Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 109

Puskesmas Pekkabata

Jln. Budi Utomo No. 11, Telp. (0428) 22450


Website : www.puskesmaspekkabata.bogspot.com
Email : puskesmaspekkabata@gamail.com
KATA PENGANTAR

Tiada kata yang pantas diucapkan selain Puju Syukur Kehadirat Allah SWT karena atas
berkat dan Rahmatnya sehingga Profil Puskesmas Perawatan Pekkabata Tahun 2016 ini dapat
terselesaikan.

Profil Puskesmas Perawatan Pekkabata ini bertujuan untuk memberikan gambaran


pencapaian Puskesmas di tahun 2016.

Kami menyadari bahwa dalam pembuatan profil ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk
itu saran dan kritik membangun senantiasa kami harapkan untuk kontribusi di masa-masa yang akan
datang. Kepada semua pihak yang ikut membantu proses pembuatan Profil ini diucapkan terima
kasih.

Demikian semoga Buku Profil Kesehatan Puskesmas Perawatan Pekkabata Tahun 2016
bermanfaat bagi kita semua. Amin

Pekkabata, 01 Februari 2016


Ka.UPTD Puskesmas Perawatan Pekkabata

drg. Chairiah Dachlan Saleh, M.Kes


Nip.19620227 199203 2 003
DAFTAR ISI

Sampul....................................................................................................................................... i
Peta Wilayah.............................................................................................................................. ii
Kata Pengantar.......................................................................................................................... iii
Daftar isi.................................................................................................................................... iv
Bab I Pendahuluan............................................................................................................ 1
B a b II Gambaran Umum
a. Kondisi Geograpi ................................................................................................... 3
b. Kependudukan ....................................................................................................... 4
c. Sosial ekonomi ....................................................................................................... 4
d. Ruang lingkup ........................................................................................................ 4
e. Sumber daya .......................................................................................................... 5
B a b III Program Kesehatan Puskesmas ................................................................................ 7
B a b IV Hasil Pelaksanaan Puskemas dalam bentuk Tabel
Tabel 1 Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Jumlah rumah tangga ...................... 10
Tabel 2 Penduduk menurut jenis kelamin ................................................................ 12
Tabel 3 Kelahiran menurut jenis kelamin ................................................................ 13
Tabel 4 Jumlah kematian Neonatal, bayi dan balita menurut jenis kelam.................15
Tabel 5 Jumlah kematian ibu menurut kelompok umur ........................................... 17
Tabel 6 Kasus baru TB BTA + seluruh kasus TB pada anak dan Chase
Notificatio Rate(CNR) per 100.000 penduduk ........................................... 19
Tabel 7 Jumlah kasus dan angka penemuan kasus TB Paru BTA + menurut
jenis Kelamin ............................................................................................... 22
Tabel 8 Angka kesembuhan dan pengobatan lengkap TB Paru BTA+ serta
Keberhasilan Pengobatan menurut jenis kelamin ........................................ 24
Tabel 9 Penemuan kasus pneumonia balita menurut jenis kelamin........................... 26
Tabel 10 Kasus diare yang di tangani menurut jenis kelamin .................................... 28
Tabel 11 Kasus baru kusta menurut jenis kelamin ..................................................... 30
Tabel 12 Kasus baru kusta 0-14 tahun dan cacat tingkat 2 menurut jenis kelamin...... 32
Tabel 13 Jumlah kasus dan angka prevalensi penyakit kusta menurut tipe/jenis
Kelamin.......................................................................................................... 34
Tabel 14 Persentase penderita kusta selesai berobat ( Release From Treatment/RFT )
Menurut jenis kelamin ................................................................................... 36
Tabel 15 Jumlah kasus penyakit yang dapat di cegah dengan Imunisasi ( PD3I )
Menurut jenis kelami ...................................................................................... 38
Tabel 16 Jumlah kasus demam berdarah dengue menurut jenis kelamin ..................... 40
Tabel 17 Kesakitan dan kematian akibat malaria menurut jenis kelamin .................... 42
Tabel 18 Penderita filariasis di tangani menurut jenis kelamin .................................... 44
Tabel 19 Pengukuran tekanan darah penduduk ≥ 18 tahun menurut jenis kelamin....... 46
Tabel 20 Kejadian luar biasa ( KLB ) di desa/kelurahan yang di tangani < 24 jam ...... 48
Tabel 21 Cakupan kunjungan ibu hamil, persalinan di tolong tenaga kesehatan dan
Pelayanan kesehatan ibu nifas ........................................................................ 50
Tabel 22 Persentase cakupan imunisasi TT pada ibu hamil ......................................... 52
Tabel 23 Persentase cakupan imunisasi TT pada wanita usia subur ............................ 54
Tabel 24 Jumlah ibu hamil yang mendapatkan Tablet Fe 1 dan Fe 3 .......................... 56
Tabel 25 Jumlah dan persentase penanganan komplikasi kebidanan dan komplikasi
Neonatal menurut jenis kelamin .................................................................... 58
Tabel 26 Proporsi peserta KB aktif menurut jenis kontrasepsi ..................................... 60
Tabel 27 Proporsi peserta KB baru menurut jenis kontrasepsi ..................................... 62
Tabel 28 Jumlah peserta KB baru dan KB aktif ........................................................... 64
Tabel 29 Bayi berat badan lahir rendah ( BBLR ) menurut jenis kelamin ................... 66
Tabel 30 Cakupan kunjungan neonatal menurut jenis kelamin ..................................... 68
Tabel 31 Jumlah bayi yang beri ASI eksklusif menurut jenis kelamin ........................ 70
Tabel 32 Cakupan pelayanan kesehatan bayi menurut jenis kelamin ........................... 72
Tabel 33 Cakupan desa/kelurahan Universal Child Immunization ( UCI ) .................. 75
Tabel 34 Cakupan imunisasi hepatitis B < 7 hari dan BCG pada bayi menurut jenis
Kelamin .......................................................................................................... 77
Tabel 35 Cakupan imunisasi DPT-HB-Hib, Polio, Campak, dan Imunisasi dasar
Lengkap pada bayi menurut jenis kelamin ..................................................... 78
Tabel 36 Cakupan pemberian vitamin pada bayi dan anak balita menurut jenis
kelamin ........................................................................................................... 80
Tabel 37 Jumlah anak 0-23 bulan di timbang menurut jenis kelamin .......................... 82
Tabel 38 Cakupan pelayanan anak balita menurut jenis kelamin ................................. 84
Tabel 39 Jumlah balita di timbang menurut jenis kelamin ........................................... 86
Tabel 40 Cakupan kasus balita gizi buruk yang mendapat perawan menurut jenis
Kelamin ......................................................................................................... 88
Tabel 41 Cakupan pelayanan kesehatan ( Penjaringan ) siswa SD & setingkat
menurut jenis kelamin ................................................................................... 90
Tabel 42 Pelayanan kesehatan gigi dan mulut ............................................................. 92
Tabel 43 Pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada anak SD dan setingkat menurut
Jenis kelamin ................................................................................................. 94
Tabel 44 Persentase tempat – tempat umum memenuhi syarat kesehatan ................... 96
Tabel 45 Tempat pengelolaan makanan ( TPM ) menurut status higiene sanitasi......... 97
Tabel 46 Tempat pengelolaan makanan di bina dan di uji petik ................................... 99
B a b V Penutup ........................................................................................................................ 101
BAB I
PENDAHULUAN

Di era reformasi Paradigma Sehat adalah paradigma pembangunan di bidang kesehatan yang

dalam upaya mewujudkannya dibutuhkan kajian yang seksama. Indonesia Sehat 2010 adalah Visi

Pembangunan Nasional di bidang kesehatan yang ingin dicapai dengan dukungan berbagai

peraturan dan perundang-undangan. Visi tersebut telah dituangkan dalam berbagai jenis kegiatan

yang dilaksanakan mulai dari tingkat nasional sampai pada tingkat Puskesmas sebagai ujung

tombak pelaksanaan kegiatan / program di bidang kesehatan.

Pembangunan yang diselenggarakan di Puskesmas adalah untuk mendukung terwujudnya

visi pembangunan nasional dan tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni

meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat

tinggal di wilayah kerjanya agar terwujud derajat kesehatan yang optimal melalui terciptanya

masyarakat sehat yang ditandai dengan lingkungan dan perilaku sehat serta dapat menjangkau

pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata.

Puskesmas Perawatan Pekkabata sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan

di Kabupaten Polewali Mandar, menggunakan beberapa indikator dalam mengukur keberhasilan

pembangunan di wilayah kerjanya. Indikator keberhasilan program yang dimaksud adalah sebagai

berikut :

1. Indikator derajat kesehatan sebagai hasil akhir, yang terdiri atas indikator-indikator untuk

mortalitas, morbiditas dan status gizi.

2. Indikator hasil antara, yang terdiri atas indikator-indikator untuk keadaan lingkungan, perilaku

hidup, akses dan mutu pelayanan kesehatan.


3. Indikator proses dan masukan, yang terdiri atas indikator-indikator untuk pelayanan kesehatan,

sumbar daya kesehatan, manajemen kesehatan dan kontribusi sektor terkait.

Dalam pelaksanaan program-program di Puskesmas, Puskesmas Pekkabata menetapkan visi

dan misi sebagai berikut :

Visi : Tercapainya Kecamatan Sehat menuju Kabupaten Sehat 2017

Misi : 1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan

2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat

3. Mememlihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan

kesehatan

4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat

beserta lingkungannya

Profil kesehatan adalah salah satu sarana yang dapat digunakan untuk memberi gambaran

hasil pelaksanaan kegiatan dan pemantauan terhadap indikator-indikator keberhasilan program di

Puskesmas. Profil Kesehatan Puskesmas Perawatan Pekkabata Tahun 2016 berisikan data

dasar dan hasil kegiatan dari berbagai indikator yng dilaksanakan Puskesmas Perawatan Pekkabata

selama tahun 2016.


BAB II
GAMBARAN UMUM

A. Kondisi Geografis

Puskesmas Perawatan Pekkabata merupakan salah satu dari 20 (dua puluh) Unit

Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Dinas Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar yang terletak di

Kecamatan Polewali.

Berdasarkan geografis wilayah kerja Puskesmas Perawatan Pekkabata meliputi batas-

batas wilayah sebagai berikut :

 Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Anreapi

 Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Binuang

 Sebelah selatan berbatasan dengan Teluk Mandar

 Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Matakali

Dalam melaksanakan fungsinya, Puskesmas Pekkabata membawahi/melayani 5

kelurahan dan sebagai wilayah tanggung jawabnya. Kelurahan tersebut antara lain :

♣ Kelurahan Pekkabata terdiri dari 3 lingkungan yaitu Padaelo, Pekkabata dan Koppe

♣ Kelurahan Darma terdiri dari 7 lingkungan yaitu Kiri-kiri, Koppe, Batu-batu, Dara, Jambu

Tua, Pulele, Mombi

♣ Kelurahan Takatidung terdiri dari 5 lingkungan yaitu Kampung Pajala, Takatidung,

Mangeramba, Alli-alli, Galung Latea

♣ Kelurahan Manding terdiri dari 4 lingkungan yaitu Manding, Binangaliu, Langkogo, dan

Kampung biru

♣ Kelurahan Madatte terdiri dari 5 lingkungan yaitu Madatte, Belawa, Perumtel, BTN dan

Gernas
B. Kependudukan .

Jumlah penduduk yang tesebar di 5 kelurahan dalam Wilayah kerja Puskesmas Pekkabata

sebanyak 33.949, terdiri dari laki-laki 16.327 dan 17.622 perempuan penyebaran penduduk

pada masing- masing Kelurahan berdasarkan jenis kelamin.

C. Sosiaal Ekonomi.

Penduduk yang mendiami sebagian besar Wilayah Puskesmas Pekkabata Mayoritas

menggantungkan hidupnya dengan mencari nafkah sebagai petani dan nelayan. Mata

pencaharian lain yang dilakoni adalah sebagai pedagang, buruh bangun, iri jasa, dan lain-lain.

D. Ruang lingkup

1. Jenis Data

Data yang dikumpulkan untuk penyusunan Profil Puskesmas Pekkabata adalah:

a. Data Umum Meliputi data gegrapis,Kependudukan dan Sosial budaya

b. Data derajat kesehatan yang meliputidata kematian, data kesakitan dan data status gizi

c. Data kesehatan lingkungan dan perilaku hidup sehat masyarakat, meluputi data air bersih

data rumah sehat, data tempat tempat umum, dan data perilaku hidup sehat

d. Data pelayana kesehatan, antara lain pemanfaatan Puskesmas, data pelayanan KIA, data

pemberantasan penyakit dan data kesehatan lainnya

e. Data sumber daya kesehatan yang meiputi data sarana ksehatan, data tenaga kesehatan

data obat-obatan, serta pembiayaaan kesehatan

2. Sumber Data

Data untuk penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas Pekkabata diperoleh dari

a. Data kegiatan Program puskesmas


b. Data kegiatan luar gedung Puskesmas

E. Sumber Daya

1. Tenaga

Tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas Pekkabata (Termasuk Pustu) pada

Umumnya berlatar belakang Pendidikan bidang Kesehatan Jumlah tenaga dikelompokkan

berdasarkan latar belakang pendidikan jenis kelamin dan jenis kepegawaian

Tabel
Jumlah Pegawai Menurut Pendidikan Dan Jenis kepegawaian Di Puskesmas Pekkabata

JENIS DAN JUMLAH


NO JENIS PENDIDIKAN JUMLAH KEPEGAWAIAN
TENAGA PNS Sukarela PTT

1 Dokter Umum S 1 Kedokteran 2 2 - -

2 Dokter Gigi S 1 Kedokteran Gigi 1 1 - -

3 Sarjana Kes SKM / SST/S.Kep 12 5 7 -

4 Sarjana Non Kes

5 Diploma (D3) Kebidanan 23 7 15 1

Fisioterapi - - - -

Kesling 2 2 - -

Keperawatan 28 12 16 -

6 Diploma(D1) SPK 2 - 2 -

SPRG 1 1 - -

7 Non Medis SLTA/PEKARYA 3 1 2 -

Jumlah 74 31 42 1
2. Sarana

Puskesmas Perawatan Pekkabata yang terletak di Kecamatan Polewali Mandar

memiliki sarana berupa berupa gedung Puskesmas, dan dilengkapi sarana Pustu dan

poskesdes untuk memperluas jangkauan pelayanan kesehatan .Di tahun 2016 Puskesmas

Perawatan Pekkabata telah memiliki sarana gedung perawatan untuk pasien rawat inap.

NO Jenis sarana/Prasarana Jumlah Keterangan


- Rusak ringan 1
- Gedung Puskesmas - 2 Buah
1 - Baik 2
- Perumahan Puskesmas - 3 Buah
- Rusak ringan 1

2 Gedung Pustu 3 Buah

3 Gedung Poskesdes 1 Buah

4 Posyandu 23 Buah

- Kendaraan Roda 4
- 2 Unit - Rusak berat 1
5 - Kendraan Roda 2
- 12 Unit - Rusak sedang 9

3. Biaya

Dukungan dana sebagai penunjang kegiatan di Puskesmas Perawatan Pekkabata tahun

2016 dari :

a. Dana Alokasi umum (DAU) Dinas kesehatan Kabupaten Polewali Mandar tahun

Anggaran 2016

b. Dana dari BPJS

11
B A B III
PROGRAM KESEHATAN PUSKESMAS PERAWATAN PEKKABATA

Puskesmas Perawatan Pekkabata dengan sarana dan prasana yang memiliki, serta

sumber daya yang ada berusaha untuk menjalankan fungsinya sebagai ujung tombak pelayanan

kesehatan dalam rangka upaya untuk mewujudkan Visi dan misi yang telah disusun

sebelumnya.

Secara garis besar program yang dijalankan di Puskesmas Perawatan Pekkabata

dikelompokkan berdasarkan program dasar, yang terdiri atas 12 (dua belas) program pokok.

Program-program tersebut antara lain :

1. Promosi Kesehatan

2. Program Penyehatan lingkungan dan penyediaan Air Bersih

3. Program Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak , serta Program Pelayanan Keluarga Berencan

4. Program Perbaikan Gizi Mas Pemberantasan Penyakit menular

6. Pengobatan Tingkat Pratama

7. Kesehatan Usia Lanjut(Usila) dan pengobatan penyakit khusus

8 . Laboratorium sederhana

9. Kesehatan jiwa

10 .Program UKS/UKGS

11 .Kesker

12. Kesrat

Keberhasilan pelaksanaan program-program diatas dapat diukur dengan beberapa

indikator antara lain :

1. Indikator pencapaian pendekatan fungsi yang yang pemantauan bersifat tahunan, seperti

a. Lingkungan

11
- ketersediaan sumber air bersih dan jamban

- Keadaan tempat pembuangan sampah dan limbah

- Keadaan sanitasi tempat-tempat umum (TTU)

- Keadaan rumah sehat dan kepadatan rumah

- Keadaan tempat pengelolahan makanan dan minuman

b. Perilaku dan partisipasi masyarakat.

- Perilaku Hidup Bersih dan sehat (PHBS)

- Partisipasi masyarakat pada pelaksana Posyandu

- Pengguna Garam beryodium

- Deteksi faktor resik dan resik tinggi ibu hamil

c. Pelayanan Kesehatan

- Pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas

- Pertolongan persalinan oleh nakes

- Pelayanan Keluarga Berencana

- Pemeriksaan Ibu Hamil

- Pemberian Fe 90 tablet pada ibu hamil dan nifas

d. Status kesehatan

Persentase KEP pada balita

- Penyakit Diare

- Penyakit TBC dan kusta

- Penyakit spa pada balita

- Resiko tinggi pada ibu hamil

2. Indikator pelaksanaan pungsi Puskesmas yang pemantauan bersifat bulanan, seperti

a. Pergerakan pembangunan berwawasan kesehatan.

11
- Tempat-tempat umum

- Tataanan institusi Kesehatan

b. Pemberdayaan masyarakat dan keluarga

- Tumbuh dan berkembangnya keluarga sehat

- Tumbuh dan berkembangnya upaya kesehatan yang berbasis masyarakat

- Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)

c. Pelayanan Kesehatan Tingkat pertama

- Kwalitas Pelayanan Kesehatan

- Cakupan Pelayanan Kesehatan

Untuk mewujudkan Program tersebut, maka terdapat beberapa kegiatan yang masing-

masing programa di atas sebagai langka-langka operasional demi untuk meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat melalui pelayanan yang paripurna kepada masyarakat. Yang dimaksud

masyarakat disini sebagai sasaran langsung kegiatan-kegiatan di Puskesmas adalah baik yang

berkunjung masyarakat yang dilayani di Luar bedung Puskesmas.

11
BAB IV
HASIL PELAKSANAAN PROGRAM DALAM BENTUK TABEL

Pada Tahun 2016 ini, telah dimanfaatkan segala sumber daya yang ada dan telah diperoleh

hasil secara maksimal, meskipun diakui bahwa hasil tersebut belum sesuai apa yang telah

diharapkan. Hal ini terjadi karena di dalam pelaksanaan ditemui berbagai, hambatan, maupun

tantangan. Berikut ini akan diuraikan hasil pecapaian berdasarkan Program dan penyebaran

penduduk, dan Jumlah Rumah tangga sesuai Kelurahan yang ada di Wilayah

TABEL 1
LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA,
DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KELURAHAN PUSKESMAS PERAWATAN PEKKABATA TAHUN
2016
LUAS JUMLAH JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN
N JUMLAH
KELURAHAN WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK
O DESA + PENDUDUK
DESA KELURAHAN
(km 2) KELURAHAN TANGGA TANGGA per km 2

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 DARMA 6,25 0 1 1 11,123 2.477 4,5 1.780

2 MANDING 1,88 0 1 1 2,685 561 4,8 1.428

3 MADATTE 2,2 0 1 1 8.822 2.027 4,3 4.010

4 PEKTAKABATA 1,92 0 1 1 4.896 1.042 4,7 2.550

5 TAKATIDUNG 3,84 0 1 1 6.423 1.347 4,7 1.673

JUMLAH 16,09 0 5 5 33.949 567.893 23 11.441


(KAB/KOTA)
Sumber: - Kantor Statistik Kabupaten/Kot
- sumber lain…DATA STATISTIK

11
TABEL 1
DEFENISI OPERASIONAL

Desa : : Kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur


dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul
dan istiadat setempat yang diakui dalam sistem pemerintahan nasional
dan berada di bawah kabupaten
Kelurahan : Suatu wilayah kerja lurah sebagai perangkat daerah kabupaten/kota
dalam wilayah kerja kecamatan
Rumah Tangga : Seorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh
bangunan fisik, dan biasanya tinggal bersama serta makan dari satu
dapur
Kepadatan Penduduk : Jumlah penduduk di satu wilayah per-km2

FORMULA

Rata-rata Jiwa/ = Jumlah penduduk di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu
Rumah Tangga Jumlah rumah tangga di wilayah dan pada kurun waktu yang sama

Kepadatan = Jumlah penduduk di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu


Penduduk/km2 Luas wilayah (km2 )pada kurun waktu yang sama

11
TABEL 2
JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN PUSKESMAS PERAWATAN PEKKABATA
KABUPATEN POLEWALI MANDAR TAHUN 2016
JUMLAH PENDUDUK

NO KELURAHAN LAKI- RASIO JENIS


PEREMPUAN LAKI+PEREMPUAN KELAMIN
LAKI-LAKI

1 2 3 4 5 6

1 PEKKABATA 2.456 2.440 4.896 100,66

2. MANDING 1.327 1.358 2.685 97,72

3. MADATTE 4.302 4.520 8.822 95,18

4. DARMA 5.467 5.656 11.123 96,66

5. TAKATIDUNG 3.078 3.345 6.423 92,02

JUMLAH 16.63 17.319 33.949 482.24

ANGKA BEBAN TANGGUNGAN


(DEPENDENCY RATIO)

Sumber: - Kantor Statistik Kabupaten/kota


- Sumber lain…... (sebutkan)

Dari tabel di atas terlihat bahwa kepadatan penduduk tertinggi sebanyak 11.123 Jiwa
pada Kelurahan Darma, sedangkan pada Kelurahan Manding sebanyak 2.685 jiwa, jumlah
jiwa Adam setiap rumah tangga juga bervariasi pada setiap Kelurahan .Kepadatan rumah
tangga tertinggi terdapat di Kelurahan Darma, Takatidung, dan Pekkabata rata –rata 5 jiwa/RT.

12
TABEL 3
JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN, KElLURAHAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA POLEWALI MANDAR TAHUN 2016
JUMLAH KELAHIRAN

NAMA
NO KELURAHAN LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN
PUSKESMAS

HIDUP MATI HIDUP +MATI HIDUP MATI HIDUP +MATI HIDUP MATI HIDUP +MATI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 DARMA 109 2 111 104 1 105 213 3 216

2 MADATTE 81 1 82 82 - 82 163 1 164


PEKKABATA
3 TAKATIDUNG 64 1 65 62 - 62 126 1 127

4 PEKKABATA 53 0 53 62 - 62 115 0 115

5
MANDING 27 1 28 34 - 34 61 1 62
JUMLAH (KAB/KOTA) 334 5 339 344 1 345 678 6 684
ANGKA LAHIR MATI PER 1.000 KELAHIRAN (DILAPORKAN)

Sumber: Program KIA Puskesmas Pekkabata

Keterangan : Angka Lahir Mati (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan Angka Lahir Mati yang sebenarnya di populasi

Dari tabel di atas menggambarkan bahwa cakupan persalinan Nakes di Puskesmas Perawatan Pekkabata yang tertinggi adalah
Kelurahan Darma Jumlah kelahiran pada tahun 2015 sebanyak 203, yang mati sebanyak 5 orang dan yang terendah adalah Kelurahan
Manding sebanyak 63 orang kelahiran dan Jumlah kematian sebanyak 1 orang.

13
TABEL 3

DEFINISI OPERASIONAL

Lahir Hidup : Suatu kelahiran seorang bayi tanpa memperhitungkan lamanya di dalam kandungan, dimana bayi menunjukkan tanda-tanda
kehidupan, misal: bernafas, ada denyut jantung atau gerakan otot

Lahir Mati : Kelahiran seorang bayi dari kandungan yang berumur paling sedikit 22 minggu tanpa menunjukkan tanda-tanda kehidupan

Angka Lahir Mati : Jumlah lahir mati terhadap 1.000 kelahiran (hidup+mati)

FORMULA

Angka Lahir Mati per Jumlah lahir mati di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu
1.000 Kelahiran = x1.000
Jumlah kelahiran (hidup mati) di wilayah dan pada kurun waktu yang sama

15
TABEL 4
JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KELURAHAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN POLEWALI MANDAR TAHUN 2016
JUMLAHKEMATIAN

LAKI - LAKI PEREMPUAN LAKI - LAKI + PEREMPUAN


NO KELURAHAN PUSKESMAS
ANAK ANAK ANAK
NEONATAL BAYIa BALITA NEONATAL BAYIa BALITA NEONATAL BAYIa BALITA
BALITA BALITA BALITA

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 Pekkabata Pekkabata - - - - 1 - 1 1 - - 1

2 Takatidung - - - - - - - - - - -

3 Manding - - - - - - - - - - -

4 Madatte - - - - - 1 1 - 1 - 1

5 Darma 1 - 1 2 2 - 2 3 - 1 4

JUMLAH (KAB/KOTA) 1 - 1 2 3 1 4 4 1 1 6

ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN)

Sumber: Program KIA Puskesmas Pekkabata

Keterangan : - Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan AKN/AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi

15
TABEL 4
DEFINISI OPERASIONAL
Kematian Neonatal : Kematian yang terjadi pada bayi usia sampai dengan 28 hari
Kematian Bayi : Kematian yang terjadi pada bayi usia 0-11 bulan (termasuk neonatal)
Kematian Anak Balita : Kematian yang terjadi pada anak usia 12-59 bulan
Kematian Balita : Kematian yang terjadi pada bayi/anak usia 0 - 59 bulan (bayi + anak balita)

FORMULA
Jumlah bayi usia sampai 28 hari yg meninggal
Angka Kematian Neonatal
= di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu x 1.000
per 1.000 Kelahiran Hidup Jumlah kelahiran hidup di wilayah dan pada kurun waktu yang sama

Jumlah bayi usia 0-11 bulan yg meninggal


Angka Kematian Bayi per
= di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu x 1.000
1.000 Kelahiran Hidup Jumlah kelahiran hidup di wilayah dan pada kurun waktu yang sama

Jumlah anak usia 12-59 bulan yg meninggal


Angka Kematian Anak = di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu x 1.000
Balita per 1.000 Kelahiran Hidup Jumlah kelahiran hidup di wilayah dan pada kurun waktu yang sama

Jumlah balita usia sampai 59 bulan (bayi + anak balita) yg meninggal


Angka Kematian Balita = di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu x 1.000
per 1.000 Kelahiran Jumlah kelahiran hidup di wilayah dan pada kurun waktu yang sama
Hidup

17
TABEL 5
JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR, KELURAHAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA POLEWALI MANDAR TAHUN 2016
KEMATIAN IBU

JUMLAH JUMLAH KEMATIAN IBU JUMLAH KEMATIAN IBU JUMLAH KEMATIAN IBU JUMLAH KEMATIAN IBU
NO KElLURAHAN PUSKESMAS LAHIR HAMIL BERSALIN NIFAS
HIDUP < 20 20-34 ≥35 JMLH < 20 20-34 ≥35 JMLH < 20 20-34 ≥35 JMLH < 20 20-34 ≥35 JMLH
tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun
tahun

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 PEKKABATA PEKKABATA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
115
2 DARMA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1
213
3 MADAATE 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
163
4 MANDING 0 0 0 0 0
61 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 TAKATIDUNG 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
126 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 678 1 1 1 1

ANGKA KEMATIAN IBU


(DILAPORKAN)

Sumber: PROGRAM PUSKESMAS


Keterangan
- Jumlah kematian ibu = jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas
- Angka Kematian Ibu (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi

17
TABEL 5

DEFINISI OPERASIONAL

Kematian Ibu : Kematian perempuan pada saat hamil atau kematian dalam kurun waktu
42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya kehamilan,
yakni kematian yang disebabkan karena kehamilannya atau
penanganannya, tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan
dan terjatuh.

FORMULA

Jumlah ibu yang meninggal karena hamil, bersalin, dan nifas


Angka Kematian Ibu = di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu x 100.000
per 100.000 Kelahiran Jumlah kelahiran hidup di wilayah dan pada kurun waktu yang sama
Hidup

18
TABEL 6
KASUS BARU TB BTA+, SELURUH KASUS TB, KASUS TB PADA ANAK, DAN CASE NOTIFICATION RATE (CNR) PER 100.000 PENDUDUK
MENURUT JENIS KELAMIN, KElLURAHAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN POLEWLI MANDAR TAHUN 2016
JUMLAH KASUS BARU TB BTA+ JUMLAH SELURU
KASUS TB KASUS TB ANAK
JUMLAH PENDUDUK
0-14 TAHUN
NO KELURAHAN PUSKESMAS L P L P

L+P L+P
L P L+P JUM % JUM % JUM % JUM % JUMLAH %
LAH LAH LAH LAH

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 PEKKABATA PEKKABATA 2383 2390 4773 7 3 125,5 209,51 9 377,67 3 125,52

2 MANDING 1291 1328 2619 2 3 225,9 190,91 6 387,29 4 301,2 1

3 DARMA 5319 5524 10843 3 - - 27,66 7 131,6 - - 1

4 TAKATIDUNG 2994 3267 6261 4 3 91,82 111,8 9 300,6 1 30,6

5 MADATTE 4185 4416 8601 3 1 22,64 46,5 6 143,36 3 67,93

JUAH (KAB/KOTA)
16172 16925 33097 19 10 11 2
C KASUS BARU TB BTA+ PER 100.000 PENDUDUK

CR SELURUH KASUS TB PER 100.000 PENDUDUK

Suber: …………….. (sebutkan) program TB


Puskesmas

19
Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan, rumah
tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll
Catatan : Jumlah kolom 6 = jumlah kolom 7 pada Tabel 1, yaitu sebes

19
TABEL 6
DEFINISI OPERASIONAL

Kasus Baru BTA+ : Pasien yang belum pernah diobati dengan OAT atau sudah pernah menelan OAT kurang dari satu bulan (4
minggu). TB BTA + yaitu penemuan pasien TB melalui pemeriksaan dahak sewaktu- pagi- sewaktu (SPS)
dengan hasil pemeriksaan mikroskopis :
a. Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif
b. Terdapat 1 spesimen dahak SPS dengan hasil BTA positif dan foto toraks dada menunjukan
gambaran tuberkulosis
c. Terdapat 1 atau lebih spesimen dahak hasilnya positif setelah 3 spesimen dahak SPS pada
pemeriksaan sebelumnya dengan hasil BTA negatif dan tidak ada perbaikan setelah pemberian
antibiotika non OAT.
Seluruh kasus TB : Kasus TB (semua tipe) yang ditemukan dan diobati
Kasus TB anak : Kasus TB pada anak usia 0-14 tahun
Angka Notifikasi kasus : Angka yang menunjukkan jumlah pasien TB yang ditemukan dan tercatat diantara 100.000 penduduk pada
TB / Case Notification satu periode di suatu wilayah tertentu
Rate ( CNR )

20
FORMULA

CNR Kasus Baru BTA+ = Jumlah kasus baru TB BTA + x 100.000


Jumlah penduduk yang ada dalam wilayah dan kurun waktu yang sama

CNR Seluruh Kasus TB = Jumlah pasien TB (semua tipe) yang ditemukan dan diobati (TB 07) x 100.000
Jumlah penduduk yang ada dalam wilayah dan kurun waktu yang sama

Proporsi TB anak = Jumlah kasus TB pada anak x 100 %


Jumlah pasien TB (semua tipe) yang ditemukan dan diobati

22
TABEL 7

JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN, KELURAHAN DI PUSKESMA PEKKABATA
KABUPATEN/KOTA POLEWALI MANDAR TAHUN 2016

TB PARU
SUSPEK
NO KELURAHAN PUSKESMAS BTA (+) % BTA (+) TERHADAP SUSPEK

L P L+P L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 PEKKABATA PEKKABATA 53 21 74 8 1 9 15 0,4 7 12

2 MANDING 19 32 51 3 1 4 15 0,39 0,78

3 DARMA 28 25 53 4 - 4 14,2 16 0,75

4 TAKATIDUNG 30 20 50 4 2 6 13 3 12

5 MADATTE 20 17 37 3 1 4 15 2 100

JUMLAH 150 115 265 22 5 27 72,2 21,78 133,53


Sumber: …………….. (sebutkan)
Keterangan :
Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan, rumah tahanan,
dokter praktek swasta, klinik dll

22
TABEL 7

DEFINISI OPERASIONAL
Suspek TB : Orang yang memiliki gejala utama yaitu batuk berdahak selama 2-3 minggu atau lebih. Batuk dapat
diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur darah, batuk berdarah, sesak nafas, badan lemas,
nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik,
demam meriang lebih dari satu bulan.
TB Paru BTA + : Penemuan pasien TB melalui pemeriksaan dahak sewaktu- pagi- sewaktu (SPS) yang hasil
pemeriksaan mikroskopis :
a. Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif
b. Terdapat 1 spesimen dahak SPS dengan hasil BTA positif dan foto toraks dada menunjukan
gambaran tuberkulosis
c. Terdapat 1 atau lebih spesimen dahak hasilnya positif setelah 3 spesimen dahak SPS pada
FORMULA pemeriksaan sebelumnya dengan hasil BTA negatif dan tidak ada perbaikan setelah pemberian
antibiotika non OAT.

Persentase BTA+ terhadap = Jumlah TB Paru BTA+ yang ditemukan dan diobati di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu
suspek x 100%
Jumlah suspek TB di wilayah dan pada kurun waktu yang sama

23
TABEL 8
ANGKA KESEMBUHAN DAN PENGOBATAN LENGKAP TB PARU BTA+ SERTA KEBERHASILAN PENGOBATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KELURAHAN
DI PUSKESMAS PERAWATAN PEKKABATA KABUPATEN/KOTA POLEWALI MANDAR
TAHUN 2016

ANGKA KESEMBUHAN (CURE RATE) ANGKA PENGOBATAN LENGKAP ANGKA KEBERHASILAN


(COMPLETE RATE) PENGOBATAN JUMLAH KEMATIAN
BTA (+) DIOBATI (SUCCESS RATE/SR) SELAMA PENGOBATAN
NO KELURAHAN PUSKESMAS L P L+P L P L+P

L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

1 PEKKABATA 3 3 6 3 100% 3 100% 6 100% 3 100% 1 100% 4 100% 6 4 10

2 MANDING 2 3 5 2 100% 3 100% 5 100% 2 100% 1 - 2 100% 4 4 8


PEKKABATA
3 DARMA 2 - 2 1 50% - 1 50% 2 100% - - 2 100% 3 - 3 1 - 1

4 TAKATIDUNG 2 3 5 2 100% 3 100% 5 100% 2 - - - - - 4 3 7

5 MADATTE 3 1 4 3 100% 1 100% 4 100% 3 100% - - 3 100% 6 1 7

JUMLAH (KAB/KOTA)
12 10 22 11 91,6% 10 100% 21 95,4% 12 100% 2 100% 11 100% 23 12 35 1 - 1
ANGKA KEMATIAN SELAMA PENGOBATAN PER 100.000 PENDUDUK

Sumber: PROGRAM TB paru


Keterangan:
Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan,
rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll

24
TABEL 8
DEFINISI OPERASIONAL
BTA (+) diobati : Pasien baru Tuberkulosis BTA positif yang mendapatkan pengobatan dengan Obat Anti Tuberkulosis

Kesembuhan : Pasien yang telah menyelesaikan pengobatan secara lengkap dan hasil pemeriksaan apusan dahak ulang (follow-
up) dengan hasil negatif pada akhir pengobatan dan pada satu pemeriksaan sebelumnya.
Pengobatan Lengkap : Pasien yang telah menyelesaikan pengobatan secara lengkap tetapi tidak ada hasil pemeriksaan apusan dahak
ulang pada akhir pengobatan dan pada satu pemeriksaan sebelumnya.
Keberhasilan pengobatan : Jumlah pasien yang sembuh dan pengobatan lengkap
(complete rate)
Pasien TB Meninggal : Banyaknya kematian pasien TB selama masa pengobatan oleh sebab apapun
FORMULA
+
Angka Kesembuhan Pasien Jumlah penderita TB Paru BTA yang sembuh di suatu wilayah selama periode tertentu
x 100%
TB Paru BTA+ =
Jumlah penderita TB Paru BTA+ yang diobati di wilayah dan pada kurun waktu yang sama
(cure rate)
Jumlah penderita TB Paru BTA+ mendapat pengobatan lengkap di suatu wilayah selama 1 tahun
Angka Pengobatan Lengkap = x 100%
(complete rate) Jumlah penderita TB Paru BTA+ yang diobati di wilayah dan pada kurun waktu yang sama

Angka Keberhasilan = Jumlah pasien baru TB BTA positif (embus + pengobatan lengkap)
Pengobatan (Success x 100%
Rate/SR) Jumlah pasien baru TB BTA positif yang diobati

Jumlah kematian pasien TB selama masa pengobatan oleh sebab apapun di suatu
Kematian TB =
wilayah pada kurung waktu tertentu x 100.000
Jumlah penduduk yang ada dalam wilayah dan kurun waktu yang sama

25
TABEL 9
PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KELURAHAN DI PUSKESMAS PERAWATAN PEKKABATA
KABUPATEN/KOTA POLEWALI MANDAR TAHUN 2016
PNEUMONIA PADA BALITA

JUMLAH BALITA JUMLAH PERKIRAAN PENDERITA DITEMUKAN DAN DITANGANI


NO KELURAHAN PUSKESMAS PENDERITA
L P L+
P
L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 PEKKABATA 490 24 3 1 4 17

2 MADATTE PEKKABATA 882 27 4 2 6 12

3 DARMA 1112 24 5 3 8 33

4 TAKATIDUNG 642 31 0 1 1 3,2

5 MANDING 269 13 0 1 1 7,6

JUMLAH (KAB/KOTA) 3395 119 12 8 20 12,04


Sumber: PROGRAM ISPA
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

26
TABEL 9

DEFINISI OPERASIONAL

Penemuan penderita : Balita dengan pneumonia yang ditemukan dan diberikan tatalaksana sesuai standar di sarana

Pneumonia pada balita : Penemuan dan tatalaksana penderita pneumonia yang mendapat antibiotik sesuai standar atau
ditangani pneumonia berat dirujuk ke RS di satu wilayah pada kurun waktu tertentu

Perkiraan Pneumonia : Jumlah perkiraan penderita pneumonia balita di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama.
pada balita Jumlah perkiraan penderita Pneumonia Balita yaitu 10% dari jumlah balita pada wilayah dan kurun
waktu yang sama

FORMULA

Penemuan penderita Jumlah penderita Pneumonia yang ditangani dalam kurun waktu tertentu x 100 %
pneumonia : Jumlah perkiraan penderita Pneumonia di satu wilayah dalam kurun waktu tertentu
Pneumonia balita kesehatan di satu wilayah dalam waktu satu tahun

27
TABEL 10
KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN PER KELURAHAN DI PUSKESMAS PERAWATAN PEKKABATA
KABUPATEN/KOTA POLEWALI MANDAR TAHUN 2016
DIARE
JUMLAH PENDUDUK JUMLAH TARGET DIARE DITANGANI
NO KElLURAHAN PUSKESMAS PENEMUAN L P L+P
L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 PEKKABATA 4896 104 47 65 112 107

2 DARMA PEKKABATA 11123 238 79 84 163 68

3 TAKATIDUNG 6423 137 148 184 332 242

4 MANDING 2685 58 62 58 120 206

5 MADATTE 8822 189 80 96 176 93

6 LUAR WILAYAH 7 10 17

JUMLAH (KAB/KOTA) 33949 726 423 497 920 126


ANGKA KESAKITAN DIARE PER 1.000 PENDUDUK
Sumber: …………….. (sebutkan)

28
TABEL 10

DEFINISI OPERASIONAL

Penderita diare yang : Jumlah penderita yang datang dan dilayani di sarana kesehatan dan kader di suatu wilayah tertentu
ditangani dalam waktu satu tahun

Perkiraan jumlah penderita diare yang datang ke sarana kesehatan dan kader adalah 10% dari angka kesakitan x jumlah penduduk
disatu wilayah kerja dalam waktu satu tahun. Angka kesakitan nasional hasil Survei Morbiditas Diare tahun 2012 yaitu sebesar
214/1.000 penduduk. Jika terdapat angka kesakitan kabupaten/kota terkini, maka angka kesakitan tersebut dapat digunakan.

FORMULA

Jumlah penderita diare yang datang dan dilayani di sarana kesehatan dan kader
Penderita diare ditangani di suatu wilayah tertentu dalam waktu satu tahun
= X 100%
Jumlah target penemuan penderita diare pada satu wilayah tertentu dalam waktu yg sama
(10% dari angka kesakitan diare x jumlah penduduk)

29
TABEL 11
KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN PER KELURAHAN DI PUSKESMAS PERAWATAN PEKKABATA
KABUPATEN/KOTA POLEWALI MANDAR TAHUN 2016
KASUS BARU

NO KELURAHAN PUSKESMAS Pausi Basiler (PB)/ Kusta kering Multi Basiler (MB)/ Kusta Basah PB + MB

L P L+P L P L+P L P L+P


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 TAKATIDUNG PEKKABATA 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 PEKKABATA 0 0 0 1 0 1 0 1 1

3 MADATTE 0 0 0 0 1 1 0 1 1

4 DARMA 0 0 0 0 0 0 0 0 0

5 MANDING 0 0 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 1 1 2 0 2 2
PROPORSI JENIS KELAMIN
Sumber: …………….. (sebutkan)

30
TABEL 11

DEFINISI OPERASIONAL

Penderita kusta : Seseorang yang mempunyai satu dari tanda utama kusta, yaitu :
 Kelainan kulit/lesi dapat berbentuk bercak putih atau kemerahan yang mati rasa
 Penebalan saraf tepi yang disertai dengan gangguan fungsi saraf. Gangguan fungsi saraf bisa
berupa gangguan fungsi sensoris, gangguan fungsi motoris, gangguan fungsi otonom
 Adanya basil tahan asam (BTA) di dalam kerokan jaringan kulit (slit skin smear)

Penderita tipe PB : Penderita kusta yang mempunyai tanda utama seperti berikut :
 Jumlah bercak kusta 1-5
 Jumlah penebalan saraf tepi disertai gangguan fungsi hanya 1 saraf
 Hasil pemeriksaan kerokan jaringan kulit negatif
Penderita MB : penderita kusta yang mempunyai tanda utama seperti berikut :
 Jumlah bercak kusta >5
 Jumlah penebalan saraf tepi disertai gangguan fungsi lebih dari 1 saraf
 Hasil pemeriksaan kerokan jaringan kulit positif

NCDR : Kasus kusta baru yang ditemukan pada periode tertentu per 100.000 penduduk
(New Case Detection
Rate)

FORMULA

NCDR Jumlah kasus kusta yang baru ditemukan pada kurun waktu tertentu di suatu wilayah
(New Case Detection : x 100.000
Rate) Jumlah penduduk di wilayah dan kurun waktu yang sama

31
TABEL 12
KASUS BARU KUSTA 0-14 TAHUN DAN CACAT TINGKAT 2 MENURUT JENIS KELAMIN PER KELURAHAN
DI PUSKESMAS PERAWATAN PEKKABATA
KABUPATEN/KOTA POLEWALI MANDAR TAHUN 2016
KASUS BARU
PENDERITA KUSTA 0-14
NO KELURAHAN PUSKESMAS PENDERITA TAHUN CACAT TINGKAT 2
KUSTA JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8

1. PEKKABATA PEKKABATA 0 0 0 0 0

2. MADATTE 0 0 0 0 0

3. MANDING 0 0 0 0 0

4. DARMA 0 0 0 0 0

5. MANDING 0 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0
ANGKA CACAT TINGKAT 2 PER 100.000 PENDUDUK
Sumber: PROGRAM KUST

32
TABEL 12

DEFINISI OPERASIONAL

Cacat tingkat 2 : ◙ Cacat pada tangan dan kaki → terdapat kelainan anatomis
◙ Cacat pada mata → lagoptalmus dan visus sangat terganggu
Angka cacat tingkat 2 : Jumlah kasus baru dengan cacat tingkat 2 uang ditemukan pada periode satu tahun per 100.000
penduduk

FORMULA

Jumlah penderita kusta (PB + MB) yang berusia 0 -14 tahun


% penderita kusta : pada wilayah dan waktu tertentu x 100%
0-14 tahun Jumlah seluruh penderita kusta (PB + MB) baru yang ditemukan pada
wilayah dan kurun waktu yang sama

Jumlah penderita kusta dengan cacat tingkat 2 pada wilayah dan waktu tertentu
% cacat tingkat 2 : x 100%
Jumlah seluruh penderita kusta (PB + MB) baru yang ditemukan pada wilayah
dan kurun waktu yang sama

Angka kesakitan cacat Jumlah penderita kusta dengan cacat tingkat 2 pada wilayah dan waktu tertentu
tingkat 2 per 100.000 : x 100%
penduduk Jumlah penduduk pada wilayah dan kurun waktu yang sama

33
TABEL 13
JUMLAH KASUS DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT TIPE/JENIS, JENIS KELAMIN PER KELURAHAN
DI PUSKESMAS PERAWATAN PEKKABATA KABUPATEN/KOTA POLEWALI MANDAR
TAHUN 2016
KASUS TERCATAT
Pausi Basiler/Kusta kering Multi Basiler/Kusta Basah JUMLAH
NO KELURAHAN PUSKESMAS
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 TAKATIDUNG PEKKABATA 0 0 0 4 2 6 4 2 6
2 PEKKABATA 0 0 0 3 0 3 3 0 3
3 MADATTE
0 1 1 5 1 6 5 2 7
4 DARMA
0 1 1 1 1 1 1 2
5
MANDNG
0 0 0 1 1 2 1 1 2

JUMLAH 2 2 14 4 18 14 6 20
ANGKA PREVALENSI PER 10.000 PENDUDUK
Sumber: PROGRAM KUSTA PUSKESMAS

34
TABEL 13

DEFINISI OPERASIONAL

Angka prevalensi : Kasus kusta terdaftar (kasus baru dan kasus lama)per 10.000
Per 10.000 penduduk penduduk pada wilayah dan kurun waktu tertentu

FORMULA

Jumlah kasus kusta terdaftar (baru lama) pada wilayah


Angka prevalensi
= dan kurun waktu tertentu x 10.000
Per 10.000 penduduk Jumlah penduduk pada wilayah dan kurun waktu
yang sama

35
TABEL 14
PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT (RELEASE FROM TREATMENT/RFT) MENURUT JENIS KELAMIN PER KELURAHAN
DI PUSKESMAS PERAWATAN PEKKABATA KABUPATEN/KOTA POLEWALI MANDAR
TAHUN 2016

KUSTA (PB) KUSTA (MB)


a a
PENDERITA PB RFT PB PENDERITA MB RFT MB
NO KELURAHAN PUSKESMAS
L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

1. PEKKABATA PEKKABATA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 3 1 0 0 0 1

2 TAKATIDUNG 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 2 6 4 0 2 0 6

3 DARMA 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1

4 MADATTE 0 1 1 0 0 1 0 1 0 5 1 6 5 0 0 0 5

5 MANDING 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2 2 0 1 0 2

6
LUAR
WILAYAH

JUMLAH (KAB/KOTA) 2 2 0 0 2 0 2 0 13 4 18 13 0 3 0 15
Sumber: …PROGRAM KUSTA PUSKESMASS

36
TABEL 14

DEFINISI OPERASIONAL

RFT PB : Jumlah kasus baru PB dari periode kohort satu tahun yang sama yang menyelesaikan
(Release From Treatment) pengobatan tepat waktu (6 dosis dalam 6-9 bulan)

RFT MB : Jumlah kasus baru MB dari periode kohort satu tahun yang sama yang menyelesaikan pengobatan
tepat waktu (12 dosis dalam 12-18 bulan)

FORMULA

Jumlah kasus baru PB yang menyelesaikan pengobatan 6 dosis dalam 6-9 bulan
RFT rate PB = x 100%
Jumlah seluruh kasus baru PB yang mulai MDT pada periode kohort yang sama

Jumlah kasus baru MB yang menyelesaikan pengobatan 12 dosis dalam 12-18 bulan
RFT rate MB = x 100%
Jumlah seluruh kasus baru MB yang mulai MDT pada periode kohort yang sama

37
TABEL 15
JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN PER KELURAHAN
DIPUSKESMAS PERAWATAN PEKKABATA KABUPATEN/KOTA POLEWALI MANDAR
TAHUN 2016

JUMLAH KASUS PD3I


DIFTERI TETANUS (NON NEONATORUM) TETANUS NEONATORUM
NO KELURAHAN PUSKESMAS PERTUSIS
JUMLAH KASUS JUMLAH KASUS JUMLAH KASUS
MENINGGAL MENINGGAL MENINGGAL
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1. PEKKABATA PEKKABATA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 TAKATIDUNG 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

3. DARMA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

4 MADATTE 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

5 MANDING 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

6 LUAR WILAYAH 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
CASE FATALITY RATE (%)

Sumber: …………….. (sebutkan)

38
TABEL 15

DEFINISI OPERASIONAL
Penyakit Difteri : Infeksi akut yang disebabkan bakteri Corynebacterium diphteriae ditandai dengan pembentukan membran
di tenggorokan dan aliran udara lainnya yang menyebabkan sulit bernapas

Penyakit Pertusis : Penyakit membran mukosa pernapasan dengan gejala demam ringan, bersin, hidung berair, dan batuk kering

Penyakit Tetanus : Penyakit infeksi akut dan sering fatal yang mengenai sistem saraf yang disebabkan infeksi bakteri dari luka
terbuka. Ditandai dengan kontraksi otot tetanik dan hiperrefleksi, yang mengakibatkan trismus (rahang
terkunci), spasme glotis, spasme otot umum, opistotonus, spasme respiratoris, serangan kejang dan paralisis

Penyakit : Suatu bentuk tetanus infeksius yang berat dan terjadi selama beberapa hari pertama setelah lahir.
T. Neonatorum Disebabkan oleh faktor-faktor seperti tindakan perawatan sisa tali pusat yang tidak higienis, atau pada
sirkumsisi bayi laki-laki dan kekurangan imunisasi maternal

FORMULA

Case Fatality Rate Jumlah penderita (difteri/tetanus/t. neonatorum) yang meninggal


(difteri/tetanus/ pada wilayah dan periode tertentu
t.neonartum) = X 100%
Jumlah penderita (difteri/tetanus/t. neonatorum)
pada wilayah dan periode yang sama

39
TABEL 16
JUMLAH KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) MENURUT JENIS KELAMIN PER KELURAHAN DI PUSKESMAS PERAWATAN PEKKABATA
KABUPATEN/KOTA POLEWALI MANDAR
TAHUN 2016
DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)

NO KELURAHAN PUSKESMAS JUMLAH KASUS MENINGGAL CFR (%)


L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1
PEKKBATA PEKKABATA 13 2 15 0 0 0 0 0 0

2 TAKATIDUNG 4 2 6 0 0 0 0 0 0
3
MANDING 6 8 14 0 0 0 0 0 0

4 MADATTE 19 9 28 0 0 0 0 0 0

5 DARMA 12 20 32 0 0 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 54 41 95 0 0 0 0 0 0
INCIDENCE RATE PER 100.000 PENDUDUK 2 3 5
Sumber: KELURAHAN WILAYAH PUSKESMAS
Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

40
TABEL 16

DEFINISI OPERASIONAL

Penderita DBD : Penderita demam tinggi mendadak berlangsung 2-7 hari, disertai
manifestasi perdarahan (antara lain uji tourniqet positiv, petekie, ekimosis,
epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis dan/atau melena, dsb) ditambah
trombositopenia (trombosit ≤ 100.000 /mm³) dan hemokonsentrasi
(peningkatan hematokrit ≥ 20%).

FORMULA

Angka Kesakitan DBD Jumlah penderita DBD


(Incidence Rate) = X 100.000
Jumlah penduduk pada tempat dan waktu yang sama

Jumlah kematian yang disebabkan DBD di suatu wilayah


Case Fatality Rate = kerja pada kurun waktu tahun tertentu
DBD X 100%
Jumlah penderita penyakit DBD yang ditemukan
di suatu wilayah kerja pada kurunwaktu yang sama

42
TABEL 17
KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN PER KElLURAHAN, DI PUSKESMAS PERAWATAN PEKKABATA
KABUPATEN/KOTA POLEWALI MANDAR
TAHUN 2016

MALARIA

SEDIAAN DARAH DIPERIKSA


NO KELURAHAN PUSKESMAS SUSPEK MENINGGA L CFR
POSITIF
L P L+P
L P L+P L % P % L+P % L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

1 PEKKABATA PEKKABATA 7 104 111 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2
TAKATIDUNG 8 60 68 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

3 MANDING 8 77 85 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

4 MADATTE 11 88 99 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

5 DARMA 18 141 159 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA)
52 470 522 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH PENDUDUK BERISIKO

ANGKA KESAKITAN (ANNUAL PARASITE INCIDENCE) PER 1.000 PENDUDUK BERISIKO

Sumber: …………….. (sebutkan)

42
TABEL 17

DEFINISI OPERASIONAL

Suspek : Kasus dengan gejala klinis malaria (demam tinggi disertai menggigil) Tanpa Pemeriksaan
Sediaan Darah

Malaria positif : Kasus dengan gejala klinis malaria (demam tinggi disertai menggigil) dengan pemeriksaan
sediaan darah di laboratorium

FORMULA

Jumlah sediaan darah diperiksa di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
% Sediaan darah diperiksa = X 100
Jumlah suspek pada wilayah dan kurun waktu yang sama

Jumlah penderita positif malaria (dengan pemeriksaan sediaan darah)


di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Angka Kesakitan (API) = X1.000
Jumlah penduduk berisiko pada wilayah kurun waktu yang sama

Jumlah kasus meninggal karena malaria di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Case Fatality Rate (CFR) = x 100%
Jumlah kasus positif malaria pada wilayah dan kurun waktu yang sama

43
TABEL 18
PENDERITA FILARIASIS DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN PER KELURAHAN DI PUSKESMAS PERAWATAN PEKKABATA
KABUPATEN/KOTA POLEWALI MANDAR
TAHUN 2016

PENDERITA FILARIASIS
NO KELURAHAN PUSKESMAS KASUS BARU DITEMUKAN JUMLAH SELURUH KASUS
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 PEKKABATA PEKKABATA 0 0 0 0 0 0

2 DARMA
0 0 0 0 0 0
3 TAKATIDUNG
0 0 0 0 0 0
4 MADATTE

5 MANDING 0 0 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0 0
ANGKA KESAKITAN PER 100.000 PENDUDUK (KAB/KOTA)
Sumber: PROGRAM P2 M pUSKESMAS
Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

44
TABEL 18
DEFINISI OPERASIONAL

Kasus baru filariasis : Kasus filariasis yang baru ditemukan

Jumlah seluruh kasus : Kasus filariasis baik kasus baru maupun kasus lama

FORMULA

Jumlah kasus filariasis (baru dan lama) di wilayah dan pada


Angka Kesakitan = periode tertentu x 100.000
Filariasis
Jumlah penduduk pada periode waktu yang sama

45
TABEL 19
PENGUKURAN TEKANAN DARAH PENDUDUK ≥ 18 TAHUN MENURUT JENIS KELAMIN PER KELURAHAN DI PUSKESMAS PERAWATAN PEKKABATA
KABUPATEN/KOTA POLEWALI MANDAR
TAHUN 2016
DILAKUKAN PENGUKURAN TEKANAN DARAH HIPERTENSI/TEKANAN DARAH TINGGI

JUMLAH PENDUDUK ≥ 18 TAHUN LAKI-LAKI + LAKI-LAKI +


NO KELURAHAN PUSKESMAS LAKI-LAKI PEREMPUAN PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN PEREMPUAN

LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %


PEREMPUAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 PEKKABATA PEKKABATA

2 MADATTE

3 MANDING

4 TAKATIDUNG

5 DARMA

JUMLAH (KAB/KOTA)

Sumber: …………….. (sebut

46
TABEL 19

DEFINISI OPERASIONAL

Pengukuran tekanan : Penduduk yang berusia > 18 tahun yang dilakukan pengukuran tekanan darah minimal satu
darah tahun sekali di suatu wilayah. Pengukuran dapat dilakukan di dalam unit pelayanan
kesehatan primer, pemerintah maupun swasta, di dalam maupun di luar gedung.
Hipertensi/tekanan darah: Peningkatan tekanan darah yaitu keadaaan dimana tekanan darah sistolik lebih besar atau tinggi
sama dengan 140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik lebih besar atau sama dengan 90 mmHg
(Joint National Committee on Prevention Detection, Evaluation and Treatment of High Blood
Pressure VII/JNC-VII, 2003).
Tekanan darah tinggi merupakan hasil pengukuran tekanan darah terakhir atau hasil pengukuran minimal 1 kali setahun

FORMULA

Cakupan pengukuran Jumlah penduduk usia > 18 tahun yang melakukan pengukuran tekanan darah
tekanan darah di suatu wilayah dan pada periode tertentu
= x 100%
Jumlah penduduk usia > 18 tahun di suatu wilayah dan periode waktu yang sama

Jumlah penduduk usia > 18 tahun dengan hipertensi (tekanan darah tinggi)
Persentase hipertensi/ di suatu wilayah dan pada periode tertentu
tekanan darah tinggi = x 100%
Jumlah penduduk usia > 18 tahun yang melakukan pengukuran tekanan darah
di suatu wilayah dan periode waktu yang sama

47
TABEL 20
KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DI DESA/KELURAHAN YANG DITANGANI < 24 JAM
KABUPATEN/KOTA POLEWALI MANDAR
TAHUN 2016

KLB DI DESA/KELURAHAN
NO KELURAHAN PUSKESMAS JUMLAH DITANGANI <24 JAM %
1 2 3 4 5 6

1 PEKKABATA PEKKABATA 0 0 0
2 TAKATIDUNG 0 0 0
3
DARMA 0 0 0

4 MADATTE 0 0 0

5 MANDING 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0
Sumber: PROGRAM SURVAILANS

48
TABEL 20

DEFINISI OPERASIONAL

Kejadian Luar Biasa : Timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan dan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis
pada suatu desa/kelurahan dalam waktu tertentu.
Desa/ kelurahan KLB : Jumlah KLB di desa/kelurahan dimana terjadi peningkatan kesakitan atau kematian penyakit potensial
KLB, penyakit karantina atau keracunan makanan
Ditanggulangi < 24 jam : Penanggulangan KLB kurang dari 24 jam sejak laporan W1 diterima sampai penyelidikan dilakukan
dengan catatan selain formulir W1 dapat juga berupa faximili atau telepon
Penyelidikan KLB : rangkaian kegiatan berdasarkan cara-cara epidemiologi untuk memastikan adanya suatu KLB, mengetahui
gambaran penyebaran KLB dan mengetahui sumber dan cara-cara penanggulangannnya
Penanggulangan KLB : Upaya untuk menemukan penderita atau tersangka penderita, penatalaksanaan penderita, pencegahan
peningkatan, perluasan dan menghentikan suatu KLB
Desa/kelurahan : Desa/Kelurahan yang mengalami KLB dan ditanggulangi < 24 jam oleh kabupaten/kota terhadap
Mengalami KLB yang Kejadian Luar Biasa (KLB) pada periode/kurun waktu tertentu.
ditangani < 24 jam

FORMULA

Persentase Kejadian Jumlah KLB di desa/kelurahan yang ditanggulangi < 24 jam


Luar Biasa (KLB) di
pada periode waktu tertentu
Sdesa/kelurahan yang = x 100%
ditanggulangi < 24 jam Jumlah KLB yang terjadi pada wilayah desa/kelurahan
pada periode waktu yang sama

49
TABEL 21
CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL, PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN, DAN PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS
MENURUT KELURAHAN DI PUSKESMAS PERAWATAN PEKKABATA
KABUPATEN/KOTA POLEWALI MANDAR
TAHUN 2016
IBU HAMIL IBU BERSALIN/NIFAS
PERSALINAN MENDAPAT IBU NIFAS MENDAPAT
NO KELURAHAN PUSKESMAS SASARA K1 K4
SASARAN DITOLONG NAKES YANKES NIFAS VIT A
N
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 TAKATIDUNG PEKKABATA 115 155 100 % 117 75,5 % 148 123 83,1 % 124 83,3 % 124 83,8 %

2 MANDING 67 67 100 % 58 86,6 % 62 62 100 % 62 100 % 62 100 %

3 MADATTE 213 213 100 % 210 98,6 % 204 204 80,4 % 166 81,4 % 164 80,3 %

4 DARMA 269 264 98,1 % 213 79,2 % 257 257 81,3 % 218 84,8 % 214 83,3 %

5 PEKKABATA 118 107 90,7 % 94 79,7 % 113 113 100 % 113 100 % 114 100,8 %

JUMLAH (KAB/KOTA) 822 806 98,1 692 84,2 % 784 671 85,6 % 683 87,1 % 678 86,5 %
Sumber: PROGRAM KIA PKM PEKKABATA

50
TABEL 21
DEFINISI OPERASIONAL
Cakupan kunjungan ibu : Cakupan ibu hamil yang pertama kali mendapat pelayanan antenatal oleh tenaga kesehatan pada masa kehamilan di satu
hamil K-1 wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Cakupan kunjungan ibu : Ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar paling sedikit empat kali, dengan distribusi pemberian
hamil K-4 pelayanan yang dianjurkan adalah minimal satu kali pada trimester pertama, satu kali pada trimester kedua dan dua kali
pada trimester ketiga umur kehamilan.
Cakupan pertolongan persalinan Cakupan ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
oleh tenaga di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
kesehatan
Pelayanan nifas sesuai : Pelayanan kepada ibu nifas sesuai standar sedikitnya 3 kali, kunjungan nifas ke-1 pada 6 jam setelah persalinan s.d 3 hari;
standar kunjungan nifas ke-2 hari ke 4 s/d hari ke 28 setelah persalinan, kunjungan nifas ke-3 hari ke 29 s/d hari ke 42
setelah persalinan.

● Jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja dalam kurun waktu yang sama = Perkiraan ibu hamil di wilayah kerja yang sama dapat dihitung
dengan formula: 1,1 x CBR Kabupaten/Kota x Jumlah penduduk di wilayah kerja.

● Jumlah sasaran ibu bersalin/ibu nifas di satu wilayah kerja dalam kurun waktu yang sama = Perkiraan ibu bersalin/ibu nifas di wilayah kerja yang
sama dapat dihitung dengan formula: 1,05 x CBR Kabupaten/Kota x Jumlah penduduk di wilayah kerja.
● Data CBR kab/kota diperoleh dari BPS setempat
FORMULA
Jumlah Ibu hamil yang memperoleh pelayanan antenatal K1/K4 sesuai standar di satu
Cakupan kunjungan Ibu Hamil Wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
K-1/K-4 = X 100%
Jumlah seluruh ibu hamil di satu wilayah kerja dalam kurun waktu yang sama

Persentase cakupan pertolongan Jumlah ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan
persalinan oleh tenaga kesehatan = di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu x 100 %

Jumlah ibu bersalin di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama

Jumlah ibu nifas yang telah memperoleh 3 kali pelayanan nifas sesuai standar
oleh tenaga kesehatan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Cakupan pelayanan ibu nifas = X 100%
Jumlah seluruh ibu nifas di satu wilayah kerja dalam kurun waktu yang sama

52
TABEL 22
PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT KELURAHAN Di PUSKESMAS PERAWATAN PEKKABATA
KABUPATEN/KOTA POLEWALI MANDAR
TAHUN 2016

IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL


JUMLAH IBU
NO KELURAHAN PUSKESMAS TT-1 TT-2 TT-3 TT-4 TT-5 TT2+
HAMIL
JUMLAH
% JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1 PEKKABATA PEKKABATA 118 24 20,3 % 24 19,5 % 22 18,6% 38 32,2% 18 15,3 %

2 DARMA 269 67 24,9 % 50 18,6 % 61 22,7% 39 14,5% 47 17,5 %

3 MADATTE 213 59 27,7 % 14 6,6 % 64 30,0% 14 6,6% 66 31,0 %

4 TAKATIDUNG 155 46 29,7 % 17 11,0 % 44 28,4% 49 31,6% 32 20,6 %

5 MANDING 67 7 10,4 % 19 23,9 % 38 56,7% 2 3,0% 3 4,5 %

JUMLAH (KAB/KOTA)
822 203 24,5 % 124 15,92 % 229 27,9% 142 17,3% 166 20,2 %
Sumber: …PROGRAM IMMUNISASI PUSKESMAS

52
TABEL 22

DEFINISI OPERASIONAL
Imunisasi TT Ibu : Pemberian imunisasi TT pada ibu hamil sebanyak 5 dosis dengan interval tertentu (yang dimulai saat dan
Hamil atau sebelum kehamilan) yang berguna bagi kekebalan seumur hidup

Pemberian TT2 : interval minimal 4 minggu setelah TT1 dengan masa perlindungan 3 tahun

Pemberian TT3 : interval minimal 6 bulan setelah TT2 dengan masa perlindungan 5 tahun

Pemberian TT4 : interval minimal 1 tahun setelah TT3 dengan masa perlindungan 10 tahun

Pemberian TT5 : interval minimal 1 tahun setelah TT4 dengan masa perlindungan 25 tahun
Pemberian TT2+ : Ibu hamil yang telah mempunyai status T2 sampai dengan T5.
Catatan: - setiap ibu hamil yang akan diimunisasi TT harus dilakukan screening terlebih dahulu dengan melihat interval minimal
- setiap orang tercatat 1 kali setiap kategori TT
contoh: seorang ibu yang memiliki status T4 artinya ibu tadi sudah melalui 4 kali TT

FORMULA

Cakupan ibu hamil mendapat Jumlah ibu hamil mendapat imunisasi (TT1/TT2/TT3/TT4/TT5)
Imunisasi pada wilayah dan kurun waktu tertentu
(TT1/TT2/TT3/TT4/TT5) = x 100%
Jumlah ibu hamil pada wilayah dan kurun waktu yang sama
Jumlah ibu hamil mendapat imunisasi (TT2 sampai dengan TT5)
Cakupan ibu hamil mendapat
Imunisasi pada wilayah dan kurun waktu tertentu
TT2+ = x 100 %
Jumlah ibu hamil pada wilayah dan kurun waktu yang sama

53
TABEL 23
PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA WANITA USIA SUBUR MENURUT KELURAHAN DI PUSKESMAS PERAWATAN PEKKABATA
KABUPATEN/KOTA POLEWALI MANDAR
TAHUN 2016
IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA WUS
JUMLAH WUS TT-1 TT-2 TT-3 TT-4 TT-5
NO KEELUHAN PUSKESMAS
(15-39 TAHUN)
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 TAKATIDUNG PEKKABATA 1252 2 0,2% 2 0,2% 47 3,8% 2 0,2 0 0,0%

2 MANDING 521 1 0,2% 5 1,0% 49 9,4% 0 0,0 1 0,2%

3 MADATTE 1719 0 0,0% 0 0,0% 19 1,1% 1 0,1 0 0,0%

4 DARMA 2167 1 0,0% 2 0,1% 45 2,1% 5 0,2 0 0,0%

5 PEKKABATA 954 1 0,2% 2 0,2% 112 11,7% 2 0,2 0 0,0%

JUMLAH (KAB/KOTA) 5 0,1% 11 0,2% 272 4,1% 10 0,2 1 0,0%


Sumber: PROGRAM IMMUNISASI

54
TABEL 23

DEFINISI OPERASIONAL

Imunisasi TT WUS : Pemberian imunisasi TT pada wanita usia subur (hamil dan tidak hamil usia 15-39 tahun) sebanyak 5
dosis dengan interval tertentu (yang dimulai saat dan atau sebelum kehamilan) yang berguna bagi
kekebalan seumur hidup
Pemberian TT2 : interval minimal 4 minggu setelah TT1 dengan masa perlindungan 3 tahun
Pemberian TT3 : interval minimal 6 bulan setelah TT2 dengan masa perlindungan 5 tahun
Pemberian TT4 : interval minimal 1 tahun setelah TT3 dengan masa perlindungan 10 tahun
Pemberian TT5 : interval minimal 1 tahun setelah TT4 dengan masa perlindungan 25 tahun
Catatan: - setiap WUS yang akan diimunisasi TT harus dilakukan screening terlebih dahulu dengan melihat interval minimal
- setiap orang tercatat 1 kali setiap kategori TT
contoh: seorang ibu yang memiliki status T4 artinya ibu tadi sudah melalui 4 kali TT

FORMULA

Cakupan WUS Jumlah WUS mendapat imunisasi (TT1/TT2/TT3/TT4/TT5)


mendapat Imunisasi
pada wilayah dan kurun waktu tertentu
(TT1/TT2/TT3/TT4/TT5) = X 100%
Jumlah WUS usia 15-39 tahun pada wilayah dan kurun waktu yang sama

Cakupan WUS Jumlah WUS mendapat imunisasi (TT2 sampai dengan TT5)
mendapat Imunisasi =
pada wilayah dan kurun waktu tertentu X 100%
+
TT2
Jumlah WUS usia 15-39 tahun pada wilayah dan kurun waktu yang sama

55
TABEL 24
JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET FE1 DAN FE3 MENURUT KELURAHAN
DI PUSKESMAS PERAWATAN PEKKABATA KABUPATEN/KOTA POLEWALI MANDAR
TAHUN 2016

JUMLAH FE1 (30 TABLET) FE3 (90 TABLET)


NO KELURAHAN PUSKESMAS IBU HAMIL
JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8

1 TAKATIDUNG PEKKABATA 155 0 0 125 80,65

2 MANDING 67 0 0 62 92,54

3 MADATTE 213 0 0 229 107,51

4 DARMA 269 0 0 228 84,76

5 PEKKABATA 118 0 0 103 87,29

JUMLAH (KAB/KOTA) 822 0 0 747 90,88


Sumber: program Gizi Puskesmas Perawatan Pekkabata

56
TABEL 24

DEFINISI OPERASIONAL

Pemberian Fe1 : Ibu hamil yang mendapat minimal 30 tablet Fe (suplemen zat besi) selama periode kehamilannya di satu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Pemberian Fe3 : Ibu hamil yang mendapat minimal 90 tablet Fe (suplemen zat besi) selama periode kehamilannya di satu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

FORMULA

Jumlah ibu hamil mendapat minimal (30/90) tablet Fe selama periode kehamilannya
Cakupan Ibu
Hamil mendapat = pada wilayah dan kurun waktu tertentu x 100%
(30/90 tablet)
Jumlah ibu hamil pada wilayah dan kurun waktu yang sama

58
TABEL 25
JUMLAH DAN PERSENTASE PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN DAN KOMPLIKASI NEONATAL
MENURUT JENIS KELAMIN MENURUT KELURAHAN DI PUSKESMAS PERAWATAN PEKKABATA
KABUPATEN/KOTA POLEWALI MANDAR
TAHUN 2016

PERKIRAAN PENANGANAN PERKIRAAN ENANGANAN KOMPLIKASI NEONATAL


JUMLAH BUMIL KOMPLIKASI JUMLAH BAYI NEONATAL
NO KELURAHAN PUSKESMAS IBU DENGAN KEBIDANAN KOMPLIKASI L P L+P
HAMIL KOMPLIKASI
KEBIDANAN Σ % L P L+P L P L+P Σ % Σ % Σ %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

1 TAKATIDUNG PEKKABATA 155 311 30 96,8% 68 74 142 10 11 21 10 120% 10 1,9% 20 95,2%

2 MANDING 67 13 13 97,0% 29 30 59 4 5 9 3 75% 9 90,9% 12 133%

3 MADATTE 213 43 31 72,8% 95 95 190 14 14 28 8 84% 15 107% 23 82%

4 DARMA 269 54 45 83,6% 120 124 244 18 18 36 17 94% 16 88,9% 33 91,7%

5 PEKKABATA 118 24 21 97,0% 54 54 108 8 8 16 2 25% 10 125% 12 75%

JUMLAH (KAB/KOTA) 822 164 140 85,2% 366 377 743 54 56 110 39 722% 60 107% 91 82,5%
Sumber: program KIA Puskesmas Perawatan Pekkabata

58
TABEL 25

DEFINISI OPERASIONAL

Komplikasi kebidanan : Kesakitan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas yang dapat mengancam jiwa ibu dan/atau bayi
Penanganan komplikasi : Ibu hamil, bersalin dan nifas dengan komplikasi yang mendapatkan pelayanan sesuai standar pada tingkat pelayanan
kebidanan : dasar dan rujukan (Polindes, Puskesmas, Puskesmas PONED, Rumah Bersalin, RSIA/RSB, RSU, RSU PONEK)
Penanganan definitif : Penanganan/pemberian tindakan terakhir untuk menyelesaikan permasalahan setiap kasus komplikasi kebidanan
Komplikasi neonatal : Neonatal dengan penyakit dan kelainan yang dapat menyebabkan kesakitan, kecacatan, dan kematian. Neonatus dengan
komplikasi seperti asfiksia, ikterus, hipotermia, tetanus neonatorum, infeksi/sepsis, trauma lahir, BBLR (berat badan lahir
rendah < 2500 gr ), sindroma gangguan pernafasan, kelainan kongenital
Penangangan : neonatal dengan komplikasi disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang ditangani sesuai dengan standar oleh
komplikasi neonatal tenaga kesehatan terlatih di seluruh sarana pelayanan kesehatan

● Perhitungan jumlah ibu dengan komplikasi kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama : dihitung berdasarkan angka estimasi
20% dari Total Ibu Hamil di satu wilayah pada kurun waktu yang sama

● Total sasaran ibu hamil dihitung melalui estimasi dengan rumus : 1,10 x Crude Birth Rate x Jumlah Penduduk (pada tahun yang sama). Angka
CBR dan jumlah penduduk kab/kota didapat dari data BPS masing – masing kab/kota/provinsi pada kurun waktu tertentu. 1,1 adalah konstanta
untuk menghitung ibu hamil.
● Perhitungan sasaran neonatal dengan komplikasi : dihitung berdasarkan 15% dari jumlah bayi baru lahir. Jika tidak diketahui jumlah bayi baru
lahir maka dapat dihitung dari Crude Birth Rate x jumlah penduduk.
FORMULA

Cakupan komplikasi Jumlah komplikasi kebidanan yang mendapat penanganan definitif


kebidanan yang disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
ditangani = X 100 %
Jumlah ibu dengan komplikasi kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama

Cakupan neonatal Jumlah neonatal dengan komplikasi yang ditangani sesuai dengan standar oleh tenaga
dengan komplikasi
kesehatan terlatih pada wilayah dan kurun waktu tertentu x 100%
yang ditangani
15 % dari jumlah sasaran bayi lahir hidup pada wilayah dan kurun waktu yang sama

59
TABEL 26
PROPORSI PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI MENURUT KELURAHAN DI PUSKESMAS PERAWATAN PEKKABATA
KABUPATEN/KOTA POLEWALI MANDAR
TAHUN 2016
PESERTA KB AKTIF

NO KELURAHAN PUSKESMAS MKJP NON MKJP MKJP


% MKJP +
IM 64KON SUNTI K OBAT LAIN + NON
NON MKJP
IUD % MOP % MOW % PLAN % JUMLAH % DOM % % PIL % VAGINA % NYA % JUMLAH % MKJP

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

1 PEKKABATA PEKKABATA 9 1,0 0 0 8 0,9 14 1,6 31 3,6 39 4,6 205 24,2 244 29,1

2 DARMA 36 1,9 0 0 9 0,4 35 1,8 80 4,2 52 2,7 339 17,9 391 20,6

3 MADATTE 14 0,9 0 0 17 1,1 32 2,1 63 4,2 47 3,1 329 21,9 376 25,0

4 TAKATIDUNG 5 0,5 0 0 3 0,2 26 3,0 34 3,1 38 3,4 493 45,1 431 39,4

5 MANDING 4 0,9 0 0 7 1,5 10 2,1 21 4,6 38 8,3 75 16,4 113 24,7

JUMLAH (KAB/KOTA)

Sumber: …PROGRAM KB PUSKESMAS


Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

60
TABEL 26

DEFINISI OPERASIONAL

Pasangan Usia Subur : Pasangan suami istri yang istrinya berumur antara 15-49 tahun, dalam hal ini termasuk pasangan yang istrinya
(PUS) lebih dari 49 tahun tetapi masih mendapat menstruasi

Peserta Aktif KB : Peserta KB baru dan lama yang masih aktif memakai kontrasepsi terus-menerus untuk menunda, menjarangkan kehamilan atau yang
mengakhiri kesuburan

MKJP : Metode kontrasepsi jangka panjang yang meliputi IUD, MOP/MOW, dan implan
Non MKJP : Metode kontasepsi bukan jangka panjang yang meliputi kondom, suntik, pil, dan obat vagina

MOW : Medis Operatif Wanita atau tubektomi

MOP : Medis Operatif Pria atau vasektomi

FORMULA

Cakupan Peserta Aktif Jumlah Peserta KB aktif di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
= x 100%
KB Jumlah Pasangan Usia Subur diwilayah kerja
dan kurun waktu yang sama

62
TABEL 27
PROPORSI PESERTA KB BARU MENURUT JENIS KONTRASEPSI MENURUT KELURAHAN DI PUSKESMAS PERAWATAN PEKKABATA
KABUPATEN/KOTA POLEWALI MANDAR
TAHUN 2016

PESERTA KB BARU
MKJP NON MKJP MKJP + % MKJP
NO KELURAHAN PUSKESMAS
OBAT LAIN NON + NON
IUD % MOP % MOW % IMPLAN % JUMLAH % KONDOM % SUNTIK % PIL % VAGINA % NYA % JUMLAH % MKJP MKJP
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

1 PEKKABATA 9 1 0 0 8 0 14 1,6 17 4,6 39 4,6 205 24,5 170 20,2 - 414 49,4

2 DARMA 11 0,5 2 0,1 9 0,5 35 1,8 57 3,0 52 2,7 339 18 340 17,9 - 731 38,6
PEKKABATA
3 MADATTE 14 0,9 0 0 17 1,1 32 2,1 63 4,2 47 3,1 329 22 328 29 - 704 46,9

4 TAKATIDUNG 5 0,6 0 0 3 0,2 26 3,1 36 3,2 38 3,5 493 45,1 356 30,7 - 887 81,2

5 MANDING 4 0,9 0 0 7 1,5 10 2,1 21 4,6 38 8,3 75 16,4 48 10 - 161 35,3

JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: ……………….. (sebutkan)
Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

62
TABEL 27

DEFINISI OPERASIONAL

Peserta KB Baru : Pasangan usia subur yang baru pertama kali menggunakan salah satu cara/alat kontrasepsi dan/atau
pasangan usia subur yang menggunakan kembali salah cara/alat kontrasepsi, termasuk pasca keguguran,
sesudah melahirkan, atau pasca istirahat

FORMULA

Cakupan Peserta Baru = Jumlah peserta KB baru di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu x 100%
KB Jumlah Pasangan Usia Subur yang ada di wilayah dan pada kurun waktu yang sama

63
TABEL 28
JUMLAH PESERTA KB BARU DAN KB AKTIF MENURUT KELURAHAN DI PUSKESMAS PERAWATAN PEKKABATA
KABUPATEN/KOTA POLEWALI MANDAR
TAHUN 2016
PESERTA KB BARU PESERTA KB AKTIF
NO KELURAHAN PUSKESMAS JUMLAH PUS
JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8

1 DARMA PEKKABATA 1891 38 2 778 41,0

2 MADATTE 1500 38 2,5 778 51,5

3 TAKATIDUNG 1092 39 3,6 929 85,1

4 PEKKABATA 838 23 2,6 446 53,6

5 MANDING 456 15 3,3 262 57,5

JUMLAH (KAB/KOTA) 5777 135 2,3 3193


Sumber: PROGRAM KIA PUSKESMAS

64
TABEL 28
DEFINISI OPERASIONAL

Peserta KB Baru : Pasangan usia subur yang baru pertama kali menggunakan salah satu cara/alat kontrasepsi dan/atau
pasangan usia subur yang menggunakan kembali salah cara/alat kontrasepsi, termasuk pasca keguguran,
sesudah melahirkan, atau pasca istirahat
Peserta Aktif KB : Akseptor yang sedang memakai kontrasepsi untuk menjarangkan kehamilan atau yang mengakhiri
kesuburan, dan masih terlindungi oleh efek kontrasepsinya

FORMULA
Jumlah peserta KB baru di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu
Cakupan Peserta Baru = x 100%
KB Jumlah Pasangan Usia Subur yang ada di wilayah dan pada kurun waktu yang sama

Jumlah Peserta KB aktif di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Cakupan Peserta Aktif = x 100%
KB Jumlah Pasangan Usia Subur diwilayah kerja
dan kurun waktu yang sama

65
TABEL 29
BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) MENURUT JENIS KELAMIN MENURUT KELURAHAN DI PUSKESMAS PERAWATAN PEKKABATA
KABUPATEN/KOTA POLEWALI MANDAR
TAHUN 2016
BAYI BARU LAHIR DITIMBANG BBLR
JUMLAH LAHIR HIDUP
NO KELURAHAN PUSKESMAS L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 PEKKABATA PEKKABATA

2 TAKATIDUNG

3 MANDING

4 MADATTE

5 DARMA

JUMLAH (KAB/KOTA)

Sumber: Program KIA

66
TABEL 29

DEFINISI OPERASIONAL

Bayi lahir ditimbang : Jumlah bayi lahir hidup yang ditimbang segera setelah lahir

BBLR : Bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram

FORMULA

Persentase bayi baru = Jumlah bayi baru lahir ditimbang di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
lahir ditimbang x 100 %
Jumlah bayi lahir hidup disatu wilayah kerja dalam kurun waktu yg sama

Jumlah bayi dengan berat lahir rendah disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Persentase BBLR = x100%
Jumlah bayi lahir hidup yang ditimbang disatu wilayah kerja dalam kurun waktu yg sama

68
TABEL 30
CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL MENURUT JENIS KELAMIN MENURUT KELURAHAN DI PUSKESMAS PERAWATAN PEKKABATA
KABUPATEN/KOTA POLEWALI MANDAR
TAHUN 2016
KUNJUNGAN NEONATAL 1 KALI (KN1) KUNJUNGAN NEONATAL 3 KALI (KN LENGKAP)
JUMLAH BAYI
NO KELURAHAN PUSKESMAS L P L+P L P L+P
L P L +P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 PEKKABATA PEKKABATA 54 54 108 53 98% 62 114% 115 108,5% 53 98% 61 112,9% 114 107,5%

2 TAKATIDUNG 68 74 142 64 94% 62 83,7% 126 90,6% 63 92,6% 62 83,8% 125 89,9%

3 MANDING 29 30 59 27 93% 34 113,3% 61 105,2% 28 96,5% 33 110% 61 105,2%

4 MADATTE 95 95 190 81 85,3% 82 86,3% 163 85,3% 81 85,3% 82 86,3% 163 85,3%

5 DARMA 120 124 244 109 90,8% 104 83,9% 213 88,4% 108 90% 102 82,2% 210 87,1%

JUMLAH (KAB/KOTA) 366 377 743 334 91,3% 344 91,2% 678 92,2% 333 90,9% 340 90,2% 673 91,6%
Sumber: program KIA Puskesmas

68
TABEL 30

DEFINISI OPERASIONAL

KN1 : Pelayanan kunjungan neonatal pertama pada 6-48 jam setelah lahir sesuai standar di satu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu
KN Lengkap : Pelayanan kunjungan neonatal lengkap, minimal 3 kali yaitu 1 kali pada usia 6 - 48 jam, 1 kali pada 3 - 7 hari, dan
1 kali pada 8 - 28 hari sesuai standar di satu wilayah kerja.

Jika tidak ada data bayi lahir hidup dapat digunakan angka estimasi jumlah bayi lahir hidup berdasarkan data dari BPS dengan
perhitungan CBR dikalikan jumlah penduduk.

FORMULA

Jumlah bayi baru lahir (umur 6 jam - 48 jam) yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai standar
Cakupan KN1 di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
= x 100%
Jumlah sasaran bayi di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama.

Jumlah bayi yang memperoleh pelayanan kunjungan neonatal sesuai dengan standar, minimal
Cakupan KN lengkap 3 kali yaitu 1 kali pada usia 6- 48 jam, 1 kali pada 3-7 hari, dan 1 kali pada 8- 28 hari
di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
= x 100%
Seluruh seluruh bayi di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama.

69
TABEL 31
JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT JENIS KELAMIN MENURUT KELURHAN DI PUSKESMAS PEKKABATA
KABUPATEN/KOTA POLEWALI MANDAR
TAHUN 2016
JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF
UUMLAH BAYI USIA 0-6 BULAN
NO KELURAHAN PUSKESMAS
L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 PEKKABATA PEKKABATA 22 22 44 32 72,7

2 TAKATIDUNG 27 29 56 42 75

3 MANDING 12 13 25 17 68

4 MADATTE 38 39 77 54 70,1

5 DARMA 49 50 99 74 74,7

JUMLAH (KAB/KOTA) 148 153 301 219 72,7


Sumber: PROGRAM GIZI

70
TABEL 31

DEFINISI OPERASIONAL

Bayi umur 0-6 bulan : Jumlah seluruh bayi umur 0 hari sampai 5 bulan 29 hari yang tercatat pada register pencatatan pemberian
ASI di suatu wilayah
Bayi mendapat ASI : bayi umur 0-6 bulan yang diberi ASI saja tanpa makanan atau cairan lain kecuali obat, vitamin dan
eksklusif mineral berdasarkan recall 24 jam
Catatan:
Pelaporan pemberian ASI dilakukan pada Februari dan Agustus, maka perhitungan Persentase bayi 0-6 bulan yang mendapat ASI
eksklusif dihitung dengan mengakumulasi pembilang (bayi 0-6 bulan yang mendapat ASI ekslusif) dan penyebut (jumlah bayi 0-6
bulan yang tercatat dalam register pencatatan pemberian ASI) berdasarkan laporan bulan Februari dan Agustus.

FORMULA

Jumlah bayi 0 - 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif


Persentase bayi 0 – 6 = di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu x 100%
bulan yang mendapat Jumlah bayi 0 - 6 bulan yang tercatat dalam register pencatatan pemberian ASI
ASI eksklusif

71
TABEL 32
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN MENURUT KELURAHAN DI PUSKESMAS PERAWATAN PEKKABATA
KABUPATEN/KOTA POLEWALI MANDAR
TAHUN 2016
PELAYANAN KESEHATAN BAYI
JUMLAH BAYI
NO KELURAHAN PUSKESMAS L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 PEKKABATA PEKKABATA 54 54 108 46 85,1 % 51 94,4 97 89,8 %

2 TAKATIDUNG 68 74 142 65 95,5 % 59 79,7 124 87,9 %

3 MANDING 29 30 59 24 82,7 % 29 96,7 54 91,5 %

4 MADATTE 95 95 190 84 88,4 % 87 91,6 171 88,1 %

5 DARMA 120 124 244 116 96,6 % 97 78,2 213 86,9 %

JUMLAH (KAB/KOTA) 366 377 743 336 91,8 % 323 85,7 659 88,2 %
Sumber: program KIA

72
TABEL 32

DEFINISI OPERASIONAL
Pelayanan Kesehatan : Pelayanan kesehatan pada bayi minimal 4 kali yaitu satu kali pada umur 29 hari-2 bulan, 1 kali pada umur 3-5 bulan,
Bayi 1 kali pada umur 6-8 bulan, dan 1 kali pada umur 9-11 bulan. Pelayanan Kesehatan tersebut meliputi pemberian imunisasidasar
(BCG, DPT/HB1-3, Polio 1-4, Campak), pemantauan pertumbuhan, Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang
(SDIDTK), pemberian vitamin A pada bayi umur 6-11 bulan, penyuluhan pemberian ASI eksklusif dan Makanan
Pendamping ASI (MP ASI).
Catatan :
Jika tidak ada data jumlah bayi dapat di gunakan angka estimasi jumlah bayi lahir hidup berdasarkan data BPS atau perhitungan CBR dikalikan jumlah penduduk.
Waktu Pelaksanaan
No Jenis Pelayanan 29 hari - 2 Keterangan
bulan 3-5 bulan 6-8 bulan 9-11 bulan

1 Pemberian imunisasi dasar


a. BCG
b. DPT/HB 1-3

c. Polio 1-4
d. Campak
2 Pemantauan pertumbuhan

3 StimulasiDeteksiIntervensiDini
Tumbuh Kembang(SDIDTK)
4 Pemberian Vitamin A

5 Penyuluhan
• ASI eksklusif

• MP ASI

75
FORMULA

Jumlah bayi (umur 29 hari -11 bulan) yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai standar minimal
Cakupan 4 kali disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
pelayanan = X 100 %
kesehatan bayi Jumlah seluruh bayi disatu wilayah kerja dalam kurun waktu yg sama

75
TABEL 33
CAKUPAN DESA/KELURAHAN UNIVERSAL CHILD IMMUNIZATION (UCI) MENURUT KELURAHAN
DI PUSKESMAS PERAWATAN PEKKABATA KABUPATEN/KOTA POLEWALI MANDAR
TAHUN 2016

JUMLAH DESA/KELURAHAN % DESA/KELURAHAN


NO KELURAHAN PUSKESMAS
DESA/KELURAHAN UCI UCI

1 2 3 4 5 6

1 DARMA PEKKABATA UCI UCI 89,87

2 MADATTE UCI UCI 88,89

3 TAKATIDUNG UCI UCI 90,51

4 PEKKABATA UCI UCI 89,62

5 MANDING UCI UCI 88,14

JUMLAH (KAB/KOTA) 5 5 89,56


Sumber: PROGRAM imunisasi puskesmas

75
TABEL 33

DEFINISI OPERASIONAL

Desa/kelurahan : Desa atau Keluarga UCI adalah desa/kelurahan dimana ≥ 80% dari jumlah bayi yang ada di
Universal Child desa tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu tahun
Immunization (UCI)

FORMULA

Cakupan Desa /kelurahan Jumlah desa/kelurahan UCI di satu wilayah pada kurun waktu tertentu
Universal Child
Immunization (UCI) = x 100 %
Jumlah desa/kelurahan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama

76
TABEL 34
CAKUPAN IMUNISASI HEPATITIS B < 7 HARI DAN BCG PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN MENURUT KELURAHAN DI PUSKESMAS PERAWATAN PEKKABATA
KABUPATEN/KOTA POLEWALI MANDAR
TAHUN 2016
BAYI DIIMUNISASI
JUMLAH LAHIR HIDUP Hb < 7 hari BCG
NO KELURAHAN PUSKESMAS P L+P P L+P
L L
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 DARMA PEKKABATA 115 122 237 93 77,5% 95 76,6% 188 77% 90 75,0% 76 61,3% 166 68,0%

2 MADATTE 91 98 189 64 67,4% 73 73,7% 137 70,6% 44 46,3% 48 48,5% 92 47,4%

3 TAKATIDUNG 65 72 137 64 94,1% 61 82,4% 125 88% 58 85,3% 66 89,2% 124 87,3%

4 PEKKABATA 52 54 106 50 92,6% 56 103,7% 106 98,1% 61 113% 67 124,1% 128 118,5%

5 MANDING 29 30 59 27 93,1% 33 110% 60 101,7% 25 86,2% 17 56,1% 42 71,2%

JUMLAH (KAB/KOTA) 352 376 728 298 81,4% 318 83,5% 616 82,5% 278 76,0% 274 71,9% 552 73,9%
Sumber: PROGRAM IMMUNISASI PUSKESMAS

77
TABEL 35
CAKUPAN IMUNISASI DPT-HB/DPT-HB-Hib, POLIO, CAMPAK, DAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN PER KELURAHAN
DI PUSKESMAS PERAWATAN PEKKABATA KABUPATEN/KOTA POLEWALI MANDAR
TAHUN 2016
BAYI DI IMUNISASI
JUMLAH BAYI
(SURVIVING DPT-HB3/DPT-HB-Hib3 POLIO 4a CAMPAK IMUNISASI DASAR LENGKAP
N INFANT)
KELURAHAN PUSKESMAS
O L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
%
JUML JUML JUML JUML JUML JUML JUML JUML JUML JUM JUM
L P L+P % % % % JUML % % % % % % % %
AH AH AH AH AH AH AH AH AH LAH LAH
AH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

1 DARMA PEKKABATA 115 122 237 90 78,3% 63 70,0% 193 64,6% 89 77,4% 68 55,7% 157 66,2% 116 100% 97 79,5% 213 89,9% 116 100% 97 79,5% 213 89,9%

2 MADATTE 91 98 189 59 64,8% 51 86,4% 110 58,2% 51 56,8% 48 49% 99 52,4% 84 92,3% 87 88,8% 171 90,5% 84 92% 84 85,7% 168 88,9%

3 TAKATIDUNG 65 72 137 55 84,6% 44 81,5% 98 72,5% 57 87,7% 43 59,7% 100 73,0% 65 100% 59 81,9% 124 90,5% 65 100% 59 81,9% 124 90,5%

4 PEKKABATA 52 54 106 49 94,2% 61 124% 110 103,8% 45 86,5% 65 120,4% 110 103,8% 45 86,5% 51 94,4% 96 90,6% 45 87% 50 92,6% 95 89,6%

5 MANDING 29 30 59 28 96,6% 27 96,4% 55 93,2% 26 89,7% 22 73,3% 48 81,4% 25 86,2% 29 96,7% 54 91,5% 24 83% 28 93,3% 52 88,1%

JUMLAH (KAB/KOTA) 352 376 728 281 79,5% 246 87,9% 526 72,4% 268 75,9% 276 65,4% 514 70,6% 335 95,2% 323 85,9% 658 90,4% 334 95% 318 84,6% 652 89,6%
Sumber: …………….. (sebutkan)
Keterangan: a = khusus provinsi yang menerapkan 3 dosis polio maka diisi dengan polio 3

78
TABEL 35

DEFINISI OPERASIONAL

Imunisasi dasar pada bayi : • Imunisasi Hepatitis B diberikan pada bayi usia 0-7 hari
• Imunisasi BCG diberikan pada bayi usia 0-11 bulan
• Imunisasi Polio diberikan pada bayi usia 0-11 bulan dengan interval minimal 1 bulan
• Imunisasi DPT-HB/DPT-HB-Hib diberikan pada bayi usia 2-11 bulan dengan interval minimal 1
bulan
• Imunisasi Campak diberikan pada bayi usia 9-11 bulan

Imunisasi dasar lengkap : Bayi yang telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap meliputi satu dosis imunisasi Hepatitis B, satu
dosis imunisasi BCG, tiga dosis imunisasi DPT-HB/DPT-HB-Hib, empat dosis imunisasi polio, dan
satu dosis imunisasi campak.
FORMULA
Jumlah bayi yang mendapat imunisasi dasar lengkap
Cakupan imunisasi di satu wilayah tertentu selama satu periode
dasar lengkap = x 100 %

Jumlah bayi yang ada di wilayah dan pada periode yang sama

80
TABEL 36
CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI DAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN MENURUT KELURAHAN DI PUSKESMAS PERAWATAN PEKKABATA
KABUPATEN/KOTA POLEWALI MANDAR
TAHUN 2016
PUS BAYI 6-11 BULAN ANAK BALITA (12-59 BULAN) BALITA (6-59 BULAN)
KELURA KES MENDAPAT VIT A MENDAPAT VIT A MENDAPAT VIT A
N0 JUMLAH BAYI JUMLAH BAYI JUMLAH BAYI
HAN MA L P L+P L P L+P L P L+P
S L P L+P ΣƷ % Σ % Σ % L P L+P Σ % Σ % Σ % L P L+P Σ % Σ % Σ %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 DARMA P 122 122 100 1113 958 86,1 1235 1080 87,4
E
2 PEKKABATA K 54 54 100 490 437 89,2 544 491 90,2
K
3 TAKATIDUNG A 31 31 100 643 543 84,4 674 574 85,1
B
4 MANDING A 30 30 100 269 266 98,8 299 296 98,9
T
5 MADATTE A 97 97 100 882 780 88,4 979 877 89,5

JUMLAH (KAB/KOTA) 334 334 100 3397 2984 87,8 3731 3318 88,9
Sumber: ……PROGRAM GIZI Puskesmas
Keterangan: Pelaporan pemberian vitamin A dilakukan pada Februari dan Agustus, maka perhitungan bayi 6-11 bulan yang
mendapat vitamin A dalam setahun di hitung dengan mengakumulasi bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A di bulan
Februari dan yang mendapat vitamin A di bulan Agustus

80
TABEL 36

DEFINISI OPERASIONAL

Cakupan Bayi mendapat : Cakupan bayi 6-11 bln mendapat kapsul vitamin A dosis 100 µA 1 kali per tahun di suatu wilayah kerja
kapsul vitamin A pada kurun waktu tertentu

Cakupan anak balita : Cakupan anak balita umur 12-59 bln mendapat kapsul vitamin A dosis tinggi 200µA 2 kali per tahun di
mendapat kapsul vit. A 2 suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Pemberian vitamin A dilaksanakan pada bulan Februari
kali/tahun dan Agustus.
Catatan:
Pelaporan pemberian vitamin A dilakukan pada Februari dan Agustus, maka perhitungan bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A
dalam setahun dihitung dengan mengakumulasi bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A di bulan Februari dan yang mendapat vitamin
A di bulan Agustus.

FORMULA

Jumlah bayi 6 -11 bulan yang mendapat vitamin A 100 µA


Cakupan bayi mendapat
di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu x 100 %
vit. A =
Jumlah seluruh bayi pada wilayah dan kurun waktu yang sama

Jumlah anak balita 12-59 bulan mendapat kapsul vitamin A dosis tinggi 2 kali dalam
Cakupan anak balita Setahun di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
mendapat kapsul vit.A = X 100%
2 kali per tahun Jumlah anak balita 12-59 bulan yang ada di satu wilayah kerja
pada kurun waktu yang sama

81
TABEL 37
JUMLAH ANAK 0-23 BULAN DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN MENURUT KELURAHAN DI PUSKESMAS PERAWATAN PEKKABATA
KABUPATEN/KOTA POLEWALI MANDAR
TAHUN 2016
ANAK 0-23 BULAN (BADUTA)
JUMLAH BADUTA DITIMBANG BGM
NO KELURAHAN PUSKESMAS DILAPORKAN (S)
JUMLAH (D) % (D/S) L P L+P
L P L+P L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 PEKKABATA PEKKABATA 117 106 223 92 85 177 78,6 80,1 79,3

2 TAKATIDUNG 142 150 292 129 141 270 90,8 94 92,4

3 MANDING 71 71 142 71 71 142 100 100 100

4 MADATTE 213 232 445 179 213 392 84,3 91,8 88

5 DARMA 265 279 544 237 251 488 89,4 89,9 89,7

JUMLAH (KAB/KOTA) 808 838 1646 708 761 1469 87,6 90,8 89,2
Sumber: PROGRAM GIZI PUSKESMAS

82
TABEL 37

DEFINISI OPERASIONAL

Baduta yang ada (S) : Anak usia 0-23 bulan yang berasal dari seluruh posyandu yang melapor disuatu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu

Baduta ditimbang (D) : Baduta yang ditimbang berat badannya di sarana pelayanan kesehatan termasuk di posyandu dan tempat
penimbangan lainnya
Bawah Garis Merah : Baduta yang hasil penimbangan berat badannya berada di bawah garis merah pada kartu menuju sehat
(BGM) (KMS)

FORMULA
Jumlah baduta yang ditimbang diseluruh posyandu yang malapor
di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
% Baduta x 100%
ditimbang (D/S) = Jumlah baduta yang ada diseluruh posyandu yang melapor
di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama

Jumlah baduta dengan hasil penimbangan berat badan BGM


di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
% Baduta Bawah
Garis Merah = x 100%
(BGM) Jumlah baduta yang ada diseluruh posyandu yang melapor
di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama

83
TABEL 38
CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN MENURUT KELURAHAN DI PUSKESMAS PERAWATAN PEKKABATA
KABUPATEN/KOTA POLEWALIMANDAR
TAHUN 2016
ANAK BALITA (12-59 BULAN)
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (MINIMAL 8 KALI)
NO KELURAHAN PUSKESMAS JUMLAH
L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 PEKKABATA PEKKABATA 246 244 490 219 89 210 86 429 87,6

2 TAKATIDUNG 308 335 643 235 76,2 247 73,7 486 75,7

3 MANDING 133 136 269 112 84,2 111 84,6 235 87,4

4 MADATTE 430 452 882 222 51,6 252 55,7 536 60,8

5 DARMA 547 566 1.013 355 64,8 338 59,7 807 72,6

JUMLAH (KAB/KOTA) 1663 1732 3395 1143 44,6 1158 66,5 2511 74,0
Sumber: KIA PUSKESMAS PEKKABATA

84
TABEL 38

DEFINISI OPERASIONAL
Pelayanan kesehatan : Pelayanan kesehatan bagi anak umur 12 - 59 bulan yang memperoleh pelayanan sesuai standar, meliputi
anak balita pemantauan pertumbuhan minimal 8 x setahun, pemantauan perkembangan minimal 2 x setahun,
pemberian vitamin A 2 x setahun

FORMULA
Jumlah anak balita (12-59 bulan) yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai standar
Cakupan pelayanan di satu wilayah pada kurun waktu tertentu
anak balita =
X 100%
Seluruh sasaran anak balita di wilayah kerja dan pada kurun waktu yang sama

85
TABEL 39
JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN MENURUT KELURAHAN DI PUSKESMAS PERAWATAN PEKKABATA
KABUPATEN/KOTA POLEWALI MANDAR
TAHUN 2016

BALITA
JUMLAH BALITA DITIMBANG BGM
NO KELURAHAN PUSKESMAS DILAPORKAN (S) JUMLAH (D) % (D/S) L P L+P
L P L+P L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 PEKKABATA PEKKABATA 300 298 598 439 73,4 2 0,45
2 TAKATIDUNG 376 409 785 659 83,9 1 0,15
3 MANDING 162 166 328 271 82,6 1 0,36
4 MADATTE 525 551 1076 889 82,6 0 0
5 DARMA 667 690 1357 1085 39,9 7 1,01

JUMLAH (KAB/KOTA) 2030 2114 4144 3343 80,6 11 0,32


Sumber: PROGRAM GIZI PUSKESMAS

86
TABEL 39

DEFINISI OPERASIONAL

Balita yang ada (S) : Jumlah anak usia 0-59 bulan yang berasal dari seluruh posyandu yang melapor disuatu wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu

Balita ditimbang (D) : Balita yang ditimbang berat badannya di sarana pelayanan kesehatan termasuk di posyandu dan tempat
penimbangan lainnya

Bawah Garis Merah : Balita yang hasil penimbangan berat badannya berada di bawah garis merah pada kartu menuju sehat
(BGM) (KMS)

FORMULA
% Balita Jumlah balita yang ditimbang diseluruh posyandu yang melapor
ditimbang (D/S) = di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
X 100%
Jumlah balita yang ada diseluruh posyandu yang melapor
di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama

Jumlah balita dengan hasil penimbangan berat badan BGM


% Balita Bawah di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Garis Merah =
(BGM) X 100%
Jumlah balita yang ada diseluruh posyandu yang melapor
di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama

87
TABEL 40
CAKUPAN KASUS BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN MENURUT JENIS KELAMIN MENURUT KELURAHAN
DI PUSKESMAS PERAWATAN PEKKABATA KABUPATEN/KOTA POLEWALI MANDAR
TAHUN 2016

KASUS BALITA GIZI BURUK


MENDAPAT PERAWATAN
NO KELURAHAN PUSKESMAS JUMLAH DITEMUKAN
L P L+P
L P L+P Σ % Σ % Σ %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1. PEKKABATA PEKKABATA 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2. TAKATIDUNG 0 0 0 0 0 0 0 0 0

3. MANDING 0 0 0 0 0 0 0 0 0

4. MADATTE 0 0 0 0 0 0 0 0 0

5. DARMA 3 0 3 3 100 0 0 3 100

JUMLAH (KAB/KOTA) 3 0 3 3 100 0 0 3 100


Sumber: PROGRAM GIZI PUSKESMAS

88
TABEL 40

DEFINISI OPERASIONAL

Kasus balita : Balita dengan status gizi berdasarkan indeks berat badan (BB) menurut panjang badan (BB/PB)
gizi buruk atau berat gizi buruk badan (BB) menurut tinggi badan (BB/TB) dengan Z-score <-3 SD (sangat
kurus) dan/atau terdapat tanda-tanda klinis gizi buruk lainnya (marasmus, kwashiorkor, dan
marasmus-kwasiorkor).
Kasus balita gizi : Balita gizi buruk (sangat kurus) yang dirawat inap maupun rawat jalan (sesuai tata laksana
buruk mendapat gizi buruk) di fasilitas pelayanan kesehatan dan masyarakat
perawatan

FORMULA

Jumlah kasus balita gizi buruk yang mendapat perawatan


Balita Gizi Buruk
di satu wilayah pada kurun waktu tertentu
Mendapat Perawatan = x 100%
Jumlah kasus balita gizi buruk yang ditemukan di satu wilayah dan pada kurun
waktu yang sama

89
TABEL 41
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN) SISWA SD & SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN PER KELURAHAN DI PUSKESMAS PEKKABATA
KABUPATEN/KOTA POLEWALIMANDAR
TAHUN 2016
MURID KELAS 1 SD DAN SETINGKAT
SD DAN SETINGKAT
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN)
JUMLAH MENDAPAT
NO KELURAHAN SEKOLAH L P L+P
PELAYANAN
JUMLAH KESEHATAN %
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % (PENJARINGAN)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 PEKKABATA SDN 060 56 61 117 53 94,64 48 78,68 101 86,32 117 101 86,32
SDN 066 58 53 111 51 87,93 53 100 104 93,69 111 104 93,69
SDN 028 50 35 85 41 82 29 82,85 70 82,35 85 70 82,35
SLB POLEWALI 7 3 10 4 57,14 3 100 7 70 10 7 70
SDN 17 41 23 64 33 80,48 19 82,60 52 81,25 64 52 81,25
SDN I8 25 19 44 22 88 17 89,47 39 88,63 44 39 88,63
SDN 050 4 16 20 3 75 15 93,75 18 90 20 18 90
MI DDI MDG 28 17 45 19 67,85 13 76,47 32 71,11 45 32 71,11
50 DDI POLEW 11 16 27 10 90,90 3 18,75 13 84,14 27 13 48,14
SDN 19 28 28 56 19 67,85 19 67,85 38 67,85 56 38 67,85
SDN 039 32 25 57 31 96,87 23 92 54 94,73 57 54 94,73
MI DDI MDT 14 11 25 10 71,42 8 72,72 18 72 25 18 72
SDN 009 TKTG 16 13 29 15 93,75 12 92,30 27 93,10 29 27 93,10
SDN 027 TKTG 16 11 27 15 93,75 11 100 26 96,29 27 26 96,29
MI DD ALLI 10 9 19 9 90, 7 77,77 16 84,21 19 16 84,21
SDN 023 21 23 44 18 85,71 20 86,95 38 86,36 44 38 86,36
SDN.033 33 27 60 28 84,84 20 74,07 48 80 60 48 80
MI DDI PULELE 11 18 29 7 63,63 13 72,22 20 68,96 29 20 68,96

JUMLAH (KAB/KOTA) 461 408 869 388 333 822 869

CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT

Sumber: PROGRAM UKS

90
TABEL 41
DEFINISI OPERASIONAL

Pelayanan kesehatan : Pemeriksaan kesehatan umum, kesehatan gigi dan mulut siswa SD dan setingkat melalui penjaringan
(penjaringan) siswa SD kesehatan terhadap murid kelas 1 SD dan Madrasah Ibtidaiyah yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan dan
setingkat bersama tenaga kesehatan terlatih (guru dan dokter kecil) di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

Tenaga Kesehatan : Tenaga medis, tenaga keperawatan atau petugas Puskesmas lainnya yang telah dilatih sebagai tenaga
pelaksana UKS/UKGS
Guru UKS/UKGS : Guru kelas atau guru yang ditunjuk sebagai pembina UKS/UKGS di sekolah dan telah dilatih tentang
UKS/UKGS
Dokter kecil : Kader kesehatan sekolah yang biasanya berasal dari murid kelas 4 dan 5 SD dan setingkat yang telah
mendapatkan pelatihan dokter kecil

FORMULA

Jumlah murid kelas 1 SD dan setingkat yang diperiksa kesehatannya melalui penjaringan kesehatan
Cakupan = oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
pemeriksaan x 100 %
kesehatan siswa SD Jumlah murid kelas 1 SD dan setingkat di satu wilayah kerja pada
dan setingkat kurun waktu yang sama

Jumlah SD dan setingkat yang muridnya (kelas 1) diperiksa kesehatannya melalui penjaringan
Cakupan kesehatan oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
penjaringan SD dan = x 100 %
setingkat Jumlah SD dan setingkat di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama

91
TABEL 42
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT KELURAHAN DI PUSKESMAS PERAWATAN PEKKABATA
KABUPATEN/KOTA POLEWALI MANDAR
TAHUN 2016
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
NO KELURAHAN PUSKESMAS PENCABUTAN GIGI RASIO TUMPATAN/
TUMPATAN GIGI TETAP
TETAP PENCABUTAN
1 2 3 4 5 6

1. PEKKABATA PEKKABATA 22 124 017

2 TAKATIDUNG 6 101 0.05

3. MANDING 10 58 0,17

4 MADATTE 14 104 0,13

5 DARMA 22 154 0,13

JUMLAH (KAB/ KOTA) 74 541 0,61


Sumber: PROGRAM GIGI DAN MULUT PUSKESMAS

92
TABEL 42

DEFINISI OPERASIONAL

Gigi tetap : Gigi yang tumbuh sebagai akibat menggantikan gigi susu yang telah tanggal
Tumpatan : Bentuk perawatan terhadap gigi berlubang berupa penambalan/aplikasi bahan tambal setelah jaringan gigi
yang rusak dibersihkan
Pencabutan : Pengangkatan gigi tetap dari jaringan mulut sebagai bentuk perawatan gigi berlubang yang sudah tidak
dapat ditumpat/ditambal

FORMULA

Rasio Tumpatan/ Jumlah gigi tetap yang ditambal/ditumpat pada suatu wilayah dan kurun waktu tertentu
Pencabutan Gigi Tetap =
Jumlah gigi tetap yang dicabut pada wilayah dan kurun waktu yang sama

93
TABEL 43
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN PER KELURAHAN DI PUSKESMAS PEKKABATA
KABUPATEN/KOTA POLEWALI MANDAR
TAHUN 2016
UPAYA KESEHATAN GIGI SEKOLAH

PERLU
JUMLAH JUMLAH JUMLAH MURID SD/MI MURID SD/MI DIPERIKSA MENDAPAT PERAWATAN
NO SEKOLAH KELURAHAN JUMLAH SD/MI DGN SD/MI PERAWATAN
% %
SD/MI SIKAT GIGI MENDAPAT
MASSAL YAN. GIGI
L P L+P L % P % L+P % L P L+P L % P % L+P %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

1 SDN.060 PEKKABATA 4 - 0 4 100 457 916 1373 82 17,94 109 11,89 191 13,91 37 34 71 58 63,79 62 54,83 120 59,16
SDN.066
SDN.028
SLB POLWALI
2 SDN.018 MANDING 1 - 0 1 100 164 150 314 71 43,29 63 42 134 42,67 26 36 62 31 83,87 41 87,80 72 86,11
3 SDN.050 MADATTE 6 - 0 6 100 516 559 1075 63 12,20 80 14,31 143 13,30 36 24 60 47 76,59 66,66 36 83 72,28
SDN.017
MI DDI MDNG
MI.DDI PLW
SDN 019
SDN.033
MI DDI MDT
4 SDN 009 TKTD TAKATIDUNG 3 - 0 3 100 267 249 516 90 33,70 85 34,13 157 30,42 39 30 69 39 100 49 61,22 88 77,40
SDN.027 TKTD
MI DDI ALLI@
5 SDN 023 DRM DARMA 4 - 0 4 100 436 399 835 79 18,11 90 22,55 169 20,23 35 30 63 53 66,03 51 58,82 104 62,5
SDN 033 DRM
MI DDI PLL
MI DDI
PULELE

JUMLAH (KAB/ KOTA)

Sumber: …………… (sebutkan)

94
TABEL 43

DEFINISI OPERASIONAL

Pemeriksaan Gigi : Pelayanan kesehatan gigi dan mulut dalam bentuk upaya promotif, preventif, dan kuratif sederhana seperti
dan Mulut pencabutan gigi sulung, pengobatan, dan penambalan sementara gigi sulung dan/atau gigi tetap, yang
dilakukan baik di sekolah maupun dirujuk ke puskesmas minimal 2 kali dalam setahun
UKGS : Usaha Kesehatan Gigi Sekolah

Murid SD Diperiksa : Murid SD yang diperiksa keadaan giginya


(UKGS)
Catatan: Karena pemeriksaan gigi dilaksanakan 2 kali setahun, maka jumlah murid SD yang diperiksa giginya diambil jumlah terkecil

FORMULA

Jumlah murid SD yang diperiksa (UKGS) di suatu wilayah dan kurun waktu tertentu
% Murid SD diperiksa = X100%
(UKGS) Jumlah seluruh murid SD di wilayah dan kurun waktu yang sama

Jumlah murid SD yang mendapat perawatan


% Murid SD dari hasil pemeriksaan UKGS
Mendapat Perawatan = X 100%
Jumlah murid SD yang memerlukan perawatan

96
TABEL 44
PERSENTASE TEMPAT-TEMPAT UMUM MEMENUHI SYARAT KESEHATAN MENURUT KELURAHAN DI PUSKESMAS PERAWATAN PEKKABATA
KABUPATEN/KOTA POLEWALI MANDAR
TAHUN 2016

TEMPAT-TEMPAT UMUM
YANG ADA MEMENUHI SYARAT KESEHATAN

SARANA PENDIDIKAN SARANA KESEHATAN HOTEL


SARANA TEMPAT-TEMPAT
SARANA PENDIDIKAN HOTEL
KESEHATAN RUMAH SAKIT UMUM
NO KELURAHAN PUSKESMAS SD SLTP SLTA PUSKESMAS BINTANG NON BINTANG
UMUM

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

1 PEKKABATA PEKKABATA 1 - 1 1 - - 2 5 1 - - - - - - 1

2 DARMA 7 2 3 - 2 - - 14 5 1 1 - - - - 7

3 MANDING 1 - - - - - - 1 - - - - - - - -

4 MADATTE 6 3 2 - - - - 11 6 3 - - - - - 9

5 TAKATIDUNG 3 1 2 - - - - 6 3 1 - - - - - 4

JUMLAH (KAB/KOTA)

Sumber: …………………….. (sebutkan)

96
TABEL 44

Tempat-tempat umum : Tempat atau sarana yang diselenggarakan pemerintah/swasta atau perorangan yang digunakan untuk
(TTU) kegiatan bagi masyarakat yang meliputi: sarana kesehatan (rumah sakit, puskesmas), sarana sekolah (SD/MI,
SLTP/MTs, SLTA/MA), dan hotel (bintang dan non bintang).
TTU sehat : TTU yang memenuhi standar berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku

FORMULA

Jumlah tempat- tempat umum sehat


Persentase tempat-
di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu
tempat umum sehat = x 100%
Jumlah seluruh TTU yang ada di wilayah dan pada kurun waktu yang sama

97
TABEL 45
TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN (TPM) MENURUT STATUS HIGIENE SANITASI DI PUSKESMAS PERAWATAN PEKKABATA
KABUPATEN/KOTA POLEWALI MANDAR
TAHUN 2016
TPM MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI TPM TIDAK MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI
JUMLAH RUMAH DEPOT AIR RUMAH DEPOT AIR
NO KELURAHAN PUSKESMAS MAKAN/ MINUM MAKANAN MAKAN/ MINUM MAKANAN
TPM JASA BOGA TOTAL % JASA BOGA TOTAL %
RESTORAN (DAM) JAJANAN RESTORAN (DAM) JAJANAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1. PEKKABATA PEKKABATA 22 - 12 4 - 16 - 5 1 - 6

2. DARMA 8 - 1 4 - 5 - 2 1 - 3

3. TAKATIDUNG 10 - 3 2 - 5 - 3 2 - 5

4. MADATTE 15 - 6 5 - 11 - 4 1 - 5

5. MANDING 2 - - - - - - 1 1 - 2

JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: …PROGRAM KESLING PUSKESMAS

98
TABEL 45

DEFINISI OPERASIONAL

Tempat Pengelolaan : Usaha pengelolaan makanan yang meliputi jasa boga atau katering, rumah makan dan restoran, depot air minum,
Makanan (TPM) kantin, dan makanan jajanan
Jumlah TPM : TPM yang terdaftar yang tercatat diwilayah kerja puskesmas atau kantor kesehatan pelabuhan dan didukung dengan aspek
legal hukum baik yang memenuhi persyaratan maupun yang tidak memenuhi persyaratan higiene sanitasi
Jasa boga/katering : usaha atau kegiatan pengelolaan makanan yang disajikan di luar tempat usaha atas dasar pesanan yang dilaksanakan oleh
badan hukum atau perorangan
Rumah makan : Setiap usaha komersial yang ruang lingkup kegiatannya menyediakan makanan dan minuman untuk umum di tempat
usahanya
Restoran : Salah satu jenis usaha jasa pangan yang bertempat di sebagian atau seluruh bangunannya yang permanen dilengkapi dengan
peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuatan, penyimpanan, penyajian dan penjualan makanan dan minuman bagi
masyarakat umum ditempat usahanya
Depot air minum : Usaha industri yang melakukan proses pengolahan air baku menjadi air minum dan menjual langsung kepada
konsumen
Kantin : Salah satu jenis usaha jasa makanan yang lokasinya berada di lingkungan institusi dan sebagaian besar konsumennya adalah
masyarakat di institusi tersebut, seperti kantin sekolah, kantin yang berada di kantor dll
Makanan jajanan : Usaha makanan dan minuman yang diolah oleh pengrajin makanan di tempat penjualan dan/atau disajikan sebagai makanan
siap santap untuk dijual bagi umum selain yang disajikan jasaboga, rumah makan/restoran, dan hotel
TPM memenuhi : TPM yang memenuhi persyaratan higiene sanitasi dengan bukti dikeluarkannya sertifikan laik higiene sanitasi
Syarat higiene sanitasi

FORMULA

Jumlah TPM memenuhi/tidak memenuhi syarat higiene sanitasi


Persentase TPM di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu
memenuhi/tidak
memenuhi syarat = x 100%
higiene sanitasi Jumlah seluruh TPM yang ada di wilayah dan pada kurun waktu yang sama

98
TABEL 46
TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN DIBINA DAN DIUJI PETIK DI PUSKESMAS PERAWATAN PEKKABATA
KABUPATEN/KOTA POLEWALI MANDAR
TAHUN 2016
JUMLAH TPM DIBINA JUMLAH TPM DIUJI PETIK

NO KELURAHAN PUSKESMAS

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 PEKKABATA PEKKABATA 6 - 17 5 - 22 0 0 - - - - -

2 DARMA 3 - 3 5 - 8 - - - - -

3 TAKATIDUNG 5 - 6 4 - 10 - - - - -

4 MADATTE 5 - 9 6 - 15 - - - - -

5 MANDING 2 - 1 1 - 2 - - - - -

JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: …………………….. (sebutkan)

99
TABEL 46

DEFINISI OPERASIONAL

TPM dibina : TPM yang tidak memenuhi persyaratan higiene sanitasi yang di bina di suatu daerah dalam kurun waktu
tertentu
TPM diuji petik : TPM yang memenuhi persyaratan higiene sanitasi yang diuji petik di suatu daerah dalam kurun waktu tertentu

FORMULA

Jumlah TPM yang tidak memenuhi syarat


Persentase TPM
di bina di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu
dibina = x 100%
Jumlah TPM yang tidak memenuhi syarat higiene sanitasi di wilayah dan pada kurun waktu yang sama

Persentase TPM Jumlah TPM di uji petik di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu
= x 100 %
diuji petik
Jumlah TPM yang memenuhi syarat higiene sanitasi di wilayah dan pada kurun waktu yang sama

101
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari data cakupan Program Kesehatan yang dicapai Puskesmas Pekkabata pada tahun 2014 dapat ditarik beberapa kesimpulan
antara lain :

1. Peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan sudah cukup baik namun perlu ditingkatkan, Seperti Peran serta dalam
menjaga keberhasilan diri dan lingkungan masing -masing, terbukti dengan masih ditemukannya Sampah bukan pada
pembuangan sampah yang telah disiapkan
2. Secara Umum, pengelola Tempat-tempat umum(TTU), Tempat Umum Peng0lahan makan (TUPM) masih sangat perlu
mendapatkan pembinaan dari petugas kesehatan.
3. Masih kurangnya peran serta dalam kemanfaatan fasilitas kesehatan seperti kemanfaatan Posyandu yang masih dibawah
Target. Pemantauan Status gizi melalui Posyandu yangilaksanakan setiap bulan tidak dapat digunakan sebagai indikator
Untuk menentukan status isi masyarakat.
4. Alam menjaga kebersihan gambaran penyakit kita ketahui bahwa asi banyak jenis penyakit yang berbasis lingkungan .
Oleh karena masih perlu peningkatan kerja dari petugas Puskesmas untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam
menjaga kebersihan dan masalah lingkungan

B. Saran
a. Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya pada suatu wilayah dibutuhkan peran serta masyarakat dan
dukungan dari berbgai pihak, utamanya aparat pemerintah, toko agama dan toko masyarakat. Oleh karena itu dukungan
dari berbagai pihak masih sangat diharapkan.
b. Perlunya kerja sama lintas program dan lintas sektorvuntuk lebih meningkatkan cakupan Khususnya KIA, Immunisasi,
Gizi dan KB serta Program lainnya yang belum mencapai target seperti yang diharapkan
c. Perlu peningkatan kegiatan luar gedung untuk lebih meningkatkan pelayanan pada Masyarakat
d. Perlunya penyuluhan untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat untuk berprilaku hidup bersih dan sehat

101

You might also like