Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 21

Makalah Fisika Umum I

D
I
S
U
S
U
N
Oleh:
Kelompok 6
1. FADHILAH KHAIRUNNISA
2. FITRI LESTARI
3. GAYATRI LIA WINDARI
4. HAFNI HUTABARAT
5. INDAH PUTRI PRATAMA LUBIS
6. LINDA SAFITRI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2015
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyusun makalah ini
tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang teori kinetik gas.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan
hambatan.Akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa
teratasi.Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah
ini.Semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha
Esa.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
dari segi penyusunan maupun isinya. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun demi penyempurnaan makalah ini dimasa
mendatang.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua.

Medan, 7 Desember 2015

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………….. i


DAFTAR ISI …………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………….. 1
BAB II KAJIAN TEORI …………………………………………….. 2
2.1 Pengertian Teori Kinetik Gas …………………………….. 2
2.2 Gas Ideal …………………………………………….. 2
2.3 Sifat-sifat Gas Ideal …………………………………….. 2
2.4 Hukum Tentang Gas Ideal …………………………….. 2
BAB III PEMBAHASAN …………………………………………….. 4
3.1 Pengertian Teori Kinetik Gas …………………………….. 4
3.2 Sifat-sifat Teori Kinetik Gas …………………………….. 5
 Persamaan Gas Turunan Dari Teori Kinetik …………….. 6
 Penurunan Persamaan Gas Ideal ….…………………. 6
3.3 Jenis-jenis Gas ………...…………………………….…….. 7
3.4 Hukum-hukum dari Persamaan Gas Ideal ……………….……. 8
BAB IV KESIMPULAN …………………………………………….. 12
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………….. 13
LAMPIRAN …………………………………………………………….. 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya, setiap materi yang berinteraksi dengan lingkungannya,
cendderung akan mencapai sebuah kesetimbangan. Sebuah sistem dapat
berinteraksi dengan lingkungannya dengan menunjukkan perubahan fisis,
seperti perubahan tekanan, suhu, dll. Dalam interaksinya dengan lingkungan,
perubahan fisis partikel atau molekul dalam sistem memegang peranan
penting. Perilaku kinetisnya, dapat mempengaruhi energy dalam sistem,
tekanan atau volume dll.
Partikel seperti gas di ala mini memiliki sifat dan karakteristik yang
tidak sama. Interaksinya terhadap lingkungan membawakan respon yang
beragam. Perilaku gas atau partikel gas sangat kompleks sehingga sangat sulit
diamati. Mengenai kajian apa dan bagaimana perilaku gas, dan interaksinya
dengan lingkungan tertuang dalam sebuah teori yang dikenal dengan teori
kinetic gas.
Teori kinetik adalah teori yang menjelaskan perilaku sistem–sistem
fisis dengan menganggap bahwa sistem-sistem fisis tersebut terdiri atas
sejumlah besar molekul yang bergerak sangat cepat.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana teori kinetic gas tersebut ?
2. Bagaimana Sifat-sifat gas ideal ?
3. bagaimana teori kinetic gas menjelaskan keberadaan gas ideal ?
4. apa saja Jenis-jenis gas ?

C. Tujuan Masalah
1. Menelaah konsep dasar mengenai teori kinetic gas
2. Mengetahui sifat-sifat gas ideal.
3. Menelaah apa dan bagaimana teori kinetic gas dalam menjelaskan gas ideal.
4. Mengetahui jenis jenis gas.

1
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Teori kinetik Gas


Teori kinetik gas adalah teori yang menggunakan tinjauan tentang gerak
dan energy partikel-partikel gas untuk menyelidiki sifat-sifat gas secara
keseluruhan sebagai hasil rata-rata kelakuan partikel-partikel gas tersebut. Gas
yang ditinjau dalam permasalahan ini adalah gas ideal.

2.2 Gas Ideal


Gas ideal merupakan kumpulan dari partikel-partikel suatu zat yang
jaraknya cukup jauh dibandingkan dengan ukuran partikelnya. Partikel-
partikel itu selalu bergerak secara acak ke segala arah. Pada saat partikel gas
ideal itu bertumbukan antar partikel atau dengan dinding akan terjadi
tumbukan lenting sempurna sehingga tidak terjadi kehilangan energi.

2.3 Sifat-sifat Gas Ideal


Adapun sifat-sifat gas ideal diantaranya adalah sebagai berikut :
 Gas terdiri dari partikel-partikel yang jumlahnya banyak sekali dan
antar partikelnya tidak terjadi gaya tarik-menarik.
 Setiap partikel gas bergerak dengan arah sembarang.
 Ukuran partikel gas dapt diabaikan terhadap ukuran ruangan.
 Setiap tumbukan yang terjadi berlangsung secara lenting sempurna.
 Partikel gas terdistribusi merata dalam seluruh ruangan.
 Berlaku hukum newton tentang gerak.

2.4 Hukum Tentang Gas Ideal


a. Hukum Boyle
“ Apabila suhu gas yang berada dalam bejana tertutup dipertahankan konstan,
maka tekanan gas berbanding terbalik dengan volumenya”.

𝑃𝑉 = konstan

2
b. Hukum Charles
“ Apabila tekanan gas yang berada dalam bejana tertutup dipertahankan konstan,
maka volume gas sebanding dengan suhu mutlaknya”.
V1 V2

T1 T2
c. Hukum Gay Lussac
“Apabila volume gas yang berada dalam bejana tertutup dipertahankan konstan,
maka tekanan gas sebanding dengan suhu mutlaknya”.
P1 P2

T1 T2
d. Hukum Boyle-Gay lussac
Apabila hubungan pada tekanan,volume, dan suhu gas dalam persamaan Boyle,
Charles, dan Gay Lussac digabungkan maka diperoleh hubungan :
P1V1 P2V2
 Atau 𝑃 𝑉/𝑇 = konstan
T1 T2

3
BAB II
PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Teori Kinetik Gas


Teori kinetik adalah teori yang menjelaskan perilaku system-sistem fisis
dengan menganggap bahwa sejumlah besar molekul yang bergerak sangat cepat .
Teori kinetik gas tidak mengutamakan kelakuan sebuah partikel , tetapi meninjau
sifat zat secara keseluruhan berbagai hasil rata-rata kelakuan partikel tersebut.
(Fransk,dkk,1982:132)

Teori Kinetik (atau teori kinetik pada gas) berupaya menjelaskan sifat-sifat
makroscopik gas, seperti tekanan, suhu, atau volume, dengan memperhatikan
komposisi molekular mereka dan gerakannya. Intinya, teori ini menyatakan
bahwa tekanan tidaklah disebabkan oleh gerakan vibrasi di antara molekul-
molekul, seperti yang diduga Isaac Newton, melainkan disebabkan oleh tumbukan
antarmolekul yang bergerak pada kecepatan yang berbeda-beda.
Teori Kinetik dikenal pula sebagai Teori Kinetik-Molekular atau Teori
Tumbukan atau Teori Kinetik pada Gas. Dengan demikian, teroi kinetika gas
membahas sifat-sifat gas yang berhubungan dengan gerakan translasi dari atom
dan molekul dalam bentuk gas, serta menguji bagaimana sifat-sifat gas tersebut
dapat dibahas berdasarkan pada gerakan translasi yang bebas dan kontinyu dari
komponen-komponennya. Untuk dapat membahas sifat-sifat gas dengan lebih
sempurna, maka dalam teori kinetika gas digunakan pendekatan gas ideal.
Teori ini didasarkan atas 3 pengandaian:
1. Gas terdiri daripada molekul-molekul yang bergerak secara acak dan tanpa
henti.
2. Ukuran molekul-molekul dianggap terlalu kecil sehingga boleh diabaikan,
maksudnya garis pusatnya lebih kecil daripada jarak purata yang dilaluinya antara
perlanggaran.
3. Molekul-molekul gas tidak berinteraksi antara satu sama lain. Perlanggaran
sesama sendiri dan dengan dinding bekas adalah kenyal iaitu jumlah tenaga
kinetik molekulnya sama sebelum dan sesudah perlanggaran.

4
( Arllay,1994:210)

Sifat gas umum:


1. Gas mudah berubah bentuk dan volumenya.
2. Gas dapat digolongkan sebagai fluida, hanya kerapatannya jauh lebih kecil.

Sifat gas ideal:


1. Gas terdiri atas partikel-partikel dalam jumlah yang besar sekali, yang
senantiasa bergerak dengan arah sembarang dan tersebar merata dalam ruang yang
kecil.
2. Jarak antara partikel gas jauh lebih besar daripada ukuran partikel, sehingga
ukuran partikel gas dapat diabaikan.
3. Tumbukan antara partikel-partikel gas dan antara partikel dengan dinding
tempatnya adalah elastis sempurna.
4. Hukum-hukum Newton tentang gerak berlaku.
( Siswanto,2007: 72)

3.2 Sifat-sifat Teori Kinetik Gas


Gas terdiri atas molekul –molekul yang bergerak menurut jalan-jalan yang
lurus ke segala arah ,dengan kecepatan yang sangat tinggi .Molekul-molekul gas
ini selalu bertumbukan dengan molekul-molekul yang lain atau dengan dinding
bejana. Tumbukan terhadap dinding bejana ini yang menyebabkan adanya
tekanan.
Volume dari molekul –molekul gas sangat kecil bila dibandingkan dengan
volume yang ditempati oleh gas tersebut ,sehingga sebenarnya banyak ruang
yang kosong antara molekul –molekulnya. Hal ini yang menyebabkan gas
mempuyai rapat yang lebih kecil dari pada cairan atau zat padat. Hal ini juga
yang menyebabkan gas bersifat kompresibel atau mudah ditekan.
Karena molekul –molekul gas selalu bergerak ke segala arah,maka gas
yang satu mudah bercampur dengan gas yang lain (diffusi) ,asal keduanya tidak
bereaksi. Misalnya N2dan O2 ;CO2 dan H2; dan sebagainya.
(Bransdway,dkk,1987:92)

5
 Persamaan gas turunan dari teori kinetik
Dari anggapan –anggapan diatas dapat dijabarkan persamaan gas yang
menyatakan hubungan antara P,V,T dan n dari gas.
Misalnya n’ molekul gas , yang masing-masing mempunyai massa m
terdapat dalam kubus dengan rusuk I. Pada temperature tertentu , kecepatan
molekul –molekul gas sangat berbeda –beda ,tetapi kecepatan rata-rata C pada
temperatur tersebut, tetap untuk tiap gas. C ini nanti disebut kecepatan akar rata-
rata kuadrat .
(Sukardjo,2001:99-100)

 Penurunan persamaan gas ideal


Misalkan kita memiliki sejumlah tertentu gas dalam dalam suatu
tangki.kita boleh saja mengubah suhu mutlak T atau volum gas .kita temukan
bahwa untuk apa saja,tekanannya P berhubungan dengan suhu mutlak T dan
volum V yang dapat dinyatakan dengan suatu persamaan tertentu.gas yang
memenuhi persamaan ini disebut gas ideal, dan persamaannya tersebut persamaan
gas ideal.
Perhatikan sejenis gas ideal yang terdapat dalam suatu bejana silider.
volum gas ideal ini dapat diubah dengan menggerakkan pisto ke atas dan ke
bawah. Anggap bahwa benjana tidak bocor sehingga masa atau banyak mol gas
itu tetap. Persamaan gas ideal kita peroleh dengan dua cara berikut.
Cara pertama,suhu gas dijaga tetap dan volum di ubah-ubah dengan
menggerakkan pisto.misalnya tekanan gas mula-mula P0 dan volum gas mula-
mula V0.jika pisto digerakkan ke bawah hingga volm gas berkurang menjadi V0
,ternyata tekanan gas bertambah menjadi 2p0 . Jika piston terus digerakkan ke
bawah sehingga volume gas berkurang menjadi V0, ternyata tekanan gas
bertambah menjadi 4p0. Hasil inidapat disimpulkan oleh peryataan berikut:
Jika suhu gas yang berada dalam bejana tertutup (tidak bocor) dijaga
tetap, maka tekanan gas berbanding terbalik dengan volumnya.

6
Secara matematis ,pernyataan diatas dinyatakan:
PV = tetap
P1V1  P2V2

Persamaan gas ideal dapat juga ditulis


PV = nRT
(mengingat n = N/NA)
dalam konstanta Boltzmann:
PV = NkT
Kalau kita bandingkan dengan hasil dari teori kinetika gas teori ini secara
tidak sengaja telah memberikan interpretasi molekuler tentang konsep suhu
mutlak yang ternyata berbanding lurus dengan kecepatan kuadrat rata-rata.
Jadi energy kinetic rata-rata molekul:
( Frendric,1989.156-157)

3.3 Jenis-jenis gas


 Gas Monotomik
Molekul-molekul yang hanya mempunyai gerak translasi ( tidak ada
struktur dakhil didalam teori kinetik),sehingga U nRT.
 Gas Diatomik
Setiap molekul seperti sebuah bentuk dumbel (dumbbell shape) (dua bola
yang disambung oleh sebuah tongjat tegar).mplekul seperti itu dapat berotasi
terhadap salah satu dari tiga sumbu yang paling tegak –lurus terhadap satu sama
lain.akan tetapi,inarsia rotasi terhadap sebuah sumbu sepasang tongkat tegar
tersebut seharusnya dapat diabaikan dibandingkan kepada inersia rotasi terhadap
sumbu-sumbu yang tegak lurus pada tongkat,sehingga tenaga rotasi seharusnya
hanya terdiri dari dua suku,seperti Iωy2 dan Iωz2. Setiap derajat kebabasan rotasi
diharuskan oleh ekipartisi untuk mengkontribusi tenaga yang sama seperti setiap
derajat translasi, sehingga untuk suatu gas diatomic yang mempunyai gerak rotasi
dan translasi.
 gas poliatomik
Setiap molekul mempunyai tiga atau lebih bola (atom) yang disambung
bersama-sama oleh tongkat-tongkat didalam model kita,sehingga molekul tersebut

7
mampu berotasi terhadap salah satu dari tiga sumbu yang saling tegak lurus ,
dengan tenaga yang cukup besar.
Maka,untuk suatu gas poliatomik yang mempunyai gerak rotasi dan gerak
translasi.
(Dougllas,2001:221-223)

3.4 Hukum-hukum dari Persamaan Gas Ideal


a. Hukum Boyle
Hukum Boyle dikemukakan oleh fisikawan Inggris yang bernama Robert
Boyle. Hasil percobaan Boyle menyatakan bahwa apabila suhu gas yang berada
dalam bejana tertutup dipertahankan konstan, maka tekanan gas berbanding
terbalik dengan volumenya. Untuk gas yang berada dalam dua keadaan
keseimbangan yang berbeda pada suhu konstan, diperoleh kesamaan sebagai
berikut
P1V1  P2V2

Keterangan:
P1 = tekanan gas pada keadaan 1 (N/m2)

P2 = tekanan gas pada keadaan 2 (N/m2)

V1 = volume gas pada keadaan 1 (m3)

V2 = volume gas pada keadaan 2 (m3)

Grafik hubungan volume dan tekanan gas pada

8
suhu konstan (isotermal)
Jika dibuat grafik, maka akan menghasilkan sebuah kurva yang disebut
kurva isothermal. Perhatikanlah gambar diatas. Kurva isothermal merupakan
kurva yang bersuhu sama.
(sukardjo,1990:88)

b. Hukum Charles
Hukum Charles dikemukakan oleh fisikawan Prancis bernama Jacques
Charles. Charles menyatakan bahwa jika tekanan gas yang berada dalam bejana
tertutup dipertahankan konstan, maka volume gas sebanding dengan suhu
mutlaknya. Untuk gas yang berada dalam dua keadaan seimbang yang berbeda
pada tekanan konstan, di peroleh persamaan sebagai berikut :
V1 V2

T1 T2
Keterangan :
V1 = volume gas pada keadaan 1 (m3)

V2 = volume gas pada keadaan 2(m3)

T1 = suhu mutlak gas pada keadaan 1 (K)

T2 = suhu mutlak gas pada keadaan 2 (K)

Grafik hubungan volume dan suhu gas pada


tekanan konstan (isobarik)

9
Apabila hubungan antara volume dan suhu pada hokum Charles kita
lukiskan dalam grafik, maka hasilnya tampak seperti pada gambar di atas. Kurva
yang terjadi disebut kurva isobaric yang artinya bertekanan sama.
(Andre,2010:55)

c. Hukum Gay Lussac


Hukum Gay Lussac dikemukakan oleh kimiawan Perancis bernama Joseph
Gay lussac. Gay Lussac menyatakan bahwa jika volume gas yang berada dalam
bejana tertutup dipertahankan konstan, maka tekanan gas sebanding dengan suhu
mutlaknya. Untuk gas yang berada dalam dua keadaan seimbang yang berbeda
pada volume konstan, diperoleh persamaan sebagai berikut :

P1 P2

T1 T2
Keterangan :
P1 = tekanan gas pada keadaan 1 (N/m2)

P2 = tekanan gas pada keadaan 2 (N/m2)

T1 = suhu mutlak gas pada keadaan 1 (K)

T2 = suhu mutlak gas pada keadaan 2 (K)

Grafik hubungan tekanan dan suhu gas pada


volume konstan (isokhorik)

10
Apabila hubungan antara tekanan dan suhu gas pada hukum Gay Lussac
dilukiskan dalam grafik, maka hasilnya tampak seperti pada gambar diatas. Kurva
yang terjadi disebut kurva isokhorik yang artinya volume sama.

d. Hukum Boyle-Gay Lussac


Apabila hokum Boyle, hokum Charles, dan hokum Gay Lussac
digabungkan, maka diperoleh persamaan sebagai berikut :

P1V1 P2V2

T1 T2

Persamaan di atas disebut hokum Boyle-Gay Lussac. Kita telah


mempelajari hukum-humuk tentang gas, yaitu hokum Boyle, Charles, dan Gay
Lussac. Namun, dalam setiap penyelesaian soal biasanya menggunakan hukum
Boyle-Gay Lussac. Hal ini disebabkan hukum ini merupakan gabungan setiap
kondisi yang berlaku pada hukum-hukum gas ideal.
(Maikell,dkk,1986:67)

11
BAB III
KESIMPULAN

1. Teori kinetik gas adalah teori yang menjelaskan perilaku system-sistem fisis
dengan menganggap bahwa sistem-sistem fisis tersebut terdiri atas sejumlah
besar molekul yang bergarak sangat cepat.
Teori ini didasarkan atas 3 pengandaian:
 Gas terdiri dari molekul-molekul yang bergerak secara acak dan tanpa
henti.
 Ukuran molekul-molekul dianggap terlalu kecil sehingga boleh
diabaikan, maksudnya garis pusatnya lebih kecil daripada jarak purata
yang dilaluinya antara perlanggaran.
 Molekul-molekul gas tidak berinteraksi antara satu sama lain.
Perlanggaran sesama sendiri dan dengan dinding bekas adalah kenyal
yaitu jumlah tenaga kinetik molekulnya sama sebelum dan sesudah
perlanggaran.
2. Sifat gas ideal:
a. Gas terdiri atas partikel-partikel dalam jumlah yang besar sekali, yang
senantiasa bergerak dengan arah sembarang dan tersebar merata.
b. Jarak antara partikel gas jauh lebih besar daripada ukuran partikel, sehingga
ukuran partikel gas dapat diabaikan.
c. Tumbukan antara partikel-partikel gas dan antara partikel dengan dinding
tempatnya adalah elastis sempurna.
d. Hukum-hukum Newton tentang gerak berlaku.
3. Gas terbagi menjadi 3 jenis antara lain gas monoatomik, gas diatomik dan, gas
poliatomik.
4. Dapat kita ketahui bahwa sifat gas itu terdiri atas partikel dalam jumlah banyak
yang disebut molekul. Partikelnya bergerak secara acak atau sembarang tidak
ada gaya tarik-menarik antara partikel yang satu dengan partikel yang lain,
selang waktu tumbukan antara satu partikel dengan partikel yang lain
berlangsung sangat singkat. Macam-macam gas yaitu monatomik,diatomik,dan
poliatomik

12
DAFTAR PUSTAKA

Bueche, F.J., (1989), Teori dan Soal-soal Fisika, Jakarta, Erlangga


Cromer A.H., (1994), Fisika untuk Ilmu Hayati, Yogyakarta, UGM.
Giancoli, D.C., (2001), Fisika Edisi Kelima, Jajarta, Erlangga.
Nugraha, A.W., (2010), Gas dan Termodinamika Kimia, Bandung, Cita Pustaka
Media Perintis.
Sears, F.W.,Zemansky M.W., (1982), Fisika untuk Universitas 1, Jakarta,
Trimitramandiri
Siswanto ,2007, kempetensi Fisika, Yogyakarta, Citra Aji parama.
Sukardjo, 2002, Kimia Fisika, Jakarta, Rineka Cipta.
Sukardjo,1990,Kimia Organik,Jakarta, Rineka cipta.
Wood, B.D., Harahap Z., (1987), Penerapan Termodinamika, Jakarta, Erlangga.
Zemansky M.W., Richard H., Dittman, (1986), Kalor dan Termodinamika,
Bandung, ITB.

13
LAMPIRAN
Contoh soal
1. Sejumlah gas oksigen pada tekanan luar 101 kPa, suhu 5℃ ternyata bervolume
0,0200 𝑚3. Berapakah volumenya bila tekanan diubah menjadi 108 kPa dan
suhunya dinaikkan menjadi 30℃ ?
 P  T 
Penyelesaian : V2 = V1  1  2  Tetapi T1 = 5+273=278K, T2 = 30 +273 =303K
 P2  T1 

 101  303 
Maka V2 = (0,020 m 3 )    = 0,0204 m 3
 108  278 

2. Pada suatu hari dimana tekanan luar adalah 76 𝑐𝑚𝐻𝑔, alat ukur tekanan
(manometer terbuka) menunjukkan bahwa tekanan di dalam tangki
adalah400 𝑐𝑚𝐻𝑔. Suhu gas dalam tangki itu 9 ℃. Kalau suhu tangki akibat
pemanasan sinar matahari menjadinaik sampai 31 ℃,sedangkan tangki itu
tidak bocor, berapa tekanan yang ditunjukan manometer?
 T  V 
Penyelesaian: P2  P1  2  2 
 T1  V1 
Maka P1  76cmHg  400cmHg  476cmHg
Juga 𝑉1 = 𝑉2 , maka
273 + 31
𝑃2 = (476 𝑐𝑚𝐻𝑔) ( ) (1) = 513 𝑐𝑚𝐻𝑔
273 + 9
Alat akan menunjukkan 513 − 76 = 437 𝑐𝑚𝐻𝑔.

3. Tekanan ukur (gauge pressure) didalam ban mobil adalah 305𝑘𝑃𝑎 waktu
temperaturnya adalah 15 ℃.Setelah berjalan pada kecepatan tinggi, ban
menjadi panas dan tekanannya adalah 360 𝑘𝑃𝑎. Berapakah temperatur gas
dalam ban? Misalkan, tekanan atmosfir (udara luar) adalah101 𝑘𝑃𝑎.

Penyelesaian :

𝑃2 𝑉2
𝑇2 = 𝑇1 ( ) ( )
𝑃1 𝑉1

14
Dengan 𝑃1 = 305 + 101 = 406 𝑘𝑃𝑎 dan 𝑃2 = 360 + 101 = 461 𝑘𝑃𝑎

461
Maka 𝑇2 = (273 + 15) (406) (1) = 327 𝐾

Maka temperatur akhir dari banadalah 327 − 273 = 54℃.

4. Rapat massa gas nitrogen pada keadaan normal (0℃, 1 𝑎𝑡𝑚) adalah 1,25 𝑘𝑔/
𝑚3 . Berapakah rapat massa nitrogen pada suhu 42℃ dan tekanan 420 𝑘𝑃𝑎?

Penyelesaian:

𝜌 = 𝑚/𝑉

Maka 𝑉1 = 𝑚/𝜌1 dan 𝑉2 = 𝑚/𝜌2 untuk sejumlah gas yang berada dalam
kondisi yang sama.

𝑃1 𝑃2
=
𝜌1 𝑇1 𝜌2 𝑇2

𝑃 𝑇 730 273
Atau𝜌2 = 𝜌1 (𝑃2 ) (𝑇1 ) = (1,25 𝑘𝑔/𝑚3 ) (760) (273+ 42) = 1,04 𝑘𝑔/𝑚3
1 2

5. Sebuah tangki bervolume 3 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 berisi gas oksigen pada suhu 20℃ dan
tekanan alat 25 × 105 𝑃𝑎. Hitunglah massa oksigen itu. Berat molekul gas
oksigen adalah 32 kg/kmol. Tekanan udara luar 1 × 105 𝑃𝑎.

Penyelesaian :

Tekanan mutlak gas.

P=(tekanan alat) + (tekanan udara luar)

= (25 + 1) × 105 𝑁/𝑚2 =26 × 105 𝑁/𝑚2


Hukum gas: M = 32 kg/kmol, diperoleh

15
𝑚
𝜌𝑉 = ( ) 𝑅𝑇
𝑀
105 𝑁 𝑚 𝐽
(26 × 2
) (3 × 10−3 𝑚3 ) = ( ) (8314 ) (293 𝐾)
𝑚 32 𝑘𝑔/𝑘𝑚𝑜𝑙 𝑘𝑚𝑜𝑙. 𝐾
Nyata 𝑚 = 0,102 𝑘𝑔.

6. Sebuah molekul gas pada permukaan bumi kecepatan rms-nya adalah


kecepatan rms gas pada0℃ seandainya molekul itu dapat bergerak tegak-lurus
ke atas tanpa bertumbukan dengan molekul-molekul lain, berpakah ketinggian
yang dapat dicapai ?
Penyelesaian :
Mula-mula EK molekul adalah:
1 3
𝐸𝐾 = 2 𝑚0 𝑣 2 𝑟𝑚𝑠 = 2 𝑘T

Molekul akan naik hingga seluruh EK-nya berubah menjadi EPg.Maka, kalau
ℎ adalah ketinggian yang dicapai:
3
𝑘𝑇 = 𝑚0 𝑔ℎ
2
Dari dua persamaan ini:
1 3𝑘𝑇 1 (3)(1,38 × 10−23 𝐽/𝐾)(273 𝐾)
ℎ = ( )( ) = ( )[ ]
𝑚0 2𝑔 𝑚0 2(9,8 𝑚/𝑚2 )
5,8 × 10−22 𝑘𝑔 𝑚
=
𝑚0

7. Udara pada temperaturruang mempunyai massa-jenis seekitar 1,29 𝑘𝑔/𝑚3 .


Misalkan bahwa keseluruhannya merupakan satu gas, berapakah 𝑣𝑟𝑚𝑠 untuk
molekul-molekulnya?
Penyelesaian :
1
Berhubung 𝜌 = 3 𝜌𝑣 2 𝑟𝑚𝑠, maka kita peroleh

3𝑝 3(100 × 103 𝑃𝑎)


𝑣𝑟𝑚𝑠 = √ = √ ≈ 480𝑚/𝑠
𝜌 1,29𝑘𝑔/𝑚3

Dimana kita misalkan tekanan atmosfir adalah 100 kPa.

16
8. Di angkasa luar terdapat kira-kira 1 atom hidrogen setiap 𝑐𝑚3 , dimana
temperaturnya kira-kira 3,5 K. Berapakah laju rms dari atom-atom ini dan
berapakah tekanan yang dikeluarkan? (r.m.s = root mean square = akar rata-
rata kuadrat).
Penyelesaian :

3𝑘𝑇 3𝑘𝑇 3𝑅𝑇


𝑣𝑟𝑚𝑠 = √ = √ =√ ≈ 295 𝑚/𝑠
𝑚0 𝑀/𝑁𝐴 𝑀
𝑘𝑔
Dimana M untuk hidrogen adalah 1 𝑘𝑚𝑜𝑙 dan T =3,5 𝐾.Tekanan = 𝜌𝑣 2 𝑟𝑚𝑠 /3 .

Dan berhubung massa𝑚0 dari suatu atom hydrogen adalah (1𝑘𝑔/𝑘𝑚𝑜𝑙/𝑁𝐴 ),


dan berhubung ada 𝑁 = 106 𝑎𝑡𝑜𝑚/𝑚3 , maka
𝑁𝑚0 𝑁 1
𝜌= = ( ) 𝑚0 = 106 ( ) 𝑘𝑔/𝑚3
𝑉 𝑉 𝑁𝐴
1 1 106
Dan 𝜌 = 3 𝜌𝑣 2 𝑟𝑚𝑠 = ( ) (295)2 = 4,8 × 10−17 𝑃𝑎
3 6,02 × 1026

9. Gas hidrogen (𝑀 = 2 𝑘𝑔/𝑘𝑚𝑜𝑙) dan gas nitrogen (𝑀 = 28 𝑘𝑔/𝑘𝑚𝑜𝑙) berada


pada suhu yang sama. Tentukan perbandingan:
(a) (𝐸𝐾)𝐻 /(𝐸𝐾)𝑁
(b) (𝑣𝑟𝑚𝑠 )𝐻 /(𝑣𝑟𝑚𝑠 )𝑁
Penyelesaian :
3
(𝑎)EK translasi rata-rata molekul bergantung pada suhu saja: EK= 𝑘𝑇.
2
(𝐸𝐾)𝐻
Karena itu perbandingan (𝐸𝐾)𝑁
= 1.

(𝑣 ) 3𝑘𝑇/𝑚 𝑚
(𝑏) (𝑣𝑟𝑚𝑠 )𝐻 = √ 0𝐻
= √𝑚0𝑁
𝑟𝑚𝑠 𝑁 3𝑘𝑇/𝑚 0𝑁 0𝐻

Tetapi 𝑚0 = 𝑀/𝑁𝐴 , maka

(𝑣𝑟𝑚𝑠 )𝐻 𝑀𝑁 28
=√ = √ = 3,74
(𝑣𝑟𝑚𝑠 )𝑁 𝑀𝐻 2

Pada keadaan normal satu kilomol zat bevolume 22,4𝑚3 ; di dalamnya terdapat
𝑁𝐴 = 6,02 × 1026 𝑚𝑜𝑙𝑒𝑘𝑢𝑙. Jejak bebas rata-rata adalah :
1 1 22,4 𝑚3
j.b.r = =4𝜋√2(3×10−10 𝑚)2 (6,02×1026 ) = 2,4 × 10−8 𝑚
4𝜋√2𝑏 2 (𝑁/𝑉)

17
10. Pada tekanan berapakah jejak bebas rata-rata molekul bebentuk bola dengan
jari-jari 3 × 10−10 𝑚 adalah 50 𝑐𝑚 ? Andaikan gas bersifat ideal dan bersuhu
20℃.
Penyelesaian :
Dari rumus jejak bebas rata-rata diperoleh
𝑁 1
=
𝑉 4𝜋√2𝑏 2 (𝑗. 𝑏. 𝑟)
Bersama dengan rumus gas ideal 𝜌 𝑉 = 𝑁𝑘𝑇 sehingga:
𝑘𝑇 (1,38 × 10−23 𝐽/𝐾)(293 𝐾)
𝑃= = = 5,1 𝑚𝑃𝑎.
4𝜋√2𝑏 2 (𝑗. 𝑏. 𝑟) 4𝜋√2(3 × 10−10 𝑚)2 (0,50 𝑚)

18

You might also like