Professional Documents
Culture Documents
Pertama, Kontrol Diri Berperan Penting Dalam Hubungan Seseorang Dengan Orang Lain (Interaksi
Pertama, Kontrol Diri Berperan Penting Dalam Hubungan Seseorang Dengan Orang Lain (Interaksi
lingkungannya serta kemampuan untuk mengontrol dan mengelola faktor-faktor perilaku sesuai
dengan situasi dan kondisi untuk menampilkan diri dalam melakukan sosialisasi. Kemampuan
untuk mengendalikan perilaku, kecenderungan untuk menarik perhatian, keinginan untuk
mengubah perilaku agar sesuai untuk orang lain, menyenangkan orang lain, selalu konform
dengan orang lain, menutup perasaannya (Roosianti, 1994).
Ada dua kriteria yang menentukan apakah kontrol emosi dapat diterima secara sosial atau tidak.
Kontrol emosi dapat diterima bila reaksi masyarakat terhadap pengendalian emosi adalah positif.
Namun reaksi positif saja tidaklah cukup. Karenanya perlu diperhatikan kriteria lain, yaitu efek
yang muncul setelah mengontrol emosi terhadap kondisi fisik dan psikis. Kontrol emosi
seharusnya tidak membahayakan fisik dan psikis individu. Artinya, dengan mengontrol emosi
kondisi fisik dan psikis individu harus membaik (Hurlock, 1973).
Hurlock (1973) menyebutkan tiga kriteria emosi yang masak sebagai berikut :
a. Dapat melakukan kontrol diri yang bisa diterima secara sosial.
b. Dapat memahami seberapa banyak kontrol yang dibutuhkan untuk memuaskan
kebutuhannya dan sesuai dengan harapan masyarakat.
c. Dapat menilai situasi secara kritis sebelum meresponnya dan memutuskan cara beraksi
terhadap situasi tersebut.
Pada dasarnya sumber terjadinya self control dalam diri seseorang ada 2 (dua) yaitu sumber
internal (dalam diri) dan eksternal (di luar diri). Apabila seseorang dalam berperilaku
cenderung mengatur perilakunya sendiri dan memiliki standar khusus terhadap perilaku yang
dipilih, memberikan ganjaran bila dapat mencapai tujuan dan memberikan hukuman sendiri
apabila melakukan kesalahan, maka hal ini menunjukan bahwa self controlnya bersumber
dari diri sendiri (internal). Sedangkan apabila individu menjadikan orang lain atau lingkungan
sebagai standart perilaku atau penyebab terjadinya perilaku dan ganjaran atau hukuman juga
diterima dari orang lain (lingkungan), maka ini menunjukkan bahwa self control yang
dimiliki bersumber dari luar diri (eksternal)
JENIS
a. Behavioral control
Merupakan kesiapan atau tersedianya suatu respon yang dapat secara langsung
mempengaruhi atau memodifikasi suatu keadaan yang tidak menyenangkan. Kemampuan
mengontrol perilaku ini diperinci menjadi dua komponen, yaitu mengatur pelaksanaan (regulated
administration) dan kemampuan memodifikasi stimulus (stimulus modifiability). Kemampuan
mengatur pelaksanaan merupakan kemampuan individu untuk menentukan siapa yang
mengendalikan situasi atau keadaan, dirinya sendiri atau sesuatu diluar dirinya. Individu yang
kemampuan mengontrol dirinya baik akan mampu mengatur perilaku dengan menggunakan
kemampuan dirinya dan bila tidak mampu individu akan menggunakan sumber eksternal.
Kemampuan mengatur stimulus merupakan kemampuan untuk mengetahui bagaimana dan
kapan suatu stimulus yang tidak dikehendaki dihadapi. Ada beberapa cara yang dapat
digunakan, yaitu mencegah atau menjauhi stimulus, menempatkan tenggang waktu di antara
rangkaian stimulus yang sedang berlangsung, menghentikan stimulus sebelum waktunya
berakhir, dan membatasi intensitasnya.
b.Cognitive control,
kemampuan individu dalam mengolah informasi yang tidak diinginkan dengan cara
menginterpretasi, menilai dan menggabungkan suatu kejadian dalam sutu kerangka kognitif sebagai
adaptasi psikologis atau untuk mengurangi tekanan. Dengan informasi yang dimiliki oleh individu
terhadap keadaan yang tidak menyenangkan, individu berusaha menilai dan menafsirkan suatu
keadaan dengan cara memperhatikan segi-segi positif secara subyektif atau memfokuskan pada
pemikiran yang menyenangkan atau netral.
c. Decision control,
kemampuan seseorang untuk memilih suatu tindakan berdasarkan pada sesuatu yang diyakini atau
disetujuinya. Kontrol diri dalam menentukan pilihan akan berfungsi baik dengan adanya suatu
kesempatan, kebebasan atau kemungkinan untuk memilih berbagai kemungkinan (alternative)
tindakan
d. Informational control,
Kesempatan untuk mendapatkan informasi mengenai kejadian yang menekan, kapan akan terjadi,
mengapa terjadi dan apa konsekuensinya. Kontrol informasi ini dapat membantu meningkatkan
kemampuan seseorang dalam memprediksi dan mempersiapkan yang akan terjadi dan mengurangi
ketakutan seseorang dalam menghadapi sesuatu yang tidak diketahui, sehingga dapat mengurangi
stress
e. Retrospective control,
Kemampuan untuk menyinggung tentang kepercayaan mengenai apa atau siapa yang menyebabkan
sebuah peristiwa yang menekan setelah hal tersebut terjadi. Individu berusaha mencari makna dari
setiap peristiwa yang terjadi dalam kehidupan. Hal ini bukan berarti individu mengontrol setiap
peristiwa yang terjadi, namun individu berusaha memodifikasi pengalaman stress tersebut untuk
mengurangi kecemasan