Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 14

Modul Prakarya dan Kewirausahaan SMANIS

Mata Pelajaran : Prakarya dan Kewirausahaan


Satuan Pendidikan : SMA
Kelas/Semester : XI / 1
Nama Guru : Wijo Santosa Alikhan, S.Pd
Sekolah : SMA Negeri 1 Sumpiuh

KURIKULUM 2013

1
Semester 1 Th.2018/2019
Modul Prakarya dan Kewirausahaan SMANIS

BAB 1
PENDAHULUAN

Batik adalah karya seni rupa yang berupa gambar pada bahan tertentu (kain,
kayu dll) yang dalam proses pembuatannya dengan menghalang halangi sebagian
warna agar tidak meresap ke bahan batik.
Macam macam batik :
1. Batik Celup Ikat adalah batik yang paling sederhana, proses pembuatannya cukup
diikat dan dicelup warna
2. Batik Tulis adalah batik yang dalam proses pembuatannya menggunakan alat
bernama canting yang berfungsi untuk menulis/melukis pada media batik
3. Batik Cap adalah batik yang dalam pembuatan gambar menggunakan cap batik
berwujud seperti stempel bergambar motif batik
4. Batik printing adalah kain yang dicetak/diprint bergambar motif batik (Batik Bukan
Batik)
Motif yang dipakai dalam batik terbagi menjadi :
1. Motif geometris
2. Motif non geometris
Perbedaan motif geometris dan non geometris adalah :
Motif Geometris MotifNon Geometris
1. Motif menggunakan ukuran yang 1. Tidak menggunakan ukuran
pasti. tertentu.
2. Pengulangan bentuk motif. 2. Bentuk motif tidak beraturan atau
berfariasi.
Contoh motif batik geometris
1. Motif kawung
2. Motif Parang
3. Motif Truntum, dll
Contoh motif batik non geometris
1. Motif Semen
2. Motif Sekar Jagat
3. Motif Leng – lengan
4. Motif Buketan, dll

BAB 2
SEJARAH SINGKAT

Batik sudah lama dikenal sebagai warisan budaya bangsa Indonesia, bahkan
telah dikenal di Nusantara sejak abad XVII. Saat itu, motif atau pola batik masih
didominasi betuk binatang dan tanaman. Tetapi seiring waktu, motif batik mengalami
perkembangan dan banyak beralih pada motif abstrak yang menyerupai awan, relief
candi, wayang, dan sebagainya. Selanjutnya melalui penggabungan corak lukisan dan
dekorasi pakaian, muncul seni batik tulis seperti yang kita kenal sekarang ini.
Berdasarkan bentuk motif atau polanya, batik dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu sebagai berikut :
1) Batik Klasik
Batik klasik adalah batik yang mempunyai nilai dan citarasa yang tinggi, karena
proses pembuatannya cukup rumit dan membutuhkan waktu berminggu-minggu. Batik

2
Semester 1 Th.2018/2019
Modul Prakarya dan Kewirausahaan SMANIS

klasik mmempunyai pola-pola dasar tertentu dengan berbagai macam variasai motif,
seperti kawung, parang, nitik, ceplok, dan tammbal.
2) Batik Modern
Berbeda dengan batik klasik, pewarnaan batik modern tidak tergantung pada
pola-pola dan teknik pewarnaan tertentu. Pada batik modern desainnya dapat dibuat
dengan beraneka macam corak. Batik modern juga menggunakan bahan-bahan dan
proses pewarnaan yang mengikuti perkembangan bahan-bahan pewarnanya. Batik
modern hampir seperti batik klasik, hanya desain dan pewarnaanya terserah pada
citarasa seni pembuat dan bahan-bahan pewarna yang digunakan. Bahkan dengan
berkembangnya bahan dasar kain dan bahan kain bewarna batik modern semakin
bervariasi, seperti batik berbahan katun lurik Yogyakarta.

Selama berabad-abad dunia mengenal batik berasal dari Indonesia, bahkan pada
tanggal 2 Oktober 2009, UNESCO ( Badan PBB untuk pendidikan, ilmu pengetahuan, dan
budaya ) mengukuhkan batik sebagai warisan budaya dunia asli Indonesia. Sejak saat
itulah, tanggal 2 Oktober diperingati sebagai “ Hari Batik “ di Indonesia. Oleh karena itu,
sudah menjadi tugas kita sebagai ahli waris dari budaya yang telah lama ini, untuk
menjaga dan melestarikannya. Juga tugas kita untuk mempromosikan keseluruh dunia
agar lebih dikenal dan dicintai.

BAB 3
PENGERTIAN BATIK

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Balai Pustaka, 2007), batik dijelaskan
sebagai kain bergambar yang dibuat secara khusus dengan menuliskan atau
menerapkan lilin (malam) pada kain, kemudian pengolahannya diproses dengan cara
tertentu, atau biasa dikenal dengan kain batik.
Secara etimologi, kata batik berasal dari bahasa jawa, “amba” yang berarti lebar /
luas kain; dan “titik” yang berarti titik atau matik (kata kerja membuat titik) yang
kemudian berkembang menjadi istilah “batik”, yang berarti menghubungkan titik-titik
tertentu pada kain yang luas atau lebar. Batik juga mempunyai pengertian segala
sesuatu yang berhubungan dengan membuat titik-titik tertentu pada kain mori.
Dari apa yang telah dijelaskan diatas dan dilihat dari sejarah asal mula batik
yang merupaka warisan budaya bangsa Indonesia. Batik dapat diartikan sebagai salah
satu budaya Indonesia yang merupakan hasil karya manusia, berupa motif-motif khas
hasil dari goresan lilim malam menggunakan canthing yang dituangkan pada media
kain mori.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia banyak kata yang berhubungan dengan
kata batik diantaranya:
1. Membatik adalah suatu proses menerapkan lilin (malam) sesuai pola atau motif
menggunakan canting, memberi warna, dan menghilangkan lilin (malam) pada kain
mori. Hasil dari membatik disebut kain batik, sedangkan motif atau pola yang
dihasilkan disebut batikan.
2. Pembatik adalah orang yang membatik atau orang yang pekerjaanya membuat kain
batik.
3. Pembatikan adalah tempat untuk membatik.

3
Semester 1 Th.2018/2019
Modul Prakarya dan Kewirausahaan SMANIS

BAB 4
UNSUR-UNSUR BATIK

Seperti kita ketahui batik adalah warisan kebudayaan nenek moyang Indonesia
yang masih terjaga keberadannya hingga saat ini. Meskipun banyak pengembangan-
pengembangan yang terjadi dalam kerajinan batik, tak menyurutkan minat para
penikmatnya, hal ini terjadi karena sifat batik yang memiliki nilai kekhasan tersendiri
didalam keberagamannya. Nilai-nilai tersebut tercipta dari usur-unsur yang tak pernah
hilang dari dulu hingga saat ini, meskipun dalam kerajinan batik telah mengalami
pengembangan. Unsur-unsur tersebut antara lain :

1. Pola batik
Pola batik adalah gambar rancangan diatas kertas yang nantinya akan
dipindahkan kekain mori untuk digunakan sabagai motif atau corak pembuatan kain
batik. Artinya pola ini adalah gambar-gambar yang menjadi blue print (kerangka
kerja) pembuatan kain batik. Dengan keragaman budaya dan suku bangsa yang ada
di Indonesia, membuat pola dan motif batik yang ada sangat beragam. Seiring
dengan kemajuan zaman, pola-pola batik yang digunakan pun ikut berkembang.
Berbagai unsur alam, teknologi, geometris, dan berbagai bentuk abstrak kini
menjadi hal yang biasa dalam pola batik. Setiap daerah di Indonesia biasanya
memiliki pola-pola pembuatan motif batik yang khas, pola-pola batik yang umum
dikenal hingga saat ini antara lain :
1. Batik pola Sri Katon
2. Batik pola Sido Mukti
3. Batik pola Gurda ( burung garuda )
4. Batik pola Kawung
5. Batik pola Parang Rusak
6. Batik pola nitik ( geometris )
Pola-pola inilah yang banyak digunakan sebagai motif-motif batik di Indonesia.
Tentu saja dengan perkembangan dan kemajuan yang semakin modern, semua pola
tersebut mengalami modifikasi dan penyempurnaan, sesuai dengan keperluan.

2. Corak Batik
Corak batik adalah hasil lukisan pada kain dengan menggunakan alat yang
disebut dengan canting. Pada umumnya corak batik sangat dipengaruhi oleh letak
geografis, sifat dan budaya daerah yang bersangkutan, kepercaayaan adat istiadat
yang ada, keadaan alam sekitar ( termasuk flora dan fauna ), serta adanya kontak
atau hubungan antar daerah.
Dalam selembar kain batik, corak dapat dikelompokan menjadi beberapa bagian,
antara lain:
1. Ornamen Utama
Ornamen Utama adalah suatu corak yang menentukan makna motif batik
tersebut. Pemberian nama motif tersebut didasarkan pada perlambang yang ada
pada ornamen utama ini atau bisa ornamen utama ini yang menjadi lambang
dari motif tersebut. Sebagai contoh jika corak utamanya adalah parang maka
batik tersebut diberi nama motif parang.

4
Semester 1 Th.2018/2019
Modul Prakarya dan Kewirausahaan SMANIS

2. Isen-Isen
Isen-isen merupakan corak pengisi latar kain dan bidang-bidang kosong
corak batik. Pada umumnya, isen-isen berukuran kecil dan kadang rumit. Dapat
berupa titik, garis, ataupun gabungan keduanya.
Isen-isen pengisi latar antara lain glagaran, rawan, ukel, udar, belara
sineret, anam karsa, dan cebong. Sedangkan isen-isen pengisi bidang kosong
antara lain cecek, kembang jeruk, kembang suruh, kembang cengkeh, sawat, sawut
kembang, srikit, kemukus, dan untu walang.
3. Corak Hias
Corak hias adalah corak bersifat dinamis yang bertujuan untuk
memperindah motif batik tersebut. Biasanya berada dibagian frame atau bagian
samping kain batik, biasa terlihat sebagai bingkai. Berdasarkan bentuknya corak
hias digolongkan menjadi dua :
a) Corak Hias Geometris yaitu corak hias yang mengandung unsur-unsur garis
dan bangun. Seperti garis miring, bujur sangkar, persegi panjang, trapezium,
segitiga, jajar genjang, ketupat, lingkarn, bitang yang disusun secara
berulang-ulang dan membentuk satu kesatuan corak.
b) Corak Hias Nongeometris yaitu corak hias dengan susunan tidak terukur,
artinya polanya tidak dapat diukur secara pasti, meskipun dalam bidang luas
dapat terjadi pengulangan seluruh corak.

3. Motif Batik
Motif batik adalah suatu dasar atau pokok dari suatu pola gambar yang
merupakan pangkal atau pusat rancangan gambar (pola), sehingga makna dari
tanda, simbol, atau lambang dibalik motif batik tersebut dapat diungkap. Motif batik
di Indonesia sangat beragam, apalagi dimasa modern sekarang ini motif batik ikut
dimodernisasi dan dikreasikan sesuai perkembangan zaman.
Setiap motif batik memiliki makna filosofis. Makna-makna tersebut menunjukan
kedalaman pemahaman terhadap nilai-nilai lokal yang hingga sekarang masih
bertahan. Berikut ini akan dipaparkan beberapa makna filosofis motif batik yang
masih popular di kalangan masyarakat :
1. Motif Lereng
Motif lereng memiliki bentuk atau pola dasar garis-garis miring yang
sejajar. Menggambarkan keris yang melambangkan kewibawaan, atau siap
perang.
2. Motif Kawung
Motif Kawung terjadi dari bentuk lingkaran yang saling berpotongan
berjajar kekiri tau kekanan, dan kebawah atau keatas. Motif ini memiliki nasihat
agar giat bekerja dan tidak bermalas-malasan, dan juga dipakai sebagai symbol
ketabahan.
3. Motif Tumpal
Motif yang sering muncul pada kain sarung dan mempunyai arti yang
beragam. Motif yang dipakai biasanya berbentuk bidang segitiga yang berbeda
dengan motif sekitarnya. Ada yang menyebut motif ini Gigi Buaya, yang sering
diartikan sebagai penolak bala.
4. Motif Truntum
Motif Truntum diciptakan oleh Kanjeng Ratu Kencana (Permaisuri Sunan
Paku Buwana III ), bermakna cinta yang tumbuh kembali. Beliau menciptakan

5
Semester 1 Th.2018/2019
Modul Prakarya dan Kewirausahaan SMANIS

motif ini sebagai simbol cinta yang tulus tanpa syarat, abadi, dan semakin lama
terasa semakin subur berkembang (tumaruntum).
5. Motif Sido Mukti
Motif Sido Mukti mengandung makna kemakmuran. Bagi orang jawa,
hidup yang didambakan selain keluhuran budi, ucapan dan tindakan, tentu
adalah pencapaian mukti atau kemakmuran, baik didunia maupun diakhirat.
6. Motif Mega Mendung
Pada bentuk Motif Mega Mendung, bisa kita lihat garis lengkung dari
bentuk garis lengkung paling dalam (mengecil) kemudian melebar keluar
(membesar) yang menunjukan gerak yang teratur harmonis. Bisa dikatakan garis
lengkung yang beraturan ini membawa pesan moral dalam kehidupan manusia
yang selalu berubah (naik dan turun), kemudian berkembang keluar untuk
mencaru jati diri (belajar menjalani kehidupan social agama), kemudian,
membawa dirinya memasuki dunia baru menuju dalam penyatuan diri setelah
melalui pasang surut (naik turun) dan pada akhirnya kembali keasalnya
(sunnatulloh).

BAB 5
JENIS-JENIS KAIN BATIK

Dilihat dari teknik pembuatanya, kain batik dapat digolongkan menjadi beberapa jenis,
antara lain :
1) Kain Batik Tulis
Batik yang pengerjaanya menggunakan tangan langsung mulai dari memola kain,
menerapkan malam, pewarnaan, hingga pelorodan malam. Pembuatan batik jenis ini
memerlukan waktu yang lama dalam pengerjaanya, sehingga termasuk jenis batik
yang sangat eksklusif.
2) Kain Batik Cap
Batik yang motifnya dibuat dengan menggunakan alat berbentuk cap atau stamp.
Cap yang digunakan biasanya terbuat dari tembaga. Batik jenis ini biasanya
diproduksi secara masal dengan waktu pengerjaan yang terbilang singkat (kurang
lebih 2-3 hari). Karena dibuuat dalam jumlah yang banyak, batik jenis ini dapat
ditemukan dalam berbagai corak dan warna yang sama.
3) Kain Batik Cap dan tulis
Sering disebut juga dengan batik kombinasi, yaitu batik yang dihasilkan dari
proses cetak dan disempurnakan dengan proses batik tulis. Artinya sebagian motif
dibuat dengan cap sebagia lagi dengan tangan.
4) Kain Batik kontemporer
Batik ini terlihat tidak lazim untuk disebut batik, tetapi proses pembuatanya
sama seperti membuat batik. Warna dan coraknya cenderung seperti kain pantai
khas bali atau kadang seperti kain sasirangan.
5) Kain Batik Lukis
Batik ini langsung dilukis pada kain putih. Namun, batik lukis ini jarang
digunakan sebagai pakaian karena kurang lazim. Biasanya batik jenis ini hanya
digunakan sebagai pajangan.
6) Kain Batik Jumputan
Batik jumputan adalah jenis batik yang dikerjakan dengan teknik ikat celup
untuk menciptakan gradasi warna yang menarik. Tidak ditulis dengan malam

6
Semester 1 Th.2018/2019
Modul Prakarya dan Kewirausahaan SMANIS

seperti kain batik pada umumnya, kain akan diikat lalu dicelupkan ke dalam warna.
Teknik celup rintang, yakni menggunakan tali untuk menghalangi bagian tertentu
pada kain agar tidak menyerap warna sehingga terbentuklah sebuah motif.

BAB 6
PERLENGKAPAN MEMBATIK

1. ALAT-ALAT MEMBATIK
1. Wajan kecil : adalah tempat yang digunakan untuk melelehkan lilin/malam
berbahan alumunium, baja atau besi bekas dengan ukuran kurang lebih 20 cm.
2. Kompor/Anglo : digunakan untuk memanasi wajan, kompor batik berukuran
kecil dengan sumbu 4 atau 6 agar api menyala kecil.
3. Canting : yaitu alat untuk membatik/menuangkan malam pada kain terbuat dari
lembaran kuningan atau tembaga yang dibentuk menyerupai mangkuk dan
diberi pipa kecil pada ujungnya, tangkainya terbuat dari kayu.
Macam macam canting :
 Canting pola/klowong digunakan untuk membuat pola sesuai motif.
 Canting isen-isen/ceceg digunakan untuk mengisi bagian-bagian dengan
motif titik-titik.
 Canting popok/tembok digunakan untuk menutup bagian motif apabila
menghendaki warna lebih dari satu.
4. Gawangan : adalah tempat untuk membentangkan kain jika kain yang dibatik
lebar, terbuat dari kayu atau bambu tinggi kurang lebih 75 cm dan panjangnya
125 cm.
5. Kerokan : untuk mengupas lilin/malam yang tidak dikehendaki warna.
6. Dandang/panci : adalah tempat untuk merebus air saat melorod kain terbuat
dari tembaga atau alumunium.
7. Sarung tangan : untuk pengamanan tangan pada saat proses pewarnaan.
8. Kayu jemuran : untuk menjemur pada proses penjemuran.
9. Ember cuci : digunakan untuk proses pewarnaan dan pencucian kain batik.
10. Celemek : untuk alas agar malam tidak menetes di pakaian, untuk mencoba
panas. tidaknya malam dan untuk membersihkan sisi bawah canting.
11. Tempat duduk kecil/dingklik : digunakan untuk duduk saat membatik.
12. Solet : adalah alat untuk mengaduk larutan pewarna dan untuk membantu
proses nglorod, terbuat dari kayu 40 cm.
13. Gelas Ukur : digunakan untuk mengukur isi bahan bahan warna.
14. Jegul : adalah alat untuk mewarna colet terbuat dari bambu, rotan atau kayu.
15. Spanram : adalah alat untuk merentangkan kain yang akan diwarna colet,
terbuat dari kayu lunak sehingga mudah dipines, berbentuk seperti biingkai.
16. Kuas : adalah alat untuk melukis malam pada kain, fungsinya sama dengan
canting.

7
Semester 1 Th.2018/2019
Modul Prakarya dan Kewirausahaan SMANIS

2. BAHAN-BAHAN MEMBATIK
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam membuat batik antara lain :

a. Malam/wax/lilin
Malam merupakan bahan yang sangat berperan sekali dalam membuat batik.
Sebelum digunakan membatik malam berbentuk padat setelah ditaruh dalam
wajan dan dipanasi dengan kompor maka malam tersebut akan mencair.
Konsentrasi cairan malam harus dijaga dengan cara mengatur besar kecilnya
api kompor.
Malam memiliki beberapa jenis yang diantaranya yang biasanya dipakai adalah :
 Lilin Klowong yaitu lilin yang biasanya dipakai untuk ngengrengi berwarna
coklat dengan daya rekat yang bagus.
 Lilin Tembokan yaitu lilin untuk nembok atau ngeblok, lilin berwarna kuning
gelap atau coklat.
 Parafin yaitu lilin yang biasanya menimbulkan efek pecah berwarna putih,
dll.
 Biron yaitu lilin yang warnanya lebih coklat dari malam tembokan. Fungsinya
untuk menutup warna hasil pencoletan.

b. Kain Mori
Untuk batik tulis kain yang digunakan sebagai media tulis dan lukis dalam
membatik menggunakan kain mori yang bahan dasarnya 100% dari kapas (kain
mori katun). Beberapa alasan pengrajin menggunakan kain mori diantaranya :
 Kain mori ini tergolong kain yang cukup tipis, jika dibatili akan tembus atau
batiknya akan terlihat jelas sehingga mudah untuk di terusi.
 Memiliki penyerapan terhadap zat warna sangat bagus. Selain itu sangat
mudah didapat sebab banyak terdapat dipasaran.
 Bila kain mori tidak 100% kapas, atau bercampur bahan lain seperti nylon,
biasanya kalau terkena malam panas akan mengkerut, selain itu tidak dapat
menyerap zat warna dengan sempurna.
Macam macam kain mori :
 Primisima yaitu kain yang sangat halus untuk kain batik alusan.
 Prima yaitu kain halus no 2 untuk kain batik dan cap.
 Biru (medium) yaitu kain yang sedang / agak kasar berwarna putih kebiruan
untuk bahan sandang.
 Blacu yaitu kain yang kasar untuk sandang kasar berwarna agak kecoklatan.
 Birkolin yaitu kain yang halus dan kuat untuk batik lukis

c. Zat Pewarna
Yaitu zat yang dipergunakan untuk mewarnai kain batik, zat pewarna ini
dibedakan atas zat pewarna buatan/sintetis (hasil proses kimiawi) dan zat
pewarna alami (dari tumbuh – tumbuhan).
1. Zat pewarna alam
Zat pewarna alam yaitu zat pewarna yang diperoleh dari alam, biasa berasal
dari hewan (lac dyes) atau dari tumbuh-tumbuhan misaalnya dari akar,
batang, daun, buah, kulit, dan bunga. Zat ini biasanya dibuat secara sederhana
dan umumnya memiliki warna yang sangat khas. Dalam proses pewarnaan
dengan menggunakan zat pewarna alami, biasanya akan memakan waktu
yang lebih lama jika dibanding dengan zat pewarna sintesis. Berikut ini
8
Semester 1 Th.2018/2019
Modul Prakarya dan Kewirausahaan SMANIS

beberapa contoh zat pewarna alam : pohon nila, kulit pohon soga tinggi, kayu
tegeran, kunyit, teh, akar mengkudu, kulit soga jambal, kesumba, dan daun
jambu biji.
2. Zat Pewarna Sintesis
Zat pewarna sintesis adalah zat pewarna buatan (zat warna kimia). Oleh
karena banyaknya zat warna sintesis, maka untuk pewarna batik harus
dipilih zat warna yang memenuhi syarat sebagai berikut :
1) Pemakaiannya dalam keadaan dingin, atau jika memerlukan suhu panas
prosesnya tidak sampai melelehkan malam.
2) Obat bantunnya tidak merusak malam dan tidak menyebabkan kesulitan
pada proses selanjutnya.
3) Zat pewarna tersebut tidak menimbulkan iritasi bagi pembatik dan
pengguna batik.
Bahan kimia yang biasanya dipakai untuk pewarnaan adalah napthol dan
indigosol.
 Zat pewarna napthol merupakan zat warna yang tidak larut dalam air.
Untuk melarutkannya diperlukan zat pembantu kostik soda. Pewarnaan
napthol dikerjakan dalam dua tingkat, pertama pencelupan dengan
larutan naptolnya sendiri (penaptholan). Pada pencelupan pertama ini
belum diperoleh warna atau warna belum timbul. Kemudian dicelup
tahap kedua/dibangkitkan dengan larutan garam diazodium untuk
membangkitkan warna yang dikehendaki. Tua muda warna tergantung
pada banyaknya napthol yang diserap oleh serat.
 Zat pewarna indigosol adalah jenis zat warna bejana yang larut dalam air.
Larutan zat warnanya merupakan suatu larutan warna jernih. Pada saat
kain dicelupkan kedalam larutan zat warna belum diperoleh warna yang
diharapkan. Harrus dijemur dibawah sinar matahari untuk membantu
membangkitkan warna. Kemudian dioksidasi/ dimasukan kedalam
larutan asam (HCI atau H2SO4) kan diperoleh warna yang dikehendaki.
Obat pembantu yang diperlukan dalam pewarnaan dengan zat warna
indigosol adalah natrium nitrit (NaNO2) sebagai oksidator. Warna yang
dihasilkan cenderung warna-warna lembut/pastel. Dalam pembatikan zat
warna indigosol dapat dipakai secara celupan maupun coletan.

BAB 6
LANGKAH PEMBUATAN BATIK TULIS

1. MEMBUAT POLA
Sebelum memulai membatik, terlebih dahulu kita mendesain sebuah gambar
batik lengkap dengan unsur-unsurnya. Seperti yang telah dijelaskan unsur-unsur
dalam batik terdiri dari pola batik, corak batik, dan motif batik. Dalam menciptakan
unsur-unsur batik tersebut pada kain batik yang akan kita buat, kita dapat
mencontoh, memadukan, mengembangkan dari unsur-unsur yang sudah ada
ataupun mendesain sendiri unsur-unsur tersebut sesuai imajinasi kita.
Pembuatan desain/pola batik dilakukan untuk merencanakan gambar yang akan
dibuat supaya dalam proses pembatikan tidak terjadi kekeliruan.
Cara pembuatan pola yaitu

9
Semester 1 Th.2018/2019
Modul Prakarya dan Kewirausahaan SMANIS

 Pola langsung yaitu pembatik langsung mengunakan canting pada kain, biasanya
dilakukan oleh pembatik yang sudah professional.
 Pola tidak langsung yaitu desain dibuat diatas kertas gambar (yang paling baik
adalah kertas transparan/kalkir). Dari gambar yang telah kita buat, kemudian
kita menggambar lagi pada ukuran sebenarnya (sesuai ukuran kain mori). Dalam
membuat mal, gambar pada mal bisa lebih besar ataupun sama dengan gambar
yang telah kita buat. Biasanya dalam membuat mal, kita hanya mengambil
gambar unsur-unsur pokoknya saja, semisal motif khas dari gambar kita, atau
mengambil pola, corak, dan motif yang rumit serta berjumlah banyak pada kain
batik yang akan kita buat. Untuk mempermudah pemindahan keatas kain
sebaiknya disain dibuat dengan tinta dan diberi keterangan warna warnanya.
Setelah proses pembuatan desain selesai maka desain dipindahkan keatas kain
dengan cara diblat. Disain diletakkan dibawah kain kemudian digambar dengan
pensil. Untuk lebih jelas bisa menggunakan meja kaca yang diberi lampu.

2. PROSES PEMBATIKAN
1) Sebelum membatik pada kain sebaiknya diperhatikan hal hal sebagai berikut :
 Dalam proses pembatikan langkah pertama yang harus dilakukan adalah
memasak malam diatas kompor dengan wajan sampai kondisi cukup panas
(tidak sampai mendidih), maka sebelum dibatik diatas kain mori perlu dicoba
dulu pada celemek.
 Malam diambil dari wajan kira kira ½ dari canting jangan sampai penuh
untuk menghindari tumpah dan jangan meniup bagan atas canting.
 Dalam membatik sebaiknya setelah mengambil malam, sisi bawah canting
digoreskan pada tepi wajan atau pada celemek agar tidak ada tetesan malam.
 Posisi kain kira-kira 45 derajad agar malam tidak menetes namun tetap
mengalir.
 Apabila kurang panas hasilnya garis terlalu kecil dan tidak tembu.
 Sebaliknya apabila api terlalu panas (malam dalam wajan mengeluarkan
asap), begitu canting digores malam akan langsung melebar (mblobor),
tembus.
 Sebaiknya api dibesarkan hingga cukup panas (sedang), untuk menghasilkan
goresan sesuai ukuran canting, tembus.
2) Langkah-langkah pembatikan pada kain :
 Membatik klowong : adalah membatik bagian garis pokok motif (garis
kontur) dengan canting klowong, sebaiknya arah goresan dari kiri ke kanan
atau dari bawah ke atas.
 Membatik Isen Isen yaitu membatik menggunakan canting isen isen/ceceg
yang lubangnya kecil untuk gambar motif, garis pendek pendek, lingkaran,
titik titik.
 Tembokan yaitu menutup motif agar kelihatan putih (memblok) dengan
menggunakan kuas/ canting tembokan, yang baik adalah dengan lilin
tembokan, untuk mendapatkan unsur pecah pecah dapat menggunakan
paraffin.
 Nerusi yaitu merekatkan lilin pada sisi sebaliknya untuk mendapatkan batik
yang berkualitas dengan cara membalik kain dan dicanting sebagaimana
proses batik.

10
Semester 1 Th.2018/2019
Modul Prakarya dan Kewirausahaan SMANIS

3) Pewarnaan
Proses pewarnaan kain batik menggunakan 2 macam pewarna yaitu pewarna
alami dan pewarna sintesis (kimia). Berikut ini perbedaan antara pewarna alami
dan pewarna kimia :
Pewarna alami ( batik klasik ) Pewarna Kimia
 Aman, tidak beracun  Berbahaya, beracun
 Mudah didapat di alam  Tahan lama, praktis
 Ramah lingkungan  Tidak ramah lingkungan
 Pengerjaan agak sulit  Pengerjaan mudah
 Untuk mendapatkan warna yang  Cukup sekali celup
jelas harus dicelup berulang-ulang

Pewarna Kimia

Pewarna kimia terdiri dari 2 bagian :


 Asam atau naptol (bagian 1) dengan ditambah TRO (Trukish Red Oil) dan
Kostik Soda (kristal putih)
 Garam atau diazol ( bagian 2)

Cara kerja pewarna adalah sebagai berikut

 Siapkan larutan pewarna sebagai berikut :


1) Larutan asam ( bagian 1 )
300 gram asam, 1 gram TRO dan 1 gram kostik soda dimasukkan dalam
ember plastik dan dituangi 1 sendok air kemudian diaduk dengan solet
sampai kental seperti pasta Setelah itu dituangi air panas ½ gelas
kemudian diaduk lagi. Setelah selesai tuangi dengan air satu gelas lagi
maka jadilah larutan asam.
2) Larutan garam ( bagian 2 )
6 gram Diazol dimasukkan ember plastik kemudian dituangi air dingin
sebanyak 1 ½ gelas dan diaduk sampai rata maka jadilah larutan garam.
 Kain yang sudah diberi gambar dengan malam dibasahi dengan air (boleh
dengan air deterjen) supaya kain dapat menyerap larutan pewarna dengan
rata kemudian ditiriskan tidak dijemur sampai airnya tidak menetes.
 Masukkan kain kedalam larutan asam ( bagian 1 ) dibolak balik sampai rata
kemudian ditiriskan, dalam memasukkan kain sebaiknya tangan
menggunakan sarungtangan dari karet.
 Masukkan kain ke dalam larutan garam ( bagian 2 ) dibolak balik hingga rata
sehingga timbul warna.
 Kain dibilas dengan air bersih.
 Hal hal yang perlu diperhatikan dalam pewarnaan adalah sebagi berikut :
a. Selama proses berlangsung diusahakan tidak terkena sinar matahari
langsung.
b. Jika larutan asam dan garam tercampur atau terbalik memasukkan
kainnya makan warna akan mati dan tidak bisa digunakan.
c. Khusus pewarnaan untuk dua macam warna (batik klasik) biasanya ada
proses sbb :

11
Semester 1 Th.2018/2019
Modul Prakarya dan Kewirausahaan SMANIS

1. Wedel : yaitu memberi warna dasar pada batik dengan memberi


warna biru dengan cara dicelup.
2. Khusus untuk batik colet pewarnaan tahap pertama cukup
menggunakan kuas dengan cara dikuas bagian bagian tertentu.
3. Pengerikan / kerok (jika diperlukan) yaitu langkah melepas
malam dengan menggunakan alat seperti pisau tumpul yang
dibengkokkan seperti huruf ‘U”. langkah ini diperlukan agar batik
dapat diberi warna soga.
4. Mbironi yaitu menutup bagian yang dikehendaki agar tetap berwarna
biru (dengan menggunakan malam, seperti proses pembatikan awal).
5. Nyoga yaitu memberi warna coklat.

Pewarna alami

Pewarna alami terdiri 2 bagian yaitu :


1) Bahan pewarna berupa daun atau biji bijian misalnya : daun teh, daun jati,
kunyit, tingi dll.
2) Bahan pengunci warna misalnya ; cuka, tunjung, air kapur, kapas.
Cara kerja pewarna adalah sebagai berikut :
 misalnya dengan daun jati muda untuk menghasilkan warna merah
caranya adalah dengan merebus daun jati kemudian setelah airnya
disaring kain dimasukkan dalam air, diaduk dan ditiriskan. Untuk
mendapatkan warna tua maka proses pencelupannya perlu berkali kali.
Setelah itu kain dimasukkan ke dalam bahan pengunci warna dan dicuci.
 Hal yang perlu diperhatikan dalam mewarna alam adalah :
 Untuk mendapatkan warna tua maka proses pencelupannya perlu
berkali kali.
 warna alam mudah pudar maka mencucinya memakai lerak dan
dihindari menjemur di pakaian langsung di sinar matahari cukup
diangin anginkan.
2. Melorod dan Mbilasi
Melorod adalah menghilangkan lilin yang menempel dalam kain dengan air
panas dan soda api atau soda abu.
Adapun cara melorod adalah sebagai berikut :
 Caranya, rebus air pada satu panci besar, kemudian tambahkan kanji
secukupnya (yang sudah dicairkan), hingga mendidih.
 Setelah mendidih tambahkan 3-5 sendok makan kostik.
 Masukan kain kedalam panci, angkat dengan penjepit (hal ini bertujuan
untuk merontokan malam).
 bila malam dirasa masih sulit untuk dilepas dari kain, tambahkan lagi 1
sendok makan kostik.
 Setelah malam lepas semua, lakukan proses mbilasi ( membilas kain dengan
air sampai bersih ), kemudian angina-anginkan sampai kering.

12
Semester 1 Th.2018/2019
Modul Prakarya dan Kewirausahaan SMANIS

BAB 7
PERAWATAN DAN PENGEMASAN BATIK

1. Perawatan Batik
Berikut cara perawatan kain batik :
Untuk mempertahankan agar warna batik tetap baik dan tidak pudar perlu cara
cara tertentu yaitu sbb:
1. Hindari mencuci menggunakan sabun deterjen karena sifatnya terlalu keras
dalam mengikis warna yang paling baik adalah menggunakan lerak, atau
shampo rambut.
2. Saat mencucu tidak pelu disikat cukup dikucek secara lembut, tidak perlu
diperas dan hindarai menggunakan mesin cuci.
3. Hindari menjemur di terik matahari, cukup diangin anginkan.
4. Hindari menyeretika secara langsung tapi seterika bagian dalam saja atau
dilapisi kain bersih lain.
5. Hindari pengharun badan yang merusak warna.

2. Pengemasan Batik
Kemasan merupakan wadah atau tempat yang dapat melindungi produk yang
berada didalamnya, disamping itu melindungi dari bahaya pencemaran yang
dapat membuat produk tersebut menjadi rusak. Dari segi promosi wadah atau
tempat dapat berfungsi sebagai daya tarik konsumen. Karena itu bentuk, warna,
dan desain kemasan itu sendiri harus di pikirkan dan dirancang dengan baik.
Selain itu kemasan akan lebih baik jika menggunakan bahan yang dapat di daur
ulang agar tidak menyebabkan pencemaran terhadap lingkungan.
Fungsi kemasan haruslah memenuhi syarat berikut :
1. Kemasan melindungi produk dalam pergerakan. Salah satu fungsi dasar
kemasan adalah untuk mengurangi terjadinya kehancuran, busuk, atau
kehilangan melalui pencurian atau kesalahan penempatan.
2. Kemasan memberikan cara yang menarik untuk menarik perhatian kepada
sebuah produk dan memperkuat citra produk.
3. Kombinasi dari keduanya, marketing dan Logistik dimana kemasan menjual
produk dengan menarik perhatian dan mengkomunikasikannya.

Jenis-jenis Kemasan
Berdasarkan struktur isi, kemasan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Kemasan Primer, yaitu bahan kemas langsung mewadahi bahan pangan
(kaleng susu, botol minuman, dll).
2. Kemasan Sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi
kelompok kemasan lainnya, seperti misalnya kotak karton untuk wadah
kaleng susu, kotak kayu untuk wadah buah-buahan yang dibungkus dan
sebagainya.
3. Kemasan Tersier dan Kuarter, yaitu kemasan yang diperlukan untuk
menyimpan, pengiriman atau identifikasi. Kemasan tersier umumnya
digunakan sebagai pelindung selama pengangkutan.

Berdasarkan frekuensi pemakaiannya, kemasan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:

13
Semester 1 Th.2018/2019
Modul Prakarya dan Kewirausahaan SMANIS

1. Kemasan sekali pakai (Disposable), yaitu kemasan yang langsung dibuang


setelah satu kali pakai. Contohnya bungkus plastik, bungkus permen, bungkus
daun, karton dus, makanan kaleng.
2. Kemasan yang dapat dipakai berulang kali (Multi Trip), kemasan jenis ini
umumnya tidak dibuang oleh konsumen, akan tetapi dikembalikan lagi pada
agen penjual untuk kemudian dimanfaatkan ulang oleh pabrik. Contohnya
botol minuman dan botol kecap.
3. Kemasan yang tidak dibuang (Semi Disposable). Kemasan ini biasanya
digunakan untuk kepentingan lain di rumah konsumen setelah dipakai.
Contohnya kaleng biskuit, kaleng susu dan berbagai jenis botol.

Berdasarkan tingkat kesiapan pakai, kemasan dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
1. Kemasan siap pakai, yaitu bahan kemas yang siap untuk diisi dengan bentuk
yang telah sempurna sejak keluar dari pabrik. Contohnya adalah wadah botol,
wadah kaleng, dan sebagainya.
2. Kemasan siap dirakit, yaitu kemasan yang masih memerlukan tahap perakitan
sebelum pengisian, misalnya kaleng dalam bentuk lempengan dan silinder
fleksibel, wadah yang terbuat dari kertas, foil atau plastik.

Langkah-langkah membuat kemasan :


a. Buatlah desain kemasan terlebih dahulu.
b. Tentukan dan siapkan bahan yang digunakan.
c. Tentukan dan siapkan alat yang akan digunakan.
d. Siapkan tempat, peralatan, dan bahan.
e. Gunakan peralatan keselamatan kerja.
f. Lakukan proses kerja sesuai prosedur.
g. Bersihkan ruang dan peralatan.

Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum membuat kemasan :


1. Sebelum menentukan jenis kemasan yang akan dipakai sebaiknya tentukan
terlebih dahulu target konsumen yang akan dibidik (pasar kelas atas,
menengah atau bawah).
2. Jangan lupa cantumkan label produk/merek. untuk label produk Anda bisa
memakai sticker yang didesain sedemikian rupa agar menarik dan sesuai
dengan ciri khas brand anda.
3. Kemasan tidak harus mengikuti yang sudah ada. Yang penting menarik,
sesuai dengan pasar, dan memberikan informasi produk dengan jelas.
Mungkin bisa memakai kemasan standing pouch (kemasan yang bisa
diberdirikan).

Yang juga perlu diperhatikan para pelaku usaha yaitu ketersediaan


kemasan tersebut di pasar. Jangan sampai kemasan yang sudah dipilih, ternyata
sulit didapat di pasaran. Karena desain kemasan yang berubah-ubah cenderung
tidak disukai konsumen.

14
Semester 1 Th.2018/2019

You might also like