseptual, Prosedural, dan metakognitif pada
masing-masing satuan pendidikan dijelaskan pada matriks berikut.
SD/MI/SDLB/Paket A
Dimensi Rumusan
Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap:
4
SD/MI/SDLB/Paket A
Dimensi Rumusan
1. beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME,
2. berkarakter, jujur, dan peduli,
3. bertanggungjawab,
4. pembelajar sejati sepanjang hayat, dan
5. sehat jasmani dan rohani
sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan
keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan
alam sekitar, bangsa, dan negara.
Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif pada tingkat dasar
berkenaan dengan:
1. ilmu pengetahuan,
2. teknologi,
3. seni, dan
4. budaya.
Mampu mengaitkan pengetahuan di atas dalam
konteks diri sendiri, keluarga, sekolah, masyarakat
dan lingkungan alam sekitar, bangsa, dan negara.
Faktual Pengetahuan dasar berkenaan dengan ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya terkait
dengan diri sendiri, keluarga, sekolah, masyarakat
dan lingkungan alam sekitar, bangsa, dan negara.
Konseptual Terminologi/istilah yang digunakan, klasifikasi,
kategori, prinsip, dan generalisasi berkenaan
dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni
dan budaya terkait dengan diri sendiri,
keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan
Prosedural Pengetahuan tentang cara melakukan sesuatu atau
kegiatan yang berkenaan dengan ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya terkait
5
SD/MI/SDLB/Paket A
Dimensi Rumusan
dengan diri sendiri, keluarga, sekolah, masyarakat
dan lingkungan alam sekitar, bangsa dan negara.
Metakognitif Pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan diri
sendiri dan menggunakannya dalam mempelajari
ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya
terkait dengan diri sendiri, keluarga, sekolah,
masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa
dan negara.
Keterampilan Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak:
1. kreatif,
2. produktif,
3. kritis,
4. mandiri,
5. kolaboratif, dan
6. komunikatif
melalui pendekatan ilmiah sesuai dengan tahap
perkembangan anak yang relevan dengan tugas
yang diberikan.
6
1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk Kompetensi Inti sikap spiritual;
2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk Kompetensi Inti sikap sosial;
3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk Kompetensi Inti pengetahuan; dan
4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk Kompetensi Inti keterampilan.
Pada ayat (2) dinyatakan bahwa Kompetensi Dasar merupakan kemampuan dan
materi pembelajaran minimal yang harus dicapai peserta didik untuk suatu mata
pelajaran pada masing-masing satuan pendidikan yang mengacu pada
kompetensi inti.
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap
spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi
tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler,
dan/atau ekstrakurikuler. Di dalam kompetensi sikap spiritual dan kompetensi
sikap sosial terkandung lima nilai utama karakter yaitu religiusitas,
nasionalisme, kemandirian, gotong royong, dan integritas.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual, yaitu “Menerima dan menjalankan ajaran
agama yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial, yaitu
“Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru”. Kedua
kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan
memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi
peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses
pembelajaran berlangsung dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Proses pembelajaran
dengan menumbuhkan dan mengembangkan kompetensi sikap dapat
diintegrasikan dengan lima nilai utama penguatan pendidikan karakter yaitu
nilai religiusitas, nasionalisme, kemandirian, gotong royong dan integritas.
7
3. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
a. Pengertian IPK
b. Fungsi IPK
8
3) Pedoman dalam mengembangkan bahan ajar
Bahan ajar perlu dikembangkan oleh guru guna menunjang pencapaian
kompetensi siswa. Pemilihan bahan ajar yang efektif harus sesuai tuntutan
IPK sehingga dapat meningkatkan pencapaian kompetensi secara maksimal.
4) Pedoman dalam merancang dan melaksanakan penilaian hasil belajar
Indikator menjadi pedoman dalam merancang, melaksanakan, serta
mengevaluasi hasil belajar. Rancangan penilaian memberikan acuan dalam
menentukan bentuk dan jenis penilaian, serta pengembangan indikator
penilaian.
9
1. Kompetensi yang dikembangkan hendaknya memberi penekanan bahwa
pembelajaran merupakan proses pencapaian kompetensi yang dapat
mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi untuk menyelesaikan
masalah dengan berpikir kritis, inovatif, kreatif, serta berkomunikasi secara
efektif dengan berbagai pihak demi kehidupan bersama manusia secara damai
dan harmonis.
2. Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus
benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
3. Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam
silabus relevan dengan tingkat perkembangan spiritual, fisik, intelektual, sosial,
dan emosional peserta didik.
4. Komponen-komponen silabus harus sistematis artinya saling berhubungan
secara fungsional dalam mencapai kompetensi yang dipersyaratkan
5. Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar,
indikator, materi pokok, kegiatan pembelajaran dan penilaian, serta sumber
belajar.
6. Cakupan indikator, materi pokok/pembelajaran, pengalaman belajar, sumber
belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi
dasar.
7. Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan
sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, lingkungan, dan konteks kehidupan sehari-hari.
8. Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi berbagai ragam
kurikulum yang memiliki nilai relevansi dengan tuntutan dan kebutuhan serta
kehidupan peserta didik, masyarakat, pengembang kurikulum daerah, dan
jenjang pendidikan berikutnya.
9. Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi sikap spiritual,
sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Komponen silabus mencakup
Kompetensi Dasar, Materi pembelajaran dan Contoh Kegiatan pembelajaran.
Dalam pengembangannya perlu memperhatikan: (a) keselarasan antara ide,
desain, dan pelaksanaan kurikulum, (b) mudah diajarkan/dikelola oleh guru,
(c) mudah dipelajari oleh peserta didik, (d) teramati dan terukur
10
pencapaiannya, (e) bermakna untuk dipelajari sebagai bekal untuk kehidupan
dan kelanjutan pendidikan peserta didik.
10. Penyusunan silabus memperhatikan alokasi waktu yang disediakan dalam
struktur kurikulum pertahun, persemester, dan alokasi waktu mata pelajaran.
11. Implementasi pembelajaran persemester menggunakan penggalan silabus
sesuai dengan kompetensi dasar mata pelajaran dengan alokasi waktu sesuai
struktur kurikulum.
c. Komponen Silabus
Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap
bahan kajian mata pelajaran. Silabus paling sedikit memuat:
1) Identitas mata pelajaran (Untuk mata pelajaran yang berdiri sendiri);
2) Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas;
3) Kompetensi inti, merupakan gambaran secara kategorial mengenai
kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus
dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran;
4) Kompetensi dasar, merupakan kemampuan spesifik yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan atau mata pelajaran;
5) materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan
ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian
kompetensi;
6) pembelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik
untuk mencapai kompetensi yang diharapkan;
7) penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik;
8) alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur kurikulum
untuk satu semester atau satu tahun; dan
9) sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar
atau sumber belajar lain yang relevan.
d. Langkah-Langkah Pengembangan Silabus
1. Menuliskan identitas sekolah, mata pelajaran, pada kelas dan semester
tertentu
2. Mengkaji:
11
a) KD pengetahuan dan keterampilan mata pelajaran Matematika
sebagaimana tercantum pada dokumen KI/KD (Permendikbud No. 24
tahun 2016 tentang KI/KD).
b) Mengidentifikasi materi pokok yang tercantum pada rumusan KD termasuk
keluasan dan kedalamannya sesuai dengan konstruk keilmuan.
c) Merancang kegiatan pembelajaran sesuai dengan kompetensi dasar yang
dipersyaratkan.
d) Merancang kegiatan penilaian yang terintegrasi dengan kegiatan
pembelajaran. Penilaian atas pembelajaran (assesment of learning)
dilakukan untuk mengukur capaian peserta didik terhadap kompetensi
yang telah ditetapkan. Penilaian untuk pembelajaran (assesment for
learning) memungkinkan pendidik menggunakan informasi kondisi peserta
didik untuk memperbaiki pembelajaran. Sedangkan penilaian sebagai
pembelajaran (assesment as learning) memungkinkan peserta didik melihat
capaian dan kemajuan belajarnya untuk menentukan target belajar.
Penilaian diarahkan untuk menilai seluruh kompetensi baik sikap,
pengetahuan, maupun keterampilan. Penilaian di tingkat satuan pendidikan
dideskripsikan sesuai dengan mata pelajaran sudah memuat jenis, teknik,
dan instrumen penilaian yang akan digunakan.
e) Menetapkan alokasi waktu tatap muka untuk menyelesaikan ketuntasan
kompetensi dasar baik sikap, pengetahuan, maupun keterampilan sesuai
dengan alokasi waktu yang terdapat dalam struktur kurikulum dengan
mempertimbangkan keluasan, kedalaman, dan tingkat kesulitan.
f) Menentukan sumber belajar dan media pembelajaran yang sesuai dengan
kompetensi dan materi pokok yang dikembangkan dapat berupa buku
(cetak dan digital), media cetak dan elektronik, lingkungan (alam, sosial,
dan budaya) sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan.
e. Pengembang Silabus
Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh guru secara mandiri atau
berkelompok dalam sebuah sekolah/madrasah atau beberapa sekolah dalam
satu gugus sekolah, tim pengembang kurikulum (TPK) baik di tingkat Pusat dan
Daerah, kelompok kerja guru (KKG), dan Dinas Pendidikan (Kabupaten/Kota).
12
1. Disusun secara mandiri oleh guru apabila guru yang bersangkutan mampu
mengenali karakteristik peserta didik, kondisi sekolah/madrasah dan
lingkungannya.
2. Di SD/MI semua guru kelas, dari kelas I sampai dengan kelas VI, menyusun
silabus secara bersama.
3. Sekolah/Madrasah yang belum mampu mengembangkan silabus secara
mandiri, dapat mengembangkan secara bersama-sama dengan
sekolah/madrasah lain, atau melalui forum KKG.
4. Dinas Pendidikan dapat menyelenggarakan forum untuk mengembangkan
silabus sesuai dengan tingkat dan jenjang pendidikan yang merupakan
binaannya.
13
tahunan.
Langkah-langkah perancangan program semester:
1. Menelaah kalender pendidikan dan ciri khas satuan pendidikan berdasarkan
kebutuhan tingkat satuan pendidikan.
2. Menandai hari-hari libur, permulaan tahun pelajaran, minggu pembelajaran
efektif, dan waktu pembelajaran efektif (per minggu). Hari-hari libur
meliputi:
Jeda tengah semester
Jeda antar semester
Libur akhir tahun pelajaran
Hari libur keagamaan
Hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional
Hari libur khusus
3. Menghitung jumlah Hari Belajar Efektif (HBE) dan Jam Belajar Efektif (JBE)
setiap bulan dan semester dalam satu tahun.
4. Mendistribusikan alokasi waktu yang disediakan untuk semua KD serta
mempertimbangkan waktu untuk ulangan serta review materi.
Program semester berisikan garis-garis besar mengenai hal-hal yang hendak
dilaksanakan dan dicapai dalam semester tersebut. Pada umumnya program
semester ini berisikan:
• Identitas (satuan pendidikan, mata pelajaran, kelas/semester, tahun
pelajaran)
• Format isian (KD, alokasi waktu, dan bulan yang terinci per minggu, dan
keterangan yang diisi kapan pelaksanaan pembelajaran berlangsung.
Secara sederhana teknik pengisian program semester sama seperti program
tahunan. Beberapa komponen yang sudah ada dalam program tahunan tinggal
memindah saja (KD). Seperti program tahunan, program semester juga banyak
alternatifnya.
14
6. Pedoman Pengembangan RPP Mata Pelajaran Matematika
a. Pengertian
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan
pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan
dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam
upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Setiap pendidik pada satuan
pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar
pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik. RPP disusun berdasarkan KD atau subtema yang dilaksanakan kali
pertemuan atau lebih. (Permendikbud No. 22 tahun 2016)
b. Komponen RPP
Komponen RPP sesuai Permendikbud Nomor 22 tahun 2016 terdiri atas:
1) identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan;
2) identitas mata pelajaran atau tema/subtema;
3) kelas/semester;
4) materi pokok;
5) alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD
dan beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang
tersedia dalam silabus dan KD yang harus dicapai;
6) tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan
menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
7) kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi;
8) materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang
relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan
indikator ketercapaian kompetensi;
9) metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang
disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai;
15
10)media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk
menyampaikan materi pelajaran;
11) sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam
sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan;
12)langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan, inti,
dan penutup; dan
13)penilaian hasil pembelajaran.
Catatan: Komponen RPP tersebut di atas bersifat minimal, artinya setiap satuan
pendidikan diberikan peluang untuk menambah komponen lain, selama komponen
tersebut memberikan kemudahan dalam pelaksanaan pembelajaran
16
5) Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk
mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan
berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.
6) Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan program
pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi.
7) Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi,
penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar.
8) Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi,
sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi
d. Langkah – langkah Penyusunan RPP
a. Mengkaji silabus mata pelajaran matematika meliputi: (1) KI dan KD; (2)
materi pembelajaran; (3) proses pembelajaran; (4) penilaian
pembelajaran; (5) alokasi waktu; dan (6) sumber belajar.
b. Merumuskan indikator pencapaian KD.
c. Merumuskan tujuan pembelajaran.
d. Mengembangkan materi pembelajaran. Materi Pembelajaran dapat
berasal dari buku teks pelajaran (buku siswa) dan buku panduan guru,
sumber belajar lain berupa muatan lokal, materi kekinian, konteks
pembelajaran dari lingkungan sekitar yang dikelompokkan menjadi
materi untuk pembelajaran reguler, pengayaan, dan remedial.
e. Menjabarkan kegiatan pembelajaran yang ada pada silabus dalam
bentuk yang lebih operasional berupa pendekatan saintifik disesuaikan
dengan kondisi siswa dan satuan pendidikan termasuk penggunaan
media, alat, bahan, dan sumber belajar.
f. Menentukan alokasi waktu untuk setiap pertemuan berdasarkan alokasi
waktu pada silabus. Selanjutnya dibagi ke dalam kegiatan pendahuluan,
inti, dan penutup.
g. Mengembangkan penilaian pembelajaran dengan cara menentukan
lingkup, teknik, dan instrumen penilaian, serta membuat pedoman
penskoran.
h. Menentukan strategi pembelajaran remedial segera setelah dilakukan
17
penilaian.
i. Menentukan Media, Alat, Bahan, dan Sumber Belajar disesuaikan
dengan yang telah ditetapkan dalam langkah penjabaran proses
pembelajaran.
18
merupakan pembelajar yang pasif (passive learners) menjadi peserta didik
merupakan pembelajar yang aktif (active learners) (NCTM, 1989, 2000). Dalam
pembelajaran matematika, seperti dikemukakan dalam NCTM (1989, 2000)
diharapkan para peserta didik akan meningkat kemampuannya dalam hal
penalaran (reasoning), pemecahan masalah (problem solving), komunikasi
matematis (mathematical communication), koneksi-koneksi matematis
(mathematical connections), dan dalam hal menggunakan representasi
matematis(mathematical representation). Menurut Brownell (dalam Reys, Suydam,
Lindquist, & Smith, 1998), matematika dapat dipandang sebagai suatu sistem yang
terdiri atas ide, prinsip, dan proses sehingga keterkaitan antar aspek-aspek
tersebut harus dibangun dengan penekanan bukan pada memori atau hapalan
melainkan pada aspek penalaran atau intelegensi anak. Untuk terbentuknya
kemampuan koneksi matematik tersebut, dalam NCTM Standards (2000) dijelaskan
bahwa pembelajaran matematika harus diarahkan pada pengembangan
kemampuan berikut: (1) memperhatikan serta menggunakan koneksi matematik
antar berbagai ide matematik, (2) memahami bagaimana ide-ide matematik saling
terkait satu dengan lainnya sehingga terbangun pemahaman menyeluruh, dan (3)
memperhatikan serta menggunakan matematika dalam konteks di luar matematika
(Didi Suryadi, 2011).
Studi Trend in International Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Program for
International Student Assessment (PISA) telah menjadi standar baru bagi pembelajaran
matematika. Salah satu tujuan studi dari TIMSS dan PISA yaitu mengetahui
kemampuan peserta didik dalam penalaran, mengidentifikasi, dan memahami, serta
menggunakan dasar-dasar matematika yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
Atau dengan kata lain, peserta didik harus memiliki literasi matematika. Konsep
tentang literasi matematika dimaksudkan kemampuan individu untuk
memformulasikan, menggunakan, dan menginterpretasikan matematika dalam
berbagai konteks. Hal ini termasuk penalaran matematis dan menggunakan konsep-
konsep matematika, prosedur, fakta, dan peralatan untuk menggambarkan,
menjelaskan, dan memprediksi penomena atau peristiwa (OECD, 2013).
Survei TIMSS yang dilakukan oleh The International Association for the Evaluation and
Educational Achievement (IAE) berkedudukan di Amsterdam, mengambil fokus pada
19
domain isi matematika dan kognitif siswa. Domain isi meliputi Bilangan, Aljabar,
Geometri, Data dan Peluang, sedangkan domain kognitif meliputi pengetahuan,
penerapan, dan penalaran. Survei dilakukan setiap 4 (empat) tahun yang diadakan
mulai tahun 1999, khusus untuk peserta didik berusia 14 tahun. Hasil analisis lebih
jauh untuk studi TIMSS menunjukkan bahwa soal-soal yang digunakan untuk
mengukur kemampuan peserta didik dibagi menjadi empat kategori, yaitu: low
mengukur kemampuan sampai level knowing , intermediate mengukur kemampuan
sampai level applying, high mengukur kemampuan sampai level reasoning, dan
advance mengukur kemampuan sampai level reasoning with incomplete
information. Sedangkan studi PISA, yang diselenggarakan oleh Organization for
Economic Cooperation and Development (OECD) sebuah badan PBB yang
berkedudukan di Paris, bertujuan untuk mengetahui literasi matematika siswa. Fokus
studi PISA adalah kemampuan peserta didik dalam mengidentifikasi dan memahami
serta menggunakan dasar-dasar matematika yang diperlukan dalam kehidupan
sehari-hari. Studi dilakukan setiap 3 (tiga) tahun yang dilakukan mulai tahun 2000,
untuk peserta didik berusia 15 tahun. Berdasarkan analisis hasil PISA 2009,
ditemukan bahwa dari 6 (enam) level kemampuan yang dirumuskan di dalam studi
PISA, hampir semua peserta didik Indonesia hanya mampu menguasai pelajaran
sampai level 3 (tiga) saja, sementara negara lain yang terlibat di dalam studi ini
banyak yang mencapai level 4 (empat), 5 (lima), dan 6 (enam).
Indonesia telah empat kali mengikuti TIMSS pada tahun 1999, 2003, 2007, dan
2011 dan beberapa kali mengikuti PISA (Sri Whardani, 2011). Laporan hasil studi
TIMSS dan PISA secara umum menyimpulkan bahwa:
a) Peserta didik belum mampu mengembangkan kemampuan berpikirnya secara
optimum dalam mata pelajaran matematika di sekolah.
b) Proses pembelajaran matematika belum mampu menjadikan peserta didik
mempunyai kebiasaan membaca sambil berpikir dan bekerja agar dapat
memahami informasi esensial dan strategis dalam menyelesaikan soal.
c) Dari penyelesaian soal-soal yang dibuat siswa, tampak bahwa dosis mekanistik
masih terlalu besar dan dosis penalaran masih rendah.
d) Mata pelajaran matematika bagi peserta didik belum menjadi “sekolah
berpikir”. Peserta didik masih cenderung “menerima” informasi kemudian
20
melupakannya sehingga mata pelajaran matematika belum mampu membuat
peserta didik cerdik, cerdas, dan cekatan.
e) Hasil studi TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study)
menunjukkan peserta didik Indonesia berada pada rangking amat rendah
dalam kemampuan (1) memahami informasi yang komplek, (2) teori, analisis
dan pemecahan masalah, (3) pemakaian alat, prosedur dan pemecahan masalah
dan (4) melakukan investigasi. Hasil-hasil ini menunjukkan perlu ada
perubahan orientasi kurikulum, yaitu tidak membebani peserta didik dengan
konten namun mengutamakan pada aspek kemampuan esensial yang
diperlukan semua warga negara untuk berperan serta dalam membangun
negaranya pada abad 21.
Studi TIMSS dan PISA tersebut intinya terletak pada kekuatan penalaran matematis
peserta didik serta kemampuan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal
ini menunjukkan kelemahan peserta didik dalam menghubungkan konsep-konsep
matematika yang bersifat formal dengan permasalahan dalam dunia nyata.
Memperhatikan rendahnya kemampuan peserta didik Indonesia dalam survei
tersebut, Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan sebenarnya telah mengantisipasinya dengan melakukan beberapa
perubahan kurikulum.
Kelemahan pembelajaran matematika saat ini para peserta didik tidak dapat
menghubungkan konsep-konsep matematika di sekolah dengan pengalaman mereka
sehari-hari. Pembelajaran matematika terlalu formal, kurang mengkaitkan dengan
makna, pemahaman, dan aplikasi dari konsep-konsep matematika, serta gagal dalam
memberikan perhatian yang cukup terhadap kemampuan penalaran dan pemecahan
masalah (NCTM, 2014). Sementara Callison (2013) menyebutkan bahwa para
peserta didik membutuhkan pengembangan kemampuan praktis matematika seperti
pemecahan masalah, membuat hubungan, memahami berbagai representasi dari
ide-ide matematika, mengkomunikasikan proses pemikiran mereka, dan
menjelaskan penalaran penalaran yang mereka lakukan.
22
Kecakapan atau kemahiran matematika merupakan bagian dari kecakapan hidup
yang harus dimiliki peserta didik terutama dalam pengembangan penalaran,
komunikasi, dan pemecahan masalah yang dihadapi dalam kehidupan peserta
didik sehari-hari. Oleh karena itu mata pelajaran Matematika perlu diberikan
kepada semua peserta didik mulai dari Sekolah Dasar, untuk membekali peserta
didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, inovatif dan
kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar
peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan
memanfaatkan informasi untuk hidup lebih baik pada keadaan yang selalu
berubah, tidak pasti, dan sangat kompetitif. Dalam melaksanakan pembelajaran
matematika, diharapkan bahwa peserta didik harus dapat merasakan kegunaan
belajar matematika.
b. Tujuan
Setelah mempelajari matematika peserta didik diharapkan dapat:
1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan
menggunakan konsep secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan
masalah. Indikator-indikator pencapaian kecakapan ini, meliputi:
a) Menafsirkan konsep yang telah dipelajari dalam bahasa atau pengetahuan
sebelumnya,
b) mengklasifikasikan objek-objek berdasarkan atribut-atribut penting yang
bersesuaian dengan suatu konsep,
c) mengidentifikasi sifat-sifat konsep,
d) menerapkan konsep secara logis,
e) memberikan contoh atau contoh penyangkal (bukan contoh) konsep yang
dipelajari,
f) menyajikan konsep dalam berbagai macam bentuk representasi matematis
(tabel, grafik, diagram, model matematika, atau cara lainnya),
g) mengaitkan berbagai konsep dalam matematika maupun di luar matematika,
h) mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep.
24
4) Mampu mengomunikasikan gagasan, penalaran serta mampu menyusun bukti
matematika dengan menggunakan kalimat lengkap, simbol, tabel, diagram, atau
representasi lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. Indikator-indikator
pencapaian kecakapan ini, meliputi:
a) memberikan alasan atau bukti terhadap kebenaran suatu pernyataan,
b) menduga dan memeriksa kebenaran dugaan (conjecture),
c) memeriksa kesahihan atau kebenaran suatu argumen dengan penalaran
induktif atau deduktif,
d) menurunkan atau membuktikan rumus dengan penalaran deduktif,
e) menduga dan memeriksa kebenaran dugaan.
5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika,
serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.Indikator-indikator
pencapaian kecakapan ini, meliputi:
a) memiliki rasa ingin tahu yang tinggi,
b) bersikap penuh perhatian dalam belajar matematika,
c) bersikap antusias dalam belajar matematika,
d) bersikap gigih dalam menghadapi permasalahan,
e) memiliki penuh percaya diri dalam belajar dan menyelesaikan masalah.
6) Memiliki sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai dalam matematika
dan pembelajarannya, seperti taat azas, konsisten, menjunjung tinggi
kesepakatan, toleran, menghargai pendapat orang lain, santun, demokrasi, ulet,
tangguh, kreatif, menghargai kesemestaan (konteks, lingkungan), kerjasama,
adil, jujur, teliti, cermat, bersikap luwes dan terbuka, memiliki kemauan berbagi
rasa dengan orang lain
7) Melakukan kegiatan–kegiatan motorik yang menggunakan pengetahuan
matematika
8) Menggunakan alat peraga sederhana maupun hasil teknologi untuk melakukan
kegiatan-kegiatan matematika. Kecakapan atau kemampuan-kemampuan
tersebut saling terkait erat, yang satu memperkuat sekaligus membutuhkan yang
lain. Sekalipun tidak dikemukakan secara eksplisit, kemampuan berkomunikasi
muncul dan diperlukan di berbagai kecakapan, misalnya untuk menjelaskan
25
gagasan, menyajikan rumusan dan penyelesaian masalah, atau mengemukakan
argumen pada penalaran.
c. Ruang Lingkup
Dalam setiap aspek kehidupan, manusia perlu menyediakan berbagai kebutuhan
dengan jumlah tertentu, yang berkaitan dengan aktivitas menghitung dan mengarah
pada konsep aritmetika (studi tentang bilangan) serta aktivitas mengukur yang
mengarah pada konsep geometri (studi tentang bangun, ukuran dan posisi).
Saat ini, banyak ditemukan kaidah atau aturan untuk memecahkan masalah-
masalah yang berhubungan dengan pengukuran, yang biasanya ditulis dalam rumus
atau formula matematika, dan ini dipelajari dalam geometri dan pengukuran.
Pengukuran dapat dilakukan secara langsung misal panjang atau lebar kertas,
kebun, atau ruang kelas serta proses pengukuran yang dilakukan secara tak
langsung seperti pengukuran peta dengan menggunakan skala.
Ruang lingkup dan peta materi matematika SD/MI digambarkan sebagai berikut.
26
Gambar diagram cakupan materi matematika
27
F. SKENARIO PELATIHAN
Pendahuluan
(Doa, dinamika Kerja Kelompok Kerja
kelompok, (Lk 1.1) Kelompok
penyampaian Presentasi (Lk 1. 2)
tujuan, motivasi, perwakilan Presentasi
penjelasan skenario kelompok perwakilan
pelatihan (gunakan Penguatan oleh kelompok
PPT 1.1), ice fasilitator Penguatan
breaking, salam oleh
(gunakan PPT 1.1)
PPK/tepuk PPK/ fasilitator
(50’)
Mars PPK, Lagu (gunakan
Nasional/Lagu PPT 1.1)
Daerah) (60’)
(15’)
Penutup
(Refleksi, kesimpulan,
games penyemangat,
salam PPK/tepuk
PPK/Mars PPK, Lagu
Nasional/Lagu Daerah,
motivasi, rencana
tindak lanjut dan
doa/rasa syukur)
(10’)
28
Langkah-langkah Kegiatan
Media/Alat/ Alokasi
Nomor Uraian Kegiatan Metode
Bahan Waktu
Pendahuluan
30
Tugas dan Lembar Kerja
LK. 1.1 :
Tugas : Diskusi keterkaitan SKL-KI-KD
Tujuan : Mampu menganalisis keterkaitan antara SKL, KI, KD, dan IPK
Petunjuk : 1. Bukalah Permendikbud No 20 tahun 2016 dan Permendikbud
No 24 tahun 2016.
2. Buatlah contoh keterkaitan SKL-KI- dan KD (1 KD Pengetahuan
dan 1 KD Keterampilan)
LK. 1.2:
Tugas : Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Tujuan : Mampu merumuskan indikator sesuai dengan KD yang diberikan
Petunjuk : 1. Pilihlah satu pasang KD Matematika kelas IV/V/VI (dari aspek
pengetahuan dan keterampilan)
2. Cermati pasangan KD tersebut
3. Rumuskan indikator dari masing-masing KD tersebut
4. Tukarkan hasil kerja dengan peserta/kelompok lain.
5. Peserta saling memberikan pendapat.
6. Gunakan poin-poin berikut sebagai panduan dalam
memberikan pendapat :
- Apakah penggunaan kata kerja operasional pada indikator
sudah tepat?
- Apakah kata kerja operasional bisa diukur pencapaiannya?
- Apakah pencapaian indikator mengarah pada pencapaian
kompetensi
KD Pengetahuan :
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
Indikator :
1. ……………………………………………………………………………………..……………………..
2. …………………………………………………………………………………………………………….
31
KD Keterampilan :
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
Indikator :
1. ………………………………………………………………………………………………………
2. ………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
Pendahuluan
(Doa, penyampaian Diskusi kelompok : Penguatan atas
tujuan, motivasi, Tentang Silabus hasil diskusi
penjelasan skenario (20’) Presentasi
pelatihan, ice breaking) PPT 2.1
(10’) (30’)
Setiap kelompok
Penutup ditugaskan menyusun
(Refleksi, kesimpulan, Silabus Matematika (LK
games penyemangat, 2.1) Diskusi dan penguatan
motivasi, rencana oleh fasilitator
tindak lanjut dan (65’)
doa/rasa syukur) Praktik Peer Teaching
(10’) Diskusi hasil pengamatan
Penguatan
(190’)
32
Langkah-langkah Kegiatan
Media/Alat/ Alokasi
Nomor Uraian Kegiatan Metode
Bahan Waktu
Pendahuluan
Inti
Penutup
33
LK 2.1. Pengembangan Silabus
SILABUS
Kompetensi Inti :
1. ……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
2. ……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
34
Kegiatan 3 : Penyusunan Prota dan Prosem
Alokasi Waktu : 5 JP @ 45 Menit
Pendahuluan
(Doa, penyampaian
Diskusi kelompok : Penguatan atas
Kendala dan solusi
tujuan, motivasi, hasil diskusi
dalam menyusun
penjelasan skenario Presentasi
prota, prosem dan
pelatihan, ice breaking) PPT 3.1
pemetaan KD
(10’) (20’)
(20’)
Setiap kelompok
Penutup ditugaskan menyusun
(Refleksi, kesimpulan, prota (LK 3.1) dan prosesm
games penyemangat, (LK 3.2)
motivasi, rencana Diskusi dan penguatan
tindak lanjut dan oleh fasilitator
doa/rasa syukur) (75’)
(10’) Praktik Peer Teaching
Diskusi hasil pengamatan
Penguatan
(190’)
Langkah-langkah Kegiatan
Media/Alat/ Alokasi
Nomor Uraian Kegiatan Metode
Bahan Waktu
Pendahuluan
Inti
Penutup
36
LK. 3.1. Penyusunan Prota
Alokasi
NO KD Waktu
(1 JP = 35')
Menjelaskan pecahan-pecahan senilai dengan gambar
3.1
dan model konkret (T2) 24
Mengidentifikasi pecahan-pecahan senilai dengan
4.1
gambar dan model konkret
… …
Dan seterusnya, dilanjutkan untuk seluruh KD
…
Matematika kelas IV
37
LK. 3.2. Penyusunan Prosem
38
PROGRAM SEMESTER MATEMATIKA
Satuan Pendidikan : SD ………………………………..
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : IV (Empat) / I (Satu)
Tahun Pelajaran : 2017/2018
Penutup
(Refleksi, kesimpulan,
games penyemangat,
salam PPK/tepuk
PPK/Mars PPK, Lagu Telaah RPP Finalisasi RPP
Nasional/Lagu Daerah, Presentasi yang telah
motivasi, rencana hasil telaah dibuat hari
tindak lanjut dan Penguatan sebelumnya
doa/rasa syukur) (85’) (30’)
(15’)
39
Langkah-langkah Kegiatan
Media/Alat/ Alokasi
Nomor Uraian Kegiatan Metode
Bahan Waktu
Pendahuluan
2 Fasilitator mengondisikan
peserta dengan dengan motivasi
dan ice breaking
3 Fasilitator menginternalisasi PPK
dalam tugas Guru dengan
mempraktikkan langsung simbol-
simbol PPK antara lain salam
PPK/ tepuk PPK/ Mars PPK/Lagu
Indonesia Raya 3
stanza/LaguNasional/Lagu
Daerah
40
Media/Alat/ Alokasi
Nomor Uraian Kegiatan Metode
Bahan Waktu
8 Perwakilan peserta
mempresentasikan hasil telaah
yang telah dilakukan
9 Fasilitator menyampaikan
penguatan
Penutup
3 Fasilitator menyampaikan
informasi kegiatan selanjutnya
atau tindak lanjut yang dapat
dilakukan terkait materi
pelatihan
4 Kegiatan ditutup dengan games
penyemangat, motivasi,
internalisasi PPK (salam
PPK/tepuk PPK/Lagu
Nasional/Lagu Daerah) dan
doa/rasa syukur
41
Tugas dan Lembar Kerja
Tujuan:
Peserta mampu :
Langkah Kerja:
1. Kerjakan tugas ini secara berpasangan.
2. Tukarkan RPP antar peserta. Lakukan penelaahan Pelajari LK telaah RPP ini Cermati
maksud dari setiap aspek dalam format.
3. Cermati RPP peserta lain yang akan ditelaah.
4. Isilah LK sesuai dengan petunjuk pada format telaah RPP.
5. Berikan catatan khusus atau alasan Anda memberi skor pada suatu aspek pada RPP.
6. Berikan masukan atau rekomendasi secara umum sebagai saran perbaikan RPP pada
kolom yang tersedia.
42
Petunjuk:
1. Berilah tanda cek (√) pada kolom “Ya” dan “Tidak” pada tiap aspek pengamatan!
Berikan catatan atau saran untuk perbaikan RPP sesuai penilaian Anda!
2. Fokuskan telaah RPP pada perencanaan penguatan karakter peserta didik melalui
literasi, kompetensi abad 21 (4C) dan HOTS.
3. Identitas RPP yang ditelaah:
Nama : ....................................................................................
Institusi : ....................................................................................
Saran
Aspek yang Diamati Ada Tidak Catatan
Perbaikan
A. Identitas
1. Nama Sekolah
2. Mata Pelajaran
3. Kelas/Semester
4. Materi Pokok
5. Alokasi Waktu
B. Kompetensi Inti
1. Terdapat KI-1, KI-2, KI-3, dan KI-4
C. Kompetensi Dasar
1. Kompetensi Dasar Pengetahuan
(KD dari KI-3)
2. Kompetensi Dasar Pengetahuan
(KD dari KI-4)
D. Indikator
1. Indikator dari Kompetensi Dasar
Pengetahuan (KD dari KI-3)
2. Indikator dari Kompetensi Dasar
Pengetahuan (KD dari KI-4)
E. Perumusan Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan realistik, dapat dicapai melalui
proses pembelajaran
2. Relevan antara KI, kompetensi dasar dan
indikator
3. Mencakup pengembangan sikap,
pengetahuan dan keterampilan
4. Mengandung unsur proses dan hasil
pembelajaran.
5. Karakter siswa secara eksplisit dirumuskan
dalam tujuan pembelajaran
43
F. Materi Pembelajaran
1. Materi dikaitkan dengan pengetahuan lain
yang relevan, perkembangan Iptek, dan
kehidupan nyata
2. Materi disusun secara sistematis (dari
mudah ke sulit, dari konkrit ke abstrak)
G. Materi Pembelajaran
1. Materi dikaitkan dengan pengetahuan lain
yang relevan, perkembangan Iptek , dan
kehidupan nyata
2. Materi disusun secara sistematis (dari
mudah ke sulit, dari konkrit ke abstrak)
H.Media/alat, bahan, dan sumber belajar
1. Memuat jenis media pembelajaran yang
relevan
2. Memuat jenis sumber belajar yang relevan
I.Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan
a. Memuat aktivitas penyiapan fisik dan
psikis siswa dengan sapaan, doa dan
pemberian salam
b. Memuat aktivitas penyampaian
kompetensi yang akan dicapai
c. Memuat aktivitas pengajuan pertanyaan
menantang untuk memotivasi
d. Memuat aktivitas penyampaian manfaat
mempelajari materi pembelajaran
e. Memuat aktivitas penyampaian aspek yang
akan dinilai selama proses pembelajaran
f. Memuat aktivitas penyampaian rencana/
langkah-langkah kegiatan (misalnya: kerja
individual, kerja kelompok, diskusi,
melakukan observasi, dll.)
g. Memuat kegiatan penguatan karakter
siswa dalam bentuk kegiatan
brainstorming
2. Kegiatan Inti
a. Memuat rancangan pembelajaran yang
sesuai dengan kompetensi yang akan
dicapai
44
b. Memuat aktivitas yang menumbuhkan
partisipasi aktif siswa dalam
pembelajaran
c. Tercermin langkah-langkah dalam
pendekatan saintifik/ pendekatan/
model lain yang relevan
d. Memuat berbagai aktivitas
pembelajaran secara individu/ kelompok
3. Penutup pembelajaran
a. Memuat aktivitas siswa untuk
menyimpulkan atau merangkum materi
pembelajaran
b. Memuat aktivitas siswa untuk merefleksi
proses dan materi pembelajaran
c. Memuat aktivitas tindak lanjut, khusus
bagi peserta didik yang membutuhkan
pelayanan khusus diberikan bantuan
psiko-edukasi, dan remedial /
pengayaan;
d. Memuat aktivitas siswa untuk
penumbuhan nilai karakter (doa,
menyanyikan lagu wajib, lagu daerah,
menguatkan kembali sikap spiritual dan
sosial)
H. Penilaian
1. Terdapat teknik dan instrumen
penilaian sikap yang sesuai
2. Terdapat teknik dan instrumen
penilaian pengetahuan yang sesuai
3. Terdapat teknik dan instrumen
penilaian keterampilan yang sesuai
Skor yang diperoleh … …
45
Skor yang diperoleh
Nilai = x 100
Skor maksimal
…
Nilai = x 100 = ….
41
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
......................................................................
46