Kanker Serviks

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 5

1.

1 Kanker Serviks

1.1.1 Definisi

Kanker serviks adalah tumor ganas primer yang berasal dari sel epitel

skuamosa. Kanker serviks merupakan kanker yang terjadi pada serviks atau leher

rahim, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk

ke arah rahim, letaknya antara rahim (uterus) dan liang senggama atau vagina.

Sebanyak 90% dari kanker serviks berasal dari sel skuamosa yang melapisi

serviks dan 10% sisanya berasal dari sel kelenjar penghasil lendir pada saluran

servikal yang menuju ke rahim. Saat ini kanker serviks menjadi penyebab

kematian wanita kedua setelah penyakit jantung coroner dan merupakan salah satu

penyakit kanker yang paling banyak terjadi pada kaum wanita.

1.1.2 Etiologi

Terdapat bukti kuat kejadian kanker serviks berhubungan dengan sejumlah

faktor ekstrinsik, yaitu jarang ditemukan pada perawan, insidensi lebih tinggi pada

pasien yang telah kawin daripada yang belum kawin, insidensi meningkat dengan

tingginya paritas, pasien dari golongan sosial ekonomi rendah (hygiene seksual

yang buruk, aktivitas seksual yang sering berganti-ganti pasangan), jarang

dijumpai pada penderita yang suaminya disunat, sering ditemukan pada wanita

yang mengalami infeksi Human Papilloma Virus (HPV) tipe 16 atau tipe 18, dan

kebiasaan merokok.

Penyebab utama kanker serviks adalah infeksi Human Papilloma Virus

(HPV). Lebih dari 90% kanker serviks jenis skuamosa mengandung DNA virus

HPV dan 50% kanker serviks berhubungan dengan HPV tipe 16. Penyebaran
virus ini terutama melalui hubungan seksual. Virus HPV termasuk family

papovavirus yang merupakan suatu virus DNA. Virus ini menginfeksi membrane

basalis pada daerah metaplasia dan zona transformasi serviks. Setelah

menginfeksi sel epitel serviks sebagai upaya untuk berkembang biak, virus ini

akan meninggalkan sekuensi genomnya pada sel inang

1.1.3 Faktor Resiko

Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker serviks,

antara lain:

a. Hubungan Seksual

Sesuai dengan etiologi infeksinya, wanita yang memulai dengan hubungan

seksual pada usia muda akan meningkatkan risiko terkena kanker serviks. Karena

sel kolumner serviks lebih peka terhadap metaplasia selama usia dewasa, maka

wanita yang berhubungan seksual sebelum usia 18 tahun akan berisiko terkena

kanker serviks lima kali lipat.

b. Usia

Usia > 35 tahun mempunyai risiko tinggi terhadap kanker leher rahim. Semakin

tua usia seseorang, maka semakin meningkat risiko terjadinya kanker laher rahim.

c. Karakteristik Partner

Sirkumsisi pernah dipertimbangkan menjadi faktor pelindung, tetapi sekarang

hanya dihubungkan dengan penurunan faktor risiko. Studi case-control

menunjukan pasien dengan kanker serviks lebih sering mengalami menjalani seks

aktif dengan partner yang melakukan seks berulang kali. Selain itu, partner dari
pria dengan kanker penis atau partner dari pria yang istrinya meninggal terkena

kanker serviks juga akan meningkatkan risiko kanker serviks.

d. Usia pertama kali menikah

Menikah pada usia 20 tahun dianggap terlalu muda untuk melakukan hubungan

seksual dan berisiko terkena kanker leher rahim 10-12 kali lebih besar daripada

mereka yang menikah pada usia > 20 tahun. Hubungan seks idealnya dilakukan

setelah seorang wanita benar-benar matang. Hal ini berkaitan dengan kematangan

sel-sel mukosa pada serviks. Pada usia muda, sel-sel mukosa pada serviks belum

matang. Artinya, masih rentan terhadap rangsangan sehingga tidak siap menerima

rangsangan dari luar. Termasuk zat-zat kimia yang dibawa sperma. Karena masih

rentan, sel-sel mukosa bisa berubah sifat menjadi kanker (Setyarini, 2009).

e. Agen Infeksius

Mutagen pada umumnya berasal dari agen - agen yang ditularkan melalui

hubungan seksual seperti Human Papilloma Virus (HPV) dan Herpes Simpleks

Virus Tipe 2 ( HSV2 )

f. Merokok

Mekanisme kerja bisa langsung (aktivitas mutasi mukus serviks telah ditunjukkan

pada perokok) atau melalui efek imunosupresif dari merokok. Bahan karsinogenik

spesifik dari tembakau dapat dijumpai dalam lendir dari mulut rahim pada wanita

perokok. Bahan karsinogenik ini dapat merusak DNA sel epitel skuamosa dan

bersama infeksi HPV dapat mencetuskan transformasi keganasan.

g. Paritas
Kanker serviks pada wanita yang sering partus atau melahirkan merupakan

kategori partus sering belum ada keseragaman akan tetapi menurut beberapa

berkisar antara 3-5 kali melahirkan. Green menemukan penderita kanker serviks

7,9% adalah multi para dan 51% pada nulli para. Dimana bila persalinan

pervaginam banyak maka kanker serviks cenderung akan timbul. Kanker serviks

banyak ditemukan pada paritas tinggi tetapi tidak jelas bagaimana hubungan

jumlah persalinan dengan kejadian kanker serviks, karena pada wanita yang tidak

melahirkan juga dapat terjadi kanker serviks.

h. Penggunaan alat kontrasepsi hormonal

Penggunaan alat kontrasepsi hormonal merupakan salah satu faktor risiko

terjadinya kanker leher rahim.

1.1.3 Gejala

Kanker serviks tahap awal dapat tidak menunjukkan gejala.. Sebaiknya

memeriksakan diri ke dokter bila mengalami satu atau lebih gejala berikut:

 Pendarahan atau keluar cairan yang abnormal dari vagina (setelah

berhubungan seksual atau di antara periode menstruasi)

 Nyeri ketika berhubungan seksual

 Nyeri punggung bagian bawah atau nyeri panggul

 Gejala stadium lanjut meliputi kesulitan buang air kecil, buang air besar,

atau pembengkakan pada kaki


1.1.4 Terapi

Pemilihan pengobatan kanker leher rahim tergantung pada lokasi dan ukuran

tumor, stadium penyakit, usia, keadaan umum penderita, dan rencana penderita

untuk hamil lagi. Lesi tingkat rendah biasanya tidak memerlukan pengobatan

lebih lanjut, terutama jika daerah yang abnormal seluruhnya telah diangkat pada

waktu pemeriksaan biopsi. Pengobatan pada lesi prekanker bisa berupa

kriosurgeri (pembekuan), kauterisasi (pembakaran, juga disebut diatermi),

pembedahan laser untuk menghancurkan sel-sel yang abnormal tanpa melukai

jaringan yang sehat di sekitarnya dan LEEP (loop electrosurgical excision

procedure) atau konisasi

1.1.5 Pencegahan

Pencegahan memiliki arti yang sama dengan deteksi dini atau pencegahan

sekunder, yaitu pemeriksaan atau tes yang dilakukan pada orang yang belum

menunjukkan adanya gejala penyakit untuk menemukan penyakit yangbelum

terlihat atau masih berada pada stadium praklinik. Banyak metode yang

diterapkan dalam upaya skrining kanker serviks, salah satu diantaranya adalah tes

Pap smear dan IVA yang saat ini sering digunakan. IVA merupakan tes visual

dengan menggunakan larutan asam cuka (asam asetat 2 %) dan larutan iosium

lugol pada serviks dan melihat perubahan warna yang terjadi setelah dilakukan

olesan. Tujuannya adalah untuk melihat adanya sel yang mengalami dysplasia.

IVA positif bila ditemukan adanya area berwarna putih dan permukaannya

meninggi dengan batas yang jelas di sekitar zona transformasi.

You might also like