Abstrak

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 2

ABSTRAK

Usia 0 – 6 Tahun adalah usia dini yang dikenal dengan Golden Age (Usia
Emas), dimana pada usia ini pengalaman belajar anak menentukan potensinya di
masa depan. Pemberian stimulasi pada semua aspek intelegensinya mutlak
dibutuhkan. Pola berfikir anak pada usia ini bermula dari hal yang kongkrit menuju
hal yang abstrak. Aspek intelegensi pada pembelajaran di taman kanak – kanak
dikembangkan melalui bidang pengembangan antara lain adalah bidang
pengembangan bahasa, seni, fisik motorik dan kognitif. Semua bidang memiliki
tingkat kepentingan yang mutlak pada perkembangan anak usia dini, begitu juga
pada bidang pengembangan kognitif.
Bidang pengembangan kognitif dapat berkembang dengan baik apabila
multiple indranya difungsikan secara maksimal. Hal inilah yang menjadi salah satu
penyebab kesulitan anak dalam belajar bidang pengembangan kognitif. Apalagi jika
pembelajaran dilakukan dengan strategi yang monoton, yaitu hanya dengan metode
carita, Tanya jawab dan media lagu. Kesulitan ini juga dihadapi oleh siswa TK
Murni Asih , khususnya dalam hal mengenal mengenal warna. Sebagai upaya
perbaikan peneliti melakukan penelitian tentang pembelajaran kognitif dengan
mengangkat judul “Upaya Peningkatan Daya Fikir (Kognitif) Siswa Tentang
Mengenal Macam-Macam Warna Melalui Metode Eksperimen Di Kelompok B TK
Murni Asih Kecamatan Cigalontang Kabupaten Tasikmalaya Tahun Ajaran 2015

Pada bidang pengembangan kognitif diberikan action berupa kegiatan
strategi belajar metode eksperimen, yaitu dengan cara mengurutkan warna pada
pola dan mencampur warna sesuai dengan indikator dalam pembelajaran yang
berlangsung.
Penelitian ini dilakukan di TK YKAS I Cigalontang Desa Cigalontang
Kecamatan Cigalontang Kabupaten Taskmalaya. Dari hasil penelitian ini diketahui
adanya peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya
peningkatan kompetensi siswa dalam kemampuan mengenal macam-macam warna.
Dan telah diperoleh data dari hasil penelitian. Dari hasil pretest kompetensi klasikal
siswa hanya mencapai 13%, namun setelah dilakukan action dengan strategi
metode eksperimen, kompetensi bidang pengembangan kognitif mengalami
peningkatan menjadi 38% pada siklus I dan 79% pada siklus II.
Begitu juga tentang aktifitas siswa selama pembelajaran, yang terdiri dari
minat, kosentrasi, motivasi dan kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan
menjadi meningkat. Yang semula pada siklus satu masih berkategori cukup pada
siklus dua menjadi baik.
Dari hasil penelitian ini, disarankan kepada guru untuk senantiasa
mengedepankan aspek kebutuhan siswa dalam proses pembelajaran, seperti halnya
dengan memperhatikan kesukaan siswa dengan pola dan warna, melalui inovasi
pembelajaran seperti metode eksperimen dengan prinsip pembelajaran learn by
doing, learn to know, learn to be dan learn to live together.

You might also like