Bab I Pendahuluan

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 42

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Belajar pada hakikatnya adalah aktivitas untuk

melakukan perubahan tingkah laku pada diri individu yang

belajar.perubahan tingkah laku terjadi karena adanya usaha

individu yang bersangkutan baik yang mencakup ranah-ranah

afektif, kognitif dan psikomotorik (Bloom, 1974)

Pembelajaran merupakan bentuk penyelenggaraan

pendidikan yang memadukan secara sistematis dan

berkesinambungan suatu kegiatan. Kegiatan pembelajaran

dapat dilakukan di lingkungan sekolah dan luar lingkungan

sekolah dalam wujud penyediaan beragam pengalaman belajar

untuk emua peserta didik. Kegiatan pemelajaran sebagai suatu

proses harus berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran.

Pembelajaran di TK meliputi lima bidang pengembangan,

yaitu nilai-nilai agama dan moral, social emosional, bahasa,

kognitif dan fisik. Berbagai alternatif bisa dipilih untuk

meningkatkan kompetensi dalam bidang pengembangan di TK.

Namun dalam kompetensi bidang pengembangan kognitif

siswa TK Yks II Nangtang masih relatif rendah, hal ini

ditunjukkan dengan adanya hasil belajar di semester dua yang

1
masih mencapai rata – rata Bintang dua. Sementara hasil

yang diharapkan adalah rata – rata bintang tiga.

Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh ketua

peneliti bersama mitra peneliti (dalam hal ini adalah dua orang

guru) TK YKS II Nangtang , ditemukan fakta bahwa pada setiap

pembelajaran bidang pengembangan kognitif siswa cenderung

mengalami kejenuhan yang ditunjukkan dengan adanya

respon siswa yang rendah dalam pembelajaran. Hal ini juga

ditunjukkan dengan kompetensi bidang pengembangan

kognitif siswa yang masih tidak sesuai dengan yang

diharapkan. Ada indikasi munculnya kejenuhan selama

pembelajaran ini diantaranya dikarenakan strategi

pembelajaran yang digunakan guru monoton, yaitu dengan

menggunakan metode cerita, tanya jawab, media bernyanyi

dan media gambar dinding seadanya. Untuk itu dibutuhkan

desain dan strategi baru dalam pembelajaran bidang

pengembangan kognitif.

Berdasarkan latar belakang di atas disepakati oleh tim

peneliti untuk dilakukan PTK berupa pemberian tindakan

melalui pembelajaran baru yang mengajak siswa lebih aktif

dalam proses pembelajaran.

Alternatif yang dipilih adalah dengan menggunakan

strategi berfikir melalui metode eksperimen (percobaan). Desain

pembelajaran ini berfungsi untuk meningkatkan kreativitas.

2
Trik yang digunakan adalah dengan menfungsikan otak

dengan cara imajinasi dan asosiasi. Karena metode eksperimen

dilakukan dengan menggunakan benda-benda yang nyata, dan

hasil dari eksperimen dapat diketahui langsung oleh siswa,

maka kecocokan dengan dunia anak usia TK tidak diragukan

lagi. Penyelenggaraan metode eksperimen disesuaikan dengan

perkembangan dan kebutuhan anak. Untuk itu peneliti

menganggap penting dilakukan penelitian dengan judul: Upaya

Peningkatan Daya Fikir (Kognitif) Siswa Tentang Mengenal

Macam-Macam Warna Melalui Metode Eksperimen Di

Kelompok B TK Yks II Nangtang Kecamatan Cigalontang

Kabupaten Tasikmalaya Tahun Ajaran 2015-2016

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasar latar belakang diatas maka dapat diambil

rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana metode eksperimen dapat Meningkatkan

Kompetensi Bidang Pengembangan Kognitif siswa TK Yks II

Nangtang Kelompok B Semester II Tahun Pelajaran 2015-

2016 ?

2. Bagaimana aktivitas siswa TK Yks II Nangtang Kelompok B

Semester II Tahun Pelajaran 2015-2016 selama

pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen?

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk:

3
1. Mendiskripsikan bagaimana meningkatkan kompetensi

bidang pengembangan kognitif siswa TK Yks II Nangtang

Kelompok B Semester II Tahun Pelajaran 2015-2016

melalui Metode Eksperien.

2. Mengetahui aktivitas siswa TK Yks II Nangtang Kelompok B

Semester II Tahun Pelajaran 2015-2016 selama

pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen.

D. MANFAAT HASIL PENELITIAN

Manfaat yang bisa diperoleh dari hasil penelitian ini adalah:

1. Bagi Peneliti:

a. Sebagai bahan peningkatan dalam pembelajaran

b. Sebagai upaya menumbuhkan daya inovatif dan

kreatifitas

c. Kegiatan penulisan ini dapat dijadikan sebagai kegiatan

Edukatif yang Efektif.

Bagi Teman sejawat

a. Sebagai bahan peningkatan pembelajaran di Taman

Kanak – Kanak

b.Sebagai acuan penelitian pada bidang pembelajaran yang

lain

2. Bagi siswa

a. Dapat menambah pengalaman belajar

b. Dapat menumbuhkan motivasi belajar

4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Bidang Pengembangan TK

Pada dasarnya bidang pengembangan di Taman Kanak-

kanak tidak terlepas dari tahapan perkembangan anak

prasekolah. Adapun perkembangan anak prasekolah antara

lain:

1. Perkembangan Nilai-Nilai Agama Dan Moral

Program pembelajran Nilai-nilai agama dan moral

pada TK, RA atau bentuk lain yang sederajat dimaksudkan

untuk peningkatan potensi spiritual peserta didik melalui

contoh pengalaman dari pendidik agar menjadi kebiasaan

sehari-hari, baik di dalam maupun di luar sekolah

sehingga menjadi bagian dari budaya sekolah.

2. Perkembangan Social Emosional Dan Kemandirian

Program social emosional dan kemandirian pada TK,

RA atau bentuk lain yang sederajat dimaksudkan untuk

pembentukan kesadaran dan wawasan peserta didik atas

hak dan kewajibannya sebagai warga masyarakat dan

dalam interaksi social serta pemahaman terhadap diri dan

peningkatan kualitas diri sebagai manusia sehingga

memiliki rasa percaya diri.

3. Perkembangan Bahasa

5
Program pembelajaran bahasa pada TK, RA atau

bentuk lain yang sederajat dimaksudkan untuk

mempersiapkan peserta didik secara akademik memasuki

SD, MI atau bentuk lain yang sederajat dengan

menekankan paa penyiapan kemampuan berkomunikasi

dan berlogika melalui berbicara, mendengarkan,

pramembaca dan pramenulis yang harus dilaksanakan

secara hati-hati, tidak memaksa dan menyenangkan

sehingga anak menyukai belajar.

4. Perkembangan kognitif

Program pembelajaran kognitif pada TK, RA atau

bentuk lain yang sederajat dimaksudkan untuk menambah

wawasan, pengetahuan dan pengalaman siswa, sehingga

daya pikir dan imajinasinya dapat berkembang secara

optimal, yang dilakukan melalui kegiatan praberhitung,

eksperimen, dan demontrasi yang dilaksanakan secara

hati-hati, tidak memaksa dan menyenangkan sehingga

anak menyukai belajar.

5. Perkembangan Fisik

Program pembelajaran fisik pada TK, RA atau bentuk

lain yang sederajat dimaksudkan untuk meningkatkan

potensi fifik dan menanamkan sportivitas seta kesadaran

hidup sehat dan bersih.

6
B. Bidang Pengembangan Kognitif

Dalam pembelajaran di Taman Kanak– Kanak bidang

pengembangan kognitif merupakan salah satu kompetensi

dasar. Kompetensi dasar yang diharapkan dimiliki oleh anak

adalah pemahaman konsep sederhana, memecahkan masalah

sederhana dalam kehidupannya sehari–hari. Di antara hasil

belajar yang diharapkan adalah: 1) Pemahaman benda sekitar

menurut bentuk, jenis dan ukuran, 2) Pemahaman akan

bilangan baik dalam hal mengenal konsep ataupun lambang

bilangan, 3) Pemahaman terhadap bentuk–bentuk geometri, 4)

Kemampuan dalam memecahkan masalah sederhana, 5) Dapat

memahami konsep–konsep matematika sederhana, 6) Dapat

mengekspresikan konsep waktu, 7) Dapat mengenal ukuran, 8)

Dapat mendengarkan konsep – konsep sederhana. (Pedoman

Pembelajaran TK, 2005)

Hasil belajar yang diharapkan seperti tersebut di atas

diupayakan terwujud melalui beberapa indikator yang

dituangkan dalam kegiatan pembelajaran setiap hari. Pada

pengembangan bidang kognitif dilakukan stimulasi dari

berbagai indra secara bersamaan dan diberikan penamaan.

C. Metode Eksperimen

Metode eksperimen merupakan metode yang cocok untuk

pembelajaran di Tk, karena dengan bereksperimen siswa lebih

7
aktif, mampu mencurahkan imajinasinya dan dapat menjawab

berbagai rasa ingin tahu siswa.

Metode eksperimen dalam pembelajaran di TK

menggunakan benda-benda yang sesungguhnya, sehingga

siswa lebih tertarik untuk terus belajar dan pengalamannya

pun jelas lebih bertambah.

Dalan metode eksperimen guru hanya menyiapkan alat

dan bahan yang akan disajikan, memberi contoh, dan

mengawasi siswa, sedangkan dalam prakteknya siswalah yang

berkreasi sesuai keinginannya, sehingga apa yang pernah ia

lihat atau pun pernah ia dengar dan menjadi pertanyaan dan

membuat penasaran, dengan bereksperimen siswa dapat

menjawab pertanyaan dan penasarannya tersebut dengan

kegiatan yang dilakukannya langsung oleh sendirinya.

D. Pola Pembelajaran Bidang kognitif dengan Metode

Eksperimen

Semua model pembelajaran metode eksperimen memiliki

kesamaan, yaitu selalu menggunakan benda-benda

sesungguhnya. Bahan-bahan yang dibutuhkan dalam metode

eksperimen adalah cat, krayon, kertas, kuas, tempat

mencampur cat air / valet, air, biji tanaman, kapas, balon,

batu,timbangan, ukuran, otak dan imajinasi.

Dengan metode eksperimen dapat membuat hidup lebih

mudah dan tambah menyenangkan, karena metode eksperimen

8
memiliki formula yang ampuh untuk: mengingat-ingat,

memunculkan ide, berkonsentrasi dan menghemat waktu.

Diantara hal – hal yang bisa dipelajari dengan metode

eksperimen adalah matematika dan pengetahuan alam.

Matematika dan pengetahuan alam merupakan bagian dari

kognitif. Dari sinilah peneliti optimis bahwa metode eksperimen

dapat digunakan sebagai stategi untuk meningkatkan

kompetensi bidang pengembangan kognitif.

Reni Akbar dalam bukunya Psikologi perkembangan anak,

2001, mengatakan bahwa usia 3-6 tahun adalah masa

bermain, dimana kita tidak mudah untuk mengajari berhitung,

membaca ataupun menulis pada masa–masa pertama

kehidupannya. Masa ini adalah masa belajar, tetapi bukan

dalam dunia dua dimensi (pensil dan kertas) melainkan belajar

pada dunia nyata, yaitu dunia tiga dimensi. Dengan perkataan

lain, masa ini merupakan masa pra sekolah dan juga

merupakan time for Play (masa bermain). Dengan kelebihan

yang dimiliki metode eksperimen yaitu mudah dan

menyenangkan serta menggunakan benda-benda yag

sesungguhnya, maka prinsip belajar sambil bermain dan

bermain seraya belajar pada sistem pembelajaran di taman

kanak-kanak akan terpenuhi.

Pelaksanaan didalam proses pembelajaran dengan

menggunakan metode eksperimen adalah mengedepankan

9
perkembangan dan kebutuhan anak. Prinsip pembelajaran

metode eksperimen dalam bidang pengembangan kognitif

adalah sebagai berikut :

1) Menggunakan benda yang sesungguhnya sesuai dengan

indikator yang akan dicapai

2) Menyiapkan berbagai cat yang berwarna-warni

3) Menentukan materi pokok dengan cat warna-warni

4) Siswa lebih aktif dalam menentukan jenis warna dengan

permasalahan, dan guru berfungsi sebagai fasilitator

5) Seusai kegiatan siswa menceritakan warna yang telah

dicampur dengan bahasa dan pengembangannya.

Beberapa keuntungan menggunakan metode eksperimen

dalam pengembangan bidang kognitif adalah:

1) Siswa lebih aktif karena terlibat langsung dalam

pembelajaran

2) Dapat memunculkan kreatifitas berfikir siswa

3) Pembelajaran lebih menyenangkan karena disampaikan

melalui benda sesungguhnya.

10
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas

(PTK) atau disebut dengan Classroom Action research.

Penelitian ini dilakukan dalam proses pembelajaran dan

peneliti bertindak sebagai guru.

B. Setting dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di TK Yks II Nangtang Desa

Nangtang Kecamatan Cigalontang Kabupaten

Tasikmalaya. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari

sampai dengan Maret 2016 .

Subjek penelitian pada penelitian ini adalah siswa TK

Yks II Nangtang Kelompok B Tahun Pelajaran 2015-2016

sebanyak 12 siswa.

Penelitian ini dilakukan secara collaborative, yaitu

adanya kolaborasi peneliti dengan dua orang guru sebagai

observer.

C. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan kegiatan berupa:

1. Perencanaan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan memberikan

tindakan berupa metode eksperimen pada pembelajaran

11
bidang Pengembangan Kognitif dengan harapan adanya

peningkatan kompetensi siswa.

Dalam perencanaan penelitian dilakukan kegiatan

antara lain :

a. Penyusunan Proposal

b. Persiapan Pelaksanaan PTK

c. Persiapan partisipan

- Memberikan simulasi kepada tim peneliti tentang

penyelenggaraan metode eksperimen dengan tim

peneliti tentang tata cara melakukan penelitian dan

job discription.

- Penyusunan Instrumen dan skenario penelitian

- Menyiapkan Alat Peraga yang digunakan dalam

penelitian

d. Menyusun rencana tindakan

Tindakan yang akan diberikan adalah berupa strategi

pembelajaran metode eksperimen dimana aspek dari

metode eksperiment adalah Imajimasi dan Asosiasi. Dan

bidang pengembangan yang diharapkan akan meningkat

adalah kognitif, diantara aspeknya meliputi mengolah

perolehan belajar, pengetahuan bermacam-macam warna

serta persiapan berfikir kritis.

Jika digambarkan dalam tabel, maka variabel, aspek

dan indikator penelitian ini adalah sebagai berikut:

12
Tabel 3.1 Variabel, Aspek dan Indikator

VARIABEL ASPEK INDIKATOR

1. Kognitif Mengolah  Mengklasifikasikan


perolehan belajar benda sesuai warna
 Menyebutkan benda-
Pengetahuan benda menurut
macam-macam warna
warna
 Mengenal macam-
macam warna
 Menggunakan
konsep warna
2. metode  Imajinasi  Mencurahkan ide
eksperimen dengan eksperimen
 Menuangkan ide
melalui mencampur
warna cat/krayon
 Assosiasi yang disediakan
 Memilah ide sesuai
dengan alur
 Mengelompokkan ide
melalui warna
cat/krayon sesuai
dengan alur

2. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui dua siklus, pada masing

– masing siklus terdiri dari kegiatan sebagai berikut :

a. Perencanaan

13
b. Pelaksanaan Tindakan

c. Pengamatan/ Observasi

d. Refleksi

1) Siklus 1

a. Perencanaan

Dalam siklus satu dilakukan kegiatan dengan strategi

dan desain pembelajaran menggunakan metode eksperimen

secara klasikal. Dengan harapan adanya peningkatan

kompetensi kognitif siswa menjadi 39 % atau tiga kali dari

hasil belajar sebelumnya. Dalam tahap rencana tindakan

ini peneliti mempersiapkan Rencana pembelajaran dan

instrumen–instrumennya.

Rencana kegiatan yang dibuat adalah sebagai berikut:

(1) Pra KBM

Dalam kegiatan pra KBM ini peneliti melakukan

kegiatan, berupa:

a. Menyusun Rencana Kegiatan Harian (RKH)

b. Menyiapkan alat peraga berupa krayon, dan kertas

yang telah diberi pola

c. Menata setting kelas

(2) Rencana kegiatan dalam KBM

Kegiatan ini dilaksanakan dengan tahapan:

a. Pembukaan

b. Kegiatan inti

14
c. Kegiatan penutup

a. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini peneliti melaksanakan pembelajaran

dengan menggunakan strategi dan desain pembelajaran

metode eksperimen dengan indikator: memperkirakan

urutan berikutnya setelah melihat bentu lebih dari 3 pola

yang berurutan, missal : merah, putih, biru, merah,putih,

biru, merah, ABCD, ABCD (indikator B.B.4.1). Pembelajaran

dilakukan selama 2 X 20 Menit, dengan tindakan berupa:

(1) Pendahuluan ( ± 5 Menit )

Menjelaskan jenis kegiatan yang akan dilakukan.

Guru mengajak siswa mengamati pola yang ada di

kertas.

(2) Kegiatan Inti (± 30 Menit)

Siswa melakukan kegiatan metode eksperimen, yaitu

mewarnai gambar pola dengan warna krayon yang telah

ditentukan. Siswa diajak untuk berdiskusi dengan

memberikan kesimpulan dan menyebutkan macam-

macam warna yang digunakan dalam mewarnai pola.

Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan mengurutkan

warna sesuai pola, misalnya lingkaran warna merah,

segitiga warna kuning, dan segi empat warna hijau

(Indikator B.B.4.1) di akhir kegiatan.

(3) Kegiatan Penutup ( ± 5 Menit )

15
- Siswa diajak bernyanyi macam-macam warna

- Guru menutup kegiatan dengan memberikan

kesimpulan dan tidak lupa pemberian

reward/penghargaan atas keberhasilan siswa dalam

menyelesaikan tugas.

c. Pengamatan/Observassi

Pada tahap ini peneliti dibantu oleh dua orang

observer dengan cara melakukan observasi dalam kegiatan

pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen.

Observer mengisi instrumen berupa lembar observasi dan

anecdotal record. Observasi dilakukan selama proses

pembelajaran berlangsung. Adapun instrumen yang

digunakan terlampir.

d. Refleksi

Tahap ini merupakan tahap evaluasi atau penilaian

dan kritik sehingga dimungkinkan terdapat perubahan –

perubahan yang dibutuhkan. Refleksi dilakukan oleh

peneliti dan observer dengan melihat hasil pengamatan.

Kegiatan ini dilakukan setelah proses pembelajaran

berlangsung.

Hasil dari refleksi ini dianalisis dan selanjutnya

digunakan sebagai bahan penyempurnaan yang dilakukan

pada siklus II.

2) Siklus II

16
Siklus ini dilakukan atas dasar hasil dari refleksi pada

siklus I. Kompetensi klasikal yang diharapkan pada siklus ini

sebesar 75 %. Pada siklus kedua dilakukan dengan cara

dibagi menjadi 4 kelompok, masing – masing kelompok terdiri

dari 6 anak. Pembagian kelompok dilakukan secara acak,

tanpa memperhatikan tingkat kemampuan anak.

a. Rencana Tindakan

Rencana tindakan dilakukan seperti halnya siklus

satu, yaitu dengan menyusun program pembelajaran serta

menyiapkan instrumennya. Rencana kegiatan yang dibuat

adalah sebagai berikut :

(1) Pra KBM

Dalam kegiatan pra KBM ini peneliti melakukan

kegiatan, berupa:

a. Menyusun Rencana Kegiatan Harian (RKH)

b. Menyiapkan alat peraga berupa cat, kuas, air, tempat

mencampur warna / Valet

c. Menata setting kelas

d. Menbagi kelompok, masing–masing kelompok 6 siswa

(2) Rencana kegiatan dalam KBM

Kegiatan ini akan dilaksanakan dengan tahapan sebagai

berikut :

a. Pembukaan

17
b. Kegiatan inti

c. Kegiatan penutup

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini peneliti melaksanakan pembelajaran

dengan menggunakan strategi dan desain pembelajaran

metode eksperimen dengan indikator : mencoba

menceritakan apa yang terjadi jika warna dicampur… (

indikator B.A.2.1 ) rencana pembelajaran 2 X 20 Menit,

dengan tindakan berupa :

(1) Pendahuluan ( ± 5 Menit )

Menjelaskan jenis kegiatan yang akan

dilakukan.Guru mengajak siswa mengamati cat yang

akan dicampur.

(2) Kegiatan Inti (± 30 Menit)

Siswa melakukan kegiatan metode eksperimen,

yaitu mencampur cat yang berwarna-warni. Siswa

diajak untuk berdiskusi dengan menyebutkan

macam-macam warna cat yang dicampur. Kemudian

siswa menceritakan hasil pencampuran warna.

(3) Kegiatan Penutup ( ± 5 Menit )

- Siswa diajak bernyanyi pancampuran warna

- Guru menutup kegiatan dengan memberikan

kesimpulan dan tidak lupa pemberian Reward/

18
Penghargaan atas keberhasilan siswa dalam

menyelesaikan tugas.

c. Pengamatan/Observasi

Pada siklus kedua ini juga dilakukan observasi oleh

peneliti dibantu yang dibantu dua orang observer dengan

cara melakukan observasi dalam kegiatan pembelajaran

dengan menggunakan metode eksperimen. Observer mengisi

instrumen berupa lembar observasi dan anecdotal record.

Observasi dilakukan selama proses pembelajaran

berlangsung. Adapun instrumen yang digunakan terlampir.

d. Refleksi

Tahap ini merupakan tahap yang berisikan tentang

upaya evaluasi atau penilaian dan kritik sehingga

dimungkinkan terdapat perubahan – perubahan yang

dibutuhkan. Hasil dari refleksi akan dianalisis dan selanjutnya

diadakan revisi sebagai tindak lanjut atau tinjauan ulang

terhadap pembelajaran yang dilakukan. Refleksi ini dilakukan

oleh peneliti bersama dengan dua orang pengamat yang telah

membantu dalam proses penelitian. Kegiatan ini dilakukan

seusai proses pembelajaran berlangsung, bertempat di sekolah.

E. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan beberapa instrumen

untuk merekam data yang dibutuhkan dalam penelitian.

Instrumen–instrumen tersebut adalah sebagai berikut :

19
1. Materi tanya jawab dan penugasan

Instrumen ini digunakan untuk mengetahui tingkat

ketercapaian indikator tindakan dan indikator hasil belajar.

Materi tanya jawab yang diberikan berupa tes lisan.

Dalam hal indikator tindakan diberikan tanya jawab

tentang ide-ide yang muncul di otaknya, yang kemudian

dituangkan melalui pencampuran warna cat yang telah

disediakan. Disamping itu juga di berikan pertanyaan

tentang pemilahan dan pengelompokkan ide pemilihan

warna yang sesuai dengan alur materi yang disajikan. Pada

instrumen ini digunakan lembar tanya jawab dan

penugasan, yang terdiri dari 5 item.

Dalam hal indikator hasil belajar (kompetensi bidang

pengembangan kognitif) digunakan instrumen berupa

lembar penilaian kompetensi dengan memberikan penilaian

pada pada beberapa kegiatan yang telah dilakukan selama

proses pembelajaran. Diantara hal-hal yang dinilai adalah:

- dapat menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh guru

dan teman – temannya.

- dapat menyebutkan macam-macam warna

- menceritakan hasil pencampuran warna.

2. Lembar pengamatan

Lembar pengamatan yang digunakan meliputi:

Pengamatan aktivitas siswa, dan catatan khusus.

20
- Pengamatan aktivitas siswa meliputi : Minat, konsentrasi,

motivasi bertanya dan menjawab pertanyaan serta

kerjasama siswa.

- Anekdotal record berisikan catatan khusus atas kejadian

yang terjadi dalam proses pembelajaran.

F. Analisis Data

Dalam memperoleh data untuk mengetahui

keberhasilan pada indikator tindakan diberikan angka 1

(satu) jika jawabannya ya dan 0 (nol) jika jawabannya tidak.

Dan untuk mengetahui indikator hasil belajar

digunakan tanda ‫( ٭‬bintang) pada lembar tanya jawab dan

lembar kompetensi bidang pengembangan kognitif, dengan

ketentuan tanda ‫٭‬1 diberikan kepada siswa yang tidak

menyelesaikan tugas/ tidak memberikan respon, ‫٭‬2 bagi

siswa yang menyelesaikan tugas/ memberi respon dengan

bantuan guru, ‫٭‬3 bagi siswa yang menyelesaikan tugas/

memberi respon dengan sedikit bantuan dan ‫٭‬4 bagi siswa

yang dapat menyelesaikan tugas tanpa bantuan.

Adapun dalam upaya mendapatkan data tentang

aktivitas pembelajaran dilakukan berdasarkan hasil

pengamatan observer, dimana masing – masing observer

memberikan tanda cecklist (centang) pada kolom kriteria

yang disediakan sebagai lembar pengamatan.

21
Analisis hasil belajar digunakan untuk menghitung

kompetensi bidang pengembangan kognitif. Siswa dikatakan

memiliki kompetensi pada proses pembelajaran bila telah

mencapai ≥ ‫٭‬3, dan suatu kelas dikatakan tuntas jika

mencapai ≥ 75 %.

Adapun untuk memperoleh nilai individu digunakan rumus:

( Jumlah skor yang diperoleh )X100 %

Nilai = Jumlah skor maksimal

Untuk memperoleh hasil klasikal digunakan rumus:

( Jumlah siswa tuntas individual )X100 %

Nilai = Jumlah seluruh skor

Analisa tindakan digunakan untuk mengetahui

tingkat keberhasilan tindakan per item, sebagai dasar

melakukan evaluasi tindakan. Standar perolehan per item

diharapkan dapat mencapai 20 %.

Untuk mengetahui tingkat keberhasilan tindakan per item

digunakan rumus:

( Jumlah per item) X100 %

Nilai = Jumlah seluruh item

Adapun dalam menganalisa aktivitas siswa selama

pembelajaran digunakan kriteria Baik, Cukup dan Kurang

22
dengan acuan Pengisian lembar pengamatan terlampir.

(Lampiran 5)

23
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. KONDISI SEBELUM DIBERI TINDAKAN

Sebelum diberikan tindakan, dilakukan pretest dengan

tujuan untuk mengetahui kompetensi anak dalam bidang

pengembangan kognitif pada indikator B.B.4.1 dan B.A.2.1. Dalam

kegiatan ini siswa mengurutkan macam-macam warna dan

menceritakan bila warna dicampur.

Tabel.4.1.Rekap Nilai Bidang Pengembangan Kognitif Sebelum

DiberikanTindakan

NILAI
No NAMA
BINTANG

1 Adiyana Kusdinar 1

2 Ahmad Salim 1

3 Amelia Oktavia 2

4 Azam Firdaus 1

5 Gustira Ahadiyat

6 Helena Misgy 1

7 Khumuson Fakhrur Roji 3

8 M. Julian 1

9 Maimunah 1

10 Rahmat Sholeh 1

11 Rika Herlina 1

24
12 Sarifah Sumiati 1

JUMLAH BINTANG 1 : 9

JUMLAH BINTANG 2 : 2 21

JUMLAH BINTANG 3 : 1

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa masih ada 3 siswa yang

mendapatkan ‫٭‬3 dan yang mendapatkan ‫٭‬2 hanya 3 siswa,

sementara 6 siswa yang lainnya mendapatkan ‫٭‬1. Hal ini

menunjukkan bahwa ketuntasan klasikal hanya sebesar 13 % dan

masih 3 siswa yang telah mencapai ketuntasan minimal, sehingga

dapat dikatakan bahwa masih terdapat 92% siswa masih belum

mencapai ketuntasan belajar seperti yang diharapkan peneliti

yang mengacu kepada kurikulum sekolah.

B. SIKLUS I

1) Perencanaan

II. Setting penelitian :

1) Hari/Tanggal : Rabu, 17 Februari 2016

2) Kelompok :B

3) Jumlah : 12 Siswa, 1 Observer

4) Waktu : 40 Menit

5) Lokasi : Ruang Kelompok B

III. Perangkat pembelajaran

B. Rencana Kegiatan Harian (Terlampir)

C. Lembar Observasi

25
D. Penilaian pembelajaran

E. Alat pembelajaran (krayon, kertas yang sudah diberi

pola)

2) Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan dapat berjalan sesuai dengan

yang direncanakan yaitu terdiri dari pendahuluan, kegiatan

inti dan kegiatan penutup. Kegiatan pendahuluan dilakukan

dengan memberikan penjelasan tentang kegiatan yang akan

dilakukan dalam proses pembelajaran. Kegiatan ini berjalan

selama 5 menit. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan inti

selama 30 menit berupa mengurutkan warna pada pola yang

ada hubungannya dengan indikator B.B.4.2 yaitu

memperkirakan urutan berikutnya setelah melihat bentuk

dari 3 pola yang berurutan, missal : merah, putih, biru,

merah, putih, biri, merah, ABCD, ABCD. Proses pembelajaran

mengedepankan prinsip konsentrasi siswa untuk

bereksplorasi dalam meniru pola

Seusai kegiatan, siswa diberi kesempatan untuk

menyebutkan pola sesuai dengan warna yang telah

ditentukan.

Pada kegiatan penutup, sebelum guru menutup

kegiatan siswa diajak bernyanyi bersama dengan lagu

macam-macam warna dan memberikan motivasi serta reward

agar siswa semakin aktif berkegiatan dalam keseharian.

26
(3) Observasi

Observasi dilakukan oleh 2 orang observer selama

kegiatan berlangsung. Instrumen yang digunakan adalah

lembar observasi dan lembar penilaian. Dalam penilaian

dibagi menjadi 2 data yaitu:

a. Ketercapaian Indikator Tindakan

Nilai yang diperoleh dalam ketercapaian indikator

tindakan adalah dari proses tanya jawab dan penugasan

pada saat proses pembelajaran. Pada siklus I ini diperoleh

data sebagai berikut:

Tabel 4.2 Rekap Nilai lembar Tanya Jawab dan Penugasan

Siswa Siklus I

ITEM
No NAMA
1 2 3 4 5

1 Adiyana Kusdinar 1 1 1 1 1

2 Ahmad Salim 1 1 1 1 1

3 Amelia Oktavia 1 1 1 1 1

4 Azam Firdaus 1 0 1 1 1

5 Gustira Ahadiyat 1 1 0 0 1

6 Helena Misgy 1 1 1 1 1

7 Khumuson Fakhrur Roji 1 1 0 1 1

8 M. Julian 1 1 0 0 1

9 Maimunah 1 1 1 1 1

27
10 Rahmat Sholeh 1 1 0 1 1

11 Rika Herlina 1 0 1 1 1

12 Sarifah Sumiati 1 0 1 1 1

JUMLAH 24 21 13 21 24

23 20 13 20 23
RATA – RATA
% % % % %

Dari data pada tabel 4.2 dapat diperoleh data yang

mengurutkan warna bahwa dalam penerapan tindakan metode

eksperimen hampir seluruh item diperoleh rata-rata 20%, namun

masih ada satu item yang masih memiliki rata-rata dibawah 20%,

yaitu item 3 tentang menyesuaikan warna yang dipilih pada pola.

Pada item ini diperoleh rata – rata sebesar 13 %.

b. Kompetensi Bidang Pengembangan Kognitif Siswa

Nilai yang diperoleh sebagai dasar kompetensi bidang

pengembangan kognitif siswa adalah dari proses tanya

jawab dan penugasan selama pembelajaran. Adapun pada

Siklus I nilai kompetensi kognitif siswa adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.3 Rekap Nilai Kompetensi Bidang Pengembangan

Kognitif Siswa Siklus I

KEGIATAN NILAI
No NAMA
1 2 3 4 5 RATA2

28
BINTANG

1 Adiyana Kusdinar 3 4 4 3 2 3

2 Ahmad Salim 3 4 3 3 2 3

3 Amelia Oktavia 2 3 3 3 2 3

4 Azam Firdaus 2 3 2 3 2 2

5 Gustira Ahadiyat 2 2 2 3 2 2

6 Helena Misgy 2 3 4 2 3 3

Khumuson Fakhrur 1 2 1 2 1
7 1
Roji

8 M. Julian 2 3 2 2 2 2

9 Maimunah 2 3 3 3 3 3

10 Rahmat Sholeh 3 4 4 3 4 4

11 Rika Herlina 1 2 2 1 2 1

12 Sarifah Sumiati 3 4 3 3 3 3

JUMLAH BINTANG 1 : 2

JUMLAH BINTANG 2 : 3
30
JUMLAH BINTANG 3 : 6

JUMLAH BINTANG 4 : 1

Pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa sudah ada 7 siswa

yang telah mencapai nilai seperti yang diharapkan, hal ini

menunjukkan adanya peningkatan ketuntasan belajar menjadi

38 %, dan terdapat peningkatan 26 % dari kemampuan sebelum

dilakukan pembelajaran dengan metode eksperimen, namun

29
secara umum sudah terdapat 4 siswa yang mengalami

peningkatan hingga mencapai ketuntasan belajar individu.

Sehingga yang masih belum mencapai hasil maksimal klasikal

ada 62 %.

Pada table 4.3 juga menunjukkan adanya 3 anak yang

telah mancapai nilai bintang dua dan hanya 2 siswa yang

mencapai bintang satu, hal ini menunjukkan bahwa sudah ada

8 anak yang mengalami peningkatan, walaupun masih belum

mencapai hasil sesuai dengan yang diharapkan, yaitu minimal

bintang tiga.

b. Aktivitas Selama Proses Pembelajaran

Dengan menggunakan lembar pengamatan dan catatan

khusus observer melakukan pengamatan aktifitas selama proses

pembelajaran. Pengamatan ditujukan kepada 12 siswa dan jika

diakumulasikan masing-masing siswa diamati selama 1,7

menit. Adapun hasil pengamatan pada Siklus I adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Siklus I

N SIKLUS I
ORIENTASI
O B C K

1 Minat anak dalam mengikuti kegiatan


1 1 -
pembelajaran dengan metode eksperimen

2 Konsentrasi anak saat kegiatan 2 - -

30
berlangsung

3 Ketepatan waktu dalam menjawab


- 2 -
pertanyaan

4 Motivasi anak dalam menyelesaikan tugas 1 1 -

5 Ketepatan anak dalam menjawab


1 1 -
pertanyaan

Keterangan : B : Baik

C : Cukup

K : Kurang

Pada Tabel 4.4 diatas menunjukkan bahwa minat siswa

selama kegiatan adalah cukup. Hal ini ditunjukkan dengan

adanya lebih dari 6 siswa yang memiliki minat atau antusiasme

selama proses pembelajaran. Begitu juga dengan motivasi dan

ketepatan siswa dalam menjawab pertanyaan. Sementara

konsentrasi siswa sudah baik karena lebih dari 8 siswa dapat

konsentrasi selama proses pembelajaran. Dan ketepatan waktu

dalam menjawab pertanyaan kedua observer memberi penilaian

cukup.

Selama kegiatan pembelajaran pada Siklus I terdapat

beberapa cacatan khusus antara lain adanya siswa yang menangis

ditengah pembelajaran dikarenakan berebut tempat dan terdapat

satu siswa yang tampak muram dikarenakan saat berangkat

sekolah dimarahi oleh orang tuanya. Namun hal ini tidak

31
mempengaruhi hasil pembelajaran dikarenakan siswa masih

mengalami peningkatan nilai.

4) Refleksi

Pada siklus I ini diperoleh data tentang tingkat keberhasilan

tindakan dari 5 item yang sudah menunjukkan standar

keberhasilan ada 4, namun masih ada 1 item yang masih belum

mencapai standar seperti yang diharapkan peneliti. Pada item 3

masih diperoleh rata-rata 13 %. Hal ini disebabkan karena pola

yang disediakan pada papan metode eksperimen terlalu banyak

(lebih banyak dari indikator yang dibahas pada pembelajaran. Hal

inilah yang menyebabkan siswa mengalami kebingungan dalam

memilih warna yang cocok dengan pola yang telah tersedia.

Sementara pada nilai bidang pengembangan kognitif sudah

mengalami peningkatan sebesar 38 %. Untuk

Dalam aktivitas siswa ditemukan hambatan berupa suasana

yang kurang bebas dan kondisi klasikal yang menyebabkan siswa

berebut tempat.

Dari perolehan data-data ini dapat melahirkan inspirasi bagi

peneliti sebagai bahan penyelenggaraan kegiatan pembelajaran

pada Siklus II yaitu penyediaan cat warna disajikan dengan

jumlah yang cukup (sesuai dengan indikator yang dibahas) dan

pembelajaran dilakukan di luar ruangan dengan membagi

kelompok.

C. SIKLUS II

32
1) Perencanaan

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I disusunlah

perencanaan sebagai bahan tindakan pada siklus II.

Pembelajaran pada siklus II dilakukan perubahan setting

yaitu lokasi pembelajaran yang senantiasa mengedepankan

kebebasan dikarenakan lokasi yang luas, dan berada diluar

ruangan sebagai bahan memunculkan stimulasi berfikir,

dengan harapan ide yang keluar dari anak bersifat alami,

dan berangkat dari natural situation. Dan jumlah cat warna,

kuas, airdan tempat mencampur warna yang disediakan

secukupnya sesuai dengan indikator yang dipelajari agar

siswa senantiasa tidak bingung untuk memilih cat.

Langkah – langkah yang dilakukan pada siklus II ini

adalah :

d. Agar tidak terjadi perebutan tempat dan ide muncul

secara spontanitas, maka kegiatan dilakukan diluar

ruangan dengan menggunakan halaman sekolah, dengan

tempat yang teduh yaitu dibawah pohon mangga.

e. Pengarahan untuk bisa berdampingan dengan teman

dilakukan dengan seksama.

f. Pemilihan cat warna secara cermat dan disesuaikan

dengan tema

F. Setting penelitian :

1) Hari/Tanggal : Selasa, 08 Maret 2016

33
2) Kelompok :B

3) Jumlah : 12 Siswa,2 Observer, 1 Orang

Dokumenter

4) Waktu : 40 Menit

5) Lokasi : Halaman TK YKS II Nangtang

G. Perangkat pembelajaran

a. Rencana Kegiatan Harian (Terlampir)

b. Lembar Observasi

c. Penilaian pembelajaran

d. Alat pembelajaran (cat warna, kuas, air, tempat

mencampur warna / valet)

2) Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan dapat berjalan sesuai dengan

yang direncanakan yaitu terdiri dari pendahuluan, kegiatan

inti dan kegiatan penutup. Kegiatan pendahuluan dilakukan

dengan memberikan penjelasan tentang kegiatan yang akan

dilakukan dalam proses pembelajaran. Kegiatan ini berjalan

selama 5 menit. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan inti

selama 30 menit berupa kegiatan mencampur warna,

kemudian satu persatu siswa maju untuk menceritakan

hasil pencampuran warna.

Pada kegiatan penutup, sebelum guru menutup

kegiatan siswa diajak bermain tepuk dan bernyanyi serta tak

34
lupa diberikan motivasi serta reward agar siswa semakin

aktif berkegiatan dalam keseharian.

2) Observasi

Hasil observasi pada siklus II ini diperoleh data sebagai

berikut:

1. Ketercapaian Indikator Tindakan

Nilai yang diperoleh dalam ketercapaian indikator

tindakan pada siklus II ini diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.5 Rekap Nilai lembar Tanya Jawab dan Penugasan

Siswa Siklus II

N ITEM
NAMA
o 1 2 3 4 5

1 Adiyana Kusdinar 1 1 1 1 1

2 Ahmad Salim 1 1 1 1 1

3 Amelia Oktavia 1 1 1 1 1

4 Azam Firdaus 1 1 1 1 1

5 Gustira Ahadiyat 1 1 1 0 1

6 Helena Misgy 1 1 1 1 1

7 Khumuson Fakhrur Roji 1 1 1 1 1

8 M. Julian 1 1 1 1 1

9 Maimunah 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1
Rahmat Sholeh
0

35
1 1 1 1 1 1
Rika Herlina
1

1 1 0 1 1 1
Sarifah Sumiati
2

JUMLAH 24 23 23 23 24

21 20 20 20 21
RATA – RATA
% % % % %

Dari data pada tabel 4.5 dapat diperoleh data

yang menggambarkan bahwa dalam penerapan tindakan

metode eksperimen sudah seluruh item diperoleh rata-rata

20%.

2. Kompetensi Kognitif Siswa

Pada Siklus II nilai kompetensi kognitif siswa adalah

sebagai berikut :

Tabel 4.6 Rekap Nilai Kompetensi Bidang Pengembangan

Kognitif Siswa Siklus II

N KEGIATAN NILAI
NAMA
o 1 2 3 4 5 6 7 BINTANG

1 Adiyana Kusdinar 4 4 4 3 4 3 2 4

2 Ahmad Salim 3 4 3 3 3 2 2 3

3 Amelia Oktavia 4 4 4 4 3 2 4 4

4 Azam Firdaus 4 4 4 3 3 4 3 4

36
5 Gustira Ahadiyat 3 4 4 4 4 4 3 4

6 Helena Misgy 4 4 4 4 4 4 4 4

Khumuson Fakhrur 2 3 3 3 2 2 2
7 2
Roji

8 M. Julian 3 3 2 2 3 2 2 2

9 Maimunah 3 4 3 3 3 3 3 3

1 4 4 4 3 3 4 4
Rahmat Sholeh 4
0

1 3 4 3 3 3 3 4
Rika Herlina 3
1

1 4 4 3 4 4 4 4
Sarifah Sumiati 4
2

JUMLAH BINTANG 1 : -

JUMLAH BINTANG 2 : 2
41
JUMLAH BINTANG 3 : 3

JUMLAH BINTANG 4 : 7

Pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa sudah ada 10

siswa telah mencapai nilai yang diharapkan, hal ini

menunjukkan adanya peningkatan ketuntasan belajar

menjadi 79%, sehingga peningkatan yang terjadi sebesar

41% dari kemampuan yang diperoleh pada siklus I, secara

umum sudah terdapat 10 siswa yang mengalami

peningkatan hingga mencapai ketuntasan belajar individu.

37
Sehingga yang masih belum mencapai hasil maksimal

klasikal ada 21 %.

Pada tabel 4.6 di atas juga menunjukkan tidak ada

anak yang mencapai bintang satu, sehingga dapat

dikatakan hasilnya sudah cukup memuaskan.

b. Aktivitas Selama Proses Pembelajaran

Secara garis besar hasil pengamatan pada Siklus II ini

adalah sebagai berikut :

Tabel 4.7 Hasil Pengamatan Siklus II

N SIKLUS I
ORIENTASI
O B C K

1 Minat anak dalam mengikuti kegiatan


2 - -
pembelajaran dengan metode eksperimen

2 Konsentrasi anak saat kegiatan


2 - -
berlangsung

3 Ketepatan waktu dalam menjawab


1 1 -
pertanyaan

4 Motivasi anak dalam menyelesaikan tugas 2 - -

5 Ketepatan anak dalam menjawab


2 - -
pertanyaan

Keterangan : B : Baik

C : Cukup

K : Kurang

38
Hasil pengamatan yang telah disajikan pada Tabel 4.5 di

atas menunjukkan bahwa selama proses pembelajaran dengan

metode eksperimen masing–masing observer menyebutkan bahwa

minat siswa baik, yakni lebih dari 8 siswa antusias dalam proses

pembelajaran. Begitu juga pada tingkat kosentrasi dan motivasi

siswa. Walaupun dalam hal ketepatan menjawab pertanyaan

masih diberikan nilai baik oleh satu orang observer, hal ini sudah

menunjukkan adanya peningkatan dari siklus I.

Catatan khusus yang diperoleh pada siklus II yaitu adanya

satu siswa yang masih berjalan kesana-kemari, namun hal ini

tidak mempengaruhi siswa yang lainnya.

4) Refleksi

Nilai yang diperoleh pada siklus II ini sudah mengalami

peningkatan yang cukup berarti dan telah mencapai target yang

telah diharapkan, begitu juga tingkat ketercapaian tindakan sudah

dapat memenuhi target, sementara hambatan sudah tidak

ditemukan lagi.

D. PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian yang dilakukan dalam dua siklus,

diperoleh beberapa data yang dapat di deskripsikan bahwa,

tindakan yang diberikan sebagai upaya peningkatan kompetensi

bidang pengembangan kognitif berupa metode eksperimen sudah

39
tepat, hal ini ditunjukkan dengan perolehan item tindakan rata-

rata 20%. Dan pada kompetensi bidang pengembangan kognitif

siswa jika digambarkan pada diagram secara prosentase

peningkatan klasikalnya adalah sebagai berikut:

Tabel 4.8 Diagram Kompetensi Kognitif Klasikal

Prosentase Kompetensi Klasikal

90%
79%
80%
70%
60%
50%
38% % Kompetensi
40%
30%
20% 13%
10%
0%
Pre test SIKLUS I SIKLUS II

Tabel 4.8 di atas menunjukkan adanya peningkatan

kompetensi kognitif siswa dengan menggunakan metode

eksperimen sesuai dengan ketuntasan minimal yang diharapkan

yaitu lebih dari 75 %.

Hasil pretest dan siklus I mengalami peningkatan

ketuntasan klasikal sebesar 25 %, dengan konsep metode

eksperimen seperti adanya proses recalling (mengingat kembali)

didukung dengan alat peraga yang sesungguhnya maka

40
kemudahan dalam mengingat pembelajaran lebih kuat dan

menjadi lebih mudah untuk diungkapkan.

Begitu juga pada siklus II terjadi peningkatan sebesar 41

% dari siklus I, dengan pola pembelajaran yang berada di alam

terbuka dapat lebih memudahkan munculnya inspirasi, dan

dengan dibentuknya kelompok motivasi menjadi meningkat karena

adanya kerjasama sesama siswa.

Aktivitas siswa selama pembelajaran menjadi meningkat.

Siswa termotivasi dan memiliki konsentrasi, serta minat yang

tinggi pada bidang pembelajaran kognitif dengan menggunakan

strategi pembelajaran metode eksperimen.

41
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian. Jakarta:


Rieneka Cipta
E. Mulyana. 2016 . Menjadi guru Profesional. Bandung:
Remaja Rosdakarya
Kurikulum Berbasis Kompetensi. 2004: Departemen
Pendidikan Nasional
Moeslichatoen. 2004. Metode Pangajaran Di Taman Kanak –
kanak. Jakarta: Rieneka Cipta
Munif, Ach. 2003. Penerapan Konsep dan Prinsip Pengajaran
Kontekstual dalam pembelajaran di TK. Makalah disajikan pada
BINTEK TK
Yuliani Nurani Sujiono, dkk. 2005. Metode Pengembangan
Kognitif. Jakarta: Universitas Terbuka
Munir. Metodologi dan Strategi Pembelajaran Anak Usia Dini.
Disajikan pada temu konsultasi Ka. RA. Jakarta: Departemen
Agama RI.
Pedoman Penilaian. 2004. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional
Pedoman Pembelajaran Taman Kanak – Kanak. 2005.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
eraturan Pemerintah RI. No. 19 Thn.2005. Tentang Standar
Nasional Pendidikan.
Soetardjo. 1998. Proses Belajar Mengajar dengan metode
eksperimen. Surabaya: SIC
Sunaryo, Siti Fatimah. 2006. Pembelajaaran yang Berpusat
pada Anak. Disajikan pada pelatihan pamong PAUD: Dinas P dan
K
Tedjasaputra, Mayke S. 2001. Bermain, Mainan dan
Permainan. Jakarta: Ganesa
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 58 Tahun 2009,
Tentang Standar Pendidikan PAUD
Pedoman Pengembangan Proram Pembelajaran Di Taman
Kanak-Kanak, 2016 , Kementrian Pendidikan Nasional.

42

You might also like